Anda di halaman 1dari 15

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN LIPSTIK DENGAN

PEWARNA ALAMI EKSTRAK BUAH NAGA SUPER MERAH


(Hylocereus
costaricensis L.)
Ardelia Nurhaida1), Haryanto Susilo2)dan Bina Lohita Sari 3)
1), 2)
dan 3) Program Studi Farmasi FMIPA Universitas pakuan Bogor
Universitas Pakuan, Bogor.

Abstrak
Lipstik adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan sentuhan
artistik sehingga dapat meningkatkan nilai estetika dalam tata rias wajah.Salah satu contoh dari buah
yang dapat dijadikan pewarna alami adalah buah naga super merah (Hylocereus costaricensis L.) karena
mengandung antosianin yang berfungsi sebagai pigmen warna dan memiliki aktivitas antioksidan.
Tujuan penelitian ini adalah membuat sediaan lipstik menggunakan ekstrak cair buah naga super merah
sebagai zat warna alami dengan konsentrasi 10% dan 12% dan mengetahui aktivitas antioksidan dalam
ekstrak cair buah naga super merah dalam sediaan lipstik dan mengetahui stabilitas dari berbagai
parameter. Buah naga super merah diekstraksi menggunakan metode penyarian dengan hasil berupa
ekstrak cair.Dibuat 3 formula sediaan lipstik dengan konsentrasi ekstrak 0%, 10% dan 12% (F 0, F I, F
II).Sediaan lipstik kemudian dilakukan pengujian mutu fisik, stabilitas, panelis dan aktivitas
antioksidan.
Hasil pengujian mutu sediaan lipstik untuk formula 0, I dan II aroma khas oleum green
tea.Warna yang dihasilkan putih (F0), ungu muda (soft)(FI) dan ungu tua (FII). Nilai IC 50 yang
didapatkan dari ekstrak buah naga super merah sebesar 364,64μg/ml persamaan linier y = 0,1216x +
5,6595 dengan koefisien korelasi R² = 0,9973. Sedangkan Vitamin C memiliki nilai IC 50 sebesar 6,12
μg/ml.
Sediaan Lipstik Buah Naga Super Merah memiliki nilai IC 50 yang lemah. Pada minggu ke-0
sediaan lipstik dengan konsentrasi tertinggi (FII) memperoleh nilai IC 50 sebesar 1215.72μg/ml dan pada
minggu ke-1 aktivitasnya semakin berkurang yakni sebesar 1289.84μg/ml. Penurunan nilai IC 50
dikarenakan proses pembuatan yang memerlukan suhu yang cukup tinggi 70 OC, Hal tersebut
mempengaruhi rusaknya antosianin yang terkandung dalam lipstik sehingga nilai IC 50 yang diperoleh
lemah.
Kata kunci : Buah naga super merah (Hylocereus costaricensis L.), lipstik, pewarna alami,
antioksidan.

ABSTRACT
Lipstick is a cosmetic used to color the lips with an artistic touch to increase the aesthetic
value in make up. One of the fruits that can be used as a natural dye is dragon fruit red super
(Hylocereus costaricensis L.) because they contain anthocyanin that function as pigment and has
antioxidant activity. The purpose of this study was to make lipstick with dragon fruit red super liquid
extract as a natural dye with concentrations of 10% and 12% then determine the activity of antioxidant
in the dragon fruit red super liquid extract in the lipstick and the stability of different parameters.
Dragon fruit red super was extracted use juicer with liquid extract result. There is three red lipstick
formula preparations with extract concentrations of 0%, 10% and 12% (F 0, FI, FII). Lipstick
preparations and testing the physical quality, stability, panelists and antioxidant activity.
Test results on the quality of the preparation of formula red lipstick 0, I and II, the distinctive
aroma of green tea oleum. The result were white (F0), sweet lilac (FI) and purple (FII). Formula which
IC50 values were obtained from extracts of dragon fruit red super is 364,64μg / ml linear equation y =
5.6595 + 0,1216x with a correlation coefficient R ² = 0.9973. Although vitamin C has an IC 50 value of
6.12 ug / ml.
Lipstick Dragon fruit Red super has IC50 values were low. At the zero week lipstick with the
highest concentration (FII) obtain IC50 value 1215.72μg / ml. The first week activity declined amount
1289.84μg / ml. Declining of IC50 value is because of the formulation process that requires high
temperature 70 °C, it affects the destruction of anthocyanins contained in the lipstick so that IC 50 values
are obtained weak.
Keywords: Dragon fruit red super (Hylocereus costaricensis L.), lipstick, natural dyes,
antioxidants.
PENDAHULUAN Radikal bebas merupakan senyawa yang
Kosmetik memiliki sejarah panjang mengandung elektron tidak berpasangan yang
dalam kehidupan manusia.Berdasarkan hasil bertindak sebagai akseptor elektron (Connor et
penggalian arkeologi, diketahui bahwa al, 2002).Radikal bebas ini berbahaya karena
kosmetik telah digunakan oleh manusia yang sangat reaktif mencari pasangan
hidup pada zaman dahulu.Saat ini, kosmetik elektronnya.Radikal bebas ini memerlukan
menjadi bagian penting dalam kehidupan elektron yang berasal dari pasangan elektron
sehari-hari, jumlah kosmetik yang digunakan molekul sekitarnya (Kalt et al, 1999). Radikal
terus meningkat seiring dengan pertambahan bebas yang umumnya digunakan sebagai model
jumlah penduduk setiap tahun (Mitsui, 1997). dalam penelitian antioksidan atau peredam
Pewarna bibir merupakan sediaan radikal bebas adalah: 2,2- diphenyl-2-
kosmetika yang digunakan untuk mewarnai picrylhydrazyl (DPPH). Kebanyakan penyusun
bibir dengan sentuhan artistik sehingga dapat aktivitas antioksidan dibangun dari tanaman
meningkatkan estetika dalam tata rias dan buah, dan bukan vitamin, tetapi zat kimia
wajah.Pewarna bibir terdapat dalam berbagai yang dinamakan fenol, polifenol, flavonoid,
bentuk, seperti cairan, krayon, dan krim. resveratrol.
Pewarna bibir dalam bentuk cairan dan krim Buah naga super merah sangat
umumnya memberikan selaput yang tidak berpotensi untuk ditingkatkan komoditasnya
tahan lama dan mudah terhapus dari bibir dengan diolah menjadi sediaan lipstik dan
sehingga tidak begitu digemari orang, terutama dijadikan sebagai pewarna alami dan
jika dibandingkan dengan pewarna bibir dalam antioksidan.Penelitian yang menghubungkan
bentuk krayon. Pewarna bibir bentuk krayon ekstrak cair buah naga super merah dengan
lebih dikenal dengan nama lipstik antioksidan dalam sediaan lipstik masih belum
(Wasitaatmadja, 1997). Pewarna pada lipstik banyak di teliti.Hal inilah yang mendorong
berdasarkan sumbernya ada 2 yaitu, pewarna peneliti untuk melakukan penelitian mengenai
alami merupakan zat warna yang diperoleh dari Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Lipstik
akar, daun, bunga dan buah. Diantara pewarna Dengan Pewarna Alami Ekstrak Buah Naga
alami yang mempunyai potensi untuk Super Merah (Hylocereus costaricensis L.).
dikembangkan antara lain yang berasal dari
buah naga super merah (Hylocereus METODE PENELITIAN
costaricensis L.), dengan warna merah yang Bahan
sangat pekat, menunjukkan buah tersebut Buah Naga Super Merah (Hylocereus
mengandung zat warna antosianin yang dapat costaricensis), aquadest, paraffin cair, lanolin,
digunakan sebagai bahan pewarna alami setil alkohol, propilen glikol, minyak jarak,
pengganti bahan pewarna sintetik. malam putih, malam carnauba, oleum cacao,
metil paraben, butil hidroksi toluen, DPPH, N-
Antosianin merupakan senyawa heksan, metanol, dan Vitamin C.
flavonoid yang memiliki kemampuan sebagai Alat
antioksidan.Umumnya senyawa flavonoid Alat yang digunakan untuk penelitian
berfungsi sebagai antioksidan primer, chelator antara lain : Alat – alat gelas yang ada
dan scavenger terhadap superoksida dilaboratorium, blender, mortar dan
anion.Antosianin dalam bentuk aglikon lebih penumbuk, kertas perkamen, kertas saring
aktif daripada bentuk glikosidanya (Santoso, Whatman, pipet tetes, pH meter, neraca analitis
2006).Kemampuan antioksidatif antosianin (Mettler Toledo), tabung reaksi,
timbul dari reaktifitasnya yang tinggi sebagai spektrofotometer UV-VIS (Optizen POP®
pendonor hidrogen atau elektron, dan 5U5701-135013-00), termometer, cetakan
kemampuan radikal turunan polifenol untuk lipstik.
menstabilkan dan mendelokalisasi elektron Prosedur
tidak berpasangan, serta kemampuannya 1. Determinasi Tanaman
mengkhelat ion logam (terminasi reaksi Bahan yang digunakan berupa daging buah
Fenton) (Rice-Evans et al., 1997).Aktivitas Naga Super Merah (Hylocereus costaricensis
antioksidan antosianin dipengaruhi oleh sistem L.) yang diperoleh dari perkebunan buah Naga
yang digunakan sebagai substrat dan kondisi Super Merah di Pondok Bitung, Ciapus-
yang dipergunakan untuk mengkatalisis reaksi Bogor.Tujuan determinasi adalah untuk
oksidasi (Pokorny et al., 2001). menetapkan kebenaran sampel yang digunakan
dalam penelitian. Determinasi buah Naga
 Uji Alkaloid
Super Merah dilakukan dengan cara
Sebanyak 2 mL ekstrak cair buah Naga
mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada
Super Merah ditambah 2,5 mL amoniak dan
buah Naga Super Merah di Herbarium Bidang
2,5 mL kloroform. Larutan disaring kedalam
Botani Kebun Raya Bogor. (Herbarium
tabung reaksi, dan filtrat ditambahkan asam
Bogoriense, Ir. H. Juanda 22, Bogor 16122,
sulfat 2 N sebanyak 10 tetes.Filtrat dikocok
Indonesia).
dengan teratur kemudian dibiarkan beberapa
2. Pembuatan Ekstrak Cair Buah Naga
lama sampai terbentuk dua lapisan.Lapisan atas
Super Merah (Hylocereus
pindahkan kedalam tiga tabung reaksi,
costaricensis L.)
kemudian larutan dianalisis dengan pereaksi
Buah naga super merah dikumpulkan
Mayer, Dragendrof dan
sebanyak 4.390 gram, dikupas dan diambil
Bouchardat.Terbentuknya endapan
daging buahnya, ditimbang, diblender sampai
menunjukkan adanya kandungan alkaloid.
benar-benar hancur ± 5 menit kemudiaan
Reaksi dengan pereaksi Mayer akan terbentuk
disaring menggunakan kain batis setelah itu
endapan putih, dengan pereaksi Dragendroff
ditimbang hasil sari yang didapat. Ditentukan
terbentuk endapan merah jingga dan dengan
berat jenisnya dengan piknometer, sari buah
perekasi Bouchardat terbentuk endapan coklat
Naga Super Merah dimasukkan kedalam botol
(Sangi, dkk., 2008).
kaca kemudian dimasukkan kedalam
kulkas.Alur pembuatan ekstrak cair terdapat
4. Pengujian aktivitas antioksidan
pada Lampiran 1.
Uji potensi antioksidan dilakukan terhadap
Rendemen sari buah= Bobot ekstrak sari buah x100 % ekstrak cair buah naga super merah dengan
Bobot buah segar menggunakan metode antioksidan yaitu metode
3. Uji Fitokimia DPPH.(1,1 difenil-2-pikrilhidrazil)
 Uji Flavonoid Analisis Analisis Antioksidan :
Sebanyak 2 mL ekstrak cair buah Naga 1. Pembuatan Larutan DPPH 1mM
Super Merah ditambahkan dengan 5 ml etanol Ditimbang 39,43 mg serbuk DPPH,
dan dipanaskan selama 5 menit didalam kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100
tabung reaksi. Selanjutnya ditambah beberapa ml dan dilarutkan dengan metanol hingga batas
tetes asam klorida pekat, kemudian (sebelumnya labu ukur sudah dilapisi
ditambahkan bubuk magnesium. Hasil positif alumunium foil).Penentuan Panjang
ditunjukkan dengan timbulnya warna merah Gelombang Maksimum Larutan Vitamin C
tua (magenta) dalam waktu 3 menit (Sangi, Dipipet 1 ml larutan vitamin C 100 ppm
dkk., 2008). dan dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml
 Uji Saponin (konsentrasi 2 ppm). Lalu ditambahkan
Sebanyak 2 mL ekstrak cair buah Naga Super aquadest sampai tanda batas dan
Merah ditambahkan asam asetat anhidrat dihomogenkan.Diukur serapan maksimum
sampai sampel terendam, dibiarkan selama pada panjang gelombang 200 – 400 nm dengan
kira - kira 15 menit, 6 tetes larutan menggunakan blanko aquadest.
dipindahkan kedalam tabung reaksi dan 2. Pembuatan Larutan Blanko
ditambahkan 2-3 tetes asam sulfat pekat. Dipipet sebanyak 1 mL larutan DPPH 1 mM,
Adanya triterpenoid ditunjukkan dengan ditambahkan metanol sampai 10 mL, kemudian
terjadinya warna merah jingga atau ungu, dihomogenkan. Larutan blanko diinkubasi pada
sedangkan adanya steroid ditunjukkan dengan suhu sekitar 25-30oC (suhu kamar) selama 30
adanya warna biru (Sangi, dkk., 2008). menit (labu ukur dibungkus aluminium foil).
 Uji Tanin 3. Penentuan Kadar Sampel
Sebanyak 2 mL ekstrak cair buah Naga Super1. Pembuatan Larutan induk Vitamin C 100 ppm
Merah ditambah etanol sampai ekstrak buah Ditimbang tepat 100 mg vitamin C,
Naga Super Merah terendam dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL dan
semuanya.Kemudian sebanyak 1 ml larutan dilarutkan dengan metanol sampai tanda batas
dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian (1000 ppm). Untuk mendapatkan larutan induk
ditambahkan 2 - 3 tetes larutan FeCl3 1%. vitamin C dengan konsentrasi 100 ppm,
Hasil positif ditunjukkan dengan timbulnya dilakukan dengan cara memipet 10 mL larutan
warna hijau kebiruan (Sangi, dkk., 2008). vitamin C 1000 ppm, dimasukkan ke dalam
labu ukur 100 mL dan dilarutkan dengan spektrofotometer. Nilai persentase hambatan
metanol sampai tanda batas (100 ppm). terhadap
4. Pembuatan Larutan Uji Ekstrak
Ekstrak cair dilarutkan dalam methanol DPPH dihitung menggunakan rumus berikut :
100mL, Kemudian diencerkan menjadi 1000 % Inhibisi= Abs. Blanko – Abs. Sample x 100 %
ppm dan larutan 1000ppm ini yang kemudian Abs. Blanko
dibuat dengan konsentrasi 100, 200, 300, 400
Nilai IC50 (inhibitor concentration) diperoleh
dan 500 ppm dengan cara dipipet masing-
masing 1; 2; 3; 4 dan 5 mL kemudian dari potongan garis antara50% daya hambat
dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL dan dengan sumbu konsentrasi menggunakan
ditepatkan dengan metanol hingga 10 mL. persamaan linear (y = bx + a), dimana y = 50
Ditambahkan 1 mL larutan DPPH 1 mM dan x menunjukan IC50( Rohman dan Riyanto,
lalu diencerkan menggunakan metanol dan 2005).
dihomogenkan. Deret larutan uji didiamkan 5. Formulasi Sediaan Lipstik
selama waktu optimum pada suhu kamar (labu Formulasi lipstik padat dibuat sebanyak
ukur dibungkus aluminium foil).Diukur
4gram perbatch persediaan kandungan zat aktif
absorbannya pada panjang gelombang ekstrak cair buah naga super merah dengan
maksimum.
berbagai konsentrasi seperti 0 %, 10% dan
5. Perhitungan Antioksidan Metode 12%. Alur perhitungan terdapat pada Lampiran
DPPH
3.Formula lipstik yang dibuat terdapat pada
Larutan uji, deret larutan standar dan blangko Tabel 2.
diukur serapannya pada panjang gelombang
maksimum yang telah ditentukan dengan

Cara pembuatan sediaan bedak tabur yaitu dimasukkan kedalam beaker glass. Bahan-
dengan caraMinyak jarak sebagai Fase I bahan lain kecuali pewangi dilumerkan hingga
suhu 70º-75º C sebagai Fase II. Pada Fase 1 7. Uji Stabilitas Sediaan
dan Fase II dicampurkan secara perlahan – Pada perubahan bentuk diperhatikan apakah
lahan ditambahkan dengan pewangi oleum lipstik terjadi perubahan bentuk dari bentuk
green tea dan dilakukan pengadukan di dalam awal pencetakan atau tidak, pada perubahan
beaker glass menggunakan mixer sampai warna diperhatikan apakah lipstik terjadi
homogen. perubahan warna dari warna awal pembuatan
Ekstrak buah naga super merah dimasukkan lipstik atau tidak, titik lebur lipstik apakah ada
ketika suhu pada basis menurun hingga penurunan atau tidak, pada perubahan bau
40ºC.Kemudian di campurkan secara merata, diperhatikan apakah lipstik masih berbau khas
pada keadaan cair di tuangkan ke dalam dari parfum atau dari bau khas dari ekstrak
cetakan lipstik.Alur pembuatan lipstik terdapat buah naga super merah.
pada Lampiran 4.
6. Uji Mutu Sediaan Lipstik
a. Uji Iritasi Sediaan
Minyak jarak sebagai Fase I dimasukkan
kedalam beaker glass. Bahan-bahan lain
kecuali pewangi dilumerkan hingga suhu 70º-
75º C sebagai Fase II. Pada Fase 1 dan Fase II
dicampurkan secara perlahan – lahan
ditambahkan dengan pewangi oleum green tea Namun pada stabilitas penelitian ini dilakukan
dan dilakukan pengadukan di dalam beaker selama 5 minggu, sehingga pemeriksaan
glass menggunakan mixer sampai homogen. stabilitas pada lipstik ini dilakukan dari minggu
Ekstrak buah naga super merah ke 0, 1, 2, 3, 4 dan 5. Dengan pengujiaan
dimasukkan ketika suhu pada basis menurun lengkap sediaan lipstik dilakukan di setiap
hingga 40ºC.Kemudian di campurkan secara minggu nya.
merata, pada keadaan cair di tuangkan ke a. Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan
dalam cetakan lipstik.Alur pembuatan lipstik Lipstik
terdapat pada Lampiran 4. Dilakukan ekstraksi cair-cair dengan cara
b. Uji Kesukaan ditimbang lipstikbuah naga super merah
Uji ini dilakukan untuk mengetahui tingkat sebanyak 1 gram sampel dilarutkan dalam
kesukaan panelis terhadap sediaan lipstik yang 10mL metanol, dalam corong pisah
dibuat. Uji kesukaan ini dilakukan secara visual ditambahkan 20mL n-Heksan kocok konstan
terhadap 20 orang panelis dengan kriteria yang sampai terpisah menjadi dua lapisan, fase n-
digunakan adalah wanita, berusia 20 tahun heksan dipisahkan. Dikumpulkan fase metanol
keatas, tidak memiliki kulit yang sensitive atau yang didapatkan lalu diuapkan sampai kental.
alergi. Setiap panelis diminta untuk Ekstrak metanol dibuat dengan konsentrasi
mengoleskan lipstik yang dibuat dengan 200, 400, 600, 800 dan 1000 ppm dengan cara
berbagai konsentrasi buah naga super merah dipipet masing-masing 0,25; 0,5; 0,75; 1 dan
pada kulit punggung tangan.Kemudian para 1.25 mL kemudian dimasukkan kedalam labu
panelis diharapkan untuk mengisi kertas ukur 10 mL dan ditepatkan dengan metanol
kuisioner yang telah disediakan, parameter hingga 10 mL.
yang dinilai dapat dilihat pada Lampiran 7. Ditambahkan 1 mL larutan DPPH 1 mM
Waktu selang untuk mencoba lipstik yang lalu diencerkan menggunakan metanol dan
selanjutnya kurang lebih 15 menit dan setelah dihomogenkan. Deret larutan uji didiamkan
lipstik dicoba diharapkan panelis selama waktu optimum pada suhu kamar (labu
membersihkan tangannya menggunakan tisu ukur dibungkus aluminium foil).Diukur
basah untuk mencoba lipstik yang selanjutnya absorbannya pada panjang gelombang
dengan berbagai konsentrasi ekstrak. Parameter maksimum.
uji hedonik yang diuji meliputi warna, aroma, b. Uji Organoleptik
kerataan dan kelekatan yang masing – masing Evaluasi sediaan lipstik dilakukan terhadap
akan mendapat penilaian 1: tidak suka, 2: masing-masing formula dengan konsentrasi
netral, 3: agak suka, 4: suka, 5: sangat suka, 6: ekstrak buah Naga Super Merah yang berbeda.
amat sangat suka. Hasil uji hedonik dianalisis Evaluasi stabilitas sediaan lipstik dilakukan
menggunakan SPSS dengan rancangan selama 5 minggu dengan pemeriksaan setiap
friedment test. minggu dan lipstik disimpan pada suhu kamar
dan suhu 45ºC. Evaluasi stabilitas fisik lipstik f. Penentuan pH Sediaan
meliputi : Sediaan lipstik ditimbang 1gr kemudiaan
1. Penampilan Fisik dilelehkan dengan penangas air, kemudiaan
Pemeriksaan dilakukan dengan mengamati setelah lipstik meleleh pH indikator dicelupkan
permukaan lipstik, mengenai pembentukan pada sediaan tersebut setelah itu dilihat pH nya
kristal dan uap air. pada tabel indikator pH. Dicatat pHnya dan
2. Aroma dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan (triplo).
Pengamatan dilakukan dengan mengamati
aroma lipstik pada penyimpanan selama 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
minggu pada suhu kamar dan dipercepat 45ºC. 1. Determinasi
3. Tekstur
Hasil identifikasi tumbuhan menunjukkan
Pengujian dilakukan dengan mengoleskan
bahwa tanaman yang digunakan adalah jenis
lipstik pada permukaan licin seperti punggung
Cereus costaricensis (Briton and Rose) A.
tangan atau bibir, kemudiaan dilihat apakah
Berger, sin.Hylocereus costaricensis L., suku
bertekstur halus atau kasar.
Cactaceaenama Indonesia Buah Naga Super
c. Uji Kehomogenan Sediaan Lipstik
1. Homogenitas Sediaan Merah.Hasil data determinasi dapat dilihat dari
Lampiran 8.
Masing – masing sediaan lipstik diperiksa
homogenitasnya dengan cara mengambil 2. Hasil Pembuatan Ekstrak Cair Buah
sejumlah tertentu sediaan lipstik dan diletakkan Naga Super Merah
pada kaca yang transparan (objek glass). Diperoleh daging buah naga super merah
Sediaan harus menunjukkan susunan yang sebanyak 3.650 gram dari 4.390 gram dan
homogen dan tidak terlihat adanya butir - butir ekstrak cair yang diperoleh sebanyak 2,5 L.
kasar. Berat jenis ekstrak cair 1,052 g/mL, maka berat
2. Homogenitas Polesan ekstrak cair adalah 2.630 gram. Maka
Pengujian dilakukan dengan mengoleskan rendemen ekstrak yang didapat 59,90 %. Hasil
lipstik pada permukaan licin seperti punggung rendemen sari buah terdapat pada Lampiran 9.
tangan atau bibir, kemudiaan dilihat dispersi
warnanya homogen atau tidak (Barel, 2001).
3. Dispersi Warna Dalam Lipstik
Pengujian dilakukan dengan membelah
lipstik menjadi dua bagian baik secara
horizontal ataupun vertikal, kemudiaan dilihat
dispersi warnanya homogen atau tidak(Barel,
2001).
d. Bobot Lipstik
Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui
peningkatan atau pengurangan bobot yang Gambar 1. Ekstrak Cair Buah Naga Super
mungkin terjadi pada saat lipstik disimpan pada Merah
suhu kamar dan suhu dipercepat. Lipstik yang 3. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Cair Buah
tidak baik akan memberikan peningkatan atau Naga Super Merah
pengurangan bobot yang berarti selama Uji Fitokimia bertujuan untuk mengetahui
penyimpanan. kandungan senyawa yang terdapat dalam
e. Titik Lebur ekstrak buah Naga Super Merah. Hasil uji
Pengujian dilakukan menggunakan melting fitokimia menunjukkan reaksi positif terhadap
point apparatus.Lipstik dimampatkan kedalam flavonoid, tanin, alkaloid.
pipa kapiler hingga kediaman 10 mm, Pengujian flavonoid pada ekstrak cair buah
kemudian pipa kapiler tersebut diletakkan naga super merah menunjukkan hasil positif
dalam alat melting point apparatus dengan dengan timbulnya warna merah.Diantara
posisi yang sesuai.Suhu pada lipstik mulai flavanoid hanya flavanol yang menghasilkan
meleleh adalah titik lebur lipstik (Orkin Et., al. warna merah ceri kuat (Harborne, 1987). Pada
1991).Syarat lipstik melebur pada metode penelitian ini ekstrak cair buah naga super
melting point adalah 60ºC atau lebih (Barel, merah termasuk ke dalam jenis flavanol karena
2001).
terjadi perubahan warna menjadi merah ceri. Dragendorf, endapan tersebut adalah kalium
alkaloid.Pada ekstrak buah naga super merah
timbul endapan putih pada peraksi mayer,
diperkirakan endapan tersebut adalah
kompleks kalium-alkaloid. Pada uji alkaloid
dengan pereaksi Mayer, diperkirakan nitrogen
pada alkaloid akan bereaksi dengan ion
logam K+ dari kalium tetraiodomerkurat (II)
membentuk kompleks kalium-alkaloid yang
Pengujian tanin pada ekstrak buah mengendap. Pada ekstrak buah naga super
naga super merah menunjukkan hasil yang merah timbul endapan coklat pada pereaksi
positif, dengan adanya warna hijau kehitaman. Dragendrof, diperkirakan endapan tersebut
Tanin dalam ekstrak buah naga super merah adalah kalium-alkaloid. Pada pereaksi
termasuk ke dalam tanin terkondensasi, karena Dragendrof, ion logam K+ akan membentuk
mengalami perubahan warna menjadi hijau ikatan kovalen koordinat dengan nitrogen
kehitaman. Tanin dibagi menjadi dua golongan pada alkaloid membentuk kompleks kalium-
dan masing-masing golongan memberikan alkaloid yang mengendap (Marliana, et al,
reaksi warna yang berbeda terhadap FeCI3 1 2005).
%. Golongan tanin terhidrolisis akan 4. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan
menghasilkan warna biru kehitaman dan tanin 1. Penentuan IC50 Ekstrak Cair Buah
terkondensasi akan menghasilkan warna hijau Naga Super Merah.
kehitaman. Pada saat penambahannya Penetapan aktivitas antioksidan dilakukan
diperkirakan FeC13 bereaksi dengan salah satu dengan menganalisis data penurunan tingkat
gugus hidroksil yang ada pada senyawa tanin.
absorbansi dari DPPH setelah dilakukan
Hasil reaksi itulah yang akhirnya menimbulkan
warna (Sangi, dkk., 2008). penambahan ekstrak pada konsentrasi
Pengujian alkaloid pada ekstrak buah tertentu.Sebelumnya penetapan dilakukan pada
naga super merah menunjukkan hasil panjang gelombang penyerapan DPPH yaitu
positif.Pada ekstrak buah naga super merah pada 515 nm.
timbul endapan putih pada pereaksi
DPPH yang belum ditambahkan ekstrak 5. Hasil Formulasi Sediaan Lipstik Buah
terlebih dahulu diukur untuk melihat seberapa Naga Super Merah.
besar tingkat absorbansinya.Kemudian setelah Beeswax, carnauba wax dan minyak jarak
DPPH ditambahkan ekstrak, diukur merupakanbahan dasar yang digunakan pada
absorbansinya yang selanjutnya dibandingkan pembuatan lipstik.Kegunaan beeswax pada
terhadap absorbansi DPPH awal. Perbandingan kosmetik terutama untuk sediaan lipstik
absorbansi ini akan memperlihatkan pengaruh sebagai pengeras, jumlah yang lazim
ekstrak terhadap konsentrasi DPPH, dimana digunakan adalah 3% - 10% (Wade A, 1994).
proses aktivitas antioksidan terlihat dengan Pada sediaan lipstik ekstrak buah naga super
terjadinya penurunan absorbansi DPPH. merah menggunakan beeswax sebanyak 5%
Adapun penentuan konsentrasi terbaik untuk yang masih sesuai dengan kadar yang
terjadinya proses antioksidan dilakukan dengan dianjurkan. Dalam lipstik carnauba wax
melihat konsentrasi IC50, atau konsentrasi yang memberikan kilap dan merupakan agen
dapat menghambat atau menurunkan sebesar pembentuk film yang baik yang
50% absorbansi DPPH. Hasil pengukuran memungkinkan adanya penolakan
absorbansi dan perhitungan %inhibisi ekstrak air.Pemakaian carnauba wax dalam sediaan
cair ekstrak buah naga super merah tercantum lipstik berkisar antara 4 - 10% (Wade A,
dalam Tabel 15. 1994).Pada sediaan lipstik dengan 3 formula
Dari data tersebut diperoleh persamaan yang dibuat menggunakan carnauba
linier y = 0,1216x + 5,6595 dengan koefisien waxdengan tingkat konsentrasi rendah yaitu
korelasi R² = 0,9973 (Gambar 9). Sehingga dari 4%. Pada minyak jarak yang memiliki
persamaan tersebut diketahui bahwa viskositas yang tinggi memiliki keuntungan
konsentrasi ekstrak cair buah naga super merah bagi sediaan lipstik sebagai menunda
yang mampu memberikan 50 % inhibisi (IC 50) pengendapan pigmen dari masa lipstik dan
adalah sebesar 364,64μg/ml. mengurangi kemungkinan lipstik untuk
2. Perbandingan Aktivitas Antioksidan smudge. Namun pada minyak jarak memiliki
(IC50) Ekstrak Cair buah naga super kerugian yang akan membuat sediaan lipstik
merah dengan Vitamin C menjadi tengik atau rasa tidak enak. Akan
Hasil pengukuran absorbansi dan perhitungan tetapi sifatnya yang berminyak memberikan
% inhibisi vitamin C tercantum dalam Tabel 4. tekstur yang lembut dan halus serta mengkilap
Peningkatan konsentrasi vitamin C dalam (Rieger. et. al. 2000). Pada pembuatan lipstik
meredam DPPH memberikan persamaan ekstrak buah naga super merah menggunakan
regresi linier y = 6.6432x + 9.3405 dengan minyak jarak dengan konsentrasi sebanyak
koefisien korelasi R² = 0,9874 (Gambar 2). 20%.
Dari persamaan linier tersebut diketahui bahwa Pada pembuatan lipstik yang mengandung
konsentrasi vitamin C yang mampu ekstrak buah Naga Super Merah dikerjakan 3
menurunkan sebesar 50% konsentrasi DPPH formula.Formula yang dibuat dengan berbagai
(IC50) adalah 6.12 μg/ml. Dari nilai tersebut konsentrasi ekstrak sebesar 0%, 10% dan 12%
dihitung perbandingan IC50 ekstrak ekstrak cair buah naga super merah yang
dibandingkan vitamin C adalah 59,58kali. disebut sebagai pewarna alami.

Lipstik yang memiliki warna yang dapat


menempel sempurna pada kulit bibir serta
melindungi kulit dari sinar matahari yang dapat
menyebabkan keringnya kulit bibir merupakan
lipstik yang ingin dituju dalam penelitian kali
ini. Pada sediaan lipstik buah naga super merah
dengan penambahan ekstrak 12%
didapatkan lipstik dengan warna ungu yang
menarik dan memberikan tekstur lembut pengaruh yang nyata dari ketiga formula.
namun tidak memberikan warna yang dapat Kesimpulan tersebut dapat dilihat dari nilai sig
menempel pada kulit bibir dengan sempurna, lebih besar dari 0,05. Nilai sig sebesar 0,000
hal ini diduga disebabkan oleh tidak dan lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak dan
digunakannya basis candelila wax yang dapat H1 diterima. H1 diterima untuk parameter
membantu lebih melekatnya sediaan lipstik ini warna karena dari ketiga formula memberikan
atau dapat juga disebabkan oleh adanya pengaruh yang berbeda terhadap warna sediaan
beberapa faktor dalam bahan alam yang tidak lipstik.Evaluasiuji kesukaan parameter warna
dapat digunakan sebagai bahan pewarna alami dapat dilihat pada Lampiran 14 dan 15.
dalam sediaan lipstik walaupun bahan alam Hasil analisis parameter aromayang diolah
tersebut memiliki kadar antosianin yang tinggi. menggunakan SPSS 17 dengan metode
Kesulitan dalam pembuatan sediaan lipstik ini friedman testmenunjukkan bahwa ada
adalah pada saat pencampuran ekstrak buah pengaruh yang nyata dari ketiga formula.
naga super merha dengan basis nya harus Kesimpulan tersebut dapat dilihat dari nilai sig
diperhatikan agar warna yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05. Nilai sig sebesar 0,000
merata dan kandungan antosianin yang dan lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak dan
berfungsi sebagai zat warna alami dan H1 diterima. H1 diterima untuk parameter
antioksidan tidak rusak. warna karena dari ketiga formula memberikan
6. Uji Iritasi Sediaan Lipstik pengaruh yang berbeda terhadap aroma sediaan
Hasil pengujian iritasi dilakukan pada 20 lipstik.Evaluasiuji kesukaan parameter aroma
panelis menunjukan tidak ada reaksi seperti dapat dilihat pada Lampiran 16 dan 17.
kulit kemerahan, kulit gatal-gatal dan kulit Hasil analisis parameter kerataanyang diolah
bengkak.Hasil ini membuktikan bahwa sediaan menggunakan SPSS 17 dengan metode
lipstik ini aman digunakan pada bibir dan tidak friedman test menunjukkan bahwatidak ada
menimbulkan iritasi. pengaruh yang nyata dari ketiga formula.
Hasil analisisiritasiyang diolah menggunakan Kesimpulan tersebut dapat dilihat dari nilai sig
SPSS 17 dengan metode friedmann test lebih besar dari 0,05. Nilai sig sebesar 0,750
menunjukkan bahwatidak ada pengaruh yang dan lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan
nyata dari ketiga formula terhadap iritasi pada H1 ditolak. H0 untuk parameter warna yaitu
kulit. Kesimpulan tersebut dapat dilihat ketiga formula memberikan pengaruh yang
dari nilai sig lebih besar dari 0,05. Nilai sig sama terhadap kerataan.Evaluasiuji kesukaan
sebesar 0,135 dan lebih besar dari 0,05 maka parameter kerataan dapat dilihat pada Lampiran
H0 diterima dan H1 ditolak. H0 untuk iritasi 18 dan 19.
karena dari ketiga formula memberikan Hasil analisis parameter aromayang diolah
pengaruh yang sama yaitu tidak menimbulkan menggunakan SPSS 17 dengan metode
iritasi pada saat sediaan menempel pada friedmann testmenunjukkan bahwa ada
kulit.Evaluasiuji kesukaan parameter warna pengaruh yang nyata dari ketiga formula.
dapat dilihat pada Lampiran 12 dan 13. Kesimpulan tersebut dapat dilihat dari nilai sig
7. Uji Kesukaan lebih kecil dari 0,05. Nilai sig sebesar 0,004
Uji hedonik (uji kesukaan) salah satu jenis uji dan lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak dan
penerimaan.Panelis diminta mengungkapkan H1 diterima. H1 diterima untuk parameter
tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau warna karena dari ketiga formula memberikan
sebaliknya ketidaksukaan dan mengemukakan pengaruh yang berbeda terhadap kelekatan
tingkat kesukaan atau ketidak sukanya dalam sediaan lipstik.Evaluasiuji kesukaan parameter
suatu tingkatan-tingkatan (Rahayu, 2014). kelekatan dapat dilihat pada Lampiran20 dan
Pada penelitian ini pengujian organoleptik 21.
bertujuan untuk mencari produk sediaan lipstik 8. Uji Mutu Sediaan Lipstik
dengan variasi zat aktif yang digunakan Pengujian produk lipstik meliputi uji
sehingga diperoleh sediaan yang paling disukai organoleptik (fisik, aroma, tekstur dan warna),
oleh panelis. Data yang diperoleh dianalisis uji kehomogenan sediaan lipstik (homogenitas,
dengan menggunakan SPSS dengan metode homogenitas polesan dan dispersi warna), uji
friedman test. bobot sediaan, uji jarak lebur, uji pH, uji
Hasil analisis parameter warna yang diolah intensitas warna, uji iritasi, uji kesukaan dan uji
menggunakan SPSS 17 dengan metode stabilitas.
friedman testmenunjukkan bahwa ada
a. Penentuan IC50 Sediaan Lipstik
ekstrak cair Buah Naga Super Merah.
Penetapan aktivitas antioksidan sediaan lipstik
buah naga super merah dilakukan dengan
menganalisis data penurunan tingkat
absorbansi dari DPPH setelah dilakukan
penambahan ekstrak pada konsentrasi tertentu.

Dari nilai % inhibisi tersebut dibuat suatu


kurva regresi linier antara konsentrasi dengan
persen inhibisi, sehingga diperoleh suatu
persamaan regresi linier (Molyneux,
2004).Hasil uji aktivitas antioksidan dalam
sediaan lipstik dapat dilihat pada Tabel
7.Berdasarkan hasil pemeriksaan antioksidan
tersebut, menunjukkan bahwa baik ekstrak
daging buah naga super merah maupun sediaan
Perbandingan absorbansi ini akan lipstiknya memiliki aktivitas antioksidan yang
memperlihatkan pengaruh proses pembuatan lemah jika dibandingkan dengan pembanding
lipstik buah naga super merah. Lipstik buah vitamin C.
naga super merah diuji sebanyak dua kali yakni Paparan cahaya dapat memperbesar degradasi
minggu ke-0 dan minggu ke-1, pada minggu pada molekul antosianin. Penyebab utama
selanjutnya tidak dilakukan karena pudarnya kehilangan pigmen warna berhubungan dengan
warna sediaan lipstik baik pada suhu ruangan hidrolisis antosianin (Ozela dkk., 2007).
maupun suhu dipercepat. Adapun penentuan Antosianin juga tidak stabil ketika terkena sinar
konsentrasi terbaik untuk terjadinya proses tampak, ultraviolet, dan inti lain dari radiasi
antioksidan dilakukan dengan melihat ion. Dekomposisi sebagian besar terjadi karena
konsentrasi persen Inhibisi. fotooksidasi dan asam p-hidroksibenzoat
diidentifikasi sebagai hasil degradasi
minor.Kemampuan cahaya membuat antosianin a. Uji Stabilitas Parameter
tereksitasi lewat transfer elektron dapat Organoleptik
mempengaruhi pigmen antosianin ke Parameter organoleptik bertujuan untuk
dekomposisi fotokimia. Oksidatif memberikan pengenalan awal sediaan lipstik
mengakibatkan oksigen molekuler pada secara objektif berupa fisik, aroma, tekstur dan
antosianin.Oksigen dan suhu juga mempercepat warna. Hasil pengamatan organoleptik pada
kerusakan antosianin.Stabilitas warna sediaan lipstik terlihat bahwa semua sediaan
antosianin selama pemprosesan jus buah stabil secara fisik baik pada suhu kamar
menjadi rusak akibat oksigen (Arthey dan maupun suhu dipercepat (40°-45°C)selama
Ashurst, 2001).Adanya proses pembuatan minggu ke-5 sediaan tidak berkeringat maupun
ekstrak cair buah naga super merah dan tidak terbentuk kristal. Pengamatan aroma
penggunaan panas pada proses pengolahan semua formula stabil sampai minggu ke-2 baik
mengurangi kandungan antosianin pada yang di simpan pada suhu kamar maupun suhu
sediaan lipstick dipercepat (40°-45°C).Hal ini bisa terjadi
karena, pewangi yang digunakan mengalami
9. Uji Stabilitas Sediaan penguapan sehingga pada saat sediaan di
Pengujian ini bertujuan untuk melihat stabilitas simpan aroma pada lipstik menghilang.
fisik dari sediaan lipstik pada kondisi suhu Pengamatan tekstur yang dilakukan pada
yang berbeda.Lipstik dibuat sebanyak 60 formula 0, formula I dan formula II yang
batang untuk penyimpanan pada 2 suhu, setiap disimpan pada suhu kamar maupun suhu
suhu disimpan 30 batang lipstik. Pengujian dipercepat mengalami ketidakstabilan tekstur
stabilita fisik dilakukan dengan menyimpan dari halus menjadi tidak halus, hal ini bisa
sampel pada suhu yang berbeda, yaitu suhu terjadi disebabkan selama proses penyimpanan
kamar (15°-30°C), suhu dipercepat (40°-45°C) terjadi perubahan partikel dari sediaan yang
selama 5 minggu. Selama periode waktu menjadi kasar.Pengamatan warna sediaan
penyimpanan tersebut dilakukan pengamatan lipstik untuk formula 0 warna stabil dari awal
uji organoleptik (fisik, aroma, tekstur dan pembuatan sampai minggu kelima, sedangkan
warna), uji kehomogenan sediaan lipstik formula I dan formula II mengalami
(homogenitas, homogenitas polesan dan ketidakstabilan warna pada minggu kesatu dari
dispersi warna), uji bobot sediaan, uji suhu warna merah menjadi putih. Ketidakcampuran
lebur, uji pH dan uji intensitas warna.Pengujian pada proses pembuatan membuat warna pada
dilakukan setiap seminggu sekali. sediaan lipstik hilang. Hasil pengujian stabilitas
parameter organoleptik dapat dilihat pada
Tabel 9.
b. Uji Stabilitas Parameter persentase penurunan 3.58%, sedangkan pada
Kehomogenan Sediaan Lipstik
suhu dipercepat formula 0 menggalami
Penggujian kehomogenan sediaan lipstik
penurunan yang signifikan dengan persentase
selama proses penyimpanan meliputi uji
penurunan 5.32%. Data hasil pengamatan
homgenitas, uji homogenitas polesan dan uji
stabilitas parameter bobot disajikan pada Tabel
dispersi warna. Uji homogenitas pada formula
12.
0, dan I pada minggu kedua masih homogen
sedangkan formula II pada minggu ke-0 terjadi
ketidak homogenan.
Uji homogenitas polesan formula I dan II tidak
memberikan pelepasan warna di kulit pada
minggu ke-0, ini diakibatkan karena pada
proses pembuatan saat pencampuran pewarna
dengan basis lipstik tidak homogen akibatnya
pada saat uji homogenitas polesan di kulit tidak
muncul sempurna hanya sebagian.

d. Uji Stabilitas Parameter Jarak Lebur


Hasil evaluasi ini menunjukkan adanya
peningkatan jarak lebur lipstik selama
penyimpanan, baik pada suhu kamar (25-30°C)
maupun pada suhu dipercepat.(40-45°C). Hal
ini dapat terjadi karena adanya peningkatan
kekerasan lipstik.

Uji dispersi warna untuk sediaan yang diberi


pewarna pada formula I dan II mengalami
ketidak homogenan pada minggu ke-0
sedangkan pada formula 0 memberikan dispersi
warna sampai minggu ketiga.Data hasil
pengujian stabilitas parameter kehomogenan
dapat di lihat pada Tabel 10.

c. Uji Stabilitas Parameter Bobot Lipstik


Pengujian bobot sediaan lipstik
selama proses penyimpanan mengalami Formula I mempunyai jarak jarak
penurunan hal ini terjadi karena sampel pada lebur pada penyimpanan minggu 0 sampai
saat penyimpanan mengalami penguapan atau minggu ke-5 pada suhu kamar dan suhu
lipstik teroksidasi terutama pada suhu dipercepat yaitu 56,2 – 69,8oC. Formula II
dipercepat mengalami penurunan bobot yang mempunyai jarak jarak lebur pada
lebih cepat dibandingkan dengan suhu kamar. penyimpanan minggu 0 sampai minggu ke-5
Penyimpanan suhu kamar formula II yaitu 56,4 – 69,8OC dan Formula 0 memiliki
menggalami penurunan yang signifikan dengan jarak lebur 56,4 – 69,2oC.Ketiganya memenuhi
persyaratan tiitk lebur lipstik 55-75°C(Depkes IC50 sebesar 1438,77μg/ml dan
RI, 1985), sehingga dapat disimpulkan bahwa 1289,84μg/ml.
lipstik yang di simpan pada kondisi yang 2. Sediaan Lipstik Padat BuHylocereus
berbeda masih mempunyai jarak lebur yang costaricensis L.ah Naga SM Tidak Stabil
memenuhi syarat.Hasil pengamatan uji pada suhu kamar maupun suhu dipercepat,
stabilitas Jarak lebur dapat dilihat pada Tabel dilihat dari parameter aroma dan tekstur
pada formula I dan II dalam suhu kamar
12.
dan suhu dipercepat mengalami perubahan
pada minggu ke-3 dan warna pada minggu
e. Uji pH Sediaan Lipstik ke-1. Bobot mengalami penurunan 3.12 -
Pada pengujian pH sediaan lipstik 7.53% (suhu kamar), 33 - 5.88% (suhu
menggunakan kertas ph indikator. Hasil dipercepat) dan pada titik lebur mengalami
pemeriksaan pH menunjukkan sediaan tanpa kenaikan suhu 5.06 - 11.52% (suhu
ekstrak (formula 0) memiliki pH rata-rata5,67, kamar), 1.33 - 12.97% (suhu dipercepat)
formula dengan ekstrak 10% (Formula I) dan pH tetap (5-6).
Saran
mempunyai pH rata - rata 5,67, sedangkan
1. Perlu dilakukan penambahan
formula dengan ekstrak 12% memiliki pH rata
Candelila wax untuk menaikkan daya
- rata 5,16. lekat dari sediaan lipstik dan warna
yang dihasilkan tetap stabil.
2. Dibuat formula sediaan lipstik berupa
cream agar warna yang dihasilkan
baik.
3. Dibuat formula sediaan lipstik dengan
Perbedaan pH sediaan disebabkan oleh penambahan konsentrasi ekstrak yang
perbedaan konsentrasi ekstrak buah naga super lebih tinggi.
4. Dilakukan Uji Toksisitas pada sediaan
merah yang bersifat asam lemah. Warna yang
ekstrak cair buah naga super merah.
dihasilkan sudah tidak terlihat dengan baik,
warna yang berada pada sediaan lipstik lebih Daftar Pustaka
sedikit warna yang hampir sama dengan basis DAFTAR PUSTAKA
sehingga pH yang dihasilkan menurun. Dari
hasil pengukuran pH maka sediaan tersebut Aruoma.O.I., S.L. Cuppet. 1997.Antioxidant
dapat digunakan untuk sediaan lipstik karena Methodology In Vivo and In
Vitro Concept. AOCS
masih memenuhi syarat fisiologis kulit bibir ±
Press.Champaign, Illionis-
4 (Lauffer, 1985).Meskipun sediaan lipstik USA.
yang dibuat dengan stabilitas 5 minggu tidak Arthey, D. danAshurst, P.R. (2001).Fruit
menghasilkan warnadengan baik namun basis Processing, Nutrition Product,
lipstik masih memenuhi syarat fisiologis kulit and Quality Management, 2nd
bibir.Hasil uji pH dapat dilihat pada Tabel 13. edn.: An Aspen Publication,
Maryland.
Azwanida*, Normasarah, Asrul
KESIMPULAN DAN SARAN
Afandi.2014.Utilization and
Kesimpulan
Evaluation of Betalain Pigment
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
from Red Dragon Fruit
diperoleh kesimpulan sebagai berikut : (HylocereusPolyrhizus) as a
1. Ekstraksi air dan sediaan lipstick buah Natural Colorant for
naga SM tidak memperoleh IC50 yang kuat, Lipstick.JurnalTekhnologi.
IC50 yang diperoleh ekstrak cair buah naga Faculty of Agro Based
SM 364,64 μg/ml. Sediaan lipstick minggu Industry, Universiti Malaysia
ke-0 IC50 yang didapatkan sebesar Kelantan.
1398,13μg/ml pada FI dan 1215,72μg/ml Barel O Andre, Paye Marc, Maibach I Howard.
pada FII. Dan terjadi penurunan Handbook of Cosmetic Science
padaminggu ke-1 pada FI mendapatkan and Technology. New York:
Marcel Dekker Inc.;2001. Hal antioxidants. Elsevier Applied
171-86, 465-7. Science , London.
Chew, Ai-Lean &Maibach, H.I., 2009,
Classification of Irritant Harbone, J.B. 1987. MetodeFitokimia.
Contact Dermatitis, Padwinata K, Soediro I,
dalamBarel, Andre o Paye, penerjemah; Niksolihin S,
Marc &Maibach, Howard I., editor. Bandung: Penerbit ITB.
Handbook of Cosmetic Science Hal 7-8:49:65:70-
and Technology, Third Edition, 72:88:140:156:239.
437, Informa Health Care,
USA. Hamama A. A., &Nawar, W., 1991.Thermal
Connor A. M., Luby, J. J., Hancock, J. F., decomposition of some
Berkheimer, S., & Hanson, E. phenolic antioxidants. Journal
J., 2002.Changes in Fruit of Agricultural and Food
Antioxidant Activity Among Chemistry, 39 : 1063–1069.
Blueberry Cultivars During
Cold-Temperature Storage. Jellinex J. S., 1970, Formulation and Function
Journal of Agricultural and of Cosmetics, John Wiley and
Food Chemistry, 50 : 893–898. Sons.Inc, New York, hal 510.
Kristanto, D. 2009. BuahNaga :Pembudidayaan
di Pot dan di Kebun. Kalt W., Forney, C. F., Martin, A., & Prior, R.
PenebarSwadaya. Jakarta. L., 1999.Antioxidant capacity,
DepartemenKesehatanRepublik Indonesia. vitamin C, phenolics, and
1977. MateriMedika Indonesia anthocyanins after fresh storage
Jilid I. of small fruits.Journal of
DirektoratJendralPengawasanO Agricultural and Food
batdanMakanan. Jakarta. Chemistry,47 : 4638–4644.
. 1985. Permenkes RI No. Kristanto. 2008. Buah Naga Pembudidayaan di
239/Menkes/Per/1985 Pot dan di Kebun.
TentangZatWarna. Tertentu PenerbitSwadaya. Jakarta.
yang
DinyatakansebagaiBahanBerba Lailiyana.2012. Analisis Kandungan Zat Gizi
haya., Jakarta. dan Uji Hedonik Cookies Kaya
Gizi pada Siswi SMPN 27
. 1993. KodeksKosmetika Pekanbaru Tahun
Indonesia Edisi II Vol I. 2012.Tesis.Fakultas Kesehatan
DirektoratJendralPengawasanO Masyarakat Universitas
batdanMakanan. Jakarta. Indonesia.Depok.
1985.FormulariumKosmetika Lampi, A.M., L. Kataja, A. Kamal-Eldin, and
Indonesia. Jakarta: P. Vieno. 1999. Antioxidant
DepartemenKesehatan RI. activity of αand γtocopherols in
Hal.19-22, 83, 97, 185 356. the oxidation of rapeseed oil
triacylglycerols. JAOCS 76(6):
. 2000. Parameter 749-755.
StandarUmumEkstrakTumbuha Lauffer, P.G.I., 1972, Lipstik, dalam Balsam,
nObatCetakanPertama. M.S., Cosmetic Science and
DirektoratJenderalPengawasan Technology, Second Edition,
Obat Dan Makanan.Jakarta. 367-377, 381-387, John Willey
Hal 10-12 & Sons Inc, USA’
Gordon MH. 1990. The mechanism of
antioxidants action in vitro. Di Marliana, S. D., Venty S.,
dalam: Hudson BJF, ed. Food Suyono.2005.Skrining
Fitokimia dan Analisis
Kromatografi Lapis Tipis Sangi, M., Max R. J. R., Herny E. I., Veronica
Komponen Kimia Buah Labu M. A. M.
Siam (Sechium edule 2008.AnalisisFitokimiaTumbu
Jacq.Swartz.)dalam Ekstrak hanObatdi
Etanol. ISSN: 1693-2242. KabupatenMinahasaUtara.Che
Biofarmasi 3 (1): 26-31. m.Prog. 1 (1).:47-53.
Santoso, U. 2006.
Mitsui, T. (1997).New Cosmetic Science. Antioksidan.SekolahPascaSarja
Amsterdam: Elsveir Science. naUniversitasGadjahMada,
Hal.3, 13, 121, 386. Yogyakarta.
Molyneux P. 2004.The use of the stable free Soekarto.1985. Penilaian Organoleptik untuk
radicals Industri Pangan dan Hasil
diphenylpicrylhydrazyl Pertanian. Bhratara Karya
(DPPH) for Aksara. Jakarta.
estimating
antioxidant Tranggono R. I. S., danLatifah, F., 2007,
activity.Songklanakarin J. Sci. BukuPeganganIlmuPengetahua
Technol 2004;26(2);211-219. nKosmetik.GramediaPustakaUt
ama, Jakarta, hal. 7-8, 93-96.
Morton, J., (1987), MangosteenIn : Fruits of
Warm Climates, Miami. Vadas, E.B 2010.Stability of Pharmaceutical
Product.DalamRemington: the
Nessia, Ardiyasa. 2010. Naga Science and Practice of
KuningTurunGunung. Trubus Pharmacy.Volume 1. Editor:
483.Jakarta Rawlins, E. A. Alfonso Gennaro. London:
(2003).Bentley’s Textbook of Lippincott Williams &
Pharmaceutics. 18th Ed. Wilkins.
London
Wade A, Weller P.J. 1994. Handbook of
Ozela, E.F., Stringheta, P.C. danChauca, M.C. Pharmaceutical Exicipients.2nd
(2007).Stability of anthocyanin Edition. The Pharmaceutical
in spinach fine (BasellaRubra) Press, London.
fruit.CienciaInvestigacionAgrar
ia 34: 115-120. Wardani, L.A. 2012.
ValidasiMetodeAnalisisdanPen
Pokorny J, N. Yanishlieva, M. Gordon,, 2001. entuan Kadar Vitamin C
Antioxidants in Food.CRC PadaMinumanBuahKemasanD
Press.Boca Raton Boston New enganSpektrofotometri UV-
York Washington, DC. Visibel.FMIPA.Depok.
Rahardjo,M.,&Hernani.2005.TanamanBerkhasi Wasitaatmadja, S.M. (1997).
atAntioksidan,PenebarSwadaya PenuntunIlmuKosmetikMedik .
,Jakarta. Jakarta: UI- Press. Halaman 28.
Rahayu Sri, 2014.,BudidayaBuah Naga Merah; WHO. 2006. Pemastian Mutu Obat :
Penerbit Infra Hijau, Jakarta. Kompendium Pedoman Dan
Bahan-Bahan Terkait. Vol. 1,
Rice-Evans, C., Miller, N. J., &Paganga, G. Terjemahan : Mimi V.
(1997).Antioxidant properties Syahputri. Jakarta : Penerbit
of phenolic compounds. Trends Buku Kedokteran EGC.
in Plant Science, 2, 152–159. Winarno, F. G., 2002. Kimia
PangandanGizi.PT.
Rieger, Martin M. Harry’s cosmeticology.8th. GramediaPustakaUtama.
New York: Chemical Jakarta.
publishing Co., Inc.hal. 3-19.

Anda mungkin juga menyukai