Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA 1

REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO

DISUSUN OLEH :
ERNAWATI
06121010036

DOSEN PENGASUH :
DRS. MADE SUKARYAWAN, M.SI.
DESI, S.PD., MT.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014

I.

NOMOR PERCOBAAN : 1

II.

NAMA PERCOBAAN

: Reaksi Uji Terhadap Asam Amino

III. TUJUAN PERCOBAAN : Untuk mengidentifikasi atau menguji gugus fungsi yang
terdapat dalam suatu asam amino melalui reaksi dengan
reagen tertentu.

IV. LANDASAN TEORI


WHO (World Health Organization) mengungkapkan bahwa protein yang berasal dari
hewan seperti susu, daging, telur, keju, dan unggas mengandung asam amino dalam kadar
yang cukup. Sedangkan protein yang berada dalam kandungan sayur-sayuran memiliki
kadar yang terbatas.
Ikan sebagai salah satu bahan pangan yang sangat di butuhkan memiliki daya cerna
protein yang cukup tinggi yaitu sekitar 90%. Protein yang dikandung ikan ternyata
sudah dapat memenuhi dua pertiga kebutuhan manusia. Kandungan protein pada ikan
relatif cukup besar, sekitar 15-25% setiap 100 gram. Selain itu, kandungan protein ikan
terdiri dari berbagai asam amino yang hampir seluruhnya di butuhkan oleh manusia.
Sehari-hari individu biasa mengonsumsi berbagai jenis protein. Protein yang di
dapatkan melalui makanan terkadang masuk bersamaan dengan karbohidrat dan nutrisi
lainnya. Banyaka ahli gizi yang menyarankan jika anda menginginkan kondisi mental
puncak, maka ada baiknya mengkonsumsi sepertiga protein terlebih dahulu sebelum
memakan yang lain.
Asam amino merupakan unit pembangun protein yang dihubungkan melalui ikatan
peptida pada setiap ujungnya. Protein tersusun dari atom C, H, O, dan N, serta kadangkadang P dan S. Dari keseluruhan asam amino yang terdapat di alam hanya 20 asam amino
yang yang biasa dijumpai pada protein.
Fungsi Asam Amino antara lain :
1.

Penyusun protein, termasuk enzim.

2.

Kerangka dasar sejumlah senyawa penting dalam metabolisme (terutama vitamin,


hormon, dan asam nukleat)

3.

Pengikat logam penting yang di perlukan dalam reaksi enzimatik (kofaktor).

Asam amino di dapatkan dari sumber-sumber protein. Protein adalah senyawa organik
yang terdiri dari satu atau lebih asam amino. Protein yang di dapatkan melalui makanan
sehari-hari di urai dalam pencernaan dalam bentuk asam amino.
Setiap sel hidup mengandung protein. Protein senyawa organik essensial bagi mahluk
hidup dan konsentrasinya paling tinggi di dalam jaringan otot hewan. Protein merupakan
bahan essensial yang menunjang kehidupan. Kulit, tulang, otot, darah, hormon, enzim dan
organ-organ dalam semuanya tersusun dari protein.
Dari struktur umumnya, asam amino mempunyai dua gugus pada tiap molekulnya,
yaitu gugus amino dan gugus karboksil, yang digambarkan sebagai struktur ion dipolar.
Gugus amino dan gugus karboksil pada asam amino menunjukkan sifat-sifat spesifiknya.
Karena asam amino mengandung kedua gugus tersebut, senyawa ini akan memberikan
reaksi kimia yang yang mencirikan gugus-gugusnya. Sebagai contoh adalah reaksi asetilasi
dan esterifikasi. Asam amino juga bersifat amfoter, yaitu dapat bersifat sebagai asam dan
memberikan proton kepada basa kuat, atau dapat bersifat sebagai basa dan menerima
proton dari basa kuat.
Semua asam amino yang ditemukan pada protein mempunyai ciri yang sama, gugus
karboksil dan amino diikat pada atom karbon yang sama. Masing-masing berbeda satu
dengan yang lain pada gugus R-nya, yang bervariasi dalam struktur, ukuran, muatan listrik,
dan kelarutan dalam air. Beberapa asam amino mempunyai reaksi yang spesifik yang
melibatkan gugus R-nya.
Melalui reaksi hidrolisis protein telah didapatkan 20 macam asam amino yang dibagi
berdasarkan gugus R-nya, berikut dijabarkan penggolongan tersebut :

Asam amino non-polar dengan gugus R yang hidrofobik, antara lain Alanin, Valin,
Leusin, Isoleusin, Prolin, Fenilalanin, Triptofan dan Metionin.

Golongan kedua yaitu asam amino polar tanpa muatan pada gugus R yang
beranggotakan Lisin, Serin, Treonin, Sistein, Tirosin, Asparagin dan Glutamin.

Golongan ketiga yaitu asam amino yang bermuatan positif pada gugus R

golongan keempat yaitu asam amino yang bermuatan negatif pada gugus R.
Dari ke-20 asam amino yang ada, dijumpai delapan macam asam amino esensial yaitu

valin, leusin, Isoleusin, metionin, Fenilalanin, Triptofan, Treonin, dan Lisin. Asam amino
essensial ini tidak bisa disintesis sendiri oleh tubuh manusia sehingga harus
didapatkan dari luar seperti makanan dan zat nutrisi lainnya.

Asam amino berfungsi untuk meningkatkan kewaspadaan, mengurangi kesalahan, dan


memacu kegesitan pikiran.
Terdapat 20 asam amino yang terbagi menjadi dua kelompok, asam amino nonenensial dan asam amino esensial. 12 jenis asam amino non-enensial di produksi oleh
tubuh. Sedangkan 8 sisanya, berupa asam amino esensial yang harus didapatkan melalui
makanan.

Asam Amino esensial yang tidak di produksi oleh tubuh, antara lain sebagai berikut:
1.

Triptofan; merupakan asam amino esensial, ini merupakan beberapa sumber di


dapatkan dari karbonhidrat. Triptofan terdapat pada telur, daging, susu skim,pisang,
susu, dan keju.

2.

Treonin: terdapat pada bahan pangan berupa susu, daging, ikan ,dan bici wijen.

3.

Metionin: bersifat esencial. Oleh sebab itu, harus di ambil dari bahan pangan. Sumber
utama metionin hdala buah-buahan, daging (ayam, sapi, ikan,susu (susu murni,
beberapa jenis keju), saturan (bayam, bawang putih, jagung), serta kacang-kacangan
(kapri, pistacio, kacang mete, kacang merah, tahu tempe).

4.

Lisin; terdapat dalam protein kedelai,bici polong-polongan, dan ikan. Rata-rata


kebutuhan lisin per hari adalah 1-1,5 g.

5.

Leusin; banyak tersedia pada makanan yang tinggi protein, seperti daging, susu, beras
merah dan kacang kedelai. Pada produk-produk susu kedelai juga banyak di temui
kandungan leusin.

6.

Isoleusin;satu dari asam amino penyusun protein yang dikode oleh DNA. Rumus
kimianya sama dengan leusin tetapi susunan atom-atomnya berbeda. Ini berakibat
pada sifat yang berbeda. Isoleusina bersifat hidrofobik (tidak larut dalam air) dan
esensial bagi manusia.
Walaupun berdasarkan strukturnya ada empat kemungkinan stereoisomer seperti t
reonin, isoleusina alam hanya tersedia dalam satu bentuk saja (lihat boks).

7.

Fenilalanin; merupakan asm amino esensial yang menjadi bahan baku bagi
pembentukan katekolamin. Katekolamin ini di kenal sebagai peningkat kewaspadaan
penting bagi tranmisi impuls saraf. Fenilalamin terdapat pada daging ayam, sapai,
ikan, telur, dan kedelai.

8.

Valin; terdapat pada produk-produk peternakan seperti daging, telar, susu dan keju.
Selain itu, asam amino esensial ini terdapat pada bici-bijian yang mengandung minyak
seperti kacang tanah, wijen, dan gentil).

Asam Amino non-essensial yang diproduksi tubuh antara lain:


1.

Tirosin; pertama kali di temukan dalam keju. Pada manusia, asam amino ini tidak
bersifat esencial, tapi pembentukanya menggunakan bahan baku fenilalanin oleh
enzim phehidroksilase. Menurut penelitian yang dilakukan oleh institut penelitian
kesehatan Lingkungan Amerika Serikat tahun 1988, tirosin berfungsi pula sebagia
obat stimulan dan penenang yang eektif untuk meningkatkan kinerja mental dan fisik
di bawah tekanan, tanpa efek samping. Tirosin terkandung dalam hati ayam, keju,
alpukat, pisang, ragi, ikan dan daging.

2.

Sistein; sekalipun asam amino bukan esensial kandungan atom sistein hampir sama
dengan metionin. Sistein juga di temukan pada bahan pangan seperti cabai, bawang
putih, bawang bombai, brokoli, haver, dan inti bulis gandum.

3.

Serin; pertama kali di isolasi dari protein serat sutra pada tahun 1865.

4.

Prolin; fungsi terpentingnya di ketahui sebagai komponen protein.

5.

Glisin; secara umum, protein itu sendiri tidak banyak mengandung glisin (kecuali
pada kolagen yang mengandung glisin dari dua per tiga kandungannya). Tubuh
manusia memproduksi glisin dalam jumlah yang mencukupi.

6.

Asam glutamat; karena ion glutamat yang dapat merangsang beberapa type saraf
yang ada pada lidah manusia, glutamat di manfaatkan dalam industri penyedap rasa.
Dalam keseharian di dapati dalam bentuk garam turunan yang di sebut sebagai
monosodium glutamat atau MSG.

7.

Asam aspartat; sering pula di sebut aspartat. Fungsinya di ketahui sebagia


pembangkit neurotransmiter di otak dan saraf otot. Aspartat juga dimungkinkan
berperan dalam daya tahan terhadap kepenatan.

8.

Ariginin; sekalipun bersifat non-esensial bagi manusia dan mamalia lain, tetapi
ariginin dapat di katakan sebagai asam amino setengah esensial karena produksinya
sangat bergantung pada tingkat perkembangan dan kondisi kesehatan. Pada anak-anak,
ariginin sangatlah penting. Pangan sumber utama ariginin ditemukan pada produkproduk peternakan seperti daging, susu, telur, dan berbagai olahannya. Sedangkan dari
produk tumbuhan, ariginin banyak ditemukan pada cokelat dan biji kacang tanah.

9.

Alanin; ditemukan dalam bahan pangan bentuk lain seperti daging, ikan, susu, telur,
dan kacang-kacangan.

10. Histidin; bagi manusia, histidin merupakan asam amino yang esensial bagi anak-anak.
11. Glutamin; merupakan asam amino yang dikenal pula dengan sebutan asam glumatik.
Asam amino ini berfungsi sebagai bahan bakar otak yang mengontrol kelebihan
amonia yang terbentuk dalam tubuh akibat proses biokimia. Secara alami, glutamin di
temukan dalam gandum dan kedelai.
12. Asparagin; di perlukan oleh sistem saraf untuk menjaga kesetimbangan dan di
perlukan pula dalam transformasi asam amino. Asparagin di temukan pula pada
daging (segala macam sumber), telur dan susu (serta produk turunanya).
Reaksi Uji Asam Amino
Uji Millon
Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat.
Apabila pereaksi ini ditambahkan ke dalam larutan protein yang mengandung asam amino
dengan rantai samping gugus fenolik, akan menghasilkan endapan putih yang dapat
berubah menjadi merah oleh pemanasan. Tetapi khusus untuk proteosa dan pepton secara
langsung akan menghasilkan larutan berwarna merah. Endapan yang terbentuk berupa
garam kompleks dari tirosin yang ternitrasi. Jika larutan protein yang dianalisis ada dalam
sussana basa, maka terlebih dahulu harus dinetralisasi dengan asam, karena dalam basa ion
merkuri dalam pereaksi akan mengendap sebagai Hg(OH)2. Pada penetralan ini digunakan
asam selain HCl, karena ion Cl- dapat bereaksi dengan asam nitrat menghasilkan radikal
klor (Cl.). Radikal klor dapat merusak kompleks berwarna. Pada dasarnya reaksi ini positif
untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksi fenil yang
berwarna. Protein yang mengandung tirosin akan memberikan hasil yang positif.
Uji Ninhidrin
Apabila ninhidrin (triketohidrin) dipanaskan bersama asam amino, maka akan
terbentuk kompleks berwarna biru. Kompleks berwarna biru dihasilkan

dari reaksi

ninhdrin dengan hasil reduksinya, yaitu hidrindantin dan amonia. Asam amino dapat
ditentukan secara kuantitatif dengan jalan mengamati intensitas warna yang terbentuk
sebanding dengan konsentrasi asam amino tersebut. Pada reaksi ini, dilepaskan CO2 dan
NH4 sehingga asam amino asam amino dapat ditentukan secara kuantitatif dengan
mengukur jumlah CO2 dan NH3 yang dilepaskan. Prolin dan hidroksi prolin menghasilkan

kompleks yang berbeda warnanya dengan asam amino lainya. Kompleks berwarna yang
terbentuk mengandung dua molekul ninhidrin yang bereaksi dengan amonia yang
dilepaskan pada oksidasi asam amino.
Keseluruhan reaksi asam amino dengan ninhidrin adalah sebagai berikut:
a. Dekarboksilasi oksidatif dari asam amino dan produksi ninhidrin tereduksi, amoniak
dan dioksida,
b. Reaksi ninhidrin tereduksi dengan molekul ninhidrin yang lain dengan molekul amoniak
yang dihasilkan,
c. Pembentukan kompleks berwarna biru.
Reaksi Hopkins-Cole
Reagen yang digunakan dalam uji hopkins-Cole mengandung asam glioksilat
(CHO.COOH). Karena triptofan berkondensasi dengan aldehid dalam suasana asam sulfat
dan membentuk kompleks berwarna. Pereaksi ini dibuat dari asam oksalat dengan serbuk
magnesium dalam air
COOH

serbuk

COOH

COOH

Mg

COOH

Setelah dicampur dengan pereaksi Hopkins-Cole. Asam sulfat dituangkan perlahanlahan sehingga membentuk lapisan dibawah larutan protein. Beberapa saat kemudian akan
terjadi cincin ungu pada batas antara kedua lapisan tersebut. Pada dasarnya reaksi ini
memberi hasil positif khas untuk gugus indol dalam protein

V.

ALAT DAN BAHAN :


ALAT :
-

Tabung Reaksi

Rak Tabung Reaksi

Beker Gelas

Gelas Ukur

Pipet Tetes

Pembakar Bunsen

Penjepit tabung reaksi

Erlenmeyer

BAHAN :
-

Reagen Millon

Reagen Ninhidrin

Lisin 1%-10%

Histidin 3%

Tyrosin 3%

Putih Telur 1% - 10%

Kuning Telur 1% - 10%

Glysin 1%-10%

Aquades

VI. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Uji Millon
-

ditambahkan 5 tetes reagen millon ke dalam 3 ml larutan protein

dipanaskan campuran baik-baik. Jika reagen yang digunakan terlalu banyak,


maka warna akan hilang pada pemanasan.

2. Uji Ninhidrin
-

ditambahkan 0,5 ml larutan ninhidrin 0,1 % ke dalam 3 ml larutan protein

dipanaskan hingga mendidih.

VII. Hasil Pengamatan


I. Uji Millon
a). Larutan Lysin
No.

Cara Kerja

3 ml lysin1% + 5 tetes reagen millon

Pengamatan
lysin (tidak berwarna) + reagen millon (tidak

(dipanaskan)
berwarna)

Larutan tidak

berwarna larutan tidak berwarna

3 ml lysine 2% + 5 tetes reagen

lysin (tidak berwarna) + reagen m illon (tidak

millon (dipanaskan)

berwarna)

Larutan tidak berwarna

larutan tidak berwarna


3

3 ml lysine 3% + 5 tetes reagen

lysin (tidak berwarna) + reagen millon (tidak

millon (dipanaskan)
berwarna)

Larutan tidak

berwarna larutan tidak berwarna


4

3 ml lysine 4% + 5 tetes reagen

lysin (tidak berwarna) + reagen millon (tidak

millon (dipanaskan)

berwarna)

Larutan tidak berwarna

larutan tidak berwarna


5

3 ml lysine 5% + 5 tetes reagen

lysin (tidak berwarna) + reagen millon (tidak

millon (dipanaskan)

berwarna)

Larutan tidak berwarna

larutan tidak berwarna


6

3 ml lysine 6% + 5 tetes reagen

lysin (tidak berwarna) + reagen millon (tidak

millon (dipanaskan)

berwarna)

Larutan tidak berwarna


larutan tidak berwarna

3 ml lysine 7% + 5 tetes reagen

lysin (tidak berwarna) + reagen millon (tidak

millon (dipanaskan)

berwarna)

Larutan tidak berwarna


larutan tidak berwarna

3 ml lysine 8% + 5 tetes reagen

lysin (tidak berwarna) + reagen millon (tidak

millon (dipanaskan)

berwarna)

Larutan tidak berwarna

larutan tidak berwarna


9

3 ml lysine 9% + 5 tetes reagen

lysin (tidak berwarna) + reagen millon (tidak

millon (dipanaskan)

berwarna)

Larutan tidak berwarna

larutan tidak berwarna


10

3 ml lysine 10% + 5 tetes reagen

lysin (tidak berwarna) + reagen millon (tidak

millon (dipanaskan)

berwarna)

Larutan tidak berwarna

larutan tidak berwarna


b). Larutan Putih Telur
No.

Cara Kerja

3 ml Putih Telur 1% + 5 tetes reagen


millon (dipanaskan)

Pengamatan
putih telur (tidak berwarna) + millon (tidak

berwarna)

Larutan bening + endapan

larutan bening + endapan merah


2

3 ml Putih Telur 2% + 5 tetes reagen

putih telur (tidak berwarna) + millon (tidak

millon (dipanaskan)

berwarna)

Larutan bening + endapan

larutan bening + endapan merah


3

3 ml Putih Telur 3% + 5 tetes reagen

putih telur (tidak berwarna) + millon (tidak

millon (dipanaskan)

berwarna)

Larutan bening +endapan

larutan bening + endapan merah


4

3 ml Putih Telur 4% + 5 tetes reagen

putih telur (tidak berwarna) + millon (tidak

millon (dipanaskan)

berwarna)

Larutan bening + endapan

larutan bening + endapan merah


5

3 ml Putih Telur 5% + 5 tetes reagen

putih telur (tidak berwarna) + millon (tidak

millon (dipanaskan)

berwarna)

Larutan bening +endapan

larutan bening + endapan merah


6

3 ml Putih Telur 6% + 5 tetes reagen

putih telur (tidak berwarna) + millon (tidak

millon (dipanaskan)

berwarna)

Larutan bening + endapan

larutan bening + endapan merah


7

3 ml Putih Telur 7% + 5 tetes reagen

putih telur (tidak berwarna) + millon (tidak

millon (dipanaskan)

berwarna)

Larutan bening + endapan

larutan bening + endapan merah


8

3 ml Putih Telur 8% + 5 tetes reagen

putih telur (tidak berwarna) + millon (tidak

millon (dipanaskan)

berwarna)

Larutan bening + endapan

larutan bening + endapan merah


9

3 ml Putih Telur 9% + 5 tetes reagen

putih telur (tidak berwarna) + millon (tidak

millon (dipanaskan)

berwarna)

Larutan bening + endapan

larutan bening + endapan merah


10

3 ml Putih Telur 10% + 5 tetes reagen

putih telur (tidak berwarna) + millon (tidak

millon (dipanaskan)

berwarna)

Larutan bening + endapan

larutan bening + endapan merah

c) Larutan Kuning Telur

No.

Cara Kerja

Pengamatan

3 ml Kuning Telur1% + 5 tetes reagen

kuning telur (keruh) + millon (tidak

millon (dipanaskan)

berwarna)

larutan keruh

Larutan bening dengan endapan endapan


merah
2

3 ml Kuning Telur 2% + 5 tetes reagen

kuning telur (keruh) + millon (tidak

millon (dipanaskan)

berwarna)

larutan keruh

Larutan bening dengan endapan endapan


merah
3

3 ml Kuning Telur 3% + 5 tetes reagen

kuning telur (keruh) + millon (tidak

millon (dipanaskan)

berwarna)

larutan keruh

Larutan bening dengan endapan endapan


merah
4

3 ml Kuning Telur 4% + 5 tetes reagen

kuning telur (keruh) + millon (tidak

millon (dipanaskan)

berwarna)

larutan keruh

Larutan bening dengan endapan endapan


merah
5

3 ml Kuning Telur 5% + 5 tetes reagen

kuning telur (keruh) + millon (tidak

millon (dipanaskan)

berwarna)

larutan keruh

Larutan bening dengan endapan endapan


merah
6

3 ml Kuning Telur 6% + 5 tetes reagen

kuning telur (keruh) + millon (tidak

millon (dipanaskan)

berwarna)

larutan keruh

Larutan bening dengan endapan endapan


merah
7

3 ml Kuning Telur 7% + 5 tetes reagen

kuning telur (keruh) + millon (tidak

millon (dipanaskan)

berwarna)

larutan keruh

Larutan bening dengan endapan endapan


merah
8

3 ml Kuning Telur 8% + 5 tetes reagen

kuning telur (keruh) + millon (tidak

millon (dipanaskan)

berwarna)

larutan keruh

Larutan bening dengan endapan endapan


merah

3 ml Kuning Telur 9% + 5 tetes reagen

kuning telur (keruh) + millon (tidak

millon (dipanaskan)

berwarna)

larutan keruh

Larutan bening dengan endapan endapan


merah
10

3 ml Kuning Telur 10% + 5 tetes

kuning telur (keruh) + millon (tidak

reagen millon (dipanaskan)

berwarna)

larutan keruh

Larutan bening dengan endapan endapan


merah
d). Tyrosin 3 % dan Histidin 3%
No

Cara Kerja

Pengamatan

3 ml tyrosin 3% + 5 tetes reagen millon

Tyrosin (tidak berwarna) + reagen ninhidrin

(dipanaskan)

(tidak berwarna)
berwarna

larutan tidak
Larutan Merah bata

3 histidin 3% + 5 tetes reagen millon

Histidin (tidak berwarna) + reagen ninhidrin

(dipanaskan)

(tidak berwarna)
berwarna

larutan tidak
larutan bening

II. Uji Ninhidrin


a). Larutan Glysin
No.

Cara Kerja

Pengamatan

3 ml glysin1% + 5 tetes reagen

Larutan glysin (tidak berwarna) + reagen

ninhidrin (dipanaskan)

ninhidrin (tidak berwarna)


tidak berwarna

Larutan glysin (tidak berwarna) + reagen

ninhidrin (dipanaskan)

ninhidrin (tidak berwarna)

larutan

larutan ungu muda

3 ml glysine 3% + 5 tetes reagen

Larutan glysin (tidak berwarna) + reagen

ninhidrin (dipanaskan)

ninhidrin (tidak berwarna)


tidak berwarna

larutan ungu muda

3 ml glysine 2% + 5 tetes reagen

tidak berwarna
3

larutan

3 ml glysine 4% + 5 tetes reagen

larutan

larutan ungu muda

Larutan glysin (tidak berwarna) + reagen

ninhidrin (dipanaskan)

ninhidrin (tidak berwarna)

larutan

tidak berwarna larutan ungu muda


5

3 ml glysine 5% + 5 tetes reagen

Larutan glysin (tidak berwarna) + reagen

ninhidrin (dipanaskan)

ninhidrin (tidak berwarna)


tidak berwarna

Larutan glysin (tidak berwarna) + reagen

ninhidrin (dipanaskan)

ninhidrin (tidak berwarna)

ninhidrin (dipanaskan)

ninhidrin (tidak berwarna)

larutan

larutan ungu muda

3 ml glysine 8% + 5 tetes reagen

Larutan glysin (tidak berwarna) + reagen

ninhidrin (dipanaskan)

ninhidrin (tidak berwarna)

larutan

larutan ungu muda

3 ml glysine 9% + 5 tetes reagen

Larutan glysin (tidak berwarna) + reagen

ninhidrin (dipanaskan)

ninhidrin (tidak berwarna)


tidak berwarna

10

larutan ungu muda

Larutan glysin (tidak berwarna) + reagen

tidak berwarna
9

larutan

3 ml glysine 7% + 5 tetes reagen

tidak berwarna
8

larutan ungu muda

3 ml glysine 6% + 5 tetes reagen

tidak berwarna
7

larutan

larutan

larutan ungu muda

3 ml glysine 10% + 5 tetes reagen

Larutan glysin (tidak berwarna) + reagen

ninhidrin (dipanaskan)

ninhidrin (tidak berwarna)


tidak berwarna

larutan

larutan ungu muda

b). Larutan Putih Telur


No.

Cara Kerja

Pengamatan

3 ml putih telur1% + 5 tetes reagen

Larutan putih telur (tidak berwarna) + reagen

ninhidrin (dipanaskan)

ninhidrin (tidak berwarna)


putih keruh

larutan ungu

3 ml putih telur 2% + 5 tetes reagen

Larutan putih telur (tidak berwarna) + reagen

ninhidrin (dipanaskan)

ninhidrin (tidak berwarna)


putih keruh

larutan

larutan

larutan ungu

3 ml putih telur 3% + 5 tetes reagen

Larutan putih telur (tidak berwarna) + reagen

ninhidrin (dipanaskan)

ninhidrin (tidak berwarna)


putih keruh

larutan ungu

larutan

3 ml putih telur 4% + 5 tetes reagen

Larutan putih telur (tidak berwarna) + reagen

ninhidrin (dipanaskan)

ninhidrin (tidak berwarna)


putih keruh

Larutan putih telur (tidak berwarna) + reagen

ninhidrin (dipanaskan)

ninhidrin (tidak berwarna)

ninhidrin (dipanaskan)

ninhidrin (tidak berwarna)


larutan ungu

Larutan putih telur (tidak berwarna) + reagen

ninhidrin (dipanaskan)

ninhidrin (tidak berwarna)

larutan

larutan ungu

3 ml putih telur 8% + 5 tetes reagen

Larutan putih telur (tidak berwarna) + reagen

ninhidrin (dipanaskan)

ninhidrin (tidak berwarna)

larutan

larutan ungu

3 ml putih telur 9% + 5 tetes reagen

Larutan putih telur (tidak berwarna) + reagen

ninhidrin (dipanaskan)

ninhidrin (tidak berwarna)


putih keruh

10

larutan

3 ml putih telur 7% + 5 tetes reagen

putih keruh
9

larutan ungu

Larutan putih telur (tidak berwarna) + reagen

putih keruh
8

larutan

3 ml putih telur 6% + 5 tetes reagen

putih keruh
7

larutan ungu

3 ml putih telur 5% + 5 tetes reagen

putih keruh
6

larutan

larutan

larutan ungu

3 ml putih telur 10% + 5 tetes reagen

Larutan putih telur (tidak berwarna) + reagen

ninhidrin (dipanaskan)

ninhidrin (tidak berwarna)


putih keruh

larutan

larutan ungu

c). Larutan Kuning Telur


No.

Cara Kerja

Pengamatan

3 ml Kuning Telur1% + 5 tetes reagen

Larutan kuning telur (keruh) + reagen

ninhidrin (dipanaskan)

ninhidrin (tidak berwarna)


putih keruh

larutan ungu + endapan

3 ml Kuning Telur 2% + 5 tetes reagen

Larutan kuning telur (keruh) + reagen

ninhidrin (dipanaskan)

ninhidrin (tidak berwarna)


putih keruh

larutan

larutan

larutan ungu + endapan

3 ml Kuning Telur 3% + 5 tetes reagen

Larutan kuning telur (keruh) + reagen

ninhidrin (dipanaskan)

ninhidrin (tidak berwarna)

larutan

putih keruh
4

3 ml Kuning Telur 4% + 5 tetes reagen

Larutan kuning telur (keruh) + reagen

ninhidrin (dipanaskan)

ninhidrin (tidak berwarna)


putih keruh

ninhidrin (dipanaskan)

ninhidrin (tidak berwarna)

ninhidrin (dipanaskan)

ninhidrin (tidak berwarna)

larutan

larutan ungu + endapan

3 ml Kuning Telur 7% + 5 tetes reagen

Larutan kuning telur (keruh) + reagen

ninhidrin (dipanaskan)

ninhidrin (tidak berwarna)

larutan

larutan ungu + endapan

3 ml Kuning Telur 8% + 10 tetes

Larutan kuning telur (keruh) + reagen

reagen ninhidrin (dipanaskan)

ninhidrin (tidak berwarna)

larutan

larutan ungu + endapan

3 ml Kuning Telur 9% + 10 tetes

Larutan kuning telur (keruh) + reagen

reagen ninhidrin (dipanaskan)

ninhidrin (tidak berwarna)


putih keruh

10

larutan ungu + endapan

Larutan kuning telur (keruh) + reagen

putih keruh
9

larutan

3 ml Kuning Telur 6% + 5 tetes reagen

putih keruh
8

larutan ungu + endapan

Larutan kuning telur (keruh) + reagen

putih keruh
7

larutan

3 ml Kuning Telur 5% + 5 tetes reagen

putih keruh
6

larutan ungu + endapan

larutan

larutan ungu + endapan

3 ml Kuning Telur 10% + 10 tetes

Larutan kuning telur (keruh) + reagen

reagen ninhidrin (dipanaskan)

ninhidrin (tidak berwarna)


putih keruh

larutan

larutan ungu + endapan

d). Tyrosin 3 % dan Histidin 3%


No

Cara Kerja

Pengamatan

3 ml tyrosin 3% + 10 tetes reagen

Tyrosin (tidak berwarna) + reagen ninhidrin

ninhidrin (dipanaskan)

(tidak berwarna)
berwarna

larutan tidak
Larutan ungu

3 histidin 3% + 10 tetes reagen

Histidin (tidak berwarna) + reagen ninhidrin

ninhidrin (dipanaskan)

(tidak berwarna)
berwarna

larutan tidak
Larutan ungu

VII. PERSAMAAN REAKSI


Uji Millon

Reaksi positif terhadap asam amino tyrosin :


Uji MILLON

HO
O
OH
H

Hg

NO 2

H
mercuri

tyrosin
O
OH
Hg HO
+

N
H

berw arna merah bata

Reaksi negative pada asam amino lysin :

+ Hg

Tidak bereaksi

(Lysine)

+ Hg

Tidak bereaksi

Uji Ninhidrin

Reaksi Positif terhadap asam amino:


H2N

OH

+
H3C

OH

OH
O

asam amino

ninhidrin

O
N

OO
berw arna ungu

Reaksi positif asam amino glisin:

H3C

CO 2

3H2O

VIII. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini, yaitu membahas mengenai uji asam amino dengan
reaksi reagen millon, dan reagen ninhidrin. Asam amino yang diuji terdiri dari lysin,
tyrosin, dan histidin serta larutan protein yaitu menggunakan larutan kuning telur dan
putih telur.
Percobaan pertama yang kami lakukan adalah uji asam amino dengan
menggunakan pereaksi Millon atau sering disebut uji Millon. Pereaksi Millon adalah
larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat, bila direaksikan dengan
senyawa yang mengandung gugus fenol akan membentuk endapan merah dengan
pemanasan. Pada pengujian asam amino dengan uji Millon, larutan protein ( putih
telur dan kuning telur) ditambahkan dengan reagen Millon. Penambahan reagen
Millon ini menyebabkan terbentuknya endapan putih yang kemudian berubah menjadi
endapan merah. Hal ini membuktikan dalam larutan larutan putih telur dan kunging
telur tersebut positif mengandung tirosin.
Endapan putih yang terbentuk setelah penambahan reagen Millon pada larutan
protein tersebut berasal dari endapan merkuri, dimana pada awalnya Hg yang terlarut

di dalam HNO3 teroksidasi menjadi Hg+. Ion Hg + ini selanjutnya membentuk garam
dengan gugus karboksil dari tirosin
Ketika dipanaskan endapan putih tersebut berubah menjadi endapan merah.
Hal ini terjadi karena asam nitrat yang semula berfungsi sebagai pelarut mengoksidasi
Hg

menjadi Hg2+. Bersamaan dengan hal tersebut, asam amino tirosin ternitrasi.

Kemudian terjadi reaksi pembentukan HgO yang berwarna merah


Untuk membuktikan bahwa dalam larutan putih telur dan kuning telur terdapat
asam amino tyrosin, maka dilakukan uji terhadap beberapa asam amino standar yang
ada di laboratorium. Asam amino standar yang digunakan adalah lysin, histidin, dan
tyrosin. Pada pengujian dengan lysin dan histidin tidak terbentuk endapan merah. Hal
ini disebabkan karena pada keempat asam amino tersebut tidak mengandung gugus
fenol dengan demikian asam amino tersebut merupakan reaksi negative terhadap uji
millon. Pada pengujian dengan tyrosin, setelah penambahan reagen Millon dan
pemanasan endapan merah yang dapat membuktikan bahwa dalam putih telur dan
kunign telur terdapat asam amino tyrosin.
Pada percobaan yang kedua, yaitu uji asam amino dengan menggunakan
reagen ninhidrin, perlakuannya hampir sama dengan uji millon, hanya saja dengan
menggunakan volume reagen ninhidrin lebih banyak dari millon. Uji ninhidrin
dipergunakan untuk identifikasi asam -amino dan peptida yang memiliki gugus amino bebas. Ninhidrin jika ditambahkan dengan asam amino dan dipanaskan akan
membentuk kompleks berwarna kompleks berwarna ungu yang dihasilkan dari reaksi
ninhdrin dengan hasil reduksinya, yaitu hidrindantin dan ammonia.
Pada pengujian larutan putih telur dan kuning telur, menunjukkan uji positif
terhadap uji ninhidrin. Hal ini ditunjukkan dengan terbentuknya larutan berwarna ungu
ketika larutan tersebut ditambahkan dengan ninhidrin dan dipanaskan. Hal serupa juga
terjadi pada pengujian tyrosin, glysin,

dan hystidin, ketika ditambahkan dengan

ninhidrin dan kemudian dipanaskan, asam-asam amino tersebut membentuk larutan


berwarna ungu. Hal ini menunjukkan bahwa pada asam-asam amino tersebut terdapat
-amino bebas.

IX.

KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah di lakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Pada uji Millon, reaksi positif jika terbentuk endapan merah bata akibat
kandungan gugus hidrosil fenil oleh asam amino.
2. Reaksi positif pada uji millon ditunjukkan oleh larutan kuning telur, putih telur
dan tyrosin.
3. Lisin dan histidin bereaksi negatif dengan reagen millon.
4. Uji Ninhidrin merupakan uji warna pada protein dengan membentuk larutan
berwarna ungu akibat adanya gugus amino bebas.
5. Larutan protein (putih telur dan kuning telur ) dan glysin mengandung gugus
amino bebas sehingga memberikan warna ungu pada larutan.
6. Larutan protein (putih telur, kuning telur ) dan glysin bereaksi positif terhadap
reagen ninhidrin.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Asam Amino. http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_amino. diakses tanggal 21


Agustus 2014, pukul 18.58
Anonim.2012. Laporan Tetap Praktikum Biokimia .http://ruanglingkupgurukimia.
blogspot.com/2012/05/laporan-tetap-praktikumbiokimia-i.html, diakses tanggal 21
agustus 2014, pukul 19.25
Tim Dosen Kimia, 2009, Penuntun Praktikum Biokimia Umum, Universitas Hasanuddin,
Makassar.

LAMPIRAN I
PERTANYAAN
1. Uji Millon
Apa yang terjadi jika garam merkuri ditambahkan kedalam protein?
Jawab:
Jika garam merkuri ditambahkan ke dalam protein, maka akan terbentuk
endapan putih dan dapat berubah menjadi merah bata setelah pemanasan.
Mengapa larutan albumin terkoagulasi?
Jawab:
Larutan albumin terkoagulasi, karena larutan albumin dipanaskan ada suhu
50o C lebih dan pada suhu inilah protein terkoagulasi.
Larutan protein yang mana yang memberikan uji negatif ? Mengapa?
Jawab:
Larutan yang memberikan uji negatif adalah larutan lysin dan histidin
karena pada asam-asam amino ini tidak terdapat gugus hidroksifenil,
sehingga larutan yang dihasilkan tetap bening tanpa adanya endapan merah
bata.

2. Uji Ninhidrin
Warna apa yang terbentuk?
Jawab:
Warna yang terbentuk pada uji positif adalah warna ungu
Gugus apa yang memberikan uji positif ?
Jawab:
Gugus yang memberikan uji positif adalah amino bebas seperti glysin,
larutan putih telur, larutan kuning telur dan histidin.

LAMPIRAN II
GAMBAR ALAT

Pipet tetes

Beaker Gelas

Tabung Reaksi

Gelas Ukur

Batang pengaduk

Corong pemisah

Erlenmeyer

Anda mungkin juga menyukai