6716
112
Widyastuti, Hilaliyati N, Rahmi SIN
Hasil uji skrining fitokimia yang asam askorbat, antosianin, tannin dan
dilakukan dapat dilihat pada Tabel 1. senyawa fenol (Suradkar et al., 2017; Akhila
Terdapat perbedaan kandungan metabolit dan Hiremath, 2018). Penelitian yang
sekunder dari buah segar dengan setelah dilakukan oleh Rohadi et al., (2017)
ekstraksi tergantung pelarut yang menunjukkan ektrak metanol buah S.
digunakan. Kandungan flavonoid dan cumini mengandung senyawa fenolik,
fenolik terdapat pada buah segar dan asam galat, asam tanat dan rutin. Adanya
ekstrak etanol, sedangkan pada ekstrak etil alkaloid pada ekstrak juga disampaikan
asetat dan n-heksan tidak ditemukan oleh Agarwal et al., (2019) dimana adanya
adanya flavonoid dan fenolik. Semua kandungan alkaloid pada daun, biji buah,
ekstrak mengandung alkaloid. Terpenoid buah, bunga dan akar dari S. cumini
tidak terdapat pada ekstrak n-heksan. Hasil dengan kadar yang berbeda.
ini sama dengan yang didapatkan oleh Pemeriksaan antioksidan terhadap
Migliato et al., (2009), dimana ekstrak ekstrak buah jambu jamblang dilakukan
etanol buah S. cumini yang didapat secara dengan metode DPPH. Metode DPPH
perkolasi mengandung senyawa polifenol. dipilih karena merupakan metode yang
Ekstrak buah yang didapatkan dengan cara sederhana, mudah, peka dan hanya
freeze dried mengandung senyawa tannin, memerlukan sedikit sampel dengan waktu
asam galat dan asam elagik (Zhang dan yang relatif singkat. Aktivitas antioksidan
Lin, 2009). Ekstrak etanol buah S cumini merupakan kemampuan suatu senyawa
mengandung senyawa antosianin dan atau ekstrak untuk menghambat reaksi
fenolik (Singh et al., 2013). Secara oksidasi yang dapat dinyatakan dengan
keseluruhan buah S. cumini mengandung persentase penghambatan atau
Hasil perhitungan nilai IC50 yang pada vitamin C. Ekstrak etil asetat
didapat, diketahui bahwa aktivitas memberikan pengaruh efektifitas yang
antioksidan pada ekstrak etil asetat lebih tinggi sebagai antioksidan terhadap DPPH,
baik dari pada etanol dan n-heksan tapi dibanding ekstrak etanol dan n-heksan.
lebih rendah aktivitas antioksidannya dari
asetat. Penelitian lain didapatkan ekstrak sediaan tabir surya. Eritema adalah
etanol buah memiliki nilai IC50 sebesar 195 panjang gelombang yang dapat
ppm (Singh et al., 2013). Ekstrak metanol menimbulkan warna kemerahan pada
buah dengan kadar 400 ppm, memiliki kulit. Nilai transmisi eritema yaitu jumlah
kapasitas antioksidan sebesar 93,05% energi sinar ultraviolet penyebab eritema
(Rohadi et al., 2017). Ekstrak buah yang pada panjang gelombang 292,5 – 372,5
didapatkan secara freeze dried memilik nm, maka perhitungan nilai serapan untuk
nilai IC50 sebesar 82,21 ppm (Zhang dan persentase eritema pada panjang
Lin, 2009) dan 319,89 ppm (Marliani dkk, gelombang tersebut. Pigmentasi adalah
2014). Adanya perbedaan aktivitas panjang gelombang yang dapat
antioksidan yang didapat kemungkinan menimbulkan bintik hitam pada kulit. Nilai
karena berbedanya tempat tumbuh transmisi pigmentasi merupakan jumlah
tanaman ini. energi sinar ultraviolet penyebab
Adanya kandungan alkaloid pada pigmentasi pada panjang gelombang
ekstrak etil asetat juga mempengaruhi dari 292,5 – 372,5 nm, maka perhitungan nilai
kekuatan antioksidan ekstrak dimana serapan untuk persentase pigmentasi
penelitian yang dilakukan oleh Gan et al., pada panjang gelombang tersebut.
(2017) menunjukkan pada tanaman maca Aktivitas tabir surya dapat dilihat dari
(Lepidium meyenii) efek antioksidan pengukuran nilai SPF, %Te dan %Tp. Nilai
alkaloid lebih besar dibandingkan senyawa SPF berkisar dari 0 - 100, semakin besar
fenolik pada tanaman tersebut. nilai SPF, maka sampel memiliki
Efektivitas sediaan tabir surya dapat kemampuan yang lebih baik melindungi
dilakukan dengan metode penentuan % kulit dari paparan sinar UV. Hasil
transmisi eritema (%Te) dan % transmisi perhitungan %Te, %Tp dan SPF dapat
pigmentasi (%Tp). Transmisi merupakan dilihat pada Tabel 3.
persentase sinar yang diteruskan oleh
Nilai SPF yang baik dari suatu bahan negative sinar UVB pada kulit secara in vitro
tabir surya adalah diatas 15. Dari hasil yang yang menyebabkan kulit kemerahan dan
didapat pada kadar 1000 ppm, ekstrak etil gelap. Karena itu potensi ekstrak etil asetat
asetat telah menunjukkan nilai diatas 15, buah Syzigium cumini (L.) Skeel pada
sedangkan ekstrak etanol dan ekstrak n- penelitian ini lebih baik dibandingkan
heksan masih dibawah nilai 15. Menurut ekstrak lain sebagai tabir surya dengan
%Te dan %Tp semua ekstrak masuk kadar yang sama. Disamping itu adanya
kedalam kategori total block dimana kandungan senyawa alkaloid dan
semua ekstrak dapat menghalangi efek terpenoid pada ekstrak juga
mempengaruhi aktivitas tabir surya hal ini Ebrahimzadehi, M. A., Enayatifard, R., Khalili,
sama dengan yang dilaporkan oleh Eff et M., Ghaffarloo, M., Saeedi, M., & Charati,
al., (2018) dimana pada pengujian buah J. Y. (2014). Correlation between sun
mahkota dewa (Phaleria marcocarpha protection factor and antioxidant
activity, phenol and flavonoid contents
(Scheff.) Boerl) yang mengandung alkaloid
of some medicinal plants. Iranian Journal
juga menunjukkan aktivitas sebagai tabir
of Pharmaceutical Research, 13(3), 1041–
surya. 1047.
Eff, A. R. Y., Pertiwi, R. D. Rakhmawati, I., &
4. KESIMPULAN
Utami, T. P. (2018). In-vitro and in-vivo
Penelitian aktivitas antioksidan dan sunscreen activity of active compounds
tabir surya dari ekstrak buah jambu isolated from fruits of Phaleria
jamblang menggunakan pelarut yang marcocarpha (Scheff.) Boerl). J Young
berbeda didapatkan ekstrak asetil asetat Pharm, 10(2), 106 - 110.
yang mengandung senyawa metabolit Gan, J., Feng, Y., He, Z., Li, X., & Zhang, H.
sekunder alkaloid dan terpenoid memiliki (2017). Correlations between
aktivitas antioksidan yang lebih baik antioxidant activity and alkaloids and
dibandingkan ekstrak etanol dan n-heksan phenols of maca (Lepidium meyenii).
dengan nilai IC50 sebesar 1754,2. Demikian Journal of Food Quality, 2017(3185945), 1
- 10.
pula dengan aktivitas tabir surya, ekstrak
Korac, R.R., & Khambholja, K.M. (2011).
etil asetat pada kadar 1 mg/mL telah
Potential of herbs in skin protection from
mempunyai nilai SPF sebesar 38,018 dan
ultraviolet radiation. Pharmacognosy
dikategorikan sebagai proteksi ultra, Reviews, 5(10), 164-173.
sehingga dapat disimpulkan ekstrak etil Marliani, L., Kusriani, H., & Sari, N. I. (2014).
asetat buah jambu jamblang mempunyai Aktivitas antioksidan daun dan buah
aktivitas antioksidan dan tabir surya yang jamblang (Syzigium cumini L.) Skeel.
lebih baik dibandingkan ekstrak etanol dan Prosiding SNaPP Sains, Teknologi Dan
n-heksan. Kesehatan, 4(1), 201–206.
Migliato, K. F., Carvalho, E. S. De, Vitor, L.,
DAFTAR PUSTAKA Carlos, J., Mello, P. De, Baby, A. R.,
Afify, A. E. M. R., Fayed, S. A., Shalaby, E. A., & Salgado, N. (2009). Total polyphenols
El-shemy, H. A. (2011). Syzygium cumini from Syzygium cumini (L.) Skeels fruit
(pomposia) active principles exhibit extract. Brazilian Journal of
potent anticancer and antioxidant Pharmaceutical Sciences, 45(1), 121–126.
activities. African Journal of Pharmacy Molyneux, P. (2004). The use of the stable free
and Pharmacology, 5(7), 948–956. radical diphenylpicrylhydrazyl ( DPPH )
Agarwal, P., Gaur, P. K., Tyagi, N., Puri, D., for estimating antioxidant activity.
Kumar, N., & Kumar, S. S. (2019). An Songklanakarin Journal of Science and
overview of phytochemical, therapeutic, Technology, 26(2), 211–219.
pharmacological and traditional Parate, M. A., Bajpai, N. D., & Walke, D. D.
importance of Syzygium cumini. Asian (2019). Role of Syzygium cumini (jamun)
Journal of Pharmacognosy, 3(1), 5 - 17. in cosmetic. International Journal of
Akhila, H., & Hiremath, U. S. (2018). Physico- Scientific Development and Research,
chemical properties of jamun (Syzygium 4(6), 193–201.
cumini L.) fruits and its processed Ramya, S., Neethirajan, K., & Jayakumararaj, R.
products. Int. J. Pure App. Biosci, 6(6), (2012). Profile of bioactive compounds
1317–1325. in Syzygium cumini – a review. Journal of