Anda di halaman 1dari 8

ORIGINAL ARTICLE JIF Farmasyifa 4(1):112-119 (Januari 2021) DOI : 10.29313/jiff.v4i1.

6716

POTENSI EKSTRAK BUAH JAMBU JAMBLANG (Syzygium


cumini L.Skeel) SEBAGAI ANTIOKSIDAN DAN TABIR SURYA

Widyastuti 1* , Najmi Hilaliyati 2 , Suci Intan Nisa Rahmi 3


1,3
Prodi Farmasi, Universitas Perintis Indonesia
2
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Info Article ABSTRAK


Submitted : Penggunaan herbal saat ini semakin berkembang sebagai
nutrifood, obat-obatan dan kosmetik. Syzigium cumini atau jambu
23 September 2020
jamblang mengandung senyawa yang mempunyai aktivitas
Revised : sebagai antioksidan. Disamping itu adanya senyawa fenol didalam
21 Januari 2021 buah jambu jamblang diduga memiliki aktivitas tabir surya.
Accepted : Peelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan
tabir surya pada buah jambu jamblang dengan menggunakan
23 Januari 2021
pelarut yang berbeda, sehingga dapat dilihat potensi ekstrak
sebagai antioksidan dan tabir surya. Ekstraksi buah jambu
Corresponding Author : jamblang secara maserasi menggunakan pelarut etanol, etil asetat
Widyastuti dan n-heksan. Ekstrak yang didapat dilakukan pemeriksaan
kandungan senyawa metabolit sekunder. Pengujian aktivitas
antioksidan menggunakan metode DPPH. Aktivitas tabir surya
Email :
dilakukan secara metode spektrofotometri. Dari penelitian yag
rettyhandayani@gmail.com dilakukan didapatkan hasil ekstrak etanol mengandung senyawa
alkaloid, flavonoid, fenolik dan terpenoid. Ekstrak etil asetat
mengandung senyawa alkaloid dan terpenoid. Ekstrak n-heksan
mengandung senyawa alkaloid. Nilai IC50 ekstrak etanol, etil asetat
dan n-heksan masing-masing 4441,6 ppm, 1754,2 ppm dan
16964,6 ppm. Nilai Sun Protecting Factor (SPF) dari ekstrak etanol,
etil asetat dan n-heksan pada kadar 1000 ppm masing-masing
6,324; 38,018 dan 3,872. Ekstrak etil asetat memiliki potensi sebagai
antioksidan dan tabir surya yang lebih baik dibanding ekstrak
etanol dan n-heksan.
Kata kunci: Syzigium cumini, Antioksidan, Tabir surya, SPF

Access this article ABSTRACT


L The use of herbs is now growing as nutrifood, medicine and
cosmetics. Syzigium cumini or guava contains compounds that
have antioxidant activity. In addition, the presence of phenolic
compounds in guava fruit is thought to have sunscreen activity.
This study aims to determine the antioxidant and sunscreen
activity of jamblang guava (Syzigium cumini (L.) Skeel) using
different solvents, so that it can be seen the potential of the extract
as an antioxidant and sunscreen. Maceration of guava fruit
extraction using ethanol solvent, ethyl acetate and n-hexane. The
extract obtained was examined for the content of secondary
metabolite compounds. Antioxidant activity testing used the DPPH
method. Sunscreen activity was carried out using the

112
Widyastuti, Hilaliyati N, Rahmi SIN

spectrophotometric method. From the research conducted, it was


found that the ethanol extract contained alkaloid, flavonoid,
phenolic, and terpenoid compounds. Ethyl acetate extract contains
alkaloid and terpenoid compounds. N-hexane extract contains
alkaloid compounds. The IC50 values of ethanol, ethyl acetate and
n-hexane extract were respectively 4441.6 ppm, 1754.2 ppm and
16964.6 ppm. Sun Protecting Factor (SPF) values of ethanol, ethyl
acetate and n-hexane extract at levels of 1000 ppm were 6.324
each; 38,018 and 3,872. Ethyl acetate extract has better potential as
an antioxidant and sunscreen than ethanol and n-hexane extracts.
Keywords: Syzigium cumini, Antioxidant, Sunscreen, SPF

1. PENDAHULUAN Antioksidan yang terkandung di


Penggunaan herbal saat ini semakin dalam buah jambu jamblang dapat
berkembang sebagai obat-obatan dan menangkal radikal bebas pada kulit yang
kosmetik. Syzigium cumini atau jambu salah satunya disebabkan radiasi sinar
jamblang mengandung senyawa tannin ultraviolet (UV). Paparan radiasi UV yang
yang bersifat mengecilkan pori-pori kulit lama meningkatkan risiko penyakit kulit
sehingga dapat mengatasi jerawat dan seperti kanker dan reaksi fotoalergi. Radiasi
kondisi kerusakan kulit lainnya, disamping UV-B (280-320 nm) terutama bertanggung
mempunyai efek sebagai antioksidan jawab untuk memicu masalah kulit.
(Parate et.al., 2019). Bagian tanaman (kulit Perlindungan kulit adalah metode yang
kayu, daun, buah dan biji) mengandung cocok untuk melawan kerusakan akibat
senyawa asam galat, asam sitrat, asam radiasi ultraviolet. Berbagai agen sintetis
malat, tanin, glikosida sianidin, flavonoid telah digunakan sebagai pelindung kulit
dan minyak esensial yang berbeda terhadap sinar UV, tetapi karena potensi
kadarnya pada masing-masing bagian toksisitasnya pada manusia,
tersebut (Ramya et.al., 2012). Kandungan penggunaannya terbatas.
antosianin dan senyawa fenolik di dalam Senyawa alam dianggap sebagai
buah jambu jamblang berpotensi sebagai sumber tabir surya potensial karena
antioksidan (Singh et.al., 2013). penyerapannya di wilayah UV dan adanya
Ekstrak etanol daun, biji dan batang aktivitas antioksidan (Korac dan
S. cumini mempunyai aktivitas sebagai Khambholja, 2011). Adanya korelasi yang
antioksidan dibandingkan dengan ekstrak baik ditemukan antara SPF dan kandungan
airnya (Zahra et al., 2019). Ekstrak etanol fenolik, tetapi tidak ditemukan korelasi
buah mempunyai aktivitas antioksidan antara SPF dan kandungan flavonoid atau
dengan menggunakan metode DPPH aktivitas antioksidan (Ebrahimzadehi et al.,
(Singh et al., 2013). Ekstrak air buah S. 2014). Dengan adanya kandungan
cumini memiliki aktivitas antioksidan senyawa fenolik pada buah jambu
secara in vivo pada tikus diabetes (Rekha jamblang, diduga juga mempunyai
et.al., 2008). Ekstrak aseton:air (7:3) aktivitas sebagai tabir surya. Penelitian
mengandung tanin dari buah S. cumini yang dilakukan bertujuan untuk
menunjukkan aktivitas antioksidan yang mengetahui aktivitas antioksidan dan tabir
sangat baik menggunakan metode DPPH surya pada buah jambu jamblang
dan FRAP (Zhang dan Lin, 2009). (Syzigium cumini (L.) Skeel) dengan

Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa | Vol. 04 No. 1 | Januari 2021 113


Potensi Ekstrak Buah Jambu Jamblang…

menggunakan pelarut yang berbeda, lapisan. Lapisan air untuk pemeriksaan


sehingga dapat dilihat potensi ekstrak dari (flavonoid, fenolik dan saponin), lapisan
pelarut yang memiliki aktivitas antioksidan kloroform untuk pemeriksaan (terpenoid,
dan tabir surya terbaik. steroid dan alkaloid).

2. METODE PENELITIAN 2.4 Pengujian Antioksidan Ekstrak


2.1 Alat dan Bahan Penentuan panjang gelombang
Alat yang digunakan serapan maksimum DPPH dengan
Spektrofotometer UV-Vis Shimadzu, rotary konsentrasi 35 ppm. Serapan larutan
evaporator, timbangan digital (Ohaus), diukur dengan alat spektrofotometer UV-
oven (Memmert) dan alat-alat gelas. Bahan Vis pada panjang gelombang 400 – 600
yang digunakan etanol 96% (brataco), etil nm. Larutan uji dibuat dengan konsentrasi
asetat (brataco), n-heksan (brataco), ekstrak etanol 2500, 3000, 3500, 4000 dan
metanol (merck), aquadest, NH4OH 4500 ppm. Konsentrasi ekstrak etil asetat
(merck), kloroform (merck), serbuk Mg 1200, 1400, 1600, 1800 dan 2000 ppm.
(merck), HCl (brataco), FeCl3 (merck), H2SO4 Konsentrasi ekstrak n-heksan 1000, 1500,
(brataco), pereaksi Mayer, asam asetat 2000, 2500 dan 3000 ppm. Sebagai kontrol
anhidrat (merck), DPPH (merck) dan pembanding digunakan vitamin C dengan
vitamin C (merck). konsentrasi 10, 20, 30, 40 dan 50 ppm.
Larutan uji masing-masing dipipet,
2.2 Ekstraksi Buah Jambu Jamblang ditambah larutan DPPH 35 ppm, diamkan
Buah jambu jamblang diperoleh dari 30 menit ditempat gelap. Ukur absorbansi
daerah Rambatan Kabupaten Tanah Datar padang panjang gelombang maksimum
dan dilakukan identifikasi pada Herbarium yang didapat. Tentukan persentase inhibisi
Universitas Andalas Buah jambu jamblang dan nilai IC50 masing-masing ekstrak dan
segar dibuang biji buahnya, setiap 250 g kontrol pembanding (Molyneux, 2004).
daging buah dimaserasi masing-masing
menggunakan pelarut etanol 96%, etil 2.5 Pengujian Aktivitas Tabir Surya
asetat dan n-heksan. Maserasi dihentikan Penentuan persentase transmisi
bila pelarut telah bening. Hasil maserasi eritema dan pigmentasi dimana masing-
dipekatkan menggunakan rotary masing larutan uji dengan konsentrasi
evaporator, sehingga diperoleh masing- 1000 ppm diukur serapannya
masing ekstrak kental tiap-tiap pelarut. menggunakan Spektrofotometer UV-Vis
pada panjang gelombang yang dapat
2.3 Pengujian Ekstrak menimbulkan eritema yaitu 292,5 – 337,5
Tiap ekstrak kental yang didapat nm dan pigmentasi 292,5 – 372,5 nm.
dilakukan pemeriksaan skrining fitokimia Penentuan nilai Sun Protecting Factor (SPF)
meliputi uji alkaloid, flavonoid, fenolik, dimana masing-masing larutan diukur
saponin, terpenoid dan steroid. masing- absorbansinya pada panjang gelombang
masing ekstrak ditimbang 2 gram pada 290 – 320. Dari data persentase eritema,
wadah yang terpisah, lalu dibasakan persentase pigmentasi dan SPF, dapat
dengan NH4OH, kemudian tambahkan ditentukan aktivitas tabir surya ekstrak
klorofom : air suling (1:1) 10 ml masing- (Widyastuti et al., 2016).
masing kocok dalam tabung reaksi,
biarkan sejenak hingga terbentuk dua

114 Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa | Vol. 04 No. 1 | Januari 2021


Widyastuti, Hilaliyati N, Rahmi SIN

3. HASIL DAN PEMBAHASAN penelitian ini. Pelarut yang digunakan


Buah jambu jamblang yang adalah etanol, etil asetat dan n-heksan,
digunakan merupakan spesies Syzygium tujuan penggunaan tiga pelarut dengan
cumini (L.) Skeels. Penyarian sampel polaritas yang berbeda adalah untuk
dilakukan dengan metode maserasi, mengetahui rendemen dan mendapatkan
karena kandungan antioksidan merupakan aktivitas dari daging buah jambu jamblang
kandungan senyawa yang tidak tahan berdasarkan tingkat kepolarannya. Dari
panas dan dapat menghindari rusaknya penelitian didapatkan rendemen ekstrak
senyawa-senyawa yang bersifat termolabil etanol sebesar 38,920%, ekstrak etil asetat
sehingga metode maserasi dipilih pada 3,436% dan ekstrak n-heksan 0,296%.

Tabel 1. Uji Skrining Fitokimia


Ekstrak
Metabolit sekunder Buah segar
Etanol Etil asetat N-heksan
Alkaloid + + + +
Flavonoid + + - -
Fenolik + + - -
Saponin - - - -
Terpenoid + + + -
Steroid - - - -

Hasil uji skrining fitokimia yang asam askorbat, antosianin, tannin dan
dilakukan dapat dilihat pada Tabel 1. senyawa fenol (Suradkar et al., 2017; Akhila
Terdapat perbedaan kandungan metabolit dan Hiremath, 2018). Penelitian yang
sekunder dari buah segar dengan setelah dilakukan oleh Rohadi et al., (2017)
ekstraksi tergantung pelarut yang menunjukkan ektrak metanol buah S.
digunakan. Kandungan flavonoid dan cumini mengandung senyawa fenolik,
fenolik terdapat pada buah segar dan asam galat, asam tanat dan rutin. Adanya
ekstrak etanol, sedangkan pada ekstrak etil alkaloid pada ekstrak juga disampaikan
asetat dan n-heksan tidak ditemukan oleh Agarwal et al., (2019) dimana adanya
adanya flavonoid dan fenolik. Semua kandungan alkaloid pada daun, biji buah,
ekstrak mengandung alkaloid. Terpenoid buah, bunga dan akar dari S. cumini
tidak terdapat pada ekstrak n-heksan. Hasil dengan kadar yang berbeda.
ini sama dengan yang didapatkan oleh Pemeriksaan antioksidan terhadap
Migliato et al., (2009), dimana ekstrak ekstrak buah jambu jamblang dilakukan
etanol buah S. cumini yang didapat secara dengan metode DPPH. Metode DPPH
perkolasi mengandung senyawa polifenol. dipilih karena merupakan metode yang
Ekstrak buah yang didapatkan dengan cara sederhana, mudah, peka dan hanya
freeze dried mengandung senyawa tannin, memerlukan sedikit sampel dengan waktu
asam galat dan asam elagik (Zhang dan yang relatif singkat. Aktivitas antioksidan
Lin, 2009). Ekstrak etanol buah S cumini merupakan kemampuan suatu senyawa
mengandung senyawa antosianin dan atau ekstrak untuk menghambat reaksi
fenolik (Singh et al., 2013). Secara oksidasi yang dapat dinyatakan dengan
keseluruhan buah S. cumini mengandung persentase penghambatan atau

Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa | Vol. 04 No. 1 | Januari 2021 115


Potensi Ekstrak Buah Jambu Jamblang…

persentase inhibisi. Parameter yang Panjang gelombang maksimum


digunakan untuk menunjukkan aktivitas yang digunakan pada penelitian ini
antioksidan adalah IC50 yang merupakan sebesar 515 nm. Hasil penelitian aktivitas
konsentrasi suatu zat antioksidan yang antioksidan dapat dilihat pada Tabel 2 dan
dapat menyebabkan 50% DPPH Gambar 1. Dari kurva regresi didapatkan
kehilangan karakter radikal atau persamaan regresi untuk menghitung nilai
konsentrasi suatu zat antioksidan yang IC50 masing-masing ekstrak dan vitamin C
memberikan persentase penghambatan sebagai pembanding.
50% (Molyneux, 2004).

Gambar 1. Kurva Regresi Ekstrak dan Vitamin C

Hasil perhitungan nilai IC50 yang pada vitamin C. Ekstrak etil asetat
didapat, diketahui bahwa aktivitas memberikan pengaruh efektifitas yang
antioksidan pada ekstrak etil asetat lebih tinggi sebagai antioksidan terhadap DPPH,
baik dari pada etanol dan n-heksan tapi dibanding ekstrak etanol dan n-heksan.
lebih rendah aktivitas antioksidannya dari

Tabel 2. Hasil Uji Efektivitas Lipbalm


Ekstrak Persamaan Regresi r2 IC50 Kategori
Etanol y = 0,0104x + 5,575 0,9959 4441,6 ppm Sangat lemah
Etil setat y = 0,0251x + 6,154 0,9997 1754,2 ppm Sangat lemah
N-heksan y = 0,0036x – 0,894 0,9997 16964,6 ppm Sangat lemah
Vitamin C y = 1,0917x + 12,763 0,9987 34,136 ppm Sangat kuat

Hasil yang didapat berbeda dengan cumini memiliki kapasitas antioksidan


yang dilakukan oleh Afify et al., (2011) masing-masing 81,81%, 81,07% dan
dimana pada kadar 100 ppm ekstrak 34,41%, ekstrak etanol memiliki kapasitas
etanol, etil asetat dan n-heksan buah S. yang lebih baik dibandingkan ekstrak etil

116 Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa | Vol. 04 No. 1 | Januari 2021


Widyastuti, Hilaliyati N, Rahmi SIN

asetat. Penelitian lain didapatkan ekstrak sediaan tabir surya. Eritema adalah
etanol buah memiliki nilai IC50 sebesar 195 panjang gelombang yang dapat
ppm (Singh et al., 2013). Ekstrak metanol menimbulkan warna kemerahan pada
buah dengan kadar 400 ppm, memiliki kulit. Nilai transmisi eritema yaitu jumlah
kapasitas antioksidan sebesar 93,05% energi sinar ultraviolet penyebab eritema
(Rohadi et al., 2017). Ekstrak buah yang pada panjang gelombang 292,5 – 372,5
didapatkan secara freeze dried memilik nm, maka perhitungan nilai serapan untuk
nilai IC50 sebesar 82,21 ppm (Zhang dan persentase eritema pada panjang
Lin, 2009) dan 319,89 ppm (Marliani dkk, gelombang tersebut. Pigmentasi adalah
2014). Adanya perbedaan aktivitas panjang gelombang yang dapat
antioksidan yang didapat kemungkinan menimbulkan bintik hitam pada kulit. Nilai
karena berbedanya tempat tumbuh transmisi pigmentasi merupakan jumlah
tanaman ini. energi sinar ultraviolet penyebab
Adanya kandungan alkaloid pada pigmentasi pada panjang gelombang
ekstrak etil asetat juga mempengaruhi dari 292,5 – 372,5 nm, maka perhitungan nilai
kekuatan antioksidan ekstrak dimana serapan untuk persentase pigmentasi
penelitian yang dilakukan oleh Gan et al., pada panjang gelombang tersebut.
(2017) menunjukkan pada tanaman maca Aktivitas tabir surya dapat dilihat dari
(Lepidium meyenii) efek antioksidan pengukuran nilai SPF, %Te dan %Tp. Nilai
alkaloid lebih besar dibandingkan senyawa SPF berkisar dari 0 - 100, semakin besar
fenolik pada tanaman tersebut. nilai SPF, maka sampel memiliki
Efektivitas sediaan tabir surya dapat kemampuan yang lebih baik melindungi
dilakukan dengan metode penentuan % kulit dari paparan sinar UV. Hasil
transmisi eritema (%Te) dan % transmisi perhitungan %Te, %Tp dan SPF dapat
pigmentasi (%Tp). Transmisi merupakan dilihat pada Tabel 3.
persentase sinar yang diteruskan oleh

Tabel 3. Kategori Penilaian Tabir Surya


Ekstrak (1000 Persentase Transmisi Kategori
Nilai SPF Kategori penilaian
ppm) % Te % Tp penilaian
Etanol 0,431 0,493 total block 6,324 Proteksi ekstra
Etil Asetat 0,229 0,287 total block 38,018 Proteksi ultra
N-heksan 0,556 0,621 total block 3,872 Proteksi minimal

Nilai SPF yang baik dari suatu bahan negative sinar UVB pada kulit secara in vitro
tabir surya adalah diatas 15. Dari hasil yang yang menyebabkan kulit kemerahan dan
didapat pada kadar 1000 ppm, ekstrak etil gelap. Karena itu potensi ekstrak etil asetat
asetat telah menunjukkan nilai diatas 15, buah Syzigium cumini (L.) Skeel pada
sedangkan ekstrak etanol dan ekstrak n- penelitian ini lebih baik dibandingkan
heksan masih dibawah nilai 15. Menurut ekstrak lain sebagai tabir surya dengan
%Te dan %Tp semua ekstrak masuk kadar yang sama. Disamping itu adanya
kedalam kategori total block dimana kandungan senyawa alkaloid dan
semua ekstrak dapat menghalangi efek terpenoid pada ekstrak juga

Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa | Vol. 04 No. 1 | Januari 2021 117


Potensi Ekstrak Buah Jambu Jamblang…

mempengaruhi aktivitas tabir surya hal ini Ebrahimzadehi, M. A., Enayatifard, R., Khalili,
sama dengan yang dilaporkan oleh Eff et M., Ghaffarloo, M., Saeedi, M., & Charati,
al., (2018) dimana pada pengujian buah J. Y. (2014). Correlation between sun
mahkota dewa (Phaleria marcocarpha protection factor and antioxidant
activity, phenol and flavonoid contents
(Scheff.) Boerl) yang mengandung alkaloid
of some medicinal plants. Iranian Journal
juga menunjukkan aktivitas sebagai tabir
of Pharmaceutical Research, 13(3), 1041–
surya. 1047.
Eff, A. R. Y., Pertiwi, R. D. Rakhmawati, I., &
4. KESIMPULAN
Utami, T. P. (2018). In-vitro and in-vivo
Penelitian aktivitas antioksidan dan sunscreen activity of active compounds
tabir surya dari ekstrak buah jambu isolated from fruits of Phaleria
jamblang menggunakan pelarut yang marcocarpha (Scheff.) Boerl). J Young
berbeda didapatkan ekstrak asetil asetat Pharm, 10(2), 106 - 110.
yang mengandung senyawa metabolit Gan, J., Feng, Y., He, Z., Li, X., & Zhang, H.
sekunder alkaloid dan terpenoid memiliki (2017). Correlations between
aktivitas antioksidan yang lebih baik antioxidant activity and alkaloids and
dibandingkan ekstrak etanol dan n-heksan phenols of maca (Lepidium meyenii).
dengan nilai IC50 sebesar 1754,2. Demikian Journal of Food Quality, 2017(3185945), 1
- 10.
pula dengan aktivitas tabir surya, ekstrak
Korac, R.R., & Khambholja, K.M. (2011).
etil asetat pada kadar 1 mg/mL telah
Potential of herbs in skin protection from
mempunyai nilai SPF sebesar 38,018 dan
ultraviolet radiation. Pharmacognosy
dikategorikan sebagai proteksi ultra, Reviews, 5(10), 164-173.
sehingga dapat disimpulkan ekstrak etil Marliani, L., Kusriani, H., & Sari, N. I. (2014).
asetat buah jambu jamblang mempunyai Aktivitas antioksidan daun dan buah
aktivitas antioksidan dan tabir surya yang jamblang (Syzigium cumini L.) Skeel.
lebih baik dibandingkan ekstrak etanol dan Prosiding SNaPP Sains, Teknologi Dan
n-heksan. Kesehatan, 4(1), 201–206.
Migliato, K. F., Carvalho, E. S. De, Vitor, L.,
DAFTAR PUSTAKA Carlos, J., Mello, P. De, Baby, A. R.,
Afify, A. E. M. R., Fayed, S. A., Shalaby, E. A., & Salgado, N. (2009). Total polyphenols
El-shemy, H. A. (2011). Syzygium cumini from Syzygium cumini (L.) Skeels fruit
(pomposia) active principles exhibit extract. Brazilian Journal of
potent anticancer and antioxidant Pharmaceutical Sciences, 45(1), 121–126.
activities. African Journal of Pharmacy Molyneux, P. (2004). The use of the stable free
and Pharmacology, 5(7), 948–956. radical diphenylpicrylhydrazyl ( DPPH )
Agarwal, P., Gaur, P. K., Tyagi, N., Puri, D., for estimating antioxidant activity.
Kumar, N., & Kumar, S. S. (2019). An Songklanakarin Journal of Science and
overview of phytochemical, therapeutic, Technology, 26(2), 211–219.
pharmacological and traditional Parate, M. A., Bajpai, N. D., & Walke, D. D.
importance of Syzygium cumini. Asian (2019). Role of Syzygium cumini (jamun)
Journal of Pharmacognosy, 3(1), 5 - 17. in cosmetic. International Journal of
Akhila, H., & Hiremath, U. S. (2018). Physico- Scientific Development and Research,
chemical properties of jamun (Syzygium 4(6), 193–201.
cumini L.) fruits and its processed Ramya, S., Neethirajan, K., & Jayakumararaj, R.
products. Int. J. Pure App. Biosci, 6(6), (2012). Profile of bioactive compounds
1317–1325. in Syzygium cumini – a review. Journal of

118 Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa | Vol. 04 No. 1 | Januari 2021


Widyastuti, Hilaliyati N, Rahmi SIN

Pharmacy Research, 5(8), 4548–4553. bioactive composition of jamun


Rekha, N., Balaji, R., & Deecaraman, M. (2008). (Syzygium cuminii L .) fruit. International
Effect of aqueous extract of Syzygium Journal of Chemical Studies, 5(3), 470–
cumini pulp on antioxidant defense 472.
system in streptozotocin induced Widyastuti., Kusuma, A.K., Nurlaili., &
diabetic rats. Iranian Journal of Sukmawati, F. (2016). Aktivitas
Pharmacology & Therapeutics, 7(2), 137– antioksidan dan tabir surya ekstrak
145. etanol daun stroberi (Fragaria x
Rohadi, Santoso, U., Raharjo, S., & Falah, I. I. ananassa A.N. Duchesne). Jurnal Sains
(2017). Determination of antioxidant Farmasi & Klinis, 3(1), 19 - 24.
activity and phenolic compounds of Zahra, N., Nadir, M., Malik, A., Shaukat, A.,
methanolic extract of java plum Parveen, A., & Tariq, M. (2019). In vitro
(Syzygium cumini Linn.) seed. phytochemical screening and
Indonesian Food and Nutrition Progress, antioxidant activity of jamun (Eugenia
14(1), 9–20. jambolana Linn) plants parts collected
Singh, J., Shukla, R. K., & Walia, S. (2013). Sugar from Lahore, Pakistan. Biochemistry and
profile, total phenolic and antioxidant Modern Applications, 2(1), 20–23.
potential of anthocyanins rich Syzygium Zhang, L. L., & Lin, Y. M. (2009). Antioxidant
cumini fruit. Natural Products An Indian tannins from Syzygium cumini fruit.
Journal, 9(9), 350–354. African Journal of Biotechnology, 8(10),
Suradkar, N., Pawar, V., & Shere, D. (2017). 2301–2309.
Physicochemical, proximate and
Copyright © 2020 The author(s). You are free to Share — copy and redistribute the material in any medium or format. Adapt — remix, transform, and build upon the material.
Under the following terms: Attribution — You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable
manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use. NonCommercial — You may not use the material for commercial purposes. ShareAlike — If
you remix, transform, or build upon the material, you must distribute your contributions under the same license as the original. No additional restrictions — You may not
apply legal terms or technological measures that legally restrict others from doing anything the license permits.

Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa | Vol. 04 No. 1 | Januari 2021 119

Anda mungkin juga menyukai