Anda di halaman 1dari 42

SIMPLISIA

Orthosiphonis Folium

• Metode : Simplisia dibuat dengan cara pengeringan


• Langkah Pembuatan Simplisia :
1. Pengumpulan Bahan
Petik dan kumpulkan daun kumis kucing. Tanaman  yang
pada saat panen diambil daun pucuknya.
2. Pencucian
Cuci daun kumis kucing yang sudah di kumpulkan.
3. Sortasi Basah
Setelah dicuci daun kumis kucing di sortasi basah.
Sortasi basah  dilakukan untuk memisahkan
kotoran-kotoran  atau  bahan-bahan  asing .
4. Penimbangan awal
Daun kumis kucing yang telah di sortasi basah lalu
lakukan penimbangan awal untuk mengatahui
kadar air
5. Perajangan
Perajangan daun kumis kucing. Perajangan  dilakukan 
untuk mempermudah proses pengeringan, pengepakan 
dan  penggilingan.
6. Pengeringan
metode pengerigan daun kumis kucing dilakukan
dibawah sinar matahari dengan ditutup oleh kain hitam
biasanya pengeringan membutuhkan waktu selama 2
hari.
7. Penimbangan akhir
lakukan penimabangan akhir untuk memastikan berat
dan jumlah bahan.
8. Sortasi kering
Setelah itu sortasi untuk memisahkan benda-
benda asing seperti bagian-bagian  tanaman
yang tidak diinginkan.
9. Penyimpanan
Setelah semua langkah dilakukan tahap terakhir
adalah penyimpanan disimpan pada suhu tidak
melebihi 30oC.
 
Burmani Cortex
Metode : Simplisia dibuat dengan cara
pengeringan
Langkah Pembuatan Simplisia :
1. Pengumpulan Bahan
• Pohon ditebang sekaligus, tunggul tebangan
diter bagian atasnya. Cara ditumbuk, yakni 2 bulan
sebelum ditebang 5 cm dari leher akar, seluruh
kulit batang dikupas setinggi 80 - 100 cm. Setelah
2 bulan baru ditebang maksudnya agar pengulitan
mudah dilakukan dan diharapkan tumbuh tunas
baru yang lebih sempurna pada permukaan tanah
2. Pencucian
Cuci kulit kayu manis jangan yang sudah di
kumpulkan. Pencucian dilakukan  untuk 
menghilangkan  tanah, getah kayu dan 
pengotoran lainnya yang melekat pada bahan
simplisia. Pencucian  dilakukan dengan air
bersih, misalnya air dari mata air, air sumur 
atau  air  PAM.
3. sortasi basah.
• Sortasi basah  dilakukan untuk memisahkan
kotoran-kotoran  atau  bahan-bahan  asing 
lainnya dari bahan  simplisia.
• Proses penyortiran pertama bertujuan untuk
memisahkan bahan yang busuk atau bahan
yang muda dan yang tua serta untuk
mengurangi jumlah pengotor yang ikut
terbawa dalam bahan.
4. Penimbangan awal
• Kulit kayu manis jangan yang telah di sortasi
basah lalu lakukan penimbangan awal untuk
mengatahui kadar air atau jumlah bahan
sebelum di lakukan pengeringan.
•  

 
5. Perajangan

• Perajangan pada kulit kayu manis jangan dilakukan untuk


mempermudah proses selanjutnya seperti pengeringan,
pengemasan, penyulingan minyak atsiri dan penyimpanan.
• Perajangan terlalu tipis dapat mengurangi zat aktif yang
terkandung dalam bahan. Sedangkan jika terlalu tebal, maka
pengurangan kadar air dalam bahan agak sulit dan
memerlukan waktu yang lama dalam penjemuran dan
kemungkinan besar bahan mudah ditumbuhi oleh jamur.
6. Pengeringan
• pengerigan dibawah sinar matahari dengan suhu
antara 40 - 600C dan hasil yang baik dari proses
pengeringan adalah simplisia yang mengandung kadar
air 10%.
• Tujuan pengeringan ialah untuk mendapatkan simplisia
yang tidak mudah  rusak,sehingga dapat disimpan
dalam waktu yang  lebih lama. Dengan mengurangi
kadar  air dan menghentikan  reaksi  enzimatik akan
dicegah penurunan mutu atau perusakan simplisia.
• Penimbangan akhir
•  
• Kulit kayu manis jangan yang telah dikeringkan lakukan penimabangan akhir
untuk memastikan berat dan jumlah bahan setelah proses pengeringan bahan.
•  
• Sortasi kering
•  
• Kemudian dilakukan sortasi kering pada kulit kayu manis jangan bertujuan
untuk memisahkan benda-benda asing yang terdapat pada simplisia, misalnya
akar-akar, pasir, kotoran unggas atau benda asing lainnya.
• Proses penyortiran merupakan tahap akhir dari pembuatan simplisia kering
sebelum dilakukan pengemasan, penyimpanan atau pengolahan lebih lanjut.
•  
• Penyimpanan
•  
• Setelah semua langkah dilakukan tahap
terakhir adalah penyimpanan. Penyimpanan
simplisia dapat di-lakukan di ruang biasa (suhu
kamar) ataupun di ruang ber AC. Ruang
tempat penyimpanan harus bersih, udaranya
cukup kering dan ber-ventilasi.
Imperatae Rhizoma

• Metode : Simplisia dibuat dengan cara pengeringan


• Langkah Pembuatan Simplisia :
1. Pengumpulan Bahan
Panen dan dikumpulkan akar sewaktu proses
pertumbuhannya berhenti. dapat diperkirakan sewaktu
daun-daun tumbuhan itu mulai menguning.
2. Pencucian
Cuci akar alang-alang yang sudah di kumpulkan, untuk 
menghilangkan  tanah dan  pengotoran .
3. Sortasi Basah
akar alang-alang di sortasi basah untuk memisahkan
kotoran-kotoran  atau  bahan-bahan  asing .
4. Penimbangan awal
Timbang akar alang-alang untuk mengatahui kadar air
atau jumlah bahan sebelum di lakukan pengeringan.
5. Perajangan
 Perajangan akar alang-alang   dilakukan  untuk
mempermudah  proses  pengeringan,pengepakan  dan 
penggilingan.
6. Pengeringan
akar alang-alang di keringkan dengan metode pengerigan
dibawah sinar matahari dengan ditutup oleh kain hitam,
pengeringan membutuhkan waktu selama 2 hari.
7. Penimbangan akhir
lakukan penimabangan akhir untuk memastikan berat dan
jumlah bahan setelah proses pengeringan bahan.
8.  Sortasi kering
setelah itu sortasi, untuk memisahkan benda-benda asing
seperti bagian-bagian  tanaman yang tidak diinginkan.
9. Penyimpanan
Simpan simplisia akar alang-alang disimpan pada suhu
tidak melebihi 30oC dan wadah harus tertutup baik.
Cacao Semen
Metode : Simplisia dibuat dengan cara pengeringan
Langkah Pembuatan Simplisia :
1. Pengumpulan Bahan
a. PANEN
Pada masa ini, perubahan pada warna kulit buah
menjadi salah satu penanda bahwa buah kakao telah
matang dan siap dipanen. Umur buah yang telah
mencapai 6 bulan sejak pembuahan juga menjadi
penanda masuknya puncak panen.
• Siklus panen tanaman kakao dipengaruhi oleh dua hal,
yaitu iklim dan musim di mana tanaman kakao itu
berada, serta varietas kakao.
• Pemecahan buah kakao
Tidak merusak biji kakao dengan alat pemecah
merupakan syarat utamanya. Pemecahan buah
berfungsi untuk memisahkan biji kakao yang masih
terdapat pulp, dengan kulit buah juga bagian plasenta.
• Pengambilan biji kakao segar
Setelah proses pemecahan buah, biji kakao segar
superior dan inferior akan dimasukkan ke dalam
karung plastik.
• PASCAPANEN
a. Pameraman
Pameraman buah kakao dilakukan selama 5-12 hari (tergantung tingkat
kematangan buah maupun kondisi lingkungan) dan selama proses
pameraman, hindari buah kakao terlalu masak, berjamur, rusak, dan
sebagainya. Serta perhatikan  juga tempat pameraman agar digunakan
tempat yang bersih dan terbuka
b. Fermentasi
Proses ini dilakukan untuk mendapatkan senyawa kimia pembentuk cita
rasa dengan memanfaatkan mikroorganisme tertentu. Metode fermentasi
biji kakao dapat dilakukan dengan menggunakan tumpukan daun pisang,
kotak kayu, maupun dalam keranjang. Proses ini  dilakukan selama 4 hari
dengan pengadukan untuk membalik biji-biji kakao fermentasi setelah 2
hari (48 jam).
2. Pencucian
Setelah proses fermentasi, biji kakao umumnya dicuci
karena kadar pulp-nya masih tebal. Untuk
meningkatkan jumlah biji bulat dengan penampakan
biji yang baik berwarna coklat cerah, sebaiknya biji
fermentasi direndam terlebih dahulu selama kurang
lebih 3 jam. Proses perendaman dan pencucian biji
kakao fermentasi juga dapat membantu menghentikan
proses fermentasi selain untuk memperbaiki
penampakan biji.).
3. Sortasi Basah

• Setelah dicuci biji coklat di sortasi basah. Sortasi basah 


dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran  atau 
bahan-bahan  asing  lainnya dari bahan  simplisia.
4. Penimbangan awal  
• Timbang biji coklat yang telah di sortasi basah lalu
lakukan penimbangan awal untuk mengatahui kadar air
atau jumlah bahan sebelum di lakukan pengeringan.
5. Pengeringan

proses pengeringan biji kakao yang telah difermentasi


dapat mengurangi kadar astringency dan bitterness.
Pengeringan biji kakao ini dapat dilakukan melalui
penjemuran yang mengandalkan sinar matahari
maupun dengan cara pengeringan artifisial, dan harus
dilakukan sampai kadar air pada biji kakao menurun,
dari sekitar 60% menjadi 6% -7%.
7. Penimbangan akhir
• Biji cokelat yang telah dikeringkan lakukan penimabangan akhir untuk
memastikan berat dan jumlah bahan setelah proses pengeringan bahan. 
8. Sortasi kering

•  
• Sortasi dilakukan untuk mengelompokkan biji berdasarkan penampakan
fisik dan ukuran bijinya.
• Selama sortasi, segala macam kotoran harus dibuang agar tidak terikut
dalam penyimpanan. Kotoran-kotoran tersebut antara lain serpihan kulit
buah, kerikil, potongan kayu, logam, dan berbagai jenis benda asing
lainnya.
•  
• Penyimpanan
•  
• Setelah disortir, biji-biji kering tadi kemudian dikemas dalam
karung goni. Satu karung goni umumnya hanya menampung tidak
lebih dari 60 kg. Setiap karung diberi label yang menunjukkan
jenis mutu dan identitas produsen (kebun atau koperasi,
perusahaan).
• Karung-karung tersebut kemudian disimpan atau dapat langsung
dijual. Jika disimpan, karung-karung harus ditumpuk dalam
gudang yang bersih,memiliki ventilasi udara, dan jauh dari benda-
benda beraroma tajam seperti bensin, solar, atau sampah
organik.
Carthami Flos
• Langkah Pembuatan Simplisia:
• Pengumpulan Bahan
•  
• Petik dan kumpulkan bunga kembang pulu. Tanaman ini dipanen pada saat umur
sudah cukup serta lingkungan yang di tempat tumbuh. Waktu panen sangat erat
hubungannya dengan pembentukan senyawa aktif didalam bagian tanaman yang
akan di panen.
•  
• Pencucian
•  
• Cuci terlebih dahulu bunga kembang pulu yang sudah di petik atau di kumpulkan.
Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan kotoran lainnya yang
melekat pada tanaman ini. Pencucian dilakukan dengan air bersih yaitu air dari
mata air, air sumur atau air PAM.
• Sortasi Basah
•  
• Setelah di cuci kembang pulu lalu di sortasi basah. Sortasi basah dilakukan untuk
memisahkan kotoran – kotoran atau bahan – bahan asing lainnya dari tanaman ini.
Lalu tanah ini mengandung bermacam – macam mikroba dalam jumlah yang tinggi.
• Perajangan
•  
• Lalu bunga kembang pulu setelah melakukan sortasi basah di rajang. Perajangan
bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan, pengepakan
dan penggilingan.
•  
• Pengeringan
•  
• Tujuan diadakannya pengeringan yaitu untuk mendapatkan simplisia yang tidak
mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Denagn
mengurangi kadar air akan mencegah penurunan atau perusakan simplisia.
• Sortasi Kering
•  
• Setelah pengeringan melakukan sortasi kering. Sortasi untuk memisahkan benda –
benda asing seperti bagian – bagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotoran
– pengotoran lain yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering
•  
• Penyimpanan
•  
• Setelah semua langkah dilakukan tahap terakhir yaitu penyimpanan. Simplisia
disimpan pada suhu antara I5 C dan 30oC dan disimpan dalam wadah tertutup baik.
•  
•  
•  
Piperis Nigri fructus
• Metode : Simplisia dibuat dengan cara pengeringan
• Langkah Pembuatan Simplisia :
• Pengumpulan Bahan
• Pengumpulan atau panen dapat dilakukan dengan tangan atau
menggunakan alat (mesin). Apabila pengambilan dilakukan
secara langsung (pemetikan) maka harus memperhatikan
keterampilan si pemetik, agar diperoleh tanaman/bagian
tanaman yang dikehendaki.
• Buah-buah dipetik selagi masih hijau,dijemur atau di keringkan
di atas api sampai menjadi hitam dan berkeriput. Pengeringan di
atas api dengan agak berbau asap,justru ini yang banyak di sukai.
• Pencucian
• Pencucian buah lada hitam harus segera di-lakukan
setelah panen karena dapat mempengaruhi mutu
bahan. Pen-cucian menggunakan air bersih seperti
air dari mata air, sumur atau PAM. Penggunaan air
kotor menye-babkan jumlah mikroba pada bahan
tidak akan berkurang bahkan akan bertambah.
• Perlu diperhatikan bahwa pencucian harus
dilakukan dalam waktu yang sesingkat mung-kin
untuk menghindari larut dan terbuangnya zat yang
terkandung dalam bahan.

• Sortasi Basah
•  
• Setelah dicuci buah lada hitam di sortasi basah. Dimaksudkan untuk membersihkan simplisia
dari benda-benda asing dari luar (tanah, batu dan sebagainya), dan memisahkan bagian
tanaman yang tidak dikehendaki.
•  
• Penimbangan awal
•  
• Buah lada hitam yang telah di sortasi basah lalu lakukan penimbangan awal untuk mengatahui
kadar air atau jumlah bahan sebelum di lakukan pengeringan.
•  
• Perajangan
•  
• Pada simplisia buah lada hitam ini tidak dilakukan perajangan, karena bentuk simplisia sudah
memenuhi syarat pengeringan atau tahap awal pada pembuatan simplisia.
•  
• Pengeringan
•  
• Buah lada hitam dikeringkan dengan pengeringan alamiah, yaitu dengan cara
dijemur dibawah sinar matahari langsung dari pukul 09.00-12.00 WIB.
• Tujuan pengeringan ialah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah 
rusak,sehingga dapat disimpan dalam waktu yang  lebih lama. Dengan
mengurangi kadar  air dan menghentikan  reaksi  enzimatik akan dicegah
penurunan mutu atau perusakan simplisia.
•  
• Penimbangan akhir
•  
• Buah lada hitam yang telah dikeringkan lakukan penimabangan akhir untuk
memastikan berat dan jumlah bahan setelah proses pengeringan bahan.
•  
• Sortasi kering
•  
• Setelah selesai dikeringkan, buah lada hitam disortasi lagi. Yaitu sortasi kering.
Sortasi kering dilakukan untuk membuang benda asing yang tidak diinginkan
setelah proses pengeringan.
•  
• Penyimpanan
• Setelah semua langkah dilakukan tahap terakhir adalah penyimpanan.
Penyimpanan simplisia dapat di-lakukan di ruang biasa (suhu kamar) ataupun
di ruang ber AC. Ruang tempat penyimpanan harus bersih, udaranya cukup
kering dan ber-ventilasi. Ventilasi harus cukup baik karena hama menyukai
udara yang lembab dan panas. Atau biasanya simplisia dapat di simpan pada
wadah tertutup rapat/baik.
•  
Gelatinum

Langkah Pembuatan Gelatin :


1. Pencucian
Tulang dimasukkan ke dalam wadah diaduk-aduk, kemudian airnya dibuang.
Hal ini dilakukan beberapa kali.  
2. Pemotongan
 Tulang dipotong-potong dengan kampak sehingga ukurannya menjadi 5-10
cm. Potongan tulang ini kembali dicuci dengan semprotan air sampai bersih. 
3. Perebusan
Kemusian direbus di dalam air mendidih selama 4-5
jam. Kotoran yang mengambang dan buih dibuang.
Setelah itu tulang ditiriskan.
4. Penggilingan Kasar
Tulang digiling kasar sehingga ukuran menjadi 1-3 cm.
5. Perendaman di dalam Larutan Kapur
Serpihan tulang direndam di dalam larutan kapur
10%. Setiap 1 kg tulang membutuhkan 1 liter larutan
kapur. Lama perendaman adalah 4~5 minggu. Selama
perendaman, dilakukan pengadukan sekali dua hari.
6. Ekstra Gelatin.
Gelatin di dalam tulang diekstrak dengan air panas yang
bersuhu 60-1000C. Ekstrasi dilakukan dengan merendam
tulang di dalam air panas 3 tahap.
7. Pengentalan Larutan Gelatin.
Pengentalan larutan gelatin terus dipanaskan pada suhu 50
C agar lebih kental dan kadar airnya di bawah 40%.
8. Pengeringan Gelatin.
Gelatin yang telah mengeras di dalam cetakan dikeringkan di
dalam ruangan yang berdinding kawat agar sirukulasi udara
tetap lancar. Proses ini dilakukan sampai kadar air di bawah
20%.
9. Pengemasan Gelatin.
Gelatin yang telah kering dapat dikemas
Parafin Solidum
• Cara Memperoleh : Diperoleh dari Vaselinum
flavum yang telah diputihkan
• Residu ini disuling lagi untuk memperoleh minyak
parafin sebagai distilat yang kemudian diolah
dengan asam sulfat dan selanjutnya dengan larutan
natrium hidroksida. Selama pengolahan, massa
dibuat tetap cair secara dipanaskan dengan uap air.
Setelah terpisah dari bagian airnya, minyak parafin
dibekukan menjadi setengah padat kemudian
diperas.
• Bagian minyak yang cair dipakai sebagai minyak pelumas.
Bagian yang padat dicairkan, dibekukan, dan diperas lagi pada
suhu yang tidak lebih tinggi dari tadi; hasil proses ini dikenal
sebagai refined wax.
• Zat ini dicuci, diperas, dicairkan, dialirkan lewat arang tulang
(atau bahan-bahan lain sejenis), dan dibekukan sehingga
terbentuk massa yang keras, tembus cahaya, dan tidak
berwarna.
• Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
• Penggunaan : Bahan pengeras salep dan zat tambahan
• Pemerian : Massa padat, sering menunjukkan

Anda mungkin juga menyukai