Anda di halaman 1dari 9

ANTIBODI

Adalah globulin yang terbentuk secara spesifik oleh adanya induksi respon
imun dari imunogen, dan bersifat bioaktif.
Dinamakan Imunoglobulin, disingkat Ig

Fungsinya :
 Mengikat antigen secara spesifik
 Mengikat komplemen secara tidak spesifik
 Terikat dipermukaan Sel : Sel mast, basofil, fagosit

Komposisi :
 Polipeptida 82-96 %
 Karbohidrat 4-8 %
 γ = globulin
 β = globulin
 α = globulin
Unit Dasar Antibodi

Tersusun atas 4 rantai polipeptida dasar yang terdiri dari :


2 rantai berat (heavy chain) BM : 50.000-77.000 dalton
2 Rantai Ringan (Light chain) BM : 25.000 dalton
Disatukan oleh ikatan disulfida
Dapat dipisahkan menjadi :
2 fragmen antigen binding : fab
1 fragmen crystallizable : fc
Berdasarkan struktur rantai berat antibodi terdiri dari
IgG (Rantai γ)
IgM (Rantai μ)
IgA (Rantai α)
IgD(Rantai δ)
IgE (Rantai ε)
Pada rantai ringan dibedakan 2 tipe К dan λ
Rantai berat = 450-600 asam amino
Rantai ringan = 230 asam amino
A. Imunoglobulin G
Merupakana komponen utama Imunoglobulin serum, dengan berat molekul
160.000 dalton. Kadarnya dalam serum 13 mg/ml merupakan 75% dari semua
Imunoglobulin
 IgG dapat menembus plasma masuk ke janin dan berperan pada imunitas
bayi sampai umur 6-9 bulan
 IgG bekerjasama dengan komplemen sebagai opsonin pada pemusnahan
antigen
 IgG berperan pada imunitas seluler
B. Imunoglobulin A
IgA dengan BM 165.00 dalton ditemukan dalam serum dengan jumlah sedikit
 slgA melindungi tubuh dari patogen
 IgA dapat bekerja sebagai opsonin
 IgA dapat menetralisasi toksin
 IgA dalam serum dapat mengaglutinasi kuman
 IgA dapat mengaktifkan komplemen
C. Imunoglobulin M
IgM dibentuk paling dahulu pada respon imun primer
terhadap kebanykan antigen dibanding dengan IgG. Bayi yang
baru lahir hanya mengandung lgM 10% dari kadar IgM
dewasa
IgM mempunyai fungsi mengikat komplemen opsonin yang
baik dan merupakan pertahankan terdepan
D. Imunoglobulin D
IgD tidak dilepas sel plasma dan sangat rentan terhadap
degradasi oleh proses proteolitik
E. Imunoglobulin E
IgE mudah diikat sel mast, basofil dan eosinofil, selain pada
alergi, kadar IgE yang tinggi ditemukan pada infeksi cacing dan
diduga berperan pada imunitas parasit.
Interaksi Antigen - Antibodi
Serelogi : Mempelajari interaksi antibodi dengan antigen
secara invitro
Tujuan : - Untuk menegakkan diagnosis penyakit
- Identifikasi dan klasifikasi mikroorganisme
- Pengukuran bahan dalam skala kecil
1) Reaksi Primer
 Interaksi berlangsung cepat, tidak dapat dilihat dimata
 Dapat berlangsung pada suhu rendah
 Tunduk pada hukum fisikokimia dan termodinamika
- Ikatan elektrostatik - Ikatan Lipofil
- Ikatan Hidrogen - Ikatan Van
der waals
An + Ab AnAB
K1
An = Antigen
Ab= Antibodi K2
AnAb = Kompleks imun
K = Konstanta kecepatan reaksi

2) Reaksi sekunder
- Dapat merupakan lanjutkan dari reaksi primer
- Manifestasi dapat dilihat dengan mata secara invitro dalam bentuk :
 Presipitasi
 Aglutinasi
 Netralisasi
 Aktivitas Komplemen
Titer antibodi i/ pengenceran tertinggi yang masih dapat
mengpresipitasi atau mengaglutinasi antigen
Pengenceran dibuat kelipatan dua, dimulai dari yang pekat : 1/2 ,
1/4, 1/8, 1/16, …dst … 1/256
 Presipitasi a/ aglutinasi baru dapat terjadi apabila jumlah
antibodi setara (ekuivalen) dengan jumlah antigen.
Aglutinasi = Hemaglutinasi dinyatakan positif bila

dan
+
 Bila konsentrasi antibodi dalam serum ↑ = fenomena prozon (-)
 Bila konsentrasi antibodi dalam serum ↓ = fenomena prozon (-)
3) Reaksi Tersier
- Lanjutkan reaksi sekunder
- Manifestasi dalam bentuk gejala-gejala kllinik
seperti : - Serum Sicknees
- Anaphylactic shock

Anda mungkin juga menyukai