Anda di halaman 1dari 33

Apt.

Muhammad Taufiq Duppa


S.Si., M.Si
Pengumpulan bhn baku
1. Bagian tanaman ug digunakan
2. Umur tanaman atau bagian tanaman pada saat panen
3. Waktu panen
4. Lingkungan tempat
Cth. Mentha piperita muda mengandung mentol yg byk dlm
daunnya di mn kadar minyak atsiri n mentol tertinggi pd
daun ini dicapai pd saat tanaman tepat akan berbungan,
pd Cinnamomum campohora akan terkumpul dlm kayu
tanaman yg tua.
Disamping wkt panen yg dikaitkn dgn umur, perlu perlu
diperhatikn pula saat panen dlm sehari. Cth, simplisia yg
mengandung minyak atsiri lebih baik dipanen pd pagi
hari, jadi utk waktu panen dlm sehari perlu
dipertimbangkan stabilitas kimiawi n fisik senyawa aktif
dlm simplisia terhadap panas sinar matahari
1. Tanaman pd saat panen diambil bijix yg telah tua
spt kedawung (parkia roxburgii) pengambilan biji
ditandai dgn telah mengeringnya buah. ≤ 10%
2. Tanaman pd saat panen diambil buahnya, wkt
pengambilan sering dihubungkan dgn tingkat
kemasakan yg ditandai dgn terjadinya perubahan
warna pd buah spt perubahan tingkat kekerasan
labu merah (Cucurbita moschata). ≤ 8%
3. Tanaman pd saat panen diambil daun pucuknya
pengambilan dilakukan pd saat tanaman
mengalami perubahan pertumbuhan dari vegetatif
ke generatif. Cth, Kumis kucing Orthosiphon
stamineus), ≤ 8%
4. Tanaman pd saat panen diambil daun yg telah tua,
daun yg diambil dipilih yg telah membuka
sempurna n terletak di bagian cabang ato batang
yg menerima sinar matahari. Cth, Sembung
(Blumea balsamifera), ≤ 5%
5. Tanaman pd saat panen diambil kulit batang,
pengambilan dilakukan pada saat tanaman
telah cukup umur, dilakukan pada musim yg
menguntungkan pertumbuhan antara menjelang
musim kemarau. ≤ 8%
6. Tanaman pd saat panen diambil umbi lapis,
pengambilan dilakukan pada saat umbi
mencapai besar maksimum n pertumbuhan pd
bagian di atas tanah berhenti cth, Bawang
merah (Allium cepa), ≤ 8%
7. Tanaman pd saat panen diambil rimpangnya,
pengambilan dilakukan pd musim kering dgn
tanda2x mengeringnya bagian atas tanaman di
mn dlm keadaan ini rimpang berada besar
maksimum, ≤ 8%
Penyiapan/pembuatan simplisia perlu
terstandar
Memberikan jaminan
keseragaman senyawa
aktif.
 Keamanan
 Khasiat
Tahapan Pembuatan simplisia
 Pengumpulan bahan baku
 Sortasi Basah
 Pencucian
 Perajangan
 Pengeringan
 Sortasi Kering
 Pengemasandan penyimpanan
1. Pengumpulan Bahan Baku
Kadar Bahan Aktif dalam simplisia
bergantung pada
- Bagian tanaman yang digunakan
- Usia tanaman
- Waktu panen
- Lingkungan tumbuh
Pedoman Panen
 Biji
Pemanenan biji dilakukan pada saat biji telah
masak fisiologis. Fase ini ditandai dengan
sudah maksimalnya pertumbuhan buah atau
polong dan biji yang di dalamnya telah
terbentuk dengan sempurna.
- yang telah tua ( mis. Kedawung)
ditandai dengan mengeringnya buah
- sebelum kering benar (mis. jarak)
sebelum buah pecah secara alami
 Buah
sering dihubungkan dgn tingkat kemasakan
- perubahan tingkat kekerasan
(mis.Labu Merah)
- Perubahan Warna
(mis. Asam)
- Perubahan Kadar Air buah
(mis. Belimbing wuluh)
- Perubahan bentuk buah
(mis. Mentimun)
 Daun
dilakukan pada saat tanaman
telah tumbuh maksimal
- Pucuk Daun
(mis. Tum. Kumis kucing)
- Yang telah tua
(mis. Tum. Sembung)
Rimpang
 Ditandai dengan mulai mengeringnya bagian
tanaman yang berada di atas permukaan tanah
(musim kering)
 Umumnya pemanenan dilakukan pada saat
tanaman berumur 8 - 10 bulan.
 Kadang waktu pemanenan bervariasi,
tergantung penggunaan. Seperti rimpang jahe,
untuk keperluan pembuatan jahe asinan, jahe
awetan dan permen dipanen pada umur 4 - 6
bulan
Sebagai bahan obat, rimpang dipanen setelah
tua yaitu umur 9 - 12 bulan setelah tanam
 Kulit Batang
telah cukup umur dan tidak
mengganggu pertumbuhan
 Umbi lapis
Pada saat umbi mencapai besar
maksimum dan pertumbuhan
pada bagian di atas tanah
berhenti
2. Sortasi Basah
Untuk memisahkan kotoran-
kotoran atau bahan-bahan asing,
bahan yang tua dengan yang
muda atau bahan yang ukurannya
lebih besar atau lebih kecil. Bahan
nabati yang baik memiliki
kandungan campuran bahan
organik asing tidak lebih dari 2%.
3. Pencucian
 Pencucian dilakukan agar menghilangkan tanah
dan kotoran lainnya yang melekat pada bahan
simplisia. Sebaiknya air yang digunakan adalah
air yang mengalir dan sumbernya dari air bersih
seperti air PAM, air sumur atau mata air
 Pencucian harus dilakukan dalam waktu yang
sesingkat mungkin untuk menghindari larut dan
terbuangnya zat yang terkandung dalam bahan.
 Pencucian bahan dapat dilakukan dengan
beberapa cara antara lain :
a. Perendaman bertingkat
b. Penyemprotan dengan menggunakan air
yang bertekanan tinggi
c. Penyikatan
4. Perajangan
 Perajangan tidak harus selalu dilakukan.
Pada dasarnya proses ini untuk
mempermudah proses pengeringan,
pengepakan dan penggilingan. Jika
ukuran simplisia cukup kecil/tipis, maka
proses ini dapat diabaikan
Bagaimana bisa?

B=kubus A yang
A= kubus di belah
10x10 cm2

(4x5x (4x5x
10)+((4x5x
(4x5x 10)+(
2x5x510)+(
10)+( 2x5x5
6x10x10=60 ) = 2x5x5
)=
2x5x5
0 cm2
) =250 ) =250
250cm2 250cm2
cm2 cm2
Luas permukaan Luas permukaan 250
= 600 cm2 cmx4cm=1000 cm2
 Serbuk yang terlalu halus akan memberi
kesulitan pada penyarian:
1. Perkolasi: serbuk terlalu halus: cairan tidak
akan turun, mengapa???
2. Butir-butir halus juga membentuk suspensi
yg sulit dipisahkan dengan hasil penyarian
sehingga ekstrak tidak murni lagi tetapi
tercampur partikel halus.
3. Dinding sel banyak yang pecah: zat yang
tidak diinginkan jg ikut keluar
• Simplisia ada yang lunak dan ada yang
keras
contoh
 Akar kalembak (8/24)
 Akar pule pandak (8/24)
 Buah ketumbar (8/24)
 Buah cabe (10/24)
 Kulit kayu manis (18/24)
 Kulit kina (34/24)
 Biji kola (24/34)
 Herba timi (34/40)
 Daun seledri (2/3)
 Umbi wortel (6/8)
MENGHALUSKAN ~
Comminution
 Adalah satu kegiatan yang
menggambarkan perubahan
distribusi ukuran partikel (grains,
drops, bubbles) menjadi ukuran yang
lebih halus.
 Contoh kegiatan: menggunting,
menghaluskan, menggiling
(menggurinda)
 Kegiatan menghaluskan bergantung pada
kebutuhan: tanaman & alat
 Terdapat 3 kelompok bahan saat dilewatkan
pd alat pemotong + ayakan:
1. Terpotong-potong halus (finely shredded),
cth: teabag dalam bentuk sachet
2. Terpotong-potong setengah halus (semi-
finely shredded), jk dihindari partikel halus yg
akan menggaggu penyarian cth pd perkolasi
3. Terpotong-potong kasar (coarsely shredded)
PENGAYAK DAN DERAJAT
HALUS SERBUK
 Pengayak: dibuat dari kawat logam atau bhn
lain yg cocok dg penampang melintang yg
sama di slrh bagian
 Jenis pengayak dinyatakan dgn nomor yg
menunjukkan jml lubang tiap 2,54 cm dihitung
searah dg panjang kawat
 DERAJAT HALUS SERBUK dinyatakan dgn
nomor pengayak
 Serbuk (2/3) adalah serbuk yang sangat kasar
 Serbuk (80/120) adalah serbuk yang sangat
halus. Apa artinya (2/3) dan (80/120)?
PEMBUATAN/PENYIAPAN
SIMPLISIA
5. Pengeringan
 Pengeringan dilakukan agar memperoleh
simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga
dapat disimpan dalam waktu yang lama.
Pengeringan dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu pengeringan secara alami dan
secara buatan.
 Suhu pengeringan tergantung pada jenis
bahan yang dikeringkan. Pada umumnya suhu
pengeringan adalah antara 40 - 60C dan hasil
yang baik dari proses pengeringan adalah
simplisia yang mengandung kadar air 10%.
 Demikian pula dengan waktu pengeringan
juga bervariasi, tergantung pada jenis
bahan yang dikeringkan seperti rimpang,
daun, kayu ataupun bunga.
 Ciri-ciri waktu pengeringan sudah berakhir
apabila daun ataupun temu-temuan sudah
dapat dipatahkan dengan mudah. Pada
umumnya bahan (simplisia) yang sudah
kering memiliki kadar air ± 8 - 10%.
 Hal lain yang perlu diperhatikan dalam
proses pengeringan adalah kebersihan
(khususnya pengeringan menggunakan
sinar matahari), kelembaban udara,
aliran udara dan tebal bahan (tidak
saling menumpuk).
 Perlu juga diperhatikan : Face hardening
6. Sortasi Kering
 Untuk memisahkan bahan – bahan
asing seperti bagian tanaman yang tidak
diinginkan dan kotoran lain yang masih
ada dan tertinggal di simplisia kering.
 Tujuan lain untuk menyeragamkan
ukuran simplisia dengan cara grading
7. Pengemasan
 Pengemasan dapat dilakukan terhadap
simplisia yang sudah dikeringkan. Jenis
kemasan yang digunakan dapat berupa
plastik, kertas maupun karung goni.
Persyaratan jenis kemasan yaitu dapat
menjamin mutu produk yang dikemas,
mudah dipakai, tidak mempersulit
penanganan, dapat melindungi isi pada
waktu pengangkutan, tidak beracun dan
tidak bereaksi dengan isi dan kalau boleh
mempunyai bentuk dan rupa yang menarik
8. Penyimpanan
 untuk mempertahankan kualitas simplisia,
secara fisik maupun kadar zat aktif
 Penyimpanan simplisia dapat dilakukan di
ruang biasa (suhu kamar) ataupun di ruang
ber AC.
 Gudang harus terpisah dari tempat
penyimpanan bahan lainnya ataupun
penyimpanan alat dan dipelihara dengan baik.
 Ventilasi udara cukup baik dan bebas dari
kebocoran atau kemungkinan masuk air hujan.
 Suhu gudang tidak melebihi 30 C.
 Kelembabab udara sebaiknya
diusahakan serendah mungkin untuk
mencegah terjadinya penyerapan air
 Masuknya sinar matahari langsung
menyinari simplisia harus dicegah.
 Masuknya hewan, baik serangga
maupun tikus yang sering me-makan
simplisia yang disimpan harus dicegah
Faktor yang mempengaruhi Mutu
simplisia
Simplisia dapat, menurun atau berubah
mutunya karena berbagai faktor luar dan
dalam antara lain :
 Cahaya
Sinar dari panjang gelombang tertentu dapat
menimbulkan perubahan kimia pada
simplisia, misalnya isomerisasi, polimerisasi
dsb
 Oksigen
terjadi oksidasi
 Reaksi kimia intern
misalnya oleh enzim,
 Dehidrasi
jika kelembaban luar lebih rendah dari kelembaban
simplisia
 Penyerapan air
Simplisia yang higroskopik bila disimpan dalam
wadah terbuka akan menyerap udara sehingga
menjadi basah atau mencair
 Pengotoran
 Debu, pasir dan bahan asing lainnya
 Serangga
kotoran serangga, sisa metamorfosanya
 Kapang
Kadar air terlalu tinggi

Anda mungkin juga menyukai