Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

PERCOBAAN
“ANTIPIRETIK”

DI SUSUN OLEH :
Azkya Meizha Putri A
200106031

Dosen Pengampu : Dr. apt. Dwintha Lestari, M.Si


Asisten : Riska Permatasari

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


PROGAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG
2021
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Tujuan Praktikum


Untuk mengamati khasiat obat golongan antipiretik sebagai obat penurun panas

1.2. Prinsip
BAB II TEORI DASAR
2.1. Teori Dasar
Demam adalah suatu bagian penting dari mekanisme pertahanan tubuh melawan
infeksi.Kebanyakan bakteri dan virus yang menyebabkan infeksi pada manusia hidup subur
pada suhu 37 derajat C. Meningkatnya suhu tubuh beberapa derajat dapat membantu tubuh
melawan infeksi. Demam akan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh untuk membuat lebih
banyak sel darah putih, membuat lebih banyak antibodi dan membuat lebih banyak zat-zat
lain untuk melawan infeksi. (Wibowo, S., 2006)

Suhu tubuh normal bervariasi tergantung masing-masing orang, usia dan aktivitas. Rata-rata
suhu tubuh normal adalah 37 derajat C. Suhu tubuh kita biasanya paling tinggi pada sore
hari.Suhu tubuh dapat meningkat disebabkan oleh aktivitas fisik, emosi yang kuat, makan,
berpakaian tebal, obat-obatan, suhu kamar yang panas, dan kelembaban yang tinggi.Ini
terutama pada anak-anak.Suhu tubuh orang dewasa kurang bervariasi. Tetapi pada seorang
wanita siklus menstruasi dapat meningkatkan suhu tubuh satu derajat atau
lebih. (Tan Hoen Tjay dan Kirana Raharja,2003)

Yang mengatur suhu tubuh kita adalah hipotalamus yang terletak di otak.Hipotalamus ini
berperan sebagai thermostat. Thermostat adalah alat untuk menyetel suhu seperti yang
terdapat pada AC. Hipotalamus kita mengetahui berapa suhu tubuh kita yang seharusnya dan
akan mengirim pesan ke tubuh kita untuk menjaga suhu tersebut tetap
stabil . (Amin Syarif, 1995)
Mekanisme Demam:

a. MO masuk ke dalam tubuh membawa zat toksin yang dikenal sebagai pirogen
endogen
b. Tubuh akan melawan dan mencegahnya dengan memerintahkan tentara pertahanan
tubuh (limfosit, makrofag, leukosit) untuk memakannya (fagositosit)
c. Tentara tubuh akan mengeluarkan senjatanya berupa pirogen endogen (khususnya
Inteleukin / IL-1) sebagai anti infeksi
d. Pirogen endogen yang dikeluarkan akan merangsang sel-sel endotel hipotalamus
yang memacu pengeluaran Asam Arakhidonat yang akibatnya akan memacu
pengeluaran PG2 (Prostaglandin)
e. PG2 akan mempengaruhi kerja thermostat hipotalamus
f. Hipotalamus merupakan pusat pengaturan suhu tubuh. Hipotalamus akan menjaga
kestabilam suhu tubuh dengan mengatur keseimbangan antara pengeluaran panas
dengan produksi panas yang berlebihan bila terjadi demam.

Prostaglandin adalah senyawa mediator yang penting pada kejadian nyeri dan
radang. Secara kimia ia adalah turunan asam prostanoat yang di bentuk invivo dari asam
arakhidonat, suatu asam lemak C-20 dengan empat ikatan rangkap oksidasi dan siklisasi
asam arakhidonat yang di katalisis oleh protaglandin sintetase, menghasilkan suatu
endoperoksida siklik yang sebagai zat kunci di isomerisasi menjadi prostaglandin E2 (PGE2)
atau menjadi prostaglandin lain. Zat seperti asam asetil salisilat atau indometasin
mewujudkan kerja analgetik dan antiflogistiknya, pada dasarnya melalui hambatan
prostaglandin sintetase yang terdapat pada jaringan perifer ( Schunack, W., 1990 )
Pada saat kuman masuk ke tubuh dan membuat kita sakit, mereka seringkali menyebabkan
beberapa zat kimiawi tertentu beredar dalam darah kita dan mencapai hipotalamus. Pada saat
hipotalamus tahu bahwa ada kuman, maka secara otomatis akan mengeset thermostat tubuh
kita lebih tinggi. Misalnya suhu tubuh kita harusnya 37 derajat C, thermostat akan berkata
bahwa karena ada kuman maka suhu tubuh kita harusnya 38,9 derajat C. Ternyata dengan
suhu tubuh yang lebih tinggi adalah cara tubuh kita berperang dalam melawan kuman dan
membuat tubuh kita menjadi tempat yang tidak nyaman bagi kuman.

Pemberian 2,4-dinitrofenol sebagai pirogen eksogen akan merangsang pengeluaran


prostaglandin d hipotalamus sehingga suhu thermostat meningkat dan tubuh menjadi panas
untuk menyesuaikan dengan suhu thermostat, dan pemberian parasetamol dapat menurunkan
suhu tubuh sampai batas normal yaitu berdasarkan rangsangan terhadap pusat pengatur panas
di hipotalamus yang bekerja dengan dua proses, efek sentral yaitu dengan menghambat
siklus COX-2 sehingga tidak terjadi pembentukan prostaglandin dari asam arakidonat,
dimana prostaglandin tidak akan merangsang lagi thermostat untuk menaikkan suhu tubuh.
Dan efek perifer dimana saraf simpatis di kulit bekerja mengaktifkan reseptorreseptor panas
di kulit sehingga terjadi vasodilatasi perifer. Dengan terjadinya vasodilatasi ini, panas lebih
cepat terkonduksi ke jaringan kulit dan melalui alran udara terjadi konveksi sehingga panas
dikeluarkan dan disertai keluarnya keringat. Maka lama-kelamaan suhu tubuh akan turun.

Demam yang berarti suhu tubuh di atas batas normal biasa dapat disebabkan oleh kelainan
dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-
penakir bakteri, tumor otak, atau dehidrasi. (Arthur C. Guyton, 2001)
Antipiretik adalah senyawa yang dapat mengurangi suhu tubuh berdasarkam mekanisme
kerjanya di hipotalamus dengan menstel thermostat tubuh pada suhu yang lebuh rendah
melalui peningkatan pengeluaran panas karena vasodilatasi pembuluh primer. Dengan
pelebaran pembuluh darah, memberikan kesempatan bagi panas untuk keluar dari tubuh
sehingga dapat menurunkan suhu tubuh yang tinggi. (Mutschler, Ernst. 1991)

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1. Alat
3.1.2 Bahan

3.2 Prosedur

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan

4.2 Pembahasan

BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai