Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan ISSN : 2527-8010 (ejournal)

Vol. 9, No. 1, 88-95, Maret 2020

PENGARUH METODE PENGERINGAN SIMPLISIA TERHADAP KAPASITAS


ANTIOKSIDAN WEDANG UWUH

EFFECT OF SIMPLISIA DRYING METHOD TO THE ANTIOXIDANT CAPACITY OF


WEDANG UWUH

Made Aditya Dharma1, K. A Nocianitri2, Ni Luh Ari Yusasrini 3


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Unud
2
Dosen Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Unud
Kampus Bukit Jimbaran, Badung-Bali

ABSTRACT
This research aims to determine the effect of drying method the antioxidant capacity of wedang uwuh and to obtain
the highest antioxidant capacity of wedang uwuh. This study was designed using a completely randomized design (CRD)
with four parameters of drying methods there are sun-drying, air-drying, greenhouse and oven, which were repeated four
times. Therewere many parameters analyzed in this research such as water content, antioxidant capacity, total phenol and
sensoryincluding color, aroma, taste and overall acceptance. All data were statistically analyzed using ANOVA and
continued with Duncan's (DMRT) (α = 5%). The results showed that the drying method had a significant effect on the water
content, antioxidant capacity and total phenol of wedang uwuh, but did not significantly affect to the sensory results. Air-
drying method produced wedang uwuh with the highest antioxidant capacity of 63,63 mgGAEAC/L, with a moisture
content of 8,05 %, and total phenol of 23,70 mg/L where, based on color, taste, flavor and general acceptance the panelists
rather like the wedang uwuh produced.

Keywords: simplisia, wedang uwuh, drying, antioxidant

PENDAHULUAN

Wedang uwuh adalah minuman tradisional Salah satu proses pasca panen yang berperan
dari daerah Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Wedang penting terhadap mutu simplisia adalah proses
uwuh dipercaya memiliki khasiat sebagai pengeringan (Departemen Kesehatan Republik
penghangat tubuh, menyembuhkan batuk ringan, Indonesia, 2000). Proses pengeringan berpengaruh
loyo, pegal-pegal, nyeri, perut kembung dan masuk terhadap kandungan senyawa kimia yang
angin. Wedang uwuh terbuat dari jahe, daun kayu terkandung dalam suatu tanaman herbal terutama
manis, daun cengkeh dan daun pala, sebagian senyawa yang berkhasiat sebagai antioksidan.
komposisi penyusunnya mengandung senyawa Kandungan fenolik dan flavonoid total dalam suatu
fenolat yang sangat aktif sebagai antioksidan. simplisia yang mempunyai aktivitas antioksidan
Antioksidan adalah senyawa yang dapat melindungi kestabilannya dapat dipengaruhi oleh proses
tubuh dari radikal bebas, yaitu reaksi berantai yang pengeringan (Hernani, 2009).
dapat menyebabkan penyakit degenerative Terdapat beberapa metode dalam pengeringan
(Kristianingrum, 2009). antara lain pengeringan dengan sinar matahari

Korespondensi Penulis : 88
E-mail: Aditya.dharma10@gmail.com1)
Dharma, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan

langsung, pengeringan dengan oven, kering angin Laboratorium Rekayasa Proses dan Pengendalian
dan pengeringan dengan rumah kaca. Pengeringan Mutu, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas
dengan sinar matahari, kering angin dan rumah kaca Udayana, kampus Sudirman, Denpasar dan Kampus
merupakan proses pengeringan yang paling mudah Bukit Jimbaran, Penelitian ini dilaksanakan dari
dilakukan namun memerlukan waktu yang lebih bulan Juli - Agustus 2018.
lama jika dibandingkan dengan pengeringan oven.
Pengeringan oven dapat mengurangi kadar air Bahan dan Alat
dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
(Muller et al, 2006). Sinar ultra violet dari matahari meliputi bahan pembuatan wedang uwuh, seperti
juga menimbulkan kerusakan pada kandungan jahe merah yang diperoleh dari Pasar Kumba Sari,
kimia bahan yang dikeringkan. Pengeringan daun cengkeh yang diperoleh dari perkebunan di
dilakukan untuk mendapatkan kadar air dibawah desa Munduk, Buleleng, daun pala dan daun kayu
10% bertujuan untuk mencegah tumbuhnya bakteri manis yang diperoleh dari Tabanan, Bali, gula
dan jamur pada tahap penyimpanan (Katno, 2008). merah, bahan untuk analisis seperti, methanol PA
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Merck), 2,2-diphenyl-1-pircylhydrazyl (DPPH),
Danthiswari dkk (2016) yang menggunakan asam galat, aquades, follin ciocalteu 50%, Na2CO3,
perlakuan jahe merah dan dengan pengeringan kertas saring, alumunium foil.
buatan (oven) selama 2 jam didapatkan kandungan Alat yang digunakan dalam penelitian ini
antioksidan wedang uwuh sebesar 112,22 yaitu pisau, blender, talenan, panci stainless steel,
mgGAEAC/L dan total fenol yaitu 88,36 mg/L, kompor, gelas beker ukuran 500 ml, sendok,
Winarno (2002) menyatakan bahwa suhu dan lama saringan, oven, spectrometer uv-vis 1240, tabung
pengeringan berpengaruh nyata terhadap aktivitas reaksi, vortex, gelas beker, erlenmeyer, labu takar,
antioksidan karena dapat mengakibatkan rusaknya pipet mikro, pipet tetes, timbangan analitik,
zat aktif yang terkandung dalam suatu bahan, maka desikator dan alat uji organoleptik.
dari itu perlu dilakukan penelitian untuk
membandingkan empat metode pengeringan yaitu Pelaksanaan Penelitian

pengeringan sinar matahari langsung, kering angin, Penelitian ini dilaksanakan dengan

rumah kaca dan buatan (oven) pada pembuatan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL),

wedang uwuh. dengan perlakuan 4 metode pengeringan, yaitu:

METODE PENELITIAN Pengeringan sinar matahari, Pengeringan kering


angin, Pengeringan rumah kaca dan Pengeringan
Tempat dan Waktu Penelitian
oven, masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
kali sehingga diperoleh 16 unit percobaan. Data
Pengolahan Pangan, Laboratorium Analisis Pangan,
yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis
89
Vol. 9, No. 1, Maret 2020 Pengaruh Metode Pengeringan…

dengan sidik ragam (ANOVA) dan apabila terdapat diseduh dengan 300 ml air mendidih (Danthiswari
pengaruh antar perlakuan maka dilanjutkan dengan dkk , 2016).
uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) (Gomez
dan Gomez, 1995). Parameter yang Diamati
Variable yang diamati yaitu kadar air
Pelaksanaan Penelitian menggunakan metode oven (AOAC,1995) pada
Pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi 2 simplisia, kapasitas antioksidan menggunakan
tahapan yaitu : metode 2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) (Yun,
1. Pengeringan simplisia 2001), total fenol menggunakan metode follin-
Pengeringan simplisia dilakukan dengan 4 ciocalteu (Andarwulan et al., 2011), dan evaluasi
metode pengeringan diantaranya pengeringan sinar sensoris dengan menggunakkan metode uji hedonik
matahari, kering angin, rumah kaca dan oven. dan uji skoring (Soekarto, 1985) pada seduhan
Proses pengeringan diawali dengan proses sortasi, wedang uwuh.
kemudian dicuci dan dikeringkan sesuai dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
metode pengeringan hingga kadar air mencapai
≤10%. Daun yang kering memiliki karakteristik
Parameter yang diuji pada wedang uwuh
yang mudah hancur jika diremas dan terjadi
adalah kadar air simplisia wedang uwuh, kapasitas,
perubahan warna yang signifikan.
total fenol seduhan wedang uwuh, dengan empat
Pengeringan matahari dilakukan dengan
perlakuan yaitu pengengeringan matahari, rumah
menjemur daun dibawah sinar matahari.
kaca, kering angin dan oven.
Pengeringan angin dilakukan ditempat yang tidak
terkena matahari secara langsung. Pengeringan Kadar Air
rumah kaca menggunakan alat yang menyerupai Berdasarkan hasil analisis ragam dapat
ruangan yang dapat menyimpan panas matahari. disampaikan bahwa metode pengeringan
o
Pengeringan oven dilakukan pada suhu 50 C selama berpengaruh nyata terhadap kadar air simplisia
150 menit. (P<0,05). Pengeringan sinar matahari dan
pengeringan rumah kaca memiliki perbedaan yang
2. Pembuatan Wedang uwuh. nyata dengan pengeringan oven dan pengeringan
Proses penyeduhan wedang uwuh diawali kering angin. Pengeringan matahari dilakukan
dengan menimbang daun pala 0,28 gram, daun selama 5 hari, pengeringan rumah kaca dilakukan
cengkeh 1,68 gram, dan kayu manis 0,21 gram selama 10 hari, pengeringan kering angin dilakukan
(total simplisia 2,17 gram) kemudian ditambahkan selama 12 hari dan pengeringan oven dilakukan
26,45 gram jahe dan 22,13 gram gula merah dan selama 150 menit dengan suhu 50 oC. Metode

90
Dharma, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan

Pengeringan berpengaruh nyata terhadap kadar air senyawa asalnya, hal ini tidak akan terjadi jika
bahan, hal ini sejalan dengan penelitian yang bahan yang telah dikeringkan mempunyai kadar air
dilakukan oleh Winangsih (2013) dimana metode yang rendah. Beberapa enzim perusak kandungan
pengeringan berpengaruh secara signifikan terhadap kimia antara lain adalah hidrolase, oksidase dan
berat kering simplisia. Kadar air daun kering polymerase. Susut pengeringan pada simplisia
wedang uwuh dengan menggunakan berbagai bahan wedang uwuh telah sesuai dengan standar
metode pengeringan berkisar antara 7,88% - 9,75%. Farmakope Herbal Indonesia Edisi I (2008) yaitu
Pengeringan simplisia dengan kadar air tertinggi kurang dari 10%.
adalah pengeringan sinar matahari dengan kadar air
Total Fenol
9,75%. Pengeringan simplisia dengan kadar air
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam dapat
terendah adalah pengeringan oven dengan kadar air
disampaikan bahwa metode pengeringan
7,88%.
12 Nilai kadar air yang berbeda disebabkan
9,75±1,03 a berpengaruh nyata terhadap total fenol air seduhan
10
karena waktu dan9,19±0,13 a
suhu pengeringan
8,06±0,11yang
b digunakan
7,88±0,51 b
Kadar Air (%)

8 wedang uwuh (P<0,05). Total fenol seduhan


berbeda-beda, pengeringan oven memiliki suhu dan
6 wedang uwuh dengan metode pengeringan kering
kelembaban yang lebih konstan jika dibandingkan
4
angin berbeda nyata dengan metode pengeringan
dengan
2 metode yang lainnya.
0
yang lain, sedangkan metode pengeringan sinar
Pengeringan Pengeringan Pengeringan Pengeringan matahari, rumah kaca, dan oven yang tidak
GambarSinar
1. Hubungan antara metode
Rumah Kaca Angin pengeringan
Oven
Matahari dengan kadar air memberikan perbedaan nyata terhadap total fenol
seduhan wedang uwuh. Hubungan antara metode
Gambar 1. Hubungan antara metode pengeringan
dengan kadar air pengeringan dengan total fenol seduhan wedang
uwuh dapat dilihat pada Gambar 2.
Penelitian Rivai (2014) menunjukan bahwa hasil
30 23,70
susut pengeringan juga tidak berbeda nyata antara
19,56 19,74 ±1,04 a 20,89
25
±1,10 b
Total Fenol (mg/L)

simplisia yang dikeringkan dengan oven dan yang ±0,48 b ±1,14 b


20
dikeringanginkan. Kadar air simplisia sebaiknya
15
lebih kecil dari 10%. Menurut Manoi (2006) apabila
10
kadar air lebih besar dari 10% akan menyebabkan
5
terjadinya proses enzimatik dan kerusakan oleh 0
mikroba. Penelitian Manoi (2006) menunjukan Pengeringan Pengeringan Pengeringan Pengringan
Sinar Rumah Kaca Angin Oven
bahwa simplisia yang disimpan dalam waktu yang Matahari

lama akan merubah kandungan kimia yang telah Gambar 2. Hubungan antara metode pengeringan
terbentuk menjadi produk lain oleh enzim, sehingga dengan total fenol seduhan wedang uwuh
tidak lagi memiliki efek farmakologi seperti

91
Vol. 9, No. 1, Maret 2020 Pengaruh Metode Pengeringan…

Total fenol wedang uwuh dengan antioksidan, namun pangeringan rumah kaca dan
menggunakan berbagai metode pengeringan pengeringan oven tidak memberikan pengaruh yang
berkisar antara 19,74 mg/L – 23,70 mg/L. Total nyata terhadap kapasitas antioksidan air seduhan
fenol tertinggi adalah air seduhan wedang uwuh wedang uwuh. Kapasitas antioksidan wedang uwuh
yang dikeringkan dengan pengeringan kering angin dengan menggunakan berbagai metode pengeringan
dengan total fenol 23,70 mg/L. Pengeringan berkisar antara 49,75 mgGAEAC/L – 63,63
simplisia dengan total fenol terendah adalah mgGAEAC/L. Kapasitas antioksidan tertinggi
pengeringan rumah kaca dengan total fenol 19,75 adalah air seduhan wedang uwuh yang dikeringkan
mg/L. Pengeringan kering angin merupakan dengan metode pengeringan kering angin dengan
pengeringan dengan paparan sinar matahari yang kapasitas antioksidan 63,63 mgGAEAC/L.
lebih sedikit jika dibandingkan dengan pengeringan Kapasitas antioksidan terendah adalah pengeringan
langsung, sehingga memungkinkan suhu sinar matahari dengan kapasitas antioksidan 49,75
pengeringan kering angin merupakan suhu terendah mgGAEAC/L, hal ini disebabkan karena simplisia
jika dibandingkan dengan suhu metode pengeringan terpapar sinar ultraviolet secara langsung. Menurut
lainnya. Suhu pengeringan dengan sinar matahari Winangsih (2013) sinar ultraviolet dari matahari
berkisar antara 26-40oC. Menurut Rivai et al., menimbulkan kerusakan pada kandungan kimia
(2010) Suhu pengeringan berpengaruh terhadap bahan yang dikeringkan.
perolehan kadar fenolat. Pengeringan daun dewa 80 63,63±1,48 61,75±1,49
o
pada suhu 25 C memberikan kadar fenolat lebih 70 55,35±1,29 a
Kapasitas Antiaoksidan

a
49,75±0,90 b
60
(mgGAEAG/L)

besar daripada pengeringan dengan suhu 40 oC. c


50
Sedangkan pengeringan pada suhu 60 oC 40
30
menyebabkan penurunan kadar fenolat dengan hasil
20
yang signifikan dibandingkan dengan pengeringan 10
pada suhu 40oC. 0
Pengeringan Pengeringan Pengeringan Pengeringan
Sinar Rumah Kaca Angin Oven
Kapasitas Antioksidan Matahari

Berdasarkan hasil uji analisis sidik ragam Gambar 3. Hubungan antara metode pengeringan
dapat disampaikan bahwa metode pengeringan dengan kapasitas antioksidan seduhan wedang uwuh
berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kapasitas
Keempat metode pengeringan tersebut
antioksidan air seduhan wedang uwuh. Hubungan
mengalami penurunan aktivitas antioksidan seiring
antara metode pengeringan dengan kapasitas
dengan suhu pengeringan yang semakin tinggi.
antioksidan seduhan wedang uwuh Gambar 3.
Selain suhu, waktu pengeringan juga berpengaruh
Pengeringan dengan sinar matahari
terhadap aktivitas antioksidan simplisia. Semakin
memberikan pengaruh nyata terhadap kapasitas
92
Vol. 9, No. 1, Maret 2020 Pengaruh Metode Pengeringan…

tinggi suhu dan lama pengeringan yang digunakan dimana warna merupakan parameter pertama yang
menyebabkan aktivitas antioksidan juga semakin dilihat oleh konsumen. Analisis sidik ragam dapat
menurun. Dimana suhu dan lama pengeringan sinar disampaikan bahwa warna air seduhan wedang
matahari berkisar antara 28-33oC selama 5 hari, uwuh dengan berbagai metode berpengaruh tidak
pengeringan kering angin berkisar 24-30oC selama nyata (P>0,05). Hasil uji skoring terhadap warna
12 hari, pengeringan rumah kaca berkisar 26-36oC seduhan wedang uwuh berkisar antara 4,46 – 4,66
selama 10 hari dan pengeringan oven dengan suhu (kuning kecokelatan). Nilai tertinggi yang diperoleh
50oC selama 150 menit. Hal ini sesuai dengan adalah air seduhan wedang uwuh yang dikeringkan
pernyataan Winarno (2002) bahwa suhu dan lama dengan pengeringan kering angin dan oven serta
pengeringan berpengaruh nyata terhadap aktivitas nilai terendah yang diperoleh adalah air seduhan
antioksidan karena kondisi tersebut mengakibatkan wedang uwuh yang dikeringkan dengan
rusaknya zat aktif yang terkandung dalam suatu pengeringan matahari. Berdasarkan uji hedonik
bahan. terhadap warna air seduhan wedang uwuh berkisar
antara 5,00 – 5,13 (agak suka). Nilai tertinggi yang
Evaluasi Sensoris
diperoleh adalah air seduhan wedang uwuh yang
Penilaian evaluasi sensori dilakukan
dikeringkan dengan pengeringan oven serta nilai
penerimaan keseluruhan panelis terhdap warna,
terendah yang diperoleh adalah air seduhan wedang
rasa, aroma dan penerimaan keseluruhan.
uwuh yang dikeringkan dengan pengeringan
matahari.
Tabel 1. Hasil uji sensoris air seduhan wedang uwuh

Aroma
Aroma merupakan salah satu faktor yang
digunakan sebagai penentu tingkat kesukaan panelis
terhadap suatu produk. Aroma erat hubungannya
dengan komponen volatil yang terdapat pada suatu
bahan sehingga aroma yang terbentuk akan lebih
tajam (Sutianik, 1999). Aroma merupakan
Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti oleh
huruf yang sama pada kolom yang sama parameter yang juga berpengaruh terhadap
menunjukkan perbedaan yang tidak nyata penerimaan konsumen. Berdasarkan hasil analisis
(P>0,05).
sidik ragam dapat disampaikan bahwa aroma air

Warna seduhan wedang uwuh dengan berbagai metode

Warna merupakan parameter yang berpengaruh tidak nyata (P>0,05). Hasil uji sensori

berpengaruh terhadap penerimaan konsumen, terhadap warna seduhan wedang uwuh berkisar

93
Vol. 9, No. 1, Maret 2020 Pengaruh Metode Pengeringan…

antara 4,73 – 5,00 (agak suka). Nilai tertinggi yang KESIMPULAN DAN SARAN
diperoleh adalah air seduhan wedang uwuh yang
Kesimpulan
dikeringkan dengan pengeringan angin dan nilai
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
terendah yang diperoleh adalah air seduhan wedang
maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
uwuh yang dikeringkan dengan pengeringan oven.
berikut:
Rasa 1. Wedang uwuh dengan metode pengeringan
Rasa merupakan faktor yang sangat angin menghasilkan antioksidan dan total
berpengaruh dan penentu tingkat kesukaan panelis fenol tertinggi masing-masing sebesar 63,63
terhadap suatu produk. Rasa berhubungan dengan mgGAEAC/L dan 23,70 mg/L dengan
komponen bahan yang dapat ditangkap oleh indera kadar air 8,05, dimana berdasarkan warna,
perasa seseorang. Analisis sidik ragam terhadap rasa aroma, rasa dan penerimaan keseluruhaan
seduhan wedang uwuh berkisar antara 4,13 – 4,46 wedang uwuh panelis agak suka dengan
(biasa). Nilai tertinggi yang diperoleh adalah air seduhan wedang uwuh yang dihasilkan.
seduhan wedang uwuh yang dikeringkan dengan 2. Metode pengeringan berpengaruh nyata
pengeringan matahari dan nilai terendah yang terhadap kadar air simplisia wedang uwuh,
diperoleh adalah air seduhan wedang uwuh yang total fenol dan kapasitas antioksidan air
dikeringkan dengan pengeringan rumah kaca. seduhan wedang uwuh, dan tidak
berpengaruh nyata terhadap warna aroma
Penerimaan keseluruhan
rasa dan penerimaan keseluruhan.
Penerimaan air seduhan wedang uwuh
secara keseluruhan, panelis agak suka terhadap Saran
aroma, warna dan rasa wedang uwuh (P>0,05). Pengeringan simplisia sebaiknya menggunakan
Seduhan wedang uwuh yang paling disukai panelis pengeringan kering angin agar mendapatkan
adalah air seduhan wedang uwuh dengan hasil antioksidan yang tinggi.
pengeringan matahari. Warna yang dihasilkan dari
seduhan wedang uwuh memiliki pengaruh yang DAFTAR PUSTAKA
signifikan terhadap penerimaan produk wedang
Anonimous. 2013. Pembuatan wedang uwuh celup.
uwuh. Digilib UNS - Universitas Sebelas Maret.
Diakses pada tanggal: 20 Januari 2018.
AOAC, 2005. Official Methods of Analysis.
Assosiation of Official Chemist. Inc,
Virginia.
Danthiswari, K., I.G.D.M. Permana dan N.M. Yusa.
2016. Kajian Pengaruh Jenis Jahe (zingiber
officianale Rosc.) dan Waktu Pengeringan
94
Dharma, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan

Daun Terhadap Kapasitas Antioksidan Serta Tradisional, 15(1), 26 – 33. Universitas


Sensoris Wedang Uwuh. Jurnal Ilmu dan Andalas, Padang.
Teknologi Pangan (itepa) Vol.5, No.2.
Rivai, Harrizul, Guswandi dan R. Wahyuni. 2014.
Universitas Udayana, Denpasar.
Pengaruh Cara Pengeringan Dengan Oven,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Kering Angin Dan Cahaya Matahari
Farmakope Herbal Indonesia (Edisi I). Langsung Terhadap Mutu Simplisia Herba
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Sambiloto. Jurnal Farmasi Higea, Vol. 6,
Indonesia. No. 2. Universitas Andalas, Padang.
Gomez, KA. dan Gomez A.A., 1995. Prosedur Sazalina. 2005. Optimisation of Operating
Statistik untuk Penelitian Pertanian. Jakarta: Parameters for The Removal Of Ethanol
UI-Press, hal : 13-16. From Zingiber Officinale Roscoe (Ginger)
Oleoresin Using Short-Path Distillation.
Hernani dan E. Hayani. 2001. Identification of
Master Thesis. Faculty of Chemical and
chemical components on red ginger
Natural Resources. Engineering.Universiti
(Zingiber officinale var. Rubrum) by GC-
Teknologi Malaysia, Hal 42-46
MS. Proc. International Seminar on natural
products chemistry and utilization of natural Soekarto, T. T. 1985. Penilaian organoleptik untuk
resources. UI-Unesco, Jakarta: 501 – 505. industri pangan dan hasil pertanian,
PUSBANGTEPA Food Technology
Katno. 2008. Tingkat Manfaat, Keamanan dan
Development Center Institut Pertanian
Efektifitas Tanaman Obat dan Obat
Bogor.
Tradisional. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Departemen Winangsih, E. Prihastanti dan S. Parman. 2013.
Kesehatan RI. Karanganyar. Pengaruh Metode Pengeringan Terhadap
Kualitas Simplisia Lempuyang Wangi
Kristianingrum, S. 2009. Pembuatan wedang uwuh
(Zingiber aromaticum L.). Buletin Anatomi
celup. Jurdik Kimia FMIPA UNY. Diakses
dan Fisiologi. 21(1), 19-25.
pada tanggal: 23 Januari 2018. Melalui:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/peng Winarno, F.G. (2002). Kimia pangan dan gizi.
abdian/susila-kristianingrum-dra-msi/20.pdf Jakarta: Gramedia pustaka Utama L. Sri, N.
U. Purwanti dan K. N. Manihuruk. 2016.
Manoi, F. 2006. Pengaruh Cara Pengeringan
Pengaruh Cara Pengeringan Simplisia Daun
Terhadap Mutu Simplisia Sambiloto.
Senggani (Melastoma malabathricum L.)
Bull.Littro. 17 (1): 1-5.
Terhadap Aktivitas Antioksidan
Rivai, Harizzul, H. Nurdin, H. Suyani dan A. Menggunakan Metode DPPH (2,2-difenil-1-
Bakhtiar. 2010. Pengaruh Cara Pengeringan pikrilhidrazil). Pharm Sci Res ISSN 2407-
Terhadap Perolehan Ekstraktif, Kadar 2354 (Vol. 3 No. 3).
Senyawa Fenolat Dan Aktivitas
Yun, L. 2001. Free Radical Scavenging Properties
Antioksidan Dari Daun Dewa (Gynura
of Conjugated Linoic Acids. J. Agric. Food
Pseudochina (L.)Dc.). Majalah Obat
Chem. 49:3452 – 345.

95

Anda mungkin juga menyukai