Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS DIETETIK I

ANEMIA MIKROSITIK DAN GASTRITIS DISERTAI ULKUS LAMBUNG

Dosen pengampu :
Choirun Nissa, S.Gz, M.Gizi
Deny Yudi Fitranti, S.Gz, M.Si.
Ahmad Syauqy, S.Gz, MPH, PhD

Disusun oleh :

NAMA : Firda Safhira


NIM : 22030117140021

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS KEDOKTERAN
ILMU GIZI
2019
I. Latar Belakang
Ny N berusia 68 tahun, seorang ibu rumah tangga dengan pendidikan terakhir SD.
Kini Ny N tinggal bersama dengan anak, menantu, dan cucu perempuannya.
Ny N memiliki keluhan mual, lemas, bab berwarna hitam, bahkan transfusi rutin
dilakukan sejak 6 tahun lalu karena kadar Hb rendah. Ny N didiagnosis anemia
mikrositik dan gastritis disertai ulkus lambung. Semenjak masuk RS, Ny N telah
mendapat 2 kantong transfusi darah. Pasien memiliki panjang ulna 22 cm dan LILA
25,4 cm.
Sebelum memasuki rumah sakit, Ny N terbiasa mengonsumsi nasi, tahu, tempe,
ayam, telur, daging sapi, bandeng presto goreng telur, tumis sawi, labu siam, pisang,
apel, roti, teh manis, susu, dan air mineral. Ny N cenderung menyukai makanan yang
dimasak dengan metode goreng. Setelah memasuki rumah sakit, Ny N hanya
mengonsumsi susu isokal 3 gelas sehari dengan takaran 2 sendok setiap kali
penyajian.
Ny N memiliki riwayat penyakit maag karena sering melewatkan waktu. Sehari-
hari lebih banyak beristirahat karena mudah lelah (bedrest). Tekanan darah 110/70
mmHg,RR 20x/menit, nadi 72x/menit, suhu 36,4°C.
Hasil lab menunjukkan eritrosit 3,16 Juta/ul, Hb 7,5 g/dl, hematokrit 23,5%, MCV
74,4 fl, MCH 23,7 pg, trombosit 629 ribu/ul, GDS 120 mg/dl. Ny. K mendapatkan
terapi medis NaCl 20 tpm, omeprazole 40 mg dan asam tranexamat 50 mg injeksi.
Ny N belum pernah mendapat konseling gizi sebelumnya.
II. Skiring (Data Umum)
A. Pemilihan metode skrining
Pada Ny N digunakan metode skrining MNA dikarenakan pasien adalah
seorang lansia. MNA merupakan alat spesifik yang didesain untuk
mengidentifikasi risiko malnutrisi pada lanjut usia sedini mungkin.[1]
B. Pengisian kuosioner
Skrining Sko
r
A Apakah asupan makanan berkurang selama 3 bulan terakhir karena kehilangan nafsu 1
makan, gangguan pencernaan, kesulitan mengunyah atau menelan?
0 = asupan makanan sangat berkurang
1 = asupan makanan agak berkurang
2 = asupan makanan tidak berkurang
B Penurunan berat badan selama 3 bulan terakhir 1
0 = Penurunan berat badan lebih dari 3 Kg
1 = tidak tahu
2 = penurunan berat badan antara 1hingga 3 Kg
3 = tidak ada penurunan berat badan
C Mobilitas 0
0 = terbatas di tempat tidur atau kursi
1 = mampu bangun dari tempat tidur/kursi tetapi tidak bepergian ke luar rumah
2 = dapat bepergian ke luar rumah
D Menderita tekanan psikologis atau penyakit yang berat dalam 3 bulan terakhir 2
0 = ya 2 = tidak
E Gangguan neuropsikologis 2
0 = depresi berat atau kepikunan berat
1 = kepikunan ringan
2 = tidak ada gangguan psikologis
F1 Indeks Massa Tubuh (IMT) (berat dalam kg)/(tinggi dalam m)2 0
0 = IMT kurang dari 19 (IMT < 19)
1 = IMT 19 hingga kurang dari 21(IMT : 19 hingga <21)
2= IMT 21 hingga kurang dari 23 (IMT : 21 hingga <23)
3 = IMT 23 atau lebih (IMT ≥ 23)
C. Membuat kesimpulan kuosioner
Berdasarkan hasil pengisian kuosioner MNA tersebut, didapatkan total skor 7
yang menunjukkan bahwa Ny N malnutrisi.
III. Asesmen (Pengkajian) Gizi
1. Pengkajian data riwayat pasien (CH)
Domain Data Interpretasi Data
Personal History
CH 1.1.1 Age 68 th
CH 1.1.2 Gender Perempuan
CH 1.1.6 Education SD
CH 1.1.7 Role in family Ibu rumah tangga
CH 1.1.10 Mobility Bedrest Banyak istirahat karena
cepat lelah
Patient/Client/Family
Medical Health History
CH 2.1.5 Gastrointestinal Mual, maag, gastritis, dan ulkus
lambung
CH 2.1.7 Hematology Anemia mikrositik
CH 2.1.14 Other Lemas, bab berwarna hitam
CH 2.2.1 Medical treatment NaCl 20 tpm, omeprazole 40 mg,
asam tranexamat 50 mg injeksi

CH 3.1.2 Living situation Hidup bersama anak, menantu,


dan cucu perempuan

CH 3.1.6 Occupation Ibu rumah tangga

2. Pengkajian riwayat terkait gizi/makanan (FH)


a. Sebelum masuk rumah sakit
Domain Data Interpretasi Data
Food and Nutrient Intake
FH 1.1.1 Energy intake 1229,5 kkal 75% (kurang)
Food and Beverage Intake
FH 1.2.2.2 Type of food Cukup bervariasi
Macronutrient Intake
FH 1.5.1 Fat intake 71,8 gram 159,4% (lebih)
FH 1.5.2 Protein intake 39,5 gram 64,9% (kurang)
FH 1.5.3 Carbohydrate intake 117,2 gram 48,2% (sangat kurang)
Micronutrient Intake
FH 1.6.1.1 Vitamin A 2823,2 µg 564,6% (lebih)
FH 1.6.1.2 Vitamin C 28,2 mg 37,6% (sangat kurang)
FH 1.6.1.3 Vitamin D 1,5 µg 7,5%(sangat kurang)
FH 1.6.1.8 Niacine 5 mg 55,5% (kurang)
FH 1.6.1.9 Folate 143,5 µg 35,9% (sangat kurang)
FH 1.6.1.10 Vitamin B6 1 mg 66,7% (kurang)
FH 1.6.1.11 Vitamin B12 0,8 µg 33,3% (sangat kurang)
FH 1.6.1.12 Pantoth acid 1,7 mg 34% (sangat kurang)
FH 1.6.2.1 Calcium 280,1 mg 28,01% (sangat kurang)
FH 1.6.2.3 Iron 10,8 mg 90% (cukup)
FH 1.6.2.4 Magnesium 255,5 mg 80% (cukup)
FH 1.6.2.7 Sodium 523,5 mg 43,6% (sangat kurang)
FH 1.6.2.8 Zinc 3,8 mg 38% (sangat kurang)
Food and Nutrient
Administration
FH 2.1.3.1 Location Rumah
Knowledge/Beliefs/Attitudes
FH 4.1.1 Area(s) and level of Belum pernah
knowledge mendapat konseling
gizi
Kesimpulan: Ny Y mengalami kelebihan lemak dan kekurangan energi,
karbohidrat, protein, serta beberapa vitamin dan mineral. Selain itu, Ny Y
juga memiliki pengetahuan yang rendah tentang asupan gizi.
b. Setelah masuk rumah sakit
Domain Data Interpretasi Data
Food and Nutrient Intake
FH 1.1.1 Energy intake 375 kkal 23,1% (samgat kurang)

Food and Beverage Intake


FH 1.2.2.1 Amount of food Susu isocal 3 gelas
sehari, takaran 2 sendok
FH 1.2.2.2 Type of food Susu isocal
FH 1.2.2.3 Meal/snack pattern Mengonsumsi susu 3 kali
sehari
Macronutrient Intake
FH 1.5.1 Fat intake 13,5 gram 30% (sangat kurang)
FH 1.5.2 Protein intake 13,5 gram 22,2% (sangat kurang)
FH 1.5.3 Carbohydrate intake 51 gram 21% (sangat kurang)

Food and Nutrient


Administration
FH 2.1.3 Eating environment Rumah sakit
Kesimpulan: Asupan Ny N belum memenuhi kebutuhan
3. Pengkajian antropometri (AD)
Domain Data Interpretasi Data
AD 1.1.1 Height/length 149 cm
AD 1.1.2 Weight 54 kg
AD 1.1.6 Growth pattern indices/percentile ranks 82% Kurang
Kesimpulan: Ny N memiliki indeks massa badan yang kurang.
4. Pengkajian data biokimia (BD)
Domain Data Interpretasi Data
Glucose/Endocrine Profile
BD 1.5.2 Glucose, casual 120 mg/dL Normal

Nutritional Anemia Profile


BD 1.10.1 Hemoglobin 7,5 g/dL Rendah
BD 1.10.2 Hematocrit 23,5% Rendah
BD 1.10.3 MCV 74,4 fl Rendah
Kesimpulan: Ny N memiliki hemoglobin, hematocrit, dan MCV yang rendah
5. Pengkajian data klinis/fisik (PD)
Domain Data Interpretasi Data
PD 1.1.5 Digestive system Mual, BAB berwarna hitam Melena
PD 1.1.9 Vital signs Tekanan darah 110/70 mmHg Normal
RR 20x/menit Normal
Nadi 72x/menit Normal
Suhu 36,4oC Normal
Kesimpulan: Ny N memiliki tanda vital yang normal dan mengalami mual serta
BAB berwarna hitam
6. Comparative standar
SMRS dan MRS
Energi 1621,08 kkal
Protein 60,8 gram
Lemak 45,03 gram
Karbohidrat 243,16 gram
Cairan 1320
IV. Diagnosis Gizi
1. Inadequate energy intake (P) berkaitan dengan jumlah makanan yang sedikit (E)
ditandai dengan estimasi asupan energi yang kurang dari estimasi kebutuhan,
yaitu 23,1% (S/S)
2. Inadequate oral intake (P) berkaitan dengan jumlah makanan yang sedikit (E)
ditandai dengan estimasi asupan yang tidak mencukupi kebutuhan seharusnya
(S/S)
3. Malnutrition (P) berkaitan dengan kenaikan kebutuhan asupan selama sakit dan
pengetahuan tentang nutrisi yang kurang (E) ditandai dengan perhitungan
percentile – LILA 82% (S/S)
4. Food – and Nutrition – Related Knowledge Deficit (P) berkaitan dengan
perilaku makan yang tidak mendukung dan kekurangan pengetahuan mengenai
nutrisi (E) ditandai dengan tidak ada pengetahuan sebelumnya mengenai
kebutuhan nutrisi (S/S)

V. Intervensi Gizi
A. Tujuan Intervensi Gizi
1. Mencukupi kebutuhan gizi dengan menyesuaikan kondisi sakit Ny N.
2. Membantu pemulihan Ny N pasca melena dengan memberikan asupan zat
besi, vitamin C, vitamin B12, dan folat.
3. Memberikan edukasi mengenai penyakit yang tengah diderita oleh Ny N.
4. Memberikan edukasi mengenai asupan gizi yang perlu dipenuhi Ny N baik
selama di rumah sakit maupun setelah keluar dari rumah sakit.
B. Perencanaan (Planning)
1. Pemberian Diet
a. Preskripsi diet
1) Rekomendasi asupan sesuai kebutuhan, yaitu energi 1621,08 kkal;
lemak 45,03 gram; 60,8 gram; dan karbohidrat 243,16 gram.
2) Rekomendasi asupan kaya akan zat besi, vitamin C, vitamin B12,
dan folate untuk membantu pemulihan pasca melena yang dialami
oleh pasien.
3) Rekomendasi asupan rendak lemak.
b. Syarat diet
 Jenis diet : diet lambung 1
 Bentuk makanan : saring
 Jadwal makan : makanan utama 3 kali dan selingan 3 kali
 Rute : oral
 Kebutuhan gizi di rumah sakit

2. Pemberian Konseling Gizi

Pelaksanaan Konseling Gizi


Tempat Rumah Sakit
Topik Penatalaksanaan diet lambung 1
Tujuan Agar Ny N mengerti gambaran umum mengenai penyakit yang tengah
diderita yaitu gastritis dan ulkus lambung serta anemia mikrositik.
Selain itu juga untuk mengedukasi Ny N mengenai asupan makan yang
sebaiknya beliau konsumsi
Sasaran Ny N
Waktu ± 30 menit
Materi -
Metode Ceramah, diskusi dan tanya jawab
Media Alat peraga berupa leaflet
3. Koordinasi dengan Profesi Kesehatan Lain
Profesi
Pertemuan ke- Hasil Yang Didiskusikan Solusi Kesehata
n
Mendapatkan informasi Menemukan diagnosis dan Dokter
1
terkait diagnosa medis intervensi gizi secara tepat
Pemantauan dan Pengecekan dan catatan Perawat
2 perkembangan kondisi medis
fisik dan klinis pasienn
Menyajikan makanan Menyajikan makanan Pramusaji
3 sesuai dengan preskripsi
diet pada jam yang sesuai

C. Implementasi
1. Jenis Diet
Jenis diet yang diberikan adalah diet lambung 1. Makanan diberikan
sebanyak 6 kali yaitu 3 makanan utama dan 3 selingan. Metode penggorengan
tidak dianjurkan dalam pemasakan makanan di diet ini. Selain itu sayuran
mentah, buah asam, dan sayuran/buah yang mengandung gas juga perlu
dihindari. Makanan yang mengandung zat besi, vitamin C, vitamin B12, dan
folate lebih dianjurkan untuk membantu pemulihan pasca melena.
2. Bentuk Makanan
Bentuk makanan saring.
3. Menu
Waktu Menu Bahan Makanan Berat (gram)
Pagi Bubur saring hati ayam bayam Bubur saring 200
Hati ayam 30
Bayam 50
Sari jeruk Jeruk 100
Gula pasir 10
Selingan Biskuit Biskuit 20
Siang Bubur saring Bubur saring 200
Ikan tahu bumbu tomat Ikan 35
Tahu 110
Margarine 5
Sari jeruk Jeruk 100
Gula pasir 10
Selingan Puding maizena Maizena 50
Gula pasir 10
Malam Bubur saring Bubur saring 200
Rolade ikan kakap Ikan kakap 35
Margarine 5
Sari tomat Tomat 100
Gula pasir 10
Selingan Biskuit Biskuit 20

VI. Perencanaan Monitoring – Evaluasi Gizi


A. Antropometri (AD)
Pelaksanaa
Indikator Evaluasi Target Pencapaian
n
Membertahanka penimbanga Penimbanga Berat badan pasien tidak
n berat badan n badan n badan mengalami penurunan
pasien dilakukan maupun kenaikan yang
seminggu terlalu drastis
sekali

B. Biokimia (BD)
Pelaksanaa
Indikator Evaluasi Target Pencapaian
n
Memperbaiki Cek darah Pengambilan Hemoglobin, hematocrit, dan
profile anemia sampel darah MCV berstatus normal
untuk cek
lab
Menghentikan Cek tinja Observasi Tinja sudah tidak berwarna hitam
tinja yang tinja yang
berwarna dikeluarkan
hitam menjadi pasien
normal
C. Asupan makanan (FH)
Pelaksanaa
Indikator Evaluasi Target Pencapaian
n
Mencukupi Perhitunga Setiap hari Asupan zat gizi terpenuhi
asupan n jumlah (>80%)
makanan zat gizi
harian yang
dikonsumsi

VII. Pembahasan Kasus


Gastritis adalah proses inflamasi yang disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi
pada mukosa dan submukosa lambung. Gastritis biasanya diawali dengan pola
makan yang tidak baik dan tidak teratur sehingga lambung menjadi sensitif di saat
asam lambung meningkat. Peningkatan asam lambung diluar batas normal akan
menyebabkan terjadinya iritasi dan kerusakan pada lapisan mukosa dan submukosa
lambung dan jika peningkatan asam lambung ini dibiarkan saja maka kerusakan
lapisan lambung atau penyakit gastritis akan semakin parah.[2]
Ny N mengatakan bahwa sebelum memasuki rumah sakit, beliau telah memiliki
riwayat maag akibat sering melewatkan waktu makan. Maag atau dispepsia
merupakan istilah yang umum dipakai untuk suatu sindroma atau kumpulan
gejala/keluhan berupa nyeri atau rasa tidak nyaman pada ulu hati, mual, kembung,
muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, dan perut merasa penuh/begah. Keluhan
tersebut dapat secara bergantian dirasakan pasien atau bervariasi baik dari segi jenis
keluhan atau pun kualitasnya.[3] Berdasarkan pernyataan tersebut, dalam disimpulkan
bahwa maag yang Ny N alami merupakan gejala dari adanya gastritis pada pasien.
Ulkus peptikum adalah keadaan terputusnya kontinuitas mukosa yang meluas di
bawah epitel atau kerusakan pada jaringan mukosa, submukosa hingga lapisan otot
dari suatu daerah saluran cerna yang langsung berhubungan dengan cairan lambung
asam/pepsin.[4] Ulkus peptikum yang dialami oleh Ny N merupakan tahap lanjutan
dari gastritis yang telah pasien alami.
Melena adalah buang air besar yang berwarna hitam seperti ter atau aspal. [5]
Melena ini disebabkan oleh ulkus peptikum yang Ny N derita. Hal ini berkaitan
dengan anemia mikrositik yang Ny N alami.
Setelah beberapa hari menjalani rawat inap, kini pasien perlu dibantu dalam
pemulihan pasca melena yang telah dialami. Pemberian makanan berbentuk saring
akan mempermudah pencernaan Ny N. Kandungan seperti zat besi, vitamin C,
vitamin B12, dan folat juga perlu diperhatikan untuk membantu anemia pasien.

VIII. Penutup/Kesimpulan
Pendarahan yang dialami oleh Ny N merupakan akibat dari ulkus peptikum yang
beliau derita. Pasca melena, pasien perlu dibantu dalam masa pemulihan dengan
memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan dan kaya akan zat besi, vitamin C,
vitamin B12, dan folat.
IX. Lampiran
Perhitungan Antropometri
a. Berat badan
BB = 2,863 LILA (cm) – 4,019 jenis kelamin - 14,533
= 2,863 (25,4) – 4,019 (1) – 14,533
= 72,7202 – 4,019 – 14,533
= 54,1682 kg
= 54 kg
b. Tinggi badan
TB = 2,525 panjang ulna (cm) – 5,828 jenis kelamin + 99,384
= 2,525 (22) – 5,828 (1) + 99,384
= 55,55 – 5,828 + 99,384
= 149,106 cm
= 149 cm
c. Percentil-LILA
LILA aktual
% deviasi dari standar = x 100 %
nilai standar
25,4
= x 100 %
31
= 82% (kurang)
d. Berat Badan Ideal
BBI = (𝑇𝐵 −100) + 10%(𝑇𝐵 −100)
= 49 + 4,9
= 44,1 kg
= 44 kg

Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi


a. Perhitungan kebutuhan SMRS dan MRS
BMR = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)
= 655 + (9,6 x 44) + (1,8 x 149) – (4,7 x 68)
= 655 + 422,4 + 268,2 – 319,6
= 1026 kkal
TEE = BMR x Faktor Aktivitas x Faktor Stress – 10% TEE
= 1026 x 1,2 x 1,4 – (10% x 1026)
= 1723,68 – 102,6
= 1621,08 kkal
1621,08
Lemak = x 25 %
9
= 45,03 gram
1621,08
Protein = x 15 %
4
= 60,8 gram
1621,08
Karbohidrat = x 60 %
4
= 243,16 gram
Cairan = 30 ml x 44 kg
= 1320 ml
Hasil Recall
a. Asupan MRS
2 sendok makan setara dengan Asupan 3x sehari
Energi 125 kkal 375 kkal
Lemak 4,5 gram 13,5 gram
Protein 4,5 gram 13,5 gram
Karbohidrat 17 gram 51 gram
b. Asupan SMRS
Porsi per kali
Frekuensi konsumsi Rata-rata
Teknik makan Berat
Nama Bahan Rata-rata asupan
pengolaha Minggu Bulan mentah
masakan makanan Har Berat frekuensi/hari (f) gram/hari
n x/h x/h URT (g)(n)
i x/mgg x/bln matang (g) (n x f)
r r
Nasi putih Tamak Beras putih 2 1 ctg 50 20 2 40
1 ptg
Tahu 2 40 72 2 144
sdg
Tahu Goreng
Minyak
2 2 sdt 10 10 2 20
kelapa sawit
1 ptg
Tempe 1 25 25 1 25
sdg
Tempe Goreng
Minyak
1 2 sdt 10 10 1 10
kelapa sawit
1 ptg
Ayam 3 40 64 0.4 25.6
sdg
Daging ayam Goreng
Minyak
3 2 sdt 10 10 0.4 4
kelapa sawit
Telur 3 1 btr 55 49.5 0.4 19.8
Telur Goreng Minyak
3 2 sdt 10 10 0.4 4
kelapa sawit
1 ptg
Daging sapi 1 35 66.5 0.03 1.995
sdg
Daging sapi Goreng
Minyak
1 2 sdt 10 10 0.03 0.3
kelapa sawit
Bandeng 1 ptg
2 40 60 0.2 12
Bandeng presto sdg
presto goreng Goreng Minyak
2 2 sdt 10 10 0.2 2
telur kelapa sawit
Telur 2 1 btr 55 49.5 0.2 9.9
1 sd
Sawi 2 30 30 2 60
syr
Tumis sawi Goreng
Minyak
2 1 sdt 5 5 2 10
kelapa sawit
1 sd
Labu siam Rebus Labu siam 1 30 33 1 33
syr
Pisang - Pisang 2 1 bh 50 50 2 100
Porsi per kali Rata-rata
Teknik Frekuensi konsumsi Berat
Nama Bahan makan Rata-rata asupan
pengolaha mentah
Apel
masakan - Apel
makanan 3 1bh 85 85 frekuensi/hari
0.4 (f) gram/hari
34
n (g)(n)
Roti - Roti 1 2 lbr 70 70 1 (n70x f)
Susu - Susu 1 1 gls 200 200 0.03 6
Teh 3 1 bh 2 2 3 6
Teh manis - Gula 3 1 sdt 10 10 3 30
Air 3 1 gls 100 100 3 300
Air mineral - Air 6 1 gls 240 240 6 1440
============================================= gastritis
Result Gastritis adalah proses inflamasi yang
============================================= disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi pada
Nutrient analysed
value value/day mukosa dan submukosa lambung. Gastritis
___________________________________________________ dapat mengalami kekambuhan yang
energy 1229.5 kcal
PUFA 8.1 g dipengaruhi oleh pola makan dan stres.
cholesterol 157.0 mg Gastritis biasanya diawali dengan pola makan
protein 39.5 g
fat 71.8 g
yang tidak baik dan tidak teratur sehingga
Vit. D 1.5 µg lambung menjadi sensitif di saat asam lambung
carbohydr. 117.2 g meningkat.
dietary fiber 9.1 g
calcium 280.1 mg
magnesium 255.5 mg
sodium
zinc
523.5 mg
3.8 mg ulkus lambung
iron 10.8 mg Ulkus peptikum dapat disebabkan oleh sekresi
Vit. B1 0.4 mg
Vit. B2 0.6 mg asam lambung dan pepsin yang berlebihan oleh
niacine 5.0 mg mukosa lambung, atau berkurangnya
Vit. B6 1.0 mg
pantoth. acid 1.7 mg kemampuan sawar mukosa gastroduodenalis
tot. fol.acid 143.5 µg untuk berlindung dari sifat pencernaan dari
Vit. B12 0.8 µg
Vit. C 28.2 mg kompleks asam-pepsin.
Vit. A 2823.2 µg
rekomendasi menu
Waktu Menu Bahan Makanan Berat (gram)
Pagi Bubur saring hati ayam bayam Bubur saring 200
Hati ayam 30
Bayam 50
Sari jeruk Jeruk 100
Gula pasir 10
Selingan Biskuit Biskuit 20
Siang Bubur saring Bubur saring 200
Ikan tahu bumbu tomat Ikan 35
Tahu 110
Margarine 5
Sari jeruk Jeruk 100
Gula pasir 10
Selingan Puding maizena Maizena 50
Gula pasir 10
Malam Bubur saring Bubur saring 200
Rolade ikan kakap Ikan kakap 35
Margarine 5
Sari tomat Tomat 100
Gula pasir 10
Selingan Biskuit Biskuit 20
Daftar Pustaka
1. Prasetyo WH, I Dewa Putu Pramantara, dan R Dwi Budiningsari. Hasil Skrining
Berdasarkan Metode MNA (Mini Nutritional Assestment) Tidak Berpengaruh Terhadap
Lama Rawat Inap dan Status Pulang Pasien Lanjut Usia di RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta. Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia Vol. 2, No. 2: 75-84. 2014
2. Tussakinah W, Masrul, dan Ida RB. Hubungan Pola Makan dan Tingkat Stres terhadap
Kekambuhan Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas Tarok Kota Payakumbuh Tahun
2017. Jurnal Kesehatan Andalas. Padang: Universitas Andalas. 2018
3. Andre Y, Rizanda Machmud, dan Arina WM. Hubungan Pola Makan dengan Kejadian
Depresi pada Penderita Dispepsia Fungsional. Jurnal Kesehatan Andalas. Padang:
Universitas Andalas. 2013
4. Diandra MAF. Prevalensi dan Karakteristik Sosiodemografi Ulkus Peptikum di RSUP H.
Adam Malik Medan Tahun 2012. Medan: Universitas Sumatera Utara. 2013
5. Djumhana HA. Pendarahan Akut Saluran Cerna Bagian Atas. Bandung: Universitas
Padjadjaran. 2011

Anda mungkin juga menyukai