A. Latar Belakang
penggunaan dan penerimaan di masyarakat. Masker gel peel off merupakan salah satu alternatif
sediaan yang dapat meningkatkan kenyamanan penggunaan dan diharapkan dapat meningkatkan
aktivitas antioksidan dari buah pepaya yaitu dengan adanya pengaruh penggunaan basis masker
gel peel off, yaitu polivinylalkohol (PVA). PVA merupakan bahan dasar masker gel peel off yang
dapat digunakan yang
memiliki keuntungan yaitu dapat menghasilkan gel yang homogen dengan bahan aktifnya dan
dapat digunakan sebagai preparat kosmetik. Bahan dasar gel dengan formulasi yang tepat akan
mempengaruhi kemampuan dalam menahan zat aktif. Masker gel peel-off adalah jenis masker
yang akan mengering lalu membentuk lapisan film oklusif yang dapat dikelupas setelah
digunakan. Masker
gel peel-off dapat meningkatkan kelembapan kulit dan meningkatkan efek dari senyawa utama
(senyawa aktif) pada bagian epitel dikarenakan oklusifitas lapisan polimer yang terbentuk (Shai,
2009; Vieira, 2009; Berighs dkk., 2013). PVA juga dapat melembabkan kulit, menggangkat sel
kulit mati, dan membersihkan kulit (Chakraborty dkk., 2017). Konsentrasi PVA yang digunakan
sebagai gelling agent pada 2,5%-17,5% (Andre, 2013). Sediaan dalam bentuk
masker gel peel off memiliki keuntungan, yaitu mudah mengering dengan membentuk lapisan
film yang mudah dicuci, dan memberikan rasa dingin dikulit (Lachman dkk., 1986).
Perkembangan teknologi sediaan obat yang berasal dari bahan alam semakin pesat. Sering
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, para ilmuan telah melakukan penelitian
tentang khasiat tumbuhan obat, salah satunya tanaman yang bermanfaat sebagai antioksidan.
Antioksidan merupakan suatu senyawa yang dapat melawan bahaya toksik serta mengurangi
terjadinya kerusakan sel pada tubuh yang diakibatkan oleh proses oksidasi radikal bebas. Secara
kimiawi, antioksidan adalah senyawa yang mampu memberikan elektron sehingga mencegah
terjadinya proses oksidasi. Antioksidan alami mampu melindungi tubuh terhadap kerusakan
yang disebabkan oksigen reaktif, mampu menghambat terjadinya penyakit degeneratif serta
menghambat
peroksidase lipid pada makanan. Antioksidan alami umumnya memiliki gugus hidroksi dalam
struktur molekulnya. Salah satu tanaman yang mengandung vitamin C adalah buah pepaya
(Carica papaya L.). Pepaya matang mengandung antioksidan yang lebih tinggi dibanding
dengan pepaya mentah, dimana antioksidan yang terkandung antara lain senyawa fenol dan
vitamin C (Austria dkk., 1996). Pepaya matang mengandung antioksidan yang lebih tinggi
karena komponen-komponen antioksidan seperti betakaroten, vitamin C, likopen, dan zat lain
telah terbentuk secara sempurna (Hernani dan Rahardjo, 2006). Pengujian in vitro antioksidan
dengan metode DPPH pada ekstrak buah pepaya matang
diperoleh nilai IC50 sebesar 33,6 µg/mL ± 1,2 yang merupakan antioksidan yang sangat kuat
(Dulce dkk., 2014). Efek antioksidan dan untuk perawatan kulit wajah akan lebih baik
diformulasikan dalam bentuk topikal dibandingkan dengan oral karena zat aktif akan berinteraksi
lebih lama dengan kulit wajah (Draelos dan Thaman, 2006). Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui bahwa ekstrak metanol buah pepaya dapat diformulasikan menjadi sediaan masker
wajah gel peel off, menentukan konsentrasi PVA yang memiliki sifat fisik dan kimia masker
wajah gel peel off ekstrak metanol buah pepaya terbaik, dan menentukan aktivitas antioksidan
dengan nilai IC50. Keterbaruan penelitian yaitu pada sediaan masker wajah gel peel off yang
diformulasikan dengan variasi PVA yang berasal dari bahan alami yaitu ekstrak metanol buah
papaya
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa ekstrak metanol buah pepaya dapat
diformulasikan menjadi sediaan masker wajah gel peel off dan menentukan konsentrasi
polivinyl alkohol (PVA) yang merupakan bahan dasar masker gel peel off yang memiliki sifat
fisik, kimia, dan aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 terbaik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori – teori ( lengkap dengan sumber pustaka dari teori yang di ambil )
1. Tanaman Pepaya (Carica papaya L.)
Pepaya merupakan tanaman berbatang tunggal dan tumbuh tegak. Batang tidak
berkayu, silindris, berongga dan berwarna putih kehijauan. Tinggi tanaman berkisar
antara 5 sampai10 meter, dengan perakaran yang kuat. Tanaman pepaya tidak mmpunyai
percabangan. Daun tersusun spiral menutupi ujung pohon. Daunnya termasuk tunggal,
bulat, ujung meruncing, pangkal bertoreh, tepi bergerigi, berdiameter 25 sampai 5 cm.
Daun pepaya berwarna hijau, helaian daun menyerupai telapak tangan manusia. Bunga
pepaya berwarna putih dan berbentuk seperti lilin, berdasarkan keberadaan bungantya,
pepaya termasuk monodioecious yaitu berumah tunggal (Erica, 2012).
Berdasarkan taksonominya, tanaman pepaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut
(Erica, 2012):
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Dilleniidae
Ordo : Viovales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya L.
Pepaya (Carica papaya L) merupakan buah tropis yang banyak mengandung vitamin C
(78 mg/100 g). Kandungan vitamin C dalam buah pepaya lebih tinggi dibandingkan dengan buah
jeruk yang dikenal sebagai sumber vitamin C (49 mg/100 g) (3) . Kompenen yang terkandung di
dalam pepaya antara lain α-tokoferol, asam askorbat (vitamin C), beta karoten, flavonoid,
vitamin B1, dan niasin (2) . Penelitian terkait yang pernah dilakukan terhadap aktivitas
antioksidan dari ekstrak metanol buah pepaya matang menunjukan nilai IC50 sebesar 276,20
μg/mL dan 314,2 μg/mL (4,5) . Berdasarkan hasil penelitian tersebut perlu diteliti dan dibuat
formulasi suatu sediaan kosmetik dengan memanfaatkan potensi antioksidan dari buah pepaya
matang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terdahulu buah pepaya matang mengandung
antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pepaya mentah dimana antioksidan yang
terkandung antara lain senyawa fenol dan vitamin C.
2. EKSTRAKSI
Maserasi
3. Definisi Gel
Gel didefinisikan sebagai suatu sistem setengah padat yang terdiri partikel
anorganik kecil atau molekul besar yang tersuspensi dalam cairan dengan penambahan
gelling agent (Ansel, 2011).
Masker peel off merupakan salah satu bentuk sediaan kosmetika wajah yang
umumnya digunakan dalam bentuk gel. Masker peel off umumnya terbuat dari basis vinil
seperti polivinil alkohol atau damar vinil asetat. Ketika dioleskan pada kulit wajah,
alkohol yang terkandung dalam masker akan menguap dan membentuk lapisan film tipis
dan transparan. Pembentukan lapisan film tersebut dapat berlangsung setelah 15-30
menit. Lapisan tersebut dapat diangkat dari permukaan kulit wajah dengan cara
dikelupas atau dilepaskan seperti membran elastik (Harry, 2000).
Deby Erica, 2012. Pengaruh CaCL2 terhadap warna dan cita rasa buah papaya kupas
menggunakan edible coating pada penyimpanan suhu kamar
B. URAIAN BAHAN
a. Polivinil Alkohol ( Martindale ed 33 hal 1503; Excipient hal 491-492, BP 2007 hal
1686 )
Kelarutan : Larut dalam air, sedikit larut dalam etanol, praktis tidak larut
dalam aseton.
Dosis :Untuk mata yang kering 1,4 % (dengan atau tanpa povidon)
(Martindale ed 33 hal 1503) Untuk formulasi tetes mata 0,25-3,00
% (ExciP hal 491)
pH : 4,5-6,0 (4% w/v aquaeous solution) Ph. Eur 5,0-8,0 (4% w/v
aquaeous solution) BP, USP
Stabilitas : Polivinil alkohol stabil pada wadah yang resisten terhadap korosi,
dapat ditambahkan pengawet, mengalami degradasi lambat pada
100 °C dan sangat cepat pada 200 °C. Terhidrolisis total pada 228
°C, dan sebagian pada 180-190 °C.
RM / BM :C10H12O3/ 180,20
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air ,larut dalam 3,5 bagian
etanol(95%P),dalam 3 bagian aseton P,dalam 140 bagian gliserol P
dan dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut dalam alkil
hidroksida
Kegunaan :Sebagai pengawet.
c. Carbopol
RM / BM :
Mekanisme kerja : Mekanisme pembentukan gel terjadi saat struktur polimer dari
carbomel terikat dengaan pelarut, dan terjadi iktan sialng pada
polimer sehingga molekul pelarut akan terjebak di dalammnya
d. Metil Paraben (Rowe, 2009; FI IV, Hal : 551)
Pemerian : Serbuk hablur putih, hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa,
kemudian agak membakar diikuti rasa tebal.
Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, 20 bagian air mendidih, dalam 3,5
bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton P, mudah
larut dalam eter P.
e. Asense rosse
Pemerian : Tidak berwarna atau kuning, bau bunga mawar, rasa khas, pada
suhu 25 0 C kental
RM / BM : H2O / 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tak berwarna, tak berbau, dan tak berasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, jika disimpan dalam wadah tertutup
kapas berlemak harus digunakan 3 hari setelah pembuatan
Kegunaan : Pembawa/pelarut
Sterilisasi : Otoklaf
BAB III
METODE KERJA
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: neraca analisis digital
(Ohauss) empat angka dibelakang koma, alat-alat gelas (pyrex), stopwatch,
spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu tipe 2450), kuvet kuarsa ukuran 1 cm,
pH meter (HANNA), kertas saring, rotary evaporator (Heldolph tipe Hei-
VAP), oven (Memmert), timbangan analitik (Precisa), waterbath (Memmert
tipe WNB14), aluminium foil, kurs porselen, bejana maserasi, termometer,
cawan penguap, desikator, mortir dan stamper.
C. PERHITUNGAN
D. Prosedur kerja
a. pengabilan dan pengolahan sampel
Sampel yang digunakan adalah buah pepaya matang yang diambil dari perkebunan di
Jalan 28 Oktober Siantan Pontianak, Kalimantan Barat. Pepaya yang matang berumur 8-
10 bulan dan menunjukkan ¾ dari bagian buah berwarna kekuning kuningan serta
getahnya encer dan berwarna bening (Rukmana, 1995). Buah Pepaya dicuci hingga
bersih dengan air bersih dan mengalir kemudian dikupas kulitnya serta dibuang bijinya
lalu buah pepaya dipotong-potong tipis dan dikering anginkan pada suhu 60°C. Potongan
pepaya yang telah kering kemudian dihaluskan dengan blender hingga terbentuk bubuk
papaya (Alimia, 2012).
b. ekstraksi
Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstraksi secara maserasi. Proses
dilakukan terhadap buah pepaya yang telah berbentuk bubuk kering dengan cara menimbangnya
terlebih dahulu kemudian dimasukkan ke dalam bejana maserasi dan ditambahkan pelarut
metanol sampai semua sampel terendam oleh pelarut lalu ditutup dengan aluminium foil (Voigt,
1995). Proses maserasi dilakukan dengan mengganti pelarut setiap 24 jam dan dilakukan
pengadukan tiga kali sehari. Proses ini dilakukan sampai pelarut menjadi bening. Hasil maserasi
disaring
c. pembuatan sediaan
PVA dikembangkan ke dalam air panas sebanyak 20 kali beratnya selama 15 menit. Setelah
mengembang digerus sampai transparan. Carbopol pada lumpang yang berbeda
dikembangkan dengan air panas hingga homogen hingga jernih. Kemudian tambahkan metil
paraben yang telah dilarutkan dalam propilenglikol. Dicukupkan dengan air suling sedikit
demi sedikit dan digerus homogen hingga diperoleh dasar gel (Suardi dkk, 2008). Kemudian
ditambahkan ekstrak ke dalam basis gel dan digerus hingga homogen.
d. Evaluasi Formula masker wajah gel peel off ekstrak metanol buah pepaya
Masker wajah gel peel off dievaluasi secara fisik dan kimia, yaitu meliputi organoleptis,
daya sebar, daya lekat, dan uji pH.
1. Organoleptik
Pemeriksaan terhadap organoleptik yang dilakukan meliputi tekstur, warna dan bau yang
diamati secara visual (Septiani, 2011).
Ditimbang 500 mg gel dan diletakkan di tengah kaca bulat berskala, sebelumnya ditimbang
dahulu kaca yang lain dan diletakkan kaca tersebut di atas gel dan dibiarkan selama 1 menit.
Kemudian diukur berapa diameter gel yang menyebar dengan mengambil panjang rata-rata
diameter dari beberapa sisi. Kemudian ditambahkan 50,0 mg beban tambahan dan didiamkan
selama 1 menit. Dicatat diameter gel yang menyebar dan diteruskan dengan menambah tiap kali
beban tambahan 50,0 mg dicatat diameter gel yang menyebar selama 1 menit (Voigt, 1994).
Dilakukan dengan meletakkan gel di atas objek gelas yang telah ditentukan luasnya.
Diletakkan objek gelas lain di atas gel tersebut. Kemudian ditekan dengan beban 1 kg selama 5
menit. Objek gelas dipasang pada alat tes dan dilepaskan beban seberat 80 gram. Dicatat waktu
yang diperlukan hingga objek gelas tersebut lepas.
4. Pemeriksaan pH sediaan
Elektroda yang digunakan dibilas dengan aquades sebelum dan setelah pengukuran. Sebanyak 1
gram gel di encerkan dengan air suling hingga 10 mL. Diambil larutan tersebut dan ditempatkan
pada pH meter. Hasil pH akan muncul pada layar setelah beberapa saat. Campuran
dihomogenkan dengan cara dibolak-balik selama 1 menit. Pembacaan pada alat pH meter
dilakukan setelah 5 menit untuk memastikan angka sudah stabil dan tidak bergerak lagi (Froelich
dkk., 2017).
DPPH
1) 1
Pratiwi liza , Sri Wahdaningsih , (2018) “Formulasi dan Aktivitas Antioksidan
Masker Wajah GEL PEEL OFF Ekstrak Metanol Buah
Pepaya (Carica papaya L.)” Program Studi Farmasi, Fakultas
Kedokteran, Universitas Tanjungpura Pontianak .
Ansel, H,C, Popovich, N.G., Allen, L. V., 2011, Pharmaceutical Dosage Form and
Drug delivery System Ninth Edition, London, New York.