1 Juli 2020
Email : jurnalfarmasi@poltekkespalembang.ac.id
jkpharm@gmail.com
DAFTAR ISI
Judul Halaman
FORMULASI DAN EVALUASI HAND AND BODY LOTION EKSTRAK DAGING
BUAH LABU KUNING (Cucurbita moschata Duch.) DENGAN VARIASI SETIL
ALKOHOL SEBAGAI EMULGATOR
Oleh : Ratnaningsih Dewi Astuti 1) , Diana Dita 2) .…………….…………………… 1 - 12
E-mail : dianadita2@gmail.com
ABSTRAK
Variasi setil alkohol sebagai emulgator dapat membentuk suatu emulsi yang stabil dan lembut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi setil alkohol yang optimal untuk menghasilkan hand
and body lotion yang stabil dan memenuhi syarat. Hand and body lotion yang dibuat menggunakan zat aktif
ekstrak daging buah labu kuning (Cucurbita moschata Duch.) yang berkhasiat sebagai pencerah kulit.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, dimana ekstrak daging buah labu kuning sebagai zat
aktif diformulasikan menjadi sediaan hand and body lotion dengan memvariasikan konsentrasi setil alkohol.
Konsentrasi zat aktif yang digunakan dalam setiap formula adalah 4,2% dan konsentrasi setil alkohol yang
digunakan adalah 2% pada formula I, 3% pada formula II dan 4% pada formula III. Kemudian dilakukan
evaluasi sediaan pada suhu kamar meliputi pH, viskositas, daya sebar, pemisahan fase, homogenitas, tipe
emulsi, warna, bau dan iritasi kulit. Berdasarkan hasil yang didapat, pH sediaan pada suhu kamar
mengalami kenaikan, hasil pengujian viskositas sediaan pada suhu kamar mengalami penurunan dan daya
sebar sediaan pada suhu kamar mengalami kenaikan. Ditinjau dari pemisahan fase, homogenitas, tipe
emulsi, warna, bau dan iritasi kulit, ketiga formula memenuhi syarat selama penyimpanan suhu kamar.
Ekstrak Daging Buah Labu Kuning (Cucurbita moschata Duch.) dapat diformulasikan menjadi sediaan hand
and body lotion yang stabil dan memenuhi persyaratan. Formula yang paling optimal dengan variasi setil
alkohol 3%.
ABSTRACT
Variation cetyl alcohol as emulgator to form an emulsion that is stable and soft. This study aims to
determine the optimum concentration of cetyl alcohol to produce hand and body lotion stable and qualified.
Hand and body lotion made use of active substances fruit pulp extract of pumpkin (Cucurbita moschata
Duch.) efficacious as skin lightening. This research used experimental method, which extracts the pumpkin
flesh as the active ingredient is formulated into dosage of hand and body lotion by varying the concentration
of cetyl alcohol. The concentration of active substances used in each formula is 4.2% and the concentration
of cetyl alcohol used is 2% of formula I, 3% in the formula II and 4% in the formula III. Then the formula
evaluation at room temperature include pH, viscosity, dispersive power, phase separation, homogeneity,
emulsion type, color, smell and skin irritation. Based on the results obtained, the pH of the preparation at
room temperature increases, the viscosity of the preparation of test results at room temperature decreased
and the scatter preparations at room temperature increases. Judging from the phase separation,
homogeneity, emulsion type, color, smell and skin irritation, The third formula is eligible for room
temperature storage. Pumpkin (Cucurbita moschata Duch.) Fruit Extract can be formulated into dosage of
hand and body lotion that is stable and meets the requirements. The most optimal formula with a variation of
3% cetyl alcohol.
1
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
dari luar untuk melindungi kulit dari bahaya II. METODE PENELITIAN
radikal bebas (Suryanto dan Wehantouw, 2009). A. Jenis Penelitian
Salah satu tanaman yang mempunyai daya Jenis penelitiaan ini adalah eksperimental
antioksidan alami ialah labu kuning (Cucurbita yang dilakukan dengan membuat beberapa
moschata Duch.), yang dimanfaatkan dari labu formula hand and body lotion yang mengandung
kuning ini adalah daging buahnya yang ekstrak daging buah labu kuning (Cucurbita
mengandung β-Carotene yang berpotensi dalam moschata Duch.) dengan variasi setil alkohol
menghambat oksidasi lipid (Idayu, 2017). sebagai emulgator dengan konsentrasi 3%.
Tanaman labu kuning (Cucurbita moschata
Duch.) secara empiris digunakan masyarakat
sebagai scrub dengan mencampurkan daging B. Waktu dan Tempat Penelitian
buah labu kuning dengan oatmeal lalu balurkan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
pada tubuh. Berdasarkan penelitian yang telah April-Mei 2019, bertempat di laboratorium
dilakukan bahwa ekstrak etanol daging buah labu farmasetika, laboratorium farmakognosi dan
kuning memiliki aktivitas antioksidan dengan laboratorium fisika Jurusan Farmasi Politeknik
nilai IC50 382,815 ppm ± 18,51 % dan vitamin E Kesehatan Kementerian Kesehatan Palembang.
sebagai pembanding dengan nilai IC50 164,569
ppm ±23,33%. Meskipun ekstrak etanol daging C. Objek Penelitian
buah labu kuning memiliki aktivitas antioksidan Objek penelitian yang digunakan adalah
lebih rendah jika dibandingkan dengan vitamin E, ekstrak daging buah labu kuning (Cucurbita
namun masih berpotensi untuk dikembangkan moschata Duch.) yang diperoleh dari proses
sebagai antioksidan dengan proses fraksinasi ekstraksi. Daging buah labu kuning (Cucurbita
senyawa aktif berikutnya (Idayu, 2017). Dilihat moschata Duch.) dibeli di Pasar Perumnas
dari manfaat dan kandungan antioksidan, daging Palembang yang memiliki ciri-ciri berbentuk
buah labu kuning mempunyai potensi untuk bulat, tua berwarna kuning kehijauan, tidak rusak
dikembangkan menjadi suatu sediaan farmasi dan memiliki bobot 3-5 kg.
dengan memformulasikan menjadi bentuk sediaan
topikal salah satunya yaitu lotion. D. Alat dan Bahan
Lotion merupakan produk kosmetika yang Alat yang digunakan untuk pengolahan
berfungsi melembutkan dan menjaga kulit dari daging buah labu kuning adalah pisau, timbangan,
kekeringan (Purwaningsih, Salamah dan Budiarti, koran, baskom plastik, gelas ukur, botol untuk
2014). Lotion dipilih karena mudah untuk maserasi, corong, kertas saring, alat untuk
diaplikasikan dan dapat digunakan secara tipis destilasi vakum (rotary evaporator).
untuk mencakup ke area yang luas, dibandingkan Alat yang digunakan untuk pembuatan dan
dengan sediaan krim atau salep yang hanya pengujian hand and body lotion adalah mortir,
digunakan di bagian tertentu saja. Pada stamper, sudip, beaker glass, cawan penguap,
pembuatan lotion digunakan variasi emulgator kaca arloji, gelas ukur, pengaduk kaca, sendok
agar mendapatkan formula dengan kestabilan spatula, penjepit kayu, pinset, timbangan gram
fisik yang optimal. Pengujian tipe emulsi kasar (gram), timbangan gram halus (mg),
bertujuan untuk mengetahui tipe emulsi pada timbangan analitik, tangas air, pot plastik, kertas
sediaan. Tipe emulsi pada lotion adalah minyak perkamen, pH meter, viskometer Brookfield,
dalam air (M/A). Penggunaan emulgator setil mikroskop, objek glass, penggaris dan kuisioner.
alkohol dipilih karena sifatnya pelembut, Bahan yang digunakan untuk pengolahan
pengemulsi dan menyerap air. Hal ini dapat ekstrak daging buah labu kuning adalah daging
meningkatkan stabilitas, konsistensi dan buah labu kuning dan etanol 70%. Bahan yang
memperbaiki tekstur (Rowe, Sheskey dan Quinn, digunakan untuk pembuatan dan pengujian hand
2009). and body lotion adalah ekstrak daging buah labu
Variasi setil alkohol sebagai emulgator kuning, asam stearat, setil alkohol, parafin cair,
juga telah diteliti oleh Mulyani dkk., (2018) yang trietanolamin, gliserin, aquadest dan nipagin.
menyatakan bahwa variasi setil alkohol dengan
konsentrasi 2% dapat menghasilkan sediaan E. Cara Pengumpulan Data
lotion yang stabil secara fisik ditinjau dari 1. Ekstraksi Daging Buah Labu Kuning
homogenitas, pH, tipe emulsi, warna dan bau. Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi
Berdasarkan uraian di atas, melalui penelitian ini
menggunakan etanol 70%. Prosedur kerja :
maka peneliti tertarik untuk memformulasikan
hand and body lotion yang mengandung ekstrak a. Daging buah labu kuning dicuci bersih,
daging buah labu kuning (Cucurbita moschata lalu dirajang tipis-tipis, kemudian
Duch.) dengan variasi setil alkohol sebagai masukkan ke dalam botol maserasi
emulgator. b. Siram dengan etanol 70% sampai semua
sampel terendam
2
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
c. Tutup dan biarkan selama 5 hari di tempat berpedoman pada Mulyani dkk., (2018) yang
yang gelap atau terlindung dari cahaya, menyatakan bahwa variasi setil alkohol dengan
sambil dikocok sebanyak tiga kali dalam konsentrasi 2% akan menghasilkan hand and
body lotion yang stabil secara fisik. Peneliti akan
sehari
memvariasikan setil alkohol sebagai emulgator
d. Lalu saring, biarkan beberapa jam dengan total persentase 2%, 3% dan 4% pada
kemudian dienaptuangkan ke wadah lain masing-masing formula. Total persentase pada
e. Ekstrak cair yang didapat lalu dipekatkan masing-masing formula tidak melebihi persentase
dengan cara destilasi vakum sehingga yang dinyatakan tidak stabil oleh Mulyani dkk.,
didapat ekstrak kental daging buah labu (2018). Ekstrak daging buah labu kuning
kuning. (Cucurbita moschata Duch.) berfungsi sebagai
zat aktif. Konsentrasi ekstrak daging buah labu
kuning (Cucurbita moschata Duch.) yang
2. Formula Hand and Body Lotion Ekstrak digunakan pada penelitian ini adalah 4,2%.
Daging Buah Labu Kuning (Cucurbita
moschata Duch.)
Dalam penelitian ini, digunakan tiga
formula dengan tipe lotion minyak dalam air
(M/A). Formula lotion yang digunakan
Tabel 1. Formula Hand and Body Lotion Ekstrak Daging Buah Labu Kuning (Cucurbita moschata Duch.)
3. Pembuatan Hand and Body Lotion dipanaskan pada suhu 70-750C aduk
Ekstrak Daging Buah Labu Kuning hingga homogen (massa 2)
(Cucurbita moschata Duch.) 3) Masukkan fase air ke dalam lumpang
panas
Timbang semua bahan, masukkan ekstrak
4) Campurkan fase minyak ke dalam fase air
kering daun stevia dan daun sambiloto kedalam
sedikit demi sedikit dalam keadaan sama-
lumpang gerus homogeny. Lalu tambahkan
sama panas sambil diaduk dengan
manitol, sorbitol, aspartame dan povidon. Basahi
pengaduk elektrik sampai terbentuk massa
dengan aquadest hingga massa dapat dikepal,
lotion
ayakk dengan ayakan 12 mesh. Keringkan dalam
5) Masukkan nipagin ke dalam mortir,
lemari pengering selama 24 jam, lalu ayak
tambahkan massa lotion pada suhu 350C
kembali. Lakukan uji sifat fisik granul. Setelah
sedikit demi sedikit sambil digerus hingga
granul dievaluasi kemudian tambahkan mg stearat
homogen.
gerus homogen.
a. Cara Pembuatan Formula Kontrol
b. Cara Pembuatan Formula I, II dan III
1) Asam stearat, setil alkohol dan parafin cair 1) Asam stearat, setil alkohol dan parafin cair
(fase minyak) dimasukkan ke dalam (fase minyak) dimasukkan ke dalam
cawan penguap lalu dilebur pada suhu 70- cawan penguap lalu dilebur pada suhu 70-
750C aduk hingga homogen (massa 1) 750C aduk hingga homogen (massa 1)
2) Trietanolamin, gliserin dan aquadest (fase 2) Trietanolamin, gliserin dan aquadest (fase
air) dimasukkan ke dalam beaker glass lalu air) dimasukkan ke dalam beaker glass lalu
3
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
dipanaskan pada suhu 70-750C aduk Bila belum tepat, putar tombol slope
hingga homogen (massa 2) sampai menunjukkan angka 4 ± 0,002
3) Masukkan fase air ke dalam lumpang dengan demikian kalibrasi pH telah
panas selesai. Setelah pengkalibrasian selesai
4) Campurkan fase minyak ke dalam fase air bilas elektroda dengan aquadest
sedikit demi sedikit dalam keadaan sama-
sama panas sambil diaduk dengan 3. Timbang lotion 1 gram lalu larutkan
pengaduk elektrik sampai terbentuk massa dengan 10 ml aquadest ke dalam beaker
lotion glass
5) Masukkan nipagin dan ekstrak daging
buah labu kuning ke dalam mortir,
tambahkan massa lotion pada suhu 350C 4. Celupkan elektroda ke dalamnya
sedikit demi sedikit sambil digerus hingga
homogen. 5. Catat angka pH yang tertera pada monitor
6) Masukkan lotion dalam (wadah) pot. pH meter dan lakukan sebanyak 3 kali.
2. Kalibrasi alat pH meter dengan cara : 6. Spindel logam yang digunakan ada empat
jenis sesuai dengan kekentalan bahan yang
akan diukur
a.Tekan tombol pH
7. Kecepatan putar yang dapat digunakan
b.Celupkan elektroda ke dalam dapar pH antara lain 6 rpm, 12 rpm, 30 rpm dan 60
7, putar tombol skala sampai rpm. Pada penelitian ini kecepatan putar
menunjukkan angka 7,0 yang digunakan adalah 30 rpm
c. Bilas elektroda dengan aquadest lalu 8. Pengukuran viskositas ini dilakukan pada
celupkan ke dalam dapar pH 4, layar suhu kamar dan dilakukan sebanyak 3 kali.
digital akan menunjukkan angka 4,0.
4
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
5
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
28 hari pada penyimpanan suhu kamar meliputi Jika dibandingkan, keempat formula
pH, viskositas, daya sebar, pemisahan fase, memiliki nilai pH yang berbeda karena
homogenitas, tipe emulsi, warna dan bau serta konsentrasi emulgator yang berbeda. pH pada
dilakukan pengujian terhadap iritasi kulit. Hasil formula kontrol cenderung meningkat karena
pengamatan kestabilan sifat fisik hand and body asam stearat yang terkandung lebih kecil.
lotion ekstrak daging buah labu kuning Menurut Risha (2016) semakin tinggi konsentrasi
(Cucurbita moschata Duch.) dapat dijelaskan asam stearat maka semakin rendah nilai pH
sebagai berikut: sediaan (bersifat asam) karena banyaknya gugus
asam yang terkandung dalam asam stearat.
a. Uji Stabilitas Penyimpanan Suhu Namun pH formula sediaan masih dalam kisaran
Kamar jumlah pH yang sama, hal ini karena adanya
Stabilitas hand and body lotion disimpan bahan lain trietanolamin yang memiliki sifat basa.
pada suhu kamar (28±20C) selama 28 hari. Walaupun mengalami kenaikan pH pada
Kemudian dilakukan evaluasi setiap minggunya penyimpanan suhu kamar tetapi kenaikan pH
meliputi pH, viskositas, daya sebar, pemisahan tersebut tidak terlalu tinggi sehingga keempat
fase, homogenitas dan tipe emulsi. Hasil formula masih memenuhi syarat pH untuk
pengamatan kestabilan fisik hand and body lotion sediaan topikal yaitu 4-8 (Aulton, 2002). Dengan
ekstrak daging buah labu kuning (Cucurbita demikian ditinjau dari pengujian terhadap pH
moschata Duch.) pada penyimpanan suhu kamar yang disimpan pada suhu kamar, hand and body
dapat dilihat dalam tabel dan gambar berikut: lotion ekstrak daging buah labu kuning
(Cucurbita moschata Duch.) telah memenuhi
Tabel 2. Hasil Pengamatan pH Hand and Body persyaratan untuk diformulasikan menjadi bentuk
Lotion Ekstrak Daging Buah Labu sediaan hand and body lotion.
Kuning (Cucurbita moschata Duch.)
pada Penyimpanan Suhu Kamar Selama Tabel 3. Hasil Pengamatan Viskositas Hand
28 Hari and Body Lotion Ekstrak Daging Buah
pH Hand and Body Lotion Ekstrak Labu Kuning (Cucurbita moschata
Hand Daging Buah Labu Kuning Ket
Duch.) pada Penyimpanan Suhu Kamar
and (Cucurbita moschata Duch.) Selama 28 Hari
eran
Body Hari Ke- gan Viskositas Hand and Body Lotion
Lotion Ekstrak Daging Buah Labu Kuning
0 7 14 21 28
Hand (Cucurbita moschata Duch.)
Ket
Formula and
6,43 6,68 6,69 6,76 6,85 MS Body
eran
Kontrol Hari Ke- gan
Lotion
Formula
5,81 5,87 6,07 6,08 6,32 MS
I 0 7 14 21 28
Formula Formula
II 5,76 5,84 6,04 6,08 6,51 MS Kontrol
11.684 10.766 10.696 10.495 10.273 MS
Formula Formula
5,77 5,83 6,11 6,13 6,52 MS 7.933 7.633 6.986 6.914 6.796 MS
I
III
Formula
Keterangan: 8.133 8.006 7.473 7.293 7.258 MS
II
MS : Memenuhi Syarat Formula
9.844 9.620 9.307 8.896 8.527 MS
Memenuhi syarat jika pH 4-8 (Aulton, 2002) III
Keterangan:
Hasil pengamatan kestabilan pH sediaan MS : Memenuhi Syarat
hand and body lotion ekstrak daging buah labu Viskositas yang memenuhi syarat 2.000-50.000
kuning (Cucurbita moschata Duch.) dengan cp (SNI, 1996)
variasi setil alkohol pada formula kontrol dan
formula II (3%), formula I (2%) dan formula III Pengujian viskositas bertujuan untuk
(4%) selama penyimpanan suhu kamar dapat mengetahui mudah atau tidaknya sediaan untuk
dilihat pada tabel 4. pH sediaan hand and body diaplikasikan yang ditunjukkan dari
lotion berkisar pada 5,76-6,85, pH formula kemampuannya dalam mengalir. Viskositas dapat
kontrol berkisar 6,43-6,85 dengan kenaikan digunakan sebagai parameter kestabilan dan dapat
persentase sebesar 6,5%, formula I berkisar 5,81- mempengaruhi daya sebar suatu sediaan. Nilai
6,32 dengan kenaikan persentase sebesar 8,7%, viskositas lotion umumnya berkisar antara 2000-
formula II berkisar 5,76-6,51 dengan kenaikan 50.000 cp (SNI, 1996).
persentase sebesar 13% dan formula III berkisar Pengujian viskositas lotion berdasarkan uji
5,77-6,52 dengan kenaikan persentase sebesar stabilitas penyimpanan pada suhu kamar dengan
13%. menggunakan viskometer Brookfield pada
6
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
7
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
8
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
9
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
10
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
Aulton, M., 2002. Pharmaceutical Practice Of Lachman, L., H.A. Lieberman, dan J.L. Kanig,
Dosage Form Design. Curcill Livingstone, 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri.
Edirberd, London, hal. 244, 347. Terjemahan Oleh: Siti Suyatmi.
Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 1995. Farmakope
Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Mitsui, T., 1996. New Cosmetic Science. Elsevier
Republik Indonesia, hal. 6. Science. B.V. Amsterdam, hal. 29-30, 211.
Departemen Kesehatan RI, 1979. Farmakope Muchtadi, D., 2013. Antioksidan dan Kiat Sehat
Indonesia Edisi III. Departemen di Usia Produktif. Bandung: Alfabeta.
Kesehatan Republik Indonesia, hal. 9.
Mulyani, T., Ariyani, H., Rahimah, dan Rahmi,
Dewan Standar Nasional, 1996. SNI 16.4399. S., 2018. Formulasi dan Aktivitas
Mutu Sediaan Tabir Surya. Antioksidan Lotion Ekstrak Daun Suruhan
(Peperomia pellucida L.). Galenika
Dini, A. A., 2015. Formulasi Sediaan Skin Cream Journal of Pharmacy. 2 (1) : 111-117.
Aloe Vera (Aloe barbadensis): Evaluasi
Fisik dan Stabilitas Fisik Sediaan. Naskah Paul C, Maumus-Robert S, Mazereeuw-Hautier J,
Publikasi. Fakultas Farmasi, Universitas Guyen C, Saudez X SA., 2011. Prevalence
Muhammadiyah Surakarta. and risk factors for xerosis in the elderly:
a cross-sectional epidemiological study in
Djuanda, A., 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan primary care. JAAD.
Kelamin. Edisi V. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI. Purwaningsih, S., Salamah, E., dan Budiarti, T.,
A., 2014. “Formulasi Skin Lotion dengan
Dwikarya, M., 2002. Merawat Kulit dan Wajah. Penambahan Karagenan dan Antioksidan
Jakarta : Kawan Pustaka. Alami dari Rhizophora mucronata Lamk”.
Jurnal Akuatika. (Volume V No 1,) 55-62.
Garg, A., D. Aggarwal, S. Garg, and A. K. Sigla.
2002. Spreading of Semisolid Ramayulis, R. 2014. Slim is Easy. Jakarta:
Formulation: An Update. Pharmaceutical Penebar Plus.
Tecnology, USA.
Risha, N.A., 2016. Formulasi Dan Uji Stabilitas
Hendrasty, H.K., 2003. Tepung Labu Kuning Fisik Sediaan Krim AntiInflamasi Ekstrak
Pembuatan dan Pemanfaatannya. Etanol 70% Herba Kumis Kucing
Yogyakarta: Kanisius. (Orthosiphon stamineus Benth.). Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program
Hernani dan Raharjo, M., 2006. Tanaman Studi Farmasi. Universitas Islam Negeri
Berkhasiat Antioksidan. Jakarta: Penebar Syarif Hidayatullah Jakarta.
Swadaya.
Rowe, R.C., P.J. Sheskey dan M.E. Quinn, 2009.
Idayu, R., 2017. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Handbook of Pharmaceutical Excipients
Etanol Daging Buah Labu Kuning Sixth Edition. American Pharmaceutical
Cucurbita moschata (Duch.) Poir. Dengan Association. London, Chicago, hal. 155-
Metode β-Carotene Bleaching. 156, 438-440, 596-598, 697-698, 754-755,
766.
Kandlakunta, B., Rajendran A., & Thinganing L.,
2008. Caroten Content Of Some Common Rukmana., 1997. Budidaya Waluh. Yogyakarta:
(Cereals, pulses, Vegetebles, Sp Ices And Kanisius.
Condiments) And Unconventional Sources
Of Plant Origin. Food Cemistry. 85-89 Sinaga, S., 2011. Pengaruh Substitusi Tepung
Terigu Dan Jenis Penstabil Dalam
Keithler, W.M.R., 1956. The Formulation of Pembuatan Cookies Labu Kuning.
Cosmetics and Cosmetics Specialites. (Skripsi). Medan. Universitas Sumatera
Drug and Cosmetic Industry, New York, Utara.
hal. 12, 65.
Soedarya, M. P., 2006. Agribisnis Labu Kuning.
Kumalaningsih., 2007. Antioksidan dan Jawa Barat: Pustaka Grafik.
Penangkal Radikal Bebas. Jakarta:
Trubus Agrisarana. Sudarto, Y., 1993. Budidaya Waluh. Yogyakarta:
Kanisius.
11
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
Sudarto, Y., 2000. Budidaya Waluh. Yogyakarta: Widia, L., 2015. Anatomi Fisiologi dan Siklus
Kanisius. Kehidupan Manusia. Nurha Medika,
Yogyakarta, Indonesia, hal 86-87.
Suprapti, L., 2005 . Kuaci dan Manisan Waluh.
Yogyakarta: Kanisius. Winarsi, H., 2007. Antioksidan Alami dan
Radikal Bebas. Yogyakarta: Kanisius.
Suryanto, E dan Wehantouw, F., 2009. Aktivitas
Penangkap Radikal Bebas Dari Ekstrak Wulandari, P., 2016. Uji Stabilitas Fisik dan
Fenolik Daun Sukun (Artocarpus altilis Kimia Sediaan Krim Ekstrak Etanol
F.). Chem. Prog. Vol.2, No.1. Tumbuhan Paku (Nephrolepis falcata
(Cav.) C. Chr.). Skripsi, Jurusan Farmasi
Standar Nasional Indonesia., 1996. Sediaan Tabir Universitas Islam Negeri Syarif
Surya. SNI 16-4399-1996. Bandar Hidayatullah, Jakarta.
Standarisasi Nasional.
Wungkana, I., Suryanto, E., dan Momuat, L.,
Swastika, N.S.P., Alissya, Mufrod, dan Purwanto, 2013. “Aktivitas Antioksidan dan Tabir
2013. Aktivitas Antioksidan Krim Ekstrak Surya Fraksi Fenolik dari Limbah Tongkol
Sari Tomat (Solanum lycopersicum L.). Jagung (Zea mays L.)”, Jurnal Ilmiah
Traditional Medicine Journal, 18 (3): 132- Farmasi-UNSRAT. (Volume 2 No 04).
140.
12
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
1.
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Palembang
2.
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Palembang
3.
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Palembang
E – mail : Dwiiagustin97@gmail.com
ABSTRACT
Penyakit tifus merupakan salah satu penyakit sistemik akut yang endemik di
Indonesia.Tifus disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang ditularkan melalui makanan
dan minuman yang terkontaminasi.Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi
permasalahan dengan mencari obat tradisional dari bahan-bahan alami (hewan), salah
satunya dengan menggunakan cacing tanah (Lumbricus rubellus). Secara empiris cacing
Lumbricus rubellus telah digunakan sebagai obat tifus.Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui kemampuan daya hambat serbuk cacing tanah Lumbricus rubellus pada
konsentrasi 10%, 20%, 30%,40%, dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella
typhi. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium.Penelitian dilakukan
menggunakan metode Kirby-Bauer cakram.Cacing Lumbricus rubellus diperoleh dari
peternak cacing tanah yaitu bapak Hasanudin Firmansyah di Jl. Lapang II No.8 cikole
Lembang Bandung 40291.Biakan murni Salmonella typhi didapatkan dari Balai Besar
Laboratorium Kesehatan Palembang.Pengambilan data dilakukan dengan mengukur
diameter zona hambat yang terbentuk pada sekeliling paper disc yang telah ditanamkan
pengenceran serbuk cacing tanah dengan konsentrasi yang telah ditentukan.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa serbuk cacing tanah (Lumbricus rubellus) dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Salmonella typhi. Diameter zona hambat yang dihasilkan paling besar
adalah pada konsentrasi 40% dengan lebar 50mm. Hal ini dapat disimpulkan bahwacacing
tanah (Lumbricus rubellus) dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk penyakit tifus.
Kata Kunci: Serbuk cacing tanah, daya hambat, Lumbricus rubellus, Salmonella typhi
13
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
14
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
C. Tujuan Penelitian
1. Klasifikasi
1. Tujuan Umum
Cacing tanah Lumbricus rubellus
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
diklasifikasikan sebagai berikut (Ciptanto,
serbuk cacing tanah(Lumbricus rubellus) dapat
2011):
menghambat pertumbuhan bakteriSalmonella
Kingdom : Animalia
typhi.
15
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
16
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
memiliki alat gerak dan tidak memiliki mata dimanfaatkan sebagai bahan makanan
Lumbricus rubellus hidup di tanah yang Protein yang terkandung dalam tubuh
mengandung bahan organik dalam jumlah cacing Lumbricus rubellus terdiri dari
besar.Bahan-bahan organik tanah dapat sembilan macam asam amino dan empat
kotoran ternak atau tanaman dan hewan yang macam asam amino esensial tersebut meliputi
mati. Kondisi tanah yang dibutuhkan arginin, histidin, leusin, isoleusin, valin,
Lumbricus rubellus agar dapat tumbuh dengan metionin, fenilalanin, lisin, dan
baik yaitu tanah yang sedikit asam sampai treonin.Sedangkan empat macam asam amino
netral atau pH sekitar 6 -7,2. Pada kondisi ini, non-esensial ialah sistein, glisin, serin, dan
bakteri dalam tubuh cacing tanah dapat tirosin (Pangkulun, 2008).Dalam ekstrak
bekerja optimal untuk mengadakan cacing tanah juga terdapat zat antipurin,
rubellus adalah antara 15-30%.Suhu Selain itu kandungan gizi lainya yang
lingkungan yang dibutuhkan adalah sekitar terdapat dalam tubuh cacing tanah Lumbricus
15-250C, suhu yang lebih tinggi dari 250C rubellus antara lain lemak 7-10%, kalsium
masih baik asal ada naungan yang cukup dan 0,55%, fosfor 1%, dan serat kasar 1,08%, 17%
Lumbricus rubellus cukup tinggi, terutama Senyawa aktif yang terkandung dalam
kandungan proteinnya yang mencapai 64-76% Lumbricus rubellus adalah lumbricin yang
dan dinyatakan lebih tinggi dari sumber merupakan golongan peptide antimikrobia
protein lainnya,misalnya daging (65%) dan spektrum luas yang dapat menghambat bakteri
kacang kedelai (45%). Hal ini menjadi salah gram positif maupun negatif (broad
satu alasandi Jepang, Hongaria, Thailand, spectrum).Selain itu senyawa peptida seperti
Filipina, dan Amerika Serikat cacing ini Caelomocyter (bagian sel darah putih) yang
17
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
kaya akan prolin yang bersifat larut dalam air D. Alat dan Bahan
(Gold Biotechnology, 2009).
1. Alat
6. Pemanfaatan
Alat yang digunakan pada penelitian ini
Kehadiran cacing tanah di bumi adalah:
18
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
g. Vial 2. 20% 44 mm 45 mm 45
2. Bahan mm
Bahan-bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah: 3. 30% 47 mm 46 mm 47m
d. Kloramfenikol
Kontrol positif (Kloramfenikol) : 20 mm
f. Aquadest
19
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
hambat yang dibentuk oleh serbuk cacing tanah dalam imbuhan pakan Ayam boiler,
Jurnal Fakultas kedokteran Universitas
Lumbricus rubellus terhadap pertumbuhan Gajah Mada: Yogyakarta. Dalam
https://scholar.google.co.id/citations?us
bakteri Salmonella typhi. er=Snoy0JMAAAAJ&hl=n
tanah (Lumbricus rubellus) sebagai obat Dzen, S.M., dkk, 2003, Bakteriologi Medik.
Ed. 1, Bayumedia Publishing: Malang
tradisional yang dapat digunakan untuk
Ganiswarna. 1995. Farmakologi dan terapi.
EGC Kedokteran. Jakarta.
pengobatan penyakit lain, dengan metode yang
Hancock, R.E.W., Rozek A., 2002, Mini
berbeda.
review role of membranes in the
Prolinrich Antimikrobial Peptide from Madigan, M.T., Martinko, J.M., 2005. Brock
Biology of microorganism 11th ed.,
the Earthworm: Purification,cDNa Prentice Hall, New Jersey.
Cloning and Molecular
Nurul, D.B., 2010, Efek Terapi Kombinasi
Characterization, Biochim Klorokuin Dan Serbuk Lumbricus
Biophysacta. 1408(1) Rubellus Terhadap ekspresi Gen
Icam-1 Pada Mencit Swiss
YangDiinfeksi plasmodium berghei
Ciptanto dan Ulfah. (2011). Mendulung Emas anka, skripsi, Universitas
hitam melalui budidaya cacing tanah. SebelasMaret: Surakarta.
Yogyakarta: Penerbit lily publisher.
Halaman 12-18. Palungkun, R. 2008. Sukses Berternak Cacing
Tanah Lumbricus rubellus.Penebar
Damayanti, 2009, Pemanfaatan Tepung Swadaya: Jakarta.
Cacing (Lumbricus Rubellus)
sebagai Agensia Anti-pollorum
20
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
Pratiwi,S.T.,2008.Mikrobiologi farmasi.
Erlangga, Jakarta: 150-
171.Priosoeryanto, B.P.P., dkk., 2001,
Aktifitas Antibakteri dan Efek
TerapeutikEkstrak Cacing Tanah
(Lumbricus rubellus) Secara Invitro dan
Invivo Pada Mencit Berdasarkan
Gambaran Patologi Anatomi dan
Histopatologi. Jurnal Balai Penelitian
Veteriner (BALITVET): Bogor.
Ristek,2009,BudidayaCacing Tanah.Dalam
artikel
http://www.smallcrab.com/kesehatan/25
healthy/91-budidaya-cacing tanah,
Diakses pada 9 januari 2018.
Jakarta.
21
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
1.
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Palembang
2.
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Palembang
3.
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Palembang
e-mail: donarohmawati1997@gmail.com
ABSTRAK
Acne Vulgaris merupakan penyakit kulit yang sering terjadi di masa remaja. Banyak faktor
yang mempengaruhi timbulnya jerawat antara lain penggunaan kosmetik. Kosmetik yang dapat
menibulkan reaksi alergi pada kulit diantaranya penggunaan foundation liquid yang dapat
menyebabkan jerawat di wajah. Bahan yang digunakan bersifat komedogenik atau akagenik
seperti lanolin,vaselin,alkohol dan asam oleat. Kosmetik yang sudah terkontaminasi
mikroorganisme biasanya terlihat dari warna, bau dan kekentalan. jika kosmetik yang sudah
terkontaminasi tersebut digunakan pada kulit tidak menutupi kemungkinan sulit mengalami
iritasi bahkan infeksi.Hal tersebut memudahkan mikroorganisme masuk kedalam produk
kosmetik dan berkembang biak menjadi koloni-koloni selama penyimpanan atau setelah
kemasan dibuka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Angka Lempeng Total dalam
sediaan foundation liquid yang sudah dibuka dijual di toko kosmetik Kota Palembang. Untuk
mengetahui apakah sifat dan karakteristik foundation liquid masih dapat diterima oleh BPOM
dan konsumen.Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental deskriptif. Data yang
diperoleh berupa ALT. Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi penentuan dan
pemilihan tempat pengambilan sampel, pengambilan sampel foundation liquid dan
pengujian Angka Lempeng Total pada foundation liquid.Pada penelitian ini diperoleh
Angka Lempeng Total dari foundation liquid telah dibuka Hasil penelitian menunjukkan
bahwa nilai Angka Lempeng pada hari ke nol yang lansung diteliti sebesar 0 sampai dengan
390 koloni/ml dan setelah dubuka pada hari ke nol samapai dengan hari ke sepuluh hasil
menunjukkan bahwa ALT sebesar 98 x 103 sampai dengan 3,2 x 106 koloni/ml.semua sampel
foundation liquid yang telah dibuka dengan merek yang berbeda tidak memenuhi persyaratan
dan keamanan.
22
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
23
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
foundtion liquid tidak boleh melebihi dari harus disertai pembilasan di permukaan
angka 103 kaloni/g atau koloni/ml.karena kulit. Kadar tea tidak boleh lebih dari 5%.
belum ditemukan adanya penelitian f.Pigment dan lakes
terdahulu tentang foundation liquid Digunakan sebagai zat pewarna dalam
dengan metode ALT dan media yang kosmetik. Pigmen (zat warna alami)
berbeda yaitu media Pla tecount Agar adalah zat warna yang diperoleh dari
(PCA). tumbuhan, hewan,atau dari sumber
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mineral (ebookpangan,2006). Zat warna
mengetahui apakah foundation liquid yang ini tidak berbahaya,penting untuk
baru dibeli di beberapa toko kosmetik mewarnai bedak-krim, dan make up stick.
terdapat cemaran mikroba setelah dibuka lakes kebayakan dibuat dari zat warna
pada hari ke 0, dan hari ke 0 -10 . sintetis. Substrat paling umum adalah zinc
oxide, aluminium hidriksida,aluminium
2. Tinjauan Pustaka phospat,magnesium carbonate.
Komponen utama founadtion liquid g.Kaolin
Komponen utama yang digunakan Kaolin merupakan bahan dasar dari
adalah (tranggono dan latifah,2007) golongan silikiat. Kaolin memiliki
a. Mineral oil kemampuan menutupi dan adhesi yang
Mineral oil nama lain dari liquid paraffin baik, dalam jumlah maksimal 25% kaolin
merupakan penggunaan bahan dalam dapat mengurangi sifat kilat talkum. Tidak
kosmetik untuk melembabkan yang semua aluminium silikat dapat
digunakan sebagai cairan pembawa. diklasifikasikan sebagai kaolin, namun 3
Sifatnya tidak berbau, tidak bewarna,dan kelompok di bawah ini secara khusus
tidak mudah teroksidasi. memiliki formula yang sama dan dapat
b. Propylene glycol monostearat disebut kaolin: nacrite, dickite, dan
Propylene glycol monostearat merupakan kaolinite.
cairan bewarna kental yang hampir tidak h.Bentonite
berbau dan rasa gak manis sebagai zat Betonite adalah aluminium silikat hidrat
tambahan, pelarut dalam kosmetik. koloida alam, bebas dari butiran kasar.
c.Asam stearat Pemerian serbuk sangat halus, kuning
Asam stearat digunakan sebagai zat gading, tidak berbau, rasa mirip tanah
tambahan, pelarut. digunakan sebagai zat tambahan (FI.ed III
d.Triethanolamin ( TEA) hal 110).
Triethanolamin adalah bahan pengikat air i.Farfum qs
dan minyak. Bahan ini digunakan untuk Pengharum merupakan konstituen penting
mengurangi tegangan permukaan dalam dari kebanyakan alas wajah. Tingkat
emulsi sehingga banyak digunakan aroma alas wajah harus tetap rendah.
sebagai emulsi dalam kosmetik berbasis Karena luas permukaan alas bedak yang
air. Menurut FDA dosis rendah tea hanya besar, oksidasi produk wewangian dapat
aman digunakan dalam kosmetik untuk sangat mudah terjadi. Oleh karena itu,
penggunaan yang tidak terus menerus dan penting untuk menggunakan wewangian
24
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
25
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
26
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
1.10 merek foundataion yang diambil Pemeriksaan kontrol agar dan kontrol
berdasarkan sampling di poltekkes pengenceran dilakukan terlebih dahulu
Jurusan Farmasi. untuk mencegah adanya kontaminasi dari
2. Foundation telah teregistrasi oleh benda lain sebelum dituangkan kedalam
BPOM. cawan, apabila pada hasil pemeriksaan
3. Foundation di beli di beberapa toko kontrol agar dan pengengecer tersebut
kosmetik di palembang. tidak adanya kontaminasi dan baik
B. Cara Pengumpulan Data digunakan maka tidak ada pengaruhnya
Data didapat dari hasil penelitian di kontrol agar dan pengencer terhadap
laboratorium dengan cara mengamati kontaminasi atau cemaran terhadap
dan menghitung jumlah koloni yang sediaan, sampel yang sudah
tumbuh pada sampel yang sebelumnya terkontaminasi disebabkan oleh sediaan
telah dilakukan pengenceran. Kemudian itu sendiri yang telah tercemar.
sampel tersebut dituang ke dalam cawan untuk hari ke 0 - 10 untuk sampel Make
petri dan diinkubasi. over (2,6 x 106 koloni/ml), Wardah(2 x
C. Tahapan Penelitian 106koloni/ml), mustika ratu (98 x
103koloni/ml),viva (2,1 x 106 koloni/ml),
Olay (3,2 x 106 koloni/ml), latulip (2 x
106koloni/ml), Pixy (2,2 x 106
koloni/ml), Loreal (6,7 x 105 koloni/ml),
Purbasari (3,1 x 106koloni/ml), Sariayu
(1,1 x 105 koloni/ml). Dari hasil diatas,
semua foundation liquid yang setelah
dibuka tidak memenuhi
persyaratan.Dalam Pengunaan sehari-hari
foundation liquid yang sudah dibuka
selama 10 menit terdapat cemaran
mikroba yang telah diteliti pada hari ke 0
sampai hari ke 10 berdasarkan persyaratan
dari BPOM No.17 tahun 2004 bahwa
kosmetik harus mempunyai angka
lempeng total bakteri tidak lebih dari 1000
koloni/ml.
Angka Lempeng Total (ALT) yang
terdapat pada foundation liquid yang
dijual di Kota Palembang dengan merek
yang berbeda ternyata bervariasi. Jerawat
disebabkan oleh sediaan yang sudah
terkontaminasi oleh debu dan tangan yang
Gmbar kerangka oprasional. kurang hygiene. Hal ini dapat disebabkan
oleh juga bahan baku yang digunakan,
cara pembuatan, hygiene dan sanitasi,
kondisi penyimpanan yang kurang baik
dan kemasan. Selain dapat menimbulkan
penyakit, mikroba juga dapat merusak
bentuk sediaan itu sendiri.
5. KESIMPULAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
27
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
28
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
nnya/ Buletin%20Info%20POM/0208.pdf
diakses tanggal 31 Januari 2018)
Cappucino, J.G., and Nathalie Sherman. 2008.
Microbiology a Laboratory Manual.
eight edition, Pearson education, USA,
pp.155-170.
Hadioetomo, R.S., 1993. Mikrobiologi
Dasar dan Praktek-teknik dan Prosedur
Dasar dalam Laboratorium. Gramedia,
Jakarta, pp. 42-46, 100.
(http://library.um.ac.id/free-
contents/download/pub/download-
print5.php/1675.pdf diakses tanggal 9
Februari 2018)
Radji, M., 2011. Buku Ajar Mikrobiologi :
Panduan Mahasiswa Farmasi dan
Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta. pp.27-28, 125.
Martoyo, P.Y., Haryadi, R.D.,
Rahayu,W.P.,2014, Kajian Standar
Cemaran Mikroba Dalam Pangan di
indonesia, Jurnal Standardisasi Majalah
Ilmiah Standardisasi, Vol.16,No.2,
BSN,Jakarta,pp.118-119.
Hadioetomo, R.S., 1993, Mikrobiologi Dasar
dan Praktik- teknik dan ProsedurDasar
dalam Laboratorium, Gramedia,
Jakarta,pp. 44-46,100.
(http://library.um.ac.id/free-
contents/download/pub/download-
print5.php/1675.pdf diakses tanggal 9
Februari 2018)
Purlianto, N.A.I., 2015, Uji Angka Lempeng
Total dan Indentifikasi Escherchia coli
Pada Jamu Pahitan Brotowali Yang Di
Produksi Oleh Penjual Jamu Gendong
Keliling Di wilayah Tonggalan
Klaten.Yogyakarta.
(http://repository.usd.ac.id/2727/2/128114
074_full.pdf. diakses pada tanggal
8Februari 2018)
Mardiana, 2017,Hubungan Paparan
Foundation Dengan Timbulnya Acne
Vulgaris Pada Siswi SMK Negerin
Surakarta .Surakarta
(http://eprints.ums.ac.id/50741/2/HALAM
AN%20DEPAN .pdf)
29
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
E-mail: nova.rizky28@gmail.com
ABSTRAK
Infeksi bakteri E.coli dapat mengakibatkan diare berdarah dan infeksi saluran kemih. Ekstrak dari
bunga Moringa oleifera L. dapat menghambat beberapa bakteri salah satunya E.coli. Hal ini
dikarenakan ekstrak bunga Moringa positif flavonoid. Penelitian ini bersifat deskriptif. Isolasi
senyawa flavonoid bunga Moringa dilakukan dengan metode kromatografi kolom yang kemudian
dimonitor menggunakan kromatografi lapis tipis. Senyawa murni flavonoid kemudian di uji
aktivitasnya terhadap bakteri E.coli menggunakan metode difusi agar dengan media Mueller
Hinton Agar. Hasil penelitian didapatkan rendemen hasil maserasi sebanyak 13,23592%. Hasil
fraksinasi menunjukkan fraksi etil asetat dan air positif mengandung flavonoid golongan flavonon
karena menunjukkan perubahan warna jingga kemerahan saat diuji dg HCl-Mg. Selanjutnya
dilakukan proses kromatografi kolom menggunakan eluen B:A:A (3:1:1), kemudian hasilnya
dimonitor dengan KLT dan didapatkan harga Rf (0,808; 0,812; 0,8; 0,792) untuk hasil kolom
fraksi etil asetat dan Rf (0,589; 0,586; 0,517; 0,467) untuk hasil kolom fraksi aquadest. Uji
aktivitas senyawa flavonoid semua bahan uji menunjukkan positif menghambat pertumbuhan
bakteri E.coli dengan daya hambat paling besar vial 13A sebesar 13,2 mm dan daya hambat paling
kecil vial 15E sebesar 7,9mm.
Kata kunci : Moringa oleifera L.; Flavonoid; Escherichia coli
ABSTRACT
Bacterial infections of E.coli can cause bloody diarrhea and urinary tract infections. Moringa
oleifera flower l. extract may inhibit some bacteria including E.coli. This is because the flower
extract positive flavonoids. This research is descriptive. Flavonoid compounds from Moringa
flower were isolated by column chromatography and then monitored using thin layer
chromatography. Flavonoid pure compounds then tested for activity against E.coli bacteria using
agar diffusion method with Mueller Hinton Agar media. The results obtained by maceration results
yield as much as 13.23592%. The results of the fraction of ethyl acetate and water were positive for
flavonon because it shows a reddish orange discoloration when tested with HCl-Mg. Next, do
process chromatography column using eluen B:A: A (3:1:1) , then the result is monitored with
TLC and the price obtained by the Rf (0.808; 0.8; 0.792 0.812;) for ethyl acetate fraction column
results and Rf (0.589; 0.586; 0.517; 0.467) to aquadest fraction column results. Activity tests of all
flavonoids compounds show positive inhibits the growth of bacteria E.coli with the largest
inhibition of vial 13A of 13.2 mm and the smallest inhibition of vial 15E of 7.9mm.
30
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
31
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
32
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
33
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
Tabel 2. Harga Rf KLT hasil Kromatografi Kolom Fraksi Etil Asetat dan Fraksi Aquadest
Berdasarkan harga Rf hasilkromatografi kolom kromatografi kolom relatif murni. Vial- vial
pada tabel 2 menunjukkan bahwa vial fraksi etil yang memiliki pola pengembangan yang sama
asetat dan fraksi aquadest memiliki noda Rf selanjutnya digabungkan menjadi satu fraksi
yang berbeda-beda dan menunjukkan noda lalu dilakukan identifikasi kimia senyawa
tunggal yang menyatakan bahwa senyawa hasil flavonoid menggunakan HCl-Mg dengan hasil
seperti yang terdapat di tabel 3.
E1 Jingga E1 Jingga
8 dan 9 8
kemerahan kekuningan
10,13, dan E2 Jingga E2 Jingga
9 dan 10
14 kekuningan kekuningan
11 dan 12 E3 Jingga terang 11 dan 12 E3 Jingga terang
15 E4 Kuning 13 dan 14 E4 Jingga terang
34
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
Uji aktivitas Antibakteri Ekstrak Bunga positif berupa Ceftriaxone dan kontrol negatif
Kelor eluan B:A:A. Zona bening yang terbentuk
Vial yang dinyatakan postif flavonoid disekitar cakram merupakan daya hambat yang
selanjutnya dilakukan pengujian aktivitas daya kemudian diukur menggunakan penggaris.
hambat terhadap bakteri E.coli dengan kontrol
Tabel 4. Hasil Pengukuran Diameter Hambat Senyawa Flavonoid Bunga Kelor (Moringa oleifera .)
terhadap bakteri Escherichia coli.
Dari tabel terlihat bahwa eluen yang Menurut Davis dan Stout dalam Jannata
menjadi kontrol negatif memiliki diameter (2014), klasifikasi respon hambatan
hambat terhadap pertumbuhan bakteri E.coli. pertumbuhan bakteri yang dilihat berdasarkan
Untuk mengetahui diameter hambat dari zona bening terdiri atas 4 kelompok yaitu
masing-masing bahan uji maka diameter respon lemah (diameter ≤ 5 mm), sedang
hambat pada perlakuan dikurangkan diameter (diameter 5-10 mm), kuat (diameter 10-20
zona hambat pada kontrol (Sherley, 1998 dalam mm), sangat kuat (diameter ≥20 mm). Uji
Abdullah,S. (2011) sehingga zona hambat yang aktivitas antibakteri dari 8 bahan uji hasil
disebabkan oleh isolat bunga kelor dikurangkan kromatografi kolom menunjukkan aktivitas
dengan zona hambateluen. antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli
kategori kuat (bahan uji 1E, 3A, dan 4A) dan
kategori
35
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
36
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
37
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
1.
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Palembang
2.
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Palembang
3.
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Palembang
E-mail : altiana.pga@gmail.com
Abstrak
Latar belakang :Daun Melinjo (Gnetum gnemon L.) digunakan masyarakat untuk
pengobatan karena terkena gigitan anjing, penyakit mata, dan anemia. Daun melinjo juga
berkhasiat sebagai analgetik. Penelitian ini bertujuan untuk membuat tablet ekstrak daun
melinjo dengan bahan gelatin yang memenuhi persyaratan mutu fisik tablet.
Metode : Daun melinjo sebanyak 1,4 kg dimaserasi dengan pelarut etanol 70%, kemudian
didestilasi vakum hingga didapat ekstrak kental. Pembuatan tablet ekstrak daun melinjo
dibuat dengan tiga formula, menggunakan konsentrasi bahan pengikat yang berbeda antara
lain formula I mengandung gelatin sebanyak 1%, formula II sebanyak 2%, dan formula III
sebanyak 3%. Metode yang digunakan dalam pembuatan tablet ekstrak daun melinjo
adalah dengan metode granulasi basah. Granul yang diperoleh diuji sifat fisiknya meliputi
kecepatan alir, sudut diam, dan kompresibilitas. Tablet yang diperoleh dilakukan uji mutu
fisik yang meliputi uji keseragaman bobot, uji kekerasan, uji keseragaman ukuran, uji
kerapuhan, dan uji waktu hancur.
Hasil : Ekstrak kental daun melinjo yang didapat 142,6 gram dan didapatkan rendemen
10,18 %. Ditinjau dari uji mutu fisik granul dan uji mutu fisik tablet menunjukkan bahwa
kadar gelatin 1% tidak memenuhi syarat keseragaman ukuran, kekerasan dan kerapuhan.
Pada kadar 2% dan 3% tidak memenuhi uji mutu fisik tablet meliputi kekerasan dan
keseragaman ukuran.
Kesimpulan : Dari penelitian ini tablet ekstrak daun melinjo pada formula I, II dan III
tidak dapat dibuat tablet yang memenuhi syarat secara fisik. Tetapi Formula II dan III
memiliki evaluasi fisik tablet yang paling sedikit tidak memenuhi syarat.
38
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
PENDAHULUAN
39
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah ekstraksi maserasi. Daun melinjo
eksperimental yang dilakukan yang digunakan adalah daun melinjo
dengan tiga formula tablet yang yang segar dan bewarna hijau tua,
mengandung ekstrak daun melinjo dengan ciri-ciri daun berhadapan
(Gnetum gnemon L.) dengan variasi berbentuk jorong, yang diperoleh
konsentrasi kadar gelatin sebagai dipekarangan rumah di Sekip tengah
pengikat sebesar 1%, 2% dan 3% Kecamatan Kemuning Palembang.
dengan granulasi basah untuk Penelitian ini mengacu pada
menghasilkan tablet yang sesuai penelitian Mauzu dan Suleiman
dengan uji mutu kestabilan fisik (2014). Peneliti akan
tablet.
Pembuatan tablet ekstrak membandingkan ketiga formula
etanol daun melinjo (Gnetum tablet ekstrak etanol daun melinjo
gnemon L.) serta uji sifat fisik granul (Gnetum gnemon L.) dengan variasi
dan uji kestabilan fisik tablet konsentrasi kadar gelatin sebagai
dilakukan di laboratorium pengikat sebesar 1%, 2% dan 3%
Farmakognosi, laboratorium secara granulasi basah untuk
Farmasetika dan laboratorium Fisika menghasilkan tablet yang sesuai
jurusan Farmasi Politeknik dengan uji mutu kestabilan fisik
Kesehatan Kemenkes Palembang tablet. Rencana pembuatan tablet
pada bulan Mei-Juni 2018. pada penelitian ini adalah sebanyak
Objek penelitian ini adalah ekstrak 200 tablet.
etanol daun melinjo (Gnetum
gnemon L.) yang didapat dari proses
Bahan FI FII FIII Keterangan
Ekstrak + Aerosil (2:1) 300 mg 300 mg 300 mg Zat Aktif
Gelatin 5 mg 10 mg 15 mg Pengikat
Amilum Jagung 37,5 mg 37,5 mg 37,5 mg Penghancur
40
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
41
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
42
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
Formula
Uji Evaluasi
FI F II F III
Waktu Alir (detik) 3,06 MS 2,24 MS 2,12 MS
43
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
Tabel II. Rekapitulasi Hasil uji Kerakteristik Fisik Tablet Ekstak Daun Melinjo
(Gnetum gnemon L.)
KESIMPULAN
Variasi konsentrasi bahan pengikat Ibrahim, Asmanizar, Lis
gelatin sangat berpengaruh terhadap Aisyah, Universitas Indonesia
sifat fisik tablet semakin tinggi Press, Jakarta. Hal. 212
konsetrasinya maka akan
menghasilkan tablet yang semakin Aulton, M.E. 2002. Pharmaceutical
keras. The Science of Dosage Form
Design Second Edition.
DAFTAR PUSTAKA
Abdel, R., Afrizal dan M. London: Churchili
Efendi.2016. Evaluasi Aktivitas Livingstone. Halaman 200 –
Antioksidan, Toksisitas dan 210
Fenolik Total Ekstrak Daun Bustanussalam.2016.Pemanfaatan
Melinjo (Gnetum gnemon Obat Tradisional (Herbal)
Linn). Jurnal Kimia Unand. sebagai Obat
Hal 30-35 Alternatif.J.Biotrends vol
Agoes, G.2013. Pengembangan 7.hal.20
Sediaan Farmasi Edisi Revisi Depkes RI.1995. Farmakope
dan Perluasan. ITB hal. 32 Indonesia Ed IV. Direktorat
Anief, M. 2010. Ilmu Meracik Obat pengawasan obat dan makanan,
Teori dan Praktek. Gadjah Jakarta Indonesia
Mada University Press. Hal. Depkes RI.1979. Farmakope
214 Indonesia Ed III. Direktorat
Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk pengawasan obat dan makanan,
Sediaan Farmasi Ed IV. Jakarta Indonesia. Hal. 6-7
Terjemahan Oleh Farida
44
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
45
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
46
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
1)
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Palembang
2)
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes
Palembang E-mail :
ix122adhityapurwanto@gmail.com
ABSTRAK
Pemahaman masyarakat yang kurang tentang penggunaan obat secara rasional berupa penggunaan
berlebihan, penggunaan yang kurang dari seharusnya, kesalahan dalam penggunaan resep atau tanpa resep,
polifarmasi dan swamedikasi yang tidak tepat. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat hubungan edukasi Gema
Cermat terhadap pengetahuan masyarakat tentang penggunaan obat-obat di wiliyah kerja puskesmas
Ariodillah. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat hubungan edukasi Gema Cermat terhadap pengetahuan
masyarakat tentang penggunaan obat-obat di wiliyah kerja puskesmas Ariodillah. Penelitian ini adalah survey
analitik dengan pendekatan cross sectional, penelitian ini dilakukan di Puskesmas Ariodillah pada bulan Maret
sampai Juni 2019. Data di uji menggunakan metode Chi Square dengan analisi cross tab menggunakan aplikasi
analisa statistik. Hasil uji menunjukkan bahwa nilai Assymp sig pearson’s chi square sebesar 0,013 yang
menunjukkan bahwa Ho < 0,05 berarti Ho di tolak yang artinya ada hubungan antara edukasi Gema Cermat
terhadap pengetahuan tentangg penggunaan obat-obat di wilayah kerja puskesmas Ariodillah secara signifikan.
ABSTRACT
Lack of public understanding about the rational use of medicines in the form of excessive use, less usage than
supposed to, errors in prescription use or without prescription use, polypharmacy, and improper self-
medication. The purpose of this research is to look The correlation between Gema Cermat Education and the
Society’ Knowledge about the Usage of Medications in working area of ariodillah health center. This research
is an analytical survey with cross sectional approaches, this research is done at Ariodillah health center in
March to June 2019. Data is tested using Chi square method with cross tab analysis using statistical analysis
applications. The test results show that Assymp sig pearson’s chi square value is 0,013 which indicates Ho <
0,05 means Ho is rejected therefore there is a significant correlation between Gema Cermat Education and the
Knowledge about the Usage of Medications in working area of ariodillah health center.
PENDAHULUAN
Gema Cermat merupakan upaya bersama antara Masalah penggunaan obat pada masyarakat di
pemerintah dan masyarakat melalui rangkaian antaranya adalah ketidakseimbangan informasi antara
kegiatan dalam rangka mewujudkan kepedulian, tenaga kesehatan dan pasien sehingga pasien
kesadaran, pemahaman dan keterampilan masyarakat cenderung pasrah dan tidak tahu tentang obat yang
dalam menggunakan obat secara tepat dan benar. diresepkan oleh dokter. Hal ini dapat memicu
(Menkes RI , 2017). Apabila obat digunakan secara ketidakpatuhan terhadap aturan pakai obat sehingga
benar, dapat sangat membantu masyarakat dalam tujuan pengobatan tidak tercapai.(Sunaryo dalam
pengobatan secara aman dan efektif. Namun buletin infarkes, 2016). Menurut data World Health
kenyataannya seringkali pengobatan menjadi Organization, sekitar 50% dari seluruh penggunaan
merugikan masyarakat karena tidak disertai obat tidak tepat dalam peresepan dan sekitar 50%
pemahaman mengenai teknik penggunaan yang tepat lainnya tidak digunakan secara tepat oleh pasien.
dan waktu penggunaan yang tepat (Tjay, 2002). 47 Ketidakpahaman masyarakat dalam penggunaan obat
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
merupakan salah satu penyebab kegagalan digunakan rumus Slovin untuk derajat kepercayaan
pengobatan (Aurelia, 2013). Hasil data menunjukkan yang di pilih sebesar 10%, jadi jumlah minimal
bahwa 35,2% rumah tangga menyimpan obat untuk sampel yang di ambil sebanyak 100 orang dari
swamedikasi. Dari 35,2% rumah tangga yang seluruh posyandu.
menyimpan obat, 35,7% di antaranya menyimpan
obat keras, dan 27,8% diantaranya 86,1% antibiotik Cara Pengumpulan Data
tersebut diperoleh tanpa resep.Persepsi yang salah 1. Penulis mendata masyarakat yang dijadikan
pada masyarakat dan banyaknya masyarakat yang sampel kemudian mendatangi masyarakat yang
membeli antibiotik secara bebas tanpa resep dokter terdata sesuai kriteria.
memicu terjadinya masalah resistensi antibiotik 2. Penulis meminta ketersediaan masyarakat untuk
(Riskesdas, 2013). Dalam hal ini salah satu kegiatan menjadi responden penelitian dengan
pemerintah untuk mengurangi dampak penggunaan memberikan penjelasan mengenai tujuan
obat secara berlebihan yaitu dengan di canangkannya penelitian.
program Gema Cermat yaitu penyebaran informasi 3. Penulis memberikan penjelasan mengenai cara
tentang penggunaan obat secara benar dan rasional. pengisian kuesioner.
Pemerintah telah memilih Agent of Change (AoC) 4. Penulis menunggu responden selesai mengisi
Gema Cermat yang berperan memberikan edukasi lembar kuesioner dan apabila responden
mengenai Gema Cermat kepada masyarakat yang mengalami kesulitan dalam memahami
tersebar di Puskesmas, Dinas Kesehatan dan instansi pertanyaan maka dijelaskan kembali oleh
kesehatan lainnya. Puskesmas merupakan sarana penulis.
kesehatan pertama bagi masyarakat. Salah satu 5. Setelah selesai maka kuesioner dikumpulkan
Puskesmas yang mempunyai Agent of Change (AoC) kembali kepada peneliti dan diperiksa
Gema Cermat yang aktif ialah Puskesmas Ariodillah kelengkapannya.
yang sudah banyak melakukan kegiatan penyuluhan
Gema Cermat. Oleh karena itu, penulis ingin Alat Pengumpulan Data
mengidentifikasi seberapa besar peningkatan Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
pengetahuan masyarakat tentang obat setelah edukasi dalam penelitian ini adalah kuesioner, alat tulis, alat
Gema Cermat di Wilayah Kerja Puskesmas perekam.
Ariodillah.
Variabel Penelitian
METODE PENELITIAN Variabel Independent : Edukasi Gema Cermat
Variabel Dependent : Pengetahuan Masyarakat
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasi Cara Pengolahan dan Analisis Data
dengan pendekatan analitik cross sectional, yaitu Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk
penelitian yang dilakukan pada satu waktu dan satu tabel kemudian di analisis dengan menggunakan
kali untuk melihat hubungan edukasi program gema cross tab yang berfungsi untuk mengetahui ada
cermat terhadap pengetahuan masyarakat tentang tidaknya hubungan antara kedua variabel. Analisa
penggunaan obat-obat di wilayah kerja Puskesmas data menggunakan program SPSS versi 24 for
Ariodillah. windows.
Pengambilan keputusan
Waktu dan Tempat Penelitian Jika nilai sig > 0,05, Ho diterima
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei Jika nilai sig < 0,05, Ho ditolak
2019 di Posyandu wilayah kerja Ariodillah
Sampel
Berdasarkan perkiraan KK pada populasi maka Program Gema Cermat Jumlah %
48
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
49
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Ariodillah Ardiyani, 2016. Tantangan dalam Pelayanan
yang memiliki pengetahuan dengan kategori kurang Kefarmasian. Buletin Infarkes (Informasi
baik. Kefarmasian dan Alat Kesehatan). Edisi
IV.
Hubungan Edukasi Gema Cermat Terhadap
Pengetahuan Masyarakat Tentang Penggunaan Aurelia, 2013. Harapan dan Kepercayaan Konsumen
Obat-obat Apotek Terhadap Peran Apoteker Yang
Berdasarkan hasil penelitian dengan uji Chi Berada di Wilayah Surabaya Barat, Jurnal
Square dengan menggunakan analisis crosstab Caliptra, Vol.2. No.1.
dengan kepercayaan 95% didapatkan nilai Assymp
sig pearson’s chi square 0,013. Dari hasil tersebut Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2007. Pedoman
disimpulkan bahwa Ho ditolak sehingga dapat di Penggunaan Obat Bebas dan Bebas
tarik kesimpulan ada hubungan antara edukasi Gema Terbatas. Jakarta: Departemen Kesehatan
Cermat terhadap pengetahuan masyarakat tentang RI.
penggunaan obat-obat di wilayah kerja puskesmas
Ariodillah secara signifikan. Nilai Odd Ratio (OR) = Budiarti, I. 2016. Perbandingan Efektivitas Metode
2,975 menunjukkan bahwa program Gema Cermat Edukasi Dalam Upaya Meningkatkan
memiliki pengaruh 2,975 kali terhadap pengetahuan Pengetahuan Ibu Tentang Dagusibu.
masyarakat di wilayah kerja puskesmas Ariodillah. Fakultas Farmasi. Universitas
Muhammadiyah Purwokerto. Jawa
KESIMPULAN Tengah.
1. Penyuluhan program Gema Cermat telah Budiman dan Agus, R. 2013. Kapita Selekta
didapatkan oleh masyarakat di wilayah kerja Kuisioner Pengetahuan dan Sikap Dalam
Puskesmas Ariodillah sebanyak 69 %, walaupun Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba
belum seluruhnya mengetahui. Medika.
3. Ada hubungan antara edukasi Gema Cermat Dinkes, 2017. Strategi Pelaksanaan Gema Cermat.
terhadap pengetahuan masyarakat tentang Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
penggunaan obat-obat di wilayah kerja Jawa Barat.
Puskesmas Ariodillah secara signifikan.
Hening, P., Nur, A.C. dan Warsinah, 2017. Pengaruh
SARAN Edukasi Apoteker Terhadap Pengetahuan
- Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan dan Sikap Masyarakat Terkait Teknik
penelitian berkaitan dengan program Gema Cermat Penggunaan Obat. Universitas Jenderal
diharapkan dapat mencari beberapa Agent Of Soedirman. Purwokerto.
Change yang melakukan edukasi di wilayah kerja
lainnya, agar dapat menilai tingkat efektivitas dari Ihsan, Sunandar, dkk. 2016. Evaluasi Rasionalitas
Program Gema Cermat yang di canangkan oleh Penggunaan Obat Ditinjau dari Indikator
Pemerintah. Peresepan Menurut World Health
- Saran kepada AOC (Agent Of Change) untuk Organization (WHO) di Seluruh Puskesmas
melakukan edukasi terhadap responden yang belum Kota Kendari. Fakultas Farmasi. Universitas
mendapatedukasi terkait Gema Cermat. Halu Oleo. Kendari.
50
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
51
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
Palembang E - Mail :
tedibantong@yahoo.co.id
ABSTRAK
Insulin pen adalah salah satu alat suntik yang cukup populer di kalangan penderita
diabetes melitus. Jarum suntik insulin pen ini di gunakan hanya boleh sekali pakai jika
digunakan berulang jarum akan menjadi tumpul dan menimbulkan rasa sakit saat di
suntikkan, serta menyebabkan kadar gula darah sulit dikontrol. Status ekonomi
biasanya di ukur dalam konteks penghasilan atau pendapatan. Jumlah pendapatan
akan menggambarkan besarnya daya beli seseoarang, dan daya beli akan
mempengaruhi banyak nya produk yang bisa dibeli. Tujuan dari penelitian ini untuk
untuk melihat hubungan status ekonomi dengan frekuensi penggunaan jarum suntik
insulin pen.Penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan pendekatan
survey analitik serta menggunakan desain penelitian crossectional, penelitian ini
dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang yang dilakukan pada bulan Maret
sampai Mei 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 84 responden
berpendapat keberatan menggunakan jarum suntik insulin pen sekali pakai, sebanyak
78 responden merasa terbebani dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli
jarum suntik insulin pen, sebanyak 56 responden berpendapat bahwa harga jarum
suntik insulin pen itu mahal, sebanyak 81 responden berpendapat bahwa biaya untuk
membeli jarum insulin pen secara terus menerus itu besar dan sebanyak 91 responden
tidak pernah mendapat informasi mengenai penggunaan jarum insulin pen yang hanya
boleh sekali. Tidak ada satu pun responden yang menggunakan jarum suntik insulin
pen sekali pakai oleh karena itu hubungan antara status ekonomi dengan frekuensi
penggunaan jarum insulin pen pada pasien Diabetes Melitus rawat jalan Rumah Sakit
Bhayangkara Palembang tahun 2019 tidak dapat di analisis.
52
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
PENDAHULUAN
Diabetes melitus merupakan suatu Insulin pen adalah salah satu alat suntik
kelompok penyakit metabolik dengan yang cukup populer di kalangan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi penderita diabetes melitus. Insulin pen
karena kelainan sekresi insulin, kerja ini berisi insulin yang Terdiri dari
insulin atau keduanya (PERKENI, tabung seperti pena dan digunakan
2015). Diabetes melitus berdasarkan dengan jarum khusus sekali pakai. Pena
penyebabnya diklasifikasikan menjadi jarum dan
empat macam yaitu diabetes melitus
tipe 1, diabetes melitus tipe 2, diabetes suntikan sekali pakai di rancang
melitus tipe spesifik dan diabetes untuk sekali pakai, tetapi ada beberapa
melitus kehamilan (Irianto, 2013). orang yang
menggunakannya kembali. akan menggambarkan besarnya daya
Padahal setelah dipakai jarum menjadi beli dari seseorang, karena daya beli
tumpul dan dapat tertekuk dengan akan menggambarkan banyaknya
sangat mudah. Bagian kecil yang produk dan jasa yang bisa di beli dan di
terdapat di ujung jarum bisa patah dan konsumsi oleh seseorang (Widodo,
tertanam didalam daging. Selain itu 2015).
jarum suntik insulin pen di lapisi
dengan minyak yang memudahkannya METODE PENELITIAN
masuk ke kulit. Bila digunakan
Jenis Penelitian
berulang – ulang minyak yang melapisi
Jenis penelitian ini adalah
jarum akan hilang dan akan
penelitian non eksperimental dengan
menyebabkan rasa sakit saat di
pendekatan survey analitik, serta
suntikkan. Jadi ada banyak alasan untuk
menggunakan desain penelitian
menggunakan jarum suntik sekali pakai
crossectional. Yaitu metode yang
(Fox, Kilvert, 2010) . Selain itu intruksi
digunakan untuk memberikan gambaran
pada kemasan atau kotak jarum suntik
atau keadaan objek yang diteliti
insulin pen menjelaskan bahwa jarum
berdasarkan data yang dikumpulkan
suntik insulin pen itu tidak boleh di
kemudian di analisa oleh peneliti
gunakan kembali setelah sekali pakai,
sehingga dapat diambil keputusan dan
penggunaan kembali dapat
kesimpulan yang tepat.
menumpulkan jarum dan di kaitkan
dengan pengerasan lemak dibawah kulit
Waktu dan Tempat Penelitian
yang dapat mengubah penyerapan
Penelitian ini dilakukan pada bulan
insulin serta membuat kadar gula darah
Maret –Mei 2019 di Rs. Bhayangkara
menjadi sulit di kontrol.
kota palembang
Status sosial ekonomi digunakan Populasi dan Sampel
dalam penelitian epidemiologi dan
biasanya diukur dalam konteks Populasi
penghasilan atau pekerjaan (White, Populasi
2012). Pendapatan merupakan imbalan Populasi pada penelitian ini
yag diterima oleh seorang konsumen adalah semua pasien diabetes melitus
dari pekerjaan yang dilakukan untuk rawat jalan yang berobat dan menebus
mencari nafkah. Jumlah pendapatan insulin pen di instalasi farmasi Rs.
53
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
54
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
55
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
56
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
57
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
58
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
59
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
E-mail : ummultoyibah98@gmail.com
ABSTRAK
Radikal bebas merupakan suatu elektron dalam tubuh yang tidak berpasangan yang akan terus berusaha
menyerang dan merusak sel-sel tubuh agar tidak stabil, sehingga dapat menimbulkan berbagai macam
penyakit. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat radikal bebas. Senyawa antioksidan alami
adalah senyawa fenolik dan polifenol. Berdasarkan penelitian sebelumnya, kulit buah mangga arumanis
memiliki senyawa polifenol berupa flavonoid. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk menguji besar
aktivitas antioksidan yang terdapat pada kulit buah mangga arumanis dengan radikal DPPH. Penelitian ini
merupakan penelitian non eksperimen. Yang pertama dilakukan ekstraksi menggunakan metode maserasi
dengan pelarut etanol. Yang kedua, sampel dibuat infusa dengan pelarut aquades. Kemudian dibuat larutan uji
DPPH untuk mengukur kurva puncak. Lalu dilarutkan vitamin C sebagai kontrol positif. Selanjutnya dibuat
sampel dengan deret konsentrasi untuk mengukur persen peredaman. Setelah didapatkan persen peredaman,
maka dihitung IC50 untuk menyatakan besar aktivitas antioksidan yang dihasilkan. Hasil penelitian
menunjukkan nilai IC50 ekstrak etanol kulit buah mangga arumanis yaitu 12,46 ppm dan infusa kulit buah
mangga arumanis yaitu 46,92 ppm yang menunjukkan bahwa ekstrak etanol dan ekstrak infusa kulit buah
mangga arumanis memiliki aktivitas antioksidan.
ABSTRACT
A free radical is an electron in the body unpaired will continue to try to attack and damage the body's cells so
unstable that can cause various diseases. Antioxidants are compounds that can inhibit free radicals. Natural
antioxidant compounds are phenolic compounds and polyphenols. Based on previous research, mango fruit skin
arumanis have polyphenolic compounds such as flavonoids. Therefore, a large research to test the antioxidant
activity in the skin of mangoes arumanis with DPPH radical. This research is non-experimental. The first
extraction using maceration method with ethanol. Second, the sample is made infuse with distilled water solvent.
Then made DPPH test solution for measuring the peak curve. Then dissolved vitamin C as a positive control.
Then made samples with a concentration series to measure the percent reduction. Having obtained percent
reduction, the calculated IC50 for the big states antioxidant activity is generated. The results showed the IC50
value bark ethanol extract of mango arumanis ie 12.46 ppm and infuse skin arumanis mango fruit that is 46.92
ppm which indicates that the ethanol extract and extract of mango fruit peel infuse arumanis have antioxidant
activity.
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang banyak untuk pengobatan sesuai dengan norma yang berlaku
memiliki flora yang bisa dimanfaatkan sebagai obat di masyarakat (Permenkes, 2012). Di Indonesia
tradisional. Obat tradisional adalah bahan atau sendiri untuk pelayanan pengobatan tradisional
ramuan bahan yang berasal dari tumbuhan, hewan, proporsinya sedikit meningkat, dari tahun 2013
mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari sebesar 30,4% dan di tahun 2018 menjadi 31,4%
60
bahan tersebut yang secara turun temurun digunakan (Riskesdas, 2018).
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
Salah satu tanaman yang digunakan untuk aktivitas antioksidan dari kulit buah mangga
pengobatan tradisional adalah kulit buah mangga arumanis ini dengan menggunakan ekstrak etanol dan
arumanis (Mangifera indica L. var. arum manis). ekstrak infusa dari kulit buah mangga arumanis
Secara empiris sebagian masyarakat Ogan Ilir dengan vitamin C sebagai kelompok kontrol.
khususnya Tanjung Raja, Rantau Alai dan Ketiau
melakukan pengobatan secara tradisional dari kulit
buah mangga yang dijadikan sebagai obat cacing METODE PENELITIAN
yaitu dengan cara merebus kulitnya selama 15 menit Jenis Penelitian
setelah itu air rebusan kulit mangga diminum dan Jenis penelitian ini adalah non eksperimen
dapat juga digunakan sebagai obat pereda rasa nyeri dengan melakukan uji aktivitas antioksidan yang
dan menghentikan pendarahan yang berlebihan pada terdapat pada ekstrak etanol dan ekstrak infusa kulit
saat haid yaitu dengan cara mengkonsumsi kulit buah buah mangga arumanis (Mangifera indica L. var.
mangga yang sudah digoreng. arum manis) terhadap peredaman radikal bebas
DPPH secara spektrofotometri UV-Vis, dilanjutkan
Menurut penelitian Wulandari dan
dengan penentuan IC50. Dilakukan juga uji kualitatif
sulistyarini (2018), kulit buah mangga arumanis
pada senyawa tanaman.
mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, tannin,
steroid, terpenoid, alkaloid dan saponin. Flavonoid
mempunyai kemampuan sebagai penangkap radikal Objek Penelitian
bebas (Banjarnahor & Artanti, 2014). Radikal bebas Objek penelitian dalam penelitian ini adalah
adalah atom yang memiliki satu atau lebih elektron kulit buah mangga arumanis (Mangifera indica L.
yang tidak berpasangan sehingga menjadi tidak stabil var. arum manis) yang diambil dari halaman rumah
dan sangat reaktif merusak jaringan yang bisa Bapak “X” yang berada di daerah Ogan Ilir. Kulit
menyebabkan terjadinya berbagai macam penyakit buah mangga bisa diambil dari mangga yang masih
(Agung, 2016). Namun, tubuh kita mempunyai mentah atau sudah matang.
mekanisme untuk menetralisir kerusakan, mekanisme
tersebut ialah antioksidan.
Cara Pengumpulan Data
Antioksidan merupakan senyawa yang
1. Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit Buah
mampu menghambat reaksi oksidasi dengan cara
Mangga Arumanis (Mangifera indica L. var.
mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat
arum manis).
reaktif sehingga kerusakan sel dapat dicegah (Sayuti
dan Yenrina, 2015). Aktivitas antioksidan dapat Jenis ekstraksi yang digunakan adalah maserasi
diukur dengan menggunakan 3 metode yaitu dengan langkah-langkahnya sebagai berikut:
CUPRAC (cupric ion reducing antioxidant capacity),
DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) dan FRAP (ferric a) Kulit buah mangga dibersihkan dengan air
reducing antioxidant power) (Widyastuti, 2010). mengalir.
Diantara ketiga metode tersebut, maka metode DPPH
adalah yang paling cepat, tepat, sederhana dan tidak b) Kemudian kulit buah mangga dirajang halus
membutuhkan banyak reagen. Radikal DPPH adalah dengan pisau dan dikeringanginkan tanpa terkena
suatu senyawa organik yang mengandung nitrogen sinar matahari langsung. Setelah itu kulit buah
tidak stabil dengan absorbansi kuat pada panjang mangga ditimbang sebanyak ±100 gram dan
gelombang maksimal 517 nm dan berwarna ungu dimasukkan ke dalam botol maserasi yang berwarna
gelap. Setelah bereaksi dengan senyawa antioksidan, gelap.
DPPH tersebut akan tereduksi dan warnanya akan
berubah menjadi kuning (Sayuti dan Yenrina, 2015). c) Kemudian ditambahkan pelarut etanol sampai
Seperti kebanyakan uji antioksidan yang lainnya, seluruh sampel terendam dan terdapat selapis etanol
metode ini memerlukan spektrofotometer UV-Vis di atasnya.
(Akar, Kucuk dan Dogan, 2017).
d) Botol ditutup dan dibiarkan selama 3 hari di
Mengacu pada penelitian Anggraini tahun tempat gelap atau terlindung dari cahaya sambil
2016 yang meneliti kulit buah mangga arumanis sering dikocok, pengocokan akan dilakukan sebanyak
sebagai anti inflamasi dalam bentuk ekstrak dan 3 kali dalam 1 hari.
penelitian Afanti tahun 2017 yang menliti kulit buah
mangga indramayu sebagai anti inflamasi dalam
bentuk infusa maka peneliti tertarik untuk meneliti
61
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
e) Setelah 3 hari sampel disaring, kemudian dibiarkan Ditimbang DPPH 4 mg, kemudian
selama beberapa jam dan dienaptuangkan ke wadah dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan
lain. dicukupkan dengan etanol 96% hingga tanda,
sehingga didapatkan larutan DPPH dengan
f) Proses maserasi diulang sampai penyarian konsentrasi 0,004% atau 40 ppm (Ukkas, 2017).
sempurna. Ekstrak cair yang didapatkan kemudian
diuapkaan pada suhu dan tekanan yang rendah Uji Aktivitas Antioksidan
sehingga didapatkan ekstrak kental. 1. Penentuan panjang gelombang maksimum
larutan baku DPPH
g) Setelah itu ekstrak kental diencerkan untuk
mendapatkan larutan uji dengan berbagai konsentrasi Larutan baku DPPH 40 ppm dipipet sebanyak 4
b/v, kemudian larutan uji tersebut disaring untuk ml dimasukkan kedalam kuvet dan diukur dengan
mendapatkan larutan uji yang sesuai untuk pengujian spektrofotometer UV-Vis, kemudian dicatat
pada spektrofotometri Uv-Vis. absorbansinya pada panjang gelombang 400-800 nm.
Dari kurva serapan, ditentukan panjang gelombang
2. Pembuatan Ekstrak Infusa Kulit Buah Mangga maksimum (Adrianta, Udayani dan Meriyani, 2017).
Arumanis (Mangifera indica L. var. arum
manis). 2. Larutan Uji Ekstrak Etanol Kulit Buah
Mangga Arumanis
a) Kulit buah mangga arumanis segar diambil
kemudian dibersihkan terlebih dahulu dan diiris Pengukuran antiradikal bebas dengan ekstrak
kecil-kecil lalu ditimbang sebanyak ±10 gram. etanol kulit buah mangga arumanis yaitu
dilarutkannya 50 mg ekstrak kedalam etanol sehingga
b) Kemudian irisan kulit buah mangga dicampur didapatkan konsentrasi 1000 ppm, diencerkan lagi
dengan 100 ml air Aquades, dimasukkan kedalam menjadi 100 ppm. Kemudian dari larutan tersebut
bejana non logam seperti kaca ataupun keramik. akan dibuat deret larutan dengan konsentrasi 10 ppm,
8 ppm, 6 ppm, 4 ppm, dan 2 ppm. Masing-masing
c) Kemudian ditutup dan dipanaskan pada suhu 90 oC dipipet sebanyak 2 ml, kemudian dimasukkan
selama 15 menit. kedalam tabung reaksi selanjutnya larutan baku kerja
DPPH 40 ppm dipipet sebanyak 2 ml, kemudian
d) Cairan infus diserkai (peras dan saring) selagi semua larutan dalam tabung reaksi didiamkan selama
panas menggunakan kain flannel dan corong gelas, 30 menit. Lalu diukur dengan spektrofotometri Uv-
kemudian ditambahkan air panas hingga 100 ml. Vis, baca absorbansinya pada panjang gelombang
maksimum.
Identifikasi Senyawa Kimia
3. Larutan Uji Infusa Kulit Buah Mangga
1. Uji Flavonoid
Arumanis
Ekstrak etanol kulit buah mangga arumanis
dimasukkan dalam tabung reaksi diencerkan dengan Pengukuran antiradikal bebas dengan infusa
etanol. Kemudian ditambahkan asam klorida (HCL) kulit buah mangga yaitu larutkan 0,1 ml larutan
pekat dan logam Mg, Jika terjadi perubahan warna infusa kedalam pelarut etanol sehingga didapat
merah, jingga atau kuning maka positif mengandung konsentrasi 100 ppm. Kemudian dari larutan tersebut
flavonoid. dibuat deret larutan dengan konsentrasi 10 ppm, 8
ppm, 6 ppm, 4 ppm, dan 2 ppm. Masing-masing
2. Uji Vitamin C dipipet sebanyak 2 ml, kemudian dimasukkan
Ekstrak kulit buah mangga arumanis dimasukkan kedalam tabung reaksi selanjutnya larutan baku kerja
dalam tabung reaksi, diencerkan dengan etanol. DPPH 40 ppm dipipet 2 ml, kemudian semua larutan
Kemudian tambahkan larutan Natrium bikarbonat dalam tabung reaksi didiamkan selama 30 menit.
(NaHCO3), setelah itu tambahkan tiga tetes larutan Lalu diukur dengan spektrofotometri Uv-Vis, baca
FeSO4. Jika terbentuk warna ungu berarti positif absorbansinya pada panjang gelombang maksimum.
mengandung vitamin C.
4. Larutan Uji Baku Pembanding Vitamin C
Pembuatan Larutan Uji
Vitamin C ditimbang sebanyak 100 mg,
1. Pembuatan larutan DPPH kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml.
Setelah itu, tambahkan pelarut aquades sampai batas
62
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
hingga didapatkan konsentrasi 1000 ppm, dan ukur (pyrex), erlenmeyer (pyrex), dan gelas ukur
diencerkan lagi menjadi 100 ppm dengan cara pipet (pyrex) dan plat tetes, batang pengaduk, penangas air,
10 ml larutan induk vit C larutkan dengan aquadest termometer dan kain flanel.
ad 100 ml dalam labu takar. Kemudian dari larutan
tersebut dibuat deret larutan dengan konsentrasi 10 2. Bahan
ppm, 8 ppm, 6 ppm, 4 ppm dan 2 ppm. Masing-
masing dipipet sebanyak 2 ml, kemudian dimasukkan Bahan-bahan yang digunakan adalah kulit
kedalam tabung reaksi selanjutnya larutan baku kerja buah mangga arumanis (Mangifera indica L. var.
DPPH 40 ppm dipipet 2 ml, kemudian semua larutan arum manis), pereaksi DPPH, larutan etanol 96%,
dalam tabung reaksi didiamkan selama 30 menit. larutan etanol 80%, aquadest, dan Vitamin C Merk,
Lalu diukur dengan spektrofotometri Uv-Vis, baca Logam Mg, H2SO4 2 N, NaHCO3, FeSO4.
absorbansinya pada panjang gelombang maksimum.
63
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
Tabel 1. Hasil Identifikasi senyawa Kimia dalam Ekstrak Etanol dan Ekstrak Infusa Kulit Buah Mangga Arumanis
(Mangifera indica L. var. arumanis)
Flavonoid Vitamin C
Positif Positif
Kesimpulan Kesimpulan
warna warna
Ekstrak
kulit buah Mengandung Mengandung
Merah Ungu
mangga flavonoid vitamin C
arumanis
Infusa kulit
buah Mengandung Mengandung
Merah Ungu
mangga flavonoid vitamin C
arumanis
Tabel 2. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Mangga Arumanis dengan Metode DPPH.
Tabel 3. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Infusa Kulit Buah Mangga Arumanis dengan Metode DPPH
64
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
2 ppm 40,48 %
Tabel 5. Nilai IC50 Ekstrak Kulit Buah Mangga Arumanis, Infusa Kulit Buah Mangga Arumanis dan Kontrol positif
Vitamin C
y = 0,971x + 4,435
y = 3,096x + 36,656
y = 3,260x + 9,376
PEMBAHASAN
Grafik 2. Ekstrak Etanol Kulit Buah Mangga
Arumanis Antioksidan merupakan senyawa yang mampu
menghambat reaksi oksidasi dengan cara mengikat
radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif
sehingga kerusakan sel dapat dicegah (Sayuti dan
Yenrina, 2015). Kulit buah mangga arumanis
mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, tannin,
steroid, terpenoid, alkaloid dan saponin. Flavonoid
mempunyai kemampuan sebagai penangkap radikal
bebas (Banjarnahor & Artanti, 2014).
65
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
Pada penelitian ini peneliti menguji aktivitas buah mangga arumanis memiliki persen peredaman
antioksidan dari Kulit buah mangga arumanis. lebih tinggi bila dibandingkan dengan persen
Penggunaan kulit buah mangga arumanis ini peredaman ekstrak infusa kulit buah mangga
didasarkan pada empiris yang berkembang di arumanis. Hal ini dikarenakan bentuk metode
sebagian masyarakat ogan ilir khususnya daerah ekstraksi secara maserasi dinilai lebih baik dalam
Tanjung Raja, Rantau Alai dan Ketiau dengan khasiat penyarian senyawa flavonoid yang tidak tahan
kulit buah sebagai obat cacing, pereda rasa nyeri dan pemanasan dan mudah teroksidasi dalam suhu tinggi
bisa menghentikan pendarahan pada saat haid. (Ritna, Anam, dan Khumaidi, 2016). Dalam proses
Namun dengan berkembangnya teknologi dan penyarian ekstrak kental dilakukan pula pengulangan
pengetahuan mendorong semakin banyak penelitian sebanyak 3 kali dengan menggunakan pelarut yang
mengenai kulit buah mangga arumanis. berbeda sehingga menyebabkan penyarian lebih
sempurna jika dibandingkan dengan infusa.
Pada table 2 dan 3. Uji aktivitas antioksidan
ekstrak etanol dan ekstrak infusa kulit buah mangga Perbedaan hasil antara ekstrak etanol dan
arumanis. Hasil dari ekstrak etanol kulit buah ekstrak infusa didasari pula pada zat aktif yang tersari
mangga arumanis menunjukkan bahwa persen dari masing-masing pelarut yang digunakan, dimana
peredaman terbesar ekstrak ada pada konsentrasi terdapat senyawa-senyawa metabolit sekunder
tertinggi yaitu 10 ppm sebesar 39,17% dan persen tanaman yang tidak larut atau sukar larut dalam air
peredaman infusa kulit buah mangga arumanis pada salah satunya aglikon flavonoid (Sjahid, 2008).
konsentrasi 10 ppm yaitu 13,53%. Serta % Senyawa aglikon flavonoid yang terkandung dalam
peredaman terendah terdapat pada konsentrasi kulit buah mangga arumanis sendiri berupa golongan
terkecil yaitu 2 ppm sebesar 14,39% dan untuk katekin yang diketahui mempunyai sifat kelarutan
persen peredaman ekstrak infusa pada konsentrasi 2 baik dalam etanol dan sukar larut dalam air
ppm yaitu 5,46%. Penurunan daya peredaman (Rahmawati, dan Erdiana, 2013). Hal ini dapat
dikarenakan, semakin banyak kandungan senyawa mengakibatkan tidak tersarinya senyawa antioksidan
antioksidan dalam suatu ekstrak maka akan secara tersebut dalam proses penyarian infusa. Dari hasil ini
visual warna kuning terbentuk. semakin pekat warna membuktikan bahwa kulit buah mangga arumanis
yang ditujukan maka persen peredaman semakin memiliki aktivitas antioksidan baik ekstrak kental
tinggi (Molyneux, 2004). maupun infusa.
66
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
Dari persamaan yang didapatkan dari uji Aak. 1991. Budi Daya Tanaman Mangga. Kanisius.
regresi linier diketahui bahwa nilai IC50 ekstrak lebih Yogyakarta
tinggi dibandingkan dengan nilai IC50 infusa. Dengan Adrianta, K.A., N.W. Udayani, H. Meriyani, 2017.
nilai IC50 ekstrak maupun infusa kulit buah mangga Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun
arumanis masing-masing yaitu 12,46 ppm dan 46,92 Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme)
ppm. Untuk nilai IC50 larutan vitamin C sebagai baku Dengan Metode DPPH (1,1-Diphenyl-2-
pembanding sebesar 4,31 ppm. Hal ini berarti bahwa Picryhidrazyl). Jurnal Medicamento. 3 (1)
nilai aktivitas antioksidan terbesar terletak pada nilai Afanti, M.R., 2017. Aktivitas Antiinflamasi Infusa
IC50 larutan vitamin C sebagai baku pembanding Kulit Buah Mangga (Mangifera indica L.)
dengan nilai IC50 terendah sebesar 4,31 ppm. Indramayu Pada Mencit Jantan Galur Swiss
Sehingga dapat diartikan bahwa semakin kecil nilai Terinduksi Karagenin 1%. Skripsi, Fakultas
IC50 maka semakin besar aktivitas antioksidan maka Farmasi Universitas Sanata Dharma
semakin kecil nilai IC50 yang dihasilkan. Fery, dkk Agung, K.R.I.G, 2016. Podriatri (Atlas “Suku
(2019) melaporkan bahwa ekstrak etanol krokot Awon”). Bhuana Ilmu Populer, Jakarta,
memiliki aktivitas antioksidan lebih besar jika Indonesia
dibandingkan dengan ekstrak infusa dengan nilai IC50 Akar, Z., M, Kucuk, H, Dogan. 2017. A new
132,26 µg/mL (ppm) dan ekstrak infusa sebesar colorimetric DPPH : scavengingactivity
192,28 µg/mL (ppm). method with no need for a spectrophotometer
applied on synthetic and natural antioxidants
and medicinal herbs. Journal of enzym
inhibiton and medicinal chemistry. 32 (1).
KESIMPULAN Anggraini, O.D., 2016. Efek Ekstrak Kulit Mangga
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Arumanis Terhadap Penurunan Edema Kaki
yang telah diuraikan mengenai “Aktivitas Mencit Putih Jantan Yang Diinduksi
Antioksidan Ekstrak Etanol dan Ekstrak Infusa Kulit Karagenin. Skripsi, Fakultas Kedokteran
Buah Mangga Arumanis (Mangifera indica L. var. Univeritas Jember
arumanis) dengan metode DPPH dapat disimpulkan: Arief, S. 2006. Radikal Bebas. Surabaya: Bagian
1. Ekstrak Etanol daun dan infusa Kulit buah Ilmu Kesehatan Anak FK Unair / RS. Dr.
mangga arumanis (Mangifera indica L. var. Sutomo.
arumanis) memiliki daya aktivitas Banjarnahor SDS, Artanti N., 2014. Antioxidant
antioksidan properties of flavonoid. Med J Indonesia. 23
2. Nilai IC50 dari ekstrak dan infusa kulit buah (4).
mangga arumanis masing-masing sebesar Departemen Kesehatan RI, 1979. Farmakope
12,46 ppm dan 46,92 ppm. Indonesia, Edisi III. Departemen Kesehatan
3. Nilai IC50 sebagai kontrol positif sebesari Republik Indonesia.
4,31 ppm. Hal ini berarti aktivitas Departemen Kesehatan RI, 1995. Farmakope
antioksidan vitamin C lebih besar Indonesia, Edisi IV. Departemen Kesehatan
dibandingkan dengan kedua ekstrak dan Republik Indonesia.
infusa sampel. Departemen Kesehatan RI, 2000. Parameter Standar
Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Direktorat
SARAN Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
1. Dapat dilakukan pengujian aktivitas Jakarta.
antioksidan kulit buah mangga lain selain Fauziah, F. F., 2013. Pengaruh Buah Manggis Buah
mangga arumanis dengan spektrofotometri Sirsak Dan Kunyit Terhadap Kandungan
Uv-Vis Radikal Bebas Pada Daging Sapi Yang
2. Dapat dilakukan pengujian aktivitas Diradiasi Dengan Sinar Gamma. Skripsi,
antioksidan kulit buah mangga arumanis Universitas Brawijaya Malang.
dengan metode lain seperti metode Hanani, E.M.S., 2015. Analisis Fitokimia. Jakarta :
CUPRAC, dan FRAP, serta menggunakan Penerbit Buku Kedokteran EGC.
pelarut lain selain etanol dan aquadest. Hassan, M. N. dan A. N. Laily, 2014. Uji Kandungan
Flavonoid dan Perbandinngan Aktivitas
Antioksidan Pada Ekstrak Etanol Simplisia
Bunga Pepaya Gantung Saat Kuncup dan
DAFTAR PUSTAKA Mekar. Jurnal Skrinning Bioaktif. 1 (1).
Karim, K., M. R. Jura, dan S. M. Sabang, 2015. UJi
Aktivitas Antioksidan Daun Patikan Kebo
67
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
68
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
Palembang E-mail :
resism.rsm@gmail.com
ABSTRAK
Konstipasi adalah ketidakmampuan melakukan evaluasi tinja secara sempurna. Penyebab konstipasi sering
terjadi karena faktor risiko asupan serat yang rendah. Secara empiris tanaman keji beling dapat digunakan
sebagai laksatif. Tanaman keji beling mengandung senyawa alkaloid dan saponin yang berkhasiat sebagai
diuretik, emoliens dan laksatif. Menyadari fakta tersebut, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian
mengenai efek laksatif terhadap ekstrak daun keji beling. Penelitian ini bersifat eksperimental menggunakan
hewan percobaan tikus putih jantan sebanyak 30 ekor yang dibagi menjadi enam kelompok. Kelompok I
(kontrol normal), kelompok II (kontrol negatif), kelompok III (perlakuan suspensi ekstrak dosis I 20 mg/200
grBB), kelompok IV (perlakuan suspensi ekstrak dosis II 40 mg/200 grBB), kelompok V (perlakuan suspensi
ekstrak dosis III 80 mg/200 grBB), dan kelompok VI (kontrol positif, diberi suspensi bisacodyl 0,09 mg/200
kgBB). Efek laksatif dibuktikan dengan metode transit instestinal yaitu mengukur rasio panjang lintasan marker
norit pada usus terhadap panjang keseluruhan usus tikus. Penelitian ini menunjukkan perbedaan yang
siginifikan antara kontrol positif dengan kontrol negatif, normal, dosis I dan dosis II, namun tidak pada dosis
III (p>0,05) yang berarti dosis III memiliki efek laksatif. Ekstrak etanol daun keji beling (Strobilanthes crispus
BI.) yang memiliki efek laksatif secara signifikan (p>0,05) dengan positif yaitu dosis III 80 mg.
ABSTRACT
Constipation is the inability to carry out a perfect stool evaluation. The cause of constipation often occurs due
to risk factors for low fiber intake. Empirically the vile plant can be used as a laxative. Vile plants contain
alkaloid and saponin compounds which are efficacious as diuretics, emollients and laxatives. Realizing this fact,
the researchers felt the need to conduct research on the effect of laxatives on extracts of vile leaves. This
research was experimental using 30 male white rats which were divided into six groups. Group I (normal
control), group II (negative control), group III (treatment of suspension of extract dose I 20 mg / 200 grBB),
group IV (treatment of suspension of extract dose II 40 mg / 200 grBB), group V (suspension treatment of
extract dose III 80 mg / 200 grBB), and group VI (positive control, given bisacodyl suspension 0.09 mg / 200
kgBB). The laxative effect evidenced by the intestinal transit method is to measure the ratio of the trajectory
length of the norit marker in the intestine to the overall length of the rat intestine. This study showed significant
differences between positive controls with negative controls, normal, dose I and dose II, but not at dose III (p>
0.05), which meant that dose III had a laxative effect. Ethanol extract of keji beling leaves (Strobilanthes crispus
BI.) Which has a significant laxative effect (p> 0.05), ie dose III (80 mg / 200 grBB).
69
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
PENDAHULUAN
Menurut Ketua Pengurus Besar Perkumpulan B2) juga tinggi mineral termasukpotasium (51%),
Gastroenterologi Indonesia (PGI), dr. Chundahman kalsium (24%), sodium (13%), besi (1%) dan
Manan, SpPD-KGEH, konstipasi adalah fosfor (1%) yang memiliki manfaat untuk
ketidakmampuan melakukan evaluasi tinja secara kesehatan(Nurraihana, 2013). Kandungan alkaloid
sempurna, yaitu berkurangnya frekuensi buang air dan saponin berkhasiat sebagai diuretik, laksatif
besar dari biasanya yaitu kurang dari tiga kali dan emoliens (Dalimartha, 2008). Namun hingga
dalam seminggu dan konsistensi tinja yang lebih saat ini belum ada penelitian secara in vivo
keras (Susilawati, 2010). Prevalensi konstipasi di mengenai uji efek ekstrak daun keji beling sebagai
Amerika Serikat berkisar antara 2–20 %. laksatif. Menyadari fakta tersebut, peneliti merasa
Berdasarkan International Database US perlu untuk melakukan penelitian “Efek Laksatif
CensusBureau pada tahun 2003 prevalensi Ekstrak Etanol Daun Keji Beling (Strobilanthes
konstipasi di Indonesia sebesar 3.857.327 Crispus BI.) dengan Metode Transit Intestinal
jiwa(Friedman dan Grendell, 2003). Menurut data terhadap Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus)
dari RSCM dalam Susilawati (2010) selama kurun yang Diinduksi dengan Gambir”. Dengan metode
waktu 1998-2005, dari 2.397 pemeriksaan transit intestinal digunakan untuk mengevaluasi
kolonoskopi, 216 diantaranya atau sekitar 9% rasio jarak usus yang ditempuh oleh suatu marker
terindikasi mengalami konstipasi dan wanita lebih dalam waktu tertentu, terhadap panjang usus
beresiko mengalami konstipasi daripada pria keseluruhan pada hewan coba. Dan diinduksi
dengan angka perbandingan 4:1. Penyebab dengan gambir yang akan menyebabkan
konstipasi sering terjadi karena faktor risiko asupan terabsorbsinya cairan dalam lumen usus sehingga
serat yang rendah. Selain itu, gerak tubuh yang dapat menyebabkansembelit (Sundari, 2010).
kurang, baik disengaja maupun tidak disengaja
menyebabkan penurunan peristaltik usus sebagai BAHAN DAN HEWAN UJI
pemicu terjadinya konstipasi (Harrington dan
Haskvitz, 2006). Bahan : Bahan yang digunakan dalam
Menurut Susilawati (2010), terdapat dua cara penelitian ini antara lain: Pelarut Etanol 96%,
untuk mengobati konstipasi yaitu terapi Kloroform, Daun Keji Beling (Strobilanthes
nonfarmakologi dan terapi farmakologi. Terapi crispus BI.), Tablet Bisacodyl, Na CMC 1%,
nonfarmakologi dilakukan melalui meningkatkan Gambir, Norit, Aquadest dan Pellet tikus.
aktivitas fisik, menghindari obat-obatan yang dapat Hewan Uji : Hewan percobaan yang digunakan
menyebabkan konstipasi, meningkatkan konsumsi adalah tikus putih jantan (Rattus norvegicus)
serat dan minuman yang cukup, serta mengatur dengan bobot rata-rata 200 gr/BB yang diperoleh
kebiasaan BAB, seperti menghindari mengejan dan dari Laboratorium Non Ruminansia dan Satwa
membiasakan BAB setelah makan atau waktu yang Harapan Fakultas Perternakan IPB.
dianggap sesuai. Terapi farmakologis dilakukan
dengan menkonsumsi pencahar osmotik (laktulosa) METODE PENELITIAN
dan pencahar stimulant (bisacodyl dan
sodiumpicosuphate) untuk melunakkan feses dan Jenis Penelitian
meningkatkan peristaltik atau gerakan usus. Penelitian ini bersifat eksperimental
Namun efek samping dari obat laksatif ini adalah menggunakan tikus putih jantan (Rattus
perut kram, ketergantungan dan bisa sampai terjadi norvegicus) sebagai hewan percobaan dengan
hipokalemia jika digunakan dalam jangka waktu metode transit intestinal.
lama (Sholekhudin, 2014). Oleh karena itu,
diperlukan penanganan alternatif yang aman dan Waktu dan Tempat Penelitian
efektif dengan efek samping yang lebih rendah Penelitian mengenai pengaruh efek antidiare
serta lebih ekonomis, yaitu dengan menggunakan ekstrak daun keji beling (Strobilanthes crispus BI.)
tanaman tradisional seperti keji beling. terhadap tikus putih jantan (Rattus norvegicus)
Tanaman keji beling banyak digunakan sebagai dengan metode transit intestinal dilaksanakan pada
tanaman obat yang berkhasiat. Menurut Preethi bulan Maret – Mei 2019 di laboratorium
(2014), manfaat daun keji beling antara lain Farmakologi, Farmakognosi, dan Farmasetika
sebagai antidiabetes, diuretik, penyembuhan luka, Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Palembang.
antimikroba, pencahar, dan anticancer. Kandungan
senyawa keji beling yaitu polifenol, katekin, Pembuatan Ekstrak Daun Keji Beling
alkaloid, saponin, kafein, tanin, vitamin (C, B1 dan (Strobilanthes crispus BI.)
70
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
Simplisia diekstraksi menggunakan etanol 96% dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator
dengan cara maserasi. Ekstrak ynag diperoleh sehingga didapat ekstrak kental sebanyak 8,23
dipekatkan dengan rotary evaporator dan gram dengan persentase rendemen sebesar 4,115%.
didapatkan ekstrak kental. Rendemen ekstrak daun Ekstraksi ini bertujuan untuk mendapatkan zat
keji beling yang dihasilkan sebesar 4,115%. berkhasiat dari daun keji beling (Strobilanthes
crispus BI.)
Pengujian Efek Antidiare Ekstrak Daun Keji Pengujian efek laksatif ini menggunakan
Beling (Strobilanthes crispus BI.) metode transit intestinal. Metode ini bekerja
Pengujian efek laksatif ekstrak daun keji beling dengan mengamati lintasan norit terhadap
(Strobilanthes crispus BI.) diuji dengan metode keseluruhan usus tikus menggunakan norit sebagai
transit intestinal.Hewan uji dibagi menjadi 6 marker. Norit merupakan senyawa yang yang
kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 ekor, Yaitu bersifat adsorbensia dan tidak dapat dicerna.
: Semakin besar rasio norit pada usus maka
• Kelompok I (Normal), diberi aquadest dinyatakan memberikan efek laksatif lebih baik.
• Kelompok II (Negatif), diberi suspensi Na. Pada tabel 1. Rata-rata rasio usus yang didapatkan
CMC 1% dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa
• Kelompok III (Dosis I), diberi ekstrak daun kelompok normal dan kelompok negatif memiliki
keji beling 20 mg/grBB persen rasio yang lebih besar dibandingkan dengan
• Kelompok IV (Dosis II), diberi ekstrak daun kelompok ekstrak dan positif.
keji beling 40 mg/grBB Pada tabel 2. dapat diketahui bahwa hasil
• Kelompok V(Dosis III), diberi ekstrak daun statistik kelompok positif (Bisacodyl) dengan
keji beling 80 mg/grBB kelompok negatif (Na CMC 1%) menunjukkan
• Kelompok VI (Positif), diberi suspensi nilai signifikan 0,000 (<0,05) yang dimaknai
Bisacodyl bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara
kelompok positif dengan kelompok negatif.
Metode Transit Intestinal Kelompok negatif yang diberi Na CMC 1% tidak
1. Semua tikus diinduksi gambir 3g/kgBB mengandung zat yang berefek laksatif sedangkan
selama dua hari lalu dipuasakan selama 18 kelompok positif yang diberi Bisacodyl bekerja
jam. Tetapi air tetap diberikan memperkuat peristaltik usus (Tjay dan Rahardja,
2. Setelah sembelit, pemberian Ekstrak uji, 2015).
Pembawa atau pembanding diberikan pada Hasil Analisis kelompok positif (Bisacodyl)
t=0 dengan kelompok dosis I (ekstrak 20 mg/200 grBB
3. Setelah t = 45 menit, tikus diberi suspensi menunjukkan nilai signifikan nilai 0,000 (p<0,05)
norit 1 ml secara oral sebagai parameter uji. yang dimaknai bahwa terdapat perbedaan yang
4. Pada t = 65 menit, tikus dikorbakan secara bermakna antara kelompok positif dengan
dislokasi tulang leher. kelompok dosis I. Pada kelompok positif
5. Usus tikus dikeluarkan secara hati-hati (Bisacodyl) dengan kelompok dosis II (ekstrak 40
jangan sampai terenggang mg/200 grBB menunjukkan nilai signifikan nilai
6. Panjang seluruh usus dan bagian usus yang 0,011 (p<0,05) yang dimaknai bahwa terdapat
dilalui lintasan norit mulai dari pilorus perbedaan yang bermakna antara kelompok positif
sampai ujung akhir (berwarna hitam) diukur dengan kelompok dosis II. Sedangkan Pada hasil
dari masing-masing hewan. analisis pada kelompok positif (Bisacodyl) dengan
7. Dihitung rasio jarak yang ditempuh norit kelompok dosis III (ekstrak 80 mg/200 grBB)
terhadap panjang usus keseluruhan. menunjukkan nilai signifikan nilai 0,579 (p>0,05)
8. Data dianalisis secara statistika dengan yang dimaknai bahwa tidak terdapat perbedaan
menggunakan Analisa of Varian (ANOVA) yang bermakna antara kelompok positif dengan
dilanjutkan dengan Post Hoc Tukey. kelompok dosis III.
71
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
72
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
requirements for the Degree of Doctor of Harmita, dan Radji, M. 2008. Buku Ajar
Philosophy, hal. 5. Analisis Hayati. Edisi III. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Agoes, A. 2010. Tanaman Obat Indonesia. Jakarta Halaman 66.
Selatan: Salemba Medika.
Harrington, KL. Dan Haskvitz, EM. 2006.
Catto-Smith, A. G., 2012, Constipation - Causes, Managing a Patient’s Constipation with
Diagnosis and Treatment, InTech, physical therapy. Physical Therapy. 86,
Croatia, pp. 4-8, 103, 119. 11.
Cristy, I. 2011. Asosiasi Genotip Apolipoprotein E Irianto, Kus. 2007. Struktur dan Fungsi Tubuh
dengan Fungsi Kognitif pada Pasien Manusia untuk Paramedis. Yrama
Pasca Stroke Iskemik . Program Widya, Bandung, Indonesia, Hal. 185-
Pascasarjana Magister Ilmu Biomedik 192.
dan Program Pendidikan Dokter
Spesialis Ilmu Penyakit Saraf, Jasin, M. 1984. Sistematika Hewan (Invertebrata
Universitas Diponegoro: Semarang, Dan Vertebrata). Surabaya: Sinar
Indonesia. Wijaya.
Dalimartha, S. 2008. Atlas Tumbuhan Obat Jilid 5.
Jakarta: PT Pustaka Bunda. Jastra, Y. dan Atman. 2016. Produksi Gambir:
Strategi Meningkatkan Produksi
Departemen Kesehatan R.I., 2000, Parameter Gambir, Plantaxia. Yogyakarta.
Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat
Tradisional, Direktorat Jendral Koeman, JH. 1987. Pengantar Umum Toksikologi.
Pengawasan Obat dan Makanan; Jakarta. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta, Indonesia. Hal.64-65.
Dharma, S. Aria, M. dan Syukri, E.F. 2014.
Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Keji Kusumawati, D. 2004. Bersahabat Dengan Hewan
Beling (Strobilanthes crispus) Terhadap Coba. Yogyakarta: UGM press.
Kelarutan Kalsium dan Oksalat Sebagai
Komponen Batu Ginjal Pada Urin Tikus Laurance, D. R abd Bacharach A. L., 1964.
Putih Jantan. Scientia. 4 (1): 36 Evaluation of Drugs Activities
Pharmacometrics, Academic Press,
Friedman, S. L., Grendell, J. H., 2003. CURRENT London, pp 33-37.
Diagnosis & Treatment in
Gastroenterology. Singapore: McGraw Mailandri, M. Uji aktivitas antioksidan ekstrak
– Hill, 21 – 26. daun (Garcinia kydia Roxb) dengan
metode DPPH dan identifikasi senyawa
Fortin, Francious dkk. 2009. The Human Body. kimia fraksi yang aktif. Universitas
Terjemahan Oleh: Wibowo, D. S. Buana indonesia; 2012.
Ilmu Populer Untuk Gramedia Direct
Selling, Jakarta, Indonesia, Hal. 104- Midian, S. 1991. Penapisan Farmakologi,
109. Pengujian Fitokimia dan Pengujian
Klinik. Yayasan Pengembangan Obat
Ganong, W.F. 1995, Review Of Medical Bahan Phyto Medica. Jakarta, Hal. 23-26.
Physiology, diterjemahkan oleh Petrus
Andrianto, EGC, Jakarta, hal. 477-485. Mills, S. and Bone, K. 2000. Principles and
practice of phytotherapymodern herbal
Harborne, J.B., 1996. Metode Fitokimia: medicine. Toronto: Churchill Livingstone.
“Penuntun Cara Modern
MenganalisisTumbuhan”. Terjemahan Nofianti, T dan Nurlaili, D. 2014. Aktivitas
Oleh : Padmawinata, K dan F. Laksatif Infusa Daun Ceremai
Soedito, InstitutTeknologi Bandung, (Phyllanthus acidus L) Pada Mencit.
Bandung. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada.
11(1) : 89-93.
73
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
Parker, J. N. and Parker P. M., 2002, The 2002 Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M,
Official Patient’s Sourebook on Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Constipation: A Revised and Updated Jilid II edisi V. Jakarta: Interna
Directory for the Internet Age, ICON Publishing; 2009.
Group International, Inc., USA, pp. 11-
21. Sulaksana, J. dan Dadang I. J., 2005. Keji Beling
(Mencegah dan Menggempur Batu
Pearce, E. C., 2013, Anatomy and Physiology for Ginjal). Jakarta: Penebar Swadaya.
Nurses, diterjemahkan oleh Sri Yuliani
Handoyo, PT Gramedia Pustaka Utama, Sundari, D dan Winarno M. 2010. Efek Lakstif Jus
Jakarta, hal. 234-242. Daun Asam Jawa (Tamarindus indica
Linn.) pada Tikus Putih yang Diinduksi
Preethi, F. 2014. A Comprehensive Study on a Dengan Gambir. Media Litbang
Endemic Indian Genus - Strobilanthes. Kesehatan Volume XX Nomor 3.
International Journal of Pharmacognosy
and Phytochemical Research, 6 (3) : Susilawati, D., 2010. “Cara Tepat Atasi
459-466. Sembelit”.http://ftp.unpad.ac.id/,
diunduh tanggal 28 Januari 2019.
Price, S. A. dan Wilson, L. M., 2006.
Pathophysiology: “Clinical Concepts of Syamsuhidayat, S.S., dan Hutapea, J.R. 1991.
Disease Processes” Vo. 1 6/E. Inventaris Tanaman Obat Indonesia.
Terjemahan Oleh: Pendit, B. U dkk, Edisi I. Badan Penelitian dan
Buku Kedokteran EGC, Jakarta, Pengembangan Kesehatan Departemen
Indonesia, Hal. 456-459. Kesehatan RI. Jakarta.
Ritschel, W.A. 1974. Laboratory Manual of Tjay, T. H dan K. Rahardja. 2015. Obat-obat
Biopharmaceutics and penting. Edisi 7. Kelompok Gramedia.
Pharmacokinetics. Drug Intelligence Jakarta. Hal: 305.
Publications, Inc.
Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi
Robinson, T. 1995. Kandungan Organik (Terjemahan Ulang). Gadjah Mada
Tumbuhan Tinggi. Diterjemahkan oleh: University Press: Yogyakarta,
Padmawinata, K. ITB. Bandung, Indonesia. Halaman 564-570.
Indonesia Vogel, G. 2002. Drugs discovery and Evaluation
Pharmacologycal Assay Second Edition.
Rochsitasari, N., 2011, “Neurotransmiter dan Heidelberg, Germany, Hal. 884-885.
hormon yang berperan pada motilitas
saluran cerna”, Wexner, S. D. and Duthie G. S., 2006,
http://eprints.undip.ac.id/31168/2/Bab_1 Constipation: Etiology, Evaluation, and
.pdf,diunduh tanggal 29 januari 2019. Management, Springer-Verlag, London,
pp. 4-5, 15-16, 26-27, 36, 44, 135, 137.
Sastrohamidjojo, H., 1996. Sintesis Bahan
Alam. Gadjah Mada University Wijayakusuma, H. 2000. Ensiklopedia Millennium
Press, Yogyakarta, Indonesia, hal Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia
140-158. Jilid 1. Jakarta: Prestasi Insan Indonesia.
74
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
E-mail: cikayu@student.poltekkespalembang.ac.id
ABSTRACT
Emulsion is a pharmaceutical preparation in the form of a liquid that combines two substances that are not
mixed, usually aqueous and oil. Olive oil and tomatoes are efficacious as antihypertensive.The purpose of this
research is formulate tomatoes (Lycopersicum esculentum ) extract and olive oil (Olea europaea) becomes O/W
emulsion. O/W emulsion more stable using a combination emulgator as span 80 and tween 80, because it has
balance between hydrophilic and lipophilic substances so that it can unite all types of solutions. This study was
a experimental.Variation of span 80 and tween 80 concentrations is 3%:5% formula I, 3,36%:5,64% formula II,
3,74%:6,26% formula III. After that, it is evaluated at room temperature storage for 28 days, that are pH,
viscosity, specific gravity, homogenity, phase separation, emulsion type, color, odor and taste.Based on the
results obtained, both pH, viscosity and specific gravity are decrease. For evaluasion of phase separation, only
formula I does meet the requirements. Based on evaluation homogenity, emulsion type, color, odorl and taste all
formulas meet the requirements during storage28 days. Tomatoes (Lycopersicum esculentum ) extract and olive
oil (Olea europaea) can formulate becomes stable and eligible emulsion. The most optimal formula is formula
III with concentration 3,74% of span 80 and 6,26% of tween 80.
Keywords: Antihypertensive, Emulsion O/W, Tomatoes Extracts, Span 80, Tween 80.
ABSTRAK
Emulsi merupakan sediaan farmasi berupa cairan yang menyatukan dua zat yang tidak tercampur, biasanya air
dan minyak. Minyak zaitun dan buah tomat memiliki khasiat sebagai antihipertensi. Tujuan penelitian ini
adalah memformulasikan ekstrak buah tomat (Lycopersicum esculentum) dan minyak zaitun (Olea europaea)
menjadi sediaan emulsi tipe M/A. Emulsi tipe M/A lebih mudah stabil dengan menggunakan emulgator
kombinasi seperti span 80 dan tween 80 karena memiliki keseimbangan antar zat hidrofilik dan lipofilik
sehingga dapat menyatukan semua jenis larutan. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimental. Variasi
konsentrasi span 80 dan tween 80 yang digunakan adalah 3%:5% pada formula I, 3,36%:5,64% pada formula
II, 3,74%:6,26% pada formula III. Kemudian dilakukan evaluasi sediaan pada penyimpanan suhu kamar
selama 28 hari meliputi pH, viskositas, bobot jenis, homogenitas, pemisahan fase, tipe emulsi, warna, bau dan
rasa. Berdasarkan hasil yang didapat, baik pH, viskositas maupun bobot jenis setiap formula mengalami
penurunan. Hasil evaluasi pemisahan fase, hanya formula II dan formula III yang memenuhi syarat. Ditinjau
dari uji homogenitas, tipe emulsi, warna, bau, dan rasa seluruh formula memenuhi syarat selama penyimpanan
28 hari. Ekstrak tomat dan minyak zaitun dapat diformulasikan menjadi sediaan emulsi yang stabil dan
memenuhi syarat. Formula yang paling optimal adalah formula III dengan konsentrasi span 80 sebesar 3,74%
dan tween 80 sebesar 6,26%.
Kata kunci: Antihipertensi, Emulsi M/A, EkstrakTomat, Span 80, Tween 80.
75
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
76
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
77
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
78
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
tween 80 pada setiap formula menyebabkan pH viskositas yang didapat maka semakin kecil pula
setiap formula juga berbeda. Menurut Pambudi bobot jenis yang dihasilkan.
(2013), semakin tinggi konsentrasi span 80 dan tween d. Evaluasi Homogenitas
80 dalam sediaan menyebabkan sediaan semakin Hasil pengamatan homogenitas yang dilakukan
basa. Oleh sebab itu, perlu ditambahkan zat menggunakan mikroskop menunjukkan bahwa
pendapar dalam formula agar pH yang dihasilkan partikel terdistribusi dengan baik dalam basis emulsi
lebih stabil selama penyimpanan. ditandai dengan tidak adanya partikel yang
b. Evaluasi Viskositas menggumpal atau tidak rata baik pada formula I,
formula II maupun formula III selama 28 hari
penyimpanan pada suhu kamar.
Viskositas e. Evaluasi Tipe Emulsi
Emulsi
400
350
Pengujian tipe emulsi ditetapkan dengan cara
menambahkan methylen blue secara mikroskopik
300 I
250 (Syamsuni, 2006). Penggunaan methylen blue ini
200
Viskositas
150 karena zat tersebut larut dalam air, dan tipe emulsi
100 II
0 7 14 21 28 dalam penelitian ini adalah minyak dalam air.
III
(cp)
79
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
10.0%
3.3%
0.0%
Formula I Formula II Formula III
i
.
Gambar 5. Grafik Pengamatan Warna selama
Penyimpanan
Dari uji tanggapan yang dilakukan tidak lebih
dari 20% responden menyatakan perubahan
warna. Hal yang mempengaruhi perubahan warna
pada sediaan tersebut dikarenakan saat
proses
80
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
Basito, 2010. Pengaruh Varietas dan Perbandingan Martin, A., J. Swarbrick, dan A. Cammarata., 1993.
Pelarut pada Ekstraksi Minyak Atsiri Jahe Farmasi Fisik : Dasar-dasar Farmasi Fisik dalam
(Zingiber officinale Roscoe). Universitas Sebelas Ilmu Farmasetika Edisi Ketiga. Terjemahan Oleh:
Maret, Surakarta, Indonesia. Yoshita. UI-Press. Jakarta, Indonesia,
Dalimartha, D. S., & Adrian, D. F., 2013. Fakta Mu’awanah IAU, Setiaji B, Syoufian A. 2014.
Ilmiah Buah Sayur. Penebar Plus, Jakarta, Pengaruh Konsentrasi Virgin Coconut Oil (VCO)
Indonesia. terhadap Stabilitas Emulsi Kosmetik dan Nilai
Sun Protection Factor (SPF). Berkala MIPA.
Daniati A.R., Kartasurya M.I., 2015. Pengaruh
Penambahan Minyak Zaitun terhadap Tekanan Nabiela, W., 2013. Formulasi Emulsi Tipe M/A
Darah Sistolik Penderita Hipertensi yang diberi Minyak Biji Jinten Hitam (Nigella sativa L.).
Jus Tomat. Journal of Nutrition College:4(1), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,
Semarang, Indonesia. Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia., 1979. Orey, C., 2008. Khasiat Minyak Zaitun. Penerbit
Farmakope Indonesia Edisi III. Direktorat Jendral Hikmah PT. Mizan Publika, Jakarta, Indonesia.
81
Jurnal Kesehatan Pharmasi (JKPharm) Vol.2 No.1 Juli 2020
82