Reproduksi Wanita
Pembentukan Sel Telur Dan
Siklusnya
Pada waktu janin, dibentuk folikel
primordial yaitu sel telur/oosit primer yang
akan berkembang menjadi oosit matang.
Pada waktu lahir, folikel primordial pada
kedua ovarium berjumlah 2 juta.
Jumlah ini terus berkurang seiring
bertambahnya usia, sampai dengan
tinggal 350 – 400 folikel yang setiap
bulannya akan terlepas satu persatu.
Pada pubertas, dibawah pengaruh hormon
gonadotropin (FSH dan LH) yang
dihasilkan kelenjar hipofise dan hormon
releasing gonadotropin yang dihasilkan
hipotalamus, folikel primordial mengalami
pematangan menjadi folikel primer.
Folikel primer menghasilkan hormon
estrogen sambil terus berkembang
menjadi folikel sekunder.
Folikel sekunder menjadi matang/matur
menjadi folikel de Graaf.
Di dalam folikel de Graaf, oosit matang
siap dilepaskan.
Dari mulai folikel primordial sampai folikel
de Graaf, dibutuhkan waktu 10 – 14 hari.
Pelepasan oosit matang dari folikel de
Graaf disebut Ovulasi.
Setelah oosit matang terlepas (ovulasi),
bekas folikel de Graaf berubah menjadi
korpus luteum. Korpus luteum ini
menghasilkan hormon estrogen dan
progesteron.
Hormon estrogen dan progesteron ini
berguna untuk mematangkan
endometrium.
Endometrium yang sudah matang ini siap
untuk menjadi tempat perkembangan zigot
(bila terjadi pembuahan).
Apabila tidak terjadi pembuahan, korpus
luteum akan mengalami regresi pada hari
ke 14 setelah ovulasi berubah menjadi
korpus albikans.
Karena korpus luteum mengalami regresi,
maka tidak ada lagi yang memproduksi
estrogen dan progesteron.
Kadar estrogen dan progesteron dalam
darah menurun tajam.
Ini berakibat endometrium juga mengalami
regresi.
Lapisan endometrium di atas stratum
basalisnya terkelupas, mengeluarkan
darah haid.
Sementara itu, di ovarium terjadi
pematangan folikel primordial berikutnya.
Dimana pada folikel primernya
menghasilkan estrogen.
Maka endometrium mengalami
pertumbuhan lagi.
Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:
Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu
endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul
perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar
paling rendah
Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14.
Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana
terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk
mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini
endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat
terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)
Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya
ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi
pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk
implantasi (perlekatan janin ke rahim)
FERTILISASI
Apabila pada waktu ovulasi dibarengi dengan
adanya sperma, maka terjadilah pertemuan
antara sel sperma/spermatozoa dengan sel
telur/ovum/oosit.
Pertemuan ini biasanya terjadi di ampula tuba
fallopi. Dari pertemuan ini dihasilkan zigot yang
berkembang terus menjadi janin dan lahir.
Bila ada pembuahan/fertilisasi, korpus luteum
akan dipertahankan terus keberadaannya oleh
Hormon Corionic Gonadotropin/HCG yang
dihasilkan oleh zigot/janin.
Fisiologi Kelenjar Mamae
Pada waktu terjadi fertilisasi, maka estrogen
mempengaruhi kel hipofise menghasilkan
hormon prolaktin.
Hormon ini menstimulasi perkembangan duktus
dan alveoli dalam kel mamae selama kehamilan.
Pada persalinan dan sesudahnya, hormon
oksitosin menstimulasi kontaksi mioepitel kel
mamae, sehingga susu mengalir ke puting.
Setelah persalinan, hormon estrogen menurun
tajam. Ini menyebabkan penurunan prolaktin.
Tetapi dengan kenyutan bayi pada puting akan
merangsang produksi prolaktin berlangsung
terus.
FISIOLOGI REPRODUKSI
LAKI-LAKI
Perkembangan Sperma
Spermatogenesis adalah perkembangan
spermatogonia menjadi spermatozoa.
Berlangsung 64 hari.
Spermatogonia berkembang menjadi
spermatozit primer.
Spermatozit primer menjadi spermatozit
sekunder.
Spermatozit sekunder berkembang
menjadi spermatid.
Tahap akhir spermatogenesis adalah
pematangan spermatid menjadi
spermatozoa.
Ukuran spermatozoa adalah 60 mikron.
Spermatozoa terdiri dari kepala, badan
dan ekor.
Mekanisme Ereksi dan Ejakulasi
Ereksi adalah salah satu fungsi vaskuler korpus
kavernosum di bawah pengendalian saraf
otonom.
Pada kondisi biasa, saraf simpatis
menyebabkan kontriksi arteriol yang menuju ke
korpus kavernosa, sehingga aliran darah yang
menuju ke sana sedikit.
Pada rangsangan seksual atau yang lain, maka
saraf para simpatis akan menyebabkan dilatasi
arteriol yang menuju ke kavernosa.
Sehingga sinusoid pada korpus kavernosa
dipenuhi darah, dan vena menjadi
tertekan, sehingga darah tetap berada di
sinusoid korpus kavernosa. Penis menjadi
keras.
Ketika timbul ejakulasi, saraf simpatis
menyebabkan konstriksi arteriol, sehingga
aliran darah yang ke kavernosa mengecil.
Darah dari sinusoid korpus kavernosa
mengalir ke vena, penis menjadi lunak.
Ejakulasi adalah mekanisme keluarnya
cairan sperma.
Impuls simpatis menyebabkan kontraksi
peristaltik di duktus testis, epididimis, dan
duktus deferen menyebabkan sperma
mengalir ke sepanjang saluran.
Impuls parasimpatis menyebabkan otot
bulbokavernosum berkontraksi secara
berirama, menyebabkan cairan semen
keluar.
Volume cairan semen yang dikeluarkan
pada ejakulasi sekitar 1 – 10 ml, rata-rata
3 ml.
Tiap ml cairan semen mengandung 50 juta
– 120 juta spermatozoa.
Setelah ejakulasi, spermatozoa dapat
bertahan hidup 24-72 jam dalam organ
reproduksi wanita.
Hormon pada Laki-laki
FSH menstimulir spematogenesis.
LH mentimulir Sel Interstitiil Leydig untuk
memproduksi Testosteron.
Testosteron bertanggung jawab dalam
perubahan fisik laki-laki terutama organ
seks sekundernya.