Anda di halaman 1dari 6

Simplisia atau herbal adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang

digunakan untuk pengobatan dan belum mengalami pengolahan, kecuali


dinyatakan lain suhu pengeringan simplisia tidak lebih dari 60 0C. Simplisia
dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:
a. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian
tumbuhan atau eksudat tumbuhan.
b. Simplisia hewani adalah simplisia berupa hewan utuh atau zat-zat
berguna yang dihasilkan oleh hewan. Contohnya adalah minyak ikan
dan madu
c. Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia berupa bahan pelikan
atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana.
Contohnya serbuk seng dan serbuk tembaga
Kualitas simplisia dipengaruhi oleh dua faktor antara lain sebagai berikut:
a. Bahan Baku Simplisia
Berdasarkan bahan bakunya, simplisia bisa diperoleh dari tanaman
liar dan tanaman yang budidaya. Tumbuhan liar umumnya kurang baik
untuk dijadikan bahan simplisia jika dibandingkan dengan hasil
budidaya, karena simplisia yang dihasilkan mutunya tidak seragam.
b. Proses Pembuatan Simplisia
Dasar pembuatan simplisia meliputi beberapa tahapan, yaitu:
a) Pengumpulan bahan baku
Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda yang
tergantung pada beberapa faktor, antara lain: bagian tumbuhan yang
digunakan, umur tumbuhan atau bagian tumbuhan pada saat panen,
waktu panen dan lingkungan tempat tumbuh. Waktu panen yang
tepat pada saat bagian tumbuhan tersebut mengandung senyawa
aktif dalam jumlah yang terbesar. Senyawa aktif akan terbentuk
secara maksimal di dalam bagian tumbuhan atau tumbuhan pada
umur tertentu.
b) Sortasi basah
Sortasi basah adalah pemilihan hasil panen ketika tanaman masih
segar. Sortasi dilakukan terhadap:
Tanah atau kerikil, rumput-rumputan, bahan tanaman lain atau
bagian lain dari tanaman yang tidak digunakan, dan bagian tanaman
yang rusak (dimakan ulat atau sebagainya).
c) Pencucian
Pencucian simplisia dilakukan untuk membersihkan kotoran yang
melekat, terutama bahan-bahan yang berasal dari dalam tanah dan
juga bahan-bahan yang tercemar peptisida. Cara sortasi dan
pencucian sangat mempengaruhi jenis dan jumlah mikroba awal
simplisia. Misalnya jika air yang digunakan untuk pencucian kotor,
maka jumlah mikroba pada permukaan bahan simplisia dapat
bertambah dan air yang terdapat pada permukaan bahan tersebut
dapat mempercepat pertumbuhan mikroba. Bakteri yang umum
terdapat dalam air adalah Pseudomonas, Bacillus, Streptococcus,
Enterobacter, dan Escherichia.
d) Pengubahan bentuk
Pada dasarnya tujuan pengubahan bentuk simplisia adalah untuk
memperluas permukaan bahan baku. Semakin luas permukaan maka
bahan baku akan semakin cepat kering. Perajangan dapat dilakukan
dengan pisau, dengan alat mesin perajangan khusus sehingga
diperoleh irisan tipis atau potongan dengan ukuran yang
dikehendaki.
e) Pengeringan
Proses pengeringan simplisia, terutama bertujuan sebagai berikut:
1. Menurunkan kadar air sehingga bahan tersebut tidak mudah
ditumbuhi kapang dan bakteri.
2. Menghilangkan aktivitas enzim yang bisa
menguraikan lebih lanjut kandungan zat aktif .
3. Memudahkan dalam hal pengolahan proses selanjutnya (ringkas,
mudah disimpan, tahan lama, dan sebagainya)
f) Sortasi kering
Sortasi kering adalah pemilihan bahan setelah mengalami proses
pengeringan. Pemilihan dilakukan terhadap bahan-bahan yang
terlalu gosong atau bahan yang rusak.
g) Pengeringan dan pengepakan
Setelah tahap pengeringan dan sortasi kering selesai maka simplisia
perlu ditempatkan dalam suatu wadah tersendiri agar tidak saling
bercampur antara simplisia satu dengan lainnya.

Rangkuman video

Pembuatan Simplisia daun jambu biji

Dalam pembuatan simplisia daun jambu biji memiliki beberapa tahapan dalam
pengolahannya diantaranya yaitu

1. Melakukan pemilihan atau penyortiran bahan basah yang layak untuk pembuatan
simplisia daun jambu biji
2. Melakukan penimbangan yang bertujuan untuk mengetahui berat bahan baku
simplisida yaitu daun jambu biji sebelum di proses
3. Melakukan pencucian daun jambu biji hingga bersih dengan air yang mengalir
4. Melakukan penyortiran kering dimana pengeringan menggunakan oven selama
satu hari dalam suhu 40 derajat, untuk memudahkan pengeringan susun secara
rapi atau tidak bertumpuk terlalu banyak
5. Melakukan penimbangan atau penyortiran kering dimana untuk mengetahui
berapa berat atau jumlah bahan simplisida daun jambu biji setelah dikeringkan

Pembuatan simplisia temulawak

Dalam pembuatan simplisi temulawak ada beberapa tahapan yaitu:

Temulawak merupakan simplisia nabati yang merupakan simplisa berupa tanaman


utuh. Kandungan dalam temulawak terdiri dari zatkuning atau disebut dengan
curcumin, protein, pati dan minyak aksiri adapun bahan dan peralatan yang di
gunakan dalam pembuatan simplisia temulawak yaitu:
Bahan:
Rimpang temulawak segar yang dipanen dengan cukup umur sekitar 8-10 bulan,
tidak busuk dan tidak rusak atau cacat
Peralatan:

a. Wadah,bak atau ember


b. Sikat plastik
c. Keranjang plastik
d. Pisau yang tidak berkarat
e. Alas Panjang
f. Mesin Perajang
g. Alat pengering (tampi, sinar matahari)
h. Para-para
i. Rak aluminium atau stainless steel
j. Timbangan
k. Kemasan baru (Karung, kantong plastic, tong atau fiber drum)
l. Label

Tahapan pembuatan simplisia temulawak:

1. Penyortiran atau pemilihan temulawak basah dimana untuk memilah rimbang


temulawak yang bagus dengan yg busuk atau rusak
2. Pencucian dilakukan menggunakan air mengalir dan disikat secara hati-hati
bertujuan untuk menghilangkan kotoran dari bahan panen dan mengurangi
mikroba. Pencucian dilakukan secara bertahap
3. Penimbangan bahan, dimana rimpang yang sudah disortir atau dipilih dengan
baik lalu ditimbang. Penimbangan bertujuan untuk mengetahui berat bersih
bahan yang diolah
4. Perajangan dilakukan untuk mempercepat proses pengeringa, dilakukan
dengan memujur, dapat dilakukan dengan Rajang manual dan menggunakan
alat. Ketebalan 4-6 ml atau sesuai keinginan pasar. Ketebalan dalam
memotong sangat berpengaruh kualitas bahan simplisia jika terlalu tipis akan
mengurangi bahan aktif yang terkandung dan jika terlalu tebal akan
mempersulit proses pengeringannya
5. Tahapan pengeringan merupakan tahapan yg sangat penting karena selain
memperpanjang daya simpan dan menentukan kualitas. Tahap ini dilakukan
dibawah sinar matahari dan dilakukan di tempat yang aman dari kotoran
minimal 20-30 cm diatas permukaan tanah. Lama pengeringan terkantung dari
panas yang didapat. Pengeringan dilakukan sampai kadar air minimal 10 %,
6. Penyortiran akhir simplisa, penyortiran akhir dilakuakan berdasarkan
kualitasnya
7. Setelah itu dilakukan penimbangan untuk menghitung randemen dari
pemrosesan
8. Pengemasan dan pelabelan , setelah simplisia mencapai derajat kekeringan
yang diinginkan maka dapat segera dikemas untuk menghindari penguapan
kembali atau mengurangnya tingkat kekeringan. Bahan yang digunakan untuk
mengemas simplisia harus bersih dan tertutup rapat, selain itu jumlah
simplisia dianjurkan tidak terlalu padat, ditekan tekan dalam pengemasan,
tidak tertumpuk tumpuk setelah pengemasan, dan penyimpanan diberi sekat,
karena hal tersebut dapat mempengaruhi daya simpan

Anda mungkin juga menyukai