Anda di halaman 1dari 10

Disusun oleh : Nadissa Puspita W (155100107111011)

Aprilia Putri R (155100107111015)


Zaky Chandrika (155100107111017)
Kinanti Ersavania P (155100107111045)
Pengetahuan Bahan A

Kayu Manis

Kayu manis merupakan produk rempah-rempah yang paling banyak dijumpai di


Indonesia. Ada empat jenis kulit kayu manis dalam dunia perdagangan ekspor maupun
lokal, yaitu : Cinnamomum burmanii, Cinnamomum zeylanicum, cinnamomum cassia,
cinnamomum cillialawan. Cinnamomum burmanii ini berasal dari Indonesia
(Rismunandar dan Paimin, 2001).
Saat ini Indonesia hanya mengekspor produk kayu manis dalam (Cinnamomun
burmanni Blume) dalam bentuk kulit yang merupakan komoditas ekspor penting bagi
daerah tertentu seperti sumatera Barat. Pada tahun 1987, dari 29.917 ton ekspor kayu
manis dunia , 60%-nya berasal dari Indonesia sebagai penghasil utama kayu manis.
Universitas Sumatera Utara Negara pengimpor utama kayu manis antara lain adalah
Amerika, Kanada, dan Jerman. Indonesia dikenal sebagai produsen utama kayu manis
tetapi harga jual komoditas itu sangat rendah karna di ekspor dalam bentuk bahan baku

A. Karakteristik Fisik
Adapun spesifikasi kulit kayu manis dilihat dari persen kadar air, persen kadar
minyak, rasa, dan warna seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.1

www.rempahsari.com/our-productst/47-cassiavera
Tanaman kayu manis dibudidayakan untuk diambil kulit kayunya, di daerah
pegunungan sampai ketinggian 1.500 m. Tinggi pohon 1-12 m, daun lonjong atau bulat
telur, warna hijau, daun muda berwarna merah. Kulit berwarna kelabu; dijual dalam
bentuk kering, setelah dibersihkan kulit bagian luar, dijemur dan digolongkan menurut
panjang asal kulit (dari dahan atau ranting) (Haris, 1990).
Klasifikasi dan Morfologi Kayu Manis
Klasifikasi kayu manis menurut Rismunandar dan Paimin (2001), sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Gymnospermae
Subdivisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Sub kelas : Dialypetalae
Ordo : Policarpicae
Famili : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Spesies : Cinnamomum burmanni

Dari 54 spesies kayu manis (Cinnamomun sp ) yang dikenal didunia 12


diantaranya terdapat di Indonesia. Tanaman kayu manis yang selama ini banyak
dikembangkan di Indonesia adalah C. Burmanii Bl yang merupakan usaha perkebunan
rakyat terutama dikembangkan di Sumatera Barat, Jambi dan Sumatera utara. Jenis C.
burmanni Bl atau cassiavera ini merupakan produk ekspor tradisional yang masih
dikuasai Indonesia sebagai Negara pengekspor utama di dunia.
Tanaman ini akan tumbuh baik pada ketinggian 600-1500m dpl, panjangnya
sekitar 9-12cm dan lebarnya 3,-5,4cm tergantung jenisnya. Batang pohon kayu manis
tegak, berkayu, bercabang-cabang, agak berat, serat halus, warna ros kecoklat-coklatan,
getahnya keputihan dan kuning muda. Bagian yang paling sering digunakan adalah
bagian dalam kulit kayu manis (Heyne, 1987 : 795).
Daun kayu manis tunggal, berbentuk lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi rata,
panjang 4-14 cm, lebar 1-6 cm, pertulangan daun melengkung, berbau harum ketika
diremas, warna daun ketika muda merah pucat dan setelah daun tua menjadi berwarna
hijau. Bunga majemuk, berbentuk malai, tumbuh di ketiak daun, berambut halus, tangkai
panjang 4-12 mm, benang sari dengan kelenjar di tengah tangkai sari, mahkota panjang
4-5 mm, dan berwarna kuning. Jenis buahnya berupa buah buni, berbiji satu dan
berdaging ketika masih muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna ungu kehitaman.
Biji berukuran kecil, bulat telur, ketika masih muda berwarna hijau dan setelah tua
menjadi berwarna hitam. Tanaman ini banyak dijumpai di Sumatera Utara, Sumatera
Barat, Jambi, Bengkulu. (Backer and Brink, 1963 : 121).
B. Karakteristik Kimia
Tanaman kayu manis (Cinnamomum burmanii) merupakan salah satu hasil bumi
yang murah dan mudah didapat. Kayu manis mengandung protein, karbohidrat, vitamin
(A, C, K, B3), mineral seperti kalsium, zat besi, magnesium, mangan, fosfor, sodium,
zinc dan kolin (Ravindran et al. 2004).
Zat kimia yang terkandung dalam kayu manis diantaranya adalah
cinnaldehide, eugenol, trans-cinnamic acid, kelompok senyawa fenol tannins, catecchnis,
oligomeric proanthocyanidisn, limonene dan alpha-terpineol (Rismunandar 1995).
Tanaman kayu manis terutama bagian kulit batangnya pada umumnya digunakan
secara tradisional baik sebagai bumbu masakan maupun sebagai bahan dalam
pengobatan tradisional, misalnya sebagai peluruh kentut (karminatif). Kayu manis
berkhasiat mengatasi masuk angin, diare, dan penyakit yang berhubungan dengan saluran
pencernaan. Diketahui bahwa kayu manis merupakan jenis rempah dengan kandungan
antioksidan paling tinggi dibanding dengan rempah-rempah lainnya (Bisset & Wichtl
2001).
Ekstrak kulit batang kayu manis dengan kandungan kadar trans-sinamaldehid yang
cukup tinggi (68,65%) menjadi sumber antioksidan dengan kemampuannya menangkap
radikal bebas atau radical scavenger. Kayu manis merupakan tanaman rempah yang
mengandung banyak senyawa fitokimia yang mempunyai mekanisme khusus yang
berguna bagi manusia. Diantaranya dalam kayu manis banyak ditemukan senyawa
fitokimia dari kelas phenylproponoids berupa cinnamic acid (senyawa sinamaldehid)
yang termasuk dalam golongan fenilpropanoid merupakan turunan senyawa fenol,
dimana senyawa ini berperan penting dalam aktivitas antioksidan yang dapat mecegah
pembentukan radikal bebas, menghilangkan radikal sebelum kerusakan muncul,
memperbaiki kerusakan oksidatif, menghilangkan molekul rusak dalam sel.
Komposisi yang terkandung pada kulit kayu manis (Cinnamomum burmanii)
yaitu: Minyak atsiri yang terdiri dari sinamaldehida (55-65%), eugenol (4-8), kadar abu
(26-36), terpena, safrole dan tannin. Dalam penelitian sebelumnya diketahui bahwa kayu
manis merupakan jenis rempah dengan kandungan antioksidan paling tinggi dibanding
dengan rempah-rempah lainnya (Ravindran et al. 2004). Ekstrak kayu manis diketahui
mempunyai kandungan glutathion dan lipid conjugated dienes yang mampu
menstimulasi aktivitas enzim antioksidan. Minyak atsiri memiliki efek menenangkan
serta memiliki manfaat untuk kesehatan seperti anti radang. Kayu manis juga berfungsi
sebagai anti stress pada manusia dan memiliki nilai antioksidan yang tinggi (Ravindran
et al. 2004).
C. Penanganan Pasca Panen
Cinnamon atau kayu manis didapat dari pohon kayu manis pohon genus
Cinnamomum yang telah dikelupas dari kulit kayu khususnya diambil bagian dalam kulit
kayu tersebut. Pengolahan komoditas ini dapat dijadikan 2 bentuk kayu manis yaitu,
batang dan bubuk. Proses pengolahannya dimulai dari,

1. Pengelupasan kulit cabang dan ranting


2. Pembersihan dengan cara dicuci agar kayu manis yang semula kering bisa lemas dan
gulunggannya terbuka. Kemudian kayu manis yang gulungannya sudah terbuka bisa
digosok untuk dibersihkan agar jamur ataupun kotoran yang mungkin menempel bisa
hilang.
3. Dijemur dengan menggunakan alat pengering atau dengan cara manual dibawah sinar
matahari untuk menurunkan kadar airnya. Kadar air yang turun ditandai dari
perubahan warna coklat tua menjadi coklat muda/ coklat cerah. Kendala jika
menggunakan cahaya matahari adalah sering ditemukan adanya kapang sehingga
menjadikan mutu kayu manis menurun. Proses ini dilakukan sampai kayu manis
kering dan menggulung kembali.
4. Penyortiran tahap awal dengan memilih kayu manis berdasarkan kadar air dan tingkat
kebersihan. Kulit kayu manis yang ukuran panjangnya sama kemudian diikat menjadi
satu. Untuk kulit kayu manis yang masih kotor akan dilakukan perlakuan awal lagi
untuk dibersihkan. Setelah disortir kulit yang tadinya sudah diikat dicelupkan ke
dalam air untuk beberapa saat agar mencegah terpecahnya kulit saat proses
pemotongan.
5. Penyortiran tahap akhir. Kayu manis akan disortir berdasarkan ukuran yang relatif
sama atau seragam ke dalam peti. Sedangkan hasil penggergajian berupa pecahan
(broken) dan debu (dust) akan dikemas kedalam karung
6. Dikemas dan siap untuk didistribusikan.
7. Disimpan ditempat yang kering tidak panas dan terhindar dari tikus atau pun
serangga.
Kayu manis selain dijadikan penyedap makanan, bisa digunakan untuk bahan
farmasi, obat tradisional dan sebagai minyak atsiri. Kayu manis yang tadinya tidak lolos
sortasi, akan dimaukkan ke dalam hammer mill untuk memperkecil ukuran kemudian
menuju magnetic separator agar kontaminan logam yang tercampur dalam hammer mill
dapat dipisahkan dan terakhir masuk ke dalam mesin pengayak. Di dalam mesin penyaka
ini, kayu manis yang berukuran kecil menyerupai debu akan dipisahkan dan tidak masuk
kedalam pengepakan produk Broken. Hasil dari ayakan tersebut akan dijadikan bahan
baku minyak atsiri. Untuk mendapatkan kayu manis bubuk, setelah proses pengeringan/
penjemuran kayu manis digiling sampai terbentuk bubuk murni.
Penggunaan kayu manis bubuk sering untuk bahan memasak. Sementara itu, kayu
manis batang sering digunakan dalam minuman hangat untuk memberi tambahan rasa
pada teh, kopi atau pun minuman coklat panas. Sisi baik dari kayu manis berbentuk
batang ternyata masih dapat digunakan kembali. Asalkan kayu manis itu tidak tergigit
atau kontak dengan sesuatu yang tidak steril karena dapat memungkinkan tumbuhnya
mikroba. Kayu manis batang yang tadinya sudah tercelup dan menyerap cairan diambil
dan dikeringkan sampai benar-benar kering. Kemudian dibungkus dengan erat dan bisa
disimpan untuk digunakan di lain hari.
Bahan-bahan yang kering umumnya memiliki daya simpan yang lebih lama
dibandingkan bahan basah. Ada perbedaan umur simpan antara kayu manis batang
dengan kayu manis bubuk. Kayu manis yang masih dalam bentuk batang relatif memiliki
umur simpan yang lebih panjang. Sedangkan kayu manis yang sudah dalam bentuk
bubuk, baiknya disimpan dalam kulkas dan segera dipakai karena cenderung cepat
kehilangan flavournya. Sebenarnya, kayu manis tidak akan menjadi buruk atau
menyebabkan skit apabila sudah melebihi tanggal kadaluarsa. Hanya saja akan
memengaruhi flavor dari kayu manis tersebut setelah periode waktu tertentu dan tidak
menimbulkan hasil yang maksimal (Thacker, 2012).
Penyimpanan kayu manis dapat disimpan ke dalam wadah kaca atau plastik yang
tertutup rapat, bersih dan kering. Diletakkan pada tempat yang sejuk dan terhindar dari
sinar matahari langsung. Dan agar tidak menggumpal/basah, pada saat mengambil,
gunakan sendok/alat lainya untuk mempertahankan kayu manis tetap kering.

D. Kaitan Karakteristik dan Penggunaan Rempah


Kayu manis memiliki aroma yang baik dan manis serta rasa hangat ketika
dikonsumsi. Sepanjang sejarah, kayu manis digunakan sebagai bumbu dan obat herbal.
Kayu manis mengandung antimikroba yang kuat, anti-inflamasi, anti-infeksi, dan anti-
clotting (mencegah pembekuan darah). Kayu manis juga sebagai sumber potensial untuk
antioksidan, polifenol, dan mineral seperti kalsium, mangan, zat besi, dan serat makanan.
Selain itu kayu manis mengandung komponen aktif yang disebut Cinnamaldehyde,
Cinnamyl asetat, dan Cinnamyl alkohol.
D.1 Khasiat dan Manfaat Cinnamon
 Mengontrol Gula Darah
Kayu manis memiliki manfaat signifikan bagi orang-orang diabetes untuk
membantu tubuh merespon insulin, sehingga menormalkan kadar gula darah.
Senyawa tertentu dalam kayu manis merangsang reseptor insulin dan
menghambat enzim yang menginaktivasi mereka, meningkatkan kemampuan sel
untuk menggunakan glukosa.
 Meningkatkan Fungsi Otak
Kayu manis terbukti meningkatkan kewaspadaan mental. Hanya mencium
baunya aktivitas otak meningkat. Wangi dapat meningkatkan proses kognitif dan
meningkatkan fungsi otak yang berkaitan dengan perhatian, memori pengakuan
virtual, memori kerja, dan kecepatan visual-motorik.
 Mencegah Penyakit Jantung
Karena berbagai sifat anti-inflamasi, kayu manis efektif dalam menjaga
jantung dan sekitarnya arteri dari kerusakan dan infeksi. Kayu manis membantu
melawan kolesterol ‘buruk’, secara signifikan menurunkan kadar kolesterol total.
Sifat anti-inflamasi juga membantu menyembuhkan peradangan pada jaringan internal
dan mengurangi risiko serangan jantung.
 Meningkatkan Fungsi Kolon
Kayu manis merupakan sumber yang baik dari serat, kalsium, dan mangan
mineral. Kombinasi kalsium dan serat dapat meningkatkan fungsi usus besar sehingga
mengurangi resiko kanker usus. Serat makanan juga berguna dalam mengurangi
gejala Irritable Bowel Syndrome termasuk diare dan sembelit.
 Mencegah Kanker
Penelitian telah menunjukkan bahwa kayu manis dapat mengurangi proliferasi
sel kanker. Menurut penelitian yang dilakukan di University of Texas, kayu manis
dapat mengurangi peningkatan sel-sel kanker dalam tubuh dan jika dimasukkan secara
teratur dalam makanan, dapat membantu mencegah kanker. Kayu manis juga
membantu mengurangi tingkat pertumbuhan leukemia dan limfoma sel-sel kanker.
 Meningkatkan Sirkulasi Darah
Kayu manis mengandung senyawa yang disebut coumarin yang memiliki sifat
pengencer darah yang membantu meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh.
Namun jika terlalu banyak coumarin dapat menyebabkan kerusakan gangguan fungsi
hati sehingga dianjurkan untuk mengkonsumsi kayu manis dalam jumlah kecil.
 Mengobati Penyakit Neurodegeneratif
Kayu manis memiliki sifat anti-inflamasi yang kuat yang mengurangi
peradangan konstan jaringan internal otak sehingga melindungi dari berbagai
gangguan neurologis. Bahan Kayu manis kuat dan alami juga dapat mencegah
timbulnya berbagai penyakit neurodegeneratif termasuk Alzheimer,
Parkinson, multiple sclerosis, tumor otak dan meningitis.
 Mengurangi Kolesterol Jahat
Kayu manis dapat sginifikan mengurangi kadar trigliserida dan
LDL“kolesterol jahat” dalam darah, sehingga menurunkan risiko
penyakit kardiovaskular. Bahan aktif, polimer methylhydroxychalcone dalam kayu
manis juga dapat meningkatkan kemampuan sel untuk memetabolisme gula hingga 20
kali.
 Mengobati Infeksi Saluran Pernafasan
Kayu manis diyakini menyembuhkan masuk angin, flu, meredakan sakit
tenggorokan, dan memerangi infeksi pernapasan.
 Mengurangi Nyeri Rematik
Mengurangi rasa sakit terkait dengan arthritis, yang telah ditunjukkan dalam
studi di Departemen of Internal Medicine, Rumah Sakit Kangnam Korea. Kayu manis
digunakan untuk mengurangi sitokin terkait dengan nyeri rematik.
 Pengatur hormon
Kayu manis mengandung zat kimia alami yang disebut cinnamaldehyde, yang
menurut penelitian meningkatkan hormon progesteron dan menurunkan produksi
testosteron pada wanita, sehingga membantu menyeimbangkan hormon yang
mempengaruhi kesuburan.
Efek Samping Cinnamon
Kayu Manis biasanya tidak menimbulkan efek samping, namun penggunaan kayu
manis dapat mengiritasi mulut dan bibir sehingga menyebabkan luka. Pada beberapa
orang, hal itu dapat menyebabkan reaksi alergi. Jika diaplikasikan pada kulit, dapat
menyebabkan kemerahan dan iritasi. Risiko konsumsi kayu manis yang berlebihan
kemungkinan akan beracun, terutama pada orang dengan gangguan hati. Bahan dalam
beberapa produk kayu manis misalnya coumarin, dapat menyebabkan masalah hati.
Selain itu, karena kayu manis dapat menurunkan gula darah, sehingga bagi penderita
diabetes mungkin perlu menyesuaikan pengobatan mereka jika mereka menggunakan
suplemen kayu manis. Mengingat kurangnya bukti tentang keamanannya kayu manis
sebagai pengobatan, hal ini tidak dianjurkan untuk anak-anak atau bagi wanita yang
sedang hamil atau menyusui. Jika sedang mengkonsumsi obat apapun secara teratur,
berbicara dengan dokter sebelum menggunakan suplemen kayu manis. Karena kayu
manis bisa berinteraksi dengan antibiotik, obat diabetes, pengencer darah, obat-obatan
jantung, dan lain-lain. Efek samping lainnya dapat terjadi :
 Mendorong Kontraksi Rahim
Beberapa wanita tergoda untuk mengkonsumsi kayu manis saat hamil karena dapat
menyingkirkan gangguan pencernaan dan membantu menghilangkan sakit perut.
Tetapi ternyata kayu manis dapat menginduksi kontraksi rahim dan menyebabkan
persalinan prematur. Oleh karena itu konsumsi kayu manis harus dibatasi, dan tidak
boleh dikonsumsi setiap hari.
 Iritasi Kulit
Minyak kayu manis murni dapat mengiritasi kulit, bahkan menyebabkan sensasi
terbakar. Hal ini akan lebih berbahaya ketika mengenai alat kelamin.
 Peningkatan Denyut Jantung
Orang-orang yang memiliki penyakit jantung juga harus berhati-hati saat
mengkonsumsi kayu manis. Dianjurkan untuk meminum atau memakan makanan
yang hanya mengandung 2% kayu manis untuk mencegah peningkatan denyut jantung
yang berlebihan.
 Tersedak
Menelan bubuk kayu manis tanpa air minum dapat menyebabkan kematian akibat
tersedak. Bubuk kayu manis bisa masuk ke paru-paru dan menyebabkan infeksi yang
dapat mengakibatkan komplikasi pernapasan parah. Hal ini dapat menyebabkan
lemahnya paru-paru (dan kematian jika tidak dipakaikan ventilator).
 Iritasi Perut
Ketika mengkonsumsi kayu manis dalam jumlah yang berlebihan dapat mengalami
iritasi lapisan perut. Orang-orang yang sudah memiliki masalah pencernaan seperti
sakit maag harus mewaspadainya.
 Iritasi Mulut
Ektrak kayu manis yang konsentrat atau minyak kayu manis dapat menimbulkan
sensasi tebakar pada mulut serta dapat menyebabkan iritasi. Oleh karena itu
dianjurkan untuk mengencerkan ekstrak atau minyak kayu manis.
 Menurunkan Gula Darah Terlalu Besar
Kayu manis telah dikaitkan dengan menurunkan kadar gula darah. Ini bisa menjadi
masalah bagi penderita diabetes atau orang lain yang harus mempertahankan kadar
gula darahnya.
 Gusi Bengkak (Gangvitis)
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menggunakan produk oral seperti permen
karet, obat kumur, dan pasta gigi dengan ekstrak kayu manis mungkin terkait dengan
pembengkakan gusi.
 Pusing dan Sesak Nafas
Mengkonsumsi kayu manis terutama dalam jumlah terkonsentrasi dapat menyebabkan
pusing atau sesak napas.
 Penyakit Ginjal
Beberapa percaya bahwa kayu manis dapat menyebabkan penyakit ginjal ketika
dikonsumsi dalam konsentrasi tinggi. Meskipun belum ada penelitian khusus yang
dilakukan yang mendukung teori ini dan menunjukkan hubungan sebab akibat
langsung antara konsumsi penyakit kayu manis dan ginjal.

Dosis
Kayu manis aman bagi kebanyakan orang ketika diminum dalam jumlah kurang dari 6
gram sehari selama 6 minggu atau kurang.
DAFTAR PUSTAKA

Backer, C.A, Bakhuizen van den Brink, 1963, Flora of Java (Spermatophytes Only), Vol. I, Wolter-
Noordhoff, NVP., Groningen
Harris, R., 1990. Tanaman Minyak Atsiri. Jakarta : Penebar Swadaya
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid III, Badan Litbang Kehutanan, Jakarta. hal. 795
Rismunandar dan Farry B. Paimin. 2001. Kayu Manis Budidaya dan Pengolahan. Jakarta:Penebar
Swadaya
Srivastava, Ajit K., Goering, Carroll E., Rohrbach, Roger P. 1996. Engineering Principles of
Agricultural Machines. Michigan:Information Publishing Group
Suwarto, Octavianty Yuke, dkk. 2014. Top 15 Tanaman Perkebunan. Jakarta : Penerbit
Swadaya
Thacker, Emily. 2012. The Cinnamon Book. Ohio : James Direct Inc
www.eprints.undip.ac.id/tesis-penelitian-ekstraksi-kayu-manis.pdf
www.rempahsari.com/our-productst/47-cassiavera

Anda mungkin juga menyukai