DISUSUN OLEH:
Sherly Safitry 200106191
Tse, Winglam William 200106220
Tsaltsa Azzahra Aulia Yusuf 200106219
Winda Siti Yuwizidianingrum 200106229
Zahra Fajriah 200106235
Siti Isma Yunita 200106238
Dosen Pengampu:
apt. Ardian Baitariza, M.Si.
1.3. TUJUAN
1. Mengetahui kelebihan dari penggunaan murbei dan cacao pada sediaan
krim.
2. Mengetahui manfaat penggunaan murbei dan cacao terhadap kulit.
3. Mengetahui faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih
bentuk sediaan tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keterangan:
a. Krim dengan Emulgator Nonionik (Tween 60-Span 60)
b. Krim dengan Emulgator Anionik (TEA-Stearat)
Struktur kimia
Rumus empiris CH OH.CHOH.CH OH
2 2
BM 92,09
Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa
Pemerian
manis, hanya berbau khas lemah (tajam atau
tidak enak). Netral terhadap lakmus.
Dapat bercampur dengan air dan etanol. Tidak
Kelarutan
larut dalam kloroform, dalam eter, dalam
minyak menguap
Bobot jenis Tidak kurang dai 1,24 gram
Konsentrasi 10%
pH/pka 6,0 – 7,0 / 14,2
Titik leleh 17,8 C o
2.3.2. TEA
Trietanolamin (TEA) (Handbook of Excipients 6th edition hal.
663)
Struktur kimia
Rumus empiris C H NO
6 15 3
BM 149.19 g/mol
Konsentrasi 2%
pH/pka 5,50
Struktur kimia
BM 284,48 g/mol
Pemerian Keras, putih, kristal padat atau serbuk putih.
Konsentrasi 7%
Kegunaan Emulgator
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, sejuk, kering dan
terlindung dari cahaya.
2.3.4. Na-CMC
Carboxymethylcellulose Sodium (CMC Na)
(Pharmaceutical Excipient ed 2 hal 78)
Struktur kimia
Konsentrasi 2%
Struktur kimia
BM 152,15
Konsentrasi 0,1%
2.3.6. Aquadest
RM/BM H O/18,02
2
PEMBAHASAN
Tanaman coklat atau biasa disebut kakao (Theobroma cacao L.) dan tanaman
Murbei (Morus alba L) merupakan bahan alam yang dapat dimanfaatkan untuk
merawat kecantikan kulit. Tujuan penelitian ini adalah memformulasikan ekstrak
kulit buah kakao dan ekstrak etanol daun murbei dalam bentuk sediaan krim
pencerah & antioksidan kulit serta uji efektivitasnya terhadap kulit wajah,
mengetahui kelebihan dari penggunaan murbei dan cacao pada sediaan krim,
mengetahui manfaat penggunaan murbei dan cacao terhadap kulit, serta mengetahui
faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih bentuk sediaan tersebut.
Adapun alasan khusus mengapa digunakan zat aktif dari bahan alam tersebut
yaitu dimana banyak orang yang membudidayakan tanaman kakao, yaitu pada
pemanfaatan buah dan juga bijinya saja, sedangkan kulitnya dibuang dan menjadi
limbah. Kulit buah kakao belum dimanfaatkan secara optimal bahkan sebagian
besar masih merupakan limbah perkebunan kakao karena hanya dikumpulkan pada
lubang kemudian ditimbun. Limbah tersebut menjadi suatu masalah yang serius
yaitu menimbulkan penyakit inokulum yang signifikan bila digunakan sebagai
pupuk kompos pada tanaman dan bersifat toksik bila digunakan sebagai pakan
ternak. Untuk itu perlu dicari cara pemanfaatan kulit buah kakao yang lebih efisien
dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Murbei merupakan salah satu tanaman yang tumbuh di Indonesia dan banyak
digunakan dalam pengobatan secara tradisional. Kandungan senyawa aktif yang
terdapat pada daun Murbei dikenal mempunyai peranan sebagai antioksidan.
Kandungan senyawa aktif yang terdapat pada daun Murbei yaitu alkaloid,
flavonoid, polifenol dan terpenoid yang mempunyai peranan sebagai antioksidan.
Daun Murbei juga memiliki kandungan kimia yang tinggi akan antosianin, fenolik
dan komponen asam lemak. Pada penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa
daun Murbei memiliki efek sebagai antioksidan, antibakteri, antivirus, anti
inflamasi dan antimikroba. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
Megawati, et al. (2019) menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun Murbei yang diuji
aktivitas antioksidannya menggunakan metode DPPH memiliki aktivitas
antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC50 8,35 ppm.
Antioksidan dapat melindungi kulit dari berbagai kerusakan sel akibat radiasi
UV, antipenuaan dan perlindungan dari ROS. Antioksidan banyak digunakan
sebagai produk perawatan kulit / kosmetik. Umumnya, antioksidan adalah
penangkal radiakal bebas, molekul yang bisa menyebabkan kerusakan komponen
sel kulit. Antioksidan menyumbangkan elektron untuk menetralkan radikal bebas
atau menghentikan terjadinya kerusakan kulit, seperti penuaan dini,
hiperpigmentasi, eksim, jerawat, dan kanker kulit. Antioksidan dapat membantu
mencerahkan kulit dengan menghambat produksi melanin berlebihan. Melanin
adalah pigmen yang bertanggung jawab atas warna kulit. Dengan mengurangi
produksi melanin yang berlebihan, antioksidan membantu mengurangi
hiperpigmentasi dan meningkatkan penampilan kulit yang lebih cerah dan merata.
Salah satu bentuk sediaan untuk penggunaan secara topikal yaitu sediaan krim.
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan
obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Sediaan krim untuk
kulit dapat berfungsi sebagai pelindung yang baik bagi kulit. Dengan demikian,
ekstrak kulit buah kakao & daun murbei berpotensi untuk diformulasi menjadi krim
antioksidan & pencerah kulit.
Manfaat dari kulit kakao dan daun Murbei sebagai antioksidan & pencerah
kulit perlu dikembangkan dalam bentuk sediaan yang cocok. Sediaan krim dipilih
karena krim memiliki beberapa keuntungan diantaranya lebih mudah diaplikasikan,
lebih nyaman digunakan, tidak lengket, dan mudah dicuci dengan air dibandingkan
dengan sediaan salep atau pasta.
Sediaan krim ekstrak kulit buah kakao & ekstrak etanol daun murbei dibuat
ke dalam bentuk fitofarmaka, dimana uji yang dilakukan melalui tahap uji praklinis
(hewan) dan uji klinis (manusia), kemudian untuk bahan baku dan produk
sediaannya sudah melewati tahap standarisasi. Selain itu, kriteria yang digunakan
berdasarkan pedoman fitofarmaka yaitu memiliki izin edar dan klaim khasiat yang
disetujui BPOM sebagai Fitofarmaka, memiliki khasiat dan keamanan berdasarkan
bukti ilmiah sahih dan sesuai perkembangan ilmu pengetahuan, digunakan untuk
promotif, preventif, rehabilitatif, kuratif, dan paliatif, terjaminnya jaminan
keberlanjutan ketersediaan bahan baku di Indonesia serta memiliki tingkat
pembuktian (level of evidence).
Adapun beberapa keunggulan dari Sediaan krim ekstrak kulit buah kakao &
ekstrak etanol daun murbei dibanding sediaan lainnya yaitu dimana sediaan ini
merupakan kombinasi dari zat aktif 2 bahan alam, dimana khasiat utamanya sebagai
antioksidan & pencerah kulit. Antioksidan penangkal radiakal bebas, molekul yang
bisa menyebabkan kerusakan komponen sel kulit. Antioksidan menyumbangkan
elektron untuk menetralkan radikal bebas atau menghentikan terjadinya kerusakan
kulit, seperti penuaan dini, hiperpigmentasi, eksim, jerawat, dan kanker kulit.
Sehingga dengan adanya antioksidan dalam sediaan krim, selain untuk
mencerahkan wajah dapat juga merawat kulit wajah. Selain itu antioksidan yang
didapat dari bahan alam ini lebih sedikit efek samping yang terjadi dibanding
menggunakan bahan kimia.
Keunggulan lainnya juga yaitu selain untuk kesehatan kulit wajah, dapat
menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi limbah, dimana bahan yang
digunakan salah satunya adalah dari kulit buah kokoa yang seringkali dijadikan
limbah. Sehingga ini bisa menjadi inovasi baru untuk memanfaatkan bahan-bahan
alam yang sering terbuang. Dimana hal ini berperan penting untuk kemajuan
teknologi di bidang farmasi sendiri.
Pada pembuatan sediaan krim ekstrak kulit kokoa & ekstrak etanol daun
murbei digunakan formulasinya yaitu ekstrak kulit buah coklat 10%, ekstrak etanol
daun murbei 15%, kemudian zat tambahannya yaitu gliserin 10%, TEA 2%, Asam
stearate 7%, gelatin 2%, linalool 0,1%, dan aquadest 53,9%. Adapun tujuan dari
penambahan gliserin yaitu sebagai humektan dan emollient, emollient/pelembab
baik untuk kulit dan dapat meningkatkan daya sebar krim. Gliserin ini dapat
menyebabkan rasa berat dan tacky sehingga untuk menutupi hal tersebut,
penggunaan gliserin sebagai humektan perlu dikombinasi dengan humektan lain.
Gliserin digunakan sebagai humektan karena gliserin merupakan komponen
higroskopis yang dapat mengikat air dan mengurangi jumlah air yang
meninggalkan kulit. Selanjutnya penambahan TEA sebagai emulgator, yang dapat
membentuk krim yang homogen dan stabil. Dipilih TEA sebagai emulgator karena
TEA akan membentuk suatu emulsi M/A yang sangat stabil apabila dikombinasikan
dengan asam lemak bebas. Asam lemak yang paling sesuai untuk dikombinasikan
dengan TEA adalah asam stearat karena asam stearat tidak mengalami perubahan
warna seperti halnya asam oleat. Asam stearate disini juga ditambahkan sebagai
stiffening agent, asam stearat digunakan dalam krim yang mudah dicuci dengan air,
sebagai zat pengemulsi untuk memperoleh konsistensi krim tertentu serta untuk
memperoleh efek yang tidak menyilaukan pada kulit. Na-CMC sebagai penstabil,
emulsi, pengental dan bahan pengikat. Penggunaan CMC-Na sebagai bahan
pengikat dikarenakan bahan ini memiliki daya rekat yang kuat, bersifat non toksik,
dan non iritan, mudah diperoleh serta relatif murah. Terakhir digunakan aquadest
sebagai pelarut. Digunakan metilparaben sebagai pengawet, karena keamanan serta
aktifitasnya terhadap mikroba pada batas kadar yang ditentukan. Aquades adalah
pelarut yang sangat baik karena berbagai senyawa organik netral yang mempunyai
gugus fungsional polar seperti gula, alkohol, aldehida, dan keton cepat larut.
Setelah sediaan berhasil dibuat, maka perlu pengemasan yang sesuai. Kegiatan
pengemasan berfungsi membagi dan mengemas produk ruahan menjadi obat jadi
yang dilaksanakan dibawah pengawasan yang ketat untuk menjaga identitas,
keutuhan, dan kualitas produk jadi yang telah dikemas. Kegiatan pengemasan
dilaksanakan berdasarkan instruksi yang diberikan dan menggunakan bahan
pengemas yang tercantum dalam prosedur pengemasan induk.
Adapun kemasan primer yang digunakan yaitu tube krim, dengan kemasan
tube ini, kontaminasi dengan udara atau polusi di sekitar bisa diminalisasi sehingga
tak mengganggu isi dari sediaan krim tersebut. Secara khusus kemasan tube adalah
kemasan yang memenuhi unsur kenyamanan (convenience), mudah dan gampang
digunakan serta praktis terutama untuk sediaan yang memiliki viskositas tinggi
yang digunakan untuk mengatur keluarnya sediaan dan mudah ditutup kembali.
Selain menggunakan kemasan primer, digunakan juga kemasan sekunder sebagai
lapisan kedua, kemasan tersebut tidak membungkus produk secara langsung tapi
membungkus kemasan primer. Kemasan sekunder memudahkan produk untuk
dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain, kemasan sekunder yang kami gunakan
yaitu kertas karton box obat.
DAFTAR PUSTAKA
b. Kemasan Sekunder
2. Informasi Sediaan