Anda di halaman 1dari 8

p-ISSN 1907-9850

e-ISSN 2599-2740

STANDARISASI DAN SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK ETANOL 70% DAUN JERUK


LIMAU (Citrus amblycarpa (Hassk.) Osche)

G. M. D. Putra*, D. A. Satriawati, N. K. W. Astuti, dan A. A. G. R. Yadnya-Putra

Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana
*E-mail: mahendradharmap97@gmail.com

ABSTRAK

Jeruk limau (Citrus amblycarpa (Hassk.) Osche) merupakan tanaman endemik Indonesia yang memiliki
potensi besar sebagai obat. Pendekatan kemotaksonomi terhadap daun C. amblycarpa dilakukan untuk
memprediksi potensinya dalam pengobatan. Sebelum dilakukan pengujian aktivitas farmakologi, serbuk dan
ekstrak yang diperoleh dari hasil ekstraksi menggunakan pelarut etanol 70% terlebih dahulu dilakukan studi
pendahuluan meliputi perhitungan persentase rendemen ekstrak, pemeriksaan organoleptik dan mikroskopik
serbuk, standarisasi serbuk dan ekstrak, dan skrining fitokimia untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder
dari daun C. amblycarpa. Standarisasi yang dilakukan meliputi penetapan kadar abu total, penetapan kadar abu
tidak larut asam, penetapan kadar abu larut air, dan penetapan kadar air dari serbuk simpilisa dan ekstrak.
Skrining fitokimia terhadap ekstrak etanol 70% daun C. amblycarpa meliputi pemeriksaan alkaloid, pemeriksaan
flavonoid, pemeriksaan polifenol dan tanin, pemeriksaan glikosida, pemeriksaan steroid dan triterpenoid,
pemeriksaan saponin, serta pemeriksaan minyak atsiri. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak
etanol 70% daun C. amblycarpa mengandung senyawa golongan flavonoid, polifenol dan tanin, glikosida, serta
minyak atsiri.

Kata Kunci: Citrus amblycarpa (Hassk.) Osche, jeruk limau, standarisasi, skrining fitokimia

ABSTRACT

Lime (Citrus amblycarpa (Hassk.) Osche) is an Indonesian endemic plant that has great potential as a
medicine. The chemotaxonomic approach of C. amblycarpa leaves was conducted to predict its potency to be
medicine. Prior to the pharmacological activities, preliminary study of powder and extract that obtained from the
extraction using ethanol 70% as solvent should be carried out, including calculation of percentage of extract
yield, organoleptic and microscopic test, standardization for powder and extract, and phytochemical screening to
find out the secondary metabolites content of C. amblycarpa leaves. Standardization that has been conducted
include determination of total ash content, acid-insoluble ash content, water-soluble ash content, and
determination of water content for both simplicia powder and extract. Phytochemicals screening for the etanol
70% extract of of C. amblycarpa leaves included alkaloid examination, flavonoid examination, polyphenol and
tannin examination, glycoside examination, steroid and triterpenoid examination, saponin examination, and
essential oil examination. The results of phytochemicals screening showed etanol 70% extract of C. amblycarpa
leaves contained flavonoid compounds, polyphenols and tannins, glycoside, and also Citrus essential oil.

Keywords: Citrus amblycarpa (Hassk.) Osche, lime, standardization, phytochemicals screening

PENDAHULUAN genus Citrus. Tanaman yang berasal dari genus


Citrus sudah sangat umum digunakan oleh
Indonesia merupakan salah satu negara masyarakat di seluruh dunia untuk pengobatan
yang memiliki keanekaragaman hayati yang berbagai penyakit. Banyak penelitan telah
tinggi. Dilaporkan bahwa ditemukan 38.000 membuktikan aktivitas yang dimiliki tanaman
jenis tanaman dimana 55%-nya merupakan genus Citrus meliputi aktivitas sebagai
tanaman endemik Indonesia (Triyono, 2013). antioksidan, hepatoprotektif, kardiovaskular,
Masyakarat Indonesia telah terbiasa antibakteri, antiinflamasi, antitumor, dan
menggunakan tanaman sebagai obat-obatan antiviral (Yi et al., 2017; Jaiswal et al., 2015).
dikarenakan kemudahan dalam memperoleh Pemanfaatan jeruk limau untuk
dan membudidayakannya. Salah satu tanaman pengobatan juga telah banyak diterapkan oleh
yang digunakan sebagai obat tradisional adalah masyarakat Bali. Menurut Lontar Usada Taru
jeruk limau. Jeruk limau (Citrus amblycarpa Pramana dikatakan C. amblycarpa telah
(Hassk.) Osche) merupakan tanaman endemik digunakan secara turun temurun untuk
Indonesia yang berasal dari famili Rutaceae, mengobati kram dan kesemutan (Putra, 1999).

187
JURNAL KIMIA 12 (2), JULI 2018: 187-194

Dengan dilakukan pendekatan kemotaksonomi oksalat P (Merck®), asam asetat anhidrat P


untuk pengembangan obat baru, diduga bahwa (Merck®), kloroform P (Merck®), asam sulfat
C. amblycarpa memiliki potensi besar untuk P (Merck®), dan eter P (Merck®).
dikembangkan menjadi obat alternatif.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Mulyani Peralatan
dan Hutabarat (2009) membuktikan adanya Toples kaca gelap, pisau, pengayak
aktivitas antibakteri C. amblycarpa dengan stainless 60 mesh, blender (Sharp®),
konsentrasi hambat minimal 0,312% v/v untuk seperangkat alat gelas (Pyrex®), mikroskop
minyak atsiri buah, dan 0,039% v/v untuk cahaya, hot plate (FischerScientific®), vacuum
minyak atsiri daun terhadap S. aureus. rotary evaporator (Eyela®), oven (Binder®),
Maka dari itu sebelum dilakukan UV-lamp cabinet (CAMAG®), alat tanur
pengujian aktivitas lainnya terhadap tanaman (WiseTherm®), krus porselen, pipet tetes dan
C. amblycarpa, diperlukan studi tahap awal kertas saring bebas abu (Whattman®).
yakni standarisasi serbuk simplisia dan ekstrak
sesuai dengan syarat umum mutu baku Cara Kerja
simplisia yang tercantum pada Farmakope Determinasi Tanaman C. amblycarpa
Herbal Indonesia (Depkes RI, 2008). Namun, Sampel dikumpulkan dari Desa
dalam FHI belum tercantum monografi C. Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Gianyar,
amblycarpa, maka dari itu hasil stadarisasi Bali. Determinasi tanaman dilakukan melalui
pada penelitian ini nantinya dapat dijadikan pengiriman bagian tanaman lengkap, meliputi
sebagai parameter acuan terhadap mutu akar, batang, daun muda dan tua, buah, dan
simplisia dan ekstrak C. amblycarpa. Selain itu bunga pada Balai Konsevasi Tumbuhan Kebun
juga diperlukan penapisan (skrining) fitokimia Raya ‘Eka Karya’-Lembaga Ilmu Pengetahuan
untuk mengetahui kandungan senyawa Indonesia (LIPI), Candikuning, Tabanan, Bali.
metabolit sekunder yang ada pada daun C.
amblycarpa. Skrining fitokimia juga dapat Preparasi Serbuk dan Pembuatan Ekstrak
dijadikan sebagai dasar untuk mengetahui Etanol 70% Daun C. amblycarpa
profil bioaktivitas dari C. amblycarpa Daun yang terkumpul dibersihkan dan
(Wadood et al., 2013; Buhian et al., 2016). dikeringkan, kemudian diserbukkan dengan
Pada tahapan ekstraksi, pemilihan menggunakan blender. Lalu diayak dengan
pelarut sangat mempengaruhi keberhasilan pengayak 60 mesh (Depkes RI, 2008). Serbuk
tahap standarisasi dan skrining fitokimia dikemas dalam toples tertutup rapat dan
ekstrak. Pada penelitian ini bagian daun C. terhindar dari cahaya secara langsung.
amblycarpa dipilih sebagai sampel Ekstrak dibuat dengan menggunakan
dikarenakan kemudahan dalam proses metode maserasi, dilakukan dengan merendam
pengumpulan. Selain itu bagian daun tanaman serbuk daun C. amblycarpa sebanyak 500 mg
genus Citrus juga terkonsentrasi senyawa dalam pelarut etanol 70% sebanyak 5 L selama
fitokimia yang berpotesi sebagai obat alternatif 3 hari. Maserat kemudian disaring, lalu filtrat
(Samraj dan Rajamurgugan, 2017). Setelah diuapkan dengan menggunakan vacuum
diperoleh serbuk simplisia dan ekstrak sesuai rotatory evaporator (60°C; 50 rpm). Hasil
dengan persyaratan yang ditentukan serta telah rotav dituang ke dalam loyang dan dimasukkan
diketahui golongan senyawa fitokimia yang ke dalam oven dengan suhu 40°C hingga
terkandung, maka sampel yang diperoleh diperoleh ekstrak kental.
nantinya dapat digunakan untuk pengujian
tahap selanjutnya. Pengamatan Organoleptis dan Mikroskopis
Simplisia dan Ekstrak Etanol 70% Daun C.
MATERI DAN METODE amblycarpa
Bahan Dilakukan pengamatan organoleptic
Bahan-bahan yang digunakan yaitu daun serbuk simplisia dan ekstrak etanol 70% daun
tua C. amblycarpa (Hassk.) Osche, etanol 70% C. amblycarpa yang meliputi pengamatan
berderajat teknis (Bratachem®), akuades, organoleptis (bentuk, warna, bau, dan rasa).
larutan kloralhidrat, reagen Mayer, reagen Pengamatan fragmen pengenal secara
Bouchardat, larutan besi (III) klorida (FeCl3), mikroskopis dilakukan dibawah mikroskop
aseton P (Merck®), toluena P (Merck®), cahaya.
serbuk asam borat P (Merck®), serbuk asam

188
Standarisasi dan Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol 70% Daun Jeruk Limau (Citrus amblycarpa (Hassk.) Osche)
(G. M. D. Putra, D. A. Satriawati, N. K. W. Astuti, A. A. G. R. Yadnya-Putra)

Standarisasi Serbuk dan Ekstrak Etanol 70% 1. Pemeriksaan Alkaloid


Daun C. amblycarpa Larutan uji diuapkan sebanyak 2 mL,
1. Penetapan kadar abu total serbuk dan kemudian residu dilarutkan dalam 4 mL
ekstrak etanol 70% daun C. amblycarpa HCl 2N. Lalu larutan dibagi kedalam 4
dilakukan dengan menimbang 2 sampai 3 tabung rekasi yaitu tabung A, B, C dan D.
gram bahan uji dimasukkan ke dalam krus Tabung A sebagai blanko ditambahkan
silikat yang telah dipijar dan ditara, HCl 2N, tabung B ditambahkan pereaksi
dipijarkan hingga arang habis, didinginkan Mayer sebanyak 3 tetes, tabung C
dan ditimbang. Kemudian dipijarkan ditambahkan pereaksi Wagner sebanyak 3
kembali hingga memperoleh bobot tetap, tetes dan tabung D ditambahkan perekasi
selanjutnya tahap ini diulangi sebanyak 3 Bouchardat sebanyak 3 tetes. Endapan
kali setelah itu dihitung kadar abu total putih yang terbentuk pada tabung B,
(Depkes RI, 1995). terbentuk endapan pada tabung C, dan
2. Penetapan kadar abu tidak larut asam terbentuk endapan coklat kehitaman pada
serbuk dan ekstrak dilakukan dengan cara tabung D menandakan adanya alkaloid
mendidihkan abu yang diperoleh pada (Depkes RI, 1995).
penetapan kadar abu dengan 25mLaasam 2. Pemeriksaan Flavonoid
klorida 10% selama 5 menit, lalu Sebanyak 1 mL larutan uji diuapkan,
dikumpulkan bagian yang tidak larut asam residu dibasahkan dengan aseton P.
dan disaring menggunakan kertas saring Ditambahkan 1 gram asam borat P dan
bebasaabu. Hasil saring lalu dicuci asam oksalat P. Larutan dipanaskan hati-
menggunakan air panas dan dipijarkan hati di atas tangas air dengan menghindari
dengan suhu 600°C hingga bobot tetap. pemanasan berlebihan. Sisa yang diperoleh
Abu yang diperoleh lalu ditimbang dan dicampur dengan 10 mL eter P. Larutan
dihitung kadar abu tidak larut asam yang berflouresensi kuning intensif di
(Depkes RI, 1995). bawah sinar UV 366 nm menandakan
3. Penetapan kadar abu yang larut air untuk adanya flavonoid (Depkes RI, 1995).
serbuk dan ekstrak dilakukan dengan cara 3. Pemeriksaan Polifenol dan Tanin
mendidihkan abu yang diperoleh pada Sebanyak 3 mL larutan uji dibagi kedalam
penetapan kadar abu dengan 25 mL 3 bagian yaitu tabung A, B, dan C. Tabung
airaselama 5 menit, lalu dikumpulkan A digunakan sebagai blanko, tabung B
bagian yang tidak larut dan disaring direaksikan dengan larutan besi (III)
menggunakan kertas saring bebas abu, klorida 10%, dan tabung C direaksikan
hasil saringan dicuci dengan air panas dan dengan larutan besi (III) klorida 5%.
dipijarkan selama 15 menit pada suhu Terbentuknya warna biru tua atau hitam
400°C. Abu yang diperoleh lalu ditimbang kehijauan pada tabung B menunjukkan
dan dihitung kadar abu tidak larut asam adanya polifenol, dan terbentuknya warna
(Depkes RI, 1995). biru kehijauan pada tabung C
4. Penetapan kadar air serbuk dan ekstrak menunjukkan adanya tanin (Vijayalakshmi
etanol 70% daun C. amblycarpa dilakukan dan Ravindhran, 2012).
dengan menggunaan metode destilasi 4. Pemeriksaan Glikosida
toluena. Ditimbang sejumlah bahan yang Larutan uji sebanyak 1 mL diuapkan,
mengandung 1 – 4 mL air, dimasukkan ke residu dilarutkan dengan 5 mL asam asetat
dalam labu. Dimasukkan 200 mL toluena anhidrat, ditambahkan dengan 10 tetes
jenuh air ke dalam labu. Destilasi asam sulfat. Terbentuknya endapan biru
dilakukan selama 15 menit dan diamati atau hijau menandakan adanya glikosida
volume air yang terpisah dari ekstrak (Depkes RI, 1995)
(Depkes RI, 1995). Dihitung persentase 5. Pemeriksaan Steroid dan Triterpenoid
kadar air serbuk dan ekstrak. Larutan uji sebanyak 2 mL diuapkan,
residu dilarutkan dengan 0,5 mL
Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol 70% kloroform, ditambahkan 0,5 mL asam
Daun C. amblycarpa. asteat anhidrat. Ditambahkan 2 mL asam
Pembuatan larutan uji fitokimia sulfat P melalui dinding tabung.
dilakukan dengan cara melarutkan 200 mg Terbentuknya cincin biru kehijauan
ekstrak kental dengan 25 mL etanol 70%. menandakan adanya steroid dan cincin

189
JURNAL KIMIA 12 (2), JULI 2018: 187-194

kecoklatan atau violet menandakan adanya polar (Seidel, 2008; Wells, 2003). Etanol
triterpenoid. merupakan pelaruta universal, yakni dengan
6. Pemeriksaan Saponin indeks polaritas 5,2 sehingga dapat menarik
Larutan uji sebanyak 10 mL dikocok secara baik senyawa polar maupun non polar
vertikal dalam tabung reaksi selama 10 (Poelongan et al., 2007). Selain itu menurut
detik kemudian dibiarkan selama 10 detik. Farmakope Herbal Indonesia, jika tidak
Pembentukan busa setinggi 1–10 cm yang dinyatakan lain pelarut yang digunakan untuk
stabil akan terbentuk selama tidak kurang maserasi ekstrak simplisia adalah etanol 70%
dari 10 menit. Setelah itu ditambahkan 1 (Depkes RI, 2008). Proses pemisahan pelarut
tetes HCl 2N, jika busa tersebut tidak dan ekstrak dilakukan dengan menggunakan
hilang menunjukkan adanya saponin vacuum rotatory evaporator untuk dapat
(Depkes RI, 1995). memisahkan pelarut dan ekstrak dengan suhu
7. Pemeriksaan Minyak Atsiri dibawah titik didih pelarut sehingga resiko
Larutan uji sebanyak 1 mL diuapkan rusaknya ekstrak karena suhu terlalu tinggi
hingga diperoleh residu. Hasil positif dapat dihindari (Damayanti dan Fitriana,
ditunjukkan dengan adanya aroma khas 2012). Setelah diuapkan, ekstrak dituang ke
yang dihasilkan oleh residu (Ciulei, 1984). dalam loyang dan dimasukkan ke dalam oven
dengan suhu 40°C sehingga diperoleh ekstrak
HASIL DAN PEMBAHASAN kental. Rendemen ekstrak yang diperoleh
sebesar 21,403%.
Determinasi Jenis Tumbuhan
Determinasi tanaman C. amblycarpa Pengamatan Organoleptik dan Mikroskopis
(Hassk.) Osche dilakukan untuk memastikan Simplisia dan Ekstrak Etanol 70% Daun C.
apakah tanaman yang digunakan memang amblycarpa
benar merupakan tanaman yang diinginkan Parameter organoleptik dan mikroskopik
(Laksmiani et al., 2015). Hasil determinasi dibutuhkan untuk pengenalan awal dan
menunjukkan klasifikasi C. amblycarpa karakterisasi simplisia dan ekstrak. Parameter
(Hassk.) Osche sebagai berikut: Kingdom: yang diamati meliputi bentuk, warna, bau dan
Plantae, Divisi: Spermatophyta; Sub divisi: rasa dari simplisia dan ekstrak etanol 70%
Angiospermae; Kelas: Dicotyledoneae; Ordo: daun C. amblycarpa (Depkes RI, 1995). Data
Sapindales; Famili: Rutaceae; Genus: Citrus, yang diperoleh dapat digunakan sebagai
Spesies: Citrus amblycarpa (Hassk.) Osche. standar bahan baku simplisia dan ekstrak
etanol 70% daun C. amblycarpa yang baik
Preparasi Serbuk dan Pembuatan Ekstrak sebelum digunakan untuk pengujian tahap
Etanol 70% daun C. amblycarpa lanjut. Hasil pemeriksaan organoleptik dapat
Setelah melalui tahap pengecilan ukuran dilihat pada tabel 1. Fragmen pengenal C.
partikel, digunakan pengayak Mesh 60 untuk amblycarpa dapat dilihat pada gambar 1.
homogenisasi ukuran partikel dan
menghasilkan serbuk berderajat halus. Standarisasi Serbuk dan Ekstrak Etanol
Semakin halus serbuk yang dihasilkan maka 70% Daun C. amblycarpa
ekstraksi yang dilakukan akan semakin efektif Penetapan kadar air pada sebuk simplisia
(Diniatik, 2015). dan ekstrak dilakukan untuk mengetahui kadar
Pembuatan ekstrak kental daun C. air dari serbuk simplisia dan ekstrak dimana
amblycarpa dengan metode maserasi kadar air serbuk simplisia dan ekstrak
menggunakan pelarut etanol 70%, dan merupakan persentase dari perbandingan
dilakukan remaserasi sebanyak 2 kali. volume air hasil destilasi dengan bobot serbuk
Maserasi merupakan suatu metode penyarian simplisia atau ekstrak yang digunakan pada
sederhana dengan cara perendaman sampel saat penetapan kadar air.
pada suhu ruangan untuk mencegah kerusakan Penetapan kadar air serbuk simplisia dan
senyawa yang terkandung didalamnya. ekstrak dilakukan dengan menggunakan
Kelarutan suatu senyawa dalam pelarut metode destilasi dengan pelarut toluena yang
mengikuti prinsip like dissolves like, yang dilaksanakan selama 15 menit dimana metode
mana senyawa polar akan tertarik untuk larut ini dipilih untuk menetapkan kadar air sampel
pada pelarut polar sedangkan senyawa non yang mengandung minyak atsiri.
polar cenderung akan tertarik ke pelarut non-

190
Standarisasi dan Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol 70% Daun Jeruk Limau (Citrus amblycarpa (Hassk.) Osche)
(G. M. D. Putra, D. A. Satriawati, N. K. W. Astuti, A. A. G. R. Yadnya-Putra)

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Organoleptik Serbuk dan Ekstrak Etanol 70% Daun C. amblycarpa
Hasil Uji
Parameter Organoleptik
Serbuk Simplisia Ekstrak Etanol 70%
Bentuk Serbuk halus Kental
Warna Hijau kecoklatan Coklat kehitaman
Bau Khas aromatik jeruk limau; Aroma karamel dengan sedikit
aroma keras aroma jeruk limau
Rasa Mula-mula terasa tawar, lama- Agak pahit
lama agak menggigit

Gambar 1. Hasil Pengamatan Mikroskopik Serbuk Daun C. amblycarpa (Perbesaran 10x40)


Keterangan : (1) Fragmen rambut penutup; (2) Fragmen pembuluh kayu; (3) Fragmen epidermis atas;
(4) Serabut; (5) Fragmen epidermis bawah dengan stomata

Tabel 2. Hasil Standarisasi Serbuk dan Ekstrak Etanol 70% Daun C. amblycarpa
Hasil Uji
Parameter Uji
Serbuk Simplisia Ekstrak Etanol 70%
Kadar abu total 9,732% ± 0,864% 9,152% ± 1,521%
Kadar abu tidak larut asam 0,597% ± 0,0021% 0,579% ± 0,028%
Kadar abu larut air 1,458% ± 0,028% 1,471% ± 0,142%
Kadar air 4,492% ± 0,0043% 7,9% ± 0,023%

Tabel 3. Hasil Skrining Fitokimia Serbuk dan Ekstrak Etanol 70% Daun C. amblycarpa
Golongan Pereaksi/Perlakuan Perubahan Setelah Penambahan Pereaksi Hasil
Senyawa Uji
Alkaloid Mayer Tidak terbentuk endapan putih -
Wagner Tidak terbentuk endapan
Bouchardat Tidak terbentuk endapan coklat kehitaman
Flavonoid Asam borat + Asam Adanya fluoresensi kuning di bawah UV +
oksalat 366 nm
Polifenol FeCl3 10% Berubah warna menjadi hijau kehitaman +
Tanin FeCl3 5% Berubah warna menjadi biru kehitaman +
Glikosida Lieberman-Burchard Terbentuk endapan hijau +
Triterpenoid Lieberman-Burchard Tidak terbentuk cincin kecoklatan atau -
violet
Steroid Lieberman-Burchard Tidak terbentuk cincin biru kehijauan -
Saponin Pengocokan Terbentuk buih tidak stabil -
+ HCl pekat Tidak terbentuk buih
Minyak Atsiri Diuapkan Adanya bau khas pada residu +
Keterangan: + : positif
- : negatif

191
JURNAL KIMIA 12 (2), JULI 2018: 187-194

Kadar air serbuk simplisia yang polifenol dapat dibagi ke dalam kelompok
diperoleh sebesar 4,492 ± 0,0043%b/b dan asam fenolik, flavonoid, polifenol amida, dan
kadar air ekstrak etanol 70% daun C. polifenol lainnya yang memiliki ciri khas
amblycarpa sebesar 7,9 ± 0,023%b/b Hasil tersendiri (Tsao, 2010). Kandungan senyawa
yang diperoleh telah sesuai dengan persyaratan polifenol yang terdapat pada ekstrak etanol
yang tercantum dalam Farmakope Herbal 70% daun C. amblycarpa adalah flavonoid.
Indonesia yang mana kadar air serbuk Secara umum kandungan flavonoid yang
simplisia dan ekstrak etanol 70% daun C. terdapat pada Citrus meliputi nobiletin,
amblycarpa tidak lebih dari 10% (Depkes RI, hesperidin, naringin, hesperitin, dan rutin
2008). Kadar air serbuk simplisia dan ekstrak (Sidana et al., 2013). Sedangkan Hodgson
daun yang kurang dari 10% dapat (1967) menyebutkan bahwa C. amblycarpa
meminimalisir tumbuhnya jamur dan kapang memiliki kandungan flavonoon glikosida
serta menghasilkan daya tahan penyimpanan meliputi didymin, hesperidin, naringin,
dan meningkatkan mutu ekstrak etanol 70% narirutin, neohesperidin, dan poncerin.
daun C. amblycarpa (Zainab et al., 2016) Banyak penelitian yang membuktikan aktivitas
senyawa golongan flavonoid pada Citrus
Penetapan kadar abu pada serbuk simplisia seperti antikarsinogenik, kardiovascular,
dan ekstrak etanol 70% daun C. amblycarpa hiperglikemi, antiinflamasi, antialergi,
Kadar abu menggambarkan adanya analgesik, antibakteri, dan antidepresan.
kandungan mineral internal dan eksternal pada (Berho et al., 1998).
serbuk maupun ekstrak yang diperoleh dari Senyawa Tanin adalah senyawa
preparasi awal hingga diperoleh ekstrak etanol polifenol yang berasal dari tumbuhan yang
70% daun C. amblycarpa yang mana metode memiliki rasa pahit dan kelat (Makkar, 2003).
ini didasarkan atas pemanasan sampel pada Secara umum tanin dapat ditemukan pada
temperatur dimana senyawa organik dan seluruh bagian tumbuhan genus Citrus dan
turunannya terdestruksi dan menguap (Depkes memiliki konsentrasi terbesar pada daun.
RI, 2000). Dalam penelitian ini diperoleh Konsentrasi tanin pada daun tanaman genus
kadar abu serbuk simplisia adalah 9,732% ± Citrus berada pada antara 0,53-1,44%
0,864% dan ekstrak sebesar 9,152% ± 1,521% (Ezeabara et al., 2014).
(Zainab et al., 2016). Hasil standarisasi ekstrak Skrining fitokimia juga membuktikan
etanol 70% daun C. amblycarpa mendekati adanya kandungan dlikosida pada ekstrak
nilai kadar abu total ekstrak daun C. hystrix etanol 70% daun C. amblycarpa, dimana
yakni sebesar 8,40% ± 0,0397% dan kadar abu diduga senyawa glikosida yang terdapat pada
tidak larut asam sebesar 0,52% ± 0,3117% tanaman C. amblycarpa merupakan glikosida
(Putri, 2017). Hasil standarisasi serbuk flavonoid. Senyawa glikosida flavonoid yang
simplisia dan ekstrak disajikan pada tabel 2. terdapat dalam jumlah besar pada tanaman
Citrus yaitu neohesperidin, naringin,
Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol 70% neoeriocitrin, dan poncirin yang mana senyawa
Daun C. amblycarpa ini memiliki peran menimbulkan rasa pahit
Hasil pengamatan skrining fitokimia pada jeruk (Wang et al., 2017).
dapat dilihat pada tabel 3. Berdasarkan hasil Senyawa glikosida flavonoid memiliki
skrining fitokimia, senyawa yang terkandung sifat farmakokinetik yaitu kecenderungan
dalam ekstrak etanol 70% daun C. amblycarpa membentuk ikatan dengan protein plasma yang
meliputi flavonoid, polifenol, tanin, glikosida rendah sehingga konsentrasi senyawa dalam
dan minyak atsiri. Golongan senyawa tersebut darah apabila dikonsumsi dapat bertahan lebih
sama seperti golongan senyawa yang lama dimana sifat farmakokinetik ini
terkandung pada tanaman genus Citrus lainnya merupakan sifat yang diinginkan dalam suatu
seperti C. hystrix yang mengandung flavonoid, obat. Senyawa glikosida flavonoid yang
polifenol, tanin, saponin, alkaoid, glikosida, terdapat pada tanaman Citrus memiliki
fitosterol, dan karbohidrat (Ali et al., 2015). berbagai aktivitas farmakologi seperti
Polifenol merupakan golongan senyawa antioksidan, antikanker dan antitumor,
dengan sebaran paling banyak di seluruh hepatoprotektif, antiinlamasi, antidiabetes,
tumbuhan. Senyawa polifenol memiliki antiviral, antibakteri dan antifungal (Xiao et
aktivitas sebagai antioksidan dimana al., 2016).
berdasarkan struktur aglikosidanya senyawa

192
Standarisasi dan Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol 70% Daun Jeruk Limau (Citrus amblycarpa (Hassk.) Osche)
(G. M. D. Putra, D. A. Satriawati, N. K. W. Astuti, A. A. G. R. Yadnya-Putra)

Secara umum kandungan minyak atsiri DAFTAR PUSTAKA


pada daun Citrus adalah linalool dengan
persentase 36 – 66% diikuti dengan linalil Ali, M., Akhter, R., Narjish, S. N., Shahriar,
asetat. Selain itu komponen terpen, alkohol, dan M., Bhuiyan, M. A., 2015, Studies
aldehid, dan asetat juga ditemukan pada of Preliminary Phytochemical
minyak atsiri Citrus seperti β-myrcene, β- Screening, Membrane Stabilizing
pinene, sabinene, ocimene, terpinene, Activity, Trombolitic Activity, and In-
terpinolene, neral, geranial, geraniol, nerol, α- Vitro Antioxidant Activity of Leaf
terpineol, neril asetat, dan geranil asetat Extract of Citrus hystrix, International
(Wolffenbuttel et al., 2015). Namun, belum Journal of Pharmaceutical Science and
dapat dipastikan persentase kandungan Research, 6(6): 2367-2374.
senyawa tersebut pada minyak atsiri yang Berho, Tisserat, M., B., Kanes, K., dan
terkandung pada ekstrak etanol 70% daun C. Vandercook, C., 1998, Survey of
amblycarpa. Phenolic Compounds Produced in
Citrus, United States Department of
SIMPULAN DAN SARAN Agriculture, USA
Buhian, W. P. C., Rubio, R. O., Valle-Jr, D. L.,
Simpulan dan Puzon, J. J. P., 2016, Bioactive
Serbuk simplisia dan ekstrak etanol 70% Metabolite Profiles and Antimicrobial
daun C. amblycarpa yang diperoleh telah Activity of Ethanolic Extracts from
memenuhi standar ekstrak simplisia dilihat dari Muntingia calabura L. Leaves and
parameter rendemen ekstrak, kadar air ekstrak, Stems, Asian Pasific Journal of Tropical
kadar abu total, dan kadar abu tidak larut asam Biomedicine, 2(8): 682-685.
dari serbuk dan ekstrak. Skrining fitokimia Ciulei, 1984, Methodology for Analysis of
membuktikan ekstrak etanol 70% daun C. Vegetables and Drugs. Faculty of
amblycarpa mengandung senyawa flavonoid, Pharmacy Bucharest Rumania,
polifenol, tanin, glikosida serta minyak atsiri. Rumania.
Depkes RI, 1995, Materia Medika Indonesia,
Saran Jilid VI, Departemen Kesehatan
Hal yang menjadi saran untuk Republik Indonesia, Jakarta.
penelitian selanjutnya adalah untuk melakukan Depkes RI, 2000, Parameter Standar Umum
penetapan kadar total flavonoid dan total fenol Ekstrak Tumbuhan Obat, Edisi I,
ekstrak etanol 70% daun C. amblycarpa. Departemen Kesehatan Republik
Selain itu, perlu dilakukan isolasi senyawa Indonesia, Jakarta.
flavonoid, polifenol, tanin, glikosida, serta Depkes RI, 2008, Farmakope Herbal
minyak atsiri dan identifikasi senyawa Indonesia, Edisi I, Departemen
penyusun minyak atsiri sehingga dapat Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
digunakan untuk memprediksi aktivitas ekstrak Diniatik, 2015, Penentuan Kadar Flavonoid
etanol 70% C. amblycarpa. Total Ekstrak Etanolik Daun Kepel
(Stelechocarpus burahol (Bl.) Hook F.
UCAPAN TERIMAKASIH & Th.) dengan Metode
Spektrofotometri, Kartika-Jurnal Ilmiah
Penulis mengucapkan terima kasih Farmasi, 3(1): 1-5.
kepada seluruh staf dosen pengajar serta Ezeabara, C., Okeke, C. U., Ilodibya, C. V.,
laboran di laboratorium farmakognosi, dan Azagba, B. O., 2014, Determination
fitokimia dan analisis program studi Farmasi, of Tannin Content in Various Part of Six
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Citrus Spesies, Journal of Scientific
Alam, Universitas Udayana, serta keluarga Research and Report, 3(10): 1384-1392.
Bapak Dewa Made Murtika selaku pemilik Hodgson, R. W., 1967, Horticultural Varieties
tanaman C. amblycarpa (Hassk.) Osche of Citrus. In: W. Reuther, H.J. Webber,
sebagai sampel penelitian. and L.D. Batchelor, The Citrus Industry,
University of California, Berkeley.

193
JURNAL KIMIA 12 (2), JULI 2018: 187-194

Jaiswal, S. K., Gupta, V. K., Siddiqi, N. J., Triyono, K., 2013, Keanekaragaman Hayati
Pandey, R. S., dan Sharma, B., 2015, dalam Menunjang Ketahanan Pangan,
Hepatoprtective Effect of Citrus limon Jurnal Inovasi Pertanian, 11(1): 12-22.
Fruit Extract Against Carbofuran Tsao, R., 2010, Chemistry and Biochemistry of
Induced Toxicity, Chinese Journal of Dietary Polyphenol, Nutrients, 2: 1231-
Biology, 2015:1-10. 1246.
Laksmiani, N. P. L., Susanti, N. M. P., Vijayalakshmi, R. dan Ravindhran, R., 2012,
Widjaja, I. N. K., Rismayanti, A. A. M. Preliminary Comparative Phytochemical
I., Wirasuta, I. M. A. G., 2015, Screening of Root Extracts of Diospyrus
Pengembangan Metode Refluks Untuk ferrea (Wild.) Bakh and Aerva lanata
Ekstraksi Andrografolid Dari Herba (L.) Juss. Ex Schultes, Asian Journal of
Sambiloto, Jurnal Farmasi Udayana, Plant Science and Research, 2(5): 583.
4(2): 82-90. Wadood, A., Ghufran, N., Jamal, S.B., Naeem,
Makkar, H. P. S., 2003, Tannin Assays, Effects M., Khan, A., Ghaffar, R., dan Asnad,
and Fate of Tannins, Strategies to 2013, Phytochemical Analysis of
Overcome Detrimental Effects of Medicinal Plants Accurring in Local
Feeding Tannin-Rich Tree and Shrub Area of Mardan, Biochemistry and
Foliage, Small Ruminant Research, 49: Analytical Biochemistry, 2(4): 1-4.
241-256. Wang, S., Yang, C., Tu, H., Zhou, J., Liu, X.,
Mulyani, S. dan Hutabarat, M. M., 2009, Cheng, Y., Luo, J., Deng, X., Zhang, H., Xu,
Analisis GC-MS dan Daya Anti Bakteri J., 2017, Characterization andMetabolic
Minyak Atsiri Citrus amblycarpa Diversity of Flavonoids in Citrus Species,
(Hassk) Ochse, Majalah Farmasi Scientific Reports, 7(10549): 1-10.
Indonesia, 20(3): 127-132. Wells, M. J. M., 2003, Principles of Extraction
Poelongan, M., Andriani, K., Susanti, I., dan and The Extraction of Semivolatile
Komala, M., 2007, Uji Daya Antibakteri Organics from Liquids, Trapp, T., Zajul,
Ekstrak Etanol Batang Bungur M., Sample Preparation Techniques in
(Lagerstormenia speciosa Pers) Analytical Chemistry, John Wiley &
Terhadap Staphylococcus aureus dan Sons, Inc.,New Jersey, 32-225.
Eschericia coli Secara In-Vitro, Wolffenbuttel, A. N., Zamboni, A., M. Dos-
Laporan Penelitian, Fakultas Pertanian Santos, K., Borille, B. P., Augustin, O.,
Institut Pertanian Bogor, Jawa Barat. A., Mariotti K. C., Leal M. B., dan
Putra, I. G. S, 1999, Taru Pramana Khasiat Limberger, L. P., 2015, Chemical
Tanam-tanaman untuk obat Tradisional, Components of Citrus Essential Oil
PT. Upada Sastra, Denpasar. from Brazzil, The Natural Products
Putri, D. E., 2017, Standarisasi Simplisia dan Journal,5(1): 14-27.
Ekstrak Etanol Daun Jeruk Purut (Citrus Xiao, J., Capanoqlu, E., Jassbi, A. R., Miorn,
hystrix DC), Skripsi, Universitas A., 2015, Advance on the Flavonoid C-
Andalas, Padang. glycosides and Health Benefits, Dietary
Samraj, S. dan Rajamurgugan, S., 2017, Phytochemicals: Nutrition and Health,
Qualitative and Quantitative Estimation 29(56): S29-S45.
of Bioactive Compound and Antioxidant Yi, L., Ma, S., dan Ren, D. Phytochemical and
Activity in Citrus hystrix, International Bioactivity of Citrus flavonoid: A Focus
Journal of Engineering Science and on Antioxidant, Antiinflamatory,
Computing, 7(6): 13154-13163. Anticancer, dan Cardiovascular
Seidel, V, 2008, Initial and Bulk Extraction, Protection Activities, Phytochemistry
Sarker, S. D., Latif, Z. and Gray, A. I., Reviews, 16(3):479-511.
Natural Products Isolation, Humana Zainab, Sulistyani, dan N., Anisaningrum,
Press, New Jersey, 33-34. 2016, Penetapan Parameter Standarisasi
Sidana, J., Saini, V., Dahiya, S., Nain, P., dan Non Spesifik dan Spesifik Ekstrak Daun
Bala, S., 2013, A Review on Citrus- Pacar Kuku, Penetapan Parameter
“The Boon of Nature”, International Standarisasi, 13(2): 212-226.
Journal of Pharmaceutical Science
Review and Research, 18(2): 20-27.

194

Anda mungkin juga menyukai