Oleh Kelompok 2:
Muhammad Ryan K.
230110130185
Muhammad Salsabil
230110130196
Agung Fuadi
230110130204
Ruth Mawar
230110130211
Silmi Fitriani
230110130216
230110130217
Dina Arifiah
230110130219
230110130221
Shafwan Hariz
230110130224
Chervin Oktavian
230110130226
Kelas C
dari
kelompok
20
senyawa
yang
memiliki
rumus
dasar
Alanine,
Asparagine,
Aspartate,
Cysteine,
Glutamate,
non-esensial
Asam amino
esensial
Phenylalanine, Threonine, Tyrptophan, Valine.
Ke-20 macam amino beserta simbol kependekannya dapat dilihat pada
tabel berikut:
Asam Amino
Alanin
Arginin
Asparagin
Asam Aspartat
Sistein
Glutamin
Asam Glutamat
Glisin
Histidin
Isoleusin
Leusin
Lisin
Metionin
Fenilalanin
Prolin
Serin
Treonin
Triptofan
Tirosin
Valin
a.
Simbol Kependekan
Ala
Arg
Asn
Asp
Cys
Gln
Glu
Gly
His
Ile
Leu
Lys
Met
Phe
Pro
Ser
Thr
Trp
Tyr
Val
Alanin (Ala)
Bentuk yang umum di alam adalah L-alanin (S-alanin) meskipun
terdapat pula bentuk D-alanin (R-alanin) pada dinding sel bakteri dan
sejumlah antibiotika. L-alanin merupakan asam amino proteinogenik yang
paling banyak dipakai dalam protein setelah leusin.
Gugus metil pada alanin sangat tidak reaktif sehingga jarang
terlibat langsung dalam fungsi protein (enzim). Alanin dapat berperan
dalam pengenalan substrat atau spesifisitas, khususnya dalam interaksi
dengan atom nonreaktif seperti karbon. Dalam proses pembentukan
glukosa dari protein, alanina berperan dalam daur alanin.
b. Arginin (Arg)
f. Glutamin (Gln)
Rantai sampingnya adalah suatu amida. Glutamin dibuat dengan
mengganti rantai samping hidroksil asam glutamat dengan gugus
fungsional amina.
Rantai sampingnya adalah suatu amida. Glutamina dibuat dengan
mengganti rantai sampai hidroksil asam glutamat dengan gugus fungsional
amina. Glutamin digunakan untuk mengganti kerusakan otot dengan
segera.
g. Asam Glutamat (Glu)
Asam glutamat termasuk asam amino yang bermuatan (polar)
bersama-sama dengan asam aspartat. Ini terlihat dari titik isoelektriknya
yang rendah, yang menandakan ia sangat mudah menangkap elektron
(bersifat asam menurut Lewis).
Asam glutamat dapat diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga tidak
tergolong esensial. Ion glutamat merangsang beberapa tipe saraf yang ada
di lidah. Sifat ini dimanfaatkan dalam industri penyedap.
h. Glisin (Gly)
Glisin atau asam aminoetanoat adalah asam amino alami paling
sederhana. Rumus kimianya C2H5NO2.
Glisin merupakan asam amino yang mudah menyesuaikan diri
dengan berbagai situasi karena strukturnya sederhana. Secara umum
protein tidak banyak mengandung glisin. Pengecualiannya ialah pada
kolagen yang dua per tiga dari keseluruhan asam aminonya adalah glisin.
i.
Histidin (His)
Fungsi Histidin menjadi precursor histamin, suatu amina yang
k. Leusin (Leu)
Leusina merupakan asam amino yang paling umum dijumpai
pada protein. Ada dugaan bahwa leusina berperan dalam menjaga
perombakan dan pembentukan protein otot.
l. Lisin (Lys)
Lisin (Lys) merupakan asam amino penyusun protein yang dalam
pelarut air bersifat basa, seperti juga histidin. Lisin menjadi kerangka
bagi niasin (vitamin B1).
Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan pelagra. Lisin juga
dilibatkan dalam pengobatan terhadap penyakit herpes. Lisin (bahasa
Inggris lysine) merupakan asam amino penyusun protein yang dalam
pelarut air bersifat basa, seperti juga histidin.
m. Metionin (Met)
Metionin, bersama-sama dengan sistein, adalah asam amino yang
memiliki atom S. Asam amino ini penting dalam sintesis protein (dalam
proses transkripsi, yang menerjemahkan urutan basa nitrogen di DNA
untuk membentuk RNA) karena kode untuk metionin sama dengan kode
awal (start) untuk suatu rangkaian RNA. Biasanya, metionin awal ini tidak
akan terikut dalam protein yang kelak terbentuk karena dibuang
dalam proses pasca transkripsi. Sumber utama metionina adalah daging
(ikan).
n. Fenilalanin (Phe)
Fenilalanin adalah suatu asam amino penting, yang bersama-sama
dengan asam amino tirosin dan triptofan merupakan kelompok asam
amino aromatik yang memiliki cincin benzena. Fenilalanin bersama-sama
dengan taurin dan triptofan merupakan senyawa yang berfungsi sebagai
penghantar atau penyampai pesan (neurotransmitter) pada sistem saraf
otak.
o. Prolin (Pro)
Prolin merupakan satu-satunya asam amino dasar yang memiliki
dua gugus samping yang terikat satu-sama lain (gugus amino melepaskan
satu atom H untuk berikatan dengan gugus sisa). Akibat strukturnya ini,
prolin hanya memiliki gugus amina sekunder (-NH-).
Valin (Val)
Valin adalah salah satu dari 20 asam amino penyusun protein yang
dikode oleh DNA. Dalam ilmu gizi, valin termasuk kelompok asam amino
esensial. Namanya berasal dari nama tumbuhan valerian (Valeriana
officinalis).
Sifat valin dalam air adalah hidrofobik (takut air) karena ia tidak
bermuatan. Valin diproduksi dengan menggunakan treonin sebagai bahan
baku. Sumber pangan yang kaya akan valina mencakup produk-produk
peternakan (daging).
Asam amino dengan gugus amino menyebabkan sifat basa karena gugus
[-NH2] dapat melepas ion H+ membentuk NH3+
lemah dan bereaksi dengan asam kuat karena mengandung gugus -NH2 yang
bersifat basa lemah. Gugus yang memberikan sifat asam adalah gugus COOH.
Hal ini karena asam amino bersifat amfoter.
Asam -amino secara umum dimisalkan sebagai R-CH(NH2)-COOH.
Pada saat larutannya direaksikan dengan basa kuat, NaOH maka OH menyerang gugus -COOH terbentuklah -COO-.
R-CH(NH2)-COOH + OH- R-CH(NH2)-COO- + H2O
Ketika asam amino itu direaksikan dengan asam kuat, H2SO4(aq), ionion H+ tertarik ke gugus -NH2 membentuk -NH3+.
R-CH(NH2)-COOH + H+ R-CH(NH3+)-COOH
Perhatikan persamaan reaksi ini. Ketika larutan NaOH ditambahkan ke
dalam larutan asam amino, ion-ion OH- dari NaOH menumbuk gugus -COOH
dan menarik ion H+ membentuk H2O. Gugus asam berubah menjadi -COO-.
Berarti saat asam amino ditambah basa kuat, bersifat asam lemah.
Kebalikannya, saat asam amino direaksikan dengan asam kuat HCl(aq), ion-ion
H+ tertarik ke gugus -NH2 membentuk -NH3+. Berarti ketika asam amino
ditambah dengan asam kuat, bersifat basa lemah. Kesimpulannya, asam amino
bersifat amfoter, dapat bereaksi dengan asam kuat dan basa kuat.
Suatu ion dipolar mempunyai sebuah muatan positif dan sebuah muatan
negatif; sehingga muatan listriknya netral. Walaupun netral, tetapi ion dipolar
masih merupakan senyawa ion. Terlihat dari sifat-sifat fisiknya. Misalnya :
titik didihnya tinggi, dapat larut dalam air, tetapi hampir tidak larut dalam
pelarut organik. Sifat-sifat ini tidak ada bila ion dipolar tidak mempunyai
muatan ion.
Ion dipolar bersifat amfoter, dapat bereaksi dengan asam atau basa.
Sifat penting ini disebabkan karena adanya muatan positif dan negatif. Bila
asam-amino yang dipolarkan bereaksi dengan asam, gugus karboksil akan
mendapat sebuah proton dan ion dipolar ini akan berubah menjadi suatu
proton. Bila direaksikan dengan basa, asam amino akan kehilangan sebuah
proton sehingga terbentuk sebuah amino.
Berdasarkan pada struktur rantai samping (R) asam-asam amino
termasuk dalam golongan asam amino berikut:
1)
2)
3)
Asam amino netral non polar umumnya adalah yang paling sukar larut
dalam air dari seluruh 20 asam amino ini. Pada pH 6-7 mereka berada sebagai
ion dipolar yang netral. Tak satupun dari asam amino ini yang gugus fungsional
rantai cabangnya dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air (Nitrogen
heterosiklik dari triptofan tak membentuk ikatan hidrogen dengan air karena
pasangan elektronnya adalah sebagian dari awan elektron pi. Gugus sulfida
dalam metionin tak polar sehingga tak membentuk ikatan hidrogen dengan air.
Enam dari asam amino netral polar adalah karena rantai cabangnya
mengandung gugus polar seperti : -OH. Asam amino ini lebih mudah larut
dalam air daripada asam amino netral non polar.
III. PROTEIN
3.1 Pengertian
Protein adalah instrumen yang mengekspresikan informasi genetik dan
merupakan makromolekul yang paling berlimpah di dalam sel yang menyusun
lebih dari setengah berat kering pada hampir semua organisme.
Protein disusun atas unsur karbon (C), hydrogen (H), oksigen dan kadangkadang ada unsur fosfor (P) dan sulfur (S).
Protein juga merupakan suatu komponen dalam sel yang dapat berguna untuk
pembentukan sel baru yang telah mati dan dapat membantu dalam pertumbuhan
sel. Protein ini tersusun dari beberapa asam amino yang saling berhubungan satu
sama lain.
Ikatan peptida ini akan terwujud apabila gugusan karboksil dari asam amino
yang satu bergabung dengan gugusan amino dari asam amino yang lain. Di dalam
penggabungan molekul asam amino itu, akan terlepas satu molekul air.
Hal tersebut dapat dilihat dalam reaksi berikut.
akan diperoleh molekul protein yang berat molekulnya. Penggabungan molekulmolekul asam amino itu dipengaruhi oleh kegiatan fosforilasi.
Penyusunan protein yang merupakan bagian dari protoplasma berbentuk
suatu rantai panjang, sedangkan molekul protein-protein yang lain mirip bola. Hal
itu disebabkan oleh banyaknya lekukan pada rantai tersebut.
Pembongkaran protein menjadi asam amino memerlukan bantuan dari
enzim-enzim protease dan air untuk mengadakan proses hidrolisis pada ikatanikatan peptida. Hidrolisis ini juga dapat terjadi, jika protein dipanasi, diberi basa,
atau diberi asam.
Dengan cara demikian, kita dapat mengenal macam-macam asam amino
yang tersusun di dalam suatu protein. Namun, kita tidak dapat mengetahui uruturutan susunannya ketika masih berbentuk molekul protein yang utuh.
Struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein
yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Frederick Sanger merupakan
ilmuwan yang berjasa dengan temuan metode penentuan deret asam amino pada
protein, dengan penggunaan beberapa enzim protease yang mengiris ikatan antara
asam amino tertentu, menjadi fragmen peptida yang lebih pendek untuk
dipisahkan lebih lanjut dengan bantuan kertas kromatografik. Urutan asam amino
menentukan fungsi protein, pada tahun 1957, Vernon Ingram menemukan bahwa
translokasi asam amino akan mengubah fungsi protein, dan lebih lanjut memicu
mutasi genetik.
Struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai
rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen.
Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut: alpha helix (helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk seperti
spiral; beta-sheet (-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar yang
tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan
hidrogen atau ikatan tiol (S-H); beta-turn, (-turn, "lekukan-beta"); dan gammaturn, (-turn, "lekukan-gamma").
Struktur tersier yang merupakan gabungan dari aneka ragam dari struktur
sekunder. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul protein
dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang
stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener.
contoh struktur kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin.
Protein ini dapat disintesis dan dapat pula didegradasi. Sintesis protein
merupakan suatu proses pembentukan protein dengan cara adanya bentuk baru
dari protein yang aktif. Degradasi protein merupakan suatu proses pemecahan
protein dari ikatan-ikatan yang terdapat di dalamnya. Degradasi ini dapat terjadi
akibat adanya pemanasan atau kontaminasi dengan zat kimia.
2. Fungsi protein bagi tubuh sebagai berikut.
a. Bahan enzim untuk mengkatalisis reaksi-reaksi biokimia misalnya tripsin.
b. Protein cadangan disimpan dalam beberapa bahan sebagai cadangan
makanan.
c. Protein transport, mentransfer zat-zat atau unsur-unsur tertentu misalnya
hemoglobin untuk mengikat O2.
d. Protein kontraktil, untuk kontraksi jaringan tertentu, misalnya myosin untuk
kontraksi otot
e. Protein pelindung, melindungi tubuh terhadap zat-zat asing, misalnya
antibodi yang mengadakan perlawanan terhadap masuknya molekul asing
(antigen) ke dalam tubuh.
g. Hormon merupakan protein yang berfungsi sebagai pengatur proses dalam
tubuh, misalnya hormon insulin, pada hewan.
h. Protein struktural, merupakan protein yang menyusun struktur sel, jaringan
dan tubuh organisme hidup misalnya glikoprotein untuk dinding sel.
i. Membangun sel-sel yang rusak, sumber energi, pengatur asam basa darah,
keseimbangan cairan tubuh, pembentuk antibodi.
1. Sifat Protein
Protein murni tidak berwarna dan tidak berbau. Jika protein tersebut
dipanaskan, warnanya berubah menjadi coklat dan baunya seperti bau bulu atau
bau rambut terbakar. Keratin misalnya, yaitu protein yang monomernya banyak
mengandung asam amino sistein. Jika keratin dibakar, timbul bau yang tidak enak.
Protein alam yang murni juga tidak memiliki rasa, tetapi hasil hidrolisis protein,
yaitu proteosa, pepton, dan peptida, mempunyai rasa pahit (Sumardjo, 2008).
Protein jika bertemu dengan asam tartaric, akan mengeras, dengan
demikian akan mempengaruhi daya serap dan daya cerna.
Pada saat sifat asam protein di bawah 4.6 pH, sejumlah besar protein
dengan kadar 80% atau disebut dadih kental (kasein) akan menjadi melekat jadi
satu, mengendap, sukar untuk menyerap dan mencernakan, yang gawat mungkin
akan mengakibatkan gangguan pada pencernaan.
2. Sintesis Protein
Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer peptida
yang diatur susunannya oleh kode genetik. Sintesis protein dimulai dari anak inti
sel, sitoplasma dan ribosom. Sintesis protein terdiri dari 3 tahapan besar yaitu :
Sintesis protein dimulai dari proses replikasi DNA yang kemudian salah
satu rantainya yang lebih dikenal dengan DNA Sense atau DNA Template yang
kemudian diterjemahkan oleh RNA. Lebih Rinci proses tersebut diurai dalam
rangkaian proses sebagai berikut :
Rantai double heliks DNA diputus oleh struktur yang disebut RNA
Polimerase,proses tersebut membagi struktur rantai DNA menjadi 2 bagian yaitu :
DNA Sense atau DNA Template dan DNA Anti sense. Bagian dari rantai DNA
yang digunakan pada proses sintesa polipeptida adalah DNA Sense atau DNA
Template yang kemudian diterjemahkan oleh kodon-kodon yang terdapat pada
RNA messenger. Proses ini terjadi di sitoplasma, proses yang mengkode ulang
urutan basa pada rantai DNA sesuai dengan pasangan basanya yang terdapat pada
rantai RNA messenger.
a. Transkripsi
DAFTAR PUSTAKA
Sari, Mutiara Indah. 2007. Struktur Protein. Medan : Universitas Sumatera Utara
Wirahardikusumah, Muhamad. 1977. Biokimia Protein, Enzim, dan Asam
Nukleat. Bandung: ITB.
GGSTEAM. http://sciencepeople.weebly.com/other.html/
http://blog.ub.ac.id/luluatul/2012/06/13/pembentukan-protein/
http://budisma.web.id/proses-metabolisme-protein-dalam-tubuh.html/
http://id.shvoong.com/exact-sciences/2001135-pembentuk-fungsi-dan-sumberprotein/#ixzz2eOwfZjmI/
http://id.wikipedia.org/wiki/Sintesis_protein/
http://kamuskesehatan.com/arti/asam-amino/
http://matakristal.com/tag/sifat-asamamino/http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/03/proses-dan-
tahapan-sintesis-protein-pengertian-transkripsi-dna-dan-translasi-rnapembentukan-polipeptida.html#ixzz2eOxLyM5X/
http://selviozan.wordpress.com/2012/06/20/titrasi-potensiometri/
Nelson, D.L. and M.M. Cox. 2004. Lehninger Principles of Biochemistry. 4th
edition. W.H. Freeman. www.whfreeman.com/lehninger4e.
Rochmah, S. N., Sri Widayati, Mazrikhatul Miah. 2009. Biologi : SMA dan MA
Kelas XII. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 282.