Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Ilmiah Kefarmasian

Journal homepage : http://e-jurnal.stikesalirsyadclp.ac.id/index.php/jp

Efektivitas Buah Kawista untuk Menghambat Bakteri Staphylococcus


epidermidis
Effectiveness of Kawista to Inhibit Staphylococcus epidermidis
Dini Puspodewi *, Yusuf Eko Nugroho
Teknologi Laboratorium Medis, STIKES Al-irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
e-mail : dinipuspodewi93@gmail.com

INFO ARTIKEL ABSTRAK/ABSTRACT

Kata Kunci : Kawista merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai
obat yang dapat berfungsi sebagai antibakteri. jenis bakteri yang sering
Buah kawista, menginfeksi manusia yaitu Staphtlococcus epidermidis yang termasuk
Staphylococcus CNS yang paling sering dipelajari. Untuk tujuan masa kini, definisi faktor
epidermidis, virulensi sangat luas, terdiri dari gen dan protein yang memfasilitasi
freeze dryer, pembentukan infeksi pada tubuh manusia. Alkaloid, saponin, tanin,
Daya hambat flavonoid merupakan salah satu zat yang berfungsi ssebagai antibakteri.
Antibakteri adalah suatu zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau
bahkan membunuh bakteri dengan cara mengganggu metabolisme
bakteri. Buah kawista diperoleh dari kabupaten Rembang Jara
Tengah.Buah diblender kemudian diperas sehingga menghasilkan
konsentrasi 100%, dilakukan metode pengeringan dingin (freeze dryer)
kemudian dibuat konsentrasi 400 mg/mL. Pengujian antibakteri
dilakukan dengan metode difusi sumuran. Hasil penelitian menunjukkan
freeze dryer buah kawista 100% dapat menghambat Staphylococcus
epidermidis .

Kawista is a plant that can be used as a medicine which acts as an


Keyword: antibacterial. The type of bacteria that often infects humans is
kawista fruit, Staphtlococcus epidermidis which is one of the most studied CNS. For
Staphylococcus current purposes, the definition of virulence factors is very broad,
epidermidis, consisting of genes and proteins that facilitate the formation of infections
freeze dryer, in the human body. Alkaloids, saponins, tannins, flavonoids are
Inhibitions substances that function as antibacterials. Antibacterial is a substance that
can interfere with growth or even kill bacteria by disrupting bacterial
metabolism. Kawista fruit is obtained from Rembang Jara Tengah district.
The fruit is blended and then squeezed to produce a concentration of
100%, the cold drying method is carried out (freeze dryer) and then a
concentration of 400 mg / mL is made. Antibacterial testing is carried out
by the well diffusion method. The results showed 100% freeze dryer of
kawista fruit can inhibit Staphylococcus epidermidis.
A. PENDAHULUAN

Tanaman obat tersebut 1. Pembuatan suspensi bakteri


mengandung zat fitokimia yang penting Bakteri S. epidermidis yang sudah
antara lain alkaloid, flavonoid, tanin dan murni, diremajakan pada media HIA
komponen fenolik1. Kawista merupakan miring, diinkubasi dengan suhu 37˚C
tanaman obat yang hidup di iklim tropis selama 24 jam kemudian bakteri dibuat
Indonesia membuat tanaman ini mudah suspensi pada 5 mL media BHI cair di
dikembangkan di Indonesia. Tanaman ini dalam tabung reaksi di inkubasi pada suhu
dapat tumbuh di sejumlah daerah di 37˚C selama 24 jam. Koloni dibuat suspensi
Indonesia diantaranya Jawa, Sumatra, Nusa pada tabung reaksi yang berisi NaCl
Tenggara, dan Sulawesi2. fisiologis dengan menggunakan ose mata.
Alkaloid, saponin, tanin, flavonoid Kekeruhan suspensi disamakan dengan
merupakan salah satu zat yang berfungsi larutan standar Mc Farlan 0,5. Bakteri
ssebagai antibakteri6. Antibakteri adalah sebanyak 1,5x108 sel/ml.
suatu zat yang dapat mengganggu
pertumbuhan atau bahkan membunuh 2. Pembuatan freeze dryer buah kawista
bakteri dengan cara mengganggu Buah kawista mentah yang
metabolisme bakteri7. Salah satu bakteri diperoleh dari Kabupaten Rembang
penyebab penyakit pada manusia yaitu diblender kemudian diperas sehingga
Staphylococcus epidermidis. Bakteri S. menghasilkan konsentrasi 100% dan
epidermidis termasuk flora normal pada dilakukan metode ekstraksi pengeringan
kulit manusia, saluran respirasi dan dingin (Freeze dryer).
gastrointestinal. Bakteri ini bersifat tidak
patogen, nonhemolitik, tidak bersifat Perasan freeze dryer buah kawista : buah
invasive, tidak membentuk koagulase12. kawista mentah dicuci bersih kemudian
S. epidermidis termasuk CNS yang diblender, setelah diblender kemudian
paling sering dipelajari. Untuk tujuan masa disaring menggunakan kassa steril dan
kini, definisi faktor virulensi sangat luas, kemudian didapatkan perasan buah kawista
terdiri dari gen dan protein yang konsentrasi 100%. Kemudian dimasukkan
memfasilitasi pembentukan infeksi pada ke dalam alat vacuum freeze dryer dengan
tubuh manusia. Ini akan menjadi jelas suhu -90°C pada tekanan yang rendah.
bahwa sebagian besar faktor-faktor yang Kemudian didapatkan hasil perasan freeze
memiliki peran penting dalam kehidupan S. dryer buah kawista dalam bentuk kering.
epidermidis sebagai flora normal kulit Setelah itu ditimbang 400 mg dilarutkan
manusia12. dengan 1 mL aquadest steril, jadi
konsentrasinya menjadi 400 mg/mL.

B. METODE 3. Pengujian antibakteri


Dibuat suspensi bakteri S.
Metode yang digunakan dalam penelitian epidermidis yang disetarakan dengan
ini adalah metode difusi sumuran dimana standar Mc Farlan 0,5 dalam tabung reaksi,
dibuat sumuran menggunakan besi kemudian media NA dibuat sumuran
pelubang dengan diameter 6mm. Kemudian dengan diameter 0,5 cm. Dipipet 50 L
sumuran tersebut diisi dengan zat suspensi bakteri dan diratakan
antibakteri untuk mengetahui aktifitas menggunakan triangel steril tunggu 10-15
penghambatan larutan uji terhadap bakteri menit supaya bakteri meresap ke dalam
uji2. Tahapan yang dilakukan yaitu agar, dipipet 100 L perasan freeze dryer
pembuatan suspensi bakteri, pembuatan buah kawista konsentrasi 400 mg/mL,
perasan alami buah kawista dan perasan kemudian inkubasi 37°C selama 24 jam.
freeze dryer buah kawista serta pengujian Pembacaan dilakukan dengan cara
antibakteri. mengukur zona hambatan.
Alat dan bahan Tabel 2. Hasil uji normalitas freeze
dryerbuah kawista
Alat yang digunakan dalam penelitian Tests of Normality
yaitu timbangan analitik, tabung reaksi, rak
Shapiro-Wilk
tabung reaksi, gelas ukur 50 mL, 1000 mL,
kasa steril, mikropipet, erlenmeyer 500mL, Statistic Df Sig.
ose mata, inkubator, cawan petri, corong, Freezedryer 0,873 9 0,132
oven, autoclave.
a. Lilliefors Significance Correction
Bahan yang digunakan dalam
penelitian yaitu, perasan freeze dryer buah
kawista, media NA (Nutrient Agar), Uji normalitas hasil perasan alami buah
aquadest steril, kertas label, BHI (Brain kawista dan perasan freeze dryerbuah
heart infrusion), dan S. epidermidis murni kawista terhadap bakteri S. epidermidis
dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk
Prosedur kerja diketahui bahwa nilai signifikasi freeze dryer
buah kawista diperoleh nilai signifikansi
Pengujian antibakteri dibuat suspensi berturut-turut nilai signifikansi hasil freeze
bakteri S. epidermidis yang disetarakan dryer 0,132 yang menunjukkan
dengan standar Mc Farlan 0,5 dalam distribusi normal karena > 0,05.
tabung reaksi, kemudian media NA dibuat
sumuran dengan diameter 0,5 cm. Dipipet
Aktivitas antibakteri sangatlah
100 L suspensi bakteri dan diratakan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
menggunakan triangel steril tunggu 10-15 konsentrasi ekstrak, kandungan senyawa
menit supaya bakteri meresap ke dalam antibakteri, daya difusi ekstrak, dan jenis
agar, selanjutnya dipipet 100 L freeze bakteri yang dihambat. Zona bening yang
dryer buah kawista konsentrasi 400 mg/mL, terbentuk dipengaruhi oleh konsentrasi
kemudian inkubasi 37°C selama 24 ekstrak yang tinggi9.
jam.Pembacaan dilakukan dengan cara Zat antibakteri yang dapat
mengukur zona hambatan sertadilakukan menyebabkan kerusakan membran sel
pengulangan prosedur sebanyak 9x. bakteri dan menyebabkan keluarnya
protein, nukleotida dan asam nukleat yang
C. HASIL DAN PEMBAHASAN merupakan komponen yang penting bagi
sel bakteri. Flavonoid juga terbukti mampu
Hasil dari penelitian yang sudah dilakukan merusak permeabilitas membran sel bakteri
diperoleh hasil freeze dryer buah kawista serta dapat juga menghambat motilitas
dalam menghambat bakteri S. epidermidis bakteri10. Tanin memiliki aktivitas
antibakteri, secara garis besar mekanisme
Tabel 1. Rata-rata hasil zona hambatan yang diperkirakan adalah toksisitas tanin
freeze dryer buah kawista terhadap bakteri dapat merusak membran sel bakteri,
Staphylococcus epidermidis senyawa astringent tanin dapat
Daya Hambat (mm) menginduksi pembentukan kompleks ikatan
Kontrol positif 35
tanin terhadap ion logam yang dapat
menambah daya toksisitas tanin itu sendiri11.
Buah Kawista 24,67 ± 0,86 Zona hambat pada bakteri S.
epidermidis menunjukkan diameter yang
Hasil pada tabel 1 menunjukkan rata-rata lebih besar daripada bakteri gram negatif
zona hambatan freeze dryer buah kawista karena struktur dinding sel yang berbeda.
konsentrasi 400 mg/mL 24,67 ± 0,86 mm. Pada dinding sel bakteri gram positif hanya
Untuk kontrol positif yang digunakan terdiri dari beberapa lapis peptidoglikan
dalam uji ini, digunakan Amoksisilin yang tanpa adanya lipoprotein dan lipolisakarida
mempunyai zona hambatan 35 mm untuk seperti yang dimiliki bakteri gram negatif.
bakteri S. epidermidis.
Oleh karena itu S. epidermidis dinding Kromatografi Lapis Tipis. Skripsi.
selnya mudah terdenaturasi oleh zat aktif Fakultas Matematika dan Ilmu
sehingga diameter daya hambatnya lebih Pengetahuan Alam, IPB, Bogor. 2013
besar dibandingkan dengan gram negatif ( 3. Saima, Y, A. K Das, K. K Sarkar, A. K
Hermawan, 2007). Luasnya diameter Sen, dan P. Sur. An antitumor pectic
hambat merupakan suatu petunjuk bahwa polysaccharide from Feronialimonia.Int.
bakteri memiliki kepekaan terhadap J. Biol. Macromolecules. 2000. 27, 333-
senyawa atau zat antimikroba (Siregar dkk, 335.
2012). 4. Rahman dan Gray. Antimicrobial
activity of elephant apple.
Phytochemistry . 2002.59:73-77.
KESIMPULAN 5. Qureshi, A. A. K. K. Eswar, O. Shaista..
Feronia limonia – a path less travelled.
freeze dryer buah kawista mampu International Journal of Research in
menghambat pertumbuhan bakteri S. Ayurveda & Pharmacy. 2010. 1(1), 98-
epidermidis dimana perasan freeze dryer 106.
buah kawista menghasilkan hasil zona 6. Thomas, A, and N. R. Ponnammal PG
hambatan yang besar. Hal ini dapat and Research Department of Botany.
diketahui bahwa buah kawista mempunyai Preliminary studies on phytochemical
zat untuk menghambat bakteri dan bisa and antibacterial activity of Limonia
digunakan dalam pembuatan obat herbal. acidissima L. Plant parts. Ancient Science
of Life; 2005. XXV(2) October,
SARAN November, December 57-61. try;
3(2):81-88.
Masyarakat bisa memanfaatkan 7. Bakhriansyah, H. M. Penggunaan
buah kawista sebagai minuman herbal Antibiotik pada Penanganan Kasus
dan juga bisa dimanfaatkan sebagai lulur Infeksi. UNLAM. 2008.
untuk menghilangkan jerawat. 8. Alamsyah, H. K, I. Widowati dan A.
Sabdono. Aktivitas antibakteri ekstrak
rumput laut Sargassum cinereum
UCAPAN TERIMA KASIH (J.G.Agardh) dari perairan pulau
panjang Jepara terhadap bakteri
Escherichia coli dan Staphylococcus
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya
paper ini tidak lepas dari bimbingan,
epidermidis. Journal Of Marine
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.
Research. 2014. 3(2):69-78.
9. Maliana, Y, S. Khotimah, F. Aktivitas
Oleh karena itu pada kesempatan ini,
Antibakteri Kulit Garcinia mangostana
penulis ingin menyampaikan ucapan terima
Linn. Terhadap Pertumbuhan
kasih kepada kedua orangtua, istri dan anak
Flavobacterium dan Enterobacter Dari
yang sudah memberikan dukungan hingga
Coptotermes curvignathus. Protobiont.
terselesaikan paper ini.
2013. 2(1):7-11.
10. Darsana, I. G, I. N. K. Besung, H.
PUSTAKA
Mahatmi.. Potensi Daun Binahong
(Anredera Cordifolia (Tenore) Steenis)
1. Edeoga H. O, D. E Okwu, dan B. O dalam Menghambat Pertumbuhan
Mbaebie. Phytochemical constituents of Bakteri Escherichia Coli secara In Vitro.
some Nigerian medicinal plants. African Indonesia Medicus Veterinus; 2012. (3) :
Journal of Biotechnology.2005. 337- 351.
4(7):685-688 11. Ajizah, A..Sensitivitas Salmonella
2. Dewi, R. Bioaktivitas Buah Kawista Typhimurium Terhadap Ekstrak
(Limonia acidissima) Bima dan Daun Psidium guajava L. Universitas
Penentuan Sidik Jarinya Menggunakan Lambung Mangkurat. 2004
12. Otto, M. 2012. Molecular basis of
Staphylococcus epidermidis
infections. Semin Immunopathol.;
34(2): 201–214
13. Siregar, A. F, A. Sabdono, D.
Pringgenies. 2012. Potensi
Antibakteri Ekstrak Rumput Laut
Terhadap Bakteri Penyakit Kulit
Pseudomonas aeruginosa,
Staphylococcus epidermidis, dan
Micrococcus luteus. Journal of
Marine Research. 1(2):152-160.
14. Hermawan, A. 2007. Pengaruh
Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.)
Terhadap Pertumbuhan
Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli Dengan metode
Difusi Disk. Skripsi. Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas
Airlangga Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai