Anda di halaman 1dari 6

Farmaka 361

Suplemen Volume 16 Nomor 1

REVIEW: PEMANFAATAN KULIT BUAH RAMBUTAN (Nephelium lappaceum Linn)


SEBAGAI SEDIAAN FUNGSIONAL

Hanifa Olgha Rizka, Nyi Mekar Saptarini


Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang km 21 Jatinangor 45363
rizkahanifa@gmail.com

ABSTRAK
Rambutan (Nephelium lappaceum L.) merupakan buah tropis musiman dengan masa panen
bulan Desember hingga Februari. Daging buah ini kaya akan vitamin bagi tubuh manusia
terutama vitamin C dan disukai oleh masyarakat karena bentuknya yang unik (berambut) dan
rasa daging buahnya yang manis. Namun, konsumsi buah rambutan ini menyumbang limbah
yang cukup banyak; terutama kulit dan biji. Pada beberapa penelitian, bagian rambutan yang
dianggap limbah ini memiliki aktivitas yang bermanfaat, seperti antibakteri, antioksidan,
antidiabetes hingga antikanker. Untuk kenyamanan penggunaan, kulit dari buah rambutan ini
dibuat menjadi sebuah sediaan yang aplikatif dan familiar dalam kehidupan masyarakat kini.
Ulasan ini memberikan informasi mengenai sediaan fungsional dari kulit buah rambutan dan
menjadi ide berkelanjutan untuk penelitian kulit buah rambutan dan aplikasinya.
Kata Kunci : Kulit buah rambutan, sediaan fungsional, Nephelium lappaceum L.

ABSTRACT
Rambutan (Nephelium lappaceum L.) is a seasonal tropical fruit with harvest period from
December to February. The flesh is rich in vitamins for human body, especially vitamin C and
favored by people because of its unique shape (hairy) and its sweet fruit flesh. However, the
consumption of this fruit contributes considerable amount of waste; especially skin and seeds.
In some studies, the part of rambutan wasted has beneficial activities, such as an
antibacterial, antioxidant, antidiabetic and anticancer. For the convenience of use, the skin of
this fruit made into an applicative and familiar preparation in today’s era. This review
provides information on the functional preparations of rambutan fruit peel and an alternative
idea for rambutan peel research and its application.
Keyword : Rambutan peel, functional preparation, Nephelium lappaceum L.
Diserahkan: 4 Juli 2018, Diterima 4 Agustus 2018

PENDAHULUAN cahaya, manis, berair dan menempel pada


Rambutan (Nephelium lappaceum biji (Arenas, et al., 2010). Beberapa
L.) merupakan buah tropis dari famili aktivitas biologis buah rambutan dan
Sapindaceae. Buahnya berbentuk bulat bagiannya (kulit dan biji) beserta
telur, dengan perikarp merah atau kuning komposisi kimia telah dilaporkan seperti
yang ditutupi duri lunak bervariasi warna antidiabetes, antikanker, antioksidan
dari hijau, kuning hingga merah. Rambutan karena adanya flavonoid dan polifenol,
memiliki daging yang dapat dimakan (kaya antibakteri karena adanya fenol (polifenol)
vitamin C) berwarna putih atau tembus dan saponin (Thitilertdecha, et al., 2008)
Farmaka 362
Suplemen Volume 16 Nomor 1

serta anti-inflamasi karena adanya asam 2017). Analisis senyawa fenol dalam kulit
elagat, korilagin dan geraniin (Mistriyani, buah rambutan menggunakan
et al., 2018). spektrofotometer UV-Vis dengan metode
Rambutan memiliki potensi yang Folin-Coicalteu memberikan hasil sebesar
tinggi dan penggunaan sediaan herbal 39,78% (Swantara, et al., 2017).
diminati oleh masyarakat sehingga penulis Sediaan Fungsional dari Kulit Buah
tertarik untuk mengulas sediaan-sediaan Rambutan
fungsional dari kulit buah rambutan. Hal a. Masker Gel Peel-Off
ini karena dalam konsumsi buah rambutan, Senyawa flavonoid mempunyai
bagian kulit menyumbang limbah lebih potensi sebagai antioksidan sebab
besar dibandingkan bagian bijinya. mempunyai gugus hidroksil yang
POKOK BAHASAN melekat pada cincin karbon aromatik
Kandungan Senyawa Kulit Rambutan sehingga dapat menangkap radikal
Analisis fitokimia metode Harborne bebas yang dihasilkan dari reaksi
bertujuan untuk mengetahui kandungan peroksidasi lemak dengan
metabolit sekunder dari suatu sampel. menyumbangkan satu atom hidrogen
Hasil analisis kulit buah rambutan untuk menstabilkan radikal peroksi
memberikan hasil positif untuk terpenoid lemak (Hamid, et al., 2010).
dan alkaloid (Wardhani & Supartono, Adanya kandungan flavonoid
2015), flavonoid, polifenol, saponin, dalam kulit buah rambutan, menjadi
triterpenoid dan steroid pada kulit buah dasar dibuatnya sediaan masker gel
rambutan dengan dominan senyawa peel-off. Pembuatan masker gel ini
polifenol (Zulhipri, et al., 2012), serta menggunakan metode ekstraksi
tanin ditandai dengan terbentuknya warna dengan senyawa metanol yang
hitam kebiruan (Alina, et al., 2017). divaporasi dan dibuat dalam empat
Pada uji kandungan senyawa dengan formula berbeda. Pada pengujian
metode KLT (Kromatografi Lapis Tipis) sediaan, dilakukan uji flavonoid yang
yang dibandingkan dengan standar, kulit memberikan hasil positif (warna
buah rambutan mengandung flavonoid merah) pada ekstrak kental kulit
karena memiliki warna dan Rf yang rambutan, uji in vitro aktivitas
mendekati standar (flavonoid) pada sinar antioksidan dengan metode DPPH
tampak, sinar UV dan visibel (Suparmi, et (1,1-Difenil-2-pikrilhidrazil) dan uji in
al., 2012); mengandung tanin karena vivo berupa uji iritasi menggunakan
menghasilkan warna dan Rf yang sama kelinci. Hasil penelitian menunjukkan
dengan standar (asam galat) (Alina, et al., formula keempat (0,25% b/b ekstrak)
Farmaka 363
Suplemen Volume 16 Nomor 1

lebih baik dari formula lainnya karena serta uji aktivitas antioksidan dengan
memiliki aktivitas antioksidan terbesar IC50 12,359 ppm (Syamsidi, 2014).
dengan IC50 6,598 g/mL, tidak d. Gel Hand Sanitizer
menyebabkan edema dan terjadi Polifenol memiliki banyak gugus
eritema dengan angka terkecil (Murti, fenol. Fungsi fenol sebagai antibakteri
et al., 2016). adalah bakteriosida dan bakteriostatik.
b. Tablet Effervescent Penghambatan pertumbuhan koloni
Kulit buah rambutan dapat dibuat bakteri disebabkan oleh konsentrasi
menjadi tablet effervescent yang tinggi fenol mampu menekan sejumlah
berkhasiat sebagai antioksidan karena faktor virulensi mikroba seperti
adanya kandungan flavonoid. Ekstrak penghambatan pembentukan biofilm,
kental kulit buah rambutan mereduksi ligan adhesi inang dan
dikeringkan menggunakan aerosol netralisasi racun bakteri sehingga
sehingga menjadi serbuk dan dibuat sejumlah sistem enzim bakteri
menjadi tiga variasi formula. Evaluasi terinaktivasi (Daglia, 2012)(Volk &
sediaan meliputi uji keseragaman Wheeler, 1988). Mekanisme saponin
bobot, kerapuhan, kekerasan, sebagai antimikroba adalah
kelarutan, dan tanggap rasa serta uji penghambatan melalui pembentukan
aktivitas antioksidan dengan metode senyawa kompleks dengan membran
DPPH. Penelitian menunjukkan sel dalam ikatan hidrogen yang dapat
formula ketiga (29,53% ekstrak) lebih menghancurkan permeabilitas dinding
baik dari formula lainnya dengan sel bakteri dan menyebabkan kematian
aktivitas antioksidan sebesar 131 ppm sel bakteri (Noer & Nurhayati, 2006).
(Khumaida, et al., 2017). Kandungan polifenol serta
c. Krim saponin pada kulit buah rambutan
Kulit buah rambutan juga dapat sebagai zat antibakteri, mendasari
dibuat menjadi sediaan krim pembuatan sediaan gel hand sanitizer.
antioksidan karena adanya flavonoid. Kulit buah rambutan diekstraksi
Ekstrak kulit buah rambutan dengan pelarut etanol dan divaporasi
divaporasi dan diformulasikan dalam untuk dibuat dalam empat formula
tiga variasi formula. Evaluasi sediaan berbeda dengan carbopol sebagai
meliputi uji organoleptis, tipe krim, gelling-agent. Hasil dari evaluasi
pH dan viskositas. Hasil penelitian sediaan ini menunjukkan formula
menunjukkan formula pertama (1% pertama (0,5% ekstrak) lebih baik dari
ekstrak) lebih baik dalam hal stabilitas formula lainnya terkait viskositas,
Farmaka 364
Suplemen Volume 16 Nomor 1

waktu kering, tampilan warna pada uji Antosianin merupakan golongan


organoleptis, diameter hambat senyawa flavonoid yang terdistribusi
terhadap bakteri E. coli dan S. aureus secara luas dalam tanaman. Flavanol,
pada uji aktivitas antibakteri, efektif flavanon, flavon, flavonol, dan flavon-
menghilangkan bakteri berdasarkan 3-ol merupakan kelas tambahan
jumlah bakteri sebelum dan sesudah flavonoid dalam oksidasi antosianin.
penggunaan hand sanitizer dalam uji Antosianin terakumulasi dalam sel-sel
efektivitas pada tangan manusia secara epidermal dari akar, buah dan daun
visual (Selvia, et al., 2015). serta termasuk pigmen yang larut
e. Emulgel dalam air (Harborne, 1987). Hasil
Senyawa polifenol memiliki survei BPOM menyatakan bahwa
aktivitas antioksidan selain aktivitas industri kosmetik, makanan dan
antibakteri. Senyawa fenol akan minuman memerlukan pewarna
bereaksi dengan radikal bebas (ROO-) jingga, merah dan merah-keunguan
menghasilkan ROOH dan radikal sehingga menggunakan pewarna
fenol yang relatif tidak aktif. Radikal sintetis yang berbahaya seperti
fenol kemudian bereaksi dengan amaranth, metanil kuning, rhodamin
radikal bebas (ROO-) membentuk B, merah K3 dan K10 (Saati, et al.,
senyawa non-radikal (Saxena, et al., 2011). Antosianin dari kulit buah
2013). rambutan dapat menggantikan
Adanya senyawa polifenol yang penggunaan pewarna sintetik tersebut.
berfungsi sebagai antioksidan menjadi Ekstrak kental kulit buah
dasar dibuatnya sediaan emulgel yang rambutan dijadikan bahan dasar
berfungsi sebagai anti penuaan dini. pembuatan sediaan dan dibuat dalam
Serbuk kulit buah rambutan enam formula yang berbeda. Evaluasi
diformulasikan dalam dua variasi sediaan meliputi uji stabilitas,
formula dengan gelling-agent homogenitas, oles, daya sebar, daya
carbomer 941. Evaluasi sediaan ini lekat, pH, tipe krim, uji iritasi
berupa uji organoleptik, daya sebar, menggunakan subjek manusia serta uji
viskositas, pH stabilitas. Hasil hedonik/kesukaan. Hasil menunjukkan
menunjukkan formula pertama (0,6% formula kelima (8% ekstrak) lebih
ekstrak) direkomendasikan karena unggul dari formula lainnya dalam
viskositas, daya sebar, pH dan segi uji homogenitas, daya sebar, uji
stabilitasnya baik (Rusli, 2012). iritasi dan uji hedonik (Amelia, et al.,
f. Lip Cream 2017).
Farmaka 365
Suplemen Volume 16 Nomor 1

SIMPULAN Khumaida, A., Mulyawati, D., Irawati, I.,


Prawati, N. & Amrillah, F. 2017.
Kulit buah rambutan mengandung
Formulasi Tablet Effervescent
beberapa senyawa metabolit sekunder Berbahan Baku Ekstrak Kulit Buah
Rambutan (Nephelium lappaceum)
dominan seperti polifenol, saponin,
Sebagai Antioksidan. Indonesian
flavonoid, dan tanin. Senyawa metabolit Journal of Pharmaceutical Science
and Technology, 6(1): 27-36.
sekunder tersebut memiliki aktivitas yang
Mistriyani, Riyanto, S. & Rohman, A.
menjadi dasar untuk pembuatan sediaan 2018. Antioxidant Activities of
Rambutan (Nephelium lappaceum L)
fungsional seperti masker gel peel-off, gel
Peel In Vitro. Food Research, 2(1):
hand sanitizer, lipcream, krim, emulgel 119-123.
Murti, R. W., Praditia, N. A., Hadifa, H.
dan tablet effervescent.
U., Kurniasih, R., Naqi, F. &
DAFTAR PUSTAKA Wijayanti, R. 2016. Aktivitas
Antioksidan dan Uji Iritasi Sediaan
Alina, R., Hidayati, S. N., Antares, D. A., Masker Gell Peel-Off Ekstrak Metanol
Fuadah, F. S. & Wijayanti, R. 2017. Kulit Buah Rambutan (Nephelium
Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi Kulit lappaceum L.). Jurnal Ilmu Farmasi
Buah Rambutan (Nephellium dan Farmasi Klinik, 13(1): 32-38.
lappaceum L.) dalam Menghambat Noer, I. S. & Nurhayati, L. 2006.
Pertumbuhan Bakteri E. coli Penyebab Bioaktivitas Ulva reticulata F. Asal
Diare. Media Farmasi Indonesia, Gili Kondo Lombok Timur Terhadap
12(2): 1210-1217. Bakteri. Jurnal Biotika, 5(1): 45-60.
Amelia, N., Safitri, M. & Kuncoro, B. Rusli, T. R. 2012. Ekstrak Kulit Rambutan
2017. Pengembangan Formulasi dan (Nephelium lappaceum L.) Sebagai
Evaluasi Sediaan Lipcream Ekstrak Anti Penuaan Dini dalam Bentuk
Kulit Buah Rambutan (Nephelium Emulgel. Ebers Papyrus, 18(2) : 101-
lappaceum Linn) Sebagai Pewarna 112.
Bibir. Farmagazine Jurnal Ilmiah Saati, E. A., Theovilla, R. R. D., Simon, B.
Farmasi, 4(1): 26-34. W. & Aulanni’, A. M. 2011.
Arenas, M. G. H., Angel, D. N., Damian, Optimalisasi Fungsi Pigmen Bunga
M. T. M., Ortiz, D. T., Díaz, C. N. & Mawar Sortiran Sebagai Zat Pewarna
Martinez, N. B. 2010. Characterization Alami dan Bioaktif pada Beberapa
of Rambutan (Nephelium lappaceum) Produk Industri. Jurnal Teknik
Fruits from Outstanding Mexican Industri, 12(2): 133–140.
Selections. Rev. Bras. Frutic., 32(4): Saxena, M., Saxena, J., Nema, R., Singh,
1-7. D. & Gupta, A. 2013. Phytochemistry
Daglia, M. 2012. Polyphenols as of Medicinal Plants. J Pharmacog
Antimicrobial Agents. Current Phytochem, 1(6): 168-182.
Opinion in Biotechnology, 23(2): 174- Selvia, W. R., Mulyanti, D. &
181. Fitrianingsih, S. P. 2015. Formulasi
Hamid, A. A., Aiyelaagbe, O. O., Usman, Sediaan Gel Handsanitizer Ekstrak
L. A., Ameen, O. M. & Lawal, A. Kulit Buah Rambutan (Nephelium
2010. Antioxidant : Its Medical and lappaceum L.) serta Uji Aktivitasnya
Pharmacological Applications. African Terhadap Bakteri Escherichia coli dan
Journal of Pure and Applied Staphylococcus aureus. Bandung,
Chemistry, 4(8): 142-151. Prosiding KNMSA: 351-355.
Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia : Suparmi, Anshory, H. & Dirmawati, N.
Penuntun Cara Modern Menganalisis 2012. . Uji Aktivitas Antioksidan
Tumbuhan. Bandung: ITB, hal. 1-354. Ekstrak Etanol Kulit Buah Rambutan
Farmaka 366
Suplemen Volume 16 Nomor 1

(Nephelium lappaceum L.) dengan and Antibacterial Activities of


Metode Linoleat-Tiosianat. Jurnal Nephelium lappaceum L. Extracts.
Ilmiah Farmasi, 9(1): 1-11. Food Science and Technology, 41(10):
Swantara, I. M. D., Rachman, R. F. & 2029-2035.
Puspawati, N. M. 2017. Aktivitas Wardhani, R. A. P. & Supartono. 2015. Uji
Antipiretik Ekstrak Etanol Kulit Buah Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit
Rambutan (Nephelium lappaceum L) Buah Rambutan (Nephelium
Secara In Vivo dan Kandungan lappaceum L.) pada Bakteri.
Fenolik Totalnya. Jurnal Kimia, 11(2): Indonesian Journal of Chemical
107-112. Science, 4(1): 46-51.
Syamsidi, A. 2014. Pengaruh Variasi Zulhipri, Boer, Y. & Dyaningtyas, R. P.
Ekstrak Metanol Kulit Buah 2012. Kandungan Fitokimia dan Uji
Rambutan (Nephelium lappaceum L.) Aktifitas Antioksidan Ekstrak Metanol
Terhadap Kestabilan Fisik Krim Kulit Rambutan (Nephelium
Antioksidan. Online Jurnal of Natural lappaceum L.) Varietas Binjai dan
Science, 3(2): 1-9. Lebak Bulus. JRSKT, 2(2): 156-161.
Thitilertdecha, N., Teerawutgulrag, A. &
Rakariyatham, N. 2008. Antioxidant

Anda mungkin juga menyukai