) dan
Ekstrak Kulit Buah Rambutan (Nephelium lappaceum L)
Development Antioxidant Creams of Papaya Fruit Extract (Carica papaya L.) and
Rambutan Fruit Skin Extract (Nephelium lappaceum L)
ABSTRAK
Biro Pusat Statistik tahun 2015, hasil panen buah tahun ini adalah pepaya 882.628 ton
dan rambutan 851.532 ton. Limbah kulit buah yang selama ini dibuang, ternyata
memiliki nilai nutrisi yang cukup baik bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh formula sediaan krim yang mengandung
ekstrak kulit buah pepaya dan ekstrak kulit buah rambutan sebagai antioksidan yang
aman, efektif dan stabil. Kulit buah pepaya dan kulit buah rambutan masing-masing
diekstrasi menggunakan etanol 70% dengan metoda maserasi, maserat yang diperoleh
kemudian dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator. Ekstrak dikombinasi dan
dibuat sediaan krim menggunakan metode pencampuran dan peleburan. Krim yang
dihasilkan dievaluasi. Ekstrak memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat, IC 50
ekstrak kulit buah rambutan 1,324 µg/ml, IC 50 ekstrak kulit buah pepaya 13,769 µg/ml
dan IC50 campuran ekstrak kulit buah pepaya 2,5% dan kulit buah rambutan 2% 2,186
µg/ml, campuran ekstrak kulit buah pepaya 3% dan kulit buah rambutan 2% 2,525
µg/ml, campuran ekstrak kulit buah pepaya 3,5% dan kulit buah rambutan 2% 2,648
µg/ml. Ekstrak kulit buah pepaya dan ekstrak kulit buah rambutan dapat dibuat sediaan
krim minyak dalam air, berwarna cokelat dan berbau khas manis, homogen, pH
5,02±0,218 sampai 5,11±0,206, sifat alir pseudoplastis tiksotropik, viskositas 11.000-
130.000 cPs, aktivitas antioksidan krim sangat kuat, IC 50 F1 9,071 µg/ml, F2 13,824
µg/ml, F3 15,914 µg/ml, F4 16,407 µg/ml.
ABSTRACT
The 2015 Central Bureau of Statistics, this year's fruit harvest is 882,628 tons of papaya
and 851,532 tons rambutan. Fruit skin waste, which has been thrown away, turns out to
have sufficient nutritional value for both humans and other living things. This study aims
to obtain a cream preparation formula containing papaya peel extract and rambutan
bark extract as a safe, effective and stable antioxidant. The skin of papaya fruit and
1
rambutan peel are extracted using 70% ethanol by maceration method, the maserate
obtained is then concentrated using a rotary evaporator. The extract was combined and
a cream preparation was made using the mixing and smelting method. The cream
produced is evaluated. The extract had very strong antioxidant activity, IC50 rambutan
rind extract 1,324 µg / ml, IC50 extract of papaya peel 13,769 µg / ml and IC50 mixture
of papaya fruit extract 2.5% and rambutan peel 2% 2,186 µg / ml, mixture papaya fruit
extract 3% and rambutan fruit skin 2% 2.525 µg / ml, mixture of papaya fruit extract
3.5% and rambutan skin 2% 2.648 µg / ml. Papaya peel extract and rambutan bark
extract can be made with oil cream in water, brown and sweet, homogeneous, pH 5.02 ±
0.218 to 5.11 ± 0.206, pseudoplastic tixotropic flow properties, viscosity of 11,000-
130,000 cPs, the antioxidant activity of the cream was very strong, IC50 F1 9,071 µg / ml,
F2 13,824 µg / ml, F3 15,914 µg / ml, F4 16,407 µg / ml.
2
dan kulit buah yang masak sebagai waktu yang lama, sehingga perlu dibuat
antioksidan, tabir surya dan pelembab. sediaan farmasi. Contoh sediaan
Kulit buah pepaya memiliki aktivitas farmasi seperti krim, salep, gel, lotion
antioksidan yang kuat sebesar 50-70 dan sebagainya. Krim merupakan
µg/ml setara dengan benzofenon sediaan setengah padat, yang berupa
sebesar 11,419-12,717 µg/ml.5 emulsi mengandung bahan dasar yang
Kulit buah rambutan (Nephelium sesuai. Vanishing cream lebih banyak
lappaceum L.) memiliki kandungan disukai pada penggunaan sehari-hari
senyawa golongan steroid, terpenoid, karena memiliki keuntungan yaitu
fenolik dan flavonoid dengan memberikan efek dingin pada kulit,
kandungan tertinggi senyawa golongan tidak berminyak serta memiliki
fenolik, komponen fenolik dari kulit kemampuan penyebaran yang baik.9
buah rambutan antara lain berupa Penelitian bermaksud dilakukan
geranin dan corilagin merupakan pengembangan produk ekstrak kulit
golongan flavonoid, dan asam alegat buah pepaya (Carica papaya L.) dengan
dari golongan tannin.6 Ekstrak etanol konsentrasi 2,5%, 3,0% dan 3,5% dan
kulit rambutan mempunyai IC50 ekstrak kulit buah rambutan
sebesar 22,774 µg/ml yang dapat (Nephelium lappaceum L.) dengan
menekan bebas DPPH. Berdasarkan konsentrasi 2%, kombinasi ekstrak kulit
penelitian tersebut, bahwa kulit buah pepaya dengan ekstrak kulit
rambutan mengandung flavonoid dan rambutan menjadi bentuk sediaan krim
telah diketahui bahwa flavonoid baik dengan evaluasi kestabilan dan uji
digunakan untuk kulit sebagai aktivitas yang sesuai sehingga
antioksidan dan penangkal radikal menghasilkan produk yang baik, aman
bebas.6 Uji aktivitas antioksidan secara dan bermutu.
kuantitatif menunjukkan bahwa krim
Metode Penelitian
ekstrak etanol kulit buah rambutan 1%
mempunyai nilai IC50 sebesar 12,359 Bahan. Kulit buah pepaya dan Kulit
μg/ml.7,8 buah rambutan (Balitro, Bogor) Gliserin
Penggunaaan kulit buah pepaya dan (PT. Pharmaco Aaper), Isopropil miristat
kulit buah rambutan secara tradisional (Care Chemical), Steareth-2 (PT. BASF
tidak dapat disimpan dalam jangka chemical), Steareth-21 (PT. BASF
3
chemical), Setil alkohol (PT. Sigma kloroform P, menggunakan labu
Aldrich), Metil paraben (PT. Brataco bersumbat sambil berkali-kali dikocok
chemical), Propil paraben (PT. Brataco selama 6 jam pertama, kemudian
chemical), Aquadest, Sudan III dan Biru dibiarkan selama 18 jam. Saring, uapkan
metil semua bahan memenuhi syarat. 20 ml filtrat hingga kering dalam cawan
Pemeriksaan dilakukan sesuai dangkal dasar rata yang telah ditara,
monografi masing-masing bahan dan panaskan sisa pada suhu 105 0C hingga
Certificate of Analysis. botol tetap. Hitung kadar dalam persen
senyawa yang larut dalama air, dihitung
Metode Pembuatan Ekstrak Kulit Buah
terhadap ekstrak awal.11
Pepaya dan Kulit Buah Rambutan.
% senyawa larut air = W2-W0 X100%
Pembuatan masing-masing ekstrak
W1
dilakukan dengan cara merendam
Keterangan :
serbuk simplisia 1 kg dalam 10.000 ml W0 = bobot cawan kosong
etanol 70%, dilakukan secara maserasi, W1 = bobot ekstrak kental
W2 = bobot cawan dan residu yang di
kemudian dikocok selama 6 jam oven
menggunakan shaker dan didiamkan
Kadar Senyawa yang Larut dalam
selama 18 jam. Maserat disaring
Etanol. Masing-masing ekstrak
menggunakan penyaring vakum dan
dilakukan pengujian dengan cara
dipisahkan ampasnya. Ampas maserasi
Maserasi selama 24 jam 5 g ekstrak
disaring kembali sebanyak 2 kali dengan
dalam 100 ml air etanol (95%),
cara yang sama. Semua maserat yang
menggunakan labu bersumbat sambil
dikumpulkan, dipekatkan menggunakan
berkali-kali dikocok selama 6 jam
rotary evaporator pada suhu 40oC dan
pertama, kemudian dibiarkan selama 18
kemudian hasil maserat ditimbang.10
jam. Saring cepat dengan
Metode Pemeriksaan Mutu Ekstrak menghindarkan penguapan etanol
Kulit Buah Pepaya dan Ekstrak Kulit (95%), uapkan 20 ml filtrat hingga
11
Buah Rambutan kering dalam cawan dangkal dasar rata
Kadar Senyawa yang Larut dalam Air. yang telah ditara, panaskan sisa pada
Masing-masing ekstrak dilakukan suhu 1050C hingga botol tetap. Hitung
pengujian dengan cara maserasi selama kadar dalam persen senyawa yang larut
24 jam 5 g ekstrak dalam 100 ml air
4
dalama etanol (95%), dihitung terhadap disaring dengan ketas saring bebas abu
ekstrak awal. 11 dan residunya dibilas dengan air panas.
% senyawa larut air = W2-W0 X 100% Abu yang tersaring dan kertas saringnya
W1
dimasukkan kembali dalam krus silikat
Keterangan :
W0 = bobot cawan kosong yang sama. Setelah itu ekstrak dipijar
W1 = bobot ekstrak kental
dengan menggunakan tanur secara
W2 = bobot cawan dan residu yang di
oven perlahan-laha, dengan suhu dinaikan
secara bertahap hingga 600±250C,
Kadar Abu. Masing-masing ekstrak
hingga arang habis. Kemudian
diakukan pengujian dengan cara
ditimbang sampai bobot tetap (W2).11
sebanyak 1 g ekstrak ditimbang (W1)
% =W2-(Cx0,0076) X 100%
dimasukkan dalam krus silikat yang W1
sebelumnya telah dipijarkan dan Keterangan:
W0 = bobot cawan kosong
timbang (W0). Setelah itu ekstrak
C = bobot kertas saring
dipijarkan dengan menggunakan tanur W1 = bobot esktrak awal
W2 = bobot cawan+abu yang tidak larut
secara perlahan-lahan, dengan suhu
asam
dinaikan secara bertahap hingga
0 Kadar Air. Masing-masing ekstrak
600±25 C, hingga arang habis.
diakukan pengujian dengan cara
Kemudian ditimbang sampai bobt tetap
destilasi toluen. Sebanyak 10 g ekstrak
(W2),11
yang ditimbang dengan seksama
% kadar abu total = W2-W0 X 100%
W1 dimasukkan ke dalam labu alas
Keterangan:
bulatdan ditambahkan 200 ml toluen,
W0 = bobot cawan kosong
W1 = bobot esktrak awal hubungkan alat. Labu dipanaskan hati-
W2 = bobot cawan+ekstrak setelah
hati selam 15 menit, setelah toluen
diabukan
mulai mendidih, penyulingan diatur 2
Kadar Abu yang Tidak Larut dalam
tetes/detik, lalu 4 tetes/detik.
Asam, Masing-masing ekstrak diakukan
Kemudian didinginkan labu sampai suhu
pengujian dengan cara abu yang
kamar. Setelah lapisan air dan toluen
diperoleh pada penetapan kadar abu
memisah sempurna, volume air dibaca
total dididihkan dengan 25 ml asam
dan dihitung kadar air dalam persen
sulfat encer selama 5 menit, kumpulkan
terhadap berat ekstrak semula.11
bagian yang tidak larut asam. Kemudian
5
% kadar air = V X 100% terukur 100 ml, encerkan dengan air
W sampai tanda. Suntikan masing-masing
Keterangan: dua kali, lebih kurang 0,5 ml larutan uji
V = volume air (ml)
II dan larutan baku II ke dalam
W = bobot ekstrak (g)
kromatograf, rekam kromatogram dan
Sisa Pelarut. Masing-masing ekstrak tetapkan perbandingan respon puncak.
diakukan pengujian dengan cara Hitung presentase etanol dalam contoh
Kromatografi Gas-Cair. Alat dengan rumus.11
kromatografi gas dilengkapi dengan D adalah faktor pengenceran larutan uji
detector ionisasi nyala dan kolom kaca I; Ru dan Rs berturut-turut adalah
1,8 m X 4 mm berisi fase diam S3 perbandingan respon puncak etanol
dengan ukuran partikel 100 mesh dan asetonitril dalam larutan uji II dan
hingga 120 mesh. Gunakan nitrogen P larutan baku II. Uji kesesuaian sistem
atau helium P sebagai gas pembawa. pada kromatogram yang sesuai, faktor
Sebelum digunakan kondisikan kolom resolusi, R tidak kurang dari 2, dan
semalam pada suhu 2350C alirkan gas simpangan baku relative perbandingan
pembawa dengan laju alir lambat. Atur respon puncak etanol dan baku internal
aliran gas pembawa dan suhu (lebih pada enam kali penyuntikan ulang
kurang 1200C) sehingga baku internal larutan baku II tidak lebih dari 4%.
asetonitril tereluasi dalam waktu 5 Faktor ikutan puncak etanol tidak lebih
sampai 10 menit. Larutan baku I, dari 1,5%.11
encerkan 5,0 ml etanol mutlak P dengan Metode Penapisan Fitokimia Ekstrak
air hingga 250,0 ml. larutan baku Kulit Buah Pepaya dan Ekstrak Kulit
internal, encerkan 5,0 ml asetonitril P Buah Rambutan12
dengan air hingga kadar etanol lebih Masing-masing ekstrak dilakukan
kurang 2% v/v. Larutan uji II, pipet pengujian dengan cara:
masing-masing 10 ml larutan uji I dan Identifikasi Flavonoid. Sebanyak 0,1
larutan baku internal ke dalam labu gram ekstrak ditambahkan 10 ml air
tentukur 100 ml, encerkan dengan air panas kemudian disaring. Sebanyak 10
sampai tanda. Larutan baku II, pipet ml filtrat ditambahkan 0,5 g serbuk Mg,
masing-masing 10 ml larutan baku I dan 1 ml HCL pekat dan 1 ml amil alkohol.
larutan baku internal ke dalam labu
6
Campuran dikocok kuat-kuat. Uji positif endapan putih), pereaksi Wagner
terhadap flavonoid ditandai dengan (Positif jika terbentuk endapan cokelat)
munculnya warna merah, kuning atau dan pereaksi Dragendorf (Positif jika
jingga pada lapisan amil alkohol.12 terbentuk endapan merah jingga).12
Identifikasi Tanin. Sebanyak 0,1 gram Identifikasi Fenol. Sebanyak 0,5 g
ekstrak dipanaskan dengan air sebanyak ekstrak ditambahkan 3-4 tetes larutan
10 ml. Selanjutnya campuran tersebut FeCl3 1% menghasilkan senyawa
disaring dan filtratnya ditambahkan komplek warna dari fenolat besi (Hijau
dengan FeCl3 1%. Jika terbentuk warna kebiruan atau violet kemerahan). 12
biru tua atau hijau, berarti ekstrak Uji Aktivitas Antioksidan. Pengujian
mengandung tannin12 aktivitas antioksidan pada ekstrak kulit
Identifikasi Saponin. Sebanyak 0,5 gram buah rambutan dilakukan terhadap
ekstrak masukan ke dalam tabung ekstrak etanol dan asam askorbat
reaksi, lalu ditambahkan 10 ml air sebagai pembanding. Uji aktivitas
panas, didinginkan, kemudian dikocok antioksidan dilakukan dengan
kuat-kuat selama 10 detik. Jika digunakan metode perendaman radikal
terbentuk busa setinggi 1-10 cm yang bebas. Larutan ekstrak etanol kulit
stabil tidak kurang dari 10 menit dan rambutan, ekstrak kulit buah pepaya
tidak hilang dengan penambahan 1 dan campuran kedua ekstrak dengan
tetes asam klorida 2 N menunjukan berbagai konsentrasi masing-masing
adanya saponin.12 diambil sebanyak 30 μL ditambahkan 3
Identifikasi Alkaloid. Sebanyak 0,5 mL larutan DPPH 0,0040 % dalam
gram ekstrak ditambah 10 ml alkohol etanol. Kemudian campuran ini dikocok
dipanaskan 2 ml larutan ammonia, dan disimpan dalam ruang gelap selama
tambahkan 5 ml koroform lalu dikocok 30 menit agar reaksi sempurna,
untuk mengekstraksi alkaloid. Pada selanjutnya diukur absorbansinya
lapisan kloroform ditambah 10 ml dengan Spektrometer UV-Vis. Pada
larutan asam asetat dikocok untuk panjang gelombang 517 nm. Pengujian
mengekstraksi alkaloid dalam lapisan dilakukan dengan pengulangan 3 kali
kloroform. Larutan kloroform dan absorbansi yang diperoleh dihitung
ditambahkan digunakan dengan % penghambatnya dengan rumus.13
pereaksi Mayer (Positif jika terbentuk
7
Pembuatan Sediaan Krim. Sediaan krim ekstrak kulit buah pepaya dan ekstrak kulit
buah rambutan (formula dapat dilihat pada Tabel 1.) dibuat dengan metode pelarutan
dan pencampuran. Fase minyak terdiri atas Steareth-2, Setil alkohol, Isopropil miristat,
Metil dan prolil paraben di masukkan ke dalam cawan penguap, kemudian dipanaskan
pada suhu 700C sampai meleleh dan tercampur (Campuran A). Fase air terdiri atas
Steareth-21 dilarutkan dengan aquadest pada suhu 700C sampai melarut kemudian
dicampurkan dengan campuran A pada suhu 70 0C dihomogenkan dengan digunakan
homogenizer yang diatur kecepatannya pada 2.500 rpm, setelah mencapai suhu ±25 0C
dimasukan ekstrak kulit buah pepaya dan kulit buah rambutan aduk sampai homogen,
setelah suhu mencapai 250C.
Tabel 1. Formula Krim Ekstrak Kulit Buah Pepaya (Carica papaya L.) dan Ekstrak Kulit
Buah Rambutan (Nephelium lappaceum L.)
Jumlah (%)
No Bahan
F0 F1 F2 F3 F4
1 Ekstrak kulit buah pepaya 0 0 2,50 3,00 3,50
2 Ekstrak kulit buah rambutan 0 0 2,00 2,00 2,00
3 Asam askorbat 0 0,1 0 0 0
4 Isopropil miristat 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00
5 Steareth-2 1,51 1,51 1,51 1,51 1,51
6 Stereth-21 3,49 3,49 3,49 3,49 3,49
7 Setil alcohol 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00
8 Metil paraben 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
9 Propil paraben 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
10 Aquaset ad 100 100 100 100 100
Evaluasi Krim. Sediaan yang dihasilkan emulsi, viskositas, sifat alir dan uji
dievaluasi meliputi pemeriksaan aktivitas antioksidan
organoleptik, homogenitas, pH, tipe
Hasil pemeriksaan mutu ekstrak total pada ekstrak kulit buah pepaya
kulit buah pepaya dan ekstrak kulit dan ekstrak kulit rambutan memberikan
buah rambutan menunjukan bahwa gambaran kandungan mineral internal
ekstrak yang dihasilkan memenuhi maupun eksternal baik senyawa organik
syarat mutu ekstrak yang baik. Hasil maupun anorganik memenuhi syarat
pemeriksaan mutu dapat dilihat pada ekstrak yang baik. kadar abu total
Tabel 2. Hasil penetapan kadar abu menunjukkan total mineral dalam suatu
8
bahan tanaman. Hasil pengujian kadar yang terkandung. Hasil uji kadar air
abu tak larut asam, memenuhi syarat, menunjukkan kedua ekstrak memenuhi
karena kadar menunjukkan persentase syarat ekstrak yaitu kurang atau tidak
yang rendah untuk ekstrak kulit buah boleh lebih dari 10%, kadar air yang
pepaya dan tidak terdeteksi untuk tinggi pada ekstrak dapat
ekstrak kulit buah rambutan, di mana memepngaruhi kualitas ekstrak bila
persentase kadar abu tak larut asam penyimpanan terlalu lama akan
yang tinggi menunjukkan adanya mempermudah mikroorganisme
kontaminasi mineral yang tidak larut tumbuh di ekstrak tersebut dan hasil uji
dalam asam, seperti pasir atau tanah sisa pelarut menunjukkan kedua ekstrak
silikat serta pengotor lain, dengan memenuhi syarat di mana sisa pelarut
demikian ekstrak yang dibuat telah etanol 70% pada ekstrak kurang dari 1
memenuhi syarat mutu ekstrak yang %, dengan demikian ekstrak tersebut
baik dan dapat digunakan sebagai dapat digunakan sebagai bahan baku
bahan baku sediaan krim. Kadar abu sediaan krim dengan demikian ekstrak
dilakukan pengujian dimaksudkan dapat digunakan sebagai bahan baku
untuk melihat kandungan logam berat sediaan krim.14,15,16,17
Tabel 2. Hasil Uji Mutu Ekstrak Kulit Buah Pepaya (Carica papaya L.) dan Ekstrak Kulit
Buah Rambutan (Nephelium lappaceum L.)
9
terdapat dalam ekstrak kulit buah antioksidan. Ini menunjukkan bahwa
pepaya adalah flavonoid, alkaloid dan hasil pemeriksaan menunjukkan hasil
fenol, sedangkan ekstrak kulit buah yang sama dengan literatur, dengan
rambutan mengandung flavonoid, demikian dapat digunakan sebagai
alkaloid, saponin, tanin dan fenol. bahan baku sediaan krim.12,14,15,16
Flavonoid digunakan sebagai
Tabel 3. Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak Kulit Buah Pepaya (Carica papaya L.) dan
Ekstrak Kulit Buah Rambutan (Nephelium lappaceum L.)
10
Tabel 4. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Pepaya (Carica papaya L.) dan
Ekstrak Kulit Buah Rambutan (Nephelium lappaceum L.)
Konsentrasi Inhibisi
No Pemeriksaan IC50
(bpj) (%)
0,625 9,356
1,250 15,798
1 Vitamin C 6,922
2,500 17,178
5,000 38,957
2,500 14,939
5,000 23,015
2 EKBP 10,000 39,031 13.769
20,000 68,909
2,000 49,5289
0,2500 7,537
0,500 27,053
3 EKBR 1,324
1,000 42,799
2,000 70,525
0.250 43,3378
0.500 44,9529
4 Camp I 2,186
1,000 45,4913
2,000 49,5289
0.250 43,8762
0.500 45,4913
5 Camp II 2,525
1,000 46,8371
2,000 48,4522
0.250 45,0875
0.500 45,3567
6 Camp III 2,648
1,000 46,8371
2,000 48,5868
Keterangan :
EKBR : Ekstrak kulit buah rambutan
EKBP : Ekstrak kulit buah pepaya
Camp I : EKBR 2% dan EKBP 2,5%
Camp II : EKBR 2% dan EKBP 3%
Camp III : EKBR 2% dan EKBP 3,5%
11
13.769
14.000
12.000
IC50 10.000 6.922
8.000
6.000 2.186 2.525 2.649
4.000 1.324
2.000
0.000
Pemeriksaan
0.016
0.014
0.012
0.01
Rate of share
0.008
0.006
0.004
0.002
0
0.000 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000
Shearing stress
Blanko F1 F2 F3 F4
Gambar 2. Grafik Sifat Alir
Tabel V.7. Hasil Evaluasi Aktivitas Antioksidan Sediaan Krim Ekstrak Kulit Buah Pepaya
(Carica papaya L.) dan Ekstrak Kulit Buah Rambutan (Nephelium lappaceum L.)
15
Konsentrasi Inhibisi
No Pemeriksaan IC50
(Bpj) (%)
0,25 7,055
0.50 8,742
1 F1 9,071
1,00 9,509
2,00 15,798
2,50 9,690
5,00 26,783
2 F2 13,824
10,00 46,030
20,00 64,738
2,50 6,326
5,00 23,822
3 F3 15,914
10,00 39,838
20,00 58,075
2,50 23,822
5,00 24,361
4 F4 16,407
10,00 39,704
20,00 56,528
18.000
15.914 16.407
16.000
13.824
14.000
12.000
10.000 9.071
IC50
8.000
6.000
4.000
2.000
0.000
Pemeriksaan
F1 F2 F3 F4
Gambar 2. Grafik Aktivitas Antioksidan Krim Berdasarkan IC50
17
Penerbit Departemen Kesehatan 17. Anonim. Departemen Kesehatan
RI. 1985. Hal. 22, 86. RI, Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat, Jakarta.
10. Anonim. Farmakope Indonesia. 2000
Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan Direktorat Jenderal 18. Journal.unpar.ac.id/index.php/
Pengawasan Obat dan Makanan; rekayasa/article/viewFile/
1995. Hal. 7-9, 18, 48, 57, 112, 157, 1253/1232. Diakses Tanggal 30
186, 329, 529, 551, 652, 712-713. September 2016.
12. Prashant Tiwari, Bimlesh Kumar, 20. Voigth R. Buku Pelajaran Teknologi
Mandeep Kaur, Gurpreet Kaur, Farmasi, Edisi Kelima,
Harleen Kaur. Phytochemical Diterjemahkan oleh Drs. Soendani
screening and extraction: A Noerono. Yogyakarta: Gadjah
Review. Int.Pharm. Sciencia. 2011. Mada University Perss. 1994.
1(1).
http://www.ipharmsciencia.com.
18