Anda di halaman 1dari 10

IV.

LINTASAN ARUS LIMFATIK


DAN HOMING

 Sistem Limfatik ad/ sistem saluran limfe


diseluruh tubuh yang dapat mengalirkan
cairan limfa ke jaringan dan kembali ke
saluran sebagai transudat seterusnya ke
sirkulasi darah, lalu kembali ke saluran limfe
 Dalam keadaan normal terjadi lintas arus
limfosit aktif secara terus menerus. Bila ada
infeksi, arus limfosit dalam kelenjar getah
bening akan berhenti sejenak, maka sel-sel
yang berhubungan dengan antigen ditahan
untuk menghadapi infeksi tersebut.
Keuntungan :
 Tersedia banyak limfosit
 Bila ada organ limfoid (limpa) difisit oleh karena
infeksi, radiasi, trauma maka limfosit dari
jaringan dapat dikerahkan

HOMING
Setelah mengikuti lintas arus limfatik maka sel-
sel limfoid reaktif imunologi kembali keasalnya
V. DETERMINAN

Adalah faktor yang berpengaruh terhadap sistem


imun spesifik
1. Species
2. Keturunan
3. Usia
4. Hormon
5. Suhu
6. Nutrisi
7. Flora normal
ANTIGEN
Adalah molekul bahan yang memacu respon
imun dan/atau molekul yang dapat bereaksi
(diikat) oleh antibodi di sel T tersensitasi
Berdasarkan fungsional :
1. Imunogen : antigen yang dapat diikat oleh
antibodi yang sudah ada dan dapat memacu
pembentukan antibodi baru yang spesifik.
2. Hapten : Hanya dapat diikat oleh antibodi
yang sudah ada
Epitop : Bagian dari antigen yang dapat
berinteraksi dengan antibodi dan dapat
menginduksi pembentukan antibodi
PEMBAGIAN ANTIGEN
1. Pembagian Antigen menurut epitop
PEMBAGIAN ANTIGEN
2. Ketergantungan terhadap sel T
a) T-dependen, perlu pengenalan oleh sel T lebih
dahulu untuk menimbulkan respon imun
b) T-independen, dapat menimbulkan respon imun
tanpa bantuan sel T (lipopolisakarida)
3. Spesifikasi
a) Heteroantigen : terdapat di banyak species
b) Xenoantigen : hanya terdapat pada species-species
tertentu
c) Aloantigen : pada individu tertentu dalam satu
species
d) Antigen organ spesifik : hanya pada organ tertentu
e) Autoantigen : dihasilkan oleh tubuh sendiri
PEMBAGIAN ANTIGEN
4. Sifat Kimiawi
a) Polisakarida / Karbohidrat
Pada membran sel bakteri, antigen golongan darah
A, B, O.
b) Lipid
Lipid murni tidak imunogenik, kecuali terikat dengan
zat pembawa protein contohnya Sfingolipid
c) Asam Nukleat
Asam Nukleat murni tidak imunogenik, kecuali
terikat dengan protein. Contohnya penderita LES
d) Protein
Kebanyakan protein
SUPER ANTIGEN

Pemacu respon imun yang kuat dapat


mengaktifkan 5-30 % sel T
Dapat mengikat pada reseptor sel melalui 2
sistem imun
1. Pada rantai β-reseptor sel-T
2. Pada rantai α atau β molekul MHC II (Major
Histocompatibility Complex)
Superantigen dihasilkan oleh mikroba patogen.

 Staphylococcus aureus (entero toksin, toksin


eksofoliatif
 Staphylococcus piogenes (eksotoksin)
 Bakteri Gram-negatif seperti yersinia sp
 Virus (rabies, HIV)
 Parasit
SIFAT UMUM SUPERANTIGEN
 Efek superantigen terdapat sel-T, setelah
terikat pada sel-T, ikatan kompleks peptida
pada MHC
 Sebagai ajuvan dalam imunitas, meningkatkan
respon imun
 Dapat meningkatkan sampai 20 % sel-T yang
berada dalam darah dan memacu pelepasan
sitokin
 Setelah terikat pada reseptor sel-T, maka
dapat mengarahkan sel-T untuk memberi
sinyal ke sel B, makrofag, sel dendritik ke sel
sasaran.

Anda mungkin juga menyukai