ml (vial)
Tujuan:
1. Mempelajari cara pembuatan sediaan steril dengan bahan aktif yang
mudah teroksidasi.
2. Melakukan sterilisasi sediaan injeksi dengan metode filtrasi (dengan
menggunakan teknik aseptik.
I. Praformulasi
1. Tinjauan Farmakologi Bahan Obat
Indikasi
Antihistamin (FI III, hal.228)
Kondisi alergi termasuk urtikaria, angiodema (Martindale 36th,
hal.577)
Kontra indikasi
Penderita asma, bayi prematur, ibu hamil dan menyusui,
pasien yang hipersensitif (Martindale 36th, hal 562).
Efek samping
Hipotensi, sakit kepala, gangguan GI track, gangguan darah,
stimulasi sistem saraf, retensi urin (Martindale 34th, hal.420).
2. Tinjauan Sifat Fisikokimia Bahan Obat
Kelarutan
1:1 dalam air
1:2 dalam alkohol
(Martindale 36th ed, p. 577)
Stabilitas
Terhadap cahaya: tidak stabil berubah menjadi gelap jika
terkena cahaya (Martindale 28th ed, p.1311).
Terhadap suhu: tidak stabil, titik lebur 167ºC-172ºC disimpan
pada suhu 15ºC - 30ºC (Martindale 28th, hal. 1311).
Terhadap pH: stabil pada pH 4-6,5 (Martindale 28th, hal.
1312).
Terhadap oksigen: tidak stabil, mudah teroksidasi, disimpan
dalam wadah kedap udara (Martindale 28th, hal.1311).
Inkompatibilitas
Diphenhydramin HCl inkompatibel dengan amphoterisin B,
Cefmetazol Sodium, Cefalatin Sodium, Hidrokarbon, Sodium
Succinat, golongan barbiturat, larutan alkali dan asam kuat
(Martindale 36th, hal. 577).
Cara penggunaan dan dosis: Diphenhydramine HCl diberikan secara
injeksi yaitu i.m. dan i.v. dengan konsentrasi 1% - 5% . Dosis lazim
10-50 mg meskipun begitu 100 mg juga dapat diberikan. Tidak lebih
dari 400 mg selama 24 jam (Martindale 36th, hal.578).
II. Formulasi
1. Permasalahan dan penyelesaian
Tidak stabil terhadap udara. Oleh karena itu ditambah antioksidan
dan disimpan dalam wadah kedap udara.
Tidak stabil terhadap cahaya. Oleh karena itu disimpan dalam vial
coklat (terlindung dari cahaya).
Pemanasan dapat menimbulkan degradasi. Oleh karena itu sterilisasi
dengan cara filtrasi.
Sediaan dapat mengiritasi, maka sediaan dibuat isotonis.
Sediaan multiple dose ditambah pengawet seperti Benzalkonium
klorida.
2. Formula yang didapat dan yang terpilih
R/ Diphenhydramine HCl 50 mg
Benzalkonium klorida 0,1 mg
Aqua pro injeksi ad 1ml
(Handbook of Injectable Drug, 14 ed, p. 535)
R/ Diphenhydramine HCl 10 mg
Aqua pro injeksi ad 1 ml
(Formularium Nasional, ed 2, hal. 113)
R/ Diphenhydramine HCl 1 %
NaCl 625 mg
Aqua pro injeksi ad 100 ml
(USP XXII, p.459)
III. Pelaksanaan
a. Penyiapan alat
No Nama Alat Ukuran Jumlah Cara Sterilisasi & Suhu Waktu
1 Kaca Arloji Ɵ 5cm 3
2 Kaca Arloji Ɵ 8cm 1
3 Beaker Gelas 50ml 2
4 Beaker Gelas 100ml 2
5 Erlenmeyer 50ml 1
6 Erlenmeyer 100ml 1
7 Pengaduk Kaca standard 2 Oven 180oC 30 menit
8 Pinset standard 4
9 Tara & Wadah standard 1 set
10 Anak Timbangan standard 1 set
11 Sendok Porselen standard 1
12 Sendok Logam standard 2
13 Vial coklat 10 ml 2
14 Kantong Alat - - - -
15 Kantong Sampah 2x modul 2
16 Aluminium foil 8x8 cm 2 Oven 180°C 30 menit
17 Aluminium foil 10x10 cm 2
Corong & Kertas
18
Saring Ɵ 5ml 2
19 Gelas Ukur 10ml 2 Otoklaf 115°C 30 menit
20 Gelas Ukur 25ml 1
21 Gelas Ukur 5 ml 1
sudah steril dengan
22 Spuit Injeksi -
10ml 1 radiasi
23 Pipet Tetes panjang 4
24 Pipet Tetes pendek 4
25 Tutup vial (karet) - 2
Filter holder &
26
membrane filter 0,22 μm 1
27 Tali 20 cm 4
Otoklaf 115ºC 30 menit
28 Larutan BAK 0,01% 50 ml 1 botol
29 Jas praktikum - 1
30 Tutup kepala - 1
31 Masker - 1
1
32 Sarung tangan
- pasang
Ruang II
1. Bersihkan meja dengan alkohol 70% dan dilap dengan kasa steril.
2. Nyalakan api spiritus.
3. Tara kaca arloji bertutup, timbang 250mg Diphenhydramine HCl
(kelarutan dalam air 1:1 → FI III, hal. 288), lalu tutup dengan kaca
arloji.
4. Tara kaca arloji, timbang Na Metabisulfit 50mg dengan kaca arloji di
timbangan milligram
5. Tara kaca arloji, timbang NaCl 158 mg (kelarutan 1: 2,8 → FI III, hal.
403) ditutup dengan kaca arloji.
Ruang I
Hasil Bubble Point Test: 6 ml, gelembung udara keluar dari bawah. pH:
5,0
IV. Pembahasan
Tahapan pembuatan sediaan steril injeksi Diphenhydramine HCl diawali
dengan proses sterilisasi. Sterilisasi yang dilakukan pada praktikum ini
meliputi 2 cara sterilisasi, yaitu dengan cara sterilisasi basah menggunakan
otoklaf dan sterilisasi kering dengan menggunakan oven. Alat-alat yang
disterilkan menggunakan otoklaf antara lain pipet, gelas ukur, corong dan
kertas saring, filter holder dan membrane filter, tutup vial, dan tali. Sedangkan
alat-alat yang disterilkan menggunakan oven meliputi kaca arloji, beaker glass,
erlenmeyer, pengaduk kaca, pinset, tara dan wadah, anak timbangan, sendok
porselen/logam, vial coklat, kantong sampah, aluminium foil. Pemilihan cara
sterilisasi di atas tentunya disesuaikan dengan alat yang akan disterilkan.
Pembuatan sediaan kali ini juga dilakukan dalam Ruang I oleh karena itu
perlengkapan praktikan seperti jas praktikum, masker, penutup kepala, dan
sarung tangan juga harus disterilkan.
Untuk alat-alat yang tidak tahan panas dimana keberadaan panas dapat
mengubah presisi dan akurasi dari pengukuran alat tersebut, maka digunakan
pemanasan dengan otoklaf pada suhu 115oC selama 30 menit.Sedangkan untuk
alat-alat yang tahan panas, digunakan sterilisasi dengan menggunakan oven
pada suhu 180oC selama 30 menit. Tujuan sterilisasi alat-alat praktikum yang
digunakan ini adalah untuk meminimalisir jumlah mikroba yang dapat
mengkontaminasi dan mengganggu sediaan yang akan dibuat. Dalam
pembuatan sediaan Diphenhydramine HCl ini digunakan larutan BAK 0,01%
sebagai pelarut. Pelarut BAK 0,01% yang digunakan dalam pembuatan sediaan
steril ini juga perlu disterilkan. Cara sterilisasi yang dipilih untuk mensterilkan
larutan BAK 0,01% adalah dengan menggunakan cara basah yaitu dengan
otoklaf pada suhu 121oC selama 30 menit. Proses sterilisasi semua komponen
bahan maupun alat yang akan digunakan selama praktikum dilakukan di ruang
3 sebelum nantinya alat-alat tersebut digunakan di Ruang II. Sebelum bekerja
di Ruang II, praktikan juga harus melakukan pencucian karet dan pencucian
alat-alat yang akan digunakan sebelum disterilkan. Pencucian karet
menggunakan metofe Huizinga dimana pada pelaksanaannya tidak semua
tahapan dilakukan. Tahapan pencucian karet yang dilakukan adalah merendam
karet dengan larutan tepol 1% dan larutan Na karbonat 0,5% di beaker glass.
Setelah karet pipet dan karet penutup botol terendam, beaker yang berisi karet
dan larutan pencuci tersebut dipanaskan di atas kompor dan ditunggu 15 menit
terhitung setelah campuran tersebut mendidih. Setelah itu, rendaman karet
tersebut dibilas dengan aqua pro injeksi dan etanol beberapa kali sampai
didapatkan larutan yang jernih. Setelah itu, pipet karet dan tutup botol karet
direndam kembali dengan aqua pro injeksi, lalu beaker ditutup dengan
perkamen. Proses selanjutnya adalah proses pencucian dengan otoklaf pada
suhu 110oC selama 20 menit. Setelah itu, karet pipet dan karet tutup botol siap
untuk dipasangkan ke alatnya (pipet dan botol) untuk disterilkan. Alat-alat lain
yang akan disterilisasi harus dicuci terlebih dahulu dengan menggunakan
larutan tepol, lalu dibilas dengan menggunakan air lalu dikeringkan dalam
posisi terbalik dalam oven dengan suhu 100oC kira-kira 15 menit. Alat-alat
yang sudah dikeringkan ini siap untuk disterilisasi pada tahap selanjutnya.
Saran :
- Perlu dilakukan evaluasi yang lain untuk mengetahui apakah sediaan yang
dibuat sudah memenuhi persyaratan mutu dan kualitas atau belum.
- Praktikan perlu lebih terampil dalam bekerja untuk dapat menghasilkan
sediaan steril yang memenuhi persyaratan.