Anda di halaman 1dari 7

ISSN : 2598-2095 Vol. 5 No.

2 (Maret, 2022)

FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIK ESSENCE DARI EKSTRAK KULIT BUAH
BALANGKASUA (Lepisanthes alata (Blume) Leenh)
(Formulation And Physical Properties Test Of Essence From Balangkasua Fruit Peel
Extract (Lepisanthes alata (Blume) Leenh))
(Submited : 11 Oktober 2021, Accepted : 30 Maret 2022 )

Eliza Ardika1, Aris Purwanto2, Rizka Mulya Miranti3


Program Studi S1 Farmasi Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Email: elizaardika@gmail.com

ABSTRAK

Buah balangkasua ini memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk
memformulasikan sediaan essence yang mengandung ekstrak kulit buah balangkasua serta melakukan uji
sifat fisik sedian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental yaitu ekstrak diperoleh
dengan menggunakan metode maserasi, kemudian diformulasi menjadi sediaan essence dengan variasi
penambahan ekstrak kulit buah balangkasua masing-masing (FI) kontrol, FII (1%), FIII (3%), FIV (5%).
Dilakukan uji sifat fisik sediaan yaitu uji organoleptis, uji pH, uji Homogenitas, uji viskositas dan uji hedonik.
Data yang diperoleh dianalisis secara statistik ANOVA (Analysis of Variance) dengan nilai signifikansi 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan essence memiliki warna merah-coklat muda hingga merah-
coklat tua dengan pH 4,5-7, sediaan homogen, viskositas 8,434-13,040 Poise dan uji hedonik warna 70%-
83%, aroma 70%-77%, bentuk 82%-87% dan kesan lembab 78-88%. Variasi konsentrasi ekstrak
berpengaruh signifikan terhadap pH dan viskositas essence dari ekstrak kulit buah balangkasua dengan nilai
signifikasi <0,05.

Kata kunci : Ekstrak Kulit Buah Balangkasua, Essence, Uji Sifat Fisik, Uji Hedonik

ABSTRACT

Balangkasua fruit has a fairly high antioxidant content. This study aims to formulate an essence preparation
containing balangkasua fruit peel extract and to test the physical properties of the preparation. The
research method used is experimental, namely, the extract obtained using the maceration method, then
formulated into an essence preparation with variations in the addition of balangkasua fruit peel extract (FI)
control, FII (1%), FIII (3%), FIV (5 %). The physical properties of the preparation were tested, namely
organoleptic test, pH test, homogeneity test, viscosity test, and hedonic test. The data obtained were
analyzed statistically ANOVA (Analysis of Variance) with a significance value of 0.05. The results showed
that essence preparations had a red-brown to dark red-brown color with a pH of 4.5-7, homogeneous
preparations, viscosity 8.434-13.040 Poise and color hedonic test 70%-83%, odor 70%-77%, 82%-87%
form, and 78-88% moist impression. Variations in the concentration of extracts have a significant effect on
the pH and essence viscosity of the Balangkasua fruit peel extract with a significance value of <0.05

Keywords : Balangkasua Fruit Peel Extract, Essence, Physical Properties Test, Hedonic Test.

journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 484
ISSN : 2598-2095 Vol. 5 No. 2 (Maret, 2022)

PENDAHULUAN Waktu dan tempat penelitian


Essence termasuk dalam perawatan
tambahan, essence menggantikan apa yang Penelitian dilaksanakan di Laboratorium
kurang dalam produk kosmetik perawatan kulit Farmakognosi dan Laboratorium Formulasi
konvensional dari segi efek, perasaan saat Teknologi Sediaan Farmasi. Fakultas Farmasi,
digunakan, sistem kecantikan, dan lain-lain. Universitas Muhammadiyah Banjarmasin mulai
Dengan kata lain, diposisikan sebagai produk dari ekstraksi hingga memformulasikan sediaan
kosmetik bernilai tambah yang setidaknya dan melakukan uji fisik terhadap sediaan
memiliki satu efek menonjol antara lain sebagai essence.
humektan, skrining ultraviolet, pemutih,
antioksidan, antiinflamasi, dan peremajaan, atau Alat dan bahan
memiliki banyak fungsi lain. Essence bukanlah
jenis sediaan kosmetik baru. Kemajuan yang Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dibuat dalam produksi teknik ini sejalan dengan dari timbangan analitik, toples kaca, pipet tetes,
perkembangan tersebut dan bukti kegunaannya mortir dan stemper, kaca, pH meter, gelas kimia,
(Mitsui, 1997). spatula, sudip, sendok tanduk, kertas perkamen,
Kulit bisa dikatakan sebagai salah satu organ cawan porselin, gelas ukur, batang pengaduk,
tubuh manusia. Beberapa fungsi kulit adalah serbet, blender, penyaring (kain flanel), tisu, dan
melindungi tubuh dari radiasi ultraviolet botol vial. Bahan yang digunakan adalah kulit
menggunakan melaninnya, mengatur suhu tubuh, buah balangkasua (Lepisanthes alata (Blume)
dan mengurangi rangsangan eksternal melalui Leenh), sodium polyacrylate, butylene glycol,
kemampuan penetralannya. Fungsi dan gliserin, metil paraben, PEG-40 Hydrogenated
mekanisme kulit akan terganggu akibat castor oil, etanol 70%, aquadest, kertas saring dan
perubahan lingkungan dan penuaan (Mitsui, aluminium foil.
1997).
Pada penelitian ini digunakan ekstrak kulit Prosedur penelitian
buah balangkasua (Lepisanthes alata (Blume)
Leenh) sebagai bahan aktif essence karena Pada Preparasi sampel
penelitian yang dilakukan oleh Looi et al., (2020)
dengan menggunakan DPPH free radical Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
scavenging capacity dan ABTS radical adalah kulit buah balangkasua (Lepisanthes alata
scavenging assay. Pada DPPH free radical (Blume) Leenh) yang diperoleh dari Kecamatan
scavenging capacity menunjukkan bahwa ekstrak Lahei, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan
kulit memiliki kapasitas antioksidan (83,2%) dan Tengah. Setelah sampel terkumpul kemudian
pada ABTS radical scavenging assay hasil sampel tersebut ditimbang dan dibersihkan, lalu
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit setelah itu dilakukan sortasi basah untuk
(45,1%) menunjukkan aktivitas antioksidan yang memisahkan sampel dengan pengotor eksternal.
tinggi. Kedua pengujian menunjukkan bahwa kulit Kemudian sampel dirajang lalu dikeringkan.
balangkasua mengandung kandungan total
fenolik yang tinggi dan kandungan flavonoid total Pembuatan ekstrak
yang tinggi. Hasil ini mungkin menjelaskan
aktivitas antioksidan yang tinggi dari kulit diamati Masukkan serbuk sebanyak 500 gram ke
pada ABTS dan DPPH (Looi et al., 2020) dalam botol kaca tempat maserasi dan
ditambahkan cairan pelarut yaitu pelarut etanol
METODE PENELITIAN 70% sebanyak 5000 ml ditutup dan dibiarkan
terlindung dari sinar matahari. Maserasi dilakukan
Jenis penelitian selama 5 hari dan diaduk sesekali. Setelah itu
filtrat disaring dengan menggunakan kertas saring
Jenis penelitian yang dilakukan adalah atau kain flanel.
eksperimental dengan menggunakan sampel dari
kulit buah balangkasua (Lepisanthes alata (Blume)
Leenh) sebagai kandungan zat aktif untuk
formulasi sediaan essence dan melakukan uji
sifat fisik terhadap sediaan essence.

journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 485
ISSN : 2598-2095 Vol. 5 No. 2 (Maret, 2022)

Kemudian ampas diremaserasi dengan etanol Uji Sifat Fisik


70% sebanyak 3000 ml selama 2 hari dan diaduk
sesekali. Lalu saring kembali filtrat dan a. Uji organoleptik
digabungkan dengan cairan sarian pertama. Mengacu pada (Efriana, 2019) dan
(Verawaty, Novita Sulimar, 2020)
Setelah itu dipekatkan dengan suhu 60oC untuk
pemeriksaan yang dilakukan dalam uji
mendapatkan ekstrak yang kental. Setelah
organoleptis adalah warna, aroma dan
diperoleh ekstrak kulit buah balangkasua
bentuk sediaan :
(Lepisanthes alata (Blume) Leenh) dimasukkan
1. Uji warna sediaan essence dari
ke dalam wadah yang bersih dan tertutup rapat.
ekstrak kulit buah balangkasua
Lepisanthes alata (Blume) Leenh,
Formula Essence
dilakukan pemeriksaan dengan
menggunakan indra penglihatan (mata).
Tabel 1. Formula Pembuatan Essence ekstrak 2. Uji aroma pengamatan dilakukan
kulit buah balangkasua menggunakan indera penciuman (hidung).
Bahan Konsentrasi (%) Fungsi
3. Uji bentuk sediaan essence
0% 1% 3% 5% pengamatan dilakukan menggunakan
Ekstrak kulit buah 0 1 3 5 Bahan aktif indera peraba.
balangkasua
PEG-40 0.2 0.2 0.2 0.2 Surfaktan b. Uji pH
Hydrogenated
castor oil
Penentuan pH essence dilakukan dengan
Butilene glicol 5 5 5 5 Humektan menggunakan pengukur pH meter. Alat
Gliserin 5 5 5 5 Humektan dikalibrasi terlebih dahulu menggunakan
Sodium 0.2 0.2 0.2 0.2 Agen larutan dapar standar (pH 7,01) dan
polyacrylate pengental larutan buffer asam (pH 4,01) hingga alat
Metil paraben 0.3 0.3 0.3 0.3 Pengawet
Etanol 3 3 3 3 Enhancer menunjukkan angka pH. Kemudian
Aquadest (hingga) 100 100 100 100 Pelarut elektroda dicuci dengan aquades,
Sumber: (Leny et al., 2020) kemudian dikeringkan dengan tisu.
Essence dituangkan ke dalam wadah
Prosedur pembuatan essence dilakukan dengan khusus pada pH meter secukupnya.
tahapan sebagai berikut: Tunggu hingga pH meter menunjukkan
posisi tetap, pH yang ditampilkan pada
Sodium polyacrylate dilarutkan dengan aquadest layar digital pH meter dicatat (Emilia et al.,
dalam lumpang. Ditambahkan dengan butilen 2013).
glikol dan gliserin kemudian kemudian digerus
hingga homogen (campuran 1). Metil paraben c. Uji Homogenitas
dilarutkan dalam sebagian air panas (campuran Sediaan essence diaplikasikan pada kaca
II). Ekstrak kulit buah balangkasua dan PEG-40 atau bahan transparan lain yang sesuai
Hydrogenated castor oil dilarutkan dengan kemudian ditutup dengan kaca lainnya,
sebagian aquadest (campuran III). Campuran II kemudian diamati secara visual. Sediaan
dicampurkan sedikit demi sedikit ke dalam essence harus menunjukkan susunan
campuran I hingga membentuk massa yang yang homogen dan tidak ada butiran yang
homogen. Kemudian dicampurkan campuran III terlihat (Leny et al., 2020).
dan digerus hingga homogen. Terakhir
tambahkan etanol ke dalam campuran dan di d. Uji Viskositas
aduk hingga homogen. Uji viskositas dilakukan dengan
menggunakan viscometer Ostwald.
Penentuan viskositas dilakukan dengan
menggunakan alat Viskometer Ostwald.
Sediaan essence dimasukkan kedalam
alat viskometer Ostwald hingga memenuhi
bagian bulat dari alat

journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 486
ISSN : 2598-2095 Vol. 5 No. 2 (Maret, 2022)

HASIL DAN PEMBAHASAN


lalu di hirup hingga mencapai garis atas
lalu ukur berapa lama sediaan turun Determinasi Tanaman
mencapai garis bawah (Verawaty, Novita Hasil dari determinasi tanaman balangkasua
Sulimar, 2020). (Lepisanthes alata (Blume) Leenh) adalah
sebagai berikut :
e. Uji Hedonik Kingdom : Plantae
Uji hedonik adalah uji penerimaan produk Clade : Angiospermae
yang berkaitan dengan penilaian Clade : Eudicots
responden terhadap sediaan (Laksana, Clade : Rosids
Oktavillariantika, Pratiwi, & Wijayanti, Ordo : Sapindales
2017). Parameter uji hedonik mencakup Family : Sapindaceae
organoleptik (warna), bau (aroma), bentuk Genus : Lepisanthes
dan penilaian umum seperti kelembaban. Species : Lepisanthes alata
kesan lembab pada uji ini memiliki status (Blume) Leenh. Synonim :
seperti kulit yang terhidrasi tidak kering Capura alata; Otolepis
dan tidak bergaris. Uji hedonik dilakukan alata; Otopora alata;
dengan menggunakan panelis sebanyak Otophora edulis.
15 orang.

Analisa Data Hasil Ekstraksi Kulit Buah Balangkasua


(Lepisanthes alata (Blume) Leenh
Analisis data yang digunakan pada penelitian
ini yaitu dengan analisa deskriptif yang meliputi uji Tabel 2. Hasil Ekstraksi kulit buah
organoleptis, uji pH dan uji stabilitas busa, uji balangkasua
homogenitas, uji viskositas dan uji sentrifugasi.
Untuk uji ph, uji viskositas, uji tinggi busa Berat Berat Randemen Karakteristik
Serbuk Ekstrak (%) Bentuk Warna Bau
dianalisis menggunakan SPSS. (gr) (gr)
Berdasarkan hasil uji normalitas 500 264,47 52,894 Kental Merah- Khas
kecoklatan balangkasua
dan homogenitas didapatkan bahwa data yang
diuji terdistribusi normal dan homogen sehingga
Hasil Uji Sifat Fisik Sediaan
dilanjutkan uji one way anova.
a. Uji Organoleptik
Tabel 3. Hasil uji organoleptik
Organoleptik
Formul
a
Warna Bau Bentu

FI Tidak berwarna Tidak berbau Cairan


FII Merah- Khas Balangkasua Cairan
coklat
muda
FIII Merah-coklat Khas Balangkasua Cairan
FIV Merah-coklat tua Khas Balangkasua Cairan

Berdasarkan hasil uji organoleptik pada tabel 3


menunjukkan semua sediaan essence telah
dibuat berbentuk cairan dengan aroma yang
sudah masuk dalam rentang yaitu aroma khas
balangkasua. Sementara itu basis essence yang
dihasilkan tidak berbau.

journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 487
ISSN : xxxx-xxxx Vol. 3 No. 2 (Okober, 2019) Logo jurnal

Warna yang dihasilkan oleh essence ekstrak kulit Berdasarkan hasil uji homogenitas pada tabel
buah balangkasua dari semua variasi konsentrasi 5 menunjukkan bahwa semua sediaan tidak
yaitu 1%, 3% dan 5% berwarna merah-coklat memperlihatkan adanya butiran-butiran kasar
muda sampai merah-coklat tua karena semakin pada saat sediaan dioleskan pada kaca
tinggi konsentrasi ekstrak maka akan semakin transparan. Hal ini menunjukkan bahwa keempat
pekat warnanya sementara basis essence tidak formula tersebut homogen.
berwarna.
d. Uji Viskositas
b. Uji pH
Tabel 6. Hasil uji viskositas
Viskositas (Poise)
Tabel 4. Hasil uji pH
pH Replikasi FI FII FIII FIV
Replikasi
FI FII FIII FIV 1 8,402 9,527 11,042 13,177
1 6,86 6,52 6,07 5,67 2 8,481 9,544 11,210 12,954
2 6,92 6,62 6,43 6,07 3 8,420 9,509 10,989 12,990
3 6,94 6,39 6,15 5,82 Rata-rata 8,434 9,527 11,080 13,040
Rata-rata 6,90 6,51 6,21 5,85

Berdasarkan hasil uji pH pada tabel 4.3 Berdasarkan tabel 6. dapat dilihat hasil
menunjukan bahwa pH sediaan memenuhi viskositas sediaan essence yang didapat semakin
persyaratan pH kulit. Menurut Swastika NSP tinggi konsentrasi ekstrak kulit buah balangkasua
Alissya, Mufrod, (2013) kosmetik harus memiliki semakin besar nilai viskositas sediaan. Hal ini
pH yang sesuai dengan pH kulit yaitu antara 4,5- disebabkan karena jumlah basis yang semakin
7. Dari hasil uji normalitas dengan metode berkurang karena penambahan konsentrasi
Shapiro-Wilk pada lampiran 5 menyatakan bahwa ekstrak kulit buah balangkasua yang
pH terdistribusi dengan normal dan hasil uji mengakibatkan tingginya viskositas sediaan.Dari
homogenitas data dengan metode Levene Test hasil uji normalitas dengan metode Shapiro-Wilk
menyatakan bahwa data terdistribusi homogen. pada lampiran 5 menyatakan bahwa pH
Kemudian dilanjutkan dengan uji One-Way terdistribusi dengan normal dan hasil uji
ANOVA yang menunjukkan bahwa perbedaan homogenitas data dengan metode Levene Test
konsentrasi ekstrak pada tiap formula menyatakan bahwa data terdistribusi homogen.
berpengaruh signifikan terhadap uji pH sediaan Kemudian dilanjutkan dengan uji One-Way
essence dengan nilai signifikasi 0,000 (p<0,05). ANOVA yang menunjukkan bahwa perbedaan
Untuk mengetahui perbedaan dari setiap konsentrasi ekstrak pada tiap formula
kelompok maka dilanjutkan dengan uji parametrik berpengaruh signifikan terhadap uji viskositas
post hoc Least Significance Difference Test sediaan essence dengan nilai signifikasi 0,000
(LSD). Hasil dari uji parametrik LSD diketahui (p<0,05). Untuk mengetahui perbedaan dari
bahwa perbedaan konsentrasi ekstrak kulit buah setiap kelompok maka dilanjutkan dengan uji
balangkasua FI, FII, FIII, dan FIV berbeda parametrik post hoc Least Significance Difference
signifikan terhadap pH sediaan. Test (LSD). Hasil dari uji parametrik LSD diketahui
bahwa perbedaan konsentrasi ekstrak kulit buah
c. Uji Homogenitas balangkasua FI, FII, FIII, dan FIV berbeda
signifikan terhadap viskositas sediaan.
Tabel 5. Hasil uji homogenitas
Homogenitas e. Uji Hedonik
Replikasi FI FII FIII FIV
Tabel 7. Hasil uji Hedonik essence
1 Homogen Homogen Homogen Homogen
kontrol (tanpa ekstrak)
2 Homogen Homogen Homogen Homogen Parameter yang diuji FI%
3 Homogen Homogen Homogen Homogen Warna 83
Aroma 75
Bentuk 87

journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps Kesan lembab 78


488
ISSN : xxxx-xxxx Vol. 3 No. 2 (Okober, 2019) Logo jurnal

Tabel 8. Hasil uji Hedonik essence kesukaan responden terhadap kesan lembab
ekstrak kulit buah balangkasua setelah pemakaian terdapat pada FIII dan FIV
Parameter yang diuji FII% FIII% FIV% adalah 88%, sehingga dinyatakan responden
Warna 72 77 70 suka terhadap essence yang sudah
Aroma 77 70 75 diformulasikan pada FIII dan FIV. Sehingga dari
Bentuk 87 87 82 hasil data uji hedonik yang telah dilakukan baik
Kesan lembab 85 88 88 dari segi warna, aroma, bentuk dan kesan lembab
setelah pemakaian dapat dikatakan bahwa
essence ekstrak kulit buah balangkasua dapat
Berdasarkan tabel 7 dan 8 dapat dilihat
diterima oleh panelis.
penilaian responden terhadap warna essence,
essence yang dihasilkan memiliki warna merah-
KESIMPULAN
coklat muda hingga merah-coklat tua dimana
semakin tinggi konsentrasi ekstrak warnanya 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak
akan semakin pekat. Responden melakukan kulit buah balangkasua dapat diformulasikan
pengamatan warna terhadap essence yang menjadi sediaan essence. Sediaan yang telah
diformulasikan dengan cara melihat sediaan di buat memiliki warna merah-coklat muda
secara langsung. Dapat diketahui nilai kesukaan hingga merah-coklat tua dengan pH sediaan
responden terhadap warna essence yang paling yang masih dibatas aman pH kulit, sediaan
tinggi pada FI dengan nilai 83%. homogen dengan viskositas 8,434-13,040
Poise, dan uji hedonik warna 70%-83%, aroma
Aroma yang dihasilkan dari essence yang 70%- 77%, bentuk 82%-87% dan kesan
diformulasikan memiliki bau yang khas karena lembab 78-88%.
essence mengandung ekstrak kulit buah 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi
balangkasua. Pada formula essence yang dibuat konsentrasi ekstrak berpengaruh
juga tidak menambahkan fragrance yang signifikan terhadap pH dan viskositas essence
berpengaruh pada kesukaan seseorang terhadap dari ekstrak kulit buah balangkasua dengan
aroma essence yang dihasilkan. Penilaian nilai signifikasi <0,05.
terhadap aroma essence dilakukan dengan cara
menghirup aroma essence menggunakan indera DAFTAR PUSTAKA
penciuman. Aroma dihirup pada bagian kepala
botol kemasan. Nilai kesukaan responden Efriana, N. (2019). Formulasi Sediaan Masker
terhadap aroma essence yang paling tinggi pada Sheet dari Ekstrak Kulit Buah Alpukat
FII dengan nilai 77%. (Persea gratissima Gaertn) sebagai
Pelembab.
Penilaian responden terhadap bentuk atau Emilia, Taurina, W., & Fahrurroji, A. (2013).
konsistensi essence dilakukan dengan cara Formulasi dan Evaluasi Stabilitas Fisik
membolak balikkan essence yang terdapat dalam Suspensi Ibuprofen dengan Menggunakan
wadah untuk mengamati kesukaan terhadap Natrosol Hbr Sebagai Bahan Pensuspensi.
konsistensi/bentuknya. Nilai kesukaan responden Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas
terhadap bentuk atau konsistensi pada formula FI, Kedokteran UNTAN, 1(1), 1–12.
FII dan FIII memiliki nilai yang sama yaitu 87%
sehingga dapat dinyatakan bahwa responden
menyukai bentuk essence yang sudah
diformulasikan.

Penilaian aspek umum dilakukan dengan


mengamati kelembaban akhir yang dirasakan
setelah penggunaan essence, kesan lembab
disini memiliki status seperti kulit yang terhidrasi
tidak kering dan tidak bergaris. Nilai

journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 489
ISSN : xxxx-xxxx Vol. 3 No. 2 (Okober, 2019) Logo jurnal

https://www.mendeley.com/catalogue/c1 the fruit peel, flesh and seed of Ceri


e7afde-5c1e-3c12-9f11- Terengganu (Lepisanthes Alata leenh.).
ffd37d6bd64f/?utm_source=desktop Food Research, 4(5), 1600–1610.
Laksana, Oktavillariantika, Pratiwi, Wijayanti, & Y. https://doi.org/10.26656/fr.2017.4(5).172
(2017). Optimasi Konsentrasi HPMC Mitsui, T. (1997). New Cosmetc Science. In
Terhadap Mutu Fisik Sediaan Sabun Cair Amsterdam : Elsevier Science. B.V,.
Menthol. 6. Swastika NSP Alissya, Mufrod, P. (2013).
Leny, Fitri, K., Marantina, R., Aqwilla Ginting, P., Antioxidant Activity Of Cream Dosage
& Syamsul, D. (2020). The Moisturizing Form Of Tomato Extract (Solanum
Sheet Mask Formulation of Black Soybean lycopersicum L.). Traditional Medicine
(Glycine soja) Ethanolic Extract. Journal, 18(3), 132–140.
International Journal of Advanced Science Verawaty, Novita Sulimar, I. P. D. A. (2020).
and Technology, 29(4), 9045–9051. Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Masker
Looi, S. K., Zainol, M. K., Mohd, Z. Z., Hamzah, Sheet Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah (
Y., & Mohdmaidin, N. (2020). Antioxidant Piper crocatum Ruiz & Pav ). 6(2), 223– 230
and antibacterial activities in

journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 490

Anda mungkin juga menyukai