Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUM CARA PEMANENAN KAYU MANIS


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Budidaya Tanaman Obat

Disusun Oleh :

Muhamad Luqman Agisni

4211.1.16.11.0045

FAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI

TAHUN 2019 / 2020


Hari/tanggal : Kamis, 30 Januari 2020
Tempat : Kebun Koleksi Universitas Winaya Mukti
Mata Kuliah : Budidaya Tanaman Obat

I. Pendahuluan
Kayu manis (Cinnamomum sp.) merupakan tumbuhan asli Asia Selatan, Asia
Tenggara dan daratan Cina, termasuk Indonesia. Tanaman kayu manis yang
dikembangkan di Indonesia sebagian besar adalah jenis Cinnamomum burmanii
Blume. Jenis kayu manis ini merupakan tanaman asli Indonesia. Selain C. burmanii,
Indonesia pun masih memiliki beberapa jenis tanaman dari keluarga Cinnamomum,
yaitu C. Cassia dan C. cullilawan. Namun kualitas kulitnya masih lebih rendah
dibanding C. Burmanii.
Kayu manis termasuk famili Lauraceae yang memiliki nilai ekonomi dan
merupakan tanaman tahunan yang memerlukan waktu lama untuk diambil hasilnya.
Hasil utama kayu manis adalah kulit batang dan dahan, sedang hasil ikutannya
adalah ranting dan daun. Komoditas ini selain digunakan sebagai rempah, hasil
olahannya seperti minyak atsiri dan oleoresin banyak dimanfaatkan dalam industri-
industri farmasi, kosmetik, makanan, minuman, rokok, dan sebagainya. Pada tahun
2003 - 2005 Indonesia menjadi produsen dan eksportir utama kayu manis dengan
pangsa pasar dunia sebesar 26,10%, diikuti Tiongkok (24,63%), Sri Lanka (8,05%),
Vietnam (5,30%), dan negara lainnya (35,92%). Pada tahun yang sama jumlah
ekspor Indonesia adalah sebesar 37.192 ton dengan nilai 22.4 US$. Pada umumnya
kayu manis dikembangkan dalam bentuk hutan rakyat.
Pada tahun 2005 luas areal pengembangan kayu manis adalah 134.770 ha yang
tersebar di 19 wilayah propinsi dengan nilai produksi mencapai 100.775 ton.
Namun tahun 2013, luas areal penanaman kayu manis mengalami penurunan
hingga tersisa 101.800 ha dengan nilai produksi sebesar 89.500 ton. Daerah
unggulan penghasil kayu manis, sebagian besar berada di Sumatera Barat (Rantau
Kermas, Renah Alai, dan Pulau Tengah) dengan potensi produksi sekitar 1,5
ton/bulan. Selain itu, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi juga merupakan salah satu
wilayah kabupaten terluas dalam melakukan pengembangan kayu manis di
Indonesia, dengan areal penanaman seluas 40.962 ha dan nilai produksinya
mencapai 52.980 ton (64,92%) dari total produksi nasional. Angka ini
menempatkan Kabupaten Kerinci sebagai penyumbang utama dari total produksi
kayu manis nasional bersama Sumatera Barat. Kayu manis yang berasal dari
Kerinci ini dikenal memiliki kualitas terbaik di Indonesia.

II. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum lapangan ini adalah untuk mengetahui cara dan
teknik dalam pemanenan tanaman kayu manis.

III. Landasan Teori

A. Klasifikasi Lada (per nigrum L.)

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Viridiplantae

Superdivisi : Embryophyta

Divisi : Tracheophyta

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Magnolianae

Ordo : Laurales

Famili : Lauraceae

Genus : Cinnamomum

Spesies : Cinnamomum burmannii Blume

B. Panen Kayu Manis

Panen merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan budidaya Kayu manis
Mengingat produk kayu manis sangat spesifik yaitu berupa kulit kayu, tentunya
dalam melakukan panen kulit kayu manis memerlukan penanganan yang spesifik
pula diantaranya dengan cara menebang pohonnya atau mengelupas kulit kayunya.
Sampai saat ini kayu manis merupakan salah satu komoditi perkebunan yang
dibutuhkan banyak negara sebagai bahan penyedap makanan dan minuman, untuk
industri farmasi dan kosmetika yang mutunya sangat ditentukan oleh banyak faktor
diantaranya umur panen, waktu panen, sistem panen, teknik pemanenan dan
pengelupasan kulit.

a. Umur Panen Tanaman Kayu Manis

Umur panen sangat mempengaruhi produksi kulit kayu manis. Semakin tua
umur tanaman maka hasil kulit kayunya akan lebih tebal sehingga produksinyapun
akan lebih tinggi. Untuk mendapatkan kualitas kulit kayu manis yang ditinjau dari
bentuk stick, umur ideal untuk dipanen adalah 6-12 tahun. Hal ini disebabkan kulit
tanaman belum begitu tebal sehingga kulit kayu dapat menggulung dengan baik.
Jika ditinjau dari kandungan minyak asiri, makin tua umur tanaman maka
kandungan minyak asirinya makin tinggi pula yang dicontohkan dengan tanaman
kayu manis usia 20 tahun kandungan minyak asirinya mencapai 3,5 - 4,5 % sebesar.

b. Waktu Panen Tanaman Kayu Manis

Saat panen kayu manis terbaik ditandai oleh warna daun yang sudah menjadi
hijau tua dan tumbuhnya pucuk baru. Jika tanaman sudah mempunyai tanda-tanda
tersebut biasanya sudah cukup banyak aliran getah diantara kayu dan kulit sehingga
kulit mudah terkelupas dan segera dapat dipanen. Mengingat kulit yang
diperdagangkan dalam bentuk kulit kering, maka waktu terbaik untuk memanen
atau menguliti tanaman kayu manis adalah saat menjelang musim hujan agar
setelah panen, kulit kayu dapat langsung dijemur.

c. Sistem Panen Kayu Manis

Sistem panen sangat menentukan mutu kayu manis yang dihasilkan, bila
dalam panen kurang benar maka mutu kayu manis akan turun. Ada tiga sistem
panen yang dapat dilakukan yaitu: sistem tebang sekaligus, sistem situmbuk dan
sistem batang dipukuli sebelum ditebang. Sistem tebang sekaligus, sistem ini
sangat umum dilakukan oleh petani kayu manis, caranya dengan memotong
langsung tanaman hingga dekat tanah, setelah itu dikuliti.

Sistem situmbuk, disebut situmbuk karena cara ini dikembangkan oleh petani
di daerah Situmbuk, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Pada sistem ini, dua
bulan sebelum tanaman ditebang kulit batang tanaman dikupas melingkar mulai
dari ketinggian 5 cm dari pangkal batang hingga 80-100 cm. Selanjutnya tanaman
ditebang pada ketinggian 5 cm dari pangkal batang.
Tujuan menyisakan pangkal batang ini adalah untuk menumbuhkan tunas
baru yang selanjutnya dapat dijadikan bibit. Sistem batang dipukuli sebelum
ditebang, Sistem ini dikembangkan petani di daerah Sungayang, Kabupaten Tanah
Datar, Sumatera Barat, dimana cara memanen kayu manis dilakukan dengan
memukuli kulit batang secara melingkar. Dengan cara ini diharapkan kulit yang
akan diperoleh lebih tebal.

Bertambahnya ketebalan kulit karena pada bekas pukulan terjadi keretakan


pada kulit, selanjutnya dari retakan kulit tersebut akan tumbuh kalus baru sehingga
kulit kayu tampak ada pembengkakan. Pemukulan batang dilakukan dua bulan
sebelum tanaman dikuliti dengan menggunakan pemukul dari kayu.

IV. Metode Praktikum

1. Alat dan bahan


Alat :
- Alat Kerat
Bahan :
- Pohon Kayu Manis

2. Prosedur Kerja
 Pengelupasan kulit kayu manis, dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
dengan cara pengulitan sebelum tanaman ditebang dan pengulitan
setelah ditebang.
 Pengulitan sebelum ditebang, cara ini pengelupasan sebelum ditebang
dianggap lebih praktis jika dibanding setelah ditebang. Kebersihan kulit
akan tetap terjamin karena batang tanaman belum menyentuh tanah jadi
belum kotor. Untuk memperoleh kulit kayu bermutu baik (bagian
luarnya tampak bersih), sebaiknya sebelum pengulitan, kulit yang masih
melekat pada tanaman dibersihkan dari lumut/kotoran dengan cara
dikerok, sehingga kulit tampak hijau kekuningan dan permukaan luarnya
licin.
 Setelah dibersihkan, kulit dikerat melingkari batang pada ketinggian 5-
10 cm diatas leher akar dan pada ketinggian 100 cm dari keratan
pertama. Selanjutnya pada kulit diantara batas keratan bawah dan atas
ditoreh tegak lurus dalam bentuk garis-garis dengan jarak sekitar 5-10
cm, lalu dengan menggunakan pisau pengungkit, kulit dicungkil dari
lingkaran atas dan ditarik ke bawah. Sehingga diperoleh kulit selebar 5-
10 cm dan panjang 100 cm.
 Pengulitan setelah ditebang, pengulitan setelah tanaman ditebang
banyak dilakukan petani di Indonesia. Caranya setelah ditebang batang
kayu dipukul-pukul untuk memudahkan pengelupasan. Kulit kayu yang
dihasilkan dengan cara ini, berkualitas rendah (kualitas C) bahkan
setelah dijemur berwarna hitam.

V. Kesimpulan Dan Saran

1. Kesimpulan

Kayu manis (Cinnamomum sp.) merupakan tumbuhan asli Asia Selatan,


Asia Tenggara dan daratan Cina, termasuk Indonesia. Tanaman kayu manis
yang dikembangkan di Indonesia sebagian besar adalah jenis Cinnamomum
burmanii Blume.

Sistem panen sangat menentukan mutu kayu manis yang dihasilkan, bila
dalam panen kurang benar maka mutu kayu manis akan turun. Ada tiga
sistem panen yang dapat dilakukan yaitu: sistem tebang sekaligus, sistem
situmbuk dan sistem batang dipukuli sebelum ditebang.

Pengelupasan kulit kayu manis, dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
dengan cara pengulitan sebelum tanaman ditebang dan pengulitan setelah
ditebang.

2. Saran

Untuk pemanenan Kayu Manis, ketepatan waktu dalam memulai


panen perlu diperhatikan untuk menjaga kualitas hasil keratan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.forda-mof.org/files/galam1.pdf

http://cara-teknis.blogspot.com/2017/01/cara-teknis-panduan-lengkap-budidaya_21.html

https://docplayer.info/43929002-Profil-tanaman-kayumanis-di-indonesia-cinnamomum-
spp.html

https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_value=501525
#null

Anda mungkin juga menyukai