Anda di halaman 1dari 15

JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.4 NO.

3, 2022

FORMULASI DAN EVALUASI MASKER CLAY ANTI JERAWAT


DARI EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA (CARICA PAPAYA L.)

Fauziah1, Nurliza Alvanny2, Kiki Andalia2

1, 2,3
Akademi Analis Farmasi dan Makanan Banda Aceh

Email Korespondensi: fauziah.apt39@gmail.com

ABSTRAK
Ekstrak Daun Pepaya diketahui mempunyai kandungan senyawa alkaloid dan
flavonoid yang dapat menghambat penyusunan peptidoglikan pada sel bakteri dan
mengurangi kekebalan pada organisme sasaran. Untuk kemudahan penggunaan dari
ekstrak daun pepaya, maka diformulasikan dalam bentuk masker. Penelitian ini bertujuan
untuk memformulasikan masker clay dari ekstrak etanol daun pepaya dan efektivitas anti
jerawat penggunaan sediaan masker masker clay ekstrak etanol daun pepaya selama 4
mingggu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimental
dilakukan di laboratorium AKAFARMA Banda Aceh. Sampel yang digunakan adalah
Formula 0, Formula 1, Formula 2 dan Formula 3 masker ekstrak etanol daun pepaya
dengan dengan konsentrasi untuk Formula 1 (2,5 %), Formula 2 (5%) dan Formula 3
(7,5%). Hasil penelitian sifat fisik dan stabilitas sediaan masker clay pada pengujian
organoleptis menunjukkan bahwa semua formula tidak terjadi perubahan warna dan bau
selama 4 minggu, namun terjadi perubahan pada bentuk pada F0, FI, dan FII dihari ke-
28. Uji homogenitas semua sediaan menunjukkan susunan yang homogen. Uji pH yang
dihasilkan 5,7-6,5, uji daya sebar yang dihasilkan 5-5,5. Uji sediaan mengering dihasilkan
25-30 menit. dan uji efektivitas anti jerawat masing-masing sediaan masker F0, FI, FII,
dan FIII persentase rata-rata pengurangan jumlah jerawat yaitu 20.83%, 22.63%, 28.75%,
dan 50%. Masker clay ekstrak etanol daun pepaya FIII (7,5%) paling maksimum dalam
menurunkan jumlah jerawat pada wajah sukarelawan. Kesimpulan dalam penelitian ini
bahwa daun pepaya dapat diformulasikan sebagai masker clay.

Kata kunci : Daun Pepaya, Formulasi, Masker Clay, Anti jerawat.

306
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.4 NO.3, 2022

EVALUATION OF CLAY MASK FORMULATION FROM


PAPAYA LEAF (CARICA PAPAYA L.) ETHANOL EXTRACT AS
ANTI ACNE

ABSTRACT
Papaya Leaf Extract is known to contain alkaloid and flavonoid compounds that can
inhibit the preparation of peptidoglycan in bacterial cells and reduce immunity in target
organisms. For ease of use of papaya leaf extract, it is formulated in the form of a mask.
This study aims to formulate a clay mask from papaya leaf ethanol extract and the
effectiveness of anti-acne use of clay mask preparation of papaya leaf ethanol extract for
4 weeks. The method used in this study is an experimental method carried out at the
AKAFARMA laboratory in Banda Aceh. The samples used were Formula 0, Formula 1,
Formula 2 and Formula 3 masks of papaya leaf ethanol extract with concentrations for
Formula 1 (2.5 %), Formula 2 (5%) and Formula 3 (7%). The results of the research on
the physical properties and stability of the clay mask preparation on organoleptic testing
showed that all formulas did not change color and odor for 4 weeks, but there was a
change in shape at F0, FI, and FII on the 28th day. The homogeneity test of all
preparations showed a homogeneous arrangement. The resulting pH test is 5.7-6.5, the
resulting dispersion test is 5-5.5. The dried preparation test resulted in 25-30 minutes.
and the anti-acne effectiveness test of each mask preparation F0, FI, FII, and FIII the
average percentage reduction in the number of acne was 20.83%, 22.63%, 28.75%, and
50%. Papaya leaf ethanol extract clay mask FIII (7.5%) was the maximum in reducing
the number of pimples on the volunteers' faces. The conclusion in this study is that papaya
leaves can be formulated as a clay mask.

Keywords: Papaya Leaf, Formulation, Clay Mask, Anti-acne.

PENDAHULUAN dengan bahan-bahan yang dapat


Masker adalah sediaan kosmetik memperbaiki kondisi kulit dengan
yang digunakan pada wajah dalam menciptakan hasil perbaikan kulit serta
bentuk cairan atau pasta, kemudian, efek pembersihnya. Masker memiliki
dibiarkan mengering atau bereaksi manfaat untuk memperbaiki dan

307
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.4 NO.3, 2022

merawat kulit wajah dari masalah jerawat meliputi pengurangan reaksi


kerutan, penuaan, kulit berjerawat, dan inflamasi, benjolan berwarna merah
juga dapat digunakan untuk mengecilkan dapat dikurangi setelah melakukan
pori-pori (Elegance et al, 2015). perawatan yang tepat dan zat aktif yang
diperlukan telah meresap seluruhnya ke
Jerawat (Acne vulgaris) adalah
dalam kulit.Beberapa penelitian
suatu penyakit infeksi peradangan
sebelumnya meneliti tentang formulasi
kronik dari unit pilosebaceous yang
sediaan masker peel off dari ekstrak daun
ditandai oleh komedo, papula, pustula,
papaya dan penelitian yang lainnya
kenop, pertumbuhan, dan bekas luka
mengenai perbedaan hasil pengurangan
(Saragih et al., 2016). Jerawat bisa
jerawat dengan menggunakan masker
terjadi pada kulit wajah, leher, dada, dan
daun pepaya dan daun jambu biji dengan
punggung. Penyakit ini disebabkan oleh
hasil pengurangan jerawat pada kulit
aktivitas kelenjar minyak yang
wajah yang menggunakan masker daun
berlebihan dan diperparah oleh infeksi
pepaya sangat baik, yaitu dalam masker
bakteri, misalnya, Staphylococcus
pepaya lebih besar 47 S.I (standar
epidermidis dan Propionibacterium
internasional) dibandingkan dengan
acne. Infeksi bakteri pada penyakit
masker daun jambu biji yang memiliki
jerawat dapat diobati dengan antibakteri
S.I (Pratiwi, I., 2019). Tujuan dari
(Meilina dan Hasanah, 2018).
penelitian ini untuk mengetahui
Salah satu tanaman yang dapat bagaimanakah formulasi masker clay
digunakan untuk mengobati jerawat dari ekstrak etanol daun pepaya dan
adalah daun pepaya. Menurut Wulandari untuk mengetahui efektivitas anti
pada daun Pepaya memiliki kandungan jerawat penggunaan sediaan masker clay
flavonoid dan vitamin C yang lebih ekstrak etanol daun pepaya selama
tinggi dibandingkan daun jambu biji. empat minggu.
Dikaitkan juga memiliki kandungan
flavonoid dan C tinggi akan METODE PENELITIAN

menyembuhkan kulit berjerawat lebih MATERIAL

cepat dari pada yang memiliki Metode yang digunakan pada penelitian

kandungan flavonoid dan vitamin C ini menggunakan metode eksperimental

yang lebih rendah. Proses penyembuhan (Experiment Research). Eksperimen

308
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.4 NO.3, 2022

yang dilakukan adalah pembuatan pengeringan dilakukan dengan


serbuk simplisia, pembuatan ekstrak, menggunakan paparan sinar matahari
formulasi masker clay, uji sifat fisik, dan secara tidak langsung yang ditutup
uji aktivitas anti jerawat. dengan menggunakan kain berwarna
hitam. Ditimbang kembali berat daun
Alat
pepaya yang telah dikering anginkan
Alat-alat yang digunakan dalam
tersebut dan dihitung susut pengeringan.
penelitian ini adalah neraca analitik,
Kemudian dihaluskan dengan cara
ayakan, blender, kertas label, gelas ukur,
dibelnder, diayak, dan didapatkan serbuk
lumpang, alu, corong, spatula, gelas
simplisia. Disimpan dalam wadah yang
ukur, sudip (kertas rongen), pipet tetes,
tertutup rapat. (Zarwinda, I & Fauziah,
hot plate, kertas perkamen, objek glass,
2020)
pH meter, beaker glass, sudip, batang
pengaduk, cawan porselin, cawan petri, Pembuatan ekstrak daun pepaya
pot plastik, corong, objek glass, (Carica papaya L)
penggaris, pisau, dan peralatan lainnya. Serbuk simplisia diekstraksi dengan cara
maserasi dengan menggunakan pelarut
Bahan
etanol 70%. Ditimbang sebanyak 100 g
Bahan yang digunakan dalam penelitian
serbuk simplisia dimasukkan kedalam
ini adalah serbuk simplisia daun pepaya
wadah kaca, dimaserasi dengan pelarut
(Carica papaya L.), Ekstrak etanol daun
etanol 70% sebanyak 1 L untuk proses
pepaya, etanol 70% , gliserin, air suling
maserasi. Serbuk dan pelarut yang telah
(aquadest), Bentonit, Kaolin, Nipagin,
tercampur kemudian ditutup rapat dan
Sodium Lauril Sulfat, Natrium
terlindungi dari sinar matahari,
metabisulfit, Ti02, parfum dan Xantan
kemudian diamkan selama kurang lebih
Gum.
2 x 24 jam untuk proses ekstraksi. Filtrat
Pembuatan Serbuk Simplisia Daun
dan residu dipisahkan dengan
Pepaya
menggunakan corong pisah yang telah
Daun pepaya yang masih segar dan
dialasi dengan kain saring dan kertas
berwarna hijau tua dan tidak layu,
saring kasa. Setelah diperoleh filtrat
kemudian disortasi awal, ditimbang
kemudian diuapkan hingga diperoleh
daun pepaya sebanyak 2 kg, dicuci
ekstrak mengental (pendit dkk., 2016).
bersih, ditiriskan, dikeringkan, metode

309
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.4 NO.3, 2022

Prosedur Pembuatan Sediaan Basis Uji sifat fisik dan Stabilitas Sediaan
Masker Clay Pengamatan Organoleptis
Panaskan Aquades diatas penangas air. Dilakukan dengan pengujian
Timbang 0,5 g Bentonite, larutkan berdasarkan perubahan warna, bentuk,
dengan 6 ml air panas (Larutan A), dan bau (Septiani, et al. 2011).
kemudian timbang 0,5 g SLS, larutkan
Uji Homogenitas
dengan 9 ml air panas (Larutan B).
Uji homogenitas sediaan dilakukan
Timbang 0,4 g Xanthan gum, larutkan
dengan cara menyebarkan di atas kaca
dengan 6 ml air panas (Larutan C ),
atau bahan trasnparat lainnya yang
timbang 0,05 g Nipagin dan
cocok, sediaan harus menunjukkan
Na.metabisulfit 0,1 g dicampurkan dan
susunan yang homogen dan tidak terlihat
dilarutkan dengan 2 ml air panas
butiran kasar (Mustanti, 2018).
(Larutan D). Selanjutnya timbang Ti02
0,25 g dan Gliserin 1 g, campurkan Uji pH

keduanya hingga merata (Larutan E). Air ditambahkan ke sediaan hingga

Timbang 17 g Kaolin, masukkan membentuk pasta dan kemudian pH

kedalam lumpang dan campurkan sediaan diperkirakan. Pengukuran pH

dengan Larutan E, digerus pelan (Fase dilakukan dengan cara memasukkan pH

1). Campurkan semua Larutan A, B, C, meter ke dalam batas yang telah

dan D kedalam lumpang digerus dengan ditentukan sebelumnya ke dalam sediaan

cepat hingga homogen (Fase 2). masker sebanyak 0,5 g yang telah

Dituangkan Fase 1 kedalam Fase 2 ditentukan dengan 50 ml air sulingan.

secara perlahan-lahan, digerus sampai PH kulit sediaan topikal efektif yang

terbentuk pasta homogen. Tambahkan layak adalah dalam rentan pH 4,5-6,5

sisa air panas sampai dengan 50 g. (Aulton, 2005).

Diaduk hingga homogen. Untuk F1 Uji Daya Sebar


(2,5%), F2 (5%), dan F3 (7,5%) Pengujian ini dilakukan dengan
ditambahkan ekstrak sesuai dengan mengukur diameter sebaran sediaan
konsentrasi, diaduk sampai merata dan yang dilekatkan dengan takaran 1 gram
homogen, ditambahkan parfum sediaan pada pelat kaca yang diberi
secukupnya. beban 100 gram dan didiamkan setelah

310
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.4 NO.3, 2022

satu menit, sebar yang baik yaitu sekitar d. Kelompok IV : sukarelawan


5-7 cm (Mustanti, 2018). untuk masker clay FIII
Sediaan masker clay dengan aktivitas
Uji Waktu Sediaan Mengering
anti jerawat tertinggi diaplikasikan pada
Sampel masker sebanyak 1 gram
bagian wajah yang berjerawat sebanyak
dioleskan pada kulit punggung tangan.
1 kali seminggu dan dioles tipis pada
Laju pengeringan masker clay di tandai
jerawat. Perubahan kondisi kulit dilihat,
hingga terbentuk lapisan film dari
diamati setiap minggu selama 4 minggu
masker clay.jangka waktu masker untuk
dan didokumentasikan untuk melihat
dapat kering terlihat menggunakan
perubahan kulit wajah dan jerawat serta
stopwatch, percobaan waktu
dibandingkan dengan setiap formula
pengeringan kesiapan mengacu pada
sediaan masker clay yang diuji
teknik tersebut. Terhitung saat di oleskan
(Wasitaatmadja, 2007).
untuk membentuk lapisan yang telah
kering 15-30 menit merupakan syarat
untuk jangka waktu pengeringan sediaan
tersebut. (Slavtcheff, 2000).

Pengujian Efektivitas Anti Jerawat


Pengujian evektivitas anti jerawat
dilakukan pada 8 orang dan dibagi
menjadi 4 kelompok dengan standar
jerawat ringan hingga sedang, tidak ada
riwayat penyakit terkait sensitivitas
selama pengujian, bersedia menjadi
sukarelawan (Ditjen POM,1985) yaitu:

a. Kelompok I : sukarelawan
untuk masker clay F0
b. Kelompol II : sukarelawan
untuk masker clay FI
c. Kelompok III : sukarelawan
untuk masker clay FII

311
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.4 NO.3, 2022

HASIL DAN PEMBAHASAN bau dan warna. Adapun hasilnya dapat


Pengujian Organoleptis dilihat pada tabel 1.
Pengujian organoleptis adalah pengujian
yang bertujuan untuk melihat bentuk,

Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Organoleptis Sediaan Masker Clay Ektrak Etanol Daun
Pepaya ( Carica Papaya L.)
Hari Hari Hari Hri
No Formula Pengamatan
ke-7 ke-14 ke-21 ke-28
1 Bau Etanol Etanol Etanol Etanol

F0 Warna Putih Putih Putih Putih


tulang tulang tulang tulang
Bentuk Semi padat Semi padat Semi padat Semi padat
2 Bau Khas Khas Khas Khas
daun daun daun daun
FI Warna Hijau Hijau Hijau Hijau
muda muda muda muda
Bentuk Semi padat Semi padat Semi padat Semi padat
3 Bau Khas Khas Khas Khas
daun daun daun daun
FII Warna Hijau tua Hijau tua Hijau tua
Hijau tua
Bentuk Semi padat Semi padat Semi padat Semi padat
4 Bau Khas Khas Khas Khas
FIII Warna Hijau tua Hijau tua Hijau tua Hijau tua
Bentuk Semi padat Semi padat Semi padat Semi padat

(a) (b)
Gambar 1. Hasil pengujian organoleptis hari ke-7 (a) dan hari ke 14 (b)

312
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.4 NO.3, 2022

(a) (b)
Gambar 2. Hasil Pengujian organoleptis hari ke-21(a) dan hari ke-28 (b)

Hasil pengujian organoleptis berupa Etanol daun Pepaya semakin sedikit


warna, dan bau tidak ada perubahan penambahan Aquadest. Bentuk pada F0
selama 4 minggu. Pada bentuk F0, FI, dan FI awalnya kurang kental dan terjadi
dan FII terjadi perubahan pada hari-28. perubahan agak mengental pada hari ke-
Adapun warna yang dihasilkan pada F0 28, Pada FII awalnya agak kental dan
berwarna putih tulang, karena pada terjadi perubahan pada hari ke-28 terlihat
formula tersebut tidak ada penambahan mengental. Terjadi perubahan bentuk
ekstrak, FI berwarna hijau muda disebabkan oleh perubahan kondisi
sedangkan FII dan FIII berwarna hijau lingkungan, suhu atau kelembaban
tua. Perubahan warna pada formula ini ruangan penyimpanan.
dikarenakan meningkatnya konsentrasi
ekstrak etanol daun pepaya yang Pengujian Homogenitas
ditambahkan pada sediaan, Sedangkan Pengujian homogenitas bertujuan untuk
bau untuk F0 berbau etanol karena tidak mengetahui homogenitas kesiapan suatu
ada penambahan parfum dan ekstrak sediaan ketika dibuat dan untuk
etanol daun pepaya sedangkan FI, FII, mengetahui perubahan homogenitas
dan FIII aroma parfum karena ada yang mungkin terjadi selama
penambahan parfum untuk menutupi penyimpanan. Homogenitas ditunjukkan
aroma khas dari daun pepaya. Bentuk dengan kekurangan partikel kasar dan
formula yang dihasilkan berbeda-beda, memisah pada sediaan. (Santanu et al,
hal ini dipengaruhi pada penambahan 2012). Adapun Hasilnya dapat dilihat
Aquadest yang semakin tinggi Ekstrak pada tabel 2.

313
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.4 NO.3, 2022

Tabel 2. Hasil Pengujian Homogenitas Sediaan Masker Clay Ekstrak Etanol Daun
Pepaya ( Carica Papaya L.)
No Formula Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Hari ke-28
1 F0 homogen homogen homogen homogen
2 FI homogen homogen homogen homogen
3 FII homogen homogen homogen homogen
4 FIII homogen homogen homogen homogen

Dari hasil uji homogenitas masker clay sediaan yang dibuat memiliki susunan
ekstraka etanol daun pepaya, didapatkan yang homogen ( Ditjen POM RI, 1979).
hasil pada F0, FI, FII, dan FIII
dinyatakan homogen karena tidak Pengujian pH
terlihat butiran kasar selama sebulan Pengujian pH bertujuan untuk
pengujian selama empat minggu mengetahui besarnya nilai pH sediaan.
pengujiaan pada sediaan dioleskan pada Hal ini berkaitan dengan keamanan
kaca transparat. Homogenitas sediaan sediaan saat digunakan, karena sediaan
berpengaruhi terhadap antibakteri, hal ini merupakan sediaan topikal yang akan
ini menunjukkan Sediaan homogen digunakan di kulit wajah. pH sediaan
mempengaruhi persebara senyawa aktif sedapat mungkin sesuai pH kulit, yaitu
yang memberikan hasil yang paling 4,5-6,5 (Tranggono, 2007). Adapun
optimal, hal ini menunjukkan bahwa hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil Pengujian pH Sediaan Masker Clay Ekstrak Etanol Daun Pepaya
(Carica Papaya L.)

No Formula Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Hari ke-28


1 F0 6,5 6,2 6.1 6.0
2 FI 6.5 6,5 6.5 5,7
3 FII 6,4 6,4 6,4 5,9
4 FIII 6,3 6,3 6,1 5,8

314
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.4 NO.3, 2022

Hasil uji pH menunjukkan bahwa F0, asam dapat mengiritasi kulit dan jika pH
FI, FII, dan FIII diperoleh hasil yang sediaan terlalu tinggi akan
bervariasi. Selama penyimpanan 4 mengakibatkan kulit menjadi kering saat
minggu formula tersebut mengalami penggunaan ( Yanti, A,. 2019).
penurunan pH dibandingkan dengan pH
setelah dibuat. Semakin tinggi Pengujian Daya Sebar
konsentrasi pada sediaan maka semakin Pengujian daya sebar dilakukan
rendah pH masker clay, hal ini bertujuan untuk melihat seberapa besar
dikarenakan kandungan asam pada daun kemampuan daya menyebar sediaan
pepaya mempengaruhi pH sediaan. masker clay di permukaan kulit.
Namun sediaan tersebut masih aman Semakin mudah dioleskan maka
digunakan karena masih masuk dalam absorbsi zat aktif pada kulit akan
rentang pH kulit normal. Hasil penelitian semakin optimal. Daya sebar masker
ini menunjukan nilai pH yang sama clay yang baik antara 5-7 cm ( Garg, et
dengan penelitian Ginting dan Siregar al., 2002). Adapun hasilnya dapat dilihat
(2022) yang memiliki range pH 6-7. pada tabel 4.
Nilai pH tidak boleh terlalu rendah atau

Tabel 4. Hasil Pengujian Daya Sebar (cm) Sediaan Masker Clay Ekstrak Etanol Daun
Pepaya ( Carica Papaya L.)
No Formula Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Hari ke-28
1 F0 6 6 5,9 5,3
2 FI 5,5 5,5 5,5 5,2
3 FII 5,4 5,4 5,4 5,1
4 FIII 5,1 5 5 5

Hasil pengujian daya sebar berdasarkan berbentuk kental yang bersifat mengikat
penelitian ini, menunjukkan bahwa F0, air, sehingga semakin tinggi konsentrasi
FI, FII dan FIII memiliki daya sebar ekstrak maka dapat menyebabkan
yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi terjadinya penurunan nilai daya sebar
penggunaan zat aktif yang berbeda-beda. pada masing-masing formula.
Karena zat aktif yang digunakan Penurunan daya sebar terjadi melalui
315
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.4 NO.3, 2022

meningkatnya ukuran unit molekul Pengujian Waktu Sediaan Mengering


karena telah mengabsorbansi pelarut Pengujian waktu sediaan mengering
sehingga cairan tersebut tertahan dan dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan tahanan untuk mengalir mengetahui berapa lama sediaan masker
dan menyebar ( Pradiningsih, A & clay dapat mengering pada permukaan
Mahida, N. N., 2019). kulit saat digunakan. Waktu kering
masker Clay yang baik yaitu antar 15-30
menit (Vieira, 2009). Adapun hasilnya
dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Hasil Pengujian Waktu Mengering Sediaan Masker Clay Ekstrak Etanol Daun
Pepaya ( Carica Papaya L. ).
No Formula Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Hari ke-28
1 F0 15 menit 15 menit 20 menit 20 menit
2 FI 18 menit 18 menit 20 menit 22 menit
3 FII 18 menit 20 menit 23 menit 25 menit
4 FIII 20 menit 25 menit 25 menit 30 menit

Hasil waktu mengering menunjukkan disebabkan oleh pengaruh kandungan air


bahwa waktu mengering masker clay F0, yang terdapat dalam ekstrak dari
FI, FII, dan FIII memenuhi syarat sesuai kandungan ethanol 70% dengan adanya
dengan teoristis dan menunjukkan waktu penambahan air yang menjadi waktu
mengering dari semua formula cukup mengering pada konsentrasi FIII
baik karena masih pada rentang waktu semakin hari semakin lama waktu
kering yang baik yaitu 15-30 menit. pada mengering, sehingga menunjukkkan
FIII memiliki waktu mengering yang bahwa semakin tinggi konsentrasi
lebih lama dibandingkan dengan F0, FI ekstrak yang digunakan, maka semakin
dan FII. Hal ini dikarenakan air yang lama waktu yang dibutuhkan sediaan
terdapat pada sediaan menjadi lebih masker clay untuk mengering. Dan
besar sehingga memperlambat semakin lama penyimpanan sediaan
penguapan air pada sediaann. Adanya masker clay, maka semakin meningkat
perbedaan waktu mengering dapat
316
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.4 NO.3, 2022

juga lama pengeringanya ( Mustanti, L. efektivitas antijerawat dilakukan


F,. 2018). terhadap sukarelawan sebanyak 8 orang
dan dibagi menjadi 4 kelompok dengan
Pengujian Efektivitas Anti Jerawat
kriteria berjerawat ringan-sedang,
Parameter anti jerawat masker clay
wanita berusia 20-30 tahun, tidak ada
ekstrak etanol daun pepaya (Carica
riwayat penyakit yang berhubungan
Papaya L.) akan dianalisis dengan
dengan alergi saat pengujian dan
melihat perbedaan signifikasi sebelum
bersedia menjadi sukarelawan. Data
dan sesudah penggunaan sediaan masker
hasil efektivitas anti jerawat pada kulit
clay terhadap sukarelawan. Pengujian ini
wajah sukarelawan dapat dilihat pada
dilakukan dari sebelum pemakaian dan
tabel 6.
setelah pemakaian 4 minggu. Menurut
wasitaatmadja (2007), pengeujian

Tabel 6. Hasil pengujian Efektivitas Anti Jerawat Sediaan Masker Clay Ektrak Etanol
Daun Pepaya ( Carica Papaya L.)
%
Sesudah
Sebelum Pengurangan
Formula Sukarelawan Pemakaian 4
Pemakaian Jumlah
Minggu
Jerawat
Blanko 1 6 5 16,67%
(F0) 2 4 3 25%
Rata-rata 20.83%
1 6 5 16.67%
FI
2 14 10 28,58%
Rata-rata 22.63%
1 5 4 20%
FII
2 16 10 37.5%
Rata-rata 28.75%
1 6 3 50%
FIII
2 8 4 50%
Rata-rata 50%

317
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.4 NO.3, 2022

Dari Tabel 6. dapat dilihat % rata-rata FI, FII, dan FIII efektif sebagai anti
pengurangan jumlah jerawat sebelum jerawat. Hasil penelitian ini juga sejalan
dan sesudah pemakaian masker clay dengan penelitian yang dilakukan oleh
untuk masing-masing formula ( F0, FI, Ginting dan Siregar (2022) bahwa
FII, dan FII) adalah 20.83%, 22.63%, ekstrak etanol daun papaya yang
28.75%, dan 50%. Pada F0 terdapat dikombinasi dengan ekstrak etanol labu
pengurangan jerawat, padahal pada F0 kuning dapat digunakan sebagai
tidak ditambahkan ekstrak etanol daun alternatif kosmetik dan dapat dijadikan
pepaya. Hal ini dikarenakan adanya referensi untuk digunakan sebagai
penambahan kaolin pada sediaan yang kosmetik alami.
mana kaolin berfungsi untuk menyerap
kotoran pada pori-pori, memperhalus KESIMPULAN
kulit wajah dan mencegah timbulnya Hasil penelitian ini dapat
jerawat serta memperlancar peredaran disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun
darah (Fauziah, 2017). Dan pepaya dapat diformulasikan dalam
kemungkinan juga terjadi karena sediaan masker clay. Hasil yang didapat
sukarelawan selain menggunakan pada uji organoleptis terjadi perubahan
masker clay ekstrak daun pepaya, juga bentuk di hari ke-28 pada F0, FI, dan FII.
menggunakan sediaan wajah lainnya, Semua sediaan menunjukkan homogen,
sedangkan pada FIII (7,5%) pH yang didapat sesuai persyaratan, uji
pengurangan jumlah jerawat pada daya sebar semua sediaan sesuai syarat
sukarelawan lebih banyak yaitu 50%. dan uji waktu mengering juga
Hal ini dipengaruhi oleh jumlah menunjukkan baik. Namun dari hasil
penambahan ekstrak etanol daun pepaya pengujian sifat fisik dan stabilitas
pada sediaan masker clay tersebut. sediaan, hanya FIII yang menunjukkan
Adapun hasil penelitian ini semakin baik karena stabil dan tidak terjadi
tinggi konsentrasi sediaan masker perubahan selama penyimpanan. Dan
ekstrak etanol daun pepaya, maka Sediaan masker clay yang mengandung
efektivitasnya sebagai anti jerawat ekstrak etanol daun pepaya pada FIII
semakin optimal. Maka formula sediaan mempunyai efektivitas anti jerawat
masker clay ekstrak etanol daun pepaya paling maksimum setelah 4 minggu
318
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.4 NO.3, 2022

pemakaian dengan persentase rata-rata Garg, A., Deepika A., Sanjay G. Dan
penurunan jerawat 50% (FIII) yang Anil K. S. 2002. Spreading of
lebih baik dari pada sediaan masker clay Semisolid Formulations An
yang lain. Formula sediaan masker clay Update. Pharmaceutical
ekstrak etanol daun pepaya ( FI, FII, dan Technolog.
FII) efektif sebagai anti jerawat. Ginting, O, S. dan Siregar, S. S. 2022.
Formulasi Dan Evaluasi Sediaan
UCAPAN TERIMAKASIH Masker Clay Dari Kombinasi
Pada kesempatan ini, peneliti Ekstrak Etanol Daun Pepaya
ingin mengucapkan terima kasih kepada (Carita Papaya L) Dan Labu
berbagai pihak yang telah membantu Kuning (Cucurbita Moschata).
terwujudnya penelitian ini : Forte Jurnal. Vol 02.No 01.
1. Direktur Akademi Analis Grace, et al. 2015. Preparation and
Farmasi dan Makanan Banda Evaluation of Herbal Peel-Off
Aceh Face Mask. American Journal of
2. Ketua Unit Penelitian dan PharmTech Research.
Pengabdian Akafarma Banda Meilina, N.E. dan Hasanah, A.N. 2018.
Review Artikel: Aktivitas
DAFTAR PUSTAKA antibakteri ektrak Buah Pepaya
Aulton, Michael, E. 2005. (Carica Papaya L.) Terhadap
Pharmaceutics The Science Of Bakteri Penyebab Jerawat,
Dosage From Design. Elsevier, Jurnal Farmaka.
United Kingdom. Mustanti LF. 2018. Formulasi Sediaan
Ditjen POM. 1985. Formularium Masker Clay Ekstrak Ubi Jalar
Kosmetik Indonesia. Jakarta: Ungu (Ipomoea batatas (L.)
Departemen Kesehatan Republik Lam) dan Uji Efek Anti-Aging.
Indonesia. Pendit, dkk. 2016. Karakteristik Fisik-
Ditjen POM RI. 1979. Farmakope Kimia dan Aktivitas Antibakteri
Indonesia. Edisi III. Jakarta: Ekstrak Daun Pepaya (Carica
Departemen Kesehatan Republik Papaya L.). Jurnal Pangan dan
Indonesia. Hal 33. Agroindustri. Vol. 4. No. 1.

319
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.4 NO.3, 2022

Pradinisih, A dan Mahida, N.N,.2019. Tranggono RI, dan Latifah F, 2007.


Uji Formulasi Masker Gel Pell Buku Pegangan Kosmetik.
Off Ekstrak Daun Pepaya Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
(Carica Papaya L.). Sekolah Utama.
Tinggi Framasi YPIB Cirebon. Vieira, R. P., 2009. Physical and
Vo. 9. No. 1. Physicochemical Stability
Pratiwi, I & Rusita, D.Y., 2018. Evaluation of Cosmetic
Formulasi Masker Ekstrak Daun Formulation Containing Soybean
Pepaya Carica Papaya L.) Extract Fermented. Brazilian
Sebagai Anti jerawat. Surakarta: Journal of Pharmaceutical
Kementrian Kesehatan Poltekes Sciense. Vol. 45. Pp. 515-525.
Jurusan Jamu. Wasitaatmadja, S.M. 2007. Acne, Erupsi
Santanu, R., dkk. 2012. Review on Akneiformis, Rosasea, Rinofima,
Pharmaceutical Gel. dalam Ilmu Penyakit. Edisi V.
International Journal of Jakarta: FKUI.
Pharmaceutical Research and Yanti, A. 2019. Formulasi Sediaan
Bio-Sciences. Vol. 5. No.1. Masker Clay Ekstrak Etanol
Septiani, S. Wathoni, Nasrul, dan Mita, Daun Pepaya (Carica Papaya L.)
Soraya R. 2011. Formulasi Dan Sari Buah Belimbing Wuluh
Sediaan Masker Gel Antioksidan (Averrhoa billimbi L.).
dari Ekstrak Etanol Daun Pepaya Zarwinda, I & Fauziah, 2020. Study
(Carica Papaya L.). Jurnal Formulasi Masker Pell Off dari
Unpad 1. Ekstrak Etanol Daun Belimbing
Slavtcheff, C. S. 2000. Komposisi Wuluh (Averrihoa Bilimbi L.)
Kosmetik Untuk Masker Kulit Jurnal Akafarama Banda Aceh
Muka. Jakarta: Indonesia Patent.

320

Anda mungkin juga menyukai