Hendy Suhendy1*, Vera Nurviana1, Defri Risviana1, Nur Alim Mahendra1, Aisyah
Shiddiqah Nasir1, Irna Fitriani1, Ani Suarsih1, Nonin Nurnanengsih1, Clarisa Kartika
Sanusi1, Fahmi Muhamad Naser1, Winda Siti Wulandari1, Dela leska Kaniaty1,
Muhamad Rifky Fauzan1, Arum Diah Pitaloka1, Siti Nur Kasyifa Muhamad1, Hisni
Nurul Fajri1, Dikri Fadhlurrohman1, Dini Agustiani1, Livia Anggraeni1, Anisa Nursilmi1,
Resti Fizriani1, Leti Nurlathifah1, Windi Okta Milena1, Ipah Rahayu1, Trian Nur’aripin1,
Salsabila Hanifah O1
1
Kelompok Keahlian Biologi Farmasi, Program Studi S1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas
Husada, Jl. Cololohan No. 36, Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia
79
Suhendy S et al.,
1. PENDAHULUAN
Prevalensi kasus Covid-19 di Radikal bebas merupakan salah satu
Indonesia adalah sebanyak 104,432 dan penyebab penyakit-penyakit komorbid
kasus meninggal sebanyak 4,975 yaitu dimana jika jumlahnya didalam tubuh
4,8% sedangkan angka kematian kasus sangat banyak, dapat berpotensi
Covid-19 didunia update 5 Oktober 2020 menonaktifkan berbagai enzim,
yaitu sebanyak 26,5 juta kasus (Kemenkes, mengoksidasikan lemak, dan
2020). Faktor mortalitas dari Covid-19 ini mengganggu DNA tubuh sehingga terjadi
diduga salah satunya adalah karena mutasi sel yang merupakan awal
penyakit komorbid. Systematic review timbulnya kanker dan mengakibatkan
terhadap beberapa penelitian beberapa penyakit paru diantaranya
menyebutkan data klinis dari 41 pasien bronchitis kronis, penyakit paru obseraktif
Covid-19, dan menunjukkan 13 (32%) dari menahun, emfisema, asma, fibrosis
mereka memiliki penyakit yang (Handayani, dkk. 2003).
mendasarinya, termasuk penyakit Untuk menghambat radikal bebas
kardiovaskular, diabetes, hipertensi, dan yang berlebih didalam tubuh perlu adanya
penyakit paru obstruktif kronis. Temuan asupan antioksidan dari luar sehingga
dari 138 kasus COVID-19, hasilnya dapat mencegah penyakit yang
menunjukkan bahwa 64 (46,4%) di disebabkan radikal bebas tersebut. Salah
antaranya memiliki komorbiditas. Pasien satu sumber antioksidan dari luar tubuh
yang dirawat di perawatan intensif unit yang berasal dari alam adalah tanaman
(ICU) memiliki jumlah komorbiditas yang obat seperti jahe merah. Selaras dengan
lebih tinggi (72,2%) daripada mereka tidak surat edaran Dirjen Pelayanan Kesehatan
diterima di ICU (37,3%). Ini menunjukkan nomor HK.02.02/IV/2243/2020 bahwa
komorbiditas kemungkinan adalah faktor perawatan secara mandiri dan benar
risiko membawa hasil yang merugikan merupakan hal yang bisa dilakukan
(Yang, dkk. 2020). masyarakat melalui pemanfaatan tanaman
Tabel 1. Hasil Uji Makroskopik dan Mikroskopik Simplisia Basah Rimpang Jahe Merah
Sampel Warna Bau Rasa Ukuran (cm) Fragmen Pengenal
Amilum,
Simplisia Merah Khas Pedas
4-11 skelerenkim, parenkim, sel minyak,
Basah aromatik
berkas pengangkut
Tabel 1 menunjukkan bahwa sampel sekunder dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil
yang digunakan adalah benar rimpang ini sudah cukup banyak dan bisa
jahe merah sesuai dengan yang tercantum diformulasikan kedalam > 100 botol
pada Farmakope Herbal Indonesia Edisi II minuman dengan kapasitas 250 mL.
(Kemenkes, 2017).
3.4. Hasil Karakterisasi Simplisia
3.3. Hasil Skrining Fitokimia Sari Jahe Pengamatan makroskopik dan
Merah mikroskopik dilakukan secara organoleptis
Skrining fitokimia sari jahe merah terhadap rimpang jahe merah (Gambar 1)
terhadap senyawa-senyawa metabolit dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Pada tabel diatas senyawa-senyawa sehingga konsentrasi sari jahe merah pada
golongan metabolit sekunder yang tiap botol sebesar 14,23mL/250mL. Hasil
terkandung dalam sari rimpang jahe pembuatan dan pengemasan dapat dilihat
merah teruatam flavonoid diduga adalah pada Gambar 2.
kontributor utama aktivitas
antioksidannya (Fidrianny, dkk. 2018).
Tabel 3 menunjukkan bahwa bau rasa dan warna yang hanya bertahan
minuman herbal jahe merah memenuhi dalam jangka waktu 1 hari pada suhu 40C.
semua nilai parameter standar meskipun Pendeknya waktu stabilitas ini diduga
terdapat kekurangan dalam hal stabilitas dipengaruhi oleh tidak adanya
Tabel 4. Nilai IC50 Minuman Jahe Merah, Asam Askorbat dan Ekstrak Jahe Merah
Rataan IC50 Kategori Antioksidan
Sampel
(μg/mL) ±SD (Molyneux, 2004)
Asam askorbat 6,39±0,02a Sangat Kuat
Minuman Jahe merah 8,44±0,02b Sangat Kuat
Ekstrak jahe merah (Munadi, 2020) 10,35±0,00c Sangat Kuat
Keterangan : a-c = huruf yang berbeda dalam satu kolom menunjukkan terdapat perbedaan bermakna
(p<0,05)
Copyright © 2020 The author(s). You are free to Share — copy and redistribute the material in any medium or format. Adapt — remix, transform, and build upon the material.
Under the following terms: Attribution — You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable
manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use. NonCommercial — You may not use the material for commercial purposes. ShareAlike — If
you remix, transform, or build upon the material, you must distribute your contributions under the same license as the original. No additional restrictions — You may not
apply legal terms or technological measures that legally restrict others from doing anything the license permits.