ABSTRAK
Kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) mengandung pigmen antosianin yang
termasuk golongan flavonoid yang berperan sebagai antioksidan. Flavonoid dalam rosella terdiri
dari flavonols dan pigmen antosianin. Flavonoid juga memiliki potensi sebagai tabir surya karena
adanya gugus kromofor yang umumnya memberi warna pada tanaman. Penelitain ini bertujuan
untuk menentukan aktivitas antioksidan dan nilai Sun Protection Factor (SPF) dari ekstrak dan
sediaan losion ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.), serta mengetahui stabilitas
fisik formula losion yang memiliki aktivitas antioksidan dan nilai SPF paling tinggi. Losion
diformulasi menjadi 4 formula yaitu dengan konsentrasi ekstrak kental 0% (F0), 3% (F1), 6% (F2)
dan 12% (F3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kelopak bunga rosella memiliki
aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 105,54 ppm dan nilai SPF sebesar 33,87. Sediaan
losion F3 memiliki nilai IC50 132,61 ppm dan nilai SPF sebesar 12,73 yang lebih tinggi
dibandingkan F1 dan F2. Semakin kecil nilai IC50 maka aktivitas antioksidan semakin besar dan
nilai SPF juga meningkat. Hasil stabilitas selama 4 minggu losion F3 menunjukkan organoleptik,
pH (2,54-2,70), viskositas (133,50- 161,75 cP), dan homogenitas pada suhu 4°C dan suhu kamar
(25°-30°C) yang relatif stabil dibandingkan suhu dipercepat (40°C).
Kata Kunci : ekstrak kelopak bunga rosella, Sun Protection Factor, aktivitas antioksidan.
ABSTRACT
Rosella calyx (Hibiscus sabdariffa L.) contain anthocyanin pigment that from flavonoid
which have function as antioxidants. Flavonoid in rosella consist of flavonol and anthocyanin
pigment. Flavonoid has also potential as sunscreen because chromophore group that generally give
the colors in plants. This study aims to determine the antioxidant activity and Sun Protection Factor
(SPF) value from extract and losion rosella calyx extract (Hibiscus sabdariffa L.) and to know the
physical stability of the lotion formula that has the highest antioxidant activity and the highest spf
value. Lotion is formulated into four formulas with the condensed extract concentrations of 0%
(F0), 3% (F1), 6% (F2) and 12% (F3). The results showed that the rosella calyx extract have an
antioxidant activity with IC50 of 105,54 ppm and SPF of 33.87. The F3 lotion has IC50 of 132.61
ppm and SPF of 12,73 higher compared to F1 and F2. The lower IC50 will increased antioxidant
activity and will increased the SPF value. The F3 lotion shows the organoleptic, pH (2.54 - 2.70),
viscosity (133,50 - 161.75 cP) and homogeneity at temperature 4°C and room temperature (25 ° -30
° C) is relatively stable compared to accelerated temperature (40°C) within 4 weeks.
menyatakan ekstrak etanol kelopak bunga alat gelas yang biasa digunakan
rosella menunjukkan IC50 30,44 ppm dapat dilaboratorium.
dibuat sediaan krim yang mempunyai Bahan yang digunakan meliputi serbuk
aktifitas penghambatan radikal bebas DPPH simplisia kelopak bunga rosella (Hibiscus
(1,1 difenil-2-pikrilhidrazil). sabdariffa), aquadest, asam sitrat, metanol,
Zat alami yang diekstrak dari eter, etil asetat, etanol, asam klorida, serbuk
tumbuhan dapat bertindak sebagai sumber Mg (Magnesium), pereaksi Mayer (HgCl2
potensial tabir surya karena bersifat dan KI), pereaksi Dragendorf (KI dan
photoprotective. Hal ini dikaitkan dengan Bismut sub nitrat), pereaksi Bouchardat (KI
kenyataan bahwa tanaman tidak bisa dan I), ammonia, kloroform, FeCl3, paraffin
terhindar dari paparan sinar matahari karena cair, natrium sulfat anhidrat, gliserin, metil
tanaman memerlukan sinar matahari untuk paraben, asam stearat, setil alkohol,
proses fotosintesis. Meskipun begitu, trietanolamin, dan pewangi.
tanaman memiliki mekanisme perlindungan
diri sehingga tanaman tidak mengalami METODE PENELITIAN
kerusakan. Hal tersebut memberikan sedikit Pengumpulan Bahan Baku
gambaran mengenai kemampuan tanaman Serbuk simplisia kelopak bunga rosella
untuk melindungi kulit melalui senyawa (Hibiscus sabdariffa L.) yang digunakan
yang terkandung didalam tanaman yang didapatkan dari laboratorium Farmasi,
berupa senyawa bioaktif seperti senyawa Bogor.
fenolik dan didukung oleh adanya senyawa
yang bersifat antioksidan (Prasiddha, dkk., Uji Karakteristik Serbuk Simplisia.
2015). a) Penetapan Kadar Air
Senyawa fenolik khususnya golongan Prosedur penentuan kadar air simplisia
flavonoid mempunyai potensi sebagai tabir dilakukan dengan menggunakan alat
surya karena adanya gugus kromofor (ikatan moisture balance.
rangkap tunggal terkonjugasi) yang mampu b) Penetapan Kadar Abu
menyerap sinar UV baik UV A maupun UV Lebih kurang 2 g sampai 3 g serbuk
B sehingga mengurangi intensitasnya pada simplisia serbuk simplisia kelopak bunga
kulit (Zulkarnain dan Hidayatu, 2013). rosella dimasukkan kedalam krus silikat
Saat ini belum ada penelitian yang yang telah dipijarkan dan ditara. Kemudian
menggunakan kelopak bunga rosella sebagai dilakukan sesui DepKes RI, 2000.
bahan untuk tabir surya. Adanya kandungan
antosianin dalam kelopak bunga rosella
(Hibiscus sabdariffa L.) yang termasuk
senyawa fenolik dan bersifat antioksidan,
Pembuatan Ekstrak Kental Kelopak Bouchardat LP. Jika pada kedua percobaan
Bunga Rosella tidak terjadi endapan, maka sampel tidak
Ekstraksi dilakukan dengan mengandung alkaloid.
menggunakan metode maserasi. Pelarut Jika dengan pereaksi mayer LP
yang digunakan yaitu etanol dengan asam terbentuk endapan menggumpal berwarna
sitrat 1% (Azza et al., 2013). Perbandingan putih atau kuning yang larut dalam metanol
jumlah serbuk dan pelarut yaitu 1:10 dan dan dengan pereaksi Bouchardat LP
proses maserasi dilakukan selama 3 hari terbentuk endapan berwarna coklat sampai
dengan pengadukan atau pengocokan. hitam, maka ada kemungkinan terdapat
Setelah itu maserat disaring dengan kertas alkaloid.
saring dan filtrat diambil.Ekstrak cair Percobaan dilanjutkan dengan
kelopak bunga rosella yang diperoleh mengocok sisa filtrat dengan 3 ml ammonia
dikentalkan dengan suhu 50oC pekat P dan 10 ml campuran 3 bagian
menggunakan alat vacum dryer. volume eter P dan 1 bagian volume
a. Perhitungan Rendemen Ekstrak kloroform P. Diambil fase organik,
ditambahkan natrium sulfat anhidrat P,
Rendemen (%) = x 100% disaring. Filtrat diuapkan di atas penangas
air, sisa dilarutkan dalam sedikit asam
b. Perhitungan Kadar Air Ekstrak klorida 2 N. Percobaan dilakukan dengan
Pengukuran kadar air ekstrak kental keempat golongan larutan percobaan,
dilakukan dengan menggunakan metode sampel mengandung alkaloid jika sekurang-
oven. Ditimbang ±2 g dengan suhu 105ºC kurangnya terbentuk endapan dengan
selama 3 jam, kemudian dilakukan sesuai menggunakan dua golongan larutan
Standarisasi Nasional Indonesia, 1992). percobaan yang digunakan (DepKes RI,
1979).
Pengujian Fitokimia 3. Pemeriksaan Saponin
Pengujian fitokimia dilakukan pada Sebanyak 0,5 g sampel dimasukkan ke
serbuk simplisia dan ekstrak kental. dalam tabung reaksi, ditambahkan 10 ml air
1. Pemeriksaan Flavonoid panas, didinginkan dan kemudian dikocok
Sebanyak 0,5 g sampel ditambah kuat-kuat selama 10 detik (jika zat yang
dengan 10 ml metanol P, menggunakan alat diperiksa berupa sediaan cair, diencerkan 1
pendingin balik selama 10 menit. Disaring ml sediaan yang diperiksa dengan 10 ml air
panas melalui kertas saring berlipat, dan dikocok kuat-kuat selama 10 menit).
diencerkan filtrat dengan 10 ml air. Setelah Reaksi positif jika terbentuk buih yang
dingin ditambahkan 5 ml eter minyak tanah mantap selama tidak kurang dari 10 menit,
P, dikocok hati-hati, didiamkan, diambil setinggi 1 cm sampai 10 cm. Pada
lapisan metanol, diuapkan pada suhu 40oC penambahan 1 tetes asam klorida 2 N buih
dibawah tekanan. Sisa dilarutkan dalam 5 ml tidak hilang (DepKes RI, 1979).
etil asetat P, disaring. Diuapkan hingga 4. Pemeriksaan Tanin
kering 1 ml larutan percobaan, sisa Sebanyak 20 mg sampel yang telah
dilarutkan dalam 1 ml etanol 95% P, dihaluskan, ditambah etanol sampai sampel
ditambahkan 100 mg serbuk magnesium P terendam semuanya. Kemudian sebanyak 1
dan ditambahkan 10 ml asam klorida P, jika ml larutan dipindahkan kedalam tabung
terjadi warna merah jingga sampai merah reaksi dan ditambahkan 2-3 tetes larutan
ungu, menunjukan adanya flavonoid. Jika FeCl3 1%. Hasil positif ditunjukkan dengan
terjadi warna kuning, jingga, menunjukan terbentuknya warna hitam kebiruan atau
adanya flavon, kalkon dan auron (DepKes hijau (Sangi dkk., 2008).
RI, 1979).
2. Pemeriksaan Alkaloid Pembuatan Losion Ekstrak Kelopak
Sebanyak 0,5 g sampel ditambah Bunga Rosella
dengan 1 ml asam klorida 2 N dan 9 ml air Fase minyak (paraffin cair, asam
suling, dipanaskan di atas penangas air stearat dan setil alkohol) dilebur dalam
selama 2 menit, didinginkan kemudian cawan diatas penangas air sampai cair (suhu
disaring. Dipindahkan 3 tetes filtrat pada dijaga 70-75oC). Fase air (gliserin,
kaca arloji, ditambahkan 2 tetes pereaksi trietanolamin, metal paraben dan aquadest
ad 100) dipanaskan dalam cawan diatas Dimasukkan kedua fase ke dalam
penangas air (suhu dijaga 70-75oC). Suhu mortar dan dihomogenkan sampai terbentuk
pencampuran berpengaruh pada pelelehan massa losion. Kemudian, dimasukkan
bahan padat menjadi bentuk cairan dan ekstrak kental kelopak bunga rosella dan
mempertahankan konsistensinya agar tidak pewangi kedalam massa losion dan
terjadi pemadatan dini dari bahan-bahan dihomogenkan dengan homogenizer, lalu
yang awalnya berbentuk padat sehingga dilakukan evaluasi sediaan losion. Formula
dapat terbentuk dispersi yang homogen. losion dapat dilihat pada Tabel 1.
.
Tabel 1. Formula Losion
KOMPOSISI FORMULA (%)
LOSION F0 F1 F2 F3
Ekstrak Kelopak Bunga
0 3 6 12
Rosella
Parafin cair 7 7 7 7
Asam stearat 2,5 2,5 2,5 2,5
Trietanolamin 1 1 1 1
Gliserin 5 5 5 5
Setil alkohol 0,5 0,5 0,5 0,5
Metil paraben 0,1 0,1 0,1 0,1
Parfum qs Qs qs qs
Aquadest Ad 100 Ad 100 Ad 100 Ad 100