diseluruh tubuh yang dapat mengalirkan cairan limfa ke jaringan dan kembali ke saluran sebagai transudat seterusnya ke sirkulasi darah, lalu kembali ke saluran limfe Dalam keadaan normal terjadi lintas arus limfosit aktif secara terus menerus. Bila ada infeksi, arus limfosit dalam kelenjar getah bening akan berhenti sejenak, maka sel-sel yang berhubungan dengan antigen ditahan untuk menghadapi infeksi tersebut. Keuntungan : Tersedia banyak limfosit Bila ada organ limfoid (limpa) difisit oleh karena infeksi, radiasi, trauma maka limfosit dari jaringan dapat dikerahkan
HOMING Setelah mengikuti lintas arus limfatik maka sel- sel limfoid reaktif imunologi kembali keasalnya V. DETERMINAN
Adalah faktor yang berpengaruh terhadap sistem
imun spesifik 1. Species 2. Keturunan 3. Usia 4. Hormon 5. Suhu 6. Nutrisi 7. Flora normal ANTIGEN Adalah molekul bahan yang memacu respon imun dan/atau molekul yang dapat bereaksi (diikat) oleh antibodi di sel T tersensitasi Berdasarkan fungsional : 1. Imunogen : antigen yang dapat diikat oleh antibodi yang sudah ada dan dapat memacu pembentukan antibodi baru yang spesifik. 2. Hapten : Hanya dapat diikat oleh antibodi yang sudah ada Epitop : Bagian dari antigen yang dapat berinteraksi dengan antibodi dan dapat menginduksi pembentukan antibodi PEMBAGIAN ANTIGEN 1. Pembagian Antigen menurut epitop PEMBAGIAN ANTIGEN 2. Ketergantungan terhadap sel T a) T-dependen, perlu pengenalan oleh sel T lebih dahulu untuk menimbulkan respon imun b) T-independen, dapat menimbulkan respon imun tanpa bantuan sel T (lipopolisakarida) 3. Spesifikasi a) Heteroantigen : terdapat di banyak species b) Xenoantigen : hanya terdapat pada species-species tertentu c) Aloantigen : pada individu tertentu dalam satu species d) Antigen organ spesifik : hanya pada organ tertentu e) Autoantigen : dihasilkan oleh tubuh sendiri PEMBAGIAN ANTIGEN 4. Sifat Kimiawi a) Polisakarida / Karbohidrat Pada membran sel bakteri, antigen golongan darah A, B, O. b) Lipid Lipid murni tidak imunogenik, kecuali terikat dengan zat pembawa protein contohnya Sfingolipid c) Asam Nukleat Asam Nukleat murni tidak imunogenik, kecuali terikat dengan protein. Contohnya penderita LES d) Protein Kebanyakan protein SUPER ANTIGEN
Pemacu respon imun yang kuat dapat
mengaktifkan 5-30 % sel T Dapat mengikat pada reseptor sel melalui 2 sistem imun 1. Pada rantai β-reseptor sel-T 2. Pada rantai α atau β molekul MHC II (Major Histocompatibility Complex) Superantigen dihasilkan oleh mikroba patogen.
Staphylococcus aureus (entero toksin, toksin
eksofoliatif Staphylococcus piogenes (eksotoksin) Bakteri Gram-negatif seperti yersinia sp Virus (rabies, HIV) Parasit SIFAT UMUM SUPERANTIGEN Efek superantigen terdapat sel-T, setelah terikat pada sel-T, ikatan kompleks peptida pada MHC Sebagai ajuvan dalam imunitas, meningkatkan respon imun Dapat meningkatkan sampai 20 % sel-T yang berada dalam darah dan memacu pelepasan sitokin Setelah terikat pada reseptor sel-T, maka dapat mengarahkan sel-T untuk memberi sinyal ke sel B, makrofag, sel dendritik ke sel sasaran.