Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

NAMA : BINTARI WIDYA PERTIWI


NPM : 211FF02002
KELAS : RPL D3 FARMASI ( FA 2 )

1. Hari / Tanggal :
Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2021,di Laboratorium Farmakognosi
Universitas Bhakti Kencana Bandung.
2. Judul Praktikum :
Cara Pembuatan Simplisia Jahe ( Zingiberis Rhizoma )
3. Tujuan Praktikum :
1. Mahasiswa mampu melakukan tahap – tahap dalam Pembuatan Simplisia.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan prosses pembuatan simplisia.
3. Mahasiswa mampu membuat simplisia nabati secara baik sesuai standart mutu
penggunaan simplisia nabati.
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi berbagai macam hasiltumbuhan yang dapat
dijadikan sebagai obat tradisional.
4. Prinsip Praktikum :
Pembuatan simplisia harus dilakukan dengan tahap –tahap yang sesuai dan berurutan
sehingga diperoleh simplisia yang memenuhi standart.
5. Teori Dasar :
Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah
dikeringkan.
Simplisia dikelompukkan menjadi tiga yaitu simplisia nabati, hewani dan mineral /
pelikan.
Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian,tanaman, atau
eksudat tanaman. contoh : folium, herba, flos, cortex, radix, lignum, fructsu, semen.
Tanaman Jahe ( Zingiberis Rhizoma ) telah lama dikenal dan tumbuh baik di Indonesia.
Jahe termasuk keluarga Zingiberaceae, adalah tanaman rimpang yang sangat berbentuk
jemari yang menggembung di ruas – ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan
senyawa keton bernama zingeron. Jahe jenisnya banyak, di antaranya jahe gajah, jahe
emprit dan jahe merah. Namun di Indonesia, budidaya tanaman jahe merah masih
sedikit padahal jahe merah manfaatnya banyak sekali ( Supriyanti 2015 ).
Tahap – tahap dalam pembuatan simplisia :
a. Pengumpulan bahan baku
Bahan baku merupakan suatu hal penting pada pembuatan simplisia, karena
kandungan bahan baku akan berbeda setiap bahan baku satu dengan bahan baku
yang lainnya. banyak factor yang mempengaruhi perbedaan kandungan senyawanya
meski satu spesies. Diantaranya adalah tempat tumbuh, kandungan tanah,
penambahan zat kimia seperti pestisida dsb.
b. Sortasi basah
Sortasi pada bahan segar dilakukan untuk memisahkan rimpang dari kotoran berupa
tanah, sisa tanaman, dan gulma. Setelah selesai timbang jumlah bahan hasil
penyortiran dan tempatkan dalam wadah plastic untuk pencucian.
c. Pencucian
Pencucian dilakukan dengan air bersih. Jika perlu disemprotkan dengan air
bertekanan tinggi. Amati air bilasannya dan jika masih terlihat kotor lakukan
pembilasan sekali atau dua kali lagi. Hindari pencucian yang terlalu lama agar
kualitas dan senyawa aktif yang terkandung di dalam tidak larut dalam air.
Pemakaian air sungai harus dihindari karena dikhawatirkan telah tercemar kotoran
dan terdapat bakteri penyakit. setelah selesai pencucian, tiriskan dalam wadah yang
berlubang agar sisa air cucian yang tertinggal dapat dipisahkan, setelah itu
tempatkan dalam wadah plastik.
d. Perajangan
Pengeringan dilakukan dengan 2 cara yaitu sinar matahari dan oven. Pengeringan
dilakukan selama 3-5 hari atau setelah kadar air dibawah 8%. Pengeringan dengan
sinar matahari dilakukan di atas tikar atau rangka pengering. PAstikan rimpang tidak
saling menumpuk. Selama pengeringan harus dibolak balik kira – kira setiap 4 jam
sekali agar pengeringan merata. Lindungi rimpang tersebut dari air, udara lembab
dan bahan – bahan yang bisa mengkontaminasi. Pengeringan di dalam oven
dilakukan pada suhu 50 – 60 derajat Celsius. Rimpang yang akan dikeringkan ditaruh
di atas oven dan pastikan rimpang tidak saling tertumpuk.
e. Penyortiran kering
sortasi kering disini pada bahan yang telah dikeringkan dengan cara memisahkan
bahan – bahan dari benda – benda asing seperti kerikil, tanah, atau kotoran lainnya.
Timbang jumlah rimpang hasil penyortiran.
f. Pengawetan
Teknik yang paling sering digunakan adalah dengan cara dikeringkan.
g. Pengemasan
Setelah bersih, rimpang yang kering dikumpulkan dalam wadah kantong plastic atau
karung bersih dan kedap udara. Beri label yang jelas pada wadah tersebut.
h. Penyimpanan
Ruangan yang digunakan dalam tempat pemnyimpanan dijaga agar tidak lembab
dan suhu tidak melebihi 30 derajat celcius. Selain itu gudang harus memiliki ventilasi
baik dan lancer, tidak bocor terhindar dari kontaminasi bahan lain yang menurunkan
kualitas bahan yang bersangkutan, memiliki penerangan yang cukup (hindari dari
sinar matahari langsung ) dan bebas hama.
6. Alat dan Bahan :
Alat :
a. Pisau
b. Talenan
c. Tisu
d. Kertas Koran
e. Baskom
f. Toples
g. Ayakan
h. Oven pengering

Bahan :
Rimpang Jahe yang dibeli di Pasar Tradisional
Air
7. Prosedur kerja :
Pembuatan :
a. Jahe di sortasi basah dengan memisahkan kotoran dari bahan simplisia.
b. Jahe ditimbang 500 g dengan menggunakan timbangan analitik.
c. Jahe yang sudah di sortasi basah, di cuci dengan menggunakan air yang mengalir.
d. Rimpang jahe di Rajang dengan ukuran kecil menggunakan pisau
e. Jahe di keringkan dengan oven pada suhu 40 - 60 derajat celcius.
f. Jahe yang sudah dikeringkan, dilakukan sortasi kering kemudian di timbang.
g. Memberi etiket ( nama simplisia, nama tanaman asal, tanggal pembuatan, berat
awal dan akhir ).
Klasifikasi bahan :
Zingiberis Rhizoma
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotylaedonae
OrdO : Zingiberales
Famil : zingiberaceae
Genus : Zingiber
Species : Zingiber Officinale
Nama umum : Jahe
8. Hasil pengamatan :
a. Warna : Merah kecoklatan, memiliki batang semu
b. Bau : Warna aromatik
c. Rasa : Merasa agak sedikit berbeda dengan jahe pada umumnya, lebih pedas,
aroma yang dihasilkan lebih tajam
d. Berat bahan baku awal : 500 gram
e. Metode pengeringan menggunakan : oven
f. Suhu yang dibutuhkan saat pengeringan : 40 derajat celcius
g. Waktu yang dibutuhkan pada saat pengeringan : 5 hari
h. Berat akhir simplisia kering : 10 gram
i. Rendemen simplisia :
Rendemen simplisia % : Bobot akhir / bobot awal X 100%
: 10 gram / 500 gram x 100%
: 2,0 %

j. Pembahasan :
Pada praktikum kali ini simplisia yang digunakan adalah simplisia Zingiberis Rhizoma
atau di sebut JAHE. Bagian yang di ambil adalah rimpangnya,yang di iris melintang
dengan ketebalan 3-5 mm dengan tujuan agar simplisia cepat kering.
Berat awal jahe adalah 500 gram kemudian susut berat akhirnya menjadi 10 gram
dengan menggunakan oven sebagai alat pengeringnya.
Pengeringan adalah hal penting dalam pembuatan simplisia. Pengeringan bisa dilakukan
dengan berbagai macam cara, salah satunya dengan metode oven. Pembuatan simplisia
yang kita gunakan adalah dengan menggunakan suhu 40 derajat celcius.
Setelah melalui berapa macam tahapan pembuatan simplisia, maka akhirnya di dapat
kan Rendemen simplisia sebesar 2,0%.
k. Kesimpulan :
Tahapan pembuatan simplisia adalah suatu perlakuan yang sistematis dimana dalam
setiap tahapnya harus dilakukan dengan baik dan benar karena mempengaruhi kualitas
simplisia jahe tersebut. Pada pembuatan rimpang jahe yang kita buat mempunyai
rendemen simplisia 2,0%.
l. Daftar pustaka :
Farmakope Indonesia Edisi VI, 2020
Farmakope Herbal Indonesia edisi 1, 2008
Tanaman Obat Indonesia ( Zingiber Officinale ) 23 Oktober 2011,
http://www.iptek.net.ind.pd_tanobat/view.php
http://blogspot.com/2010/11/kontrol kualitas simplisia.html
Farmakologi dasar dan klinik, Katzung BG 2004, Zingiberis Officinale L

Anda mungkin juga menyukai