Anda di halaman 1dari 15

Stiani: Formulasi Dan Uji Efektivitas Sediaan Sampo Anti Ketombe Ekstrak Tongkol Jagung (Zea mays

L.) Terhadap Jamur Malassezia furfur

FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS SEDIAAN SAMPO ANTI KETOMBE


EKSTRAK TONGKOL JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP JAMUR
Malassezia furfur

Sofi Nurmay Stiani1*, Aditia Saeffurrohman1, Afifah Nur Shobah1, Yusransyah


Yusransyah1
1
S1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Salsabila Serang
Program Studi Farmasi STIKes Salsabila Serang, Banten

*Corresponding author: sofia240586@gmail.com

ABSTRAK

Ketombe merupakan masalah pada kulit kepala yang salah satu penyebabnya adalah
jamur Malassezia furfur. Ekstrak tongkol jagung dinilai berkhasiat sebagai zat aktif
anti ketombe karena memiliki kandungan flavonoid, tanin, alkaloid dan saponin.
Sampo ekstrak tongkol jagung merupakan sediaan kosmetik yang dibuat dari bahan
dasar ekstrak tongkol jagung dan penambahan bahan lain yang tidak dapat
menimbulkan reaksi iritasi pada kulit kepala. Penelitian ini bertujuan untuk
memformulasikan tongkol jagung menjadi sediaan sampo anti ketombe yang
memenuhi peryaratan uji evaluasi fisik sediaan dan mengetahui aktifitas sediaan sampo
tongkol jagung terhadap jamur Malassezia furfur. Penelitian ini bersifat eksperimental
dengan beberapa pengujian yaitu, skrining fitokimia, evaluasi organoleptis,
pengukuran pH, uji tinggi busa, viskositas, dan uji homogenitas. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa formula sampo antiketombe ekstrak tongkol jagung telah
memenuhi evaluasi sifat fisik serta terbukti dapat menghambat pertumbuhan jamur
Malassezia furfur dengan nilai rata-rata zona hambat terbesar yaitu 7 mm yang
termasuk ketegori sedang 6-8 mm.
Kata kunci: sampo, antifungi, tongkol jagung, Malassezia furfur

Corresponding Author: Sofi Nurmay Stiani


Address: S1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Salsabila Serang
Program Studi Farmasi STIKes Salsabila Serang, Banten
Email: sofia240586@gmail.com

65
Jurnal Farmasi Galenika Vol. 10 No. 1
p-ISSN 2406-9299
e-ISSN 2579-4469
Stiani: Formulasi Dan Uji Efektivitas Sediaan Sampo Anti Ketombe Ekstrak Tongkol Jagung (Zea mays
L.) Terhadap Jamur Malassezia furfur

ABSTRACT

Dandruff is a problem on the scalp, one of the causes of which is the Malassezia furfur
fungus. Corn cob extract is considered efficacious as an active anti-dandruff substance
because it contains flavonoids, tannins, alkaloids and saponins. Corn cob extract
shampoo is a cosmetic preparation made from the basic ingredients of corn cob extract
and the addition of other ingredients that cannot cause an irritating reaction on the
scalp. This study aims to formulate corn cobs into an anti-dandruff shampoo
preparation that meets the requirements for the physical evaluation test of the
preparation and determines the activity of the corncob shampoo preparation against
the Malassezia furfur fungus. This research is experimental with several tests, namely,
phytochemical screening, organoleptic evaluation, pH measurement, foam height test,
viscosity, and homogeneity test. The results of this study indicate that the corncob
extract anti-dandruff shampoo formula has fulfilled the evaluation of physical
properties and is proven to inhibit the growth of the Malassezia furfur fungus with an
average value of the largest inhibition zone of 7 mm which is included in the medium
category of 6-8 mm.

Keywords: shampoo, antifungal, corncob, Malassezia furfur.

PENDAHULUAN satunya merupakan Malassezia furfur


Ketombe atau ptiriatitis sering terjadi yang merupakan flora normal pada
pada masyarakat Indonesia dan 50% kulit kepala (Misery et al., 2013).
populasi orang dewasa di seluruh dunia
Bentuk perawatan rambut yang paling
yang beriklim tropis, udara yang panas
umum adalah dengan mencuci rambut
dan lembab. Hal ini ditandai dengan
dengan sampo (Zhou et al., 2022),
kemerahan, gatal, dan pengelupasan
produk sampo yang pada dasarnya
kulit kepala (Borda and
terdiri dari deterjen dan bahan aktif
Wikramanayake, 2015). Penyakit ini
lainnya yang dapat digunakan untuk
umumnya terjadi pada orang dengan
membersihkan rambut dan kulit kepala.
kulit berminyak, hal ini kerap menjadi
Salah satu bahan yang dapat
masalah penampilan akibat terlihatnya
dimanfaatkan sebagai zat aktif
rambut yang kotor. Mikroorganisme
antifungi adalah tongkol jagung, karena
penyebab ketombe adalah jamur, salah

66
Jurnal Farmasi Galenika Vol. 10 No. 1
p-ISSN 2406-9299
e-ISSN 2579-4469
Stiani: Formulasi Dan Uji Efektivitas Sediaan Sampo Anti Ketombe Ekstrak Tongkol Jagung (Zea mays
L.) Terhadap Jamur Malassezia furfur

berdasarkan penelitian yang dilakukan tahapan penelitian yitu pengujian


oleh Rodríguez-Miranda et al., (2022), aktivitas antifungi sediaan terhadap
tongkol jagung memiliki senyawa jamur penyebab ketombe Malassezia
metabolit sekunder seperti saponin dan furfur dengan metode difusi cakram.
flavonoid yang dapat digunakan
Alat dan Bahan
sebagai senyawa anti fungi. Jagung
merupakan salah satu tanaman pangan Alat pembuatan ekstrak tongkol jagung
di Indonesia, pada umumnya jagung terdiri dari timbangan digital,
memiliki berbagai manfaat bagi mangkuk, beaker glass 100 mL,
manusia, salah satunya limbahnya yang blender, pengaduk, kain hitam, toples
dimanfaatkan sebagai pakan ternak. kaca, botol gelap, water bath, rotary
Tetapi tidak banyak masyarakat yang evaporator, dan hot plate. Alat yang
paham bagaimana cara pemanfaatan digunakan pada pembuatan sediaan
limbah tongkol jagung sehingga sampo adalah terdiri dari batang
menjadi masalah yang dapat membuat pengaduk, beaker glass 100 mL
penumpukan sampah di Indonesia timbangan digital, gelas ukur 100 mL,
(Tarigan, 2009). cawan porselein, mortar dan stamper,
pH meter, magnetic stirer dan
Berdasarkan latar belakang masalah
viscometer Brookfield. Sedangkan
diatas, maka dibuatlah sediaan sampo
untuk pengujian anti jamur alat yang
anti ketombe ekstrak tongkol jagung
digunakan adalah lampu UV, Cawan
(Zea mays L.) yang akan menjadi daya
Petri, Pipet Volume, gelas Beaker,
tarik tersendiri bagi pemanfaatan
timbangan digital, inkubator, jangka
limbah dan akan banyak digemari oleh
sorong, dan disk cakram.
konsumen.
Bahan-bahan yang digunakan dalam
METODE PENELITIAN
penelitian ini yaitu tongkol jagung,
Jenis dan Desain Penelitian
HPMC, metil paraben, propil paraben,
Jenis penelitian ini merupakan
Sodium lauryl sulfate cair, gliserol,
penelitian secara experimental dengan
pewangi aroma mint, pereaksi Wagner,

67
Jurnal Farmasi Galenika Vol. 10 No. 1
p-ISSN 2406-9299
e-ISSN 2579-4469
Stiani: Formulasi Dan Uji Efektivitas Sediaan Sampo Anti Ketombe Ekstrak Tongkol Jagung (Zea mays
L.) Terhadap Jamur Malassezia furfur

pereaksi Bate Smith-Metcalfe, peraksi Skrining Fitokimia Ekstrak Tongkol


Wilstater, pereaksi Lieberman- Jagung
Buchard, pereaksi NaOH 10%,
a. Pemeriksaan Steroid/ Triterpenoid
pereaksi FeCl3, pereaksi gelatin, HCl,
Ekstrak dicampur dengan H2SO4
NaCl, media PDA (Potato Dextrose
pekat dan asetat anhidrit. Perubahan
Agar), Mc farland 0.5 dan jamur
warna hijau-biru menunjukkan
Malassezia furfur.
adanya steroid, dan jika perubahan
Pembuatan ekstrak tongkol jagung warna terjadi merah-ungu maka
menunjukkan adanya senyawa
Limbah tongkol jagung sebanyak 5 kg
triterpenoid (Ikalinus, Widyastuti
dicuci dengan air mengalir sampai
dan Eka Setiasih, 2015).
hilang semua kotorannya. Kemudian
b. Pemeriksaan Flavonoid
tongkol jagung dirajang agar
Ekstrak sebanyak 1 mL ditambah
permukaan semakin luas sehingga
beberapa 1 mL larutan NaOH 10%.
mempercepat proses pengeringan.
reaksi positif apabila terjadi
Simplisia tongkol jagung dikeringkan
perubahan warna kuning
tanpa terkena sinar matahari langsung.
(Rodríguez-Miranda et al., 2022).
Sampel ditutup dengan kain hitam saat
c. Pemeriksaan Tanin
pengeringan untuk menghindari
Sampel dididihkan dengan 20 mL air
kerusakan pada kandungan kimia
lalu disaring. Ditambahkan beberapa
tongkol jagung karena sinar matahari
tetes FeCl3 1% dan terbentuk warna
langsung pada tongkol. Ekstraksi
coklat kehijauan atau biru kehitaman
dilakukan dengan metode maserasi
menunjukkan adanya tannin
yaitu jagung yang dihaluskan sebanyak
(Ikalinus, Widyastuti dan Eka
500 gram ditimbang lalu dimasukkan
Setiasih, 2015).
ke toples kaca, lalu ditambahkan
d. Pemerikasaan Alkaloid
pelarut etanol 75% sebanyak 5 Liter
Ekstrak sejumlah 1 mL ditambah
atau dengan perbandingan 1:10
beberapa tetes pereaksi Wagner, jika
(Susanty dan Bachmid, 2016).
reaksi positif akan menunjukkan

68
Jurnal Farmasi Galenika Vol. 10 No. 1
p-ISSN 2406-9299
e-ISSN 2579-4469
Stiani: Formulasi Dan Uji Efektivitas Sediaan Sampo Anti Ketombe Ekstrak Tongkol Jagung (Zea mays
L.) Terhadap Jamur Malassezia furfur

adanya endapan coklat (Rodríguez- Formulasi sampo anti ketombe dibuat


Miranda et al., 2022). sesuai dengan variasi konsentrasi yang
e. Pemeriksaan Saponin tertera pada Tabel 1. HPMC di
1 gram ekstrak dilarutkan dengan 10 kembangkan terlebih dahulu dengan air
mL air aquadest. Lalu dikocok panas (M1), metil paraben dan propil
dengan vortex selama 15 menit. paraben dilarutkan dengan
Terbentuknya busa yang stabil menggunakan etanol (M2), selanjutnya
menunjukan bahwa ekstrak positif melarutkan SLS dan gliserin pada
terdapat saponin (Rodríguez- aquadest yang sudah dipanaskan pada
Miranda et al., 2022) magnetic stirrer (M3). M1 dan M2
dicampurkan pada M3 sembari diaduk
Formulasi Sediaan Ekstrak Tongkol pada hot plate magnetic stirrer.
Jagung

Evaluasi Sediaan Fisik Sampo pengamatan organoleptis, pengukuran


pH, viskositas, tinggi busa dan
Evaluasi fisik sediaan yang dilakukan
pada penelitian ini meliputi

69
Jurnal Farmasi Galenika Vol. 10 No. 1
p-ISSN 2406-9299
e-ISSN 2579-4469
Stiani: Formulasi Dan Uji Efektivitas Sediaan Sampo Anti Ketombe Ekstrak Tongkol Jagung (Zea mays
L.) Terhadap Jamur Malassezia furfur

pengamatan homogenitas (Mikhania, Pengujian dilakukan sebanyak 3


Falahi dan Oktavionita, 2022). kali.
6. Pengukuran Tinggi Busa
1. Pengamatan Organoleptis
Sediaan dibuat dengan konsentrasi
Mengamati warna, bentuk, dan
1% pada setiap variasi konsentrasi
aroma pada sediaan sampo yang
0,1g ram pada 10 mL aquadest lalu
dilakukan secara visual dan
dikocok selama 20 detik. Ukur
mencium aroma sampo yang
tinggi busa smpo yang terbentuk.
diformulasikan.
7. Pengamatan Homogenitas
Dilakukan dengan mengoleskan
2. Pengukuran pH
sampo pada cawan petri atau gelas
Dilakukan dengan pH meter yang. objek lalu diamati apakah sampo
sudah merata atau tidak.
3. Pengamatan Organoleptis
Mengamati warna, bentuk, dan
Pengujian Aktivitas Antijamur
aroma pada sediaan sampo yang
Pembuatan Media PDA (Potato
dilakukan secara visual dan
Dextrose Agar)
mencium aroma sampo yang
Sebanyak 6,5 gram medium agar
diformulasikan.
disuspensikan dalam 100 mL aquadest
4. Pengukuran pH
dalam labu Erlenmeyer, kemudian
Dilakukan dengan pH meter yang
diaduk dengan hot plate stirrer selama
kemudian diamati pH-nya dengan
1 menit hingga larut. Lalu disterilkan
pengulangan atau replikasi sebanyak
mengunakan autoclave selama 15
3 kali.
menit pada suhu 121°C, diamkan
5. Pengukuran Viskositas
sampai suhu turun 40-45°C,
Sampo dimasukkan dalam alat
selanjutnya media dituang segera
pengukur hingga rotor Viscometer
dalam cawan Petri kemudian
Brookfield (RION VT04F)
didinginkan sampai membeku (Lestari,
terendam, kemudian alat dijalankan.
Wardoyo dan Linda, 2021).

70
Jurnal Farmasi Galenika Vol. 10 No. 1
p-ISSN 2406-9299
e-ISSN 2579-4469
Stiani: Formulasi Dan Uji Efektivitas Sediaan Sampo Anti Ketombe Ekstrak Tongkol Jagung (Zea mays
L.) Terhadap Jamur Malassezia furfur

Pembuatan Suspensi Jamur dioleskan pada media dengan


Malassezia furfur menggunakan pinset. Cawan petri di
Biakan Malassezia furfur dikultur dan inkubasi selama 48 jam pada suhu 30-
disuspensikan ke dalam 10 mL larutan 37°C. Perlakuan diulang sebanyak tiga
NaCl 0.9%. Suspensi disesuaikan kali tiap konsentrasi (Putri dan Habib,
kekeruhannya dengan Mc Farland 0.5. 2007).
Larutan standar Mc Farland 0.5 yang
dibuat dengan mencampurkan 9,95 mL HASIL DAN PEMBAHASAN
larutan H2SO4 dengan 0,05 ml BaCl2 Ekstraksi
dan dihomogenkkan dengan Dari hasil penelitian ini didapatkan
menggunakan vortex. Kemudian ekstrak kental berwarna coklat tua
dibandingkan kekeruhannya untuk dengan rendemen sebanyak 5,42%
mendapatkan suspensi yang sesuai yang di peroleh dari 500 g simplisa
standar yaitu 1,5x106 CFU/mL (Lestari, kering yang selanjutnya di rotary
Wardoyo dan Linda, 2021). evaporator dan mendapatkan 27,1 g
ekstrak kental. Hal ini kemungkinan
Pengujian Efektivitas Antijamur dapat disebabkan oleh hasil maserasi
terhadap jamur Malassezia furfur (maserat) yang tidak terlalu pekat
Pengujian aktivitas antijamur dilakukan karena memang warna alami tongkol
setelah media membeku, suspensi jagung adalah putih dan tidak pekat.
jamur dioleskan secara merata dalam
Tabel 1. Hasil Rendemen Simplisia
permukaan media PDA (Potato
Dextrose Agar) dengan pola zigzag. Simplisia Ekstrak Rendemen
Sampel
Kertas cakram yang sudah disterilisasi Kering (g) (g) (%)
dimasukkan dalam vial yang berisi Ekstrak
sampo dengan konsentrasi ekstrak Tongkol 500 27,1 5,42
berbeda dan dibiarkan selama 15 menit. Jagung
Selanjutnya, kertas cakram diletakkan
dalam biakan jamur yang sudah

71
Jurnal Farmasi Galenika Vol. 10 No. 1
p-ISSN 2406-9299
e-ISSN 2579-4469
Stiani: Formulasi Dan Uji Efektivitas Sediaan Sampo Anti Ketombe Ekstrak Tongkol Jagung (Zea mays
L.) Terhadap Jamur Malassezia furfur

Skrining Fitokimia kandungan senyawa flavonoid dan


Pengujian skrining fitokimia saponin yang berpotensi sebagai anti
merupakan pengujian yang dilakukan jamur (Lumempouw et al., 2012). Hal
untuk mengetahui senyawa metabolit ini sama dengan hasil yang didapatkan
sekunder atau komponen senyawa pada penelitian ini bahwa ekstrak
kimia alami yang berada pada suatu tongkol jagung memiliki senyawa
tanaman baik berupa ekstrak ataupun metabolit sekunder yaitu, flavonoid,
lain sebagainya (Shaikh dan Patil, tanin, alkaloid dan saponin.
2020). Metabolit sekunder yang
penting pada pengujian fitokimia antara Banyak faktor yang dapat
lain: alkaloid, flavonoid, fenolik, tanin, mempengaruhi penyarian fitokimia dari
saponin, steroid, glikosida, terpenoid tanaman, salah satunya adalah faktor
yang tersebar luas pada berbagai ekstraksi seperti metode ekstraksi yang
tanaman. Bahan alam memiliki digunakan, pelarut yang digunakan,
keanekaragaman struktur fitokimia, perbandingan antara pelarut dan
dengan persentase tertinggi yaitu simplisia, temperatur pelarut, dan
fenolik 45%, terpenoid dan steroid 27% waktu ekstraksi (Dhanani et al., 2017).
dan alkaloid 18% sebagai kelompok
utama metabolit sekunder (Saxena et Evaluasi Sifat Fisik Sediaan
al., 2013). 1. Organoleptis
Bentuk, warna dan bau yang telah
Pengujian skrining fitomikia diamati mendapatkan hasil, pada F0,
didapatkan hasil bahwa ekstrak tongkol F1, F2, dan F3 didapatkan sampo
jagung memiliki kandungan metabolit dengan tekstur gel kental dengan
sekunder yang meliputi Flavonoid, sedikit busa sehingga mudah
Tanin, Alkaloid dan Saponin. dituang.

Dari beberapa penelitian yang telah Hasil pengamatan organoleptis pada


dilakukan tongkol jagung memiliki sediaan sampo anti ketombe ekstrak

72
Jurnal Farmasi Galenika Vol. 10 No. 1
p-ISSN 2406-9299
e-ISSN 2579-4469
Stiani: Formulasi Dan Uji Efektivitas Sediaan Sampo Anti Ketombe Ekstrak Tongkol Jagung (Zea mays
L.) Terhadap Jamur Malassezia furfur

tongkol jagung dengan berbagai maka ditetapkan pH normal kulit.


konsentrasi menunjukkan bentuk Sediaan yang terlalu asam dapat
sampo gel kental dengan sedikit mengiritasi kulit kepala dan jika
busa, warna coklat dan bauk khas terlalu basa pH sediaan sampo akan
jagung serta sedikit aroma menthol. dapat membuat kulit kepala menjadi
Semakin tinggi konsentrasi ekstrak kering (Hadriyati et al., 2020).
menunjukan semakin pekat warna
coklat pada sediaan sampo. Warna Setelah dilakukan pengujian
coklat dalam sediaan sampo didapatkan nilai pada pengujian pH
antiketombe dihasilkan dari warna yaitu, F0, F1, F2, dan F3 dengan
ekstrak tongkol jagung yang nilai yang didapat pada Tabel 5.
diperoleh yaitu berwarna Berdasar hasil yang didapat nilai pH
kecoklatan. Hasil dari uji sediaan sampo anti ketombe adalah
organoleptik dapat dilihat pada tabel 5,19-5,36, hal ini dimungkinkan
4. karena ekstrak tongkol jagung
memiliki pH yang cenderung asam
maka dapat menurunkan pH basis,
meskipun demikian nilai pH tersebut
memenuhi persyaratan SNI karena
masih berada pada rentang pH sesuai
persyaratan.

Tabel 2. Hasil Pengujian pH

Replikasi Rata-
2. pH Formula
P1 P2 P3 rata
Sampo anti ketombe menurut
F0 6,22 6,16 6,23 6,20
standar SNI No. 06-2692-1992
F1 5,36 5,41 5,33 5,36
memiliki standar pH normal berkisar
F2 5,22 5,19 5,15 5,18
5,0-9,0 dimana agar sampo yang
F3 5,19 5,21 5,12 5,17
dibuat tidak mengiritasi kulit kepala,

73
Jurnal Farmasi Galenika Vol. 10 No. 1
p-ISSN 2406-9299
e-ISSN 2579-4469
Stiani: Formulasi Dan Uji Efektivitas Sediaan Sampo Anti Ketombe Ekstrak Tongkol Jagung (Zea mays
L.) Terhadap Jamur Malassezia furfur

3. Viskositas F1 760 719 660 713,00


Pengukuran viskositas sediaan F2 660 680 660 666,66
menggunakan viskometer F3 540 600 580 573,33
Brookfield, dan didapatkan hasil
pada tiap formula F0, F1, F2, dan F3 4. Daya Busa
ditunjukkan pada Tabel 6. Dari Hasil yang didapatkan pada
ketiga hasil yang didapatkan pada pengujian tinggi busa dapat
pengujian viskositas sediaan sampo menunjukkan kemampuan surfaktan
anti ketombe ekstrak jagung sudah membentuk busa. Dari keempat
sesuai syarat mutu nilai viskositas formula F0, F1, F2, dan F3
sampo menurut Williams dan didapatkan tinggi busa 5,3 – 6,4 cm,
Schmitt, (2012) yaitu 400 – 4000 dimana nilai tinggi busa tersebut
cP’s. telah memenuhi persyaratan tinggi
busa menurut Wilkinson dan Moore,
Hasil yang didapatkan menunjukkan (1982) yaitu 1,3-22 cm. dari hasil
bahwa semakin tinggi konsentrasi yang didapat menunjukkan adanya
ekstrak pada sediaan membuat pengukuran tinggi busa yang menaik
semakin menurunnya nilai daya membusanya. Dilihat dari hasil
viskositas. Hal ini dikarenakan pada yang didapat tinggi busa F1, F2, dan
saat penyiapan ekstrak untuk F3 ditunjukan pada Tabel 7,
pengujian viskositas, diencerkan sementara untuk hasil tinggi busa
terlebih dahulu menggunakan dari sampo basis tanpa ekstrak
sedikit aquadest agar mudah didapat nilai rata-rata 5,80 cm.
bercampur dengan basis sampo.
Tinggi busa yang meningkat pada
Tabel 3. Hasil Pengujian Viskositas
F1, F2, dan F3 kemungkinan dapat
Replikasi Rata- disebabkan oleh penambahan
Formula
P1 P2 P3 rata ekstrak tongkol jagung yang
F0 1032 993 1003 1009,33 diketahui memiliki senyawa

74
Jurnal Farmasi Galenika Vol. 10 No. 1
p-ISSN 2406-9299
e-ISSN 2579-4469
Stiani: Formulasi Dan Uji Efektivitas Sediaan Sampo Anti Ketombe Ekstrak Tongkol Jagung (Zea mays
L.) Terhadap Jamur Malassezia furfur

saponin. Busa merupakan salah satu diamati, hasil yang didapatkan pada
faktor yang mempengaruhi pilihan pengujian ini menunjukan bahwa
konsumen terhadap suatu jenis sediaan sampo anti ketombe ekstrak
sampo, jenis dan konsentrasi tongkol jagung memiliki susunan
surfaktan yang digunakan dapat yang homogen, sediaan yang
mempengaruhi banyaknya busa diamati tidak ada partikel kasar atau
yang dimana surfaktan merupakan gumpalan, dan memiliki warna yang
bahan aktif pada sampo, berupa seragam terlihat pada cawan Petri.
deterjen pembersih dan sebagai
Tabel 5. Hasil Pengujian Homogenitas
pembusa (foaming agent).
Replikasi
Formula
5. Homogenitas P1 P2 P3
Pengujian homogenitas digunakan F0 Homogen Homogen Homogen
untuk menentukan masih ada atau F1 Homogen Homogen Homogen
tidaknya partikel/butiran kasar yang F2 Homogen Homogen Homogen
tidak larut yang dapat F3 Homogen Homogen Homogen
mempengaruhi saat pengaplikasian
sediaan sampo (Usmadi, 2020). Pengujian Antifungi Sediaan
Tabel 4. Hasil Pengujian Daya Busa F0 : Basis sampo tanpa ekstrak
F1 : Formulasi sampo antiketombe
Replikasi Rata- dengan konsentrasi 10%
Formula F2 : Formulasi sampo antiketombe
P1 P2 P3 rata
dengan konsentrasi 15%
F0 6,00 5,10 6,30 5,80 F3 : Formulasi sampo antiketombe
dengan konsentrasi 20%
F1 5,10 5,50 5,30 5,30
K+ : Ketomed Scalp Solution
F2 5,20 6,20 6,00 5,80 Ketoconazole 2%
F3 6,00 7,00 6,20 6,40
Sediaan sampo yang diuji telah
Hasil yang didapat pada pengujian
diformulasikan dengan konsentrasi
ini didapat dengan cara, sediaan
ekstrak yang berbeda yaitu terdiri dari
diteteskan pada cawan Petri lalu
F1 (10%), F2 (15%), F3 (20%), kontrol
diletakkan kembali cawan Petri dan
negatif yang digunakan pada pengujian

75
Jurnal Farmasi Galenika Vol. 10 No. 1
p-ISSN 2406-9299
e-ISSN 2579-4469
Stiani: Formulasi Dan Uji Efektivitas Sediaan Sampo Anti Ketombe Ekstrak Tongkol Jagung (Zea mays
L.) Terhadap Jamur Malassezia furfur

ini adalah basis sampo yang termasuk kedalam kategori sedang


diformulasikan tanpa ekstrak, dan yaitu 6-8mm. sedangkan pada control
kontrol positif yang digunakan pada positif didapatkan zona hambat sebesar
penelitian ini adalah ketomed Scalp 16,65mm yang termasuk kedalam
Solution Ketoconazole 2%. kategori daya hambat kuat.

Hasil yang didapatkan pada pengujian


ini dapat dibuktikan bahwa semakin
tinggi konsentrasi ekstrak pada sediaan
akan semakin menaikkan zona hambat
terhadap jamur Malassezia furfur.
Sebelumnya jagung memang dapat
digunakan sebagai zat antifungi C.
albicans ATCC 90028 dalam penelitian
oleh Suket, Srisook and Hrimpeng,
(2014) yang menyebutkan bahwa
ekstrak tongkol jagung ungu
memberikan hambatan terhadap empat
spesies yang tumbuh yaitu C. albicans,
C. glabrata, C. krusei dan C.
Gambar 1. Hasil Pengujian Antifungi
parapsilosis, dengan nilai antosianin
rendah yaitu 2.5 mg/mL.
Setelah diinkubasi dan diamati selama
48 jam dengan replikasi 3 kali (triplo) Hasil yang didapatkan ini merupakan
mendapat hasil yang positif. Hal ini aktivitas dari metabolit sekunder yang
ditunjukan dengan adanya zona hambat berada dalam ekstrak tongkol jagung
tau zona bening disekitar cakram, dari seperti flavonoid dan saponin yang
beberapa formula yang telah dibuat, dapat diketahui bahwa flavonoid dapat
formula 3 memiliki zona hambat paling mengganggu pertumbuhan dan
besar dengan rata rata 7,06mm yang menghambat pembentukan dinding sel

76
Jurnal Farmasi Galenika Vol. 10 No. 1
p-ISSN 2406-9299
e-ISSN 2579-4469
Stiani: Formulasi Dan Uji Efektivitas Sediaan Sampo Anti Ketombe Ekstrak Tongkol Jagung (Zea mays
L.) Terhadap Jamur Malassezia furfur

terhadap Fungi M. furfur (Aboody dan UCAPAN TERIMAKASIH


Mickymaray, 2020). Sedangkan
Peneliti mengucapkan terima kasih
saponin memiliki aktivitas dengan
kepada STIKes Salsabila Serang atas
merusak membran sel ergosterol (Anna
diizinkannya melakukan riset di
K Jager, 2014). Ergosterol merupakan
Laboratorium STIKes Salsabila
komponen penting untuk pembentukan
Serang.
membran sel jamur. Antijamur akan
berikatan dengan sterol di membran sel, DAFTAR PUSTAKA

terutama ergosterol (Aboody dan Aboody, M.S. Al dan Mickymaray, S.


Mickymaray, 2020). (2020) “Anti-fungal efficacy
and mechanisms of flavonoids,”
Kesimpulan Antibiotics, 9(2).

Berdasarkan hasil penelitian, Anna K Jager, S.H.F. (2014)

didapatkan kesimpulan sebagai berikut: “Correlation between Plant


Secondary Metabolites and
a. Seluruh sediaan yang sudah Their Antifungal Mechanisms–
diformulasikan baik F0, F1, F2, dan A Review,” Medicinal &
F3 memiliki kesesuaian sifat fisik Aromatic Plants, 03(02).
yang sesuai dengan persyaratan Dhanani, T. et al. (2017) “Effect of
Standar Nasional Indonesia No.06- extraction methods on yield,
2692-1992. phytochemical constituents and
b. Pengujian sampo anti jamur antioxidant activity of Withania
terhadap Malassezia furfur memiliki somnifera,” Arabian Journal of
daya hambat sedang yaitu (6 – 10 Chemistry, 10, hal. S1193–
mm), daya hambat tertinggi S1199.
ditunjukkan pada Formula 3 dengan Hadriyati, A. et al. (2020) “Analisis
rata-rata zona hambat yaitu 7,06 Asam Retinoat Pada Krim
mm. Pemutih Malam Yang Beredar
Di Klinik Kecantikan Kota

77
Jurnal Farmasi Galenika Vol. 10 No. 1
p-ISSN 2406-9299
e-ISSN 2579-4469
Stiani: Formulasi Dan Uji Efektivitas Sediaan Sampo Anti Ketombe Ekstrak Tongkol Jagung (Zea mays
L.) Terhadap Jamur Malassezia furfur

Jambi Pada Kecamatan Lumempouw, L.I. et al. (2012)


Jelutung Retinoid Acid “Potensi Antioksidan Dari
Analysis of Night Bleaching Ekstrak Etanol Tongkol Jagung
Cream Circulating Beautiful (Zea mays L.),” Chemistry
Clinic Beauty of Jambi City in Progress, 5(1), hal. 49–56.
Jelutung District,” 1, hal. 1–12. Mikhania, C.E., Falahi, A. dan
Ikalinus, R., Widyastuti, S. dan Eka Oktavionita, J. (2022)
Setiasih, N. (2015) “Skrining “Pengaruh Variasi Konsentrasi
Fitokimia Ekstrak Etanol Kulit Carbopol 934 Sebagai
Batang Kelor (Moringa Pengental Terhadap Sifat Fisik
Oleifera),” Indonesia Medicus Sediaan Sampo Infusa Daun
Veterinus, 4(1), hal. 77. Pandan Wangi (Pandanus
Lestari, D., Wardoyo, E.R.P. dan amaryllifolius Roxb.),” 5(1),
Linda, R. (2021) “Aktivitas hal. 24–30.
Ekstrak Metanol Rimpang Misery, L. et al. (2013) “Epidemiology
Lengkuas Merah (Alpinia of dandruff, scalp pruritus and
purpurata K. Schum) Terhadap associated symptoms,” Acta
Pertumbuhan Jamur Malassezia Dermato-Venereologica, 93(1),
furfur,” Protobiont, 10(3), hal. hal. 80–81.
74–80. Putri, R.K. dan Habib, I. (2007) “Daya
Lukman, A. dan Wahyuni, A. (2017) Antifungi Ekstrak Etanol Daun
“Formulasi Sampo Perasan Beluntas against Malassezia Sp
Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C) . in vitro,” 7(1), hal. 7–17.
dan Uji Aktivitas Anti Ketombe Rodríguez-Miranda, J. et al. (2022)
Terhadap Jamur Penyebab “Phytochemical screening,
Ketombe (Pityrosporum ovale) polyphenols content and
Secara In Vitro,” Penelitian antioxidant activity of by-
Farmasi Indonesia, 6 No 1, hal. products of two corn variety,”
35–41. Emirates Journal of Food and

78
Jurnal Farmasi Galenika Vol. 10 No. 1
p-ISSN 2406-9299
e-ISSN 2579-4469
Stiani: Formulasi Dan Uji Efektivitas Sediaan Sampo Anti Ketombe Ekstrak Tongkol Jagung (Zea mays
L.) Terhadap Jamur Malassezia furfur

Agriculture, 35(10), hal. 806– Jagung dalam Pembuatan


814. Barang Kerajinan untuk
Saxena, M. et al. (2013) Menigkatkan Ekonomi Rumah
“Phytochemistry of Medicinal Tangga.,” JURNAL Pengabdian
Plants,” Journal of Kepada Masyarakat, Vol.15
Pharmacognosy and No.
Phytochemistry, 1(6). Wilkinson, J.B. dan Moore, R.J. (1982)
Shaikh, J.R. dan Patil, M. (2020) Harry’s Cosmeticology. 7th ed.
“Qualitative tests for London: Geogre Godwin.
preliminary phytochemical Williams, S.. dan Schmitt, W.. (2012)
screening: An overview,” Chemistry and Technology of
International Journal of the Cosmetics and Toiletries
Chemical Studies, 8(2), hal. Industry. Netherland: Springer
603–608. Netherlands.
Suket, N., Srisook, E. dan Hrimpeng, Zhou, R. et al. (2022) “Formulation and
K. (2014) “Antimicrobial evaluation of a herbal shampoo
Activity of the Anthocyanins using flavonoid glycosides from
Isolated from Purple Field Corn Dicerocaryum senecioides,”
(Zea mays L.) Cob against East African Journal of Science,
Candida spp,” IOSR Journal of 3(Special), hal. 2.
Pharmacy and Biological
Sciences, 9(4), hal. 40–44.
Susanty dan Bachmid, F. (2016)
“Comparison Of Maceration
And Reflux Extraction Methods
To Phenolic Levels Of Corn
Cob Extract (Zea mays L.),”
Jurnal Konversi, 5(2), hal. 87.
Tarigan, N. (2009) “Pemanfaatan Kulit

79
Jurnal Farmasi Galenika Vol. 10 No. 1
p-ISSN 2406-9299
e-ISSN 2579-4469

Anda mungkin juga menyukai