DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
NURTARISHA.A [H031201052]
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I .......................................................................................................................4
PENDAHULUAN ...................................................................................................4
BAB II ......................................................................................................................6
PEMBAHASAN ......................................................................................................6
2.3 Konversi Rangka Karbon Asam L-α-Amino Menjadi Zat Antara Amfibolik .11
PENUTUP ..............................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
amino menjadi zat amfibolik dan asam-asam amino pembentuk oksaloasetat, ∝-
ketoglutarat dan piruvat.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Pada hampir semua asam amino, atom C-α mengikat empat gugus yang
berbeda, yaitu gugus karboksil, amino (kation amonium), R, dan H. Pengecualian
hanya pada glisin dimana R adalah atom H. Dengan demikian atom C-α pada
hampir semua asam amino merupakan atom C asimetrik dan menjadi pusat khiral.
Senyawaan yang mempunyai pusat khiral bersifat optis aktif. Jika suatu molekul
bersifat optis aktif, molekul tersebut dapat memutar bidang cahaya terpolarisasi ke
kiri atau ke kanan. Pada penggambaran molekul berdasarkan proyeksi Fischer,
keempat gugus yang berbeda di sekitar atom C asimetrik dapat menempati dua
susunan ruang yang berbeda sehingga membentuk dua jenis stereoisomer
(Simamora, 2015).
6
2.2 Katabolisme Asam Amino
Katabolisme asam amino merupakan bagian dari proses metabolism
nitrogen yang lebih besar didalam tubuh. Nitrogen masuk ke dalam tubuh melalui
berbagai senyawa yang terdapat di dalam makanan, tetapi kandungan asam amino
yang terpenting terdapat pada protein yang berasal dari makanan. Nitrogen
meninggalkan tubuh dalam bentuk urea, ammonia, dan produk turunan
metabolism asam amino lainnya (Ferrier, 2014).
Katabolisme asam amino untuk produksi energy ditingkatkan oleh asupan
protein yang melebihi kebutuhan. Beberapa langkah spesifik dalam jalur
katabolisme asam amino adalah kompleks, tetapi biasanya menghasilkan
NAD/FAD tereduksi (NADH atau FADH) yang menyediakan sumber electron,
memasuki rantai transport electron dan fosforilasi oksidatif (Kerr dkk., 2014).
2.2.1 Transaminasi
Transaminasi adalah proses di mana gugus amino dikeluarkan dari asam
amino dan dipindahkan ke asam keto akseptor untuk menghasilkan versi asam
amino dari asam keto dan versi asam keto dari asam amino asli (Litcwak, 2018).
Katabolisme asam amino sebagian besar adalah pemindahan gugus α-amino ke
gugus α-ketoglutarat. Produknya adalah asam α-keto yang berasal dari asam
amino lainnya dan glutamate (Pudlik dan Lolkema, 2012). α-ketoglutarat
berperan unik dalam metabolisme asam amino dengan menerima gugus amino
dari asam amino lainnya sehingga menjadi glutamate. Glutamat yang dihasilkan
melalui proses transaminase dapat mengalami deaminasi oksidatif atau digunakan
sebagai donor gugus amino pada sintesis asam amino non-esensial (Ferrier, 2014).
7
Pemindahan gugus amino dari satu rangka karbon ke rangka karbon
lainnya ini dikatalisi oleh kelompok enzim yang dikenal dengan aminotransferase.
Enzim ini ditemukan di dalam sitosol dan mitokondria sel di seluruh tubuh,
terutama sel yang terdapat di hati, ginjal, usus dan otot. Semua asam amino,
dengan pengecualian lisin dan treonin akan berperan dalam proses transaminase
dibeberapa proses katabolismenya. Kedua asam amino tersebut akan kehilangan
α-amino melalui deaminasi. Setiap aminotransferase berifat spesifik untuk satu
atau sebagian besar beberapa donor gugus amino. Aminotransferase dinamakan
donor gugus amino yang spesifik karena akseptor gugus amino hampir selalu
merupakan α-ketoglutarat. Dua reaksi aminotransferase terpenting dikatalisasi
oleh alanine aminotransferase (ALT) dan aspartate aminotransferase (AST).
Gambar 3. Reaksi yang dikatalisasi selama katabolisme asam amino: ALT & AST
8
deaminasi kemudian dikeluarkan dari darah hampir seluruhnya melalui konversi
menjadi urea di hati. Ini terjadi melalui proses metabolisme lain yang disebut
dengan siklus urea (Degani dkk., 2018).
9
Gambar 5. Diagram siklus urea
10
Reaksi keseluruhan dari siklus TCA dan siklus urea dapat ditulis sebagai berikut:
2NH4+ + HCO3- + 3ATP4- urea + 2ADP3- + 4Pi + AMP2- + 5H+
11
oksaloasetat yang bisa dipakai untuk proses glukoneogenesis. Dengan demikian lipida
(kecuali asani lemak rantai ganjil dan sisa kerangka gliserol) tidak mungkin membentuk
lipida berlainan dengan lipida, beberapa jenis asam amino dapat membentuk
karbohidrat.karena beberapa kerangka karbon dari asam-asam amino tersebut, dengan
cara tranaminasi atau deaminasi, dapat membentuk beberapa senyawa anggota siklus
TCA (oksaloasetat, alfa ketoglutarat, suksinil-KoA dan fumarat), maupun membentuk
piruvat sehingga menambah jumlah oksaloasetat atau piruvat, dapat mengalami
gluconeogenesis (Wahjuni, 2013).
12
AKG adalah perantara kunci dalam siklus TCA (tricarboxylic acid), proses
produksi energi yang terjadi dalam sel. TCA adalah jalur siklik dari delapan reaksi
enzimatik, yang mengoksidasi senyawa yang berasal dari glukosa, asam lemak,
dan asam amino dalam matriks mitokondria, yang mengarah pada pembentukan
CO2 dan koenzim tereduksi (NADH dan FADH2). Koenzim ini memberi makan
elektron ke rantai pernapasan yang selanjutnya digunakan untuk menghasilkan
ATP. Dalam siklus TCA, AKG dibentuk dari isositrat melalui dekarboksilasi
oksidatif yang dikatalisis oleh IDH. Ini dapat diubah lebih lanjut oleh AKG
dehidrogenase menjadi suksinil-KoA dan NADH (Zdzisin´ska dkk., 2017).
Jumlah AKG yang diproduksi di mitokondria tergantung pada keadaan
oksidasi-reduksi (redoks). Keuntungan dari NAD+ over NADH menyebabkan
dekarboksilasi oksidatif AKG dan pembentukan suksinil-KoA, sedangkan dalam
kasus peningkatan konsentrasi NADH dan kekurangan NAD+, transaminasi
reduktif AKG terjadi dengan partisipasi glutamat dehidrogenase, yang mengarah
pada pembentukan glutamate. Glutamat yang terbentuk dalam reaksi ini kemudian
dapat, dalam reaksi yang melibatkan glutamin sintetase, mengikat ion amonium
lain, yang menghasilkan pembentukan glutamin (Rhoads dan Anderson, 2020).
AKG juga dapat diproduksi dalam reaksi glutamat dan piruvat yang
dikatalisis oleh glutamat piruvat transaminase. Selain itu, transfer reversibel gugus
amino (NH3+) dari glutamat ke oksaloasetat juga menghasilkan pembentukan
AKG (dan aspartat). Reaksi ini dikatalis oleh glutamat oksaloasetat transaminase,
yang terdapat dalam bentuk sitoplasma dan membran dalam mitokondria. Alfa-
ketoglutarat dapat diproduksi secara anaplerotik dari glutamat oleh deaminasi
oksidatif menggunakan glutamat dehidrogenase, dan sebagai produk dari reaksi
trans-aminasi yang bergantung pada piridoksal fosfat di mana glutamat adalah
donor amino yang umum (Wu dkk., 2016).
Dalam metabolisme seluler, Alfa-Ketoglukarat menyediakan sumber penting
glutamin dan glutamat yang merangsang sintesis protein, menghambat degradasi
protein di otot, dan merupakan bahan bakar metabolisme penting untuk sel-sel
saluran pencernaan. Glutamin adalah sumber energi untuk semua jenis sel dalam
organisme yang merupakan lebih dari 60% dari total kumpulan asam amino,
13
sehingga Alfa-Ketoglukarat sebagai prekursor glutamin, merupakan sumber
energi utama untuk sel usus dan substrat pilihan untuk kedua enterosit dan sel-sel
lain yang membelah dengan cepat (Wu dkk., 2016).
14
Gambar 8. Metabolisme asam amino dalam siklus asam sitrat
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu:
1. Katabolisme asam amino merupakan bagian dari proses metabolism nitrogen
yang lebih besar didalam tubuh. Nitrogen masuk ke dalam tubuh melalui
berbagai senyawa yang terdapat di dalam makanan kemudian meninggalkan
tubuh dalam bentuk urea, ammonia, dan produk turunan metabolism asam
amino lainnya.
2. Pada konversi rangka karbon asam l-α-amino yang melebihi keperluan untuk
biosintesis protein tidak dapat disimpan dan diekskresi sedemikian rupa.
Gugus amino dari kelebihan asam amino dikeluarkan dengan transaminasi
atau deaminasi oksidatif, dan rangka karbonnya dikonversi menjadi perantara
amfibolik.
3. Oksaloasetat terbentuk dari asetil-Ko.A dimana hal tersebut tidak menambah
jumlah oksaloasetat dalam siklus TCA, dikarenakan asetil-KoA masuk
kedalam siklus TCA dengan cara bereaksi dengan oksaloasetat kemudian
membentuk kembali oksaloasetat semula. Pada α-ketoglutarat diproduksi
secara anaplerotik dari glutamat oleh deaminasi oksidatif menggunakan
glutamat dehidrogenase, dan sebagai produk dari reaksi trans-aminasi yang
bergantung pada piridoksal fosfat di mana glutamat adalah donor amino yang
umum. Untuk piruvat, setiap asam amino akan didegradasi dan menjadi
prekrusor sintesis glukosa di hepar yang disebut glikogenik atau
glukoneogenik.
3.2 Saran
Kami selaku penulis menyadari jika makalah ini memiliki banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik serta saran mengenai pembahasan makalah diatas.
16
DAFTAR PUSTAKA
Bolly, H.M.B., Tanjung, R.H.R., dan Ngili, Y., 2018, Asam Amino, Peptida, dan
Protein, Innosain, Yogyakarta.
Degani, G., Barbiroli, A., Regazzoni, L., Popolo, L., dan Vanoni, M.A., 2018,
Imine Deaminase Activity and Conformational Stablity of UK114, the
Mammalian Member of the Rid Protein Family Active in Amino Acid
Metabolism, International Journal of Molecular Sciences, 19(4): 945.
Ferrier, D.R., 2014, Lippincott’s Illustrated Reviews Biokimia Edisi Ke-6 Jilid 2,
Department of Biochemistry and Molecular Biology Drexel University
College of Medicine Philadelphia, Pennsylvania.
Kerr, D.S., DeBrosse, S.D., dan Hoppel, S.L., 2014, 1Mitochondrial Disorders:
Metabolic and Genetic Basic, Encyclopedia of the Neurological Sciences,
3(1): 81-85.
Mohan, C., Memon, RA., dan Bessman, S.P., 2019, Amphibolic Role of the Krebs
Cycle in the Insulin-Stimulated Protein Synthesis, Archives of Biochemistry
and Biophysics, 289(1): 83-89.
Wu, N., Yang, M., Gaur, U., Xu, H., Yao, Y., dan Li, D., 2016, Alpha-
Ketoglutarate: Physiological Functions and Applications, Biomolecules &
Therapeutics, 24(1): 1-8.
17