Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KOSMETOLOGI
REFORMULASI BODY SCRUB EKSTRAK KAYU MANIS
SEBAGAI ANTIAGING DAN UJI SIFAT FISIKNYA

Nama : Lerika Prihtiantini


Npm : 1620002991
Kelas/Kelompok : Teori A/ Kelompok B
Dosen Pengampu : Nur Ermawati, M.Farm.,Apt

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PEKALONGAN
PEKALONGAN
2022/2023
Reformulasi Body Scrub Ekstrak Kayu Manis
Sebagai Antiaging dan Sifat Fisiknya

A. TUJUAN
1. Memformulasi sediaan body scrub
2. Mengetahui pengaruh penambahan bahan/konsentrasi bahan dalam sediaan body
scrub terhadap sifat fisika dan kimia body scrub
3. Melakukan uji sifat fisik body scrub :
Evaluasi body scrub :
 Uji Organoleptis
Bertujuan untuk mengetahui bentuk body scrub secara fisik yang meliputi
bau, rasa,bentuk dan warna
 Uji Homogenitas
Bertujuan untuk mengetahui dan melihat tercampurnya bahan-bahan
dalam sediaan body scrub yang telah dibuat
 Uji pH
Bertujuan untuk mengetahui kesesuaian pH body scrub dengan pH kulit
 Uji Iritasi
Bertujuan untuk mengetahui apakah sediaan hand and body scrub
mengiritasi kulit jika diaplikasikan diatas permukaan kulit.

B. DASAR TEORI
1. Kayu Manis
Kayu manis merupakan tanaman herbal berupa pohon dengan tinggi
mencapai 15 m. Batangnya berkayu dan bercabang-cabang. Daun tnggal, berbentuk
lanset, warna daun muda merah pucat, dan setelah tua berwarna hijau.Bunga
berbentuk malai, tumbuh di ketiak daun, dan berwarna kuning. Jenis buahnya berupa
buah buni.Saat muda buahnya berwarna hijau dan setelah tua berwarna hitam. (Prapti
Utami dan Desty Ervira. 2013)
Kayu manis (Cinnamomum burmani) biasanya digunakan oleh masyarakat
sebagai bahan pelengkap dalam proses pembuatan kue atau bumbu penyedap
masakan. Di balik rasanya yang pedas, wangi, hangat dan sedikit manis ternyata kayu
manis (Cinnamomum burmannii) memiliki banyak manfaat kesehatan dan kecantikan
sehingga biasanya kayu manis (Cinnamomum burmannii) juga digunakan sebagai
salah satu bahan dalam industri jamu. Hampir semua bagian dari kayu manis
(Cinnamomum burmannii) , yaitu batang, daun, kulit, dan akar bisa dimanfaatkan
sebagai bahan pengobatan untuk mengatasi berbagai macam penyakit. Kulit batang
kayu manis (Cinnamomum burmannii) memiliki zat yang mempunyai efek bakteri
karena memiliki kandungan zat aktif berupa minyak atsiri, flavonoid saponin dan
tannin. (Widyastuti, 2004)
Sebenarnya bagian yang paling sering kita gunakan merupakan bagian
kulit kayu manis (Cinnamomum burmannii). Kulit kayu manis (Cinnamomum
burmannii) adalah tanaman herbal dengan ciri khas beraroma tajam, manis dan pedas.
Bahkan di Indonesia kayu manis (Cinnamomum burmannii) memiliki berbagai
sebutan nama, di antaranya huru mentek, ki amis (Sunda), manis jangan (Jawa),
kenyengar (Madura), madang siak-siak (Toba), cingar (Bali), dan kacingar atau
kasingar (Nusa Tenggara). (Prapti Utami dan Desty Ervira. 2013).

2. Klasifikasi Kayu Manis


Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermathopyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Spesies : Cinnamomum burmannii
Kulit kayu manis Ceylon sering kali hanya menggunakan kulit bagian
dalam yang lebih tipis,lebih memiliki kesegaran,kurang padat, lebih beraroma, dan
lebih lembut dalam rasa dari pada kasiavera. Kasiavera memiliki rasa yang lebih
kuat(sering lebih pedas) daripada kulit manis Sri Langka dan umumnya berwarna
merah kecoklatan sedang hingga ringan,keras dan bertekstur kayu, serta lebih tebal
(2–3 mm (0.079–0.12 inch) dan menggunakan seluruh lapisan kulitnya. (Anonim.
2010).

3. Morfologi Kayu Manis


Tinggi tanaman kayu manis (Cinnamomum burmannii) berkisar antara 5 –
15 m, kulit pohon berwarna abu-abu tua berbau khas, kayunya berwarna merah coklat
muda. Daun tunggal, kaku seperti kulit, letak berseling, panjang tangkai daun 0,5 –
1,5 cm, dengan 3buah tulang daun yang tumbuh melengkung. Bentuk daun elips
memanjang, panjang 4,00 – 14,00 cm, lebar 1,50 – 6,00 cm, ujung runcing, tepi rata,
permukaan atas licin warnanya hijau, permukaan bawah bertepung warnanya keabu-
abuan. Daun muda berwarna merah pucat, tetapi ada varietas yang berwarna hijau
ungu. Bunga majemuk berkumpul dalam rangkaian berupa malai, panjang tangkai
bunga 4-12 mm, berambut halus, keluar dari ketiak daun atau ujung percabangan,
bunga kecil-kecil berwarna hijau putih. Buah berbentuk buni, bulat memanjang,
panjang sekitar 1 cm berwarna merah. (Setiawan Dalimartha, 2009)

4. Kandungan Senyawa Aktif dalam Kayu Manis


Kandungan kimia dari kayu manis (Cinnamomum burmannii) antara lain
minyak atsiri, safrole, sinamaldehida, tannin, dammar, kalsium oksalat, flavoid,
triterpenoid, dan saponin. Secara umum, komposisi kimia minyak kayu manis
(Cinnamomum burmannii) terdiri dari sinamaldehida, sinamilasetat, salisadehida,
asam sinamat, asam salisilat, asam benzoate, eugenol, dan metisalisaldehida dengan
komponen sinamaldehida sebagai komponen utama minyak kayu manis
(Cinnamomum burmannii). (Prapti Utami dan Desty Ervira. 2013)
Pemuka ahli medis, syaikh Ibnu Sina berkomentar seputar akar kayu
manis (Cinnamomum burmannii) ini dalam kitabnya Al Qanun Fi Ath-Thibb: Akar
tanaman kayu manis (Cinnamomum burmannii) dijadikan sebagai minuman untuk
mengatasi kesulitan tubuh dalam mencerna makanan, juga pada saat kondisi lambung
dan usus sedang mengalami luka (maag). Bahwa rendaman akar tanaman kayu manis
(Cinnamomum burmannii) ini sangat berkhasiat dalam memperkuat sel-sel darah dan
membersihkan kannya, ia pun dimanfaatkan oleh orang-orang yang tengah menderita
penyakit anemia. Akar tanaman itu mempunyai zat pelarut yang sangat berkhasiat
dalam menyembuhkan penyakit radang pernafasan Bronchitis dan batuk. Ia juga
memiliki efek khusus terhadap sel-sel pada organ hati ; yaitu memperkuat dan
memperbaiki sel-sel tersebut. Sementara itu, bubuk akar kayu tanaman kayu manis
(Cinnamomum burmannii) yang ditumbuk halus digunakan dalam mengolahan
kapsul-kapsul atau tablet di dunia farmasi.
Kayu Manis (Cinnamomum burmannii) terdiri dari 10%, protein air, abu,
gula, serat dan lemak dalam jumlah kecil, jumlah mineral yang terkandung Ini
termasuk kalsium, mangan, magnesium, zat besi, kalium, fosfor, natrium, selenium
dan seng. Berkenaan dengan vitamin yang hadir dalam kulit kayu manis
(Cinnamomum burmannii) adalah: vitamin A. beberapa vitamin B, dan khususnya
vitamin B1, B2, B3, B5, B6, asam askorbat atau vitamin C,vitamin E, K dan J.Juga
beberapa kandungan asam amino hadir: asam aspartat, alanin, arginin, asam glutamat,
leusin, lisin, valin, treonin, glisin dan triptofan.
1. Minyak Atsiri
Minyak atsiri juga dikenal dengan nama minyak mudah menguap
atau minyak terbang. Pengertian atau defenisi minyak atsiri yang ditulis dalam
Encyclopedia of Chemical Technology menyebutkan bahwa minyak atsiri
merupakan senyawa, yang pada umumnya berwujud cairan, yang diperoleh
dari bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji maupun dari bunga
dengan cara penyulingan dengan uap (Sastrohamidjojo. 2004).
Minyak atsiri kayu manis (Cinnamomum burmannii) diperoleh
dari kulit, ranting, dan daunnya, dengan cara penyulingan. Kandungan minyak
atsiri dalam kulit kayu manis (Cinnamomum burmannii) 1,3-2,7 %. Minyak
atsiri adalah zat yang berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini
disebut juga minyak menguap, minyak eteris, atau minyak essensial karena
pada suhu biasa (suhu kamar) mudah menguap di udara terbuka. Istilah
essensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya.
Dalam keadaan segar dan murni tanpa pencemaran, minyak atsiri umumnya
tidak berwarna. Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat
teroksidasi dan membentuk resin serta warnanya berubah menjadi lebih tua
(gelap).Untuk mencegah supaya tidak berubah warna, minyak atsiri harus
terlindung dari pengaruh cahaya, misalnya disimpan dalam bejana gelas yang
berwarna gelap. Bejana tersebut juga diisi sepenuh mungkin sehingga tidak
memungkinkan berhubungan langsung dengan oksigen udara, ditutup rapat
serta disimpan ditempat yang kering dan sejuk (Gunawan dan Mulyani. 2004).
2. Saponin
Saponin adalah suatu glikosida alamiah yang terikat dengan steroid
atau triterpena. Saponin mempunyai aktifitas farmakologi yang cukup luas
diantaranya meliputi: immunomodulator, anti tumor, anti inflamasi, antivirus,
anti jamur, dapat membunuh kerang-kerangan, hipoglikemik, dan efek
hypokholesterol. Saponin juga mempunyai sifat bermacam-macam, misalnya:
terasa manis, ada yang pahit, dapat berbentuk buih, dapat menstabilkan
emulsi, dapat menyebabkan hemolisis. Dalam pemakaiannya saponin bisa
dipakai untuk banyak keperluan, misalnya dipakai untuk membuat minuman
beralkohol, dalam industri pakaian, kosmetik, membuat obat-obatan, dan
dipakai sebagai obat tradisional.
Biarpun saponin bisa diisolasi dari binatang tingkat rendah,
sebenarnya saponin ditemukan terutama dalam tumbuh-tumbuhan. Namanya
diambil dari Genus suatu tumbuhan yaitu Saponaria, akar dari famili
Caryophyllaceae dapat dibuat sabun. Saponin juga bisa didapatkan dalam
beberapa famili tumbuhan yang lain. Saponin menunjukkan aktifitas sebagai
antibakteri dengan cara merusak membran sitoplasma dan membunuh sel
(Aulia. 2008)
3. Flavonoid
Flavonoid termasuk senyawa fenolik alam yang potensial sebagai
antioksidan dan mempunyai bioaktifitas sebagai obat. Senyawa-senyawa ini
dapat ditemukan pada batang, daun, bunga dan buah. Flavonoid dalam tubuh
manusia berfungsi sebagai antioksidan sehingga sangat baik untuk
pencegahan kanker. Manfaat flavonoid antara lain adalah untuk melindungi
struktur sel, meningkatkan efektivitas vitamin C, anti-inflamasi, mencegah
keropos tulang dan sebagai antibiotik.
Dalam beberapa kasus, flavonoid dapat berperan secara langsung
sebagai antibiotik dengan mengganggu fungsi dari mikroorganisme seperti
bakteri atau virus. Fungsi flavonoid sebagai anti virus telah banyak
dipublikasikan termasuk untuk virus HIV/AIDS dan virus herpes. Selain itu,
flavonoid juga berperan dalam pencegahan dan pengobatan beberapa penyakit
lain. Flavonoid merupakan senyawa yang bersifat racun yang dapat
menyebabkan perubahan bentuk bakteri Shigella dysenteriae (Dea. 2003).
4. Tanin
Tannin berasal dari bahasa Prancis “tanin” suatu senyawa yang
bersifat “tanning” yang dapat dipergunakan untuk menyamak kulit hewan dari
suatu senyawa organik yang natural. Ada juga yang mengatakan berasal dari
bahasa German kuno yang tinggi (Old High German) “tanna” artinya pohon
cemara yang merupakan sumber atau asal-usul suatu senyawa yang bisa
dipakai untuk menyamak kulit hewan. Tannin bisa didapatkan hampir di
semua bagian tanaman tertentu, yang berfungsi untuk bertahan hidup, di tanah
(soil) diyakini sebagai pengendali proses siklus Nitrogen, sedangkan
keberadaannya dalam air menyebabkan adanya perubahan warna dan rasa
yang menyebabkan tidak aman untuk diminum. Tanin bekerja dengan cara
merusakan dinding sel bakteri yang akan menyebabkan kematian sel bakteri
(Noviana. 2004)

5. Khasiat dan Manfaat Kayu Manis


Kayu manis (Cinnamomum burmannii) memiliki manfaat kesehatan yang
luar biasa karena mengandung senyawa sinamaldehid yang bermanfaat untuk
menurunkan resiko stroke dan aterosklerosis. Selain itu selama ini kayu manis
(Cinnamomum burmannii) juga sering digunakan untuk mengatasi Diabetes Militus
(kencing manis). Kayu manis (Cinnamomum burmannii) sangat bermanfaat bagi
seseorang yang memiliki kadar gula darah yang tinggi karena bisa mengontrol kadar
gula darah. Kayu manis (Cinnamomum burmannii) dikenal memiliki komponen anti
infeksi dan mampu mengatasi bakteri H. Pylori yang bisa menyebabkan berbagai
gangguan kesehatan seperti maag. Bagian batang, kulit dan akar dari kayu manis bisa
digunakan sebagai bahan obat-obatan dengan berbagai manfaat seperti anti rematik,
diaphoretic (peluruh keringat), carminative (peluruh kentut), istomachica
(meningkatkan nafsu makan), analgesik (menghilangkan rasa sakit), menurunkan
kolesterol, hingga menambah vitalitas.
Kandungan kayu manis (Cinnamomum burmannii) ini juga mampu
menghadirkan cara yang lebih sederhana dan aman untuk membuat nanopartikel
emas. Fungsi dari nanopartikel emas adalah untuk mendeteksi tumor, menyembuhkan
berbagai penyakit seperti kanker. Kayu manis (Cinnamomum burmannii) juga
dikenal bisa meringankan sakit kepala pada seseorang yang memiliki penyakit
rematik, mencegah pertumbuhan sel kanker. Kayu manis (Cinnamomum burmannii)
bisa membantu meringankan rasa nyeri pada saat haid karena mengandung zat besi,
kalsium, mangan dan serat.
Selain tidak mahal, anda juga tidak akan mengalami kesulitan untuk
menemukan kayu manis (Cinnamomum burmannii) di pasaran. Selain itu penggunaan
kayu manis (Cinnamomum burmannii) sebagai bahan pengobatan relatif sangat aman
dan tidak memiliki efek samping terhadap tubuh jika dibandingkan dengan berbagai
obat-obatan kimia. Menurut Prof. Hembing Wijayakusuma (Alm), kayu manis
(Cinnamomum burmannii) berkhasiat sebagai obat asam urat, tekanan darah tinggi,
maag, kurang nafsu makan, sakit kepala, diare, perut kembung, muntah-muntah,
hernia, susah buang air besar, asma, sariawan, dan diabet mellitus. Rismunandar dan
paimin dalam studinya menyatakan bagian kulit batang, daun dan akar kayu manis
(Cinnamomum burmannii) dapat digunakan sebagai obat antirematik, peluruh
keringat (diaphoretic), peluruh kentut ( karminatif), meningkatkan nafsu makan dan
menghilangkan sakit (analgesic). (Prapti Utami dan DestyErvira. 2013).

6. Antiaging
Anti aging atau anti penuaan merupakan produk kosmetik topikal yang
mampu mengobati atau menghilangkan gejala penuaan pada kulit yang disebabkan
oleh sinar UV matahari (fotoaging) atau produk yang dapat mengurangi atau
memperlambat timbulnya gejala-gejala fotoaging (Barel et al., 2009).
Fungsi anti aging adalah untuk menyuplai antioksidan bagi jaringan kulit,
menstimulasi proses regenerasi sel-sel kulit, menjaga kelembaban dan elastisitas
kulit, dan merangsang produksi kolagen. Sedangkan manfaat anti aging antara lain
mencegah kerusakan degeneratif yang menyebabkan kulit terlihat kusam dan keriput,
membuat kulit tampak sehat, cerah,elastis, dan awet muda (Muliyawan dan Surana,
2013).
7. Radikal Bebas
Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang memiliki elektron
bebas yang tidak berpasangan. Elektron yang tidak memiliki pasangan cenderung
akan menarik elektron dari senyawa lainnya, sehingga elektron tersebut akan dimiliki
bersama oleh dua atom atau senyawa radikal bebas baru yang lebih reaktif.
Peningkatan reaktivitas tersebut menyebabkan senyawa radikal bebas menjadi lebih
mudah menyerang sel-sel sehat dalam tubuh (Sadeli, 2016).
Radikal bebas memiliki dua sifat yaitu reaktivitsnya yang tinggi karena
akan cenderung menarik elektron dari senyawa lainnya, dan memiliki kemampuan
untuk mengubah suatu molekul, atom, atau senyawa untuk menjadi suatu radikal baru
Target utama radikal bebas adalah protein, karbohidrat, asam lemak tak jenuh dan
lipoprotein, serta unsur-unsur DNA. Dari molekul-molekul target tersebut, yang
paling rentan terhadap serangan radikal bebas adalah asam lemak tak jenuh. Senyawa
radikal bebas di dalam tubuh dapat merusak asam lemak tak jenuh ganda pada
membran sel sehingga dinding sel menjadi rapuh, merusak basa DNA sehingga
mengacaukan sistem genetika. Radikal bebas akan terus mencari elektron dari
molekul-molekul di sekitarnya dan apabila tidak dikendalikan reaksi berantai ini
dapat berlangsung secara terus menerus (Halliwell dan Gutteridge, 2000 dalam
Sadeli, 2016).
Senyawa radikal bebas di dalam tubuh dapat terbentuk dari metabolisme
sel, atau beberapa obat, sinar UV, asap rokok, polutan lingkungan. Senyawa radikal
bebas ini dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu: (a) spesies oksigen reaktif,
misalnya anion superoksida, radikal hidroksil, dan hidrogen peroksida, dan (b)
spesies nitrogen reaktif, misalnya nitrat oksida dan peroksinitrat (Brambilla, 2008).

8. Antioksidan
Antioksidan adalah senyawa yang dapat mendonorkan elektron. Dalam sistem
biologis, antioksidan merupakan molekul atau senyawa yang dapat meredam aktivitas
radikal bebas dengan mencegah oksidasi sel (Syahrizal, 2008). Berdasarkan
mekanisme kerjanya, antioksidan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
1) Antioksidan primer
Antioksidan primer bekerja dengan cara mencegah terbentuknya radikal bebas
baru dan mengubah molekul radikal bebas menjadi molekul yang lebih stabil.
Misalnya Butil Hidroksi Toluen (BHT), tokoferol, dan alkil galat.
2) Antioksidan sekunder
Antioksidan sekunder dapat menghambat kerja prooksidan seperti logam Fe,
Cu, Pb, dan Mn, sehingga dapat memperlambat terjadinya reaksi oksidasi.
Antioksidan sekunder menangkap radikal bebas serta mencegah reaksi
berantai sehingga tidak terjadi kerusakan yang lebih besar. Contoh jenis
antioksidan ini antara lain vitamin C, viatmin E, dan betakaroten
3) Antioksidan tersier
Antioksidan dapat memperbaiki sel-sel dan jaringan yang rusak akibat efek
radikal bebas. Misalnya enzim sulfoksidan redukatase yang dapat
memperbaiki DNA (Syahrizal, 2008).. Berdasarkan sumbernya, antioksidan
terdiri dari antioksidan alami dan antioksidan buatan (sintetik). Antioksidan
alami berasal dari tumbuhan dan hewan. Struktur molekul antioksidan alami
pada umumnya memiliki gugus hidroksil. Antioksidan alami dari tumbuhan
misalnya senyawa fenolik berupa golongan flavonoid, turunan asam sinamat,
kumarin, tokoferol, dan asam organik polifungsional. Flavonoid dapat
mereduksi radikal bebas (Zuhra et al., 2008). Antioksidan yang aman
digunakan misalnya Butil Hidroksi Anisol (BHA), Butil Hidroksi Toluen
(BHT), dan propil galat. Penggunaan antioksidan sintetik dapat bersifat toksik
pada dosis tertentu. Dosis yang diizinkan oleh FDA adalah 0,01-0,1%
(Panagan, 2011).

9. Definisi Kulit
Kulit merupakan organ yang membungkus seluruh permukaan luar tubuh
sekaligus merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh manusia yang meliputi
16% berat tubuh. Pada orang dewasa, sekitar 2,7 hingga 3,6 kg berat tubuhnya
merupakan kulit dengan luas sekitar 1,5-1,9 meter persegi (Perdanakusuma, 2007).
Kulit terdiri dari jutaan sel kulit yang dapat mengalami kematian dan selanjutnya
digantikan dengan sel kulit hidup yang baru tumbuh (Akbar, 2007). Kulit terdiri dari
tiga lapisan utama yaitu epidermis (lapisan bagian luar tipis), dermis (lapisan tengah)
dan subkutan (lapisan paling dalam) (Dahl, 1996).
Kulit berfungsi untuk melindungi tubuh dari pengaruh luar. Kerusakan
pada kulit akan mengganggu kesehatan manusia maupun penampilan sehingga kulit
perlu dijaga dan dilindungi kesehatannya. Salah satu yang dapat menyebabkan
kerusakan kulit adalah radikal bebas yang berupa sinar ultraviolet (Maysuhara, 2009).
Sinar UV hanya merupakan sebagian kecil dari spektrum sinar matahari
tetapi sinar ini paling berbahaya bagi kulit karena reaksi-reaksi yang ditimbulkannya
berpengaruh buruk terhadap kulit manusia. Dalam kondisi yang berlebih, sinar UV
dapat menimbulkan beberapa masalah terhadap kulit, mulai dari kulit kemerahan,
pigmentasi, bahkan dalam waktu lama menyebabkan resiko kanker. Radikal bebas
yang dihasilkan akan menyebabkan kerusakan DNA, yang berdampak pada
proliferasi sel secara terus-menerus sehingga menjadi awal terbentuknya kanker. Efek
buruk tersebut timbul akibat adanya stress oksidatif yang terjadi setelah adanya
paparan sinar UV (Wungkana; dkk, 2013). Stress oksidatif merupakan hasil dari
ketidakseimbangan antara prooksidan (reactive oxygen species) dan antioksidan
(Agarwal; et a.l, 2005)

10. Pengertian Body Scrub


Body scrub merupakan ekstrak bahan alami dari tanaman yang dibuat
dalam bentuk scrub yang digunakan untuk kecantikan, dioleskan dan digosok
perlahan-lahan keseluruh tubuh untuk membersihkan badan dari kotoran-kotoran
serta mengangkat sel-sel kulit mati pada tubuh sehingga kulit terlihat bersih dan
halus. Body scrub membantu untuk menyehatkan dan merawat kulit supaya tidak
kusam, memutihkan kulit,mengencangkan dan menyehatkan kulit. body scrub juga
mampu melakukan detoksifikasi terhad ap zat-zat beracun yang menempel setiap hari
pada kulit tubuh kita (Azhiman, 2015).
Body scrub adalah perawatan tubuh dengan menggunakan lulur. Produk
lulur berupa krim yang mengandung butiran-butiran kasar di dalamnya. Bahan alami
yang dapat digunakan sebagai bahan lulur antara lain bengkoang, beras giling kasar,
belimbing, jeruk nipis, papaya, bunga-bungaan, daun-daunan, biji coklat, kopi dan
kedelai. Lulur atau body scrub bertujuan untuk mengangkat selsel kulit mati, kotoran
dan membuka pori-pori sehingga dapat bernapas serta kulit menjadi cerah. Sekarang
ini begitu banyak jenis body scrub yang beredar di masyarakat dengan berbagai
khasiat dimulai dari menghaluskan kulit, meremajakan kulit hingga mencerahkan
kulit (Azila, 2012).
Lulur mandi atau dalam beberapa produk agar tampak modern ditulis
dengan istilah body scrub, merupakan lulur yang digunakan saat tubuh dalam
keadaan basah (mandi). Penggunaannya adalah dengan mengoleskan pada seluruh
bagian tubuh lalu menggosoknya perlahan. Setelah digosok-gosok, bilas tubuh
dengan air tanpa menggunakan sabun mandi. Lulur jenis ini relatif lebih cocok
digunakan untuk pemilik kulit sensitif karena butiran scrub yang lebih kecil dan
lembut, penggunaannya saat kulit dalam keadaan basah, dan terdapat bahan pembawa
yang berfungsi melicinkan kulit sehingga akan terhindar dari iritasi saat penggosokan.

11. Formulasi Body Scrub


Dalam pembuatan body scrub terdapat beberapa komponen utama yaitu
komponen abrasive yang berfungsi sebagai scrub atau butiran-butiran halus (gula,
serbuk kopi, garam dan bahan lain yang dapat menghilangkan sel kulit mati pada
lapisan atas kulit), minyak yang berfungsi sebagai pelembut untuk menutrisi sel baru
yang muncul pada permukaan kulit (olive oil, jojoba oil, sunflower oil dan lain-lain),
minyak esensial yaitu yang dapat memberikan aroma setelah dilakukan exfolation
atau pengelupasan pada kulit (Hilton, K., 2014; Henny, A., 2009).
Menurut frame formulation Europa pada tahun 2013 no 2.7 menyebutkan
bahwa komponen body scrub (gel, krim) yaitu meliputi : surfaktan anionic seperti
sodium lauryl sulfat, disodium lauryl sulfosuksinat dan lainnya); minyak (seperti
minyak sayur dan minyak mineral), lilin atau lemak; humektan (seperti gliserin);
abrasive (seperti polietilen); surfaktan non ionic (turunan betain); foam boostingagent
(seperti alkil poliglikosa); pengemulsi (seperti PEG-6 laurat); pengental (seperti
sodium klorida); parfum; bahan tambahan (seperti ekstrak tanaman); pewarna;
pengawet, antimikroba; aqua atau air. Scrubing secara teratur dapat digunakan
sebagai terapi kesehatan tubuh untuk menjaga kelembaban kulit. Kebanyakan body
scrub mengandung minyak essential yang mengeluarkan aroma santai. Menggosok di
kamar mandi akan menjadikan hal tersebut lebih nyaman untuk aromaterapi,
mengurangi stress dan kecemasan, gerakan lembut scrubbing memutar seperti pijatan,
relaxing otot dan memberikan rasa sehat dan energi tambahan (Lindsey, 2014).
Scrubbing teratur dapat meningkatkan sirkulasi. Ketika kulit digosok
dengan lembut dengan gerakan melingkar, ini akan meningkatkan sirkulasi darah
pada lapisan luar kulit. Pembuluh darah kecil yang paling dekat dengan kulit yang
disebut kapiler dirangsang saat kulit mengalami gesekan. Stimulasi tersebut bisa
dilakukan dengan sederhana seperti melumuri tubuh dengan lulur atau body scrub
memberikan efek yang sama. Ketika kapiler dirangsang, hasil sirkulasi darah akan
lebih baik, ketika sirkulasi darah pada kulit meningkat, maka tekstur kulit juga akan
meningkat lebih baik (Lindsey, 2014).

12. Jenis Body Scrub


Menurut Azhiman (2015), body scrub dibedakan menjadi 2 jenis body scrub :
a. Body scrub tradisional yang terbuat dari rempah-rempah dan tepung yang
teksturnya kasar. Digunakan dengan cara dioleskan dan digosok perlahan-
lahan ke seluruh tubuh untuk membersihkan badan dari kotoran serta
mengangkat sel-sel kulit mati pada tubuh sehingga kulit terlihat bersih dan
halus.
b. Body scrub modern yang terbuat dari butiran scrub yang dilengkapi lotion
yang rata-rata terbuat dari susu. Body scrub. Bahan-bahan dasar body scrub
sama dengan krim pembersih kulit pada umumnyaa yang mengandung lemak
dan penyegar. Scrub merupakan butiran-butiran kasar yang bersifat sebagai
pengampelas (abrasiver) agar bisa mengangkat sel-sel kulit mati dari
epidermis (Sari, 2017). modern menggunakan campuran bahan alami yang
berupa ekstrak agar lebih tahan lama dan praktis dalam penggunaannya.

13. Bentuk Body Scrub


Menurut Azhiman (2015), body scrub dibedakan menjadi 2 bentuk :
a. Krim yang memiliki tekstur butiran kasar dan dapat mengangkat sel sel kulit
mati.
b. Bubuk (powder) dengan zat aktif tertentu yang dapat menutrisi kulit,
biasanya dibuat dari susu, kelapa dan sari bengkoang.

14. Manfaat Body Scrub


Manfaat menggunakan body scrub menurut Kaylee Hilton adalah sebagai berikut :
1) Meremajakan dan mempercepat proses perbaikan kulit dengan sel kulit yang
baru, karena sel kulit mati akan dibuang, yang memungkinkan membuat kulit
menjadi lebih halus dan sehat.
2) Pori-pori yang tersumbat akan menyebabkan kulit menjadi kusam.
Penggunaan body scrub akan membantu membuang sel kulit mati sehingga
kulit menjadi bersih dan terlihat lebih segar.
3) Menyediakan asam lemak essensial untuk kulit yang kering dan kasar.
4) Membantu kulit terlihat lebih cerah dan meningkatkan elastisitas.
5) Mengontrol atau memperlambat penuaan kulit.
6) Menghambat perubahan pigmen warna kulit yang tidak merata.

15. Monografi Bahan


 Kayu Manis
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermathopyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Spesies : Cinnamomum burmannii
Fungsi : Zat aktif

 Beras Putih (Depkes RI, 1979


Nama Resmi : Oryza Sativa L
Pemerian : Serbuk sangat halus, putih, tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan : Keasaman-kebasaan
Konsentrasi :-
Fungsi : Scrub

 Asam Stearat ( Rowe,2009)


Nama Resmi : ASAM STEARAT
Nama lain : Asam stearat
Pemerian : Padatan Kristal berwarna putih/sedikit kuning mengkikat
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Konsentrasi : 1-20% (Rowe,2009)
Fungsi : Basis Minyak

 TEA (FI ed III)


Nama Resmi : TRIETANOLAMIN
Nama lain : Tea
Pemerian : Cairan tidak berwarna, berbau kuat amoniak
Kelarutan : Sukar larut dalam air, dapat bercampur dengan etanol,
Dengan eter dan dengan air dingin
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Konsentrasi : 2-4% (Karizki,2016)
 Fungsi : Emulgator

 Setil Alkohol ( Rowe,2009)


Nama Resmi : CETYL ALKOHOL
Nama lain : Alkohol cetylicus, Ethal, Ethol
Pemerian : Serpihan putih atau granul seperti lilin, berminyak
Memiliki baud an rasa yang khas
Kelarutan : Mudah larut dalam etanol (95%) dan eter, kelarutannya
Meningkat dengan peningkatan temperature serta tidak
Larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Konsentrasi :-
Fungsi : Basis Minyak

 Na Lauril Sulfat (Rowe ,2009)


Nama Resmi : NATRIUM LAURIL SULFATE
Nama lain : Sodium Lauril Sulfat, SLS, Natrium Lauril Sulfat
Pemerian : Serbuk hablur putih atau kuning pucat dengan bau lemah
Kelarutan : Larut dalam air, praktis larut dalam kloroform dan eter
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Konsentrasi : 0,5-2,5 %
Fungsi : Emulgator

 Propilenglikol (Rowe 2009)


Nama Resmi : PROPILENGLIKOL
Nama lain : Propilenglikol
Pemerian : Tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau cair, dengan
Rasa manis, rasa sedikit pedas menyerupai gliserin
Kelarutan : Larut dengan aseton, kloroform, etanol (95%), gliserin
Dan air larut pada 1 : 6 bagian eter, tidak larut dengan
Minyak mineral ringan tetapi akan larut beberapa minyak
essensial
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Konsentrasi : 1-15 % (Rowe,2009)
Fungsi : Pelembab

 Paraffin Cair ( FI ed III)


Nama Resmi : PARAFFINUM LIQUIDUM
Nama lain : Paraffin Cair
Pemerian : Cairan kental,transparan, tidak berfluoresensi, tidak
Berwarna, hampir tidak berbau, hampir tidak mempunyai
Rasa
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) larut
Dalam kloroform P dan dalam eter P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Konsentrasi : 1-20% (HOPE )
Fungsi : Cleanser, Basis minyak

 Metil Paraben ( Rowe,2009)


Nama Resmi : METHYLIS PARABENUM
Nama lain : Nipagin, Metil Paraben
Pemerian : Serbuk tidak berwarna,putih tidak berbau,rasa terbakar
Kelarutan : Sukar larut dalam air,mudah larut dalam etanol dan eter
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Konsentrasi : 0,18% (Rowe,2009)
Fungsi : Pengawet

 Propil Paraben ( Rowe,2009)


Nama Resmi : PROPHYLIS PARABENUM
Nama lain : Nipasol, Propil Paraben
Pemerian : Serbuk hablur ,tidak berbau dan tidak berasa
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air,larut dalam 3,5 bagian etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Konsentrasi : 0,02% (Rowe,2009)
Fungsi : Pengawet
 Parfum Oleoresin
Nama Resmi : Cinnamomum burmani
Pemerian : Cairan warna kuning kecoklatan dan bau khas kayu manis
Kelarutan : Mudah menguap
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Konsentrasi :-
Fungsi : Parfum

 Aquades (FI ED IV)


Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Aquadest, air suling
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Konsentrasi :-
Fungsi : Pelarut

16. Evaluasi Sediaan Body Lotion


Evaluasi Sediaan Body Lotion :
1. Uji Organoleptis
Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses
penginderaan. Bagian organ tubuh yang berperan dalam penginderaan adalah
mata, telinga, indera pencicip, indera pembau dan indera perabaan atau sentuhan.
Kemampuan alat indera memberikan kesan atau tanggapan dapat dianalisis atau
dibedakan berdasarkan jenis kesan. Luas daerah kesan adalah gambaran dari
sebaran atau cakupan alat indera yang menerima rangsangan. Kemampuan
memberikan kesan dapat dibedakan berdasarkan kemampuan alat indra
memberikan reaksi atas rangsangan yang diterima. Kemampuan tersebut meliputi
kemampuan mendeteksi (detection), mengenali (recognition), membedakan
(discrimination), membandingkan (scalling) dan kemampuan menyatakan suka
atau tidak suka (hedonik) .
2. Uji Homogenitas
Sediaan diamati secara subjektif dengan cara mengoleskan sedikit sediaan diatas
kaca objek dan diamati susunan partikel yang terbentuk atau ketidak homogenan
partikel terdispersi dalam sediaan body scrub yang terlihat pada kaca objek
(Depkes RI, 1979:33).
3. Uji pH
Penentuan pH bertujuan untuk mengetahui pH body scrub yang dibuat telah
memenuhi syarat atau tidak. Semakin asam suatu bahan yang mengenai kulit
dapat mengakibatkan kulit menjadi kering, pecah-pecah, dan mudah terkena
infeksi. Maka dari itu sebaiknya pH kosmetik diusahakan sama atau sedekat
mungkin dengan pH fisiologis kulit.
4. Uji Iritasi
Uji iritasi untuk mengetahui apakah sediaan hand and body lotion mengiritasi
kulit jika diaplikasikan diatas permukaan kulit. Uji ini dilakukan dengan cara
mengoleskan sediaan body lotion didalam tangan bagian dalam selama 30 menit.
C. REFORMULASI FORMULA

Bahan Konsentrasi Fungsi Bahan

Ekstrak Kayu Manis 10% Zat Aktif


Beras Putih 20% Scrub
Asam Stearat 12% Basis Minyak
Trietanolamin 3% Emulgator
Setil Alkohol 3% Basis Minyak
Na Lauril Sulfat 8% Emulgator
Propilenglikol 15% Pelembab
Paraffin Cair 5% Cleanser, basis
minyak
Metil Paraben 0,05% Pengawet
Propil Paraben 0,5% Pengawet
Oleoresin 0,5% Parfum
Aquadest Add 50% Pembawa

Alasan Penggantian Bahan

a. Perubahan zat aktif menjadi Ekstrak Kayu Manis sebanyak 10% : Jintan
Hitam (Nigella sativa L.) mengandung asam lemak esensial tak jenuh
(asam linoleat dan asam linolenat) yang berfungsi untuk meremajakan sel-
sel kulit dan menunda proses penuaan dini. Sehingga dilakukan pergantian
zat aktif yang memiliki manfaat yang sama yaitu anti aging. kayu manis
terdapat senyawa kimia seperti sinamaldehid, asam sinamat, kumarin,
tanin, flavonoid, triterpenoid, dan saponin. Senyawa-senyawa tersebut
diketahui sebagai antioksidan yang sangat kuat dan juga dapat digunakan
sebagai sediaan tabir surya karena mampu menyerap radiasi sinar UV-B.
Selain itu, antioksidan sangat diperlukan untuk mencegah penuaan dini
pada kulit kering (Puspitasary, 2021). Ekstrak kulit batang kayu manis
berpotensi dikembangkan untuk obat anti jamur seperti yang disampaikan
Indah (2019) bahwa ekstrak kulit batang kayu manis konsentrasi 10%
dapat menghambat pertumbuhan jamur C.albicans dengan LDH 14,50
mm. Mutiara, et al. (2015) mengatakan ekstrak etanol kulit batang kayu
manis memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat dengan nilai IC50
sebesar 9,431 ppm. Hal senada disampaikan Sufiana dan Harlia (2014)
yang menyatakan uji aktivitas antioksidan pada ekstrak metanol kulit
batang kayu manis dengan metode DPPH mempunyai nilai IC50 sebesar
19,79 ppm. Dari kedua pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa kayu
manis dapat digunakan sebagai antioksidan.
b. Perubahan konsentrasi Asam Stearat dari 15% menjadi 12% : Asam
stearate sebagai emulgator pada body scrub akan menghasilkan sediaan
yang mempunyai sifat lembut dan berkilau karena pembentukan kristal
asam stearate (Kristianingsih, 2021). Penurunan konsentrasi asam stearate
dilakukan untuk memperbaiki daya sebar. Jika daya sebar terlalu kecil atau
dibawah standar minimum akan sulit diserap oleh kulit dan dapat
menyebabkan iritasi kulit. Sebaliknya jika terlalu besar atau diatas standar
daya sebar maka sediaan tidak terserap secara sempurna.Semakin besar
konsentrasi asam stearat dalam formula maka viskositas yang dihasilkan
semakin tinggi sebaliknya semakin rendah konsentrasi asam stearat maka
viskositas krim akan semakin rendah karena asam stearat dapat
meningkatkan viskositas sediaan dibandingkan trietanolamin dimana asam
stearat salah satu komponen pembentukan massa (Ledianasari, dkk, 2020).
Menurut penelitian Kristianingsih (2021), pada formulasi 2 memiliki
konsistensi yang baik sehingga akan memperbaiki daya sebar.

D. ALAT BAHAN
 ALAT
NO Nama Alat Jumlah
1 Timbangan 1
2 Beaker Glass 2
3 Mortir dan Stamfer 1
4 Cawan porselain 6
5 Gelas Ukur 1
6 Batang pengaduk 1
7 Sendok tanduk 1
8 Kompor listrik 1
6 Sudip 1
7 Plat kaca 1
8 pH Universal 1
9 Termometer 1
10 Botol Body Lotion 1
11 Kertas perkamen 5

 BAHAN
NO Nama Bahan

1 Ekstrak Kayu Manis


2 Beras Putih

3 Asam Stearat
4 TEA
5 Setil Alkohol
6 Na Lauril Sulfat
7 Propilenglikol
8 Paraffin Cair
9 Metil Paraben
10 Propil Paraben
11 Parfum
12 Aquadest

E. CARA KERJA

1. Pembuatan Body Scrub


Ditimbang semua bahan yang dibutuhkan untuk membuat sediaan body
Scrub

Dipisahkan antara fase minyak dan fase air

Dileburkan bahan fase air yang terdiri dari quadest, metil paraben,
propilenglikol, na lauril sulfat dan trietanolamin pada suhu 70℃

Dileburkan bahan fase minyak yang terdiri dari asam stearate, setil alcohol,
paraffin cair, propil paraben pada suhu 70℃

Dicampurkan fase air dan fase minyak kedalam mortir yang sebelumnya
telah dipanaskan, diaduk sampai homogeny dan terbentuk sediaan lulur krim
Ditambahkan scrub beras putih, ekstrak kayu manis dan parfum kedalam
campuram lulur krim yang sudah homogeny kemudian diuji sifat fisiknya
yang meliputi uji organoleptis, uji pH, uji homogenitas dan uji iritasi

2. Evaluasi Body Scrub

a. Uji Organoleptis
Pengamatan dilakukan secara visual dengan mengamati bentuk, bau, dan
warna pada sediaan body scrub

b. Uji Homogenitas

Diambil body scrub diletakkan dalam kaca objek

Diamati susunan partikel yang terbentuk

c. Uji pH

Dioleskan kertas indikator pH kedalam sediaan body scrub

Dan bandingkan dengan warna standarnya

d. Uji Iritasi

Dioleskan body scrub kedalam tangan bagian dalam selama 30 menit

Diamati hasil yang diperoleh

Anda mungkin juga menyukai