Anda di halaman 1dari 6

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Kesehatan, volume 33

Prosiding Konferensi Internasional ke-4 tentang Inovasi Berkelanjutan 2020–Kesehatan

Sains dan Keperawatan (ICoSIHSN 2020)

Formulasi dan Aktivitas Antioksidan Gel Serum


Fraksi Etil Asetat Dari Musa x paradisiaca L
Arini Syarifah1,* Arif Budiman2, Siti Atun Nazilah3
1,2,3 Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto
*
Penulis yang sesuai. Email: arinisyarifah@ump.ac.id

ABSTRAK
Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai antioksidan alami adalah kulit pisang raja. Fraksi etil asetat kulit pisang raja (Musa x paradisiaca L.) memiliki aktivitas antioksidan (IC50) dengan nilai 50,25 ppm. Fraksi etil asetat kulit pisang raja akan diformulasikan menjadi

serum gel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisik, stabilitas fisik dan penangkal radikal bebas serum gel fraksi etil asetat kulit pisang raja. Konsentrasi yang digunakan dalam formulasi: 0,08 gram (F1); 0,16 gram (F2), 0,24 gram (F3). Kulit pisang raja

diekstraksi menggunakan etanol 96% dengan metode maserasi kemudian difraksinasi menggunakan etil asetat. Gel serum diformulasikan dengan menggunakan karbopol sebagai pembentuk gel. Pengujian sifat fisis dan stabilitas fisis dilakukan selama 28 hari. Aktivitas

penangkal radikal bebas diuji dengan metode DPPH. Vitamin c sebagai kontrol positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pH, viskositas, daya sebar serum gel fraksi kulit pisang raja memenuhi syarat. Fraksi gel serum etil asetat stabil dalam 6 siklus karena tidak ada

perubahan yang signifikan pada gel serum, dilihat dari nilai pH, viskositas, atau daya sebar. Nilai IC50 fraksi gel serum kulit pisang raja etil asetat berturut-turut: 87,947 g/ml (F1); 84.297 g/ml (F2); 71.257 g/ml (F3). Nilai IC50 kontrol positif dan kontrol negatif adalah 55.595

g/ml; dan 205.699 g/ml. Uji statistik menggunakan one way ANOVA menunjukkan bahwa aktivitas aktivitas penangkapan radikal bebas dari ketiga formula lebih lemah dibandingkan dengan kontrol positif dan kontrol fraksi yang digunakan. F3 merupakan formulasi

terbaik dengan aktivitas antioksidan tinggi. viskositas, atau daya sebar. Nilai IC50 fraksi gel serum kulit pisang raja etil asetat berturut-turut: 87,947 g/ml (F1); 84.297 g/ml (F2); 71.257 g/ml (F3). Nilai IC50 kontrol positif dan kontrol negatif adalah 55.595 g/ml; dan 205.699 g/

ml. Uji statistik menggunakan one way ANOVA menunjukkan bahwa aktivitas aktivitas penangkapan radikal bebas dari ketiga formula lebih lemah dibandingkan dengan kontrol positif dan kontrol fraksi yang digunakan. F3 merupakan formulasi terbaik dengan aktivitas

antioksidan tinggi. viskositas, atau daya sebar. Nilai IC50 fraksi gel serum kulit pisang raja etil asetat berturut-turut: 87,947 g/ml (F1); 84.297 g/ml (F2); 71.257 g/ml (F3). Nilai IC50 kontrol positif dan kontrol negatif adalah 55.595 g/ml; dan 205.699 g/ml. Uji statistik

menggunakan one way ANOVA menunjukkan bahwa aktivitas aktivitas penangkapan radikal bebas dari ketiga formula lebih lemah dibandingkan dengan kontrol positif dan kontrol fraksi yang digunakan. F3 merupakan formulasi terbaik dengan aktivitas antioksidan

tinggi. Uji statistik menggunakan one way ANOVA menunjukkan bahwa aktivitas aktivitas penangkapan radikal bebas dari ketiga formula lebih lemah dibandingkan dengan kontrol positif dan kontrol fraksi yang digunakan. F3 merupakan formulasi terbaik dengan aktivitas

antioksidan tinggi. Uji statistik menggunakan one way ANOVA menunjukkan bahwa aktivitas aktivitas penangkapan radikal bebas dari ketiga formula lebih lemah dibandingkan dengan kontrol positif dan kontrol fraksi yang digunakan. F3 merupakan formulasi terbaik

dengan aktivitas antioksidan tinggi.

Kata kunci: kulit pisang raja, serum gel, stabilitas fisik, antioksidan

Senyawa flavonoid dalam kulit pisang berperan sebagai antioksidan.


1. PERKENALAN
Senyawa flavonoid yang berperan sebagai antioksidan pada kulit pisang

Radikal bebas adalah oksigen reaktif yang mengandung satu atau adalah isoflavon [2]. Kulit pisang mengandung tanin, catechin,

lebih elektron tidak berpasangan pada orbital terluarnya. Senyawa ini gallocatechin, dan epicatechin yang dapat berperan sebagai antioksidan

sangat merusak dan dapat menyerang protein, karbohidrat, lemak, dan [2]. Fraksi etil asetat dari ekstrak kulit Pisang Raja memiliki aktivitas

DNA secara terus menerus. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 77.068 ppm [3]

menangkal efek negatif radikal bebas dengan mekanisme mendonorkan . Dalam penelitian lain, aktivitas antioksidan pada kulit pisang adalah

satu atau lebih elektron kepada radikal bebas. 73,89 % dan pulp 66,45% pada konsentrasi 0,002 ppm.
[1]. Senyawa antioksidan banyak terdapat pada tumbuhan, baik pada
bunga, daun, maupun buah. Tumbuhan mengandung bioaktif Berdasarkan uraian di atas, maka fraksinasi kulit pisang dapat
Senyawa seperti Flavonoid, Alkaloid dan Terpenoid merupakan diformulasikan sebagai sediaan serum gel antioksidan. Serum gel
bahan baku potensial yang dapat digunakan sebagai memiliki kelebihan yaitu dapat memberikan efek yang lebih nyaman dan
antioksidan alami. lebih mudah dioleskan pada permukaan kulit karena viskositasnya yang

Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai antioksidan alami rendah dan bentuknya yang semi transparan. Pengujian antioksidan

adalah kulit Pisang Raja. Kulit pisang sangat jarang digunakan menggunakan metode penangkap radikal bebas dengan menggunakan

karena kulitnya hanya menjadi limbah. Kulit pisang mengandung DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil).
banyak senyawa yang dapat berfungsi sebagai antioksidan alami.
Tabel I. Formulasi Serum Gel Ethyl Acetate Fraksi Kulit Pisang

Ckonsentrasi %
Bahan F1 F2 F3 KN KP
Etil asetat fraksi kulit pisang 0,08 0,16 0,24 - Vit C
karbopol 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
NaOH 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
Gliserin 10 10 10 10 10
natrium metabisulfit 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
metil paraben 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
etanol 3 3 3 3 3
Aqua deion Iklan 100 Iklan 100 Iklan 100 Iklan 100 Iklan 100
KN : Kelompok kontrol negatif
F1 : formulasi dengan konsentrasi 0,08 gram fraksi etil asetat kulit pisang F2 :
formulasi dengan konsentrasi 0,16 gram fraksi etil asetat kulit pisang F3 :
formulasi dengan konsentrasi 0,24 gram fraksi etil asetat kulit pisang

Hak Cipta © 2021 Penulis. Diterbitkan oleh Atlantis Press BV


Ini adalah artikel akses terbuka yang didistribusikan di bawah lisensi CC BY-NC 4.0 -http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/. 310
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Kesehatan, volume 33

dicampur dengan gliserin. Natrium metabisulfit dan NaOH masing-


2. BAHAN & METODE
masing dilarutkan dalam aquadeion. Dimasukkan ke dalam dispersi
karbopol kemudian ditambahkan larutan NaOH terakhir. Selanjutnya
2.1 Bahan proses homogenisasi menggunakan homogenizer dengan
kecepatan sekitar 1200 rpm dan dinaikkan menjadi 1500 rpm.
Kulit pisang diperoleh dari Desa Rempoa, Kecamatan
Baturraden, Kabupaten Purwokerto. Bahan lainnya: vitamin
C, natrium bikarbonat, karbopol, NaOH, gliserin, natrium
metabisulfit, metilparaben, etanol 96%, DPPH, analisis pro 2.2.5 Evaluasi Serum Gel Fraksi Etil Asetat Kulit
metanol, rotary evaporator (IKA) dan viskometer brookfield Pisang
field LV.
2.2.5.1 Pengamatan Organoleptik
2.2 Metode
Pengamatan organoleptik meliputi pengamatan
perubahan bau, bentuk, warna, homogenitas, dan tekstur.
2.2.1 Penentuan Tanaman

Penentuan kulit pisang dilakukan di Laboratorium 2.2.5.2 Pengukuran pH


Lingkungan Fakultas Biologi Universitas Jendral Soedirman,
Uji pH formula dilakukan dengan menggunakan pH stick.
Ini dilakukan dengan mencelupkan tongkat pH ke dalam
sediaan.
2.2.2. Ekstraksi dan Fraksinasi kulit pisang
Kulit pisang dicuci dan dikeringkan dalam lemari 2.2.5.3 Pengukuran Viskositas
pengering. Simplisia kering dihaluskan dengan blender dan
Pengukuran viskositas dilakukan dengan viskometer
diayak dengan ayakan 40 mesh. Ekstraksi simplisia kering
brookfield LV pada spindel 64 dengan kecepatan putaran 50
menggunakan metode maserasi. 500 gram simplisia kering
rpm.
diekstraksi dengan 5000 ml etanol 96%. Ekstrak cair yang
diperoleh dipekatkan menggunakan vacum rotary
evaporator. Ekstrak kemudian difraksinasi dengan etil asetat.
2.2.5.4 Uji Daya Sebar

0,5 gram serum gel diletakkan di atas gelas bundar, lalu


2.2.3 Uji Kandungan Flavonoid dan Tanin ditutup dengan gelas lain yang telah ditimbang. Didiamkan
Pada Etil Asetat Fraksi Kulit Pisang selama 1 menit kemudian diukur diameter olesannya, setelah 1
menit ditambahkan beban 50 gram. Dibiarkan selama 1 menit
2.2.3.1 Uji Flavonoid kemudian diukur kembali diameter olesannya.

Tes Wilstatter 2.2.6 Metode Tes Bersepeda


Fraksi tersebut ditambahkan 2-4 tetes HCl pekat dan 2-3
Gel serum disimpan pada suhu 40C selama 24 jam, kemudian
potongan kecil logam Mg. Perubahan yang terjadi diamati dari
dipindahkan ke oven pada suhu 40 ± 2 Hai C selama 24 jam (satu
kuning tua menjadi oranye [4].
siklus). Pengujian dilakukan dalam 6 siklus kemudian dilakukan
Tes Bate-Smith pengamatan organoleptik (perubahan warna, bau, dan
homogenitas [6].
Fraksi ditambahkan dengan HCl pekat kemudian dipanaskan
selama 15 menit di atas penangas air. Reaksi positif jika memberikan
warna merah [5]. 2.2.7 Uji Aktivitas Antioksidan

2.2.3.2 Uji Tanin 2.2.7.1 Penentuan Panjang Gelombang

0,1 gram fraksi etil asetat kulit pisang adalah 0,01 gram DPPH dilarutkan dalam 250 ml
ditambahkan 10 ml air panas, direbus selama 5 menit, dan metanol (0,004%). 1 ml larutan DPPH 0,004% ditambah dengan 4
disaring. Sebagian filtrat ditambahkan larutan FeCl3 1%. ml metanol, dikocok hingga homogen dan diukur serapannya
Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna hijau pada rentang panjang gelombang 400-800 nm [7].
kehitaman [6].
2.2.7.2 Penentuan Waktu Operasi DPPH
2.2.4 Formulasi serum gel dengan etil asetat Larutan
fraksi kulit pisang. 1 ml larutan DPPH 0,004% ditambah dengan 4 ml
metanol. Kemudian dikocok kemudian diamati serapannya
Rancangan formula serum gel fraksi etil asetat kulit pisang
pada menit ke 5, 10, 15, 20, 25, 30. Dapat menentukan waktu
dapat dilihat pada tabel 1. Karbopol didispersikan dalam air
operasi.
dengan homogenizer dengan kecepatan putaran 1200 rpm
dan metilparaben dilarutkan dalam etanol. Dulu

311
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Kesehatan, volume 33

2.2.7.3 Solusi Kosong 3. HASIL & PEMBAHASAN


Ditambahkan 1 ml larutan DPPH 0,004% ke dalam 10 ml metanol
3.3.1 Penentuan Tanaman
kemudian dihomogenkan dengan cara dikocok.

Hasil penentuan tanaman menunjukkan bahwa


2.2.7.4 Pembuatan konsentrasi fraksi kulit pisang tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit
seri pisang raja ( Musa x paradisiaca L.) dari famili Musaceae.

Fraksi etil asetat kulit pisang ditimbang sebanyak 0,1


gram kemudian dilarutkan dalam 100 metanol. Fraksi etil
3.3.2 Ekstraksi dan Fraksinasi kulit pisang
asetat kulit pisang raja dibuat deret konsentrasi 25, 50, 75, Ekstraksi kulit pisang dilakukan dengan metode
100, dan 125 ppm. maserasi. Hal ini dikarenakan prosesnya tidak menggunakan
panas sehingga dapat menjaga komponen termolabil seperti
2.2.7.5 Persiapan seri konsentrasi larutan uji flavonoid [9]. Dalam metode ini, etanol 96% digunakan sebagai
gel serum pelarut untuk mengekstrak flavonoid dan tanin. Etanol telah
dikenal sebagai pelarut yang baik untuk ekstraksi polifenol
0,01 gram setiap formula gel serum yang dilarutkan dengan
seperti flavonoid dan aman untuk dikonsumsi manusia [10].
10 ml metanol. Deret konsentrasi dibuat 25, 50,
75, 100, dan 125 ppm. Ekstrak kental yang diperoleh dari ekstraksi kulit
pisang adalah 72,29 gram dan nilai randemennya adalah
2.2.7.6 Uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat 14,458%. Ekstrak yang diperoleh berwarna kuning
kulit pisang. kecoklatan, kental, dan berbau khas kulit pisang. Proses
selanjutnya adalah fraksinasi. Fraksi etil asetat kulit pisang
Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan pada semua tebal yang diperoleh sebesar 6,4 gram dan nilai randemen
seri konsentrasi, baik fraksi, preparat, maupun vitamin C sebesar 12,8%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
(kontrol positif) yang telah disiapkan. 2 ml sampel nilai randemen pada proses ekstraksi dan fraksinasi adalah
ditambahkan 2 ml larutan DPPH 0,004% kemudian dibaca kecil. Alasan nilai randemen kecil dilakukan secara bertahap
pada panjang gelombang serapan maksimum. Persentase fraksinasi dan ekstraksi sehingga banyak ditemukan
daya hambat fraksi etil asetat kulit pisang dihitung terhadap senyawa aktif pada pelarut sebelumnya.
radikal bebas DPPH.

Aktivitas antioksidan dapat ditentukan dengan persamaan 3.3.3 Identifikasi Flavonoid dan Tanin dalam
berikut: Etil Asetat Fraksi Kulit Pisang
Solusi ADPPH- ATest
%Inhibisi  x100 3.3.3.1 Uji Flavonoid
ADPPH
% penghambatan = persentase penghambatan antioksidan Tes Wilstatter
Kontrol = absorbansi DPPH Hasil yang diperoleh adalah fraksi etil asetat kulit buah
Larutan Uji = absorbansi larutan uji pisang raja berubah warna dari kuning menjadi jingga kemerahan
(gambar 1). Perubahan warna ini menunjukkan bahwa kulit pisang
2.2.7.7 Pengukuran IC50 mengandung flavonoid. Penambahan HCl pada uji wilstatter
bertujuan untuk menghidrolisis flavonoid menjadi aglikon flavonoid
Selanjutnya data yang diperoleh diolah dengan cara menghidrolisis o-glikosil. Glikosil yang terhidrolisis ini
menggunakan persamaan linier bentuk y = bx + a antara akan digantikan dengan atom H+ dari asam yang memiliki sifat
konsentrasi larutan uji gel serum (x) dengan persentase keelektronegatifan yang kuat. Serbuk Mg yang ditambahkan ke
aktivitas penangkal radikal bebas (y). Persamaan regresi dalam larutan menghasilkan senyawa kompleks. Hal ini ditandai
linier ini digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan dengan perubahan warna menjadi warna merah. Ion magnesium ini
uji gel serum dan vitamin C dapat menghambat 50% akan berikatan dengan senyawa flavonoid yang ada pada fraksi
absorbansi DPPH. tersebut sehingga muncul larutan berwarna merah.

2.2.8 Analisis Hasil


Nilai organoleptik, homogenitas, daya sebar dan pH
dianalisis secara deskriptif. Sementara itu, hasil
dari uji viskositas, uji stabilitas, dan IC50 dianalisis menggunakan
metode One Way Variant Analysis (ANOVA) dengan
tingkat kepercayaan 95%. Aktivitas penangkal radikal bebas
data gel serum dihitung dengan IC50 nilai dan dianalisis
dengan uji one way ANOVA dengan tingkat kepercayaan
dari 95%. Gambar 1 Hasil Tes Wilstatter

312
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Kesehatan, volume 33

Tes Bate-Smith 3.3.5 Uji Fisik Fraksi Serum Gel Etil Asetat
Pada uji bate smith, fraksi etil asetat kulit pisang Kulit Pisang.
menunjukkan hasil positif karena terjadi warna merah tua
(Gambar 2.). Perubahan warna ini menunjukkan bahwa kulit 3.3.5.1 Organoleptik
pisang mengandung flavonoid.
Pemeriksaan organoleptik dilakukan dengan metode
deskriptif. Hasil organoleptik ditunjukkan pada tabel 2.

Meja 2 Uji organoleptik serum gel fraksi kulit pisang


hasil

Hasil

Rumus Homogenitas Daya Sebar


Warna Bau Membentuk

(cm)

Spesifik Homogen
Berawan
F1 pisang setengah padat 6,6±0,1
putih
Bau

Spesifik Homogen
F2 Krim pisang setengah padat 6,6±0,635
Bau

Spesifik Homogen
Lampu
F3 pisang setengah padat 5,9±0,152
cokelat
Bau
Gambar 2 Hasil Tes Bate-Smith
Spesifik Homogen
KN Warna bening Carbopol 6,8±0,152
3.3.3.2 Uji Tanin setengah padat

Bau
Fraksi etil asetat menunjukkan hasil positif pada pengujian Gel serum tanpa fraksi etil asetat (kontrol negatif)
ini karena terjadi perubahan warna hijau kehitaman pada berwarna bening. Variasi konsentrasi fraksi etil asetat kulit
penambahan FeCl3. Mekanisme perubahan warna adalah tanin pisang pada formula tidak mempengaruhi bau serum
bereaksi dengan ion Fe3+ membentuk senyawa kompleks [11]. formula gel. Formula gel serum memiliki bau khas pisang.
Semua serum gel yang dibuat memiliki tekstur yang lembut,
mudah dioleskan, konsistensi semipadat, dan tidak terasa
lengket. Nilai daya sebar menunjukkan bahwa gel mudah
menyebar dengan jumlah geser yang kecil [12].

Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa formula


gel serum tidak terasa kasar atau menggumpal saat
disentuh, dan tidak terdapat serbuk yang kecil sehingga
dapat dikatakan homogen secara fisik. Hal ini menunjukkan
bahwa perbedaan konsentrasi fraksi etil asetat kulit pisang
Gambar 3 Hasil Uji Tanin tidak berpengaruh terhadap homogenitas serum gel.

3.3.4 Formulasi serum gel dengan etil asetat 3.3.5.2 pH Serum Gel
fraksi kulit pisang.
Hasil pengukuran PH ditunjukkan pada Tabel 3 .
Formulasi Formulasi Serum Gel dengan Fraksi Etil Asetat Nilai pH ideal sediaan sesuai dengan pH kulit adalah 4,5-7
Kulit Pisang. Hasil gel serum formula dengan fraksi etil (SNI 16-4399-1996 ). Jika formulasinya terlalu asam, akan
asetat menunjukkan Gambar 4. menyebabkan iritasi kulit. Jika sediaan terlalu basa akan
menyebabkan kulit kering dan bersisik [13]. Berdasarkan
hasil pengukuran pH diketahui bahwa serum gel fraksi etil
asetat kulit pisang memiliki pH yang sesuai dengan
persyaratan sediaan topikal.

Gambar 4 Rumus KP, KN, F1, F2 dan F3.

313
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Kesehatan, volume 33

Tabel 3 Hasil Pengukuran pH Gel Serum persiapan. Berdasarkan tabel di atas, formulasi 1, 2, 3 dan
kontrol negatif tidak mengubah pH (tabel 6). Hasil ini
Rumus pH rata-rata ± SD
menunjukkan bahwa formula gel serum stabil.
F1 4,5 ± 0 Tabel 5 Hasil Uji Stabilitas Organoleptik Serum
Gel Menggunakan Metode Uji Bersepeda
F2 5±0
Pengamatan
F3 5±0
Warna Membentuk

KN 5±0 Rumus
Awal dari Awal dari Siklus-6
Siklus-6
siklus siklus

3.3.5.3 Pengukuran Viskositas Gel Serum


F1 Berawan putihBerawan putih Setengah padat Setengah padat

Tujuan pengukuran viskositas gel serum adalah F2 Krim Krim Setengah padat Setengah padat

untuk mengetahui nilai viskositas suatu formula. Hasil


pengukuran viskositas rata-rata formula serumgel F3 Coklat muda Coklat muda Setengah padat Setengah padat

ditunjukkan pada Tabel 4. KN Jernih Jernih setengah padat setengah padat

Tabel 4 Hasil Serum Gel Viskositas KP Kuning muda Kuning tua setengah padat Cairan

Rumus Viskositas rata-rata (cps) ± SD

F1 12230 ± 199.7498
Tabel 6. Hasil pengujian kestabilan pH dan viskositas serum
F2 13630 ± 635.9245 gel menggunakan metode Cycling Test

Pengamatan
F3 15730 ± 425.6759
pH Viskositas
KN 11340 ± 443.9595 Rumus
Awal dari Awal dari Siklus-6
Nilai viskositas serum gel menurut SNI 16-4399-1996 Siklus-6
siklus siklus
berada pada kisaran 2000-40000 cP. Berdasarkan hasil
pengukuran, keempat serum gel fraksi etil asetat kulit pisang F1 4,5 4,5 12330 11880

memiliki viskositas antara 11340 hingga 15730 cps. Sehingga F2 5 5 13530 11220
dapat disimpulkan bahwa viskositas serum gel memenuhi syarat
ke dalam rentang viskositas. F3 5 5 15270 13470

Perbedaan konsentrasi fraksi etil asetat kulit pisang KN 6 6 10830 8520


berbeda (p<0,05). Semakin tinggi konsentrasi fraksi yang KP 6 7 9870 6060
ditambahkan membuat viskositas semakin besar.

3.3.7 Uji aktivitas antioksidan formula gel serum.


3.3.6 Pengujian Stabilitas Gel Serum Dengan Metode Uji
Bersepeda 3.3.7.1 Hasil Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
(λ max) DPPH
Metode Cycling Test bertujuan untuk menguji stabilitas
formula gel serum dan dilakukan selama 12 hari atau sebanyak Hasil pengukuran menunjukkan bahwa DPPH . maksimum
6 siklus. Metode hasil Cycling Test dapat dilihat pada tabel Panjang gelombang 0,1 mM adalah 517 nm dengan absorbansi 0,899.
5.
Berdasarkan tabel 5, formulasi 1, 2, 3 dan KN
3.3.7.2 Aktivitas Antioksidan Fraksi Etil Asetat Kulit
menunjukkan tidak ada perubahan warna setelah siklus ke-6. Hal ini
Pisang.
menunjukkan bahwa serum serum gel formula stabil. Rumus tetap
Metode DPPH mengukur kemampuan suatu senyawa untuk
dari awal siklus hingga siklus ke-6. Namun pada kontrol positif
menangkap radikal bebas. Kemampuan antioksidan berkaitan dengan
terjadi perubahan saat siklus ke-6, awalnya berwarna kuning muda
kemampuan komponen senyawa untuk mendonorkan elektron atau
menjadi kuning tua dan memiliki nilai viskositas yang rendah (tabel
hidrogen. Setiap molekul dapat menyumbangkan elektron atau hidrogen
VI). Hal ini dikarenakan pada kontrol positif mengandung vitamin C
akan bereaksi terhadap DPPH. Mekanisme ini akan mengubah warna
dapat menyebabkan proses oksidasi dengan adanya oksigen. Hal ini
larutan, dari ungu menjadi kuning [15].
membuat viskositas menurun [14].
Aktivitas antioksidan adalah kemampuan suatu senyawa
PH gel serum diperiksa pada awal dan akhir siklus.
atau ekstrak untuk menghambat reaksi oksidasi yang dapat
Menurut SNI No.164399-1996, kisaran nilai pH sebelum dan
dinyatakan dengan presentasi penyerapan DPPH. Nilai IC50
sesudah uji bersepeda masih dalam batas aman untuk
diperoleh dari hubungan antara persen inhibisi dan
topikal.
konsentrasi [16]. Tabel VII menunjukkan kategori antioksidan

314
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Kesehatan, volume 33

aktivitas sesuai dengan nilai IC50. Tabel 7 menunjukkan hasil [4] Achmad, SA, Kimia Organik Bahan Alam, 1986, Jakarta:
aktivitas antioksidan FI, F2, F3, KN dan KP. Karnunika.
[5] Nugrahani R, Yayuk A dan Aliefman H. Skrining
Meja 7. Kategori Aktivitas Antioksidan Fitokimia dari Ekstrak Buah Buncis Dalam Sediaan
Serbuk. Proses Kimia, hlm 36-42. DOI:
Nilai IC50 (ppm) Kategori Aktivitas Antioksidan
https://doi.org/10.29303/jppipa.v2i1.38
<50 Sangat kuat [6] Ebennezer, E, Uji Stabilitas Fisik dan Pengaruh Vitamin C
terhadap Aktivitas dan Daya Penetrasi Ekstrak Etanol Kulit
50-100 Kuat Manggis (Garcinia mangostanta L.) pada Serum Antikerut,
2015, tesis, Universitas Indonesia.
100-150 Sedang
[7] Lachman, L., Lieberman, HA, dan Kanig, J, Teori dan Praktik
150-200 Lemah Farmasi Industri Edisi ke-3. India: Rumah Penerbitan
Vargheseng, 1986, hlm: 1091-1095.
[8] Izzati, NN, Diniatik., Rahayu WS, Aktivitas Antioksidan
Ekstrak Perasan Daun Manggis (Garcinia mangostana
Tabel 8. Hasil Aktivitas antioksidan L.) Berdasarkan Metode DPPH (2,2 Diphenyl-1-phycryl
hydrazil), Pharmacy, 2012, pp 111-120, DOI:
Formulasi Rata-rata IC 50 (ppm) ± SD
10.30595/pji.v9i3.762
F1 87,947 ± 0,962
[9] Budiarti, A., Ulfah, M. dan Oktania, FA, Aktivitas
Antioksidan Fraksi Kloroform Ekstrak Etanol Daun
F2 84.297 ± 1.165 Sirsak (Annona muricata L.) dan Identifikasi Kandungan
Senyawa, 2014, thesis, Pharmacy fakultas, Universitas
F3 71.257 ± 1.139
Wahid Hasyim, pp.1-6.
KN 205.699 ± 2.455 [10] Do,Quy Diem., Angkawijaya, Artik Elisa., Tran-Nguyen, Phuong
Lan., et al, Pengaruh pelarut ekstraksi terhadap kandungan
KP 55.595 ± 1.727 total fenol, kandungan flavonoid total, dan aktivitas
antioksidan Limnophila aromatica, journal of food and obat
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa serum gel analisis, 2014, hlm. 296-302, DOI :
F1, F2, dan F3 memiliki aktivitas antioksidan yang kuat. doi.org/10.1016/j.jfda.2013.11.001
Serum gel dengan berbagai konsentrasi memiliki aktivitas [11] Marliana SD, Venty S dan Suyono, Skrining Fitokimia dan
antioksidan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan Analisis Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah
kelompok kontrol negatif. Uji statistik One-way ANOVA Labu Siam (Sechium edule Jacq. Swartz) Dalam Ekstrak
menunjukkan bahwa nilai IC50 dari ketiga formula memiliki Etanol, Skripsi, 2005, Fakultas Sains, Universitas Sebelas
Maret.
perbedaan yang signifikan (p<0,05) dibandingkan dengan
[12] Singh, Vijay Kumar., Singh, Praveen Kumar., Sharma,
kontrol negatif. Artinya formula gel serum memiliki aktivitas Purnendu Kumar., dkk, Formulasi Dan Evaluasi Gel
antioksidan. Ketiga formula tersebut jika dibandingkan Topikal Acelofenac Mengandung Piparine, pp 5266-5279
dengan kontrol positif menunjukkan perbedaan yang [13] Harborne, JB, Metode Fitokimia, 1987, Newyork:
signifikan (p<0,05). Serum gel fraksi etil asetat kulit pisang Chapman dan Hall.
pada semua konsentrasi memiliki aktivitas antioksidan yang [14] Gozali, Formulasi Krim Pelembab Wajah yang Menggunakan
lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol positif. Tabir Surya Nanopartikel Zink Oksida Salut Silikon, Farmaka,
Hal ini diperkirakan karena pelepasan zat aktif yang tidak 2005, hlm. 37-47.
[15] Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Farmakope
memadai dari basa ketika bereaksi dengan DPPH.
Indonesia, Edisi IV, 1995, Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
[16] Nihlati, AI, Abdul, R., dan Triana, H, Daya Aktivitas Rimpang
4. KESIMPULAN Temu Kunci (Boesenbergia pandurate (Roxb.) Schlecth)
dengan Metode Penangkapan Radikal Bebas DPPH,
Fraksi etil asetat kulit pisang dapat diformulasikan dalam 2011, Yogyakarta: UGM Press.
bentuk gel serum dan memiliki nilai sifat fisik, daya sebar, [17] Andarwulan, N., Wijaya, H., Cahyono, DT, Antioksidan aktivitas
dari
pH, dan viskositas yang baik. Gel serum stabil terhadap uji Daun Sirih (Piper betle L.)". Teknologi dan Industri Pangan,
siklus dan F3 adalah formula yang memiliki nilai antioksidan 1996, hlm.29-30.
yang besar. [18] Muawwanah, Isolasi, Uji Aktivitas Antioksidan dan
Toksisitas Fraksi Polisakarida dari Alga Merah (Glacilaria
verrucosa), 2015, Skripsi, Fakultas Sains, Universitas
REFERENSI Hasanudin
[19] Noviana, W,S, Uji aktivitas antioksidan dari ekstrak bekatul
[1] Sayuti, K dan Yenrina, R, Antioksidan Alami dan Sintetik, padiketan merah dan hitam(oryza sativa L. Var. Glutinosa) dan
2015, Padang: Pers Universitas Andalas. formulasinya dalam sediaan krim. Farmasi, 2016, hlm.101-
[2] Rohmiyati, Septina, Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi Etil 116.
Asetat Ekstrak Etanol Kulit Pisang Raja (Musa paradisiaca
var. Raja) dengan Metode DPPH (1,1difenil-2-pikrilhidrasil)
Beserta Identifikasi Senyawa Flavonoid, thesis, 2016,
Universitas Wahid Hasyim.
[3] Someya, SY Yoshiki and K. Okubo., Senyawa antioksidan
dari pisang (Musa cavendish), Food Chemistry, 2002, hlm.
351-354, DOI : doi.org/10.1016/S0308-8146(02)00186-3

315

Anda mungkin juga menyukai