Anda di halaman 1dari 10

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN GEL EKSTRAK KULIT JERUK

NIPIS (Citrus aurantifolia S) DENGAN METODE DPPH DAN


METODE ABTS

Rachma Putri Maulida (1), Ahmad Azrul Zuniarto (2), Ris Ayu Nuari (3)

(1,2,3)
Prodi S1 Farmsi STF YPIB Cirebon

ABSTRAK

Kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) merupakan salah satu tanaman yang kaya akan
antioksidan, salah satu zat yang terkandung di dalamnya adalah flavonoid dan vitamin
C. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan gel ekstrak kulit
Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia S) dengan metode DPPH dan ABTS, Untuk mengetahui
pada konsentrasi berapa aktivitas antioksidan gel ekstrak kulit Jeruk Nipis (Citrus
aurantifolia S) yang paling baik. Dan untuk mengetahui apakah gel ekstrak kulit Jeruk
Nipis (Citrus aurantifolia S) memenuhi persyaratan dan stabil dalam penyimpanan.
Kulit Jeruk Nipis diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan etanol 70%.
Ekstrak yang diperoleh kemudian dibuat sediaan gel dengan konsentrasi ekstrak 10%,
12,5%, 15% dan diuji aktivitas antioksidannya dengan metode DPPH dan metode
ABTS menggunakan spektrofotometri UV-Vis serta stabilitas fisiknya dengan metode
Cycling Test selama 6 siklus atau 12 hari. Hasil uji aktivitas antioksidan gel ekstrak
kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia S) metode DPPH menunjukkan bahwa nilai IC50
pada konsentrasi 10%, 12,5%, 15%, dan basis gel berturut-turut adalah 72,25 ppm ;
67,401 ppm ; 67,647 ppm ; 73,772 ppm. Dan hasil pada metode ABTS menunjukkan
bahwa nilai IC50 pada konsentrasi 10%, 12,5%, 15%, dan basis gel berturut-turut adalah
79,378 ppm ; 38,721 ppm ; 35,153 ppm ; 44,304 ppm. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa gel ekstrak kulit Jeruk Nipis memiliki aktivitas antioksidan dengan
metode DPPH dan Metode ABTS, Ketiga konsentrasi Gel ekstrak kulit Jeruk Nipis
(Citrus aurantifolia S) memiliki aktivitas antioksidan yang lemah dengan metode DPPH
dan metode ABTS, dan hasil uji stabilitas gel ekstrak kulit Jeruk Nipis (Citrus
aurantifolia S) dengan berbagai parameter uji (uji organoleptis, uji pH, uji homogenitas,
uji daya sebar, uji daya lekat, uji sineresis) menunjukkan bahwa semua formulasi pada
suhu dan waktu tertentu.

Kata Kunci : Uji Aktivitas Antioksidan, Kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia),
Gel, Metode DPPH, Metode ABTS

ABSTACT
Lime peel (Citrus aurantifolia) is one of the plants that are rich in antioxidants, one of
the substances contained in them are flavonoids and vitamin C. This study aims to
determine the antioxidant activity bark extract gel Lime (Citrus aurantifolia S) with
DPPH and ABTS, to determine the concentration of the antioxidant activity how bark
extract gel Lime (Citrus aurantifolia S) is best. And to determine whether the gel skin
extract Lime (Citrus aurantifolia S) compliant and stable in storage. Lime peel extracted
by maceration method using ethanol 70%. The extract obtained is then gel formulation
with extract concentrations of 10%, 12.5%, 15% and tested antioxidant activity with
DPPH and ABTS method using UV-Vis spectrophotometry and physical stability with
Cycling Test method for 6 cycles or 12 days. The results of the antioxidant activity test
of the Lime peel extract gel (Citrus aurantifolia S) DPPH method showed that the IC50
values at concentrations of 10%, 12.5%, 15%, and base gel were 72.25 ppm; 67,401
ppm; 67,647 ppm; 73,772 ppm. And the results of the ABTS method show that IC50
values at concentrations of 10%, 12.5%, 15%, and base gel respectively were 79.378
ppm; 38,721 ppm; 35,153 ppm; 44,304 ppm. Based on these results it can be concluded
that the Lime peel extract gel has antioxidant activity with the DPPH method and the
ABTS Method, Thirdly the concentration of Lime peel extract gel (Citrus aurantifolia S)
has weak antioxidant activity with the DPPH method and the ABTS method, and the
results of the gel stability test Lime peel extract (Citrus aurantifolia S) with various test
parameters (organoleptic test, pH test, homogeneity test, spreadability test, adhesion
test, syneresis test) showed that all formulations at a certain temperature and time.

Keywords :Antioxidant Activity Test, Lime peel (Citrus aurantifolia), Gel, DPPH
method, Method of ABTS

PENDAHULUAN dalam Jeruk Nipis mengandug


flavonoid dan juga Vitamin C, dimana
Radikal bebas adalah setiap molekul
kedua kandungan tersebut diduga
yang mengandung satu atau lebih
memiliki khasiat sebagai antioksidan.
elektron yang tidak berpasangan. Dan
Gel adalah sedian topikal yangmemiliki
akan mencari pasangannya dengan
kelebihan daya lekat tinggi yang tidak
bereaksi dengan zat lain dan
menyumbat pori sehingga pernafasan
merubahnya menjadi radikal bebas
pori tidak terganggu, dan mudah dicuci
(Silalahi, 2006). Oleh karena itu
dengan air, (Elmitra, 2017). Metode uji
dibutuhkan antioksidan. Antioksidan
antioksidan dapat menggunakan metode
juga merupakan senyawa yang dapat
DPPH dan juga ABTS. Karakteristik
menghambat reaksi oksidasi, dengan
dari DPPH peluruhan warna DPPH dari
mengikat radikal bebas dan molekul
ungu ke kuning pada panjang
yang sangat reaktif sehingga kerusakan
gelombang maksimum 517-518 nm (oa,
sel akan dihambat (Winarsi, 2007). Di
Leit a˜ ob, & Vilegasc, 2002). ABTS stamper, kertas saring, baskom, object
mempunyai karakteristik warna hijau- glass, stopwatch, wadah gel, solatip,
biru, yang bila tereduksi oleh dan etiket. Bahan yang digunakan yaitu
antioksidan akan berubah menjadi : ekstrak kulit buah Jeruk Nipis,
bentuk nonradikal, dari berwarna pereaksi benedict, carbopol, propilen
menjadi tidak berwarna. Pada panjang glikol, metil paraben, vitamin C, DPPH,
gelombang 731-734 nm. (Yu, 2008). ABTS, aquadest, pottasium persulfat,
Sebelumnya telah dilakukan penelitian serbuk Mg, HCl pekat, Veet, dan amil
oleh Ismiyyatun, Maria Ulfah, dan alkohol.
Sumantri, 2014 dengan judul “Uji
Langkah Kerja
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanolik
Kulit Buah Jeruk Nipis (Citrus Determinasi Tanaman
aurantifolia S) Dengan Metode DPPH”
Determinasi bertujuan untuk
dan didapatkan potensi antioksidan dari
menentukan dan memastikan kebenaran
etanolik kulit buah jeruk Nipis (Citrus
sempel dari tanaman Jeruk Nipis (Citrus
aurantifolia S) dengan IC50 adalah
aurantifolia S) dengan mencocokkan
54,458 ppm dan pada vitamin C sebesar
ciri-ciri morfologinya. Determinasi
4,768 µg/ml.
dilakukan di Sekolah Tinggi Farmasi
METODE PENELITIAN YPIB Cirebon dengan menggunakan
buku flora.
Alat dan Bahan
Pengumpulan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada
penelitian antara lain : maserator, Kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia
batang pengaduk, sendok tanduk, S) diperoleh dari daerah Ciwaringin
blender, ayakan, gunting, pisau, kain kabupaten Cirebon.
flanel, beaker glass, gelas ukur, labu
Pembuatan Ekstrak
ukur 100 mL, labu ukur 10 mL, tabung
reaksi, rak tabung reaksi, erlenmeyer, 132 gram simplisia kulit buah Jeruk
pipet tetes, pipet volume, cawan Nipis (Citrus aurantifolia S)
penguap, neraca analitik, tisu, dimasukkan ke dalam maserator.
alumunium voil, penangas air, cawan Tambahkan etanol 70% sebanyak 990
kaca, pelat kaca, spatel, mortir dan ml kemudian tutup dan diamkan selama
5 hari terlindung dari cahaya, sambil basis gel yang homogen. Tambahkan
berulang-ulang diaduk lalu setelah itu ekstrak kulit Jeruk Nipis (Citrus
serkai dan saring dengan kain flanel aurantifolia S) ke dalam mortir sedikit
untuk memisahkan ampas dan demi sedikit. Gerus dan aduk sampai
maseratnya, tampung filtrat ke dalam homogen dan merata. Masukkan ke
baeker glass. (Filtrar 1). Masukkan wadah gel dan beri tanda “gel ekstrak
kembali ampas kedalam maserator, kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia
kemudian tambahkan sisa etanol 70% S)”. Lakukan prosedur tersebut terhadap
sebanyak 330 ml, biarkan selama 2 hari konsentrasi sediaan gel ekstrak kulit
sambil sesekali diaduk. Setelah 2 hari Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia S)
serkai kembali dan saring dengan kain
Evaluasi Sediaan dan Uji Stabilitas
flanel. Ampas diperas dan filtrat
Gel Ekstrak Kulit Jeruk Nipis (Citrus
ditampung kedalam beaker glass (Filtrar
aurantifolia S)
2). Filtrat 1 dan filtrat 2 dicampur, hasil
ekstrak cair dipanaskan sampai Evaluasi sediaan gel yang dilakukan
mendapatkan ekstrak kental. Kemudian meliputi : Uji Organoleptis, Uji pH, Uji
diuapkan dengan menggunakan Homogenitas, Uji Daya Sebar, Uji Daya
penangas air hingga diperoleh ekstrak Lekat, Uji Iritasi dan Uji Sineresis.
kental dengan bobot yang tetap.
Uji stabilitas dengan metode Cycling
Pembuatan Gel Test pada suhu 4oC selama 24 jam, lalu
dipindahkan ke dalam oven yang
Siapkan alat dan bahan. Timbang
bersuhu 40oC selama 24 jam (satu
semua bahan. Carbopol dikembangkan
siklus). Lakukan selama 6 siklus atau 12
dalam mortir dengan aquadest panas
hari. Selanjutnya dilakukan evaluasi
yang bersuhu 80oC selama 15 menit,
sediaan kembali dan dibandingkan
kemudian gerus kuat sampai homogen
dengan persyararatan pada literatur.
dan mengembang. Metilparaben
dilarutkan dalam propilenglikol
(campuran 1). Masukkan campuran 1
dalam larutan carbopol yang sudah
mengembang sedikit demi sedikit
sambil digerus kuat sampai terbentuk
Uji Aktivitas Antioksidan Gel ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm dan
Ekstrak Kulit Jeruk Nipis (Citrus 50 ppm).
aurantifolia S)
3. Pengujian dengan Metode DPPH dan
1. Pembuatan Larutan Baku Vitamin C Metode ABTS
Pembuatan Larutan DPPH
50 mg vitamin C lalu ditambahkan
etanol 70% sebanyak 50 ml 10 mg DPPH lalu ditambahkan
(konsentrasi 1000 ppm). Larutkan etanol 70% sebanyak 100 ml
dan kocok hingga homogen. (konsentrasi 100 ppm) sebagai
Lakukan pengenceran. Ambil 1 ml larutan induk. Lakukan pengenceran.
dari hasil konsentrasi 1000 ppm lalu Ambil 10 ml dari hasil konsentrasi
tepatkan etanol 70% sebanyak 100 1000 ppm lalu tepatkan etanol 70%
ml. Larutan dikocok sampai sebanyak 100 ml. Larutan dikocok
homogen. Kemudian dibuat larutan hingga homogen.
seri (2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm
Pembuatan Larutan Blanko Optimasi
dan 10 ppm).
Panjang Gelombang DPPH
2. Pembuatan Larutan Sampel Gel
2 ml larutan DPPH ke dalam
Ekstrak Kulit Jeruk Nipis (Citrus
tabung reaksi. lalu ditambahkan
aurantifolia S)
etanol 70% sebanyak 2 ml ke dalam
2 gram sampel lalu ditambahkan tabung reaksi, larutan dikocok
etanol 70% sebanyak 200 ml hingga homogen. Mulut tabung
(konsentrasi 10.000 ppm). Larutkan ditutup dengan alumunium foil.
dan kocok hingga homogen. Saring Kemudian diinkubasi dalam ruangan
larutan dengan kertas saring, untuk gelap selama 30 menit. Tentukan
menghindari kekeruhan dari basis spektrum serapannya menggunakan
gel. Lakukan pengenceran. Ambil 1 spektrofotometer Uv-Vis pada
ml dari hasil konsentrasi 10.000 ppm panjang gelombang 517 nm.
lalu tepatkan etanol 70% sebanyak
Pembuatan Larutan ABTS
100 ml (konsentrasi 100 ppm).
Larutan dikocok sampai homogen. 7,1015 mg ABTS lalu
Kemudian dibuat larutan seri (10 ditambahkan etanol sebanyak 5 ml.
Kemudian kemudian 3,5 mg ppm, 10 ppm, masing-masing
potassium persulfat dan dilarutkan dicampur dengan 2 ml larutan ABTS.
dalam 5 ml etanol. Kedua larutan
Pengukuran Aktivitas Antioksidan
dicampurkan dan dicukupkan
Sampel Terhadap Radikal Bebas
volumenya dengan etanol sampai 25
DPPH dan ABTS
ml dan inkubasi selama 12 jam.
Sebanyak 2 ml dari larutan
Pembuatan Larutan Blanko Optimasi dengan konsentrasi 10 ppm, 20 ppm,
Panjang Gelombang ABTS 30 ppm, 40 ppm, 50 ppm, masing-
masing dicampur dengan 2 ml
2 ml larutan ABTS ke dalam
larutan DPPH. Kemudian diambil
tabung reaksi. lalu ditambahkan
lagi 2 ml dari larutan dengan
etanol 70% sebanyak 2 ml ke dalam
konsentrasi konsentrasi 10 ppm, 20
tabung reaksi, larutan dikocok
ppm, 30 ppm, 40 ppm, 50 ppm,
hingga homogen. Mulut tabung
masing-masing dicampur dengan 2
ditutup dengan alumunium foil.
ml larutan ABTS.
Kemudian diinkubasi dalam ruangan
gelap selama 30 menit. Tentukan Pengukuran Absorbansi
spektrum serapannya menggunakan
Semua larutan kontrol gel ekstrak
spektrofotometer Uv-Vis pada
kulit Jeruk Nipis dan larutan kontrol
panjang gelombang 734 nm.
positif (vitamin C) sebagai larutan
Pengukuran Aktivitas Antioksidan banding disimpan selama 30 menit
Vitamin C Terhadap Radikal Bebas dalam keadaan gelap. Kemudian
DPPH dan ABTS. absorbansinya diukur menggunakan
spektrofotometer Uv-Vis pada
Sebanyak 2 ml dari larutan
panjang gelombang maksimum.
dengan konsentrasi 2 ppm, 4 ppm, 6
Setelah itu absorbansinya didapat,
ppm, 8 ppm, 10 ppm, masing-masing
dihitung persen hambatan (%
dicampur dengan 2 ml larutan DPPH.
inhibisi).
Kemudian diambil lagi 2 ml dari
larutan dengan konsentrasi
konsentrasi 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8
Pentuan Persen Inhibisi dan Nilai Abs sampel : absorbansi radikal
IC50 bebas sebelum direaksikan dengan
ekstrak.
Setelah itu absorbansinya didapat,
Konsentrasi sampel dan persen
dihitung persen hambatan (%
inhibisi yang didapat ditempatkan
inhibisi) masing-masing larutan
masing-masing pada sumbu Y dan X
dengan rumus :
dalam persamaan regresi linier Y =
( )
% Inhibisi = (
x 100% ax+b. Persamaan tersebut digunakan
untuk menentukan nilai IC50 dari
Keterangan :
masing-masing sampel. Dimana Y
Abs blanko : absorbansi radikal adalah hambatan 50 senilai (50) dan
bebas sebelum direaksikan dengan x adalah nilai IC50..
ekstrak

PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil Data Regresi Linear Metode DPPH


Formulasi Persamaan Regresi y IC50 R2 Nilai IC50
Linear (ppm)
Vit C y = 1,603x + 38,16 50 0,995 7,386
K- y = 0,672x + 0,425 50 0,993 73,772
X1 y = 0,675x + 1,225 50 0,992 72,25
X2 y = 0,585x + 10,57 50 0,927 67,401
50 0,991
X3 y = 0,68x + 4 67,647

Tabel 2. Hasil Data Regresi Linear Metode ABTS

Formulasi Persamaan Regresi y IC50 R2 Nilai IC50


Linear (ppm)
y = 1,226x + 32,14
Vit C 50 0,908 14,567
y = 0,923 + 9,107
K- 50 0,981 44,304
X1 y = 1,262x + 0,28 50 0,947 39,378

X2 y = 1,188x + 0,114 50 0,976 38,721

X3 y = 1,303x + 4,195 50 0,981 35,153

konsentrasi 12,5% memiliki nilai IC50


Berdasarkan hasil yang diperoleh
lebih kecil dibandingkan dengan yang
bahwa dalam pengujian DPPH bahwa
lainnya namun memiliki aktivitas
absorbansi yang paling besar dihasilkan
antioksidan paling besar dengan
oleh formulasi basis gel atau kontrol
intensitas kuat.
negatif dengan konsentrasi 10 ppm
Sedangkan pengujian ABTS bahwa
sebesar 0,375 dengan % inhibisi paling
absorbansi yang paling besar dihasilkan
kecil 6,25. Sedangkan absorbansi paling
oleh konsentrasi 15% dengan
kecil dihasilkan oleh konsentrasi 12,5%
konsentrasi 10 ppm sebesar 0,156
pada konsentrasi 50 ppm sebesar 0,231
dengan % inhibisi paling kecil 17,021.
375 dengan % inhibisi paling besar
Sedangkan absorbansi paling kecil
6,25. Sehingga dapat disimpulkan
dihasilkan oleh konsentrasi 10% pada
bahwa konsentrasi berbanding terbalik
konsentrasi 50 ppm sebesar 0,051
dengan absorbansi dan berbanding lurus
dengan % inhibisi paling besar 68,902.
dengan % inhibisi artinya semakin kecil
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
konsentrasi (ppm) maka absorbansi
konsentrasi berbanding terbalik dengan
semakin besar dan % inhibisi semakin
absorbansi dan berbanding lurus dengan
kecil atau dengan kata lain semakin
% inhibisi artinya semakin kecil
besar konsentrasi (ppm) maka
konsentrasi (ppm) maka absorbansi
absorbansi semakin kecil dan % inhibisi
semakin besar dan % inhibisi semakin
atau konsentrasi hambat radikal besar.
kecil atau dengan kata lain semakin
Nilai IC50 Pada formula gel ekstrak kulit
besar konsentrasi (ppm) maka
Jeruk Nipis konsentrasi 10% yaitu
absorbansi semakin kecil dan % inhibisi
72,259 ppm ; 12,5% yaitu 67,401 ppm ;
atau konsentrasi hambat radikal besar.
15% yaitu 67,647 ppm dan basis gel
Nilai IC50 Pada formula gel ekstrak kulit
atau kontrol negatif yaitu 73,772 ppm.
Jeruk Nipis konsentrasi 10% yaitu
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
39,378 ppm ; 12,5% yaitu 38,721 ppm ; dengan kontrol negatif yang mana
15% yaitu 35,153 ppm dan basis gel selisih nilai IC50 antara basis gel dengan
atau kontrol negatif yaitu 44,304 ppm. ketiga konsentrasi sangat kecil. Dan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa vitamin C yang digunakan sebagai baku
dengan konsentrasi 15% memiliki nilai pembanding menunjukkan hasil
IC50 lebih kecil dibandingkan dengan antioksidan kategori sangat kuat.
yang lainnya namun memiliki aktivitas
PENUTUP
antioksidan paling besar dengan
intensitas sangat kuat.
Berdasarkan hasil penelitian yang
Pada kontrol negatif yang diuji sudah dilakukan, maka dapat
menggunakan metode DPPH memiliki disimpulkan bahwa : Gel ekstrak kulit
nilai antioksidan yang kuat, sedangkan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia S)
pada pengujian menggunakan metode memiliki aktivitas antioksidan dengan
ABTS memiliki nilai antioksidan yang metode DPPH dan Metode ABTS.
sangat kuat, ini disebabkan dalam Ketiga konsentrasi Gel ekstrak kulit
formulasi sediaan gel yang dibuat Jeruk Nipis(Citrus aurantifolia S)
menggunakan metil paraben sebagai memiliki aktivitas antioksidan yang
pengawet yang konsentrasinya besar lemah dengan metode DPPH dan
yaitu 0,2% dari jumlah sediaan. Hasil metode ABTS. Gel ekstrak kulit Jeruk
penelitian yang dilakukan dengan Nipis (Citrus aurantifolia S) memenuhi
metode DPPH dari keempat formulasi persyaratan dan stabil dalam
yang dibuat menunjukkan hasil penyimpanan.
antioksidan dalam kategori kuat,
Dari hasil penelitian dan data,
sedangkan dengan metode ABTS dari
penulis ingin menyarankan untuk :
keempat formulasi yang dibuat
Memanfaatkan tanaman atau bahan
menunjukkan hasil antioksidan dalam
alam berkhasiat seperti pengujian
kategori sangat kuat, tetapi diambil
aktivitas antioksidan gel ekstrak kulit
kesimpulan bahwa aktivitas antioksidan
Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia S)
pada ketiga konsentrasi menunjukkan
dengan metode DPPH dan ABTS.
nilai yang lemah baik itu dengan
Melakukan pengujian terhadap aktivitas
metode DPPH dan juga metode ABTS,
antioksidan kulit Jeruk Nipis (Citrus
karena aktivitas antioksidannya dibantu
aurantifolia S) dengan sediaan yang
berbeda. Melakukan pengujian terhadap
gel kulit Jeruk Nipis (Citrus
aurantifolia S) yang memiliki khasiat
selain untuk antioksidan. Melakukan
pengaturan atau penyesuaian pada
formula gel agar tidak mempengaruhi
aktivitas antioksidannya. Melakukan
pengaturan atau penyesuaian
penggunaan konsentrasi karbopol untuk
mendapat kualitas gel yang bagus,
memenuhi syarat dan diminati

DAFTAR PUSTAKA

Elmitra. (2017). Dasar-dasar


Farmasetika dan Sediaan Semi
Solid. Yogyakarta: Deepublis
Publisher.
oa, G. G., Leit a˜ ob, S. G., & Vilegasc,
W. (2002). Quick Preparative
Separation of Natural
Naphthopyranones with
Antioxidant Activity by High
Speed Counter Current
Chromatography. Separation of
Antioxidant Substances by
HSCCC , 1053.
Silalahi, J. (2006). Makanan
Fungsional. Yogyakarta:
Penerbit Kanikus.
Winarsi, H. (2007). Antioksidan Alami
dan Radikal Bebas Potensi dan
Aplikasinya dalam Kesehatan.
Yogyakarta: Penerbit Kanikus.
Yu, L. (2008). Wheat Antioxidant.
USA: A Jhon Wiley and Sons,
Inc., Publication..

Anda mungkin juga menyukai