I. JUDUL
Formulasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Hand and Body Lotion Ekstrak
Etanol Kulit Pisang Kepok (Musa balbisiana) dengan Metode DPPH (1,1-Difenil-
2-Picrylhidrazyl)
II. INTISARI
sebagai antioksidan dengan IC50 ekstrak etanol pisang kepok sebesar 15,00 µg/ml.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan formulasi dan uji aktivitas antioksidan
ekstrak etanol kulit pisang kepok pada sediaan hand and body lotion.
Ekstrak etanol kulit pisang dibuat dengan metode maserasi dengan pelarut
etanol 70%. Antioksidan ekstrak etanol kulit pisang kepok dibuat sediaan Hand
And Body Lotion tipe M/A karena cocok dalam melindungi kulit. Hand And
kimiaseperti uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji daya
pada panjang gelombang 380-780nm. Hasil evaluasi uji karakteristik fisika kimia
Kata kunci : pisang kepok, hand and body lotion, antioksidan, dan DPPH.
2
Pertahanan pertama yang dimiliki oleh tubuh adalah barier mekanik, dengan
adanya kulit. Kulit merupakan organ yang menutupi seluruh tubuh manusia dan
mempunyai fungsi untuk melindungi tubuh dari pengaruh luar (Sari, 2015). Proses
kerusakan kulit ditandai dengan munculnya keriput, sisik, kering, dan pecah-
pecah (Purwaningsih, 2014). Salah satu hal yang menyebabkan kerusakan kulit
adalah radikal bebas berupa ultraviolet (Maysuhara, 2009). Dalam kondisi yang
dari kulit kemerahan, pigmentasi, bahkan dalam waktu lama menyebabkan resiko
kanker (Wungkana dkk., 2013). Oleh karena itulah diperlukan penangkal ancaman
bahaya radikal bebas yang dapat menimbulkan kerusakan pada kulit (Sari, 2015).
sediaan yang berkhasiat sebagai antioksidan. Menurut Baskar (2011), kulit pisang
merupakan senyawa kimia yang sangat berguna bagi tubuh manusia saat ini. Oleh
produksi radikal bebas di tubuh manusia yang dapat menyebabkan penyakit dan
bebas, maka diperlukan formula Hand and Body lotion dengan menggunakan
3
bahan alami berupa ekstrak etanol kulit pisang kepok. Antioksidan dari ekstrak
etanol kulit pisang kepok dibuat sediaan Hand and Body lotion tipe M/A. Sifat
lotion tipe M/A umumnya mudah dicuci dengan air, tidak tembus cahaya dan
tidak mudah kering (Faramayuda, 2010). Kelebihan lotion tipe M/A yaitu
pelepasan obatnya baik karena jika digunakan pada kulit maka akan terjadi
penguapan dan peningkatan konsentrasi dari suatu obat yag larut dalam air
Hasil penelitia Dewi tahun 2014 dengan konsentrasi ekstrak tiap formula
yaitu: FI (10%), FII (15%), dan FIII (20%) bahwa aktivitas antioksidan tertinggi
dimiliki losion formula III dengan konsentrasi ekstrak 20% dan merupakan
formulasi yang tepat untuk menghasilkan sediaan losion dengan kualitas yang
baik karena memiliki pH, tingkat viskositas dan indeks iritasi yang lebih baik
formula yaitu: FI (0.2%), FII (0.4%), dan FIII (0.8%) bahwa dari formula I, II,
dan III didapatkan hasil pH netral yaitu 5-6, sehingga memenuhi persyaratan pH
kulit antara 4-7. formula III menghasilkan daya lekat paling lama dan stabil
dibandingkan dengan formula lainnya. Hal ini menunjukan bahwa formulasi III
Hasil penelitian Bulan dkk 2014 dengan konsentrasi ekstrak tiap formula
yaitu: FI (18,50g), FII (20,50g), dan FIII (22,50g) bahwa Semakin tinggi
konsentrasi ekstrak dalam lotion, semakin tinggi pula daya lekat, viskositas, dan
aktivitas antioksidan.
4
Menurut Baskar dkk (2011) bahwa aktivitas antioksidan etanol kulit buah
dari sembilan varietas pisang ditentukan dengan pengujian DPPH, ABTS dan
lipid peroksidasi. Ekstrak etanol kulit pisang dari varietas balbisiana dengan
yaitu 98,19%. Menurut Fidrianny (2017) nilai IC50 ekstrak etanol pisang kepok
sebesar 15,00 µg/ml yang berarti menunjukkan kekuatan antioksidan sangat kuat.
kepok pada sediaan hand and body Lotion terhadap aktivitas antioksidan?
melakukan formulasi dan uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol kulit pisang
kepok pada sediaan hand and body lotion, sehingga dapat dikembangkan kulit
A. Pisang
1. Klasifikasi Tanaman
tanaman ini mudah tumbuh di daerah tropis. Pisang kepok memiliki kulit buah
yang sangat tebal dan berwarna hijau kekuningan saat buah sudah matang dengan
daging buah bertekstur agak keras dan aroma yang kurang harum (Cahyono,
2009). Pisang kepok dapat dilihat pada Gambar 1. Klasifikasi dari pisang kepok
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Kelas : Scitaminae
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
2. Morfologi
lingkar batang 40-50 m berwarna hijau dengan sedikit atau tanpa coklat
kehitaman, panjang daun 180 cm, lebar 50-60 cm berlapis lilin pada permukaan
sebelah bawah, tandan buah mencapai panjang 30-60 cm, merunduk, tidak
berbulu halus, jantung berbentuk bulat telur, agak melebar, kelopak luar berwarna
ungu dan sebelah dalam berwarna merah Sisir buah berjumlah 5-9 sisir dan tiap
sisir berjumlah 10-14 buah berpenampang segi tiga atau segi empat atau bulat,
daging buah putih kekuning-kuningan, puting keungu- unguan, rasa kurang lunak
dengan tekstur yang agak berkapur (kecuali pisang siem). Termasuk dalam
kelompok pisang kepok adalah pisang kepok kuning, gajih putih, gajih kuning,
3. Kandungan Nutrisi
nutrisi, yaitu dapat dilihat pada Tabel 1, dalam 100 gram pisang kepok
mengandung:
7
4. Kandungan Kimia
berfungsi sebagai penangkap radikal bebas. Kulit Pisang kepok (Musa balbisiana)
dimana peroksidasi lipid merupakan reaksi rantai dengan berbagai efek yang
B. Ekstraksi
dalam sel tanaman. Pemilihan metode ekstraksi tergantung pada sifat bahan dan
senyawa yang akan diisolasi. Sebelum memilih suatu metode, target ekstraksi
Maserasi bertujuan untuk menarik zat-zat berkhasiat yang tidak tahan pemanasan.
C. Kulit
mempunyai fungsi untuk melindungi tubuh dari pengaruh luar. Kerusakan pada
perlu dilindungi dan dijaga kesehatannya. Proses kerusakan kulit ditandai dengan
munculnya keriput, sisik, kering, dan pecah-pecah. Salah satu hal yang
keringat, dan kelenjar mamma disebut juga integumen. Fungsi spesifik kulit
pembungkus utuh seluruh permukaan tubuh dan ada kekhususan setempat bagi
2013).
Epidermis terdiri atas 5 lapisan yaitu dari dalam ke luar stratum germinativum,
(Kalangi, 2013). Pemaparan sinar matahari yang berlebihan pada kulit dapat
(Kalangi, 2013).
D. Radikal bebas
cenderung mengadakan reaksi berantai yang apabila terjadi di dalam tubuh akan
stress, radiasi, asap rokok dan polusi lingkungan menyebabkan sistem pertahanan
antioksidan dari luar yang dapat melindungi dari serangan radikal bebas
tidak dapat menetralkannya sehingga berakibat kerusakan pada sel. Radikal bebas
E. Antioksidan
manusia atau menurunkan derajat produksi radikal bebas di tubuh manusia yang
dapat menetralkan radikal bebas, atau suatu bahan yang berfungsi mencegah
sistem biologi tubuh dari efek yang merugikan yang timbul dari proses ataupun
mengubahnya menjadi bentuk yang lebih stabil. Senyawa yang termasuk dalam
F. Lotion
Losion merupakan sediaan setengah padat hampir sama dengan krim tetapi
memiliki konsistensi yang lebih rendah sifat losion umumnya berwarna putih,
mudah dicuci dengan air, tidak tembus cahaya dan tidak mudah kering
Lotion dibuat dengan mencampurkan fase minyak dan fase air. Fase minyak
terdiri dari asam stearat, parafin cair dan setil alkohol. Fase air terdiri dari
suhu 70-75°C, selama ±10 menit untuk fase minyak dan ±5 menit untuk fase air,
hingga masing-masing sediaan mencapai kondisi yang homogen. Setelah itu metil
hingga homogen (Supartono dkk., 2014). Hand And Body Lotion dibuat tipe
M/A. Sifat lotion tipe M/A umumnya mudah dicuci dengan air, tidak tembus
cahaya dan tidak mudah kering (Faramayuda, 2010).Kelebihan lotion tipe M/A
yaitu mudah dicuci dengan air, pelepasan obatnya baik karena jika digunakan
pada kulit maka akan terjadi penguapan dan peningkatan konsentrasi dari suatu
obat yag larut dalam air sehingga mendorong penyerapannya ke dalam jaringan
G. Metode DPPH
DPPH adalah radikal bebas yang stabil pada suhu kamar yang menerima
elektron atau hidrogen, dan membentuk molekul yang stabil. Metode uji aktivitas
adalah metode sederhana, mudah, cepat dan peka serta hanya memerlukan sedikit
sampel untuk evaluasi aktivitas antioksidan dari senyawa bahan alam sehingga
digunakan secara luas untuk menguji kemampuan senyawa yang berperan sebagai
pendonor electron. Prinsip dari metode uji aktivitas antioksidan ini adalah
dengan demikian akan diketahui nilai aktivitas peredaman radikal bebas yang
IC50< 50 ppm menunjukkan kekuatan antioksidan sangat aktif, nilai IC50 50-100
kekuatan antioksidan lemah, dan nilai IC50> 500 ppm menunjukkan kekuatan
DPPH adalah radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan berwarna
misalnya flavonoid maka intensitas warna ungu akan berkurang dan bila senyawa
peredam radikal bebas yang bereaksi jumlahnya besar, maka DPPH dapat berubah
warna menjadi kuning. Perubahan warna ini dapat diukur absorbansinya dengan
13
Reaksi DPPH dengan atom hidrogen yang terdapat pada antioksidan dapat
2015).
cenderung mengadakan reaksi berantai yang apabila terjadi di dalam tubuh akan
stress, radiasi, asap rokok dan polusi lingkungan menyebabkan sistem pertahanan
antioksidan dari luar yang dapat melindungi dari serangan radikal bebas
Antioksidan merupakan senyawa kimia yang sangat berguna bagi tubuh manusia,
karena antioksidan dapat menurunkan radikal bebas dalam tubuh manusia atau
antioksidan dengan metode DPPH. Metode DPPH dipilih karena metode ini lebih
sederhana, waktu pengerjaan yang relatif singkat dan jumlah sampel yang
digunakan lebih sedikit (Supriyanti dkk., 2015). Nilai aktivitas peredaman radikal
bebas yang dinyatakan dengan nilai IC50 (Inhibitory Concentration). Nilai IC50<
50 ppm menunjukkan kekuatan antioksidan sangat aktif, nilai IC50 50-100 ppm
antioksidan lemah, dan nilai IC50> 500 ppm menunjukkan kekuatan antioksidan
IX . HIPOTESIS
berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan pada sediaan Hand And Body Lotion.
Semakin tinggi seri konsentrasi ekstrak akan menunjukkan daya proteksi aktivitas
antioksidanya semakin kuat yang ditandai dengan nilai IC50 yang semakin kecil.
15
X. METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
group design.
2. Variabel penelitian
(variabel dependen)
(independen) kepok.
konsentrasi DPPH.
1. Bahan
ulujami, pemalang
c. Bahan Pembuat Hand : asam stearat, parafin cair dan setil alkohol,
2. Alat
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain : Alat-alat gelas,
blender, neraca analitik, rotari evaporator, vial sampel, oven , mortir dan stamper,
Kulit pisang kepok ( Musa balbisina ) diambil dari buah yang sudah tua
(matang), yang dikumpulkan dari daerah ulujami, pemalang. Kulit pisang kepok
pengering pada suhu 40°C hingga kering yang ditandai apabila dipatahkan telah
rapuh. Setelah kadar air yang didapat kurang dari 10%, kemudian semua simplisia
2. Determinasi Tumbuhan
3. Pembuatan Ekstrak
ditambahkan 5 liter cairan penyari etanol 70%. Rendam selama 6 jam pertama
dengan cara filtrasi. Ulangi proses penyarian sekurang-kurangnya dua kali dengan
jenis dan jumlah pelarut yang sama. Kumpulkan semua maserat, kemudian
Tabel 2. Formulasi hand and body lotion ekstrak etanol kulit pisang kepok
Komposisi (%)
Bahan
FI FII FIII K(+)
Ekstrak etanol kulit pisang
0,16 0,32 0,64 -
kepok
Vitamin C - - - 0,02
Parafin cair 7 7 7 7
Asam stearat 2,5 2,5 2,5 2,5
TEA 1 1 1 1
Gliserin 5 5 5 5
Setil alkohol 0,5 0,5 0,5 0,5
Metil paraben 0,1 0,1 0,1 0,1
Parfum 3gtt 3gtt 3gtt 3gtt
Aquadest Add 100 Add 100 Add 100 Add 100
(Sinaga dkk., 2014)
bahan fase larut minyak dan bahan fase larut air. Bahan-bahan fase larut minyak
dipanaskan di cawan porselen di atas hot plate pada suhu 70˚ C dengan
aquades dengan pengadukan. Fase larut minyak dicampurkan dalam fase larut air
pada suhu 70˚ C dengan dilakukan pengadukan hingga homogen. Setelah itu,
bahan aktif dimasukkan ke dalamnya dan diaduk hingga homogen dan terbentuk
sediaan losio. Setelah terbentuk sediaan lotion, dilakukan uji aktivitas antioksidan
18
dengan metode DPPH dan karateristik fisika kimia yang meliputi uji organoleptis,
homogenitas, pH, viskositas, daya lekat dan daya sebar (Gurning dkk., 2016).
a. Uji organoleptis
Pemeriksaan terhadap warna, bau dan tekstur dari losio (Sinaga dkk., 2014).
b. Uji homogenitas
Ditandai dengan tidak adanya partikel-partikel kasar dari kaca objek yang
c. Uji pH
dalam akuades lalu dicelupkan pada pH meter dan dicatat nilai pH pada pH
yang sangat nyaman dalam penggunaan. Losio sebanyak 0,5 g diletakan di atas
kaca arloji yang dilapisi kertas grafik. Kemudian diberi beban dengan kaca arloji
yang sama selama 60 detik, lalu diberi masing-masing beban. seberat 50, 100, 150
dan 200 g dan dibiarkan selama 60 detik. Dihitung diameter penyebaran formula
yang diambil dari panjang rata-rata diameter dari beberapa sisi (Sinaga dkk.,
2014).
19
Losio sebanyak 0,1 g diletakan di atas gelas objek. Lalu diletakan gelas
objek yang lain di atas losio tersebut. Kemudian ditekan dengan beban 1 kg
selama 5 menit. Dipasang gelas objek pada alat tes, kemudian dilepaskan beban
seberat 80 g dan dicatat waktunya hingga kedua gelas objek terlepas(Sinaga dkk.,
2014).
f. Viskositas
gelap pada suhu kamar, serapan larutan diukur dengan spektrofotometer UV-Vis
waktu operating time yang telah diperoleh pada suhu kamar. Absorbansi diukur
D. Analisa data
untuk hasil evaluasi uji fisika kimia dianalisis dan nilai IC50menggunakanRegresi
linier.
E. Lokasidanwaktupenelitian
WaktupelaksanaanpenelitianpadabulanMaretsampai Mei
Hasyimdandeterminasitanamandilakukan di UniversitasDiponegoro.
21
F. Jalannyapenelitian
Serbuk Simplisia
1. Ekstraksi
2. Pembuatan ekstrak kental
Hand And Body Lotion Ekstrak Etanol Kulit Pisang Kepok (HABLEEKPK)
- Organoleptis - Homogenitas
PGEEDS (45)
- Daya Lekat - Viskositas
PGEEDS
- Daya Sebar - pH
(45%)
- Organoleptis - Homogenitas
Analisis Data
Kesimpulan
Gambar 4. Skema Jalannya Penelitian
22
A. Tempatpenelitian
DAFTAR PUSTAKA
Amatullah, L., Tri Nur Cahyaningrum, dan Anisa Nur Fidyaningsih., 2017,
Efektifitas Antioksidan Pada Formulasi Skin Lotion Ekstrak Mesocarp Buah
Lontar (Borassus Flabellifer) Terhadap Tikus Putih Jantan Galur Wistar
Secara In Situ, Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research,
02, 28 – 34.
Aulton, M. E., 2003, Pharmaceutics the Science of Dosage Form Design, Second
Edition, 530, ELBS Fonded by British Government.
Baskar, Ramakrishnan., Selvaraj Shrisakthi, Babu Sathyapriya, Radhakrishnan
Shyampriya, Radhakrishnan Nithya, dan Palanisamy Poongodi., 2011,
Antioxidant Potential of Peel Extracts of Banana Varieties (Musa
sapientum), Food and Nutrition Sciences, 2,1128-1132.
Borborah, K., SK Borthakur, dan Bhaben Tanti, 2016, Musa balbisiana colla
Taxonomy Traditional knowledge and Economic Potenties of the Plant in
Assam India, Indian Journal of Traditional knowledge, 15, 117.
Bulan, A.S, Lina Susanti, dan Rika Widyapranata., 2014, Formulasi Ekstrak Buah
Jambu Biji (Psidium guajava L.) sebagai Lotion Antioksidan, Jurnal
Farmasi Indonesia, 11, 41-45.
Cahyono, B., 2009, Pisang Usaha Tanidan Penanganan Pascapanen, Revisi
Kedua, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 22.
Departemen Kesehatan RI, 1995,Materia Medika, Jilid VI, Jakarta: Diktorat
Jendral POM–Depkes RI.
Igwemmar, N.C., S.A. Kolawole, dan I.A. Imran., 2013, Effect Of Heating On
Vitamin C Content Of Some Selected Vegetables, International Journalof
Scientific & Technology Research, 2, 209.
Indranila dan Maria Ulfah, 2015, Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun
Karika (Carica pubescens) dengan Metode DPPH beserta Identifikasi
Senyawa Alkaloid, Fenoldan Flavonoid, Prosiding Seminar Nasional
Peluang Herbal Sebagai Alternatif Medicine, Universitas Wahid Hasyim,
Semarang.
Kalangi, Sonny J. R., 2013, Histofisiologi Kulit, Jurnal Biomedik (JBM), 5, 12-
13.
Kristiani, Vincentia., dan Filia Irawati Halim., 2014, Pengaruh Konsentrasi Etanol
dan Waktu Maserasiterhadap Perolehan Fenolik, Flavonoid, dan Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Rambut Jagung, Skripsi, Universitas Katolik Widya
Mandala, Surabaya.
Kumar, G.V., Ajay Kumar K., Raghu Patel G.R. dan S. Manjappa., 2013,
Determination of vitamin C in some fruits and vegetables in Davanagere
city, (Karanataka) India, International Journal of Pharmacy & Life Sciences,
University of Mysore, India.
Martiningsih, N.W, Gede Agus Beni Widana, dan Putu Lilik Pratami Kristiyanti,
2016, Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol
Daun Matoa (Pometia pinnata) dengan Metode DPPH, Prosiding Seminar
Nasional MIPA, Universitas Pendidikan Ganesha, Bali.
Maulida, D., dan Naufal Zulkarnaen., 2010, Ekstraksi Antioksidan ( Likopen )
dari Buah Tomat dengan menggunakan Solven Campuran, n – Heksana,
Aseton, dan Etanol., Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang.
Maysuhara, S., 2009, Rahasia Cantik, Sehat dan Awet Muda, Yogyakarta: Pustaka
Panasea, 45-47.
Mukhriani, 2014, Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa
Aktif., Jurnal Kesehatan, 7, 361.
Nganggu, Y.P.H., 2016, Uji Aktivitas AntioksidanMenggunakan Metode Radikal
DPPH (1,1-difenil-2-Pikrilhidrazil) dan Penetapan Kadar Fenolik Total
Fraksi Etil Asetat Ekstrak Etanol Daun Benalu Scurrula ferruginea (Jack)
Danser pada Tanaman Tabebuia aurea (Manso) Benth. & Hook.f. Ex S.
Moore, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Purwaningsih, Sri., Ella Salamah, dan Tika A Budiarti., 2014, Formulasi Skin
Lotion dengan Penambahan Karangenan dan Antioksidan Alami dari
Rhizophora Mucronata Lamk, Akuatika, 5, 56.
Ridho, E.A., 2013, Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Buah Lakum
(Cayratia trifolia) dengan Metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil),
Skripsi, Universitas Tanjungpura, Pontianak.
Rukmana, R., 1999, Usaha Tani Pisang, Yogyakarta: Kanisius.
Sari, Ayu Nirmala., 2015, Antioksidan Alternatifuntuk Menangkal Bahaya
Radikal Bebaspada Kulit, Journal of Islamic Science and Technology, 1, 63-
64.
Silalahi, K.N., Andhi Fahrurroji, dan Indri Kusharyanti, 2015, Optimasi Formula
Losiodengan Kombinasi Zat Aktif Vitamin C dan Vitamin E sebagai
Antipenuaan Kulitserta Uji Stabilitas Losio, Skripsi, Universitas
Tanjungpura, Pontianak.
Sinaga, A.A., Sri Luliana, dan Andhi Fahrurroji., 2014, Uji Efektivitas
Antioksidan Losio Ekstrak Metanol Buah Naga Merah (Hylocereus
polyrhizus Britton dan Rose), Universitas Tanjungpura, Kalimantan.
Siswaja, Andre, Adhitia Gunarto, Ery Susiany Retnoningtyas, dan Aning
Ayucitra., 2015, Biosintesa Senyawa Fenolik Antioksidandari Limbah Kulit
Pisang Kepok (Musa acuminata balbisiana C) secara Fermentasi
Submerged Menggunakan RhizopusOrizae, Reaktor, 15, 225.
Supartono, GWP Sari., 2014, Ekstraksi Minyak Kenanga (Cananga odorata) untuk
Pembuatan Skin Lotion Penolak Serangga, Jurnal MIPA, 1, 63-64.
Supriyanti, F.M.T, Hokcu Suanda, dan Riska Rosdiana., 2015, Pemanfaatan
Ekstrak Kulit Pisang Kepok (Musa bluggoe) sebagai Sumber
Antioksidanpada Produksi Tahu, Seminar Nasional Kimiadan Pendidikan,
Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakata.
Voight. R., 1994,Buku Pelajaran Teknologi Farmasi edisi V,
Yogyakarta: Universitas Gaja Mada Press.
Wahdaningsih, Sri., Erna Prawita Setyowati, dan Subagus Wahyuono., 2011,
Aktivitas Penangkap Radikal Bebasdari Batang Pakis (Alsophila glauca J.
Sm),Majalah Obat Tradisional, 16,157.
Wahyuni, Paramitasari Tri., 2015, Pengaruh Pemberian Pisang Kepok (Musa
paradisiaca forma typical) terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa pada Tikus
Sprague Dawley Pra Sindrom Metabolik, 6.
Werdhasari, Asri., 2014, Peran Antioksidan Bagi Kesehatan, Jurnal Biotek
Medisiana Indonesia, 3,60-61.
26
Wungkana, L., Suryanto, E., dan Momuat, L., 2013, Aktivitas Antioksidan dan
Tabir Surya Fraksi Fenolik dari Limbah Tongkol Jagung (Zea mays L.),
Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT, 2, 149-155.
Yulia, Olga., 2007, Pengujian Kapasitas Antioksidan Ekstrak Polar, Nonpolar,
Fraksi Proteindan Nonprotein Kacang Komak (Lablab purpureus (L.)
sweet), Skripsi, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Zulkarnain, Abdul Karim., Novi Ernawati, dan Nurul Ikka Sukardani., 2013,
Aktivitas Amilum Bengkuang (Pachyrrizus erosus(l)urban) ebagai Tabir
Suryapada Mencitdan Pengaruh Kenaikan Kadarnyaterhadap Viskositas
Sediaan, Traditional Medicine Journal, 18, 2.