Anda di halaman 1dari 23

Cara Pembuatan Simplisia

PRODI D-III FARMASI


STIKes KHARISMA
PERSADA
TAHAPAN
PREPARASI
SIMPLISIA
Pembuatan Simplisia
Bahan Baku Simplisia :
Sumber bahan baku simplisia dapat berasal dari
tanaman budidaya atau tanaman liar.
Tanaman budidaya adalah tanaman yang sengaja
ditanam untuk tujuan produksi simplisia sedangkan,
tumbuhan liar adalah tumbuhan yang tumbuh
dengan sendirinya di hutan atau di tempat lain, atau
tanaman yang sengaja ditanam dengan tujuan lain,
bukan dengan tujuan untuk memproduksi simplisia.
Cont’d
Penggunaan tanaman budidaya sebagai bahan baku
simplisia memiliki keuntungan, antara lain :
1. Kondisi tanah yang meliputi kelembaban,
adanyapenyakit/hama, kondisi penanaman
(naungan, jarak tanam) mudah di kontrol sehingga
pertumbuhan optimum
2.Waktu panen dalam keadaan umur yang sama, dan
lebih mudah karena tumbuha pada satu area
Cont’d
3. Pasca panen lebih mudah menangani seperti sortasi,
pencucian, pengeringan maupun proses lainnya
4. Untuk kepentingan tertentu seperti keperluan
ekstraksi minyak atsiri, dapat dilakukan secepatnya
untuk menghindari kerusakan minyak.
5. Budidaya tanaman dapat mencegah kepunahan serta
menjaga lingkungan.
Cont’d
Tumbuhan liar dapat digunakan sebagai bahan baku
simplisia selama prosedur budidaya yang tepat
belum ditemukan.
Namun terdapat beberapa kelemahan yang harus
diatasi jika menggunakan tumbuhan liar sebagai
bahan baku simplisia, antara lain :
1. Umur tumbuhan atau bagian tumbuhan yang
dipanen tidak tepat dan berbeda – beda.
2. Jenis (spesies) tumbuhan yang dipanen sering
kurang diperhatikan sehingga simplisia yang
diperoleh tidak sama
3. Lingkungan tempat tumbuh yang berbeda
mengakibatkan kadar senyawa aktif berbeda
Cont’d

Pengumpulan bahan baku

Sortasi basah

Pencucian

Perajangan

Pengeringan

Sortasi kering

Pengepakan/penyimpanan

Pemeriksaan mutu
Tahap 1. Pengumpulan Bahan Baku
Cont’d
Cont’d
Banyak atau sedikitnya kadar senyawa aktif
dalam suatu simplisia, sangat tergantung oleh :
1.Bagian tanaman yang digunakan
2.Umur tanaman atau bagian tanaman saat
panen
3.Waktu panen
4.Lingkungan tempat tumbuh
Cont’d
Beberapa contoh tanaman yang telah diketahui
kapan dan dibagian mana senyawa aktifnya ada
dalam jumlah tertinggi yaitu :
1.Atropa belladona → kadar alkaloid tertinggi
dicapai pada pucuk tanaman pada saat tanaman
berbunga. Kadar alkaloid menurun pada saat
tanaman berbuah.

2. Mentha piperita (daun mint) : kadar minyak


atsiri dan menthol tertinggi pada daun tanaman
dicapai pada saat tanaman tepat akan berbunga.
Cont’d
3. Datura metel (kecubung) → Kadar alkaloid tertinggi
terakumulasi pada bunga (0,99%), akar (0,89%),daun
(0,58%), batang (0,46%) dan biji (0,19%).

4. Datura totula → Kandungan alkaloid total tertinggi


diperoleh saat panen dilakukan pada umur 3-5
bulan,diikuti saat bunga pertama mekar, kemudian
saat awal pematangan buah dan terakhir saat muncul
kuncup bunga pertama
Cont’d
5. Capsicum annuum (cabe) → buah telah mencapai
ukuran maksimal, dan kadarnya tertinggi pada buah
yang tua sebelum matang

6. Syzigium polyanthum (daun salam) → kandungan


senyawa aktif yang berkhasiat sebagai penurun
kadar gula darah lebih tinggi pada daun yang masih
muda dibandingkan daun yang sudah tua.
Cont’d
7.Andrographis paniculata (sambiloto) → zat pahit
paling banyak terdapat pada daun dan hanya
sedikit dalam herba, sehingga apabila proses
ditujukan untuk mengisolasi andrografolida. Lebih
efisien apabila dipisahkan daun dan batangnya.

8. Duboisia myoporoides → Daun yang dipanen


pada bulan Oktober (musim semi) memiliki
kandungan hiosiamin 3% dan berbeda secara
kulaitatif dan kuantitatif dengan daun yang dipanen
pada bulan April (musim gugur)
Cont’d
9. Ephedra sinica → mempunyai kandungan alkaloid
tertinggi pada musim gugur.

10.Aconitum triphyllum → kadar mesakonitin paling


tinggi pada bulan Maret dan paling rendah pada bulan
Desember. Komposisi kandungan kimia juga
mengalami perubahan. Pada bulan Desember
komponen terbanyak hipokonitin
Cont’d
Waktu panen dalam sehari (pagi, siang atau sore)
juga perlu diperhatikan. Hal ini berdampak pada
kandungan metabolit sekunder terutama yang
dihasilkan melalui eksudasi. Cahaya matahasi
cenderung menginisiasi penghentian eksudasi.
Tahap 2. Sortasi Basah
Sortasi basah dilakukan sebelum pencucian maupun
bersamaan saat pencucian. Sortasi basah adalah
kegiatan pemisahan kotoran atau bahan asing lainnya
dari bahan segar.

Bahan asing yang mungkin ikut saat pengumpulan


yaitu tanah, kerikil, rumput, gulma dan bagian lain
yang tidak diinginkan. Khusus bagian akar atau
rimpang, benda asing yang mungkin ikut adalah,
plastik, tali, kertas, kain dan lain-lainnya,terlebih lagi
bahan baku menggunakan tanaman liar.
Cont’d
Sortasi basah bertujuan untuk mengurangi cemaran
mikroba dan memperoleh simplisia dengan jenis dan
ukuran yang dikehendaki.

Sortasi basah sering diterapkan pada bagian rimpang,


akar, kulit batang dan umumnya proses pembuatan
simplisia.
Untuk simplisia seperti daun, bunga,atau buah, proses
sortasi basah dapat tidak dilakukan selama simplisia
telah bersih dari benda asing. Contohnya : pucuk daun
teh, kembang sepatu, buah mahkota dewa dan lain-
lain.
Tahap 3. Pencucian
Pencucian merupakan proses membersihkan
simplisia menggunakan air. Pencucian bertujuan untuk
menghilangkan tanah, debu dan pengotor lainnya,
menurunkan jumlah mikroba yang menyebabkan
pembusukan dan membuat penampilan fisik simplisia
lebih menarik

Pencucian harus dilakukan terutama pada bahan


simplisia yang berada di dalam tanah atau dekat
dengan permukaan tanah, seperti rimpang, umbi,
akar, batang yangmerambat dan daun yang
melekat/dekat dengan permukaan tanah.
Cont’d
Khusus untuk bunga, misalnya bunga kembang
sepatu, tahap pencucian dapat tidak dilakukan, karena
pengumpulan bahan baku (panen) dilakukan pada pagi
hari saat terjadi pengembunan sehingga bunga penuh
dengan embun.
Dalam keadaan demikian pencucian menjadi tidak
diperlukan karena bunga sudah tidak berdebu atau
bersih oleh embun
Cont’d
Pencucian dilakukan dengan air bersih, dapat berasal
dari air mata air, air sumur atau air PAM. Pencucian
lebih baik jika menggunakan air mengalir untuk
mencegah kotoran menempel kembali.

Bahan simplisia yang mengandung zat yang mudah


larut dalam air sebaiknya tidak dicuci atau direndam
terlalu lama. Pencucian dilakukan sesegera mungkin
namun tetap tercapai tujuan pencucian.
Cont’d
Pencucian simplisia dalam jumlah besar dapat
dilakukan dalam bak bertingkat yang menerapkan
konsep air mengalir.
Setelah pencucian, bahan simplisia yang telah bersih
ditiriskan dengan cara dihamparkan di atas tikar atau
alas lain yang berlubang-lubang dan diletakkan di atas
rak yang bersih.
Selama ditiriskan bahan sesekali dibolak – balik agar air
cepat menetes.
Penirisan dilakukan di tempat yang agak teduh
terlindung dari sinar matahari langsung serta aliran
udara yang cukup agar terhindar dari fermentasi dan
pembusukan
Cont’d

Anda mungkin juga menyukai