Anda di halaman 1dari 11

Mohammad Zaky, Nita Rusdiana Kurniasih, Ayunda Darmawati 2021

FORMULASI DAN EVALUASI FISIK SEDIAAN GEL ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70%
DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) MENGGUNAKAN METODE DPPH

FORMULATION AND PHYSICAL EVALUATION OF ANTIOXIDANT GEL 70% ETHANOL


EXTRACT OF STARFRUIT LEAVES (Averrhoa bilimbi L.) USING DPPH METHOD

Mohammad Zaky1*, Nita Rusdiana1, Ayunda Darmawati1


1
Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang
*Corresponding Author Email : mohzaky@stfm.ac.id
DOI : http://dx.doi.org/10.47653/farm.v8i2.556

ABSTRAK
Antioksidan dapat ditemukan dalam berbagai tumbuhan, salah satunya adalah daun belimbing wuluh
(Averrhoa bilimbi L.). Daun belimbing wuluh memiliki kandungan alkaloid, flavonoid, tanin, saponin
dan steroid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik sediaan gel dan aktivitas sediaan gel
ekstrak etanol 70% daun belimbing wuluh terhadap penangkal radikal bebas. Jenis penelitian ini yaitu
penelitian secara eksperimental dengan analisis secara deskriptif. Pembuatan ekstrak daun belimbing
wuluh dilakukan dengan metode maserasi, yang kemudian digunakan sebagai zat aktif pada sediaan
gel antioksidan dengan konsentrasi FI 5%, FII 10% dan FIII 15%. Hasil evaluasi fisik sediaan
menyatakan bahwa semua sediaan gel memenuhi persyaratan mutu fisik yaitu berwarna hijau
kecoklatan, berbentuk semi padat, berbau khas ekstrak daun belimbing wuluh, homogen, viskositas
42309 – 63733 cps, pH 4,2-6,5, daya sebar 5,1-6,4 cm, daya lekat 5,71-7,80 detik, hanya pada FIII
(15%) memiliki sifat fisik yang kurang homogen. Aktivitas antioksidan gel pada konsentrasi 5%, 10%
dan 15% mempunyai nilai IC50 berturut-turut 118,38 ppm; 94,16 ppm; dan 89,12 ppm. Hasil penelitian
menunjukkan sediaan gel antioksidan ekstrak etanol 70% daun belimbing wuluh memiliki sifat fisik
yang baik pada formula ke II dan pada formula III memiliki sifat antioksidan yang paling kuat yaitu
89,12 ppm.
Kata Kunci: Daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.), Sediaan gel, Antioksidan

ABSTRACT
Antioxidants can be found in various plants, one of which is starfruit leaves (Averrhoa bilimbi L.).
Starfruit leaves contain alkaloid, flavonoid, tanin, saponin and steroid. The study aims to determine
the physical properties of gel and activity of 70% ethanol extract of starfruit gel preparation against
free radical scavenger. This type of research is experimental research with descriptive analysis.
Making starfuit leaf extract is done by maceration method, which is then used as an active ingredient
in preparation of gel antioxidant with concentration of FI 5%, FII 10%, and FIII 15%. Physical
evaluation results of preparations state that all of gel preparations meet physical quality that is
brownish green, semi-solid, distinctively smelly starfruit leaf extract, homogeneous, viscosity 42309 –
63733 cps, pH 4,2-6,5, spreadability 5,1-6,4 cm, adhesion 5,71-7,80 seconds, only in FIII (15%) has
inhomogeneous physical properties. Antioxidant activity of gel at concentrations of 5%, 10% and 15%
had IC50 values 118,38 ppm, 94,16 ppm, and 89,12 ppm respectively.The result showed that the
antioxidant gel preparation of 70% ethanol extract of starfruit leaves had good physical properties in
the FII and in FIII has the strongest antioxidant properties namely 89,12 ppm.
Keywords: Starfuit leaves (Averrhoa bilimbi L.), Gel preparation, Antioxidant.

PENDAHULUAN
Dewasa ini antioksidan menjadi topik radikal bebas dan antioksidan semakin
penting dalam berbagai disiplin ilmu. berkembang. Hal ini didasari karena semakin
Khususnya dalam bidang kedokteran dan dimengerti bahwa sebagian besar penyakit
kesehatan, teori tentang senyawa radikal, diawali oleh reaksi oksidasi yang berlebihan di
Jurnal Farmagazine Vol. VIII No.2 Agustus 2021 26
Mohammad Zaky, Nita Rusdiana Kurniasih, Ayunda Darmawati 2021

dalam tubuh (Sayuti dan Yenrina, 2015). Oleh METODE PENELITIAN


karena itu tubuh memerlukan suatu substansi Alat
penting yakni antioksidan yang dapat Alat yang digunakan pada penelitian ini
membantu melindungi tubuh dari serangan adalah tabung reaksi (Pyrex® IWAKI, Japan),
radikal bebas maupun senyawa radikal, batang pengaduk, labu ukur (Pyrex® IWAKI,
antioksidan dalam kadar tertentu mampu Japan), timbangan analitik (Ohaus), beaker
menghambat atau memperlambat kerusakan glass (Pyrex® IWAKI, Japan), stamper dan
akibat proses oksidasi. Antioksidan yang aman mortir, cawan porselen, pH meter (ATC), water
untuk digunakan ialah antioksidan alami yang bath, kaca preparat, viscometer (Lamy
dapat diperoleh dari senyawa alami tanaman Rheology, France), rotary evaporator (IKA,
(Sayuti dan Yenrina, 2015). China), spektrofotometri uv-vis (Shimadzu UV-
Salah satu senyawa antioksidan yang 1900i, Japan), mikropipet, sendok tanduk,
berasal dari alam yaitu daun belimbing wuluh. alumunium foil, toples, corong, kain flannel,
Daun belimbing wuluh memiliki kandungan oven.
senyawa bioaktif yaitu alkaloid, flavonoid,
tanin, saponin dan steroid (Yanti dan Vera, Bahan
2019). Daun belimbing wuluh akan Bahan yang digunakan pada penelitian ini
diformulasikan menjadi bentuk sediaan adalah ekstrak daun belimbing wuluh
sehingga mempermudah penggunaannya dan (Averrhoa bilimbi L.), etanol 70% (PT. Palapa
membuatnya lebih menarik bila dibandingkan Muda Perkasa, Indonesia), metanol p.a (PT.
langsung menggunakan ekstrak daun SMART-LAB, Indonesia), hidroksipropil
belimbing wuluh. Sediaan gel dipilih karena gel metilselulosa (Making Cosmetics, Washington
mempunyai beberapa sifat yang disukai seperti [Amerika Serikat] ), methyl paraben (PT.
kemampuan menyebarnya baik, memberikan Sumber Berlian Kimia, Indonesia), propil
efek dingin, kemudahan pencuciannya dengan paraben (Alpha Chemika, Mumbai [India] ),
air baik (Voigt, 1994). gliserin (Lux Chemicals, Indonesia ), aquadest
Berdasarkan penelitian yang telah (Lux Chemicals, Indonesia), serbuk mg, HCl
dilakukan oleh Meysi, I Dewa Gde Mayun dan I pekat, H2SO4, FeCl 1%, DPPH (SIGMA-
Wayan Rai (2019) yaitu tentang pengaruh ALDRICH, Germany) dan vitamin C (Making
suhu dan waktu ekstraksi daun belimbing Cosmetics, Washington [Amerika Serikat] )
wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap aktivitas sebagai pembanding.
antioksidan dengan metode Ultrasonic
Assisted Extraction (UAE) menggunakan Metode
pelarut etanol 96% menunjukan nilai IC 50 1. Determinasi Tanaman
ekstrak sebesar 25,74 mg/L dengan intensitas Determinasi daun belimbing wuluh
sangat kuat sebagai antioksidan. Sedangkan (Averrhoa bilimbi L.) dilakukan di Herbarium
pada penelitian yang dilakukan oleh Hasim, Bogoriense, Bidang Botani Pusat Penelitian
dkk (2019) yaitu ekstrak etanol daun belimbing dan Pengembangan Biologi-LIPI Cibinong
wuluh (Averrhoa bilimbi L.) sebagai untuk memastikan bahwa simplisia yang
antioksidan dan antiinflamasi, menggunakan digunakan benar.
metode ekstraksi maserasi dengan pelarut
etanol 70% menunjukkan nilai IC50 sebesar 2. Pembuatan Simplisia
16,99±0,12 µg/ml dengan intensitas sangat Daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi
kuat sebagai antioksidan. L.) yang telah dipetik dilakukan sortasi
Berdasarkan hal diatas, maka perlunya basah, setelah itu dilakukan pencucian
dilakukan penelitian ini dengan tujuan untuk dengan air. Daun yang sudah bersih
mengetahui senyawa metabolit sekunder yang dirajang kemudian dikeringkan dengan
terdapat dalam ekstrak daun belimbing wuluh menggunakan oven pada suhu 40 oC. Daun
(Averrhoa bilimbi L.), untuk memformulasi dan belimbing wuluh yang telah dikeringkan
mengevaluasi fisik sediaan gel ekstrak daun disortasi kering dan dihaluskan dengan
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.), untuk blender sampai berbentuk serbuk kemudian
mengetahui aktivitas sediaan gel ekstrak daun diayak menggunakan mesh No.40 dan hasil
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap serbuk halus ditimbang. Lalu selanjutnya
penangkal radikal bebas. dilakukan uji parameter simplisia yakni
susut pengeringan, kadar air, kadar abu.

Jurnal Farmagazine Vol. VIII No.2 Agustus 2021 27


Mohammad Zaky, Nita Rusdiana Kurniasih, Ayunda Darmawati 2021

3. Pembuatan Esktrak kemudian ditambahkan Serbuk Magnesium,


Sebanyak 1000 gram serbuk daun HCl Pekat lalu dipanaskan dengan waktu 15
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) menit di atas penangas air. Apabila
direndam dalam 10 Liter etanol 70% selama terbentuk warna merah atau kuning berarti
24 jam dengan pengadukan secara positif flavonoid (flavon, kalkon dan auron).
berkala, kemudian disaring hingga diperoleh
filtrat, etanol 70% diganti yang baru. Identifikasi Saponin
Perlakuan dilakukan selama 3x24 jam. Sebanyak 1 gram ekstrak dimasukkan
Filtrat yang diperoleh digabungkan, kedalam tabung reaksi ditambahkan 10 mL
kemudian dipekatkan dengan rotary air panas, didinginkan kemudian dikocok
evaporator, hingga menghasilkan ekstrak kuat-kuat selama 10 detik positif
kental dan ditimbang Lalu selanjutnya mengandung saponin jika terbentuk buih
dilakukan uji parameter non spesifik ekstrak setinggi 1-10 cm tidak kurang 10 menit dan
yakni kadar abu, kadar air, sisa pelarut. pada penambahan 1 tetes HCl 2 N, buih
tidak hilang.
4. Skrining Fitokimia
Skrining fitokimia dilakukan untuk Identifikasi Tanin
mengetahui komponen bioaktif yang Sebanyak 1 gram ekstrak dimasukkan
terkandung dalam daun belimbing wuluh kedalam tabung reaksi ditambahkan 10mL
(Averrhoa bilimbi L.). air panas kemudian dididihkan selama 5
Menurut (Muthmainnah, 2017) skrining menit kemudian filtratnya ditambahkan
fitokimia meliputi : FeCl3 3-4 tetes, jika berwarna hijau biru
(hijau-hitam) berarti positif adanya tanin
Identifikasi Alkaloid katekol sedangkan jika berwarna biru hitam
Sebanyak 2 gram ekstrak sampel berarti positif adanya tanin pirogalol.
dimasukkan kedalam tabung reaksi ditetesi
dengan 5 mL HCl 2 N dipanaskan kemudian Identifikasi Triterpenoid dan Steroid
didinginkan lalu dimasukan dalam tabung Sebanyak 2 gram ekstrak sampel
reaksi. Ditambahkan dengan pereaksi dimasukkan dalam tabung reaksi, lalu
mayer ke dalam tabung yang sudah berisi ditambahkan dengan 2 mL eter dan
filtrat. Pada penambahan pereaksi Mayer, dikocok. Lapisan eter diambil lalu ditetesi
positif mengandung alkaloid jika pada plat tetes dibiarkan sampai kering.
membentuk endapan putih atau kuning. Setelah kering, ditambahkan 2 tetes asam
asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat
Identifikasi Flavonoid pekat. Apabila terbentuk warna merah atau
Sebanyak 1 gram ekstrak sampel kuning berarti positif terpenoid. Apabila
dimasukkan kedalam tabung reaksi terbentuk warna hijau berarti positif steroid .

Tabel 1. Formula Gel Ekstrak Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
Standar penggunaan
bahan tambahan
F0(-) F1 F2 F3 F4 (+)
Bahan Kegunaan (Rowe, R, C.,
(%) (%) (%) (%) (%)
Sheskey and Quinn,
2009)
Ekstrak daun
0 5 10 15 - Zat aktif -
belimbing wuluh
Vitamin C - - - - 1 Pembanding -
HPMC 5 5 5 5 5 Gelling agent -
Gliserin 10 10 10 10 10 Emulgator 5-15
Metil paraben 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 Pengawet 0,02-0,3
Propil paraben 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 Pengawet 0,01-0,6
Ad Ad Ad
Aquadest Ad 100 Ad 100 Zat tambahan -
100 100 100

Jurnal Farmagazine Vol. VIII No.2 Agustus 2021 28


Mohammad Zaky, Nita Rusdiana Kurniasih, Ayunda Darmawati 2021

5. Formula Sediaan Gel e. Uji Penyimpanan Suhu Ruang


a. Pembuatan Sediaan Gel Pengujian penyimpanan pada suhu
Gel dibuat dengan cara ekstrak daun ruang dilakukan dengan penentuan
belimbing wuluh yang telah ditimbang organoleptik, pH dan viskositas pada
sesuai konsentrasi dilarutkan dengan interval/ waktu 1, 3, 5 dan 7 hari setelah
sedikit aquadest, lalu aduk. Selanjutnya penyimpanan.
metil paraben dan propil paraben
dilarutkan dengan gliserin dipanaskan f. Uji Viskositas
hingga sampai terlarut sempurna. HPMC Uji viskositas menggunakan
yang sudah ditimbang kemudian viscometer lamy rheology, dengan
dikembangkan agar terbentuk basis gel spindle L4 kecepatan 100 rpm dan waktu
dengan cara HPMC ditaburkan diatas 1 menit.
aquadest dengan suhu 80 oC kemudian
didiamkan selama 30 menit. Setelah g. Uji pH
basis gel siap, tambahkan dengan propil Pengujian ini dilakukan untuk
praben dan metil paraben yang telah mengetahui pH sediaan gel dengan
dilarutkan dengan gliserin sedikit demi menggunakan alat pH meter.
sedikit setelah itu diaduk, lalu tambahkan
ekstrak dan masukan sisa aquadest 7. Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode
aduk sampai homogen. Masukkan DPPH
sediaan yang telah dibuat kedalam pot. a. Pembuatan Larutan DPPH 0,05 mM
Sebanyak 5 mg DPPH ditimbang
6. Evaluasi Fisik Sediaan Gel lalu dimasukkan kedalam labu ukur 250
a. Uji Organoleptis mL ditambahkan metanol p.a hingga
Uji organoleptik meliputi tanda batas dikocok homogen, sehingga
pemeriksaan bau apakah tengik atau diperoleh larutan DPPH dengan
tidak, adanya perubahan warna, konsentrasi 0,05 mM (Hasanah dkk,
pemisahan fase, dan tekstur kelembutan 2017).
ketika dioleskan pada kulit (Elmitra,
2017). b. Penentuan Panjang Gelombang
Maksimum (λmaks)
b. Uji Homogenitas Pengukuran panjang gelombang
Sampel dioleskan pada kaca objek, maksimum dilakukan dengan mengukur
sediaan harus menunjukan susunan absorbansi larutan DPPH 0,05 mM
yang homogen dan tidak terlihat adanya dengan panjang gelombang 400-800 nm
butiran kasar. menggunakan spektrofotometri UV-Vis.
Panjang gelombang maksimal diperoleh
c. Uji Daya Sebar dari nilai absorbansi yang maksimal
Sebanyak 1 gram gel diletakkan di (Mulangsri dkk, 2017).
tengah kaca bulat bersekala. Diatas gel
diletakkan kaca bulat lain serta pemberat c. Penentuan Operating Time
dengan total berat adalah 125 gram, Penentuan operating time dilakukan
didiamkan selama 1 menit, lalu dicatat dengan mengambil 50 μL larutan uji
diameter penyebarannya direplikasi ditambah 4,0 ml larutan DPPH 0,05 mM
sebanyak tiga kali (Niyogi, et all. 2012). kemudian divortex dan diukur pada menit
ke 0, 5, 10, 15, 20, 25, 30 pada panjang
d. Uji Daya Lekat gelombang maksimum yang telah
Sebanyak 0,5 gram gel diletakan di diperoleh. Waktu yang menghasilkan
atas objek gelas. Lalu diletakan objek absorbansi DPPH paling stabil
gelasnya yang lain diatasnya dan ditekan merupakan operating time (Mulangsri,
dengan beban seberat 1 kg selama 5 dkk., 2017).
menit. Setelah itu beban diambil,
dilepaskan dan catat waktunya sehingga d. Pembuatan Larutan Blangko
kedua objek gelas tersebut terlepas Dipipet 2 mL larutan DPPH 0,05 mM
(Fujiastuti dan Sugihartini, 2015). kedalam tabung reaksi dan ditambahkan
metanol p.a sebanyak 2 mL. Tutup
Jurnal Farmagazine Vol. VIII No.2 Agustus 2021 29
Mohammad Zaky, Nita Rusdiana Kurniasih, Ayunda Darmawati 2021

dengan alumunium foil. Kemudian mL, 0,2 mL, 0,3 mL, 0,4 mL dan 0,5 mL
dihomogenkan dengan vortex dan dan dicukupkan volumenya dengan
diinkubasi dalam ruangan gelap selama metanol p.a sampai 10 mL sehingga
waktu operating time (Fathurrachman, diperoleh konsentrasi 10 ppm, 20 ppm,
2014). Kemudian diukur serapannya 30 ppm, 40 ppm dan 50 ppm. Larutan uji
pada panjang gelombang maksimum dari diambil 2 mL kemudian ditambah 2 mL
hasil pengukuran yang telah dilakukan. larutan stok DPPH, diinkubasi selama
30 menit dan dibaca pada panjang
e. Pembuatan Larutan Vitamin C Sebagai gelombang maksimum dari hasil
Kontrol Pembanding pengukuran. Dicatat absorbansinya
Timbang vitamin C sebanyak 10 mg (Suciati, 2020).
kemudian dilarutkan dengan metanol p.a
100 mL, diperoleh larutan stok dengan h. Penentuan Persen Inhibisi Dan Nilai
konsentrasi 100 ppm. Dari larutan stok IC50
masing-masing dipipet 0,1 mL, 0,2 mL, Menurut (Anggraini dkk, 2017) Nilai
0,3 mL, 0,4 mL, dan 0,5 mL sehingga IC50 dihitung berdasarkan persamaan
diperoleh konsentrasi vitamin C sebesar regresi linear antara % inhibisi dengan
1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm dan 5 ppm. konsentrasi.
Campuran tersebut kemudian
dicukupkan volumenya dengan metanol x 100 %
p.a sampai 10 mL dan ditambahkan 2
mL larutan DPPH dikocok dan
dibiarkan selama 30 menit pada suhu Keterangan:
kamar. Masing-masing larutan tersebut Absorbansi blanko = Absorbansi
diukur serapannya pada panjang tidak mengandung sampel
gelombang maksimum dari hasil Absorbansi sampel = Absorbansi
pengukuran, dilakukan sebanyak 3 sampel
replikasi (Az-zahrah, 2011).
HASIL DAN PEMBAHASAN
f. Pembuatan Dan Pengukuran Larutan 1. Determinasi Tanaman
Sampel Ekstrak Daun Belimbing Hasil determinasi yang dilakukan di
Wuluh Herbarium Bogoriense, Bidang Botani Pusat
Timbang sebanyak 20 mg ekstrak Penelitian dan Pengembangan Biologi-LIPI
kemudian dilarutkan dengan metanol p.a Cibinong, menunjukkan bahwa daun
10 mL, diperoleh larutan stok dengan belimbing wuluh yang diperoleh dari Desa
konsentrasi 2000 ppm. Dari larutan stok Mekar Bakti RT 003 RW 006, Kecamatan
masing–masing dipipet 0,04; 0,08; 0,12; Panongan, Kabupaten Tangerang
0,16 dan 0,2 mL dan dicukupkan merupakan tumbuhan daun belimbing
volumenya dengan metanol p.a sampai wuluh dengan nama latin Averrhoa bilimbi L.
10 mL sehingga diperoleh konsentrasi 1 dengan suku Oxalidaceae.
ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm dan 5 ppm,
2. Pembuatan Simplisia
kemudian ditambahkan larutan DPPH
Daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi
sebanyak 2 mL. Campuran
L.) yang telah dipetik sebanyak 6 kg
dihomogenkan dan didiamkan selama 30
dilakukan sortasi basah, setelah itu
menit ditempat gelap. Absorbansinya
dilakukan pencucian dengan air. Daun yang
diukur pada panjang gelombang
sudah bersih dirajang kemudian dikeringkan
maksimum menggunakan
dengan menggunakan oven pada suhu
spektrofotometri UV-Vis (Haeria dkk,
40oC. Daun belimbing wuluh yang telah
2016).
dikeringkan disortasi kering dan dihaluskan
dengan blender sampai berbentuk serbuk
g. Pengujian Aktivitas Antioksidan
kemudian diayak menggunakan mesh
Sediaan Gel
No.40. Serbuk simplisia ditimbang dan
Sebanyak 10 mg gel dilarutkan ke
diperoleh hasil sebanyak 1829 gram.
dalam 10 mL metanol p.a hingga didapat
Serbuk simplisia yang telah diperoleh
konsentrasi sebesar 1000 ppm. Dari
kemudian dilakukan penetapan parameter
larutan stok masing-masing dipipet 0,1
Jurnal Farmagazine Vol. VIII No.2 Agustus 2021 30
Mohammad Zaky, Nita Rusdiana Kurniasih, Ayunda Darmawati 2021

mutu simplisia untuk mengetahui memenuhi persyaratan mutu yang


karakteristik simplisia dan membuktikan ditetapkan.
bahwa simplisia yang digunakan telah

Tabel 2. Hasil Pengujian Parameter Mutu Simplisia


Parameter Hasil (%)
Susut Pengeringan 7,4
Kadar Air 8,43
Kadar Abu 7,38

3. Pembuatan Ekstrak waterbath hingga menjadi ekstrak kental.


Sebanyak 1000 gram serbuk simplisia Hasil ekstrak kental yang didapat sebanyak
dilakukan maserasi dengan menggunakan 183,44 gram. Rendemen yang diperoleh
10 liter pelarut etanol 70% selama 3 x 24 dari hasil ekstraksi adalah sebesar 18,34%.
jam dan dilakukan pengadukan tiap 8 jam Selanjutnya ekstrak dilakukan uji parameter
sekali. Hasil filtrat diuapkan pelarutnya non spesifik untuk mengetahui ada tidaknya
menggunakan rotary evaporator, kontaminan dalam ekstrak daun belimbing
selanjutnya dipekatkan kembali dengan wuluh.

Tabel 3. Hasil Pengujian Non Spesifik Ekstrak


Jenis Hasil
Kadar Air 3,78
Kadar Abu 5,19%
Sisa Pelarut Tidak terdeteksi etanol

4. Skrining Fitokimia daun belimbing wuluh. Hasil skrining


Skrining fitokimia bertujuan untuk fitokimia ekstrak etanol 70% daun belimbing
mengetahui kandungan metabolit sekunder wuluh dapat dilihat pada Tabel 4.
yang terdapat pada ekstrak etanol 70%

Tabel 4. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol 70%


Daun Belimbing Wuluh
Uji Fitokimia Hasil
Alkaloid -
Flavonoid +
Saponin +
Tanin +
Steroid +
Triterpenoid -
Keterangan :
(+) : terdapat metabolit sekunder
(-) : tidak terdapat metabolit sekunder

Hasil skrining fitokimia ekstrak etanol 5. Formulasi sediaan Gel Ekstrak Daun
70% daun belimbing wuluh (Averrhoa Belimbing Wuluh
bilimbi L.) positif mengandung metabolit
sekunder flavonoid, saponin, tanin dan
steroid.

Gambar 1. Hasil Sediaan Gel Ekstrak


Etanol 70% Daun Belimbing Wuluh

Jurnal Farmagazine Vol. VIII No.2 Agustus 2021 31


Mohammad Zaky, Nita Rusdiana Kurniasih, Ayunda Darmawati 2021

6. Evaluasi Fisik Sediaan Gel homogen kecuali pada formula 3 Hal


a. Uji Organoleptis tersebut dapat terjadi karena tekstur
Uji Organoleptis untuk mengetahui ekstrak yang tidak dapat tercampur
sifat fisik gel dan mengamati adanya sempurna dalam basis sediaan gel dan
perubahan bentuk, warna dan bau yang juga dapat terjadi pada saat pembuatan
terjadi selama penyimpanan. Hasil basis HPMC belum terlalu homogen
pengamatan gel memiliki stabilitas masih terdapat gumpalan kecil sehingga
warna, bentuk dan bau yang relatif mengakibatkan sediaan gel memiliki
stabil. Selama penyimpanan tidak tekstur yang tidak halus atau terdapat
menunjukkan adanya perubahan pada gumpalan.
sediaan gel, hal ini dikarenakan zat
aktif dan basis gel tercampur secara c. Uji pH
merata. Uji pH bertujuan untuk mengetahui
berapa nilai pH yang terdapat pada
b. Uji Homogenitas sediaan. Alat yang digunakan untuk
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui pH sediaan gel yaitu pH
melihat sediaan gel tercampur dengan meter.
baik atau tidak. Hasil uji homogenitas
setiap formula, menunjukan hasil yang

Tabel 5. Hasil Uji pH Sediaan Gel


Pengujian pH
Formula minggu ke-
1 2 3 4
F0 (0%) 5,4 6,3 6,5 6,5
FI (5%) 5,4 5,6 5,6 5,6
FII (10%) 5,6 5,5 5,6 5,6
FIII (15%) 5,6 5,5 5,6 5,6
FIV (Vitamin C) 4,2 4,5 4,8 4,6

Berdasarkan pada Tabel 5. bahwa d. Uji Viskositas


nilai pH sediaan gel ekstrak etanol 70% Pengukuran viskositas berfungsi
daun belimbing wuluh masih berada untuk mengetahui kekentalan pada
pada range pH kulit, kecuali pada suatu sediaan. Viskositas merupakan
formula IV minggu ke-1 tidak memenuhi ukuran retensi zat cair yang mengalir.
syarat. Persyaratan nilai pH kulit Semakin besar intensitas sediaan untuk
menurut SNI 16-4399-1996 berkisar 4,5- mengalir maka semakin besar pula
8. viskositasnya (Elmitra, 2017).

Tabel 6. Hasil Uji Viskositas Gel


Pengukuran viskositas
Formula
minggu ke-
1 2 3 4
(Cps) (Cps) (Cps) (Cps)
F0 (0%) 52421 53594 52601 54476
FI (5%) 55218 56574 54920 58511
FII (10%) 59547 60990 62380 63733
FIII (15%) 45446 48212 48113 49594
FIV (Vitamin C) 42309 46690 48479 50397

Berdasarkan pada Tabel 6. bahwa mengalami kenaikan nilai viskositas


hasil pengujian viskositas sediaan gel semua formula tiap minggunya.
ekstrak daun belimbing wuluh Persyaratan viskositas gel berkisar
Jurnal Farmagazine Vol. VIII No.2 Agustus 2021 32
Mohammad Zaky, Nita Rusdiana Kurniasih, Ayunda Darmawati 2021

1000-100.000 cps (Elmitra, 2017). sediaan berbanding lurus dengan


Berdasarkan data penelitian maka viskositas. Semakin tinggi viskositas
viskositas sediaan gel memenuhi suatu sediaan maka daya melekatnya
persyaratan. juga semakin tinggi (Octavia, 2016).

e. Uji Daya Lekat f. Uji Daya Sebar


Uji daya lekat bertujuan untuk Uji daya sebar dilakukan untuk
mengetahui waktu yang dibutuhkan gel melihat kemampuan menyebarnya
tersebut untuk melekat pada kulit. Hasil sediaan gel diatas permukaan kulit saat
uji daya lekat semua formula memiliki pemakaian. Daya sebar yang baik
waktu daya lekat 5,71-7,80 detik, hal ini menyebabkan kontak antara obat
memenuhi persyaratan untuk daya lekat dengan kulit menjadi luas sehingga
gel yang baik yaitu lebih dari 4 detik absorpsi obat ke kulit berlangsung cepat
(Rachmalia dkk, 2016). Daya lekat suatu (Genatrika dkk, 2016).

Tabel 7. Hasil Uji Daya Sebar


Luas (cm) minggu
Formula ke-
1 2 3 4
F0 (0%) 6,1 5,8 5,7 5,5
FI (5%) 6,0 5,7 5,5 5,4
FII (10%) 5,6 5,5 5,3 5,1
FIII (15%) 5,8 5,7 5,5 5,4
FIV (Vitamin C) 6,4 6,2 5,9 5,8

Berdasarkan pada Tabel 7. bahwa pengukuran antioksidan yang sederhana,


daya sebar pada semua sediaan cepat dan tidak membutuhkan banyak
berkisaran 5,1-6,4 cm. Hal ini sesuai reagen (Sayuti dan Yenrina, 2015).
syarat untuk daya sebar gel yaitu Prinsip metode DPPH ini adalah
sebesar 5-7 cm (Genatrika dkk, 2016). adanya perubahan intensitas warna ungu
Berbeda dengan daya lekat, daya sebar dari DPPH, radikal bebas DPPH yang
suatu sediaan berbanding terbalik memiliki elektron tidak berpasangan akan
dengan viskositas dan daya lekatnya. memberikan warna ungu. Warna akan
Semakin tinggi viskositas dan daya lekat berubah menjadi kekuningan pada saat
suatu sediaan maka daya sebarnya elektronnya berpasangan (Molyneux, 2004).
semakin rendah (Octavia, 2016). Parameter yang digunakan untuk
menginterpretasi hasil dari uji aktivitas
g. Uji Penyimpanan Suhu Ruang antioksidan dengan metode DPPH adalah
Uji penyimpanan suhu ruang nilai IC50 yaitu konsentrasi yang
merupakan uji pendahuluan yang menyebabkan hilangnya 50% aktivitas
dilakukan selama 7 hari dan bertujuan DPPH. Semakin kecil IC50 maka aktivitas
untuk mengetahui kestabilan sediaan antioksidan semakin besar (Molyneux,
gel selama waktu penyimpanan. 2004).
Sediaan gel ekstrak etanol 70% daun
belimbing wuluh disimpan dalam suhu a. Penentuan Panjang Gelombang
ruang dan diamati pada hari ke 1, 3, 5 Maksimum (λmaks)
dan 7. Penentuan panjang gelombang
maksimum dilakukan untuk mengetahui
7. Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode panjang gelombang maksimum serapan
DPPH larutan DPPH. Hasil pengukuran panjang
Pengujian aktivitas antioksidan gelombang maksimum larutan DPPH
dilakukan menggunakan metode DPPH yaitu berada pada 515,5 nm. Hasil yang
yang selanjutnya dilakukan pengukuran nilai diperoleh termasuk salah satu kisaran
absorbansi menggunakan spektrofotometer panjang gelombang sinar tampak yaitu
UV-Vis. Metode DPPH adalah metode 400-800 nm, serta termasuk dalam

Jurnal Farmagazine Vol. VIII No.2 Agustus 2021 33


Mohammad Zaky, Nita Rusdiana Kurniasih, Ayunda Darmawati 2021

rentang panjang gelombang DPPH yang bahwa reaksi antara larutan uji dengan
berkisar antara 515-520 nm (Molyneux, DPPH telah sempurna (Rastuti, 2012).
2004). Hasil pengukuran panjang Hasil penelitian menunjukkan bahwa
gelombang maksimum dapat dilihat pada pada menit ke-25 ekstrak etanol 70%
Gambar 2. berikut ini : daun belimbing wuluh memiliki
absorbansi DPPH yang relatif konstan,
sedangkan untuk vitamin c berada pada
menit ke-15.

c. Pengujian Aktivitas Antioksidan


Sampel
Sampel yang digunakan dalam
pengujian antioksidan yaitu vitamin c,
ekstrak etanol 70% daun belimbing
Gambar 2. Panjang gelombang wuluh, sediaan gel formula 0 sampai 4.
DPPH Vitamin C digunakan sebagai
pembanding, gel dan ekstrak etanol 70%
b. Penentuan Operating Time daun belimbing wuluh sebagai sampel
Penentuan operating time digunakan uji, formula 0 (tanpa esktrak) sebagai
untuk menentukan waktu paling tepat kontrol negative, formula 4 (berisi vitamin
larutan uji meredam radikal bebas C) sebagai kontrol positif.
DPPH. Operating time ini menunjukan

Tabel . Nilai IC50 sampel


Sampel Nilai IC50
(µg/ml)
Vitamin C 2,90
Ekstrak daun
belimbing wuluh 24,78
Formula 0 (0%) 178,68
Formula 1 (5%) 118,38
Formula 2 (10%) 94,16
Formula 3 (15%) 89,12
Formula 4 (Vitamin C) 82,55

Berdasarkan hasil analisis IC50 118,38 µg/ml. Sediaan gel formula 2


ekstrak daun belimbing wuluh sebesar (10%) memiliki aktivitas antioksidan
24,78 µg/ml, hal ini menunjukkan bahwa kategori kuat dengan nilai IC50 sebesar
ekstrak daun belimbing wuluh memiliki 94,16 µg/ml. Sediaan gel formula 3
aktivitas antioksidan kategori sangat (15%) memiliki aktivitas antioksidan
kuat. Hal ini didukung oleh penelitian kategori kuat dengan nilai IC50 sebesar
yang dilakukan oleh Meysi dkk (2019) 89,12 µg/ml. Sediaan gel formula 4
yang menyatakan bahwa ekstrak etanol (vitamin c) memiliki aktivitas antioksidan
96% daun belimbing wuluh memiliki kategori kuat dengan nilai IC50 sebesar
aktivitas antioksidan sangat kuat yaitu 82,55 µg/ml. Semakin tinggi konsentrasi
25,74 µg/ml dan penelitian yang ekstrak daun belimbing wuluh yang
dilakukan oleh Hasim dkk (2019) yang ditambahkan maka semakin tinggi pula
menyatakan bahwa ekstrak etanol 70% aktivitas antioksidan yang didapatkan.
daun belimbing wuluh memiliki aktivitas Berdasarkan hasil penelitian ini
antioksidan sangat kuat yaitu 16,99 senyawa yang memiliki potensi sebagai
µg/ml. Sediaan gel formula 0 (0%) antioksidan adalah flavonoid. Flavonoid
memiliki aktivitas antioksidan kategori dan derivat polifenol merupakan
lemah dengan nilai IC50 sebesar 178,68 senyawa yang berfungsi sebagai
µg/ml. Sediaan gel formula 1 (5%) antioksidan karena senyawa tersebut
memiliki aktivitas antioksidan kategori adalah senyawa-senyawa fenol, yaitu
sedang dengan nilai IC50 sebesar senyawa dengan suatu gugus –OH yang
Jurnal Farmagazine Vol. VIII No.2 Agustus 2021 34
Mohammad Zaky, Nita Rusdiana Kurniasih, Ayunda Darmawati 2021

terikat pada karbon cincin aromatik, Buah Stroberi (Fragaria Ananassa).


produk radikal bebas senyawa-senyawa Pharmacy, 14(2).
ini terstabilkan secara resonansi dan Az-zahrah, Fatimah. 2011. Uji Aktivitas
karena itu tak reaktif dibandingkan Antiradikal Bebas Ekstrak Etil Asetat
dengan kebanyakan radikal bebas lain Kedelai (Glycine max Linn. Merr) Dengan
sehingga dapat berfungsi sebagai Metode DPPH. Skripsi.
antioksidan yang efektif (Fessenden dan Cholisoh, Z., Utami, W. 2008. Aktivitas
Fessenden, 1994 dalam Cholisoh dan Penangkap Radikal Ekstrak Ethanol 70%
Utami, 2008). Biji Jengkol (Archidendron jiringa).
Data yang diperoleh dalam Pharmacon, 9(1).
pengujian diolah data statistiknya Elmitra. 2017. Dasar-Dasar Farmasetika Dan
menggunakan program IBM SPSS 25. Sediaan Semi Solid. Budi Utama.
Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney Yogyakarta : halm 155-164, 169-174, 177-
menunjukkan bahwa antara kelompok 179.
perlakuan FII dengan FIV selaku kontrol Fathurrachman, D, A. 2014. Pengaruh
pembanding dan FIII dengan FIV yaitu Konsentrasi Pelarut Terhadap Aktivitas
Sig 0,513 > 0,05 dimana nilai tersebut Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Sirsak
menunjukkan tidak ada perbedaan yang (Annona muricata Linn) Dengan Metode
signifikan antara masing-masing Peredaman Radikal Bebas DPPH. Skripsi.
kelompok perlakuan. Fujiastuti, T., Sugihartini, N. 2015. Sifat Fisik
Dan Daya Iritasi Gel Ekstrak Etanol Herba
KESIMPULAN Pegagan (Centella asiatica L) Dengan
Berdasarkan hasil penelitian dapat Variasi Jenis Gelling Agent. Pharmacy,
disimpulkan bahwa senyawa metabolit 12(1).
sekunder yang terkandung pada ekstrak etanol Genatrika, E., Nurkhikmah, I., Hapsari, I. 2016.
70% daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Formulasi Sediaan Krim Minyak Jintan
L.) yaitu flavonoid, tanin, saponin dan steroid. Hitam (Nigella sativa L.) sebagai
Hasil evaluasi fisik sediaan menyatakan bahwa Antijerawat terhadap Bakteri
semua sediaan gel memenuhi persyaratan Propionibacterium acnes. Pharmacy,
mutu fisik yaitu berwarna hijau kecoklatan, 13(2).
berbentuk semi padat, berbau khas ekstrak Haeria., Hermawati., Andi Tenri Ugi Dg. Pine.
daun belimbing wuluh, homogen, viskositas 2016. Penentuan Kadar Flavonoid Total
42309 – 63733 cps, pH 4,2-6,5, daya sebar dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol
5,1-6,4 cm, daya lekat 5,71-7,80 detik, hanya Daun Bidara (Ziziphus spina-christi L.).
pada FIII (15%) memiliki sifat fisik yang kurang Journal of Pharmaceutical and Medicinal
homogen. Aktivitas antioksidan gel pada Sciences, 1(2).
konsentrasi 5%, 10% dan 15% mempunyai Hasanah, M., Maharani, B., Munarsih, E. 2017.
nilai IC50 berturut-turut 118,38 ppm; 94,16 Daya Antioksidan Ekstrak Dan Fraksi
ppm; dan 89,12 ppm. Hasil penelitian Daun Kopi Robusta (Coffea robusta)
menunjukkan sediaan gel antioksidan ekstrak Terhadap Pereaksi DPPH (2,2-Difenil-1-
etanol 70% daun belimbing wuluh memiliki Pikrilhidrazil). IJPST, 4(2).
sifat fisik yang baik pada formula ke II dan Hasim., Arifin , Y, Y., Andrianto, D., Faridah ,
pada formula III memiliki sifat antioksidan yang D, N. 2019. Ekstrak Etanol Daun
paling kuat yaitu 89,12 ppm. Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi)
sebagai Antioksidan dan Antiinflamasi.
DAFTAR PUSTAKA Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 8(3).
Andriani, M., Permana, M, I Dewa Gde., Molyneux, Philip. 2004. The use of the stable
Widarta, I, W, R. 2019. Pengaruh Suhu free radical diphenylpicryl- hydrazyl (
dan Waktu Ekstraksi Daun Belimbing DPPH ) for estimating antioxidant activity.
Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Terhadap Songklanakarin J. Sci. Technol. 26(2).
Aktivitas Antioksidan Dengan Metode Mulangsri, D, A, K., Budiarti, A., Saputri, E, N.
Ulltrasonic Assisted Extraction (UAE). 2017. Aktivitas Antioksidan Fraksi
Jurnal Ilmu Dan Teknologi Pangan, 8(3). Dietileter Buah Mangga Arumanis
Anggraini, D., Fernando, A., Elisa, N. 2017. (Mangifera indica L.) Dengan Metode
Formulasi Losion Antioksidan Ekstrak DPPH. Jurnal Pharmascience, 4(1).

Jurnal Farmagazine Vol. VIII No.2 Agustus 2021 35


Mohammad Zaky, Nita Rusdiana Kurniasih, Ayunda Darmawati 2021

Muthmainnah, B. 2017. Skrining Fitokimia falcataria) Dengan Metode DPPH Dan


Senyawa Metabolit Sekunder Dari Ekstrak Identifikasi Senyawa Metabolit
Etanol Buah Delima (Punica granatum L.) Sekundernya. Molekul, 7(1).
Dengan Metode Uji Warna. Jurnal Media Sayuti, Kesuma, dan Rina Yenrina. 2015.
Farmasi, 13(2). Alami Dan Sintetik. Andalas University
Niyogi, P., N. J. Raju, P. G. Reddy, dan B. G. Press. Padang : halm 2, 3, 7, 67, 75-77.
Rao. 2012. Formulation and Evaluation Of Suciati. 2020. Formulasi dan Evaluasi Fisik
Antiinflammatory Activity of Solanum Sediaan Gel Antioksidan Ekstrak Etanol
Pubescens Wild Extracts Gel on Albino 70% Daun Bidara Arab (Ziziphus spina-
Wistar Rats. International Journal of christi L.) Menggunakan Metode DPPH
Pharmacy. (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Skripsi.
Octavia, N. 2016. Formulasi Sediaan Gel Hand Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi
Sanitizer Minyak Atsiri Pala (Myristica Farmasi. Diterjemahkan oleh soedani, N.
fragrans Houtt.) : Uji Stabilitas Fisik Dan Edisi V. Gajah Mada University Press.
Uji Aktivitas Antibakteri Terhadap Bakteri Yogyakarta.
Staphylococcus aureus. Skripsi. Yanti, S., Vera, Y. 2019. Skrining Fitokimia
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Ekstrak Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa
Surakarta. bilimbi L.). Jurnal Kesehatan Ilmiah
Rastuti, U., Purwati. 2012. Uji Aktivitas Indonesia, 4(2).
Antioksidan Ekstrak Daun Kalba (Albizia

Jurnal Farmagazine Vol. VIII No.2 Agustus 2021 36

Anda mungkin juga menyukai