Anda di halaman 1dari 12

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No.

1 FEBRUARI 2018 ISSN 2302 - 2493

FORMULASI DAN UJI GEL EKSTRAK ETANOL HERBA SURUHAN


(Peperomia pellucida [L.] Kunth) TERHADAP LUKA BAKAR PADA
KELINCI (Oryctolagus cuniculus)

Suciyati Sangadji1), Adeane C. Wullur1), Widdhi Bodhi1)


1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT

Pepper elder (Peperomia pelludica [L.] Kunth) contains alkaloids, steroids, triterpenoids,
saponins, flavonoids, and tanins. The conten contained in the pepper elder able to provide the healing
effect against the tissue cell of skin which damaged due to burns. The aim of this research is to make a
formulation of gel preparation of pepper elder (Peperomia pelludica [L.] Kunth) extracts with variation
of concentration of 5%, 10%, and 15% using CMC as its base and tested the effectiveness for healing the
burn against rabbit (Oryctolagus cuniculus). Base gel was used as negative control and Bioplacenton as
positive control. The effectiveness test on the burn was done on the rabbit’s back with a diameter of 1.5
cm. The wound was smeared three times daily with a tested gel and observed its healing effect for 7 days.
The results showed that from day 1 to day 7, the observation of burns decreased in diameter. It was
concluded that the concentration of 5%, 10% and 15% of pepper elder extracts gel gave the best healing
and the fastest healing recovery perform by the gel with concentration of 10%

Keywords: Gel, extracts, pepper elder (Peperomia pelludica [L.] Kunth), burns, rabbit (Oryctolagus
cuniculus).

ABSTRAK

Herba Suruhan (Peperomia pellucida [L.] Kunth) memiliki kandungan alkaloid, steroid,
triterpenoid, saponin, flavonoid dan tanin. Kandungan yang terdapat dalam herba Suruhan mampu
memberikan efek untuk menyembuhkan kulit yang mengalami kerusakan jaringan sel akibat luka bakar.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi sediaan gel ekstrak herba Suruhan (Peperomia
pellucida [L.] Kunth) dengan variasi konsentrasi 5%, 10%, dan 15% yang menggunakan CMC sebagai
basisnya dan diuji efektivitas untuk penyembuhan luka bakar pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus).
Untuk kontrol negatif digunakan basis gel dan kontrol positif digunakan gel Bioplacenton. Uji efektivitas
pada luka bakar dilakukan pada punggung kelinci dengan diameter 1,5 cm. Luka diolesi tiga kali sehari
dengan gel yang telah diuji dan pengamatan efek penyembuhannya selama 7 hari. Hasil penelitian
menunjukan bahwa dari hari ke-1 sampai hari ke-7 pengamatan luka bakar mengalami pengecilan
diameter. Disimpulkan bahwa konsentrasi gel ekstrak herba Suruhan 5%, 10% dan 15% telah
memberikan efek penyembuhan dan penyembuhan luka bakar paling cepat pada gel dengan konsentrasi
10%.

Kata Kunci : Gel, ekstrak, herba Suruhan (Peperomia pellucida [L.] Kunth), luka bakar, kelinci
(Oryctolagus cuniculus).

10
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 1 FEBRUARI 2018 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN Sediaan gel luka bakar dalam


penelitian ini menggunakan CMC sebagai
Herba merupakan warisan budaya
basis gel. Hal ini CMC merupakan polimer
bangsa berdasarkan pengalaman secara
turunan selulosa yang cepat mengembang
turun temurun, sehingga tercipta berbagai
bila diberikan bersama air panas mempunyai
ramuan herba yang merupakan ciri khas
sifat netral, campurannya jernih, dan daya
pengobatan tradisional Indonesia
ikat terhadap zat aktif kuat (Aponno et al.,
(Dalimartha,2006). Kelebihan menggunakan
2014). Menurut Maulina & Sugihartini
ramuan herba secara tradisional tersebut
(2015) basis CMC terdapat kelebihan
adalah efek samping yang ditimbulkan
apabila dibandingkan dengan menggunakan
relatif lebih kecil dibandingkan pengobatan
basis carbopol, yaitu nilai pH yang lebih
kimiawi (Dalimartha, 2006). Salah satu
tinggi dibandingkan basis carbopol yang
herba yang banyak digunakan sebagai obat
bersifat asam.
tradisional ialah herba Suruhan (Peperomia
pellucida [L.] Kunth). Berdasarkan penelitian oleh Nur Fitri
(2015), membuktikan bahwa penggunaan
Suruhan merupakan herba liar yang
ekstrak herba suruhan mampu
sering dijumpai dan banyak terdapat
menyembuhkan luka bakar pada tikus putih.
ditempat yang lembab, agak terlindung, sela
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk
batu, bawah pohon, tebing, pekarangan dan
membuat suatu sediaan farmasi yaitu
ladang. Saat ini gulma banyak dilirik dan
sediaan gel. Formulasi yang akan dibuat dari
digunakan oleh para ahli pengobatan untuk
sediaan gel ekstrak herba Suruhan
mengobati berbagai penyakit misalnya pada
(Peperomia pellucida [L.] Kunth) ialah
rematik, penyakit asam urat, sakit kepala,
dengan tiga variasi konsentrasi yaitu 5%,
sakit perut, abses, bisul, jerawat, radang
10%, dan 15%.
kulit, luka terpukul dan luka bakar
(Lestari,2010). METODE PENELITIAN
Luka bakar dapat dialami oleh siapa Alat dan Bahan
saja dan dapat terjadi dimana saja baik
Alat-alat yang digunakan pada penelitian
dirumah, tempat kerja bahkan di jalan atau
ini yaitu timbangan analitik, ayakan mesh
tempat-tempat lain. Penyebab luka bakar
200, blender, batang pengaduk, gelas piala,
pun bermacam-macam bisa berupa api,
gelas ukur, tabung reaksi, rak tabung reaksi,
cairan panas bahkan bahan kimia, aliran
kertas saring, aluminium foil, oven,
listrik, dan lain-lain. Penanganan dalam
waterbath, magnetik stirer, wadah gel,
penyembuhan luka bakar antara lain
kapas, kandang, kaca objek, hot plate,
mencegah infeksi dan memberi kesempatan
gunting, laminar air flow, pencukur bulu,
sisa-sisa sel epitel untuk berpoliferasi dan
penggaris, lempeng logam, kamera, kertas
menutup permukaan luka (Hasdianah dan
label, sarung tangan, masker.
Imam, 2014).
Bahan-bahan yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu simplisia herba Suruhan,

11
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 1 FEBRUARI 2018 ISSN 2302 - 2493

etanol 96%, etanol 70%, aquades, CMC, maserat (filtrat I) dan residu I. Residu I
gliserin, dan propilenglikol. diremaserasi dengan etanol 96% sebanyak
750 ml (filtrat II). Filrat I dan II
Hewan yang digunakan untuk
digabungkan lalu diuapkan dengan
pengujian sediaan gel yaitu kelinci
menggunakan waterbath pada suhu 40oC
(Oryctolagus curiculus) sebanyak 5 ekor.
sehingga diperoleh ekstrak kental herba
Penyiapan Sampel Suruhan. Kemudian ditimbang hasil ekstrak
kental tersebut.
Sampel yang digunakan adalah herba
Suruhan yang masih segar dan berwarna Pembuatan Formulasi Sediaan Gel
hijau diambil di sekitar daerah Manado,
Penelitian ini akan dibuat sediaan gel
Sulawesi Utara. Sampel herba Suruhan
luka bakar dengan tiga variasi konsentrasi,
yang telah diambil, kemudian dibersihkan
yaitu 5%, 10%, dan 15%. Menurut Hamzah
dari kotoran yang menempel, dicuci di
et al., (2006) Formulasi standar basis gel
bawah air yang mengalir sebanyak 2 kali,
Carboxy Methyl Cellulose (CMC) dapat
dirajang, ditiriskan, dan ditimbang berat
dilihat pada Tabel dibawah ini:
basahnya. Kemudian herba suruhan dikering
anginkan dan dikeringkan di oven dengan Tabel 1. Formulasi standar basis gel
suhu 40oC. Sampel herba Suruhan yang CMC
telah kering dihaluskan dengan blender dan
Komponen % b/b
diayak menggunakan ayakan mesh 200
sehingga diperoleh serbuk simplisia. CMC 5%
Ekstraksi Gliserin 10 %
Pembuatan ekstrak herba suruhan Propilenglikol 5%
dilakukan dengan metode maserasi, yaitu
Aquades ad 100
serbuk simplisia herba suruhan di timbang
sebanyak 250 g dimasukan kedalam wadah
dan digunakan pelarut etanol 96% sebanyak
Berdasarkan standar gel pada Tabel
1750 ml. Untuk maserasi ditambahkan
1 maka akan dibuat formulasi 50 g gel
pelarut etanol 96% sebanyak 1000 ml,
dengan tiga variasi konsentrasi sebagai
ditutup dan dibiarkan selama 5 hari
berikut :
terlindung dari cahaya (setiap hari
digojok/diaduk). Ekstrak kemudian disaring
menggunakan kertas saring sehingga didapat

12
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 1 FEBRUARI 2018 ISSN 2302 - 2493

Tabel 2. Formulasi Konsentrasi Gel


Konsentrasi
Bahan 5% 10% 15%

Ekstrak 2.5 g 5g 7.5 g

CMC 2.5 g 2.5 g 2.5 g

Gliserin 5 mL 5 mL 5 mL

Propilenglikol 2.5 mL 2.5 mL 2.5 mL

Aquades ad 50 mL 50 mL 50 mL

Cara pembuatan ialah semua bahan sampai terbentuk luka bakar pada punggung
yang digunakan ditimbang terlebih dahulu kelinci.
sesuai dengan formulasi. CMC dilarutkan di
Pengujian Efektivitas Gel Ekstrak Etanol
gelas piala yang diisi sebagian air yang telah
Herba Suruhan
dipanaskan pada hot plate dengan suhu 50o
C. ditambahkan ekstrak etanol herba Dilakukan 5 perlakuan masing-masing 1
suruhan 5% dan diaduk mengunakan kelinci, yaitu:
magnetik stirer hingga homogen.
Perlakuan A : dioleskan basis gel (kontrol
Ditambahkan gliserin, propilenglikol dan
negatif)
air dengan pengadukan secara kontinyu
Perlakuan B : dioleskan bioplacenton
hingga terbentuk gel. Untuk pembuatan gel
(kontrol positif)
dengan konsentrasi 10% dan 15% dilakukan
Perlakuan C : dioleskan gel formulasi I
dengan cara yang sama. Setelah itu, ketiga
Perlakuan D: dioleskan gel formulasi II
formulasi gel disimpan pada suhu ruangan
Perlakuan E: dioleskan gel formulasi III
selama 1 malam (Hamzah, 2006).
Dioleskan 3x sehari 1 g gel pada masing-
Pembuatan Luka Bakar masing luka bakar.
Dilakukan dengan mencukur Hasil dan Pembahasan
punggung kelinci yang menjadi target
Simplisia herba Suruhan yang
pembuatan luka bakar. Lempeng berukuran
diperoleh diblender kemudian diayak
1,5 cm dipanaskan di hot plate selama 5
menggunakan ayakan mesh 200 untuk
menit. Kemudian bagian yang menjadi
mendapatkan serbuk yang halus dan
target untuk luka bakar dibersihkan dengan
seragam. Serbuk simplisia yang diperoleh
kapas yang telah direndamkan dengan etanol
sebanyak 250 gram. Proses penghalusan
70%. Lempeng panas tersebut diletakan
simplisia menjadi serbuk dilakukan karena
kepunggung kelinci selama 8 detik atau
semakin meningkat luas permukaan dari
simplisia yang bersentuhan dengan pelarut

13
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 1 FEBRUARI 2018 ISSN 2302 - 2493

maka proses senyawa aktif yang yang merupakan karakteristik dari gel itu
terkandung dalam simplisia lebih optimal. sendiri. Warna yang hijau tua merupakan
Metode ekstraksi yang digunakan ialah hasil warna dari adanya kandungan ekstrak
metode maserasi. Keuntungan cara herba Suruhan. Hal ini tampak dari
penyarian dengan metode maserasi ialah perubahan warna dari basis gel yang
cara pengerjaan dan peralatan yang semulanya bening menjadi hijau tua.
digunakn sederhana dan mudah dilakukan. Semakin tinggi kadar konsentrasi ekstrak
Proses maserasi dilakukan selama 5 hari semakin hijau warnanya. Begitu pula
dan remaserasi selama 3 hari hingga dengan aroma khas herba Suruhan yang
diperoleh hasil maserat herba Suruhan. tercium dari gel formulasi I, formulasi II
Hasil maserat etanol herba Suruhan ini dan formulasi III. Semakin tinggi
kemudian diuapkan dengan menggunakan konsentrasi, maka semakin tercium aroma
waterbath dengan tujuan menguapkan khas ekstrak herba Suruhan. Untuk basis
etanol dari proses maserasi dan gelnya sendiri tidak berbau.
menghasilkan ekstrak kental sebanyak 36
Pengujian Homogenitas
gram.
Pengujian homogenitas merupakan
Pembuatan gel ekstrak etanol herba
pengujian terhadap ketercampuran bahan-
Suruhan dengan basis CMC bertujuan
bahan dalam sediaan gel yang menunjukan
untuk memperoleh gel yang jernih, bersifat
susunan yang homogen. Pengujian
netral dan memiliki daya pengikat zat aktif
dilakukan dengan basis gel, formulasi I,
yang kuat karena CMC merupakan polimer
formulasi II dan Formulasi III. Semua
yang berasal dari turunan selulosa yang
formula ini menunjukan susunan yang
akan cepat mengembang dalam air panas
homogen yang tidak ditandai dengan
dan membentuk campuran jernih yang
terdapatnya butiran kasar. Hal ini sesuai
bersifat netral. CMC akan terdispersi
dengan persyaratan homogenitas gel yaitu
kedalam air, kemudian butir-butir CMC
harus menunjukan susunan yang homogen
yang bersifat hidrofilik akan menyerap air
dan tidak terlihat adanya butiran kasar.
sehingga terjadi peingkatan viskositas.
Pada pembuatan gel ini juga ditambahkan Pengujian pH
gliserin dan propilenglikol. Gliserin dan
Pengujian pH gel ekstrak herba
propilenglikol bekerja sebagai humektan
Suruhan dilakukan dengan menggunakan
atau penahan lembab yang berfungsi
stik pH universal yang dicelupkan kedalam
meningkatkan kelembutan dan daya sebar
gel yang telah diencerkan. Setelah tercelup
sediaan juga melindungi dari kemungkinan
dengan sempurna, stik pH universal
menjadi kering.
tersebut dilihat perubahan warnanya dan
Pengujian Organoleptik dicocokkan dengan standar pH universal.
Berdasarkan hasil pengujian pH sediaan
Pengujian organoleptik meliputi
basis gel dan formulasi I mendapatkan
pengujian bentuk warna dan bau. Gel yang
nilai pH 6.5 sedangkan formulasi II dan
dihasilkan memiliki bentuk setengah padat

14
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 1 FEBRUARI 2018 ISSN 2302 - 2493

formulasi III mendapatkan nilai pH 6. Hal pada proses swelling dari suatu polimer.
ini berarti gel ekstrak herba Suruhan Dilihat dari struktur monomernya, CMC
memenuhi syarat sediaan topikal untuk memiliki gugus hidroksil yang banyak
kulit. Nilai pH suatu sediaan topikal harus sehingga memiliki ikatan hydrogen yang
sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5-6,5 banyak pula yang menyebabkan gel CMC
(Tranggono dan Latifah, 2007). menjadi lebih kental. Selain CMC juga
diduga memiliki gaya kohesi yang besar
Pengujian Daya
karena interaksi antar molekul sejenis lebih
Hasil daya sebar untuk basis gel 3,3 besar. Gaya kohesi antar molekul basis gel
cm, formulasi I 2,9 cm, Formulasi II 2,5 yang besar menyebabkan sediaan
cm, dan Formulasi III 2,2 cm. Berdasarkan cenderung mengumpul dan sulit menyebar.
hasil tersebut dapat dilihat bahwa gel
Pengujian Konsistensi
dengan basis CMC tidak terlalu besar. Hal
ini disebabkan oleh berbagai macam faktor Pengujian konsistensi dilakukan
seperti viskositas dan karakteristik basis gel dengan metode centrifugal test dimana gel
yang digunakan. Sediaan yang memiliki disentrifugasi pada kecepatan 3800 rpm
viskositas rendah (lebih encer) selama 5 jam. Hal ini dilakukan karena
menghasilkan diameter penyebaran yang pengujian tersebut dianggap setara dengan
lebih besar karena lebih mudah mengalir. besarnya pengaruh gaya gravitasi terhadap
Gel ekstrak herba Suruhan memiliki penyimpanan gel selama setahun.
konsistensi yang kental sehingga lebih sulit Pengujian konsistensi ini bertujuan
mengalir. Pada disperse polimer turunan mengetahui perubahan konsistensi dari
selulosa, molukul primer masuk kedalam sediaan gel yang dibuat apakah terjadi
rongga yang dibentuk oleh molekul air pemisahan antara bahan pembentuk gel
yang menyebabkan terjadinya ikatan dengan pembawanya yaitu air. Dari
(cavities) yang dibentuk oleh molekul air keempat formula yang diuji tidak tampak
yang menyebabkan terjadinya ikatan terjadi pemisahan. Hal ini berarti bahwa gel
hidrogen antara gugus hidroksil (-OH) dari tersebut stabil terhadap pengaruh gaya
polimer dengan molekul air. Ikatan gravitasi selama penyimpanan gel selama
hidrogen ini yang beberapa dalam hidrasi setahun.
Pengujian Efektivitas Gel Ekstrak Herba Suruhan Terhadap Luka Bakar pada Kelinci

15
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 1 FEBRUARI 2018 ISSN 2302 - 2493

Tabel 3. Hasil Pengukuran Diameter Luka Bakar

Kelompok Pengulanga Pengukuran Diameter Luka Bakar pada Hari ke


Perlakuan n (cm)
0 1 2 3 4 5 6 7

1 1.5 1.5 1.4 1.3 1.3 1.2 1 0.9

Kontrol
Negatif 2 1.5 1.5 1.4 1.4 1.2 1.1 1.1 1
(Basis Gel)
Rata-rata 1.5 1.5 1.4 1.35 1.25 1.15 1.05 0.95

1 1.5 1.4 1.3 1 0.8 0.6 0.3 0

Kontrol 2 1.5 1.4 1.2 1.1 0.9 0.7 0.5 0


Positif
(Bioplacento Rata-rata 1.5 1.4 1.25 1.05 0.85 0.65 0.4 0
n)
1 1.5 1.4 1.3 1.2 1.2 1 0.9 0.6

Formulasi I 2 1.5 1.4 1.4 1.3 1.2 1.1 0.8 0.5

Rata-rata 1.5 1.4 1.35 1.25 1.2 1.05 0.85 0.55


U
1 1.5 1.4 1.2 1 0.9 0.6 0.5 0

Formulasi II 2 1.5 1.3 1 0.9 0.7 0.6 0.4 0

Rata-rata 1.5 1.35 1.1 0.95 0.8 0.6 0.45 0


U
1 1.5 1.3 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0

Formulasi 2 1.5 1.4 1.3 1.1 1 0.7 0.5 0


III
Rata-rata 1.5 1.35 1.25 1.05 0.85 0.65 0.45 0

untuk melihat apakah ada efek dari ke lima perlakuan terhadap penyembuhan luka
bakar dilakukan uji statistik ANOVA terhadap diameter luka dengan hipotesis sebagai
berikut.
Ho = Gel ekstrak herba Suruhan setiap perlakuan tidak memiliki efek penyembuhan luka
bakar.

16
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 1 FEBRUARI 2018 ISSN 2302 - 2493

H1 = Gel ekstrak herba Suruhan setiap perlakuan memiliki efek penyembuhan luka
bakar.
Taraf signifikan (α = 0.005 atau 5%).

Luka bakar yang diamati dalam penelitian dibandingkan dengan kontrol negatif. Efek
ini merupakan luka bakar derajat dua penyembuhan kontrol positif mengalami
dangkal yang tampak adanya kerusakan sedikit kemiripan dengan efek
jaringan kulit yang diikuti adanya lepuhan penyembuhan dari formulasi II da
yang pecah. Luka bakar derajat dua formulasi II. Sedangkan formulasi I
dangkal yaitu kerusakan epidermis dan memberikan efek lebih cepat dibandingkan
sebagian (sepertiga bagian superfisual) kontrol negatif karena memiliki kandungan
dermis, dermal-epidermal juncation zat aktif yang membantu proses
mengalami kerusakan sehingga terjadi penyembuhan luka bakar. Proses
epiformolisis yang diikuti terbentuknya penyembuhan luka bakar yang diberikan
lepuh (bula, blister) yang terkadang lepuh formulasi II memberikan efek paling cepat
tersebut menjadi pecah, apendises kulit pada proses penyembuhan luka bakar. Hal
(integument, adneksa kulit) seperti folikel ini di pengaruhi karena adanya kandungan
rambut, kelenjar keringat dan kelenjar alkaloid, steroid, triterpenoid, saponin,
sebasea akut. Pada kerusakan jaringan kulit flavonoid dan tanin.
pada kasus luka bakar derajat dua dangkal
Pengamatan patologi anatomi pada
proses penyembuhan dapat terjadi secara
proses penyembuhan luka bakar tampak
spontan umumnya memerlukan waktu
berbeda. Pengamatan tampak jelas pada
antara 7-14 hari (Moenadjat,2009).
perlakuan formulasi II memiliki efektivitas
Proses penyembuhan luka bakar penyembuhan paling cepat sedangkan
dari masing-masing perlakuan, presentase formulasi III memiliki kemiripan efek
penyembuhan luka bakar tersaji pada tabel dengan kontrol positif dan formulasi I
8 dimana, perlakuan terhadap kelompok memberikan efek penyembuhan luka bakar
kontrol negatif memberikan dampak lebih cepat dibandingkan kontrol negatif
penyembuhan paling lama jika diperhatikan yang tidak mengandung zat aktif. Dari
diameter dan keadaan luka bakar, semua perlakuan yang dilakukan, adanya
dibandingkan dengan kelompok perlakuan luka bakar yang memiliki luka dengan
lainnya. Hal ini dikarenakan pada kontrol jaringan kulit yang rusak akibat trauma
negatif tidak terkandung zat aktif yang termis yang ditandai adanya warna putih
dapat membantu proses penyembuhan luka kekuningan pada permukaan kulit yang
bakar. Perlakuan yang diberikan terhadap mengalami luka bakar, jaringan kulit
kontrol positif menggunakan obat luka tersebut dinamakan eskar. Eskar yaitu
bakar dengan nama dagang memberikan jaringan yang mengalami kerusakan akibat
efek penyembuhan yang lebih cepat trauma termis. Patologi yang mendasari

17
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 1 FEBRUARI 2018 ISSN 2302 - 2493

terjadinya eskar ialah proses denaturasi memiliki efek penyembuhan luka bakar,
protein, eskar berwarna putih kekuningan dan H1 yakni gel ekstrak herba Suruhan
kadang keabu-abuan (Moenadjat, 2009). setiap perlakuan memiliki efek
penyembuhan luka bakar. Pengambilan
Penyembuhan luka bakar ditandai
keputusan ini di dasarkan perbandingan F
dengan mengecilnya diameter luka pada
hitung dan F Tabel, dengan syarat jika F
zona nekrosis. Zona nekrosis dapat tampak
hitung kurang dari F Tabel maka Ho
jelas pada luka bakar derajat 2 dan derajat 3
diterima dan jika F hitung lebih besar dari F
(Moenadjat, 2009). Pengecilan zona
Tabel mak Ho ditolak. H1 diterima maka
nekrosis yang menunjukan luas diameter
gel ekstrak herba suruhan memiliki efek
luka bakar dikarenakan adanya kandungan
menyembuhkan luka bakar. Hasil
Saponin juga terdapat pada bagian daun
pengujian ANOVA dengan menggunakan
namun tidak ditemukan pada bagian
uji F dan menunjukan nilai F hitung sebesar
batang. Flavonoid berperan sebagai
1.519 dan sig. 0.218. Jika dibandingkan
antioksidan yang dapat menangkal radikal
pada penggunaan F Tabel, perhitungan
bebas saat proses penyembuhan luka, dan
pada V1 menggunakan julmlah varian
bersama triterpenoid memiliki efek
(Perlakuan) dikurangi 1, yang memperoleh
astringent yang dapat membuat jaringan
nilai 4 dan V2 diperoleh dengan
kulit mengkerut sehingga luka bakar cepat
menggunakan jumlah sampel (40) yang
mengering.. Tanin dan flavonoid
dikurangi jumlah varian, sehingga
mempunyai aktivitas antiseptik dan
diperoleh nilai 35. Pada titik inilah
antibakteri yang dapat menghambat bahkan
diperoleh F Tabel bernilai 2.64. Sehingga,
membunuh bakteri yang dapat menginfeksi
F hitung lebih besar dari F Tabel (1.519
luka. (Harbone, 1987). Kandungan saponin
>2.64) dan dapat disimpulkan rata-rata
dapat memacu pembentukan kolagen yang
perlakuan untuk diameter luka bakar (cm)
berperan dalam proses penyembuhan luka
ada perbedaan yang signifikan.
(Chandel and Rastogi, 1979), Selain itu
kandungan steroid sebagai anti radang KESIMPULAN
mampu meredam rasa nyeri pada luka (Tan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
& Kirana, 2002).
disimpulkan bahwa:
Hasil pengamatan yang diperoleh 1. Gel ekstrak etanol herba Suruhan
dilanjutkan dengan pemeriksaan melalui dengan variasi konsentrasi 5%,
analisis variabel yang secara sistematika 10%, dan 15% memenuhi 4 uji
menggunakan metode ANOVA, datanya parameter evaluasi sediaan gel
tersaji pada lampiran. Hal ini dimaksudkan yaitu uji organoleptik, uji
untuk memperoleh data yang lebih spesifik homogenitas, uji pH dan uji
dan signifikan secara sistematika. konsistensi. Sedangkan uji daya
Pemeriksaan ANOVA diperlukan hipotesis sebar gel ekstrak etanol herba
data yang berupa HO yakni gel ekstrak suruhan yang dihasilkan belum
herba Suruhan setiap perlakuan tidak memenuhi standar sediaan gel

18
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 1 FEBRUARI 2018 ISSN 2302 - 2493

yang baik. Sediaan gel ekstrak Dalimartha, S. 2006. Atlas Tumbuhan Obat
etanol herba Suruhan dengan Indonesia. Jilid 4. Trubus Agriwidya.
variasi konsentrasi 5%, 10%, dan Jakarta.
15% dapat menyembuhkan luka
Departemen Kesehatan RI. 2000.
bakar.
Parameter Standar Umum Ekstrak
2. Penyembuhan luka paling
Tumbuhan Obat. Depkes RI. Jakarta.
optimum terdapat pada gel dengan
konsentrasi 10%. Djajadisastra, J., Mun’im, A., dan Desi, N.
P. 2009. Formulasi Gel Topikal dari
Ekstrak Nerii folium dalam Sediaan
DAFTAR PUSTAKA
Antijerawat. Jurnal Farmasi
Ansel, Howard. 2008. Pengantar Bentuk Indonesia.
Sediian Farmasi Edisi Keempat. UI-
Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., and
Press. Jakarta.
Sigla, A.K. 2002. Spreading of
Anonim. 1995.Farmakope Indonesia Edisi Semisolid Formulation: And Update.
IV. Departemen Kesehatan RI. Pharmaceutical Technology.
Jakarta.
Hamzah, M. Mazwadeh. 2006. Anti-
Anonim. 2010. Informasi Spesialis Obat Inflamatory Activity of A chillea and
Indonesia. Ikatan Apoteker Ruscus Topikal Gel on Carrageenan-
Indonesia. Jakarta. Induced Paw Edema in Rats. Acta
PoloniaePharmaceutica- Drug
Anonim. 2012. Kelinci.
Research. 63(4): 277-280
http:/id.m.wikipedia.org/wiki/kelinci.
[9 mei 202] Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia.
Terjemahan Padmawinata K, Soediro
Aponno, J. V., Y. P. Yamlean.V., dan S. H.
I. ITB. Bandung.
Supriati. 2014. Uji Efektivitas
Sediaan Gel Ekstrak Etanol daun Hasdianah, dan Imam.2014. Patologi dan
Jambu Biji (Psidium guajava Linn) Patofisiologi Penyakit. Nuha Medika.
Terhadap Penyembuhan Luka yang Yogyakarta.
Terinfeksi Bakteri Staphylococcus
Junqueira LC., dan Carneiro J. 2007.
aureus pada Kelinci (Orytolagus
Histologi Dasar Teks & Atlas Edisi
cuniculus)., Jurnal Ilmiah Farmasi,
ke-10. EGC. Jakarta.
3(3), pp.279–286.
Khan, A., M. Rahman., and S. Islam. 2008.
Chandel, R.S., dan Rastogi. R. P. 1979.
Neuropharmacological Effects of
Triterpenoid Saponin and Sapogenin
Peperomia pellucida Leaves in Mice.
Phitochemistry 1979.19: 1889-1908.
DARU.16:35-40.
Lestari, P.. 2010. Karakteristik Simplisia
dan Isolasi Senyawa

19
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 1 FEBRUARI 2018 ISSN 2302 - 2493

Triterpenoid/steroid Dari Herba Nur Fitri. 2015. Penggunaan Krim Ekstrak


Suruhan. Universitas Sumatera Utara. Batang dan Daun Suruhan
Sumatera. (peperomia pellucida l.h.b.k) dalam
Proses Penyembuhan Luka Bakar
Lieberman, Herbert. A. 1997.
pada Tikus Putih (Rattus norvegicus).
Pharmacheutical Dosage Form
Biopendix, Volume 1, Nomor 2,
Disperse systems. Vol.1.: Marcell
Maret 2015, hlm. 193-203.
Dekker Inc, New York. Hal. 315-319.
Rowe, C. Raymond, Sheskey. P.J., Owen,
Majumder P., dan Kumar, K. V. Arun.
S.C. 2006. Handbook of
2011. Establishment of Quality
Pharmaceutical Excipients Fifth
Parameters and Pharmacognostic
Edition. Pharmacheutical Press and
Evaluation of Leaves of Peperomia
American Pharmacist Association,
pellucida (L.) Hbk. International
USA.
Journal of Pharmacy and
Pharmaceutical Sciences. Vol 3, Syamsuni, H.A. 2006. Ilmu Resep. EGC.
Suppl 5. Kerala: Rajiv Gandhi Jakarta.
Institute Of Pharmacy, India.
Tan, Hoan., dan Kirana, Rahardja. 2002.
Maulina, L. & Sugihartini, N., 2015. Obat-obat Penting-Penting: Khasiat,
Formulasi Gel Ekstrak Etanol Kulit Penggunaan dan Efek-Efek
Buah Manggis (Garcinia mangostana Sampingnya Edisi 5. Jakarta: Elex
L.) dengan Variasi Gelling Agent Media Komputindo.
Sebagai Sediaan Luka Bakar.
Tanu, Ian. 2007. Farmakologi dan Terapi.
Pharmaciana, 5(1), pp.43–52.
FKUI. Jakarta.
Moenadjat, Y. 2009. Luka Bakar
Tranggono, R. I., dan Latifah, F. 2007.
Pengetahuan Klinik Praktis. Edisi II.
Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Fakultas Kedokteran UI. Jakarta.
Kosmetik. PT. Gramedia. Jakarta.
Mulyani, D. (2011). Uji Efek Analgetik
Voight. R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi
Herba Suruhan (Peperomia pellucida)
Farmasi. UGM Press. Yogyakarta.
Pada Mencit Putih Betina. Scientia.
1(2): 34-38. Wei, S.L., Wee, W., Siong, J.Y.F., dan
Syamsumir, D.F. (2011).
Mutschler, Ernst. 1999. Dinamika Obat
Characterization of Anticancer,
Farmakologi dan Toksikologi Edisi
Antimicrobial, Antioxidant Properties
Kelima. ITB. Bandung.
and Chemical Compositions of
Nogrady, Thomas. 1992. Kimia Medisinal: Peperomia pellucida Leaf Extract.
Pendekatan Secara Biokimia. Diakses tanggal 29 Juni 2012.
Terjemahan Raslim Rasyid dan Amir http://journals.tums.ac.ir/upload_fnile
Musadad. ITB. Bandung. s/pdf/_/19482.pdf.

20
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 1 FEBRUARI 2018 ISSN 2302 - 2493

Wijaya, S., dan S.W. Monica.2004. Uji


Efek Antiinflamasi Ekstrak Herba
Suruhan (Peperomia pellucida L.
Kunth) pada Tikus Putih Jantan.
Berk.Penel.Hayati. 9:115-118.

21

Anda mungkin juga menyukai