Anda di halaman 1dari 9

JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO

Volume 7, Nomor 2, Mei 2018


Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Maria Anna Sihombing, Winarto, Indah Saraswati

UJI EFEKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK BIJI PEPAYA ( CARICA


PAPAYA L.) TERHADAP PERTUMBUHAN MALASSEZIA FURFUR
SECARA IN VITRO
Maria Anna Sihombing1, Winarto2, Indah Saraswati3
1
Mahasiswa Program S-1 Ilmu Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
2
Staf Pengajar Ilmu Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
3
Staf Pengajar Ilmu Kimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
JL. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp. 02476928010

ABSTRAK
Latar Belakang : Malassezia furfur merupakan flora normal yang dapat menjadi patogen
jika keseimbangan hospes terganggu, dan menyebabkan ketombe. Penggunaan shampo
antiketombe jangka panjang dapat menimbulkan efek samping, serta telah dilaporkan bahwa
Malassezia furfur isolat tertentu resisten terhadap golongan azol. Penelitian ini menguji
efektivitas antijamur dari ekstrak biji pepaya terhadap Malassezia furfur.
Tujuan : Menguji efektivitas antijamur ekstrak biji pepaya terhadap pertumbuhan Malassezia
furfur secara in vitro.
Metode : Penelitian eksperimental laboratorium dengan post test only control group design,
dilakukan secara triplo menggunakan 5 kelompok perlakuan dengan konsentrasi bertingkat
(12,5, 25, 50, 100, 200) mg/ml. Kontrol (-) berisi suspensi jamur & media SDB olive oil,
sedangkan kontrol (+) berisi media SDB olive oil, suspensi jamur & formalin. Penentuan
KHM memperhatikan kekeruhan media SDB olive oil pada tabung, dilanjutkan penggoresan
pada cawan petri berisi media SDA olive oil dengan mengamati pertumbuhan koloni untuk
menentukan KBM. Sampel diinkubasi 5-7 hari dengan suhu 34,50C.
Hasil : Kekeruhan pada media cair hanya didapatkan pada kontrol negatif, sedangkan
pertumbuhan koloni pada media padat didapatkan pada kontrol negatif dan konsentrasi 12,5
mg/ml.
Kesimpulan : Ekstrak biji pepaya mempunyai efek anti Malassezia furfur (KBM) pada
konsentrasi ekstrak 25 mg/ml.
Kata kunci : Efektivitas antijamur, Ekstrak biji pepaya, Malassezia furfur

ABSTRACT
ANTIFUNGAL PROPERTIES OF PAPAYA (CARICA PAPAYA) SEED EXTRACT
TOWARDS IN VITRO GROWTH OF MALASSEZIA FURFUR
Background : Malassezia furfur is part of normal flora that can become pathogenic and
causing dandruff. Long-term use of anti-dandruff shampoo may has side effects and certain
isolates of Malassezia furfur were reported resistant to the azole group. This study properties
to study antifungal activity of papaya seed extract towards Malassezia furfur infection.
Objective : To revealed antifungal properties of papaya seed extract towards Malassezia
furfur.
Methods : Laboratory experimental study with post test only control group design was
conducted in triplo using 5 treatment groups with concentration (12.5, 25, 50, 100, 200)
mg/ml consecutively. Control (-) was filled with fungal suspension & SDB olive oil, while
control (+) filled with SDB olive oil, fungal suspension & formalin. MIC is determined by
observing the turbidity of SDB olive oil media on the tube, then observe the colony growth on
JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 724-732
724
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Maria Anna Sihombing, Winarto, Indah Saraswati

streaked petri dish containing SDA olive oil to determine MBC. Samples were incubated 5-7
days with a temperature of 34.50C.
Result : Turbidity was found only in negative control, while colony growth was obtained in
negative control & 12.5 mg/ml concentration.
Conclusion : Papaya seed extract has an antifungal effect on Malassezia furfur growth with
MBC at concentration of 25 mg/ml.
Keywords : effectiveness of antifungal, papaya seed extract, Malassezia furfur

PENDAHULUAN dan menempati urutan ke empat setelah


Malassezia furfur adalah jamur China, India, dan US.3
lipofilik yang berperan sebagai flora Pengobatan ketombe pada
normal kulit manusia. Jika terjadi umumnya dilakukan sendiri dengan
gangguan keseimbangan antara hospes dan menggunakan shampo antiketombe, namun
jamur, jamur dapat tumbuh subur dan pemakaian shampo antiketombe jangka
berkembang dari bentuk yeast menjadi panjang mempunyai efek samping seperti
miselial yang bersifat patogen.1 Salah satu dermatitis pada kulit kepala, rambut rontok
kelainan yang disebabkan oleh jamur berubah warna dan patah-patah.4 Selain itu
Malassezia furfur adalah ketombe. Malassezia furfur isolat tertentu dilaporkan
Ketombe merupakan kelainan pada telah resisten terhadap penggunaan obat
kulit kepala, ditandai dengan pengelupasan golongan azol.5 Penelitian di Jepang juga
stratum korneum berlebihan yang melaporkan bahwa zinc pyrithione pada
membentuk sisik putih kasar dan disertai dosis sublethal bersifat teratogenik dan
rasa gatal. Malassezia furfur terdapat toksik pada ikan medaka.6 Oleh karena itu,
sekitar 46 % pada kulit kepala sebagai perlu dilakukan pencarian senyawa aktif
flora normal dan meningkat hingga 74 % baru sebagai alternatif untuk
pada pasien berketombe.2 menanggulangi ketombe.
Infeksi jamur pada kulit seperti Dewasa ini perkembangan
ketombe sering diderita oleh masyarakat pengobatan telah mengarah kembali ke
yang tinggal di negara beriklim tropis alam (Back to nature). Salah satu obat
seperti Indonesia. Prevalensi populasi tradisional yang sering dimanfaatkan oleh
masyarakat Indonesia yang menderita masyarakat Indonesia adalah pepaya, yakni
ketombe menurut data dari International untuk memperlancar pencernaan.7 Pepaya
Date Base, US Sensus Bureau tahun 2004 (Carica papaya L.) dapat tumbuh dengan
adalah 43.833.262 dari 238.452.952 jiwa baik di daerah tropis seperti Indonesia dan
JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 724-732
725
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Maria Anna Sihombing, Winarto, Indah Saraswati

sudah banyak dikonsumsi terutama bagian Post Test Only with Control Group Design
buah dan daunnya, namun biji pepaya yang menggunakan Malassezia furfur
belum banyak dikonsumsi dan cenderung strain standar sebagai objek penelitian.
dibuang. Penelitian dilakukan di Laboratorium
Biji pepaya mempunyai enzim Mikrobiologi Rumah Sakit Nasional
proteolitik (papain dan kimopapain), serta Diponegoro, Semarang. Penelitian
komponen bioaktif seperti saponin, tanin, menggunakan 5 kelompok perlakuan dan 2
flavanoid, triterpenoid yang berkhasiat kelompok kontrol serta dilakukan secara
sebagai antijamur dengan merusak triplo, sehingga jumlah sampel adalah 21.
8
integritas dinding sel jamur. Khasiat Ekstraksi biji pepaya dilakukan
antijamur biji pepaya tersebut sesuai dengan metode maserasi menggunakan
dengan penelitian yang menyatakan pelarut etanol 96 %. Hasil berupa ekstrak
peningkatan konsentrasi ekstrak aquades kental, berwarna coklat kehitaman dan
biji pepaya berbanding lurus dengan zona berbau khas. Ekstrak diencerkan dalam
hambat terhadap pertumbuhan Aspergillus aquades dan dicampur dengan Saboraud
flavus dan ekstrak hydro alcoholic biji Dextrose Broth (SDB) olive oil
pepaya dilaporkan dapat menghambat menggunakan metode pengenceran serial
pertumbuhan Candida albicans yang dalam tabung sehingga didapatkan media
resisten Flukunazol.8,9 uji cair dengan konsentrasi 200 mg/ml, 100
Berdasarkan uraian di atas, biji mg/ml, 50 mg/ml, 25 mg/ml, dan 12,5
pepaya mempunyai potensi sebagai mg/ml.
antijamur. Terdapat kemungkinan biji Biakan Malassezia furfur yang
pepaya juga mempunyai efek antijamur akan digunakan diremajakan dengan cara
terhadap Malassezia furfur, sehingga perlu dikultur kembali, kemudian dibuat
dilakukan penelitian untuk mengetahui suspensi menggunakan 10 ml NaCl 0,9%
efektivitas antijamur ekstrak biji pepaya disesuaikan Mc Farland 0,5 dan ditanam di
terhadap pertumbuhan Malassezia furfur media SDB olive oil, kemudian diinkubasi
yang dilakukan secara in vitro. pada suhu 34,50C selama 7 hari dan
diamati kekeruhannya dibandingkan
METODE kontrol. Tabung yang menunjukkan
Penelitian ini merupakan jenis kejernihan dilanjutkan dengan penggoresan
penelitian eksperimental dengan rancangan pada cawan petri yang berisi media SDA
JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 724-732
726
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Maria Anna Sihombing, Winarto, Indah Saraswati

olive oil, kemudian diamati setelah Uji fitokimia dilakukan secara


diinkubasi selama 5 hari pada suhu 34,50C. kualitatif dengan mengamati perubahan
Metode uji antijamur berdasarkan warna ekstrak yang telah diberi reagen uji.
guideline CLSI. Hasil pengamatan pertumbuhan
Tabung dengan konsentrasi ekstrak Malassezia furfur dapat dilihat pada Tabel
terendah yang tidak keruh merupakan 2 dan 3.
KHM (Konsentrasi Hambat Minimal) dan
cawan petri dengan konsentrasi ekstrak Tabel 2. Data Pertumbuhan Jamur pada

terendah yang tidak ada pertumbuhan Media Cair


koloni merupakan KBM (Konsentrasi Kelompok Perlakuan I II III

Bunuh Minimal). Kontrol + - - -


Kontrol - + + +

Ekstrak 200 mg/ml - - -


HASIL PENELITIAN
Ekstrak 100 mg/ml - - -
Pengambilan data penelitian
Ekstrak 50 mg/ml - - -
dilakukan pada bulan September 2017.
Ekstrak 25 mg/ml - - -
Hasil uji fitokimia beberapa senyawa
Ekstrak 12,5 mg/ml - - -
dalam esktrak biji pepaya (Carica papaya
L.) dapat dilihat pada Tabel 1.
Kekeruhan pada media cair
didapatkan pada kontrol negatif, sedangkan
kontrol positif dan 5 media uji yang
Tabel 1. Hasil Uji Fitokimia
mengandung ekstrak biji pepaya (Carica
Senyawa Hasil
papaya L.) menunjukkan kejernihan.
Flavonoid +
Selanjutnya dilakukan streak plate pada
Tanin +
media SDA olive oil.
Saponin +
Triterpenoid +

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 724-732


727
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Maria Anna Sihombing, Winarto, Indah Saraswati

Tabel 3 Data Pertumbuhan Jamur pada Media pertumbuhan koloni pada kelompok
Padat ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.)
Kelompok Perlakuan I II III konsentrasi 12,5 mg/ml. Sisa pelarut dalam
Kontrol + - - - ekstrak yang diperbolehkan sebagai obat
Kontrol - + + + tradisional adalah ≤ 1%, namun pada
Ekstrak 200 mg/ml - - -
penelitian tidak dilakukan pengukuran
Ekstrak 100 mg/ml - - -
lebih lanjut mengenai hal tersebut.10
Ekstrak 50 mg/ml - - -
- - -
Ekstrak biji pepaya (Carica papaya
Ekstrak 25 mg/ml
Ekstrak 12,5 mg/ml + + + L.) mengandung beberapa senyawa
metabolit sekunder yang dapat dilihat pada
Pertumbuhan koloni pada media Tabel 1. Hal tersebut sesuai dengan
padat didapatkan pada kontrol negatif dan penelitian terdahulu yang menyatakan
konsentrasi 25 mg/ml. Berdasarkan data ekstrak kental biji pepaya (Carica papaya
tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak L.) mengandung berbagai senyawa seperti
biji pepaya (Carica papaya L.) efektif flavanoid, tanin, saponin, triterpenoid.
sebagai antijamur terhadap pertumbuhan Senyawa - senyawa tersebut menghambat
Malassezia furfur, dengan konsentrasi pertumbuhan jamur dengan merusak
ekstrak 25 mg/ml merupakan KBM. integritas dinding sel jamur.8
Flavonoid dan tanin merupakan
PEMBAHASAN senyawa fenolik yang berinteraksi dengan
Ekstrak kental/semi solid diperoleh protein dinding sel dan menyebabkan
dengan menguapkan pelarut yang presipitasi dan terdenaturasinya protein
digunakan dan memiliki kadar air 5-30%.10 dinding sel. Kerusakan pada dinding sel
Sisa pelarut (etanol 96 %) dalam ekstrak menyebabkan perubahan permeabilitas
kental lebih banyak dibandingkan dengan dinding sel. Saponin bersifat memecah
ekstrak serbuk, sehingga dapat lapisan lemak pada dinding sel yang pada
menimbulkan bias pada penelitian bahwa akhirnya menyebabkan gangguan
terhambatnya pertumbuhan Malassezia permeabilitas dinding sel sehingga difusi
furfur disebabkan oleh sisa etanol pada bahan atau zat-zat yang diperlukan oleh
ekstrak.11 Berdasarkan hasil penelitian, jamur dapat terganggu, akhirnya sel
kemungkinan terjadinya bias tersebut dapat membengkak dan lisis.12
dibantah, terbukti dengan adanya
JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 724-732
728
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Maria Anna Sihombing, Winarto, Indah Saraswati

Senyawa lain yang yang pertumbuhan Aspergillus flavus, selain itu


terkandung dalam ekstrak adalah juga sesuai dengan penelitian Varadarajan
triterpenoid. Triterpenoid bersifat toksik S (2015) menyatakan ekstrak hydro
sehingga ketika senyawa aktif terserap oleh alcoholic biji pepaya berkhasiat sebagai
jamur patogen dapat menimbulkan antijamur terhadap Candida albicans yang
kerusakan pada organel-organel sel, resisten Flukonazol.8,9
menghambat kerja enzim di dalam sel, dan Hasil penelitian ini dan penelitian –
pada akhirnya akan terjadi penghambatan penelitian sebelumnya menunjukkan
pertumbuhan jamur patogen.13 Selain itu, bahwa ekstrak biji pepaya (Carica papaya
triterpenoid akan bereaksi dengan porin L.) mengandung senyawa - senyawa
(protein transmembran) pada membran metabolit sekunder yang berkhasiat
luar dinding sel jamur membentuk ikatan sebagai antijamur, termasuk terhadap
polimer yang kuat sehingga pertumbuhan Malassezia furfur. Terdapat
mengakibatkan rusaknya porin. Rusaknya beberapa keterbatasan pada penelitian ini
porin yang merupakan pintu keluar antara lain tidak dilakukan uji standarisasi
masuknya substansi, akan mengurangi ekstrak. Standarisasi ekstrak merupakan
permeabilitas dinding sel jamur yang akan serangkaian prosedur untuk menjamin
mengakibatkan sel jamur akan kekurangan produk akhir obat (obat, ekstrak)
nutrisi sehingga pertumbuhan jamur mempunyai nilai parameter spesifik dan
terhambat atau mati.7 non spesifik yang konstan dan memenuhi
Uji antijamur yang dilakukan pada syarat standar sebagai obat tradisional.10
penelitian ini memberikan informasi Selain itu, konsentrasi ekstrak yang
bahwa ekstrak biji pepaya (Carica papaya digunakan pada penelitian ini tidak bisa
L.) efektif sebagai antijamur terhadap menentukan KHM ekstrak biji pepaya
pertumbuhan Malassezia furfur dengan (Carica papaya L.) terhadap pertumbuhan
konsentrasi ekstrak 25 mg/ml merupakan Malassezia furfur, karena pengamatan
KBM. Aktivitas antijamur ekstrak biji pada media cair konsentrasi 12,5 mg/ml
pepaya (Carica papaya L.) pada penelitian sudah membunuh Malassezia furfur.
ini sesuai dengan penelitian Eman (2014)
yang menyatakan peningkatan konsentrasi
ekstrak aquades biji pepaya berbanding
lurus dengan zona hambat terhadap
JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 724-732
729
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Maria Anna Sihombing, Winarto, Indah Saraswati

SIMPULAN DAN SARAN 2017]; 42(3):250-7. Tersedia di :


Simpulan http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1
Ekstrak biji pepaya (Carica papaya 11 1/1346-8138.12700/full
L.) efektif sebagai antijamur terhadap 2. Schwartz JR, DeAngelis YM, Dawson
pertumbuhan Malassezia furfur, dengan JrTL. Dandruff and Seborrheic
konsentrasi ekstrak 25 mg/ml merupakan Dermatitis: A Head Scratcher.
Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM) dan Practical Modern Hair Science
konsentrasi yang digunakan pada [Internet]. 2012 [diakses 6 Februari
penelitian ini tidak dapat menentukan 2017] Germany: Wissenschaftliche
Konsentrasi Hambat Minimal (KHM). 12:2-3. Tersedia di :
Saran http://www.pgscience.com/files/pdf/D
Perlu dilakukan penelitian lebih r._Thomas_Dawson/TRI_book_chapte
lanjut mengenai uji efektivitas antimikroba r_Ch12_Dandruff.pdf
ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) 3. Oktaviani D, Subakir S, Wahyudi F.
terhadap pertumbuhan mikroba uji lainnya Uji Banding Efektivitas Ekstrak Daun
dengan menggunakan pelarut atau metode Sirih Merah (Piper crocatum) 100%
ekstrak lainnya. Perlu dilakukan penelitian terhadap Pertumbuhan Pityrosporum
dengan metode dilusi cair menggunakan ovale pada Penderita Berketombe.
konsentrasi ekstrak dibawah 12,5 mg/ml JKD [Internet]. 2012 [diakses 6
untuk mengetahui KHM ekstrak terhadap Februari 2017]; 1(1):5. Tersedia di :
Malassezia furfur. Perlu dilakukan http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/
penelitian mengenai uji standarisasi medico/article/view/1681/1675
ekstrak (Carica papaya L) dan penelitian 4. Susanti T, Rahmiati R, yuliana Y.
mengenai uji klinis untuk mengetahui Pengaruh Pemanfaatan Buah
konsentrasi ekstrak yang dapat Mengkudu (Morindacitrifolia L)
menimbulkan iritasi kulit. terhadap Pertumbuhan Ketombe
Kering [Internet]. 2013 [diakses 6
DAFTAR PUSTAKA Februari 2017]; 2(1):4. Tersedia di :
1. Harada K1, Saito M, Sugita T, Tsuboi http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jhet
R. Malassezia species and their /article/viewFile/1033/870
associated skin diseases. J Dermatol 5. Rojas FD, Sosa Mde L, Fernández
[Internet]. 2015 [diakses 6 Februari MS, Cattana ME, Córdoba SB,
JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 724-732
730
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Maria Anna Sihombing, Winarto, Indah Saraswati

Giusiano GE. Antifungal susceptibility [Internet]. Vol. 10(1): 51, Egypt. J.


of Malassezia furfur, Malassezia Exp. Biol. (Bot.),. 2014 [dikutip 6
sympodialis, and Malassezia globosa Februari 2017]. Tersedia pada:
to azole drugs and amphotericin B http://www.scopemed.org/?mno=1865
evaluated using a broth microdilution 94
method. Med Mycol [Internet]. 2014 9. Varadarajan S, Narasimhan M,
[diakses 6 Februari 2017]; 52(6):641- Malaisamy M, Duraipandian D.
6. Tersedia di : Invitro Anti-mycotic Activity of
https://academic.oup.com/mmy/article Hydro Alcoholic Extracts of Some
-lookup/doi/10.1093/mmy/myu010 Indian Medicinal Plants against
6. Maryanti E, Febriyani E, Lestari E. Fluconazole Resistant Candida
Studi Efektivitas Antijamur albicans. JCDR [Internet]. 2015
Nanopartikel ZnO/ZnS Terhadap [diakses pada 6 Februari 2017]; 9(8):
Pertumbuhan Jamur Pityrosporum ZC07–ZC10. Tersedia di :
ovale Penyebab Ketombe. Gradien https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc
[Internet]. 2014 [diakses 6 Februari /articles/PMC4576 630/#b23
2017]; 10(2). Tersedia di : 10. Khoirani N. Karakterisasi simplisia
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/gr dan Standarisasi Ekstrak Etanol
adien/article/vi ew/347/286 (Ocimum americanum L.). Jakarta
7. Martiasih M, Sidharta BBR, Atmodjo (Indonesia) : UIN Syarif Hidayatullah
PK. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Biji ; 2013.
Pepaya (Carica papaya L.) terhadap 11. Jaipah N. uji efektivitas antimikroba
Escherichia coli dan Streptococcus ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.)
pyogenes [Internet]. 2012 [dikutip 6 terhadap pertumbuhan Escherichia
Februari 2017]. Tersedia pada: coli secara in vitro [Skripsi].
http://e- Semarang (Indonesia) : Universitas
journal.uajy.ac.id/4840/1/jurnal.pdf Diponegoro ; 2016.
8. El-Zaher EHFA. Antifungal Activity 12. Arundhina E. Aktivitas Ekstrak Etanol
Of Carica Papaya Seed Extract Daun Alamanda sebagai Antijamur
Against Aspergillus Flavus As Serious terhadap Candida albicans dan
Mycotoxins Producing Organism And Pityrosporum ovale secara In Vitro
Causal Organism For Aspergillosis [Skripsi]. Yogyakarta (Indonesia):
JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 724-732
731
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Maria Anna Sihombing, Winarto, Indah Saraswati

Universitas Atma jaya Yogyakarta ;


2014.
13. Lutfiyanti R, Ma’ruf WF, Dewi EN.
Aktivitas Antijamur Senyawa Bioaktif
Ekstrak Gelidium latifolium terhadap
Candida albicans. JPBHP [Internet].
2012 [diakses 12 Februari 2017];
1(1):26–33. Tersedia di :
http://ejournals1.undip.ac.id/index.php
/jpbhp/article/view/655

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 724-732


732

Anda mungkin juga menyukai