Anda di halaman 1dari 12

Artikel Riset/Review Fitofarmaka : Jurnal Ilmiah Farmasi

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN SERUM WAJAH ESKTRAK BUAH


PARE (MOMORDICA CHARANTIA L.) TERHADAP PROPIONIBACTERIUM
ACNES

DOI : 10.33751/jf.vXXiX.XXXX Vol.XX, No.X, Maret 202X : XX-XX

p-ISSN : 2087-9164 e-ISSN : 2622- 755X

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN SERUM WAJAH ESKTRAK BUAH


PARE (MOMORDICA CHARANTIA L.) TERHADAP PROPIONIBACTERIUM
ACNES
Anjela Arista Gitamo , Almasyhuri2, Fitria Dewi Sulistiyono3.
1
1,2,3
Program Studi Farmasi, FMIPA Universitas Pakuan, Jalan Pakuan PO BOX 452,
Bogor 16143
Email: anjelaaristag@gmail.com

Diterima : Direvisi : Disetujui :

ABSTRAK
Buah pare (Momordica charantia) merupakan salah satu tanaman yang
berdasarkan data ilmiah memiliki khasiat sebagai anti jerawat. Buah pare mengandung
senyawa yang berperan sebagai antibakteri yaitu flavonoid, alkaloid, dan saponin.
Berdasarkan hal tersebut maka buah pare memiliki potensi dalam pembuatan serum
untuk digunakan sebagai anti bakteri Propionibacterium acne penyebab jerawat.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formula sediaan serum ekstrak buah pare
yang baik berdasarkan evaluasi mutu fisik dan menentukan aktivitas antibakteri sediaan
serum ekstrak buah pare terhadap Propionibacterium acne. Buah pare dibuat ekstrak
dengan metode maserasi, kemudian ditentukan nilai KHM terhadap bakteri
Propionibacterium acne. Ekstrak diformulasikan menjadi empat formula serum dengan
perbedaan konsentrasi ektrak, yaitu F0 (tanpa penambahan ekstrak), F1 (7,5%), F2
(10%), F3 (12,5%). Serum dilakukan uji mutu fisik dan uji aktivitas anti bakteri
Propionibacterium acne dengan metode difusi cakram.Hasil penelitian diperoleh nilai
KHM ekstrak buah pare berada pada konsentrasi 7,5%. Berdasarkan hasil uji evaluasi
mutu fisik didapatkan formula 1,2 dan 3 sudah menghasilkan sediaan yang baik dan
memenuhi persyaratan mutu fisik. Pada pengujian terhadap bakteri Propionibacterium
acne formula 3 menunjukkan aktivitas antibakteri tertinggi dengan rata-rata LDH
sebesar 4,66 mm.
Kata Kunci : Antibakteri; Serum Wajah; Buah Pare; Propionibacterium Acne

ANTIBACTERIAL ACTIVITY FOR THE PREPARATION OF FACE SERUM


EXTRACTS OF PARE FRUIT (MOMORDICA CHARANTIA L) AGAINST
PROPIONIBACTERIUM ACNES

1
Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi

ABSTRACT
Bitter gourd (Momordica charantia) is one of the plants based on scientific data
that has anti-acne properties. Bitter gourd contains compounds that act as
antibacterial, namely flavonoids, alkaloids, and saponins. Based on this, bitter melon
has the potential in making serum to be used as an anti-inflammatory agent
Propionibacterium acne cause of acne.This study aims to determine the formula for a
good bitter melon extract serum based on physical quality evaluation and to determine
the antibacterial activity of bitter melon extract serum preparations against
Propionibacterium acne .Bitter gourd extract was made by maceration method, then the
MIC value was determined against Propionibacterium acne bacteria. The extracts were
formulated into four serum formulas with different extract concentrations , namely F0
(without the addition of extract), F1 (7.5%), F2 (10%), F3 (12.5%). Serum was tested
for physical quality and tested for antibacterial activity of Propionibacterium acne by
disc diffusion method .The results showed that the MIC value of bitter melon extract
was at a concentration of 7.5%. Based on the results of the physical quality evaluation
test, it was found that formulas 1,2 and 3 had produced good preparations and met the
physical quality requirements. The test on Propionibacterium acne formula 3 showed
the highest antibacterial activity with an average LDH of 4.66 mm.
Keywords: Antibacterial; Facial Serum; Bitter gourd; Propionibacterium Ane

2
Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
PENDAHULUAN ekstraksi (difusi) bahan kandungan yang
Jerawat atau biasa disebut Acne masih utuh.
vulgaris merupakan penyakit kulit obstruktif Antibakteri adalah obat atau senyawa
dan inflamatif kronik pada pilosebasea yang kimia yang mampu membunuh atau
sering terjadi di kalangan remaja (Jarrett, menghambat pertumbuhan bakteri khususnya
2019). jerawat juga sering diperparah oleh bakteri yang merugikan manusia (Kunaepah,
aktivitas bakteri yang menginfeksi jaringan 2008). Antimikroba umumnya dinyatakan
pada kulit yang mengalami peradangan. sebagai penghambatan pertumbuhan
Bakteri yang paling sering menginfeksi kulit mikroorganisme, dan apabila dimaksudkan
sehingga terbentuk nanah adalah bakteri untuk kelompok organisme maka sering
Propionibacterium acne, bakteri digunakan istilah antibakteri untuk bakteri
Staphylococcus aureus dan bakteri atau antifungi untuk jamur (Pratiwi, 2008).
Staphylococcus epidermis (Karim, 2018). Aktivitas antibakteri diukur secara
Adanya peningkatan sebum berdampak invitro agar dapat ditentukan kemampuan
pada keluarnya P. acne dari kelenjar sebasea, suatu zat antibakteri. Uji aktivitas antibakteri
karena P. acne merupakan pemakan lemak dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu
(Harahap, 2000). Umumnya pengobatan metode difusi. dan metode dilusi (Brooks, et
jerawat dapat diatasi dengan menggunakan al., 2008).
obat-obat dari golongan antibiotik namun Serum adalah sediaan dengan
mempunyai banyak kerugian seperti viskositas yang rendah yang menghantarkan
terjadinya efek samping dan juga resistensi zat aktif melalui permukaan kulit dengan
bakteri (Selatan & Dyan, 2019). membentuk lapisan film tipis dengan
Pare mempunyai nama latin mengandung bahan lebih banyak dan sedikit
Momordica charantia L. termasuk kedalam kandungan pelarut sehingga memiliki
famili labu-labuan atau Cucurbitaceae kecendrungan konsentrat (Mardhini et al.
(Hernawati, 2011). Tanaman ini dapat 2018).
tumbuh subur sepanjang tahun dan tidak Berdasarkan latar belakang diatas,
tergantung pada musim. peneliti tertarik untuk melakukan formulasi
Buah pare mempunyai aktivitas sebagai sediaan serum yang mengandung esktrak
antibakteri (jagessar et al. 2008). Hal ini etanol buah pare, serta mengetahui aktivitas
disebabkan karena adanya kandungan serum ekstrak etanol buah pare terhadap
flavonoid, alkaloid, dan saponin yang bakteri P.acne.
beperan sebagai antibakteri pada pare
(Thomas et al. 2019). Ada tiga jenis METODE PENELITIAN
flavonoid pada pare, antara lain kampherol, Waktu dan Tempat
luteolin, dan quercetin (Agarwal & Kamal, Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
2007). Pare juga dilaporkan mempunyai September 2021 sampai dengan November
beberapa aktivitas seperti antihelmintik, 2021, bertempat di Laboratorium Penelitian
antibakteri, antidiabetik, antioksidan, Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu
antiviral, antitumor (Taylor, 2002). Pengetahuan Alam, Universitas Pakuan,
Ekstraksi adalah suatu proses Bogor.
pemisahan subtansi dari campurannya
dengan menggunakan pelarut yang sesuai Pengumpulan Bahan Baku dan
(Kristanti et al. 2008). Maserasi merupakan Determinasi
cara yang paling sederhana. Dasar dari Bahan yang digunakan dalam penelitian
maserasi adalah melarutnya bahan ini adalah buah pare yang diperoleh dari
kandungan simplisia dari sel yang rusak, pasar Anyar Kota Bogor, Jawa Barat dan
yang terbentuk pada saat penghalusan, akan dilakukan determinasi di Pusat

3
Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Penelitian Biologi (LIPI) Jl. Raya Jakarta- organoleptic melalui pengamatan, penentuan
Bogor Km 46, Cibinong Bogor. Determinasi kadar air, dan penentuan kadar abu.
ini bertujuan untuk memastikan kebenaran
bahan baku yang digunakan telah sesuai dan Penapisan Fitokimia
seragam, serta mendapatkan hasil kebenaran Uji Alkoloid
identitas dengan jelas dari tanaman yang Ekstrak dicampur dengan 5 ml
diteliti untuk menghindari kesalahan dalam kloroform dan 5 ml amoniak kemudian
pengumpulan bahan utama penelitian. dipanaskan, dikocok dan disaring. Asam
sulfat 2N sebanyak 5 tetes ditambahkan pada
Pembuatan Simplisia Buah Pare masing-masing filtrat, kemudian kocok dan
Buah pare segar yang telah didiamkan. Bagian atas dari masing-masing
dikumpulkan, dibersihkan dari kotoran- filtrat diambil dan diuji dengan pereaksi
kotoran yang menempel (sortasi basah), Mayer, Wagner, dan Dragendorf.
dicuci dengan air mengalir sampai bersih lalu Terbentuknya endapan putih, coklat dan
ditiriskan. Buah yang telah bersih kemudian jingga menunjukkan adanya alkaloid
dipisahkan dari bijinya lalu dirajang tipis (Hanani, 2015).
dengan ketebalan kurang lebih 0,1 cm,
kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu Uji Flavonoid
50-60°c hingga buah kering. Kemudian Identifikasi menggunakan preaksi warna
simplisia kering dibersihkan kembali dari dengan beberapa preaksi flavonoid yaitu :
kotoran yang mungkin tidak hilang pada saat 1. Uji Shinoda, Larutan uji diuapkan
pencucian (sortasi kering). Selanjutnya hingga kering, ditambahkan 2-3 tetes
simplisia kering digrinder sehingga menjadi etanol, kemudian ditambah dengan
simplisia serbuk sesuai dengan derajat serbuk Mg dan beberapa tetes asam
kehalusan simplisia buah pare (mesh 40) dan klorida 5M
disimpan dalam wadah bersih dan tertutup 2. Larutan uji diuapkan hingga kering,
rapat (Depkes RI, 1995). ditambahkan 2-3 tetes etanol, kemudian
ditambah dengan serbuk Zn dan
Pembuatan Ekstrak Buah Pare beberapa tetes asam klorida 5M
Pembuatan ekstrak menggunakan (Hanani, 2015).
metode maserasi dengan pelarut etanol 96%.
Serbuk simplisia sebanyak 500 g dimaserasi Uji Saponin
dengan pelarut etanol 96% sebanyak 5L Ekstrak dimasukkan ke dalam tabung
(1:10). Ekstrak direndam selama 6 jam reaksi, air panas sebanyak 10 ml
pertama sambil sesekali diaduk, lalu ditambahkan, dinginkan dan kemudian
didiamkan selama 18 jam. Kemudian dikocok kuat-kuat selama 10 detik. Positif
disaring dan dipisahkan filtrat dan residunya. mengandung saponin jika terbentuk buih
Residu hasil maserasi kemudian diremaserasi setinggi 1-10cm selama tidak kurang dari 10
kembali menggunakan pelarut etanol 96% menit dan pada penambahan 1 tetes HCL 2N,
dengan perlakuan yang sama. Proses buih tidak hilang (Hanani, 2015).
ekstraksi maserasi dilakukan selama
5x24jam. Hasil filtrat yang diperoleh Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak
digabungkan dan kemudian diuapkan hingga Sterilisasi Alat dan Bahan
didapatkan ekstrak kental (Depkes RI, 2013) Sterilisasi alat dilakukan sebelum semua
peralatan digunakan. Alat-alat yang akan
Karakterisasi Ekstrak Buah Pare digunakan terlebih dahulu dicuci dan
Karakterisasi ekstrak buah pare dikeringkan dengan posisi terbalik diudara,
diperoleh melalui rendemen ekstra, setelah kering dilakukan proses sterilisasi

4
Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
dengan cara yaitu pada alat-alat gelas yang farland setara dengan 106 CFU/ml
tahan panas disterilkan dalam oven pada (Kindangen et al. 2018).
suhu 105℃ selama 2 jam, pada alat-alat yang
bukan gelas disterilkan dengan menggunakan Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak
alkohol 70%. Dan pada media pembenihan, Buah Pare
air suling dilakukan sterilisasi dengan Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak
menggunakan autoklaf pada suhu 121℃ buah pare menggunakan metode dilusi padat
selama 15 menit (Hadioetomo, 1993). untuk mengetahui Konsentrasi Hambat
Minimumnya (KHM). Penentuan KHM
Pembuatan Media Agar terdiri dari 4 konsentrasi ekstrak buah pare
Sebanyak 28 gr nutrient agar ditimbang (2,5, 5, 7,5 dan 10%). Bakteri yang sudah
dengan menggunakan neraca analitik, lalu diencerkan sesuai kekeruhan Mc Farland
ditambahkan aquadest sebanyak 1L kedalam diambil 1 ml disebar diatas permukaan agar
erlenmeyer. Erlenmeyer dipanaskan kemudian 1 ml konsentrasi ekstrak
meggunakan hot plate hingga semua larutan dimasukan kedalam masing-masing cawan
media homogen dan mendidih, kemudian petri lalu cawan digerakkan secara
diseterilkan dengan autoklaf pada suhu melingkar, yang diharapkan bakteri dapat
121ºC selama 15 menit (Kindangen et al. tersebar secara merata. Lalu cawan petri
2018). diinkubasi dalam sungkup anaerob selama 24
jam pada suhu 37ºC. Setelah diinkubasi
Peremajaan Bakteri dilihat dan diamati adanya pertumbuhan
Koloni bakteri Propionibacterium acne koloni bakteri atau tidak. Konsentrasi
diambil menggunakan jarum ose steril terendah dimana tidak terjadi pertumbuhan
kemudian ditanamkan pada media agar bakteri pada cawan petri merupakan
miring dengan cara menggores lalu kemudian konsentrasi hambat minimum (KHM) (Radji,
diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam 2010).
(Sa`adah et al. 2020).
Pembuatan Sediaan Serum
Pembuatan Sumpensi Bakteri Pembuatan sediaan serum dilakukan
Bakteri hasil peremajaan diambil dengan membuat basis serum terlebih dahulu
dengan kawat ose steril kemudian dengan cara campurkan natrosol dan
disuspensikan kedalam tabung reaksi steril aquadest panas, lalu diaduk hingga terbentuk
yang berisi 10 ml larutan NaCl 0,9%, larutan basis (campuran 1), lalu di campurkan
tersebut kemudian dilihat kekeruhannya gliserin, dmdm hydantoin, dan
hingga diperoleh kekeruhan yang sama ethoxydyglikol hingga homogen (campuran
dengan standar kekeruhan larutan 1 Mc. 2), kemudian campuran 1 dan campuran 2
Farland (Kindangen et al. 2018). dicampurkan dan di aduk hingga homogen,
penambahan ekstrak buah pare dilakukan
Pembuatan Standar Kekeruhan Larutan dengan cara di masukan sedikit demi sedikit
Mc. Farland sambil diaduk hingga homogen
Larutan Standar kekeruhan Mc. Farland
dibuat dari Larutan Asam sulfat 1% sebanyak Evaluasi Sediaan Serum
9,9 ml yang dicampurkan dengan larutan Evaluasi sediaan serum dilakukan
Barium Klorida 1% sebanyak 0,1 ml, melalui 5 tahap yaitu pengamatan
dilarutkan dalam tabung reaksi dan dikocok organoleptis, pengujian PH, pengukuran
hingga homogen. Kemudian disimpan viskositas, pengujian homogenitas, dan uji
ditempat yang terhindar dari cahaya daya sebar.
matahari. Standar kekeruhan larutan 1 Mc

5
Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Serum memiliki bau khas aromatik buah pare dan
Uji ini bertujuan untuk mengetahui rasa pahit. Hasil serbuk simplisia buah pare
Lebar Daya Hambat dari sediaan serum yang diperoleh yaitu sebanyak 890 gram
ekstrak buah pare dari setiap formula dengan dengan nilai rendemen 9,5%. Hasil
menggunakan metode difusi cakram. rendeemen ini sedikit lebih tinggi dari hasil
Masing-masing formula akan dibandingkan penelitian yang dilakukan Pratiwi (2011),
dengan aktivitas kontrol positif dan negatif. dimana pada penelitiannya rendemen serbuk
Media NA disiapkan, kemudian dicampurkan pare yang didapatka sebesar 5,13%.
dengan bakteri yang sudah diencerkan
berdasarkan kekeruhan McFarland,
kemudian ditunggu hingga memadat, lalu
diletakan kertas cakram yang telah direndam
dalam Formula 0 (kontrol negatif) , Formula
1, Formula 2, Formula 3, dan kontrol positif
(Scarlet Whitening Acne Serum). Kemudian
di inkubasi pada suhu 37ºC selama 24 jam. Gambar 8. Serbuk Simplisia Buah Pare
Setelah itu diamati zona hambat yang Sumber: Data Primer 2021
terbentuk dengan menggunakan jangka Hasil Pembuatan Ekstrak Buah Pare
sorong. . Hasil karakteristik ekstrak buah pare
sesuai dengan karakteristik yang terdapat
Analisis Data pada Farmakope Herbal Indonesia Ed II
Analisis data dilakukan dengan (2017) yaitu berwarna coklat tua dngan bau
Stastitical Product Services Solution (SPSS). khas aromatik buah pare dan rasa pahit. Hasil
Dilakukan uji ANOVA (Analysis of ekstrak kental buah pare yang diperoleh yaitu
Variance) menggunakan Rancangan Acak sebanyak 96,7 gram dengan nilai rendemen
Lengkap (RAL). Apabila terdapat perbedaan sebesar 19,34%. Hasil yang diperoleh ini
maka dianalisis dengan uji lanjut Duncan. sudah memenuhi persyaratan rendemen
esktrak kental buah pare menurut Farmakope
Herbal Indonesia Ed II (2017) yaitu tidak
HASIL DAN PEMBAHASAN kurang dari 17%.
Pengumpulan Bahan Baku dan
Determinasi Tanaman.
Buah pare yang digunakan untuk
penelitian ini diperoleh dari pasar anyar kota
Bogor, Jawa Barat. Determinasi tanaman
telah dilakukan di Bidang Botani, Pusat
Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang berada di Gambar 2. Ekstrak Kental Buah Pare
Cibinong, Jawa Barat, tepatnya di Jl. Raya Sumber: Data Primer 2021
Jakarta Bogor km.46, Cibinong, Bogor. Dari
hasil determinasi tersebut dapat menunjukan Hasil Pengujian Karakteristik Simplisia
bahwa tanaman tersebut merupakan buah dan Ekstra Buah Pare
pare jenis Momordica charantia L dengan Hasil Penetapan Kadar Air
suku Cucurbitaceae. Kadar air yang diperoleh dari serbuk
simplisia buah pare yaitu sebesar 8,05% dan
Hasil Pembuatan Simplisia Buah Pare
pada ekstrak buah pare sebesar 7,86%. Kadar
Hasil karakteristik serbuk simplisia
air yang diperoleh ini memenuhi persyaratan
buah pare yaitu berwarna hijau dengan
kadar air menurut Farmakope Herbal

6
Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Indonesia ed II (2017) dimana syarat untuk pada penelitian ini tidak dilakukan uji
kadar air yaitu tidak lebih 10%. Hasil kadar senyawa terpenoid karena senyawa terpenoid
air dan perhitungan kadar air simplisia dan diduga merupakan senyawa non polar dan
ekstrak buah pare dapat dilihat pada Tabel 1. pada penelitian ini digunakan pelarut etanol
Tabel 1. Hasil Kadar Air Simplisia dan yang merupakan pelarut polar, maka
Ekstrak Buah Pare kemungkinan senyawa terpenoid tidak ikut
tertarik.
Kadar Tabel 3. Hasil Skrining Fitokimia Simplisia
Syarat
Bahan Air Keterangan
(%) dan Ekstrak Buah Pare
(%)
Senyawa Hasil Hasil Parameter
Memenuhi
Serbuk ≤ 10,0 8,05 uji uji
syarat
serbuk ekstrak
Memenuhi
Ekstrak ≤ 9,2 7,86 Terbentuknya
syarat
endapan putih,
Sumber: Data Primer 2021 Alkaloid + +
coklat dan
jingga
Hasil Penetapan Kadar Abu Terbentuknya
Hasil yang diperoleh dari penentuan Flavonoid + + warna
kadar abu serbuk simplisia buah pare yaitu merah/jingga
Terbentuknya
sebesar 5,6% dan pada esktrak buah pare
Saponin + + busa yang
yaitu sebesar 8,2% (Tabel 2). Berdasarkan stabil
hasil penelitian Septiningsih et al (2017) Sumber: Data Primer 2021
menyatakan bahwa hasil kadar abu pada
simplisia dan esktrak buah pare secara Hasil Uji Konsentrasi Hambat Minumum
berturut-turut sebesar 10,8% dan 10,5%. (KHM)
Hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan Hasil yang diperoleh ekstrak buah pare
hasil yang didapat. Hasil penentuan kadar dapat menghambat bakteri uji P. acne pada
abu ini telah memenuhi persyaratan menurut konsentrasi 7,5% yang ditandai dengan tidak
Farmakope Herbal Indonesia Ed II (2017) adanya koloni yang tumbuh pada media
dimana syarat kadar abu simplisia buah pare konsentrasi tersebut. Dari hasil tersebut
sebesar ≥ 7,2% dan ≥ 9,2% untuk ekstrak menunjukan bahwa nekstrak buah pare
kental buah pare. memiliki konsentrasi hambat minimum
Tabel 2. Hasil Kadar Abu Simplisia dan (KHM) pada konsentrasi 7,5% hasil ini juga
Ekstrak Buah Pare sama dengan hasil penelitian yang dilakukan
Kadar Laianto et al (2014) dimana hasil konsentrasi
Syarat hambat minimum (KHM) ekstrak buah pare
Bahan Abu Keterangan
(%)
(%) yaitu pada konsentrasi 7,5%.
Memenuhi
Serbuk ≤ 7,2 5,6
syarat Hasil Pembuatan Sediaan Serum Wajah
Memenuhi
Ekstrak ≤ 9,0 8,2
syarat
Ektrak Buah Pare
Sumber: Data Primer 2021 Rentang konsentrasi natrosol sebagai
gelling agent dalam sediaan farmasi ialah 0,3
Hasil Pengujian Skrining Fitokimia – 1%. Menurut International Journal of
Hasil yang diperoleh menunjukan Toxicology menyatakan bahwa DMDm
bahwa simplisia dan ekstrak etanol 96% buah hydantoin/formaldehyde aman untuk
pare mengandung senyawa kimia alkaloid, digunakan asal masih dalam batas aman
flavonoid, saponin (Tabel 3) dan ada penggunaan dengan maksimal penggunaan
beberapa penelitian yang juga melakukan uji 0,6%. Penambahan gliserin berfungsi sebagai
skrining terhadap senyawa terpenoid, namun

7
Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
humektan dan pelembut, rentang penggunaan beredar di pasaran) memiliki nilai rata-rata
gliserin sebagai humektan yaitu ≤30%. pH 5,5. Dimana hasil nilai pH yang
didapatkan masih masuk dalam nilai pH
Hasil Evaluasi Mutu Fisik Sediaan Serum menurut standar (SNI No. 06-2588) yaitu
Wajah Ekstrak Buah Pare 4,5-6,5. Dari hasil uji pH tersebut terdapat
Uji Organoleptik perbedaan dimana semakin tinggi konsentrasi
Berdasarkan hasil pengujian ekstrak yang digunakan maka nilai pH yang
organoleptik pada parameter tekstur didapat dihasilkan semakin kecil atau asam.
hasil yang berbeda dikarenakan semakin
tinggi konsentrasi esktrak maka akan Tabel 5. Hasil Ujian pH Sediaan Serum
semakin kental pula sediaan yang didapat. Ekstrak Buah Pare\
Pada parameter aroma didapatkan hasil yang Rata -
Formula pH Keterangan
rata
sama pada formula 1, formula 2 dan formula
F0 5,317 5,3 Memenuhi syarat
3 yaitu sediaan memiliki aroma khas dari 5,354
esktrak buah pare. Dan pada formula 0 tidak F1 4,853 4,9 Memenuhi syarat
mempunyai aroma. Pada parameter warna, 4,971
didapatkan perbedaan warna dimana semakin F2 4,774 4,7 Memenuhi syarat
tinggi konsentrasi esktrak , maka warna 4,626
F3 4,518 4,5 Memenuhi syarat
sediaan menjadi semakin pekat, sedangkan
untuk formula 0 tidak mempunyai warna. 4,523
Hasil uji organoleptik sediaan serum dapat K+ 5,635 5,5 Memenuhi syarat
dilihat pada Tabel 4. 5,542
Tabel 4. Hasil Uji Organoleptik Sediaan Sumber: Data Primer 2021
Serum Ekstrak Buah Pare Keterangan :
F0 = Formula tanpa ekstrak buah pare
Parameter F1 = Formula dengan ekstrak buah pare 7,5%
Formula
Bentuk Warna Aroma F2 = Formula dengan esktrak buah pare 10%
Semi Tidak
F0
padat
Bening
beraroma F3 = Formula dengan esktrak buah pare
Semi Aroma khas 12,5%
F1 Coklat
padat buah pare K+= Sediaan yang beredar dipasaran
Semi Aroma khas
F2 Coklat
padat buah pare Uji Viskositas
Semi Aroma khas
F3
padat
Coklat
buah pare
Nilai viskositas yang didapat
Sumber: Data Primer 2021 berdasarkan hasil pengukuran pada sediaan
Keterangan : serum ekstrak buah pare menunjukkan F3
F0 = Formula tanpa ekstrak buah pare memiliki nilai viskositas paling tinggi dan
F1 = Formula dengan ekstrak buah pare 7,5% pada F0 (basis) memiliki nilai viskositas
F2 = Formula dengan esktrak buah pare 10% paling rendah. Dari hasil yang didapat dapat
F3 = Formula dengan esktrak buah pare dinyatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi
12,5% buah pare yang digunakan maka nilai
viskositas akan semakin meningkat. Masing
Uji pH – masing formula memiliki nilai viskositas
Hasil yang diperoleh dari uji pH yang sesuai dengan persyaratan dimana
serum ekstrak buah pare pada F0 (kontrol -) menurut Haliza et al. (2020) standar
memiliki rata-rata nilai pH sebesar 5,3 ; pada viskositas untuk sediaan serum yaitu 800 –
F1 memiliki rata-rata pH 4,9 ; pada F2 3000 cp.
memiliki rata-rata pH 4,7 ; pada F3 memiliki
rata-rata pH 4,5 dan pada K+ (sediaan yang

8
Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Tabel 6. Hasil Uji Viskositas Sediaan Serum Diameter Rata
Ekstrak Buah Pare Formula Daya Sebar – Keterangan
(cm) rata
Rata Memenuhi
Formula Viskositas – Keterangan F0 6,7
6,6 6,8 syarat
rata Memenuhi
Memenuhi F1 6,4
F0 2163 2117 2140 6,3 6,5 syarat
syarat Memenuhi
Memenuhi F2 5,6
F1 2385 2261 2323 5,5 5,7 syarat
syarat
Memenuhi
Memenuhi F3 5,2
F2 2543 2475 2509 5,1 5,3 syarat
syarat
Memenuhi Memenuhi
F3 2661 2685 2673 K+ 6,5
syarat 6,5 6,6 syarat
Memenuhi Sumber: Data Primer 2021
K+ 2150 2148 2149
syarat Keterangan :
Sumber: Data Primer 2021 F0 = Formula tanpa ekstrak buah pare
Keterangan : F1 = Formula dengan ekstrak buah pare 7,5%
F0 = Formula tanpa ekstrak buah pare F2 = Formula dengan esktrak buah pare 10%
F1 = Formula dengan ekstrak buah pare 7,5% F3 = Formula dengan esktrak buah pare
F2 = Formula dengan esktrak buah pare 10% 12,5%
F3 = Formula dengan esktrak buah pare K+= Sediaan yang beredar dipasaran
12,5%
K+= Sediaan yang beredar dipasaran Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan
Serum Wajah Ekstrak Buah Pare
Hasil uji aktivitas antibakteri sediaan
serum memiliki aktivitas antibakteri
terhadap bakteri Propionibacterium acne
Uji Homogenitas hal ini ditandai dengan terbentuknya zona
Pengujian homogenitas bertujuan untuk bening yang terlihat pada sekitar kertas
mengetahui kehomogenan sediaan yang telah cakram. Hal ini sejalan dengan penelitian
dibuat. Pengujian homogenitas ini dilakukan yang dilakukan Rachmawaty dkk (2018)
dengan cara meletakaan sediaan diantara 2 dimana menurut penelitiannya ekstrak buah
objectglass, dan diamati adanya butiran kasar pare terbukti dapat menghambat bakteri P.
pada kaca (Ditjen POM, 1985). Hasil acnes. Dapat dilihat bahwa setiap formula
pengamatan homogenitas sediaan serum memiliki aktivitas antibakteri dengan
esktrak buah pare pada keempat formula menghambat bakteri P. acne, semakin
menjukan homogenitas yang baik. tinggi konsentrasi ekstrak buah pare yang
digunakan maka semakin besar lebar zona
Uji Daya Sebar hambat yang terbentuk. Pada formula 1
Hasil pengujian daya sebar dari didapat nilai lebar daya hambat sebesar
keempat formula menunjukan hasil yang 2,78 mm, pada formula 2 sebesar 3,63,
memenuhi persyaratan, dimana persyaratan pada formula 3 sebesar 4,66 dan pada
daya sebar yang baik pada kulit yaitu 5 – 7 kontrol positif (Scarlet Whitening Acne
cm. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa Serum ) sebesar 7,07. Sedangkan untuk
semakin tinggi viskositas sediaan maka daya basis tidak memiliki zona hambat.
sebar yang didapat semakin kecil (Eugresya Dimana dari hasil tersebut Formula 1,
et al. 2017). 2, dan 3 masuk kedalam kategori lemah
dalam menghambat bakteri P. acne dan
Tabel 7. Hasil Uji Daya Sebar Sediaan Serum untuk K(+) termasuk kategori sedang.
Ekstrak Buah Pare Dimana pada K+ (sediaan yang beredar di

9
Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
pasaran) itu mengandung senyawa tea tree Berdasarkan penelitian dapat diperoleh
water, salicylic acid dan liquorice. kesimpulan yaitu Dari keempat formula
Terbentuknya zona hambat disekitar kertas sediaan serum ekstrak buah pare yang
cakram ini diduga karena sediaan serum dihasilkan telah memenuhi persyaratan uji
esktrak buah pare mengandung alkaloid, mutu fisik sediaan berdasarkan parameter uji
flavonoid, dan saponin. organoleptis, pH, viskositas, homogenitas,
dan daya sebar. Formula 3 dengan
Tabel 10. Hasil Diameter Zona Hambat konsentrasi ekstrak buah pare 12,5%
merupakan formula yang paling baik
Diameter Daerah
Rata – rata ± berdasarkan uji lebar daya hambat pada
Formula Hambat (mm) bakteri Propionibacterium acne dengan rata-
SD
Ulangan ke-
rata zona hambat sebesar 15,32 mm.
1 2 3
F0 (K-) 0,00 0,00 0,00 0,00 ±
F1 2,76 2,8 2,78 2,78 ± 0,02 SARAN
F2 3,55 3,6 3,75 3,63 ± 0,10 Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut
F3 4,68 4,64 4,66 4,66 ± 0,02 seperti uji iritasi, uji antioksidan dan uji
K+ 7,05 7,11 7,07 7,07 ± 0,03 stabilitas pada sediaan serum esktrak buah
Sumber: Data Primer 2021 pare (Momordica charantia L.)., perlu
ditambahkan pewangi pada formula serum
Nilai lebar diameter daya hambat yang
untuk mendapatkan aroma sediaan yang lebih
diperoleh kemudian dianalisis menggunakan
menarik, perlu dilakukan penambahan
metode ANOVA dan kemudian dilanjutkan
senyawa aktif lain pada formula untuk
dengan uji lanjut Duncan.
didapatkan sediaan serum yang lebih baik.
dan perlu dilakukan metode lain dalam
Tabel 11. Hasil Analisis Uji Lanjut Duncan
pembuatan ekstrak buah pare (Momordica
Perlakuan
Rata-rata daerah hambat charantia L.) agar diperoleh aktivitas
(mm) antibakteri yang lebih tinggi pada bakteri
Kontrol - .0000a Propionibacterium acne.
Kontrol + 7,0766 e
2,78 b
Formula 1 DAFATAR PUSTAKA
Formula 2 3,633 c Agarwal, M., & Kamal, R. (2007). Studies on
Formula 3 4,66 d flavonoid production using in vitro
Sumber: Data Primer 2021 cultures of Momordica charantia L.
Indian Journal of Biotechnology. 6.277-
Berdasarkan hasil analisis didapatkan 279.
nilai Sig = 0.00 yang menunjukan pengaruh Brooks, G. F., Butel, J. S., & Morse, S. A.
yang berbeda nyata antara konsentrasi (2008). Jawetz, Melnick, & Adelberg
ekstrak buah pare terhadap LDH, sehingga Mikrobiologi Kedokteran, Edisi 23. Alih
perlu dilakukan uji lanjut duncan. Hasil dari bahasa: Huriawati Hartanto et al.
uji lanjut duncan menunjukan bahwa dari Editor edisi bahasa Indonesia: Retna
kelima perlakukan yaitu kontrol (-) , kontrol Neary Elferia et al. Jakarta: Penerbit
(+), formula 1, formula 2, dan formula 3 Buku Kedokteran EGC, 198-200.
menunjukan pengaruh yang berbeda terhadap Departemen Kesehatan RI, (1995),
LDH. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak Farmakope Indonesia Edisi IV, 551,
buah pare maka nilai daerah hambat semakin 713. Jakarta.
meningkat. Departemen Kesehatan RI. (2013). Riset
Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan
KESIMPULAN Penelitian dan pengembangan Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI

10
Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Ditjen POM. (1985). Formularium Wewengkang, D. S. (2018) ‘Formulasi
Kosmetika Indonesia. Jakarta: Gel Antijerawat Ekstrak Etanol Daun
Departemen Kesehatan RI. Hal. 83-86, Kemangi (Ocimum Basilicum L.) Dan
195-197 Uji Aktivitasnya Terhadap Bakteri
Eugresya, G., Avanti, C., & Uly, S. A. Staphylococcus Aureus Secara In Vitro’,
(2017). Pengembangan Formula dan Uji Pharmacon, 7(3), Pp. 283–293. Doi:
Stabilitas Fisik-pH Sediaan Gel Facial 10.35799/Pha.7.2018.20505.bbb
Wash yang Mengandung Ekstrak Etanol 44444432 2
Kulit Kayu Kesambi. Media Kristanti, A. N. (2008). Buku Ajar Fitokimia.
Pharmaceutica Indonesiana, 1(4), 181- Surabaya: Universitas Airlangga Press.
188. Mardhini, Y.D., Yulianti, H., Azhary, P.D.,
Hadioetomo, R.S., (1993). Mikrobiologi & Rusdiana, T. (2018) ‘Forulasi Dan
dasar dalam praktek. Stabiltas Sediaan Serum Dari Ekstrak
Hanani, M. S. E. (2015). Analisis Fitokimia. Kopi Hijau (Coffe Canephora)’, Indones
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Nat Res Pharm J, 2(2), Pp. 19–33.
Harahap, M. (2000). Ilmu Penyakit Kulit. Pratiwi, D. And Abdurrab, U. (2021)
Hipokrates: Jakarta ‘Kombinasi Kunyit ( Temulawak
Hernawati (2011) ‘Potensi Buah Pare Domestik ) Ekstrak Rimpang Dan
(Momordicha Charantia L.) Sebagai Kolagen Dalam Formulasi Serum
Herbal Antifertilitas’, Jurnal Universitas Sebagai Antioksidan’, 4, Pp. 36–42.
Pendidikan Indonesia, P. 18. Pertiwi, R. D dan Yanti, A. R. (2019).
Istiqomah. (2013). Perbandingan Metode Penuntun Praktikum Formulasi Sediaan
Ekstraksi Maserasi Dan Sokletasi Cair dan Semi Solid. Universitas Esa
Terhadap Kadar Piperin Buah Cabe Unggul: Jakarta
Jawa (Piperis retrofracti fructus). Rachmawati, D. And Asmawati, A. (2018)
Sekripsi Jurusan Farmasi UIN Syarif ‘Uji Aktivitas Ekstrak Buah Pare
Hidayatullah Jakarta (Momordica Charantia L) Terhadap
Jagessar, R. C., Mars, A., Gomes, G., (2008), Pertumbuhan Propionibacterium Acnes’,
Selective Antimicrobial properties of Media Farmasi, 14(2), P. 32. Doi:
Phyllanthus acidus leaf extract against 10.32382/Mf.V14i2.590.
Candida albicans, Escherichia coli and Radji, M. (2010). Buku Ajar Mikrobiologi
Staphylococcus aureus using Stokes Panduan Mahasiswa Farmasi dan
Disc diffusion, Well diffusion, Streak Kedokteran. Jakarta: EGC
plate and a dilution method, Nature and Sa`Adah, H., Supomo, S. And Musaenah, M.
Science 6 (2): 24-38. (2020) ‘Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Jarrett, P. (2019) ‘Acne Vulgaris’, Air Kulit Bawang Merah (Allium Cepa
Encyclopedia Of Pharmacy Practice L.) Terhadap Bakteri Propionibacterium
And Clinical Pharmacy, 40(3), Pp. 699– Acnes’, Jurnal Riset Kefarmasian
712. Doi: 10.1016/B978-0-12-812735- Indonesia, 2(2), Pp. 80–88. Doi:
3.00552-5. 10.33759/Jrki.V2i2.73.
Karim, A. (2018) ‘Efektivitas Beberapa Selatan, A. And Dyan, B. (2019) ‘Daya
Produk Pembersih Wajah Antiacne Hambat Ekstrak Etanol Daun Suruhan
Terhadap Bakteri Penyebab Jerawat ( Peperomia Pellucida L .) Terhadap
Propionibacterium Acnes The Effectivity Pertumbuhan Bakteri Penyebab Jerawat
Of Some Antiacne Facial Cleansing ( Propionibacterium Acnes ) Dengan
Products Against The Cause Of Acne Metode Sumur Agar’, 3(2).
Propionibacterium Acnes’, 5(1).
Kindangen, O. C., Yamlean, P. V. Y. And

11
Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Taylor, L. (2002). Herbal Secrets of the Wajdi, S. A., Kasmiyati, S. And Hastuti, S.
Rainforest, 2nd edition, by Published P. (2017) ‘Uji Aktivitas Antibakteri
and copyrighted by Sage Press, Inc. Campuran Ekstrak Biji Kelor (Moringa
Thomas, N. A. Et Al. (2019) ‘Formulasi Dan Oleifera) Dan Daun Kersen (Muntingia
Uji Efektivitas Gel Ekstrak Buah Pare Calabura) Terhadap Pseudomonas
(MomordicaCharantia L ) Terhadap Aeruginosa Dan Bacillus Subtilis’,
Bakteri Staphylococcusepidermidis Dan Journal Of Tropical Biodiversity And
Propionibacterium Acnes Penyebab Biotechnology, 2(1), P. 10. Doi:
Jerawat Bakteri Staphylococcus 10.22146/Jtbb.13728.
Epidermidis Mikroorganisme Seperti
Staphylococcus Nur Ain Thomas D’,
2(1), Pp. 46–60.

12

Anda mungkin juga menyukai