Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus
fungsionalkarboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2 ). Dalam biokimia
seringkali pengertiannyadipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C)
yang sama (disebut atom C "alfa" atau ). Gugus karboksil memberikan sifat
asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino
bersifat amfoterik : cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa
pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi
zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak
dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu
sebagaipenyusun protein.
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat
empat gugus:gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H),
dan satu gugus sisa (R, dari residue ) atau disebut juga gugus atau rantai samping
yang membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya.
Atom C pusat tersebut dinamai atom C ("C-alfa") sesuai dengan
penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung
dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom C ini,
senyawa tersebut merupakan asam -amino.
Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai
samping tersebut menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam
amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika
nonpolar.
Manfaat Asam Amino yaitu :
a. Pembentukan hormon, enzim dan antibodi
b. Pertumbuhan, perbaikan dan regenerasi sel
c. Mempertahankan keseimbangan asam-basa tubuh

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu asam amino?
2. Bagaimana struktur dari asam amino?
3. Bagaimana klasifikasi dan fungsi asam amino?
4. Apa saja sifat dari asam amino?
5. Bagaimana kegunaan asam amino dalam bidang farmasi?
C. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, antara lain:
1. Untuk mengetahui pengertian asam amino
2. Untuk mengetahui struktur asam amino
3. Untuk mengetahui klasifikasi dan fungsi asam amino
4. Untuk mengetahui sifat asam amino
5. Untuk mengetahui kegunaan asam amino dalam bidang farmasi
Adapun manfaat dari pembutan makalah ini, antara lain:
1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan pembaca.
2. Bisa dijadikan bahan untuk belajar.
3. Dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait pemahaman mengenai
asam amino.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Fungsi Asam Amino
Asam amino merupakan asam organik yang memiliki gugus amina, hal ini
dapat terlihat jelas dari namanya, asam (berarti memiliki gugus COOH) dan
amino (berarti memiliki gugus amina, NH2). Asam amino merupakan senyawa
monomer atau penyusun dari protein. Kumpulan asam amino di sebut sebagai
protein.
Fungsi asam amino secara umum, yaitu sebagai berikut:
a. Menjaga kesiagaan mental dan penyerapan informasi oleh otak

b.

Memperlambat penuaan sel.

c.

Menekan pusat lapar di hipotalamus.

d.

Membantu produksi melanin.

e.

Berperan penting dalam menunjang fungsi kelenjar adrenal, tiroid dan


pituitary.

f.

Berperan penting dalam pengobatan depresi, alergi dan sakit kepala.

g.

Mencegah hypothyroidism

h.

Dapat berfungsi sebagai obat stimulan dan penenang yang efektif dan
tanpa efek samping.

B. Struktur Asam Amino


Satu atom C sentral yang mengikat
secara kovalent:
1. Gugus amino,
2. Gugus karboksil,
3. Satu atom H dan
4. Rantai samping (gugus
R)

Perbedaan asam amino satu sama lain terletak pada rantai sampingnya. Rantai
samping yang dilambangkan dengan R dapat berupa alkil, cincin benzena,
alkohol, dan turunannya. Gugus R (rantai samping) yang berbeda-beda pada
setiap jenis asam amino menentukan struktur, ukuran, muatan elektrik, dan sifat
kelarutan di dalam air.
Asam amino memiliki dua buah isomer, yakni isomer L dan isomer D, hal ini
disebabkan karena asam amino memiliki atom C. Dalam senyawa protein, sangat
jarang sekali ditemukan adanya asam amino dengan konfigurasi D, kebanyakan
adalah L. Asam amino dalam protein disebut juga asam alfa amino, karena gugus

amino terikat pada atom C alfa (yaitu atom karbon yang terikat langsung pada
gugus karboksil).
C. Klasifikasi Asam Amino
1. Berdasarkan kemampuan tubuh dalam sintesisnya
Terdapat 2 macam asam amino:
a. Asam Amino Essensial
Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat disintesis didalam
tubuh, tetapi diperoleh dari luar misalnya melalui makanan (lisin, leusin,
isoleusin, treonin, metionin, valin, fenilalanin, histidin, dan triptofan). Asam
amino esensial ini diperlukan untuk pertumbuhan tubuh. Jika kekurangan
kelompok asam amino ini akan menderita busung lapar (kwashiorkor).
Berbeda dengan lemak atau karbohidrat yang bisa disimpan, tubuh kita tidak
dapat menyimpan asam amino. Itu sebabnya asupan asam amino yang cukup
dari makanan selalu diperlukan setiap hari.
Jenis-jenis asam amino essensial :
Lycine (Lys, K)
- Kekurangan lycine akan mempengaruhi pembuatan
protein pada otot dan jaringan penghubugn lainnya
- Bersama dengan Vitamin C membentuk L-Carnitine
- Membantu dalam pembentukan kolagen maupun
jaringan penghubung tubuh lainnya (cartilage dan
persendian)

Leucine (Leu, L), (BCAA = Branched-Chain Amino Acids = Asam amino


dengan rantai

bercabang)

- Membantu mencegah penyusutan otot


- Membantu pemulihan pada kulit dan tulang

Isoleucine (Ile, I), (BCAA = Branched-Chain Amino Acids = Asam amino


dengan rantai bercabang)
- Membantu mencegah penyusutan otot
- Membantu dalam pembentukan sel darah merah

Threonine (Thr, T)
- Salah satu asam amino yang membantu detoksifikasi
- Membantu pencegahan penumpukan lemak pada
organ hati
- Komponen penting dari kolagen
- Biasanya kekurangannya diderita oleh vegetarian

Methionine (Met, M)
- Prekusor dari cysteine dan creatine
- Menurunkan kadar kolestrol darah
- Membantu membuang zat racun pada organ hati dan
membantuk regenerasi jaringan baru pada hati dan

ginjal

Valine (Val,V), (BCAA = Branched-Chain Amino Acids = Asam amino dengan


rantai bercabang).
- Tidak diproses di organ hati, dan lebih langsung
diserap oleh otot
- Membantu dalam mengirimkan asam amino lain
(tryptophan, phenylalanine, tyrosine) ke otak
Phenylalanine (Phe, F)
- Prekursor untuk tyrosine
- Meningkatkan daya ingat, mood, fokus mental
- Digunakan dalam terapi depresi
- Membantuk menekan nafsu makan

Tryptophan (Trp, W)
- Pemicu serotonin (hormon yang memiliki efek
relaksasi)
- Merangsang pelepasan hormon pertumbuhan

b. Asam Amino Non Essensial

Asam amino non esensial adalah asam amino yang dapat disintesis
didalam tubuh melalui perombakan senyawa lain sehingga memiliki prioritas
konsumsi yang lebih rendah dibandingkan dengan asam amino esensial.
Jenis-jenis asam amino non-essensial :
Aspartic Acid (Asp, D)
- Membantu mengubah karbohidrat menjadi energy
- Membangun daya tahan tubuh melalui immunoglobulin dan antibodi
- Meredakan tingkat ammonia dalam darah setelah latihan

Glyicine (Gly, G)
- Membantu tubuh membentuk asam amino lain
- Merupakan bagian dari sel darah merah dan cytochrome
(enzim yang terlibat dalam produksi energi)
- Memproduksi glucagon yang mengaktifkan glikogen
- Berpotensi menghambat keinginan akan gula

Alanine (Ala, A)
- Membantu tubuh mengembangkan daya tahan
- Merupakan salah satu kunci dari siklus glukosa alanine
yang

memungkinkan

otot

dan

jaringan

mendapatkan energi dari asam amino


Serine (Ser, S)

lain

untuk

- Diperlukan untuk memproduksi energi pada tingkat sel


- Membantuk dalam fungsi otak (daya ingat) dan syaraf

c. Asam Amino Essensial Bersyarat


Asam amino esensial bersyarat adalah kelompok asam amino non-esensial,
namun pada saat tertentu, seperti setelah latihan beban yang keras, produksi
dalam tubuh tidak secepat dan tidak sebanyak yang diperlukan sehingga harus
didapat dari makanan maupun suplemen protein.
Jenis-jenis asam amino essensial bersyarat :
Arginine (Arg, R), (asam amino essensial untuk anak-anak)
-

Diyakini

merangsang

produksi

hormon

pertumbuhan
- Diyakini sebagai pemicu Nitric Oxide (suatu
senyawa yang melegakan pembuluh darah untuk
aliran darah dan pengantaran nutrisi yang lebih
baik) dan GABA
- Bersama glycine dan methionine membentuk
creatine
Histidine (His, H), (asam amino essensial pada beberapa individu)
- Salah satu zat yang menyerah ultraviolet dalam
tubuh
- Diperlukan untuk pembentukan sel darah merah
dan sel darah putih

- Banyak digunakan untuk terapi rematik dan alergi

Cystine (Cys, C)
- Mengurangi efek kerusakan dari alkohol dan
asap rokok
- Merangsang aktivitas sel darah putih dalam
peranannya meningkatkan daya tahan tubuh
- Bersama L-Aspartic Acid dan L-Citruline
menetralkan radikal bebas
- Salah satu komponen yang membentuk otot
jantung dan jaringan penyambung (persendian,
ligamen, dan lain-lain)
- Siap diubah menjadi energi
- Salah satu elemen besar dari kolagen

Glutamic Acid (Glu, E), (Asam Glutamic)


- Pemicu dasar untuk glutamine, proline, ornithine,
arginine, glutathine, dan GABA
- Diperlukan untuk kinerja otak dan metabolisme
asam amino lain
Tyrosine (Tyr, Y)
-

Pemicu

hormon

dopamine,

epinephrine,

norepinephrine, melanin (pigmen kulit), hormon


thyroid

- Meningkatkan mood dan fokus mental


Glutamine (Gln, Q)
- Asam amino yang paling banyak ditemukan
dalam otot manusia
- Dosis 2 gram cukup untuk memicu produksi
hormon pertumbuhan
- Membantu dalam membentuk daya tahan tubuh
- Sumber energi penting pada organ tubuh pada
saat kekurangan kalori
- Salah satu nutrisi untuk otak dan kesehatan
pencernaan
- Mengingkatkan volume sel otot
Taurine
- Membantu dalam penyerapan dan pelepasan
lemak
- Membantu dalam meningkatkan volume sel otot

Ornithine
- Dalam dosis besar bisa membantu produksi hormon
pertumbuhan
- Membantu dalam penyembuhan dari penyakit
- Membantu daya tahan tubuh dan fungsi organ hati

10

2. Berdasarkan sifat kimia rantai samping


a. Asam Amino Non Polar
Memiliki gugus R alifatik
Contoh: glisin, alanin, valin, leusin, isoleusin dan prolin
Bersifat hidrofobik. Semakin hidrofobik suatu a.a spt Ile (I) biasa

terdapat di bagian dlm protein.


Prolin berbeda dgn a.a siklis. Tapi mempunyai byk kesamaan sifat dgn

kelompok alifatis ini.


Umum terdapat pada protein yang berinteraksi dengan lipid

b. Asam Amino Polar


Memiliki gugus R yang tidak bermuatan
Contoh: serin , threonin, sistein, metionin, asparagin, glutamin
Bersifat hidrofilik mudah larut dalam air
Cenderung terdapat di bagian luar protein
Sistein berbeda dgn yg lain, karena ggs R terionisasi pada pH tinggi (pH =
8.3) sehingga dapat mengalami oksidasi dengan sistein membentuk ikatan

disulfide
(-S-S-) sistin (tdk tmsk dlm a.a. standar karena selalu tjd dari 2 buah
molekul sistein dan tidak dikode oleh DNA)

c. Asam Amino dengan Gugus R Aromatik


Contoh: fenilalanin, tirosin dan triptofan
Bersifat relatif non polar hidrofobik
Fenilalanin bersama dgn V, L & I a.a plg hidrofobik
Tirosin gugus hidroksil , triptofan cincin indol
Sehingga mampu membentuk ikatan hidrogen penting untuk

menentukan struktur enzim


Asam amino aromatik mampu menyerap sinar UV 280 nm sering
digunakan utk menentukan kadar protein

d. Asam Amino dengan Gugus R bermuatan Positif


Lisin, arginin, dan histidin
Mempunyai gugus yg bsft basa pd rantai sampingnya
Bersifat polar terletak di permukaan protein dapat mengikat air.
Histidin mempunyai muatan mendekati netral (pd gugus imidazol)
dibanding
a. lisin gugus amino
b. arginin gugus guanidino

11

Karena histidin dpt terionisasi pada pH mendekati pH fisioligis sering


berperan dlm reaksi ensimatis yg melibatkan pertukaran proton

e. Asam Amino dengan Gugus R bermuatan Negatif


Aspartat dan glutamat
Mempunyai gugus karboksil pada rantai sampingnya bermuatan (-) /
acid pada pH 7
D. Sifat Asam Amino
1. Sifat amfoter (amfiprotik)
a. Asam amino dengan gugus karboksil menyebabkan sifat asam karena
gugus [-COOH] dapat melepas ion H+ membentuk COO.
b. Asam amino dengan gugus amino menyebabkan sifat basa karena
gugus [-NH2] dapat melepas ion H+ membentuk NH3+
c. Sifat senyawa demikian disebut amfoter (bereaksi baik dengan asam
maupun basa)
d. Pembentukan ion tersebut disebut dengan ion zwitter.
Asam amino bersifat amfoter, maka:
a. jika direaksikan dengan asam, maka asam amino akan menjadi suatu
kation.
b. jika direaksikan dengan basa, maka asam amino akan menjadi suatu anion.
2. Sifat optis aktif
Semua senyawa asam amino mempunyai atom C asimetris (spiral) sehingga
bersifat optis aktif, artinya dapat memutar bidang polarisasi kecuali glisin.
Glisin adalah satu-satunya asam amino yang tidak bersifat optis aktif
E. Penyakit yang disebabkan oleh Asam Amino serta Pengobatannya
1. PENYAKIT SYRUP MEPEL/MAPLE SYRUP URINE DESEASE (MSUD).
Maple Syrup Urine Desease (MSUD) adalah gangguan yang
mempengaruhi metabolisme asam amino. Gangguan mempengaruhi cara tubuh
memetabolisme protein komponen-komponen tertentu. Komponen ini adalah tiga
cabang-rantai asam amino leusin, isoleusin, dan valin. Asam amino ini

12

menumpuk di dalam darah menyebabkan efek toksik yang mengganggu fungsi


otak. MSUD disebabkan oleh kekurangan enzim metabolisme cabang rantai asam
keto-dehidrogenase (BCKDH), yang mengarah ke penumpukan dari cabang
rantai asam amino (leucine, isoleucine, dan valine) dan bersifat racun dalam
darah dan urin. Penyakit syrup mapel ini di temukan 1 dari 185.000 bayi di
seluruh dunia. Cacat gen penyakit ini bersifat genetik resesif autosom dan di
turunkan dari generasi ke generasi. Untuk setiap kehamilan dari orang tua yang
membawa gen ini, ada kemungkinan 25% anak mereka akan lahir dengan
penyakit yang sama dan 50% anak akan membawa gen cacat tersebut. Orang
dengan kondisi ini, metabolisme dalam tubuhnya tidak dapat memecah cabang
rantai leusin asam amino, isoleusin dan valin. Hal ini menyebabkan penumpukan
zat-zat kimia dalam darah. Dalam bentuk yang paling parah, MSUD dapat
merusak otak selama stres fisik seperti infeksi, demam, atau tidak makan untuk
waktu yang lama.
GEJALA
Gejala-gejala penyakit urin sirup maple adalah kurang nafsu makan, muntah,
dehidrasi, letargi, hipotonia, kejang, ketoasidosis, dan penurunan neurologis.
PENGOBATAN
Dua aspek utama untuk pengobatan penyakit urin sirup maple (MSUD) jangka
panjang manajemen dan pengobatan episode dekompensasi metabolik akut.
Dialisis peritoneal atau hemodialyses digunakan untuk mengurangi tingkat asam
amino. Pengobatan jangka panjang memerlukan diet khusus. Diet termasuk
formula bayi sintetik dengan level di bawah dari asam amino leusin, isoleusin, dan
valin. Tujuan dari terapi diet adalah untuk menormalkan kembali cabang-rantai
asam amino (terutama leusin) dengan membatasi asupan cabang rantai asam
amino tanpa pertumbuhan merusak dan pengembangan intelektual. Terapi diet
harus seumur hidup. Terapi gen juga merupakan pengobatan yang potensial di
masa depan untuk pasien dengan MSUD.

13

2. PENYAKIT PKU ( PHENYL KETON URIA )


Asam amino merupakan komponen pembentuk protein. Penyakit
keturunan pada pengolahan asam amino dapat menyebabkan gangguan pada
penguraian asam amino maupun pemindahan asam amino ke dalam sel.
PKU adalah singkatan dari phenylketonuria. Penyakit ini bersifat genetik
autosom resesif. Tubuh penderita fenilketonuria tidak memiliki atau kekurangan
enzim fenilalanin hidroksinase (PAH). Pada keadaan normal, fenilalanin (Phe)
dapat diubah menjadi tirosin. Namun ketika tidak ada enzim fenilalanin
hidroksinase, kadar fenilalanin menjadi sangat tinggi dalam darah dan sangat
berbahaya bagi tubuh. Akibatnya adalah dapat menumpuk dalam darah, menjadi
racun bagi otak, dan menyebabkan keterbelakangan mental Fenilketonuria
(fenilalaninemia, fenilpiruvat oligofrenia ) adalah suatu penyakit keturunan
dimana tubuh tidak memiliki enzim pengolah asam amino fenilalanin, sehingga
menyebabkan kadar fenilalanin yang tinggi di dalam darah, yang berbahaya bagi
tubuh. Dalam keadaan normal, fenilalanin diubah menjadi tirosin dan dibuang
dari tubuh. Tanpa enzim tersebut, fenilalanin akan tertimbun di dalam darah dan
merupakan racun bagi otak, menyebabkan keterbelakangan mental.
GEJALA
Pada saat bayi baru lahir biasanya tidak ditemukan gejala. Kadang bayi tampak
mengantuk atau tidak mau makan. Bayi memiliki kulit, rambut dan mata yang
berwarna lebih terang dibandingkan dengan anggota keluarga yang lain yang
tidak menderita penyakit ini. Ada juga bayi yang mengalami ruam pada kulit
yang menyerupai eksim. Jika tidak diobati, bayi akan segera mengalami
keterbelakangan mental yang biasanya bersifat berat.
Gejala pada anak anak yang menderita fenilketonuria tetapi tidak di obati atau
tidak terdiagnosis adalah :
a. Kejang
b. Mual dan muntah
c. Prilaku agresif atau melukai diri sendiri

14

d. Hiperaktif
e. Kadang kadang mengalami gejala psikis
f. Bau badan seperti bau tikus karena di dalam air kemih dan keringatnya
mengandung

asam

fenil

asetat

(hasil

pemecahan

fenilalanin).

Fenilketonuria pada wanita hamil memberikan dampak yang besar terhadap


janin yang di kandungnya yaitu menyebabkan keterbelakangan mental dan fisik.
Bayi terlahir dengan kepala yang kecil (mikrosefalus) dan penyakit jantung. Jika
selama hamil dilakukan pengawasan ketat terhadap kadar fenilalanin ibu,
biasanya bayi yang lahir akan normal.
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan tingginya kadar fenilalanin dan rendahnya
kadar tirosin.
PENGOBATAN
Pengobatan meliputi pembetasan asupan fenilalanin. Semua sumber protein alami
mengandung 4% fenilalanin, karena itu mustahil untuk mengkonsumsi protein
dalam jumlah yang cukup tanpa melebihi jumlah fenilalanin yang dapat diterima.
Karena itu sebagai pengganti susu dan daging, penderita harus makan sejumlah
makanan sintesis yang menyedikan asam amino lainnya. Penderita bisa makan
makanan alami rendah protein seperti buah buahan, sayur sayuran dan gandum
dalam jumlah tertentu.
Untuk mencegah terjadinya keterbelakangan mental pada bayi, pada minggu
pertama fenilalanin harus di batasi. Pembatasan yang di mulai sedini mungkin
dan terlaksana dengan baik, memungkinkan terjadinya perkembangan yang
normal dan mencegah kerusakan otak. Jika pembatasan ini tidak dapat
dipertahankan, maka anak akan mengalami kesulitan disekolah. Pembatasan yang
dimulai setelah anak berumur 2-3 tahun hanya bisa mengendalikan hiperaktivitas
yang berat dan kejang. Pembatasan fenilalanin sebaiknya dilakukan sepanjang
hidup penderita.

15

3. PENYAKIT ALKAPTONURIA
Alkaptonuria adalah gangguan yang terjadi pada metabolisme tirosin.
Alkaptonuria lebih populer di daerah Slovakia dan di Republik Dominika. Yaitu
terjadinya gangguan pada mutasi gen alkaptonuria oksidase homogentisate. Gen
oksidase homogentisate bekerja untuk membuat enzim yang disebut oksidase
homogentisate. Enzim ini membantu asam amino fenilalanin dan Tirosin, yang
merupakan blok protein yang signifikan. Karena alkaptonuria adalah resesif
autosomal, maka ada kemungkinan semua keturunan di dalam sebuah keluarga
tidak terkena penyakit ini. Namun, karena banyak orang yang mengalami
penyakit ini tanpa didahului dengan gejala, maka frekuensi jumlah orang yang
terdeteksi menjadi berkurang.
GEJALA
Kondisi ini diwariskan dalam pola autosom resesif, yang berarti kedua salinan
dari gen dalam sel masing-masing memiliki mutasi. Alkaptonuria sendiri adalah
asimtomatik, tetapi sklera mata terlihat seperti mengalami pigmentasi dan kulit
gelap di daerah sekitar kelenjar keringat apabila terkena sinar matahari, dan dapat
menyebabkan keringat berwarna cokelat. Urin dapat berubah menjadi cokelat.
Gejala utama alkaptonuria adalah akumulasi dari homogentisat asam dalam
jaringan. Dalam sendi ini menyebabkan kerusakan tulang rawan, khususnya di
tulang belakang dan menyebabkan sakit punggung pada usia muda dan ini
banyak di temui., dapat juga dirasakan di pinggul dan bahu. Pada jantung di
temui pada penyakit katup jantung, terutama kalsifikasi dan regurgitasi aorta dan
dari katup mitral.
Alkaptonuria diwariskan, yang artinya adalah diturunkan dari orang tua untuk
anak-anak mereka. Penyakit arteri koroner dapat dipercepat dalam alkaptonuria.
Laki-laki cenderung memiliki awal gejala rematik dengan tingkat keparahan yang
lebih besar daripada perempuan, meskipun alasan untuk perbedaan ini tidak jelas.
Visi biasanya tidak terkena dampak, namun pigmentasi di bagian putih mata
terlihat jelas pada kebanyakan pasien dengan empat puluhan awal. Gigi, sistem
saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang), dan organ endokrin mungkin
juga terpengaruh. Seperti penyakit genetik, alkaptonuria sendiri tidak bisa

16

dicegah, tetapi beberapa manifestasi, seperti arthritis, dapat diminimalkan dengan


pengobatan. Kondisi ini tidak menyebabkan keterlambatan perkembangan atau
gangguan kognitif dan umur individu yang terkena umumnya tidak sama.
Beberapa

gejala

Alkaptonuria

dapat

dikendalikan

dengan

pengobatan.

PENGOBATAN
Diagnosis alkaptonuria perlu dicurigai sebelum melakukan pemeriksaan
diagnostik menggunakan kromatografi. Baik plasma darah dan urin dapat
digunakan untuk diagnosis. Tidak ada bentuk penanganan yang pasti dalam
menghambat laju perjalanan penyakit alkaptonuria ini. Perawatan umumnya
direkomendasikan meliputi pengendalian diet dosis fenilalanin dan tirosin dan
pemberian asam askorbat dalam jumlah yang besar. Pembatasan diet mungkin
tidak efisien pada anak, namun manfaat pada orang dewasa belum dibuktikan.
Beberapa keuntungan di dapat pada pasien yang mengkonsumsi vitamin C dosis
tinggi. Hal ini telah ditunjukkan dengan terbentuknya pigmen coklat dalam tulang
rawan dan dapat mengurangi kecepatan pertumbuhan radang sendi.

BAB III

17

PENUTUP

A. Simpulan
Asam amino merupakan asam organik yang memiliki gugus amina, hal ini
dapat terlihat jelas dari namanya, asam (berarti memiliki gugus COOH) dan
amino (berarti memiliki gugus amina, NH2).
Asam amino memiliki dua buah isomer, yakni isomer L dan isomer D, hal
ini disebabkan karena asam amino memiliki atom C. Dalam senyawa protein,
sangat jarang sekali ditemukan adanya asam amino dengan konfigurasi D,
kebanyakan adalah L. Asam amino dalam protein disebut juga asam alfa amino,
karena gugus amino terikat pada atom C alfa (yaitu atom karbon yang terikat
langsung pada gugus karboksil).
Klasifikasi Asam amino terbagi menjadi dua antara lain yaitu :
1. Berdasarkan kemampuan tubuh dalam sintesisnya
Terdapat 2 macam asam amino:
a. Asam Amino Essensial
b. Asam Amino Non Essensial
2. Berdasarkan sifat kimia rantai samping
a. Asam Amino Non Polar
b. Asam Amino Polar
c. Asam Amino dengan Gugus R Aromatik
d. Asam Amino dengan Gugus R bermuatan Positif
e. Asam Amino dengan Gugus R bermuatan Negatif
Asam amino memiliki sifat-sifat yaitu :
1. Sifat amfoter (amfiprotik)
2. Sifat optis aktif
Penyakit yang disebabkan oleh Asam Amino serta Pengobatannya yaitu
antara lain :
a. PENYAKIT SYRUP MEPEL/MAPLE SYRUP URINE DESEASE
(MSUD).
b. PENYAKIT PKU ( PHENYL KETON URIA )
c. PENYAKIT ALKAPTONURIA

18

B. Saran
Dengan ditulisnya makalah yang menjelaskan tentang Asam amino ini kita
dapat memahami tentang materi Asam Amino dari mata kuliah biokimia. Asam
amino itu sendiri merupakan asam organik yang memiliki gugus amina, hal ini
dapat terlihat jelas dari namanya, asam (berarti memiliki gugus COOH) dan
amino (berarti memiliki gugus amina, NH2). Asam amino merupakan senyawa
monomer atau penyusun dari protein. Kumpulan asam amino disebut sebagai
protein.
Oleh karena itu mahasiswa harus benar-benar memahami materi tentang
asam amino yang telah disampaikan dalam makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

www.organiksmakma3b30.blogspot.com/2013/04/klasifikasi-asam-amino.html.
Klasifikasi Asam Amino (diakses 18 Oktober 2014).
www.matakristal.com/tag/sifat-asam-amino. Pengertian Asam Amino (diakses
18 Oktober 2014).

19

www.organiksmakma3b9.blogspot.com/2013/04/asam-amino.html.
Amino (diakses 18 Oktober 2014).

Asam

Jauhari,iksir.2012.http://iksirjauhari.blogspot.com/2012/11/penyakit-gangguanmetabolisme-asam-amino.html. diakses pada tanggal 29 Oktober 2014.

20

Anda mungkin juga menyukai