Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN KOMODITAS PERTANIAN RAMBUTAN

DASAR BUDIDAYA TANAMAN

Nama : Farid Geratama

NIM : 195040107111077

Kelas : Agribisnis AD

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2021/2022
Rambutan (Nephelium lappaceum L) merupakan salah satu jenis rambutan Buah
dengan kulit yang menyerupai rambut. variasi Buah rambutan memiliki variasi warna yang
beragam (Kusumayanti, 2019). Added by Anas (2019), rambutan hanya dimakan dagingnya
Sebagai makanan, ia juga mengandung banyak khasiat lainnya, terutama tentang kesehatan
manusia. Buah rambutan kini mulai menjadi buah untuk pecinta buah karena rasanya yang
manis dan dagingnya yang tebal. Tapi ketika harga buah rambutan menjadi sangat murah saat
musim buah rambutan. Ada dua masalah, yaitu tidak ada kelompok tani rambutan, membiarkan
hasil panen rambutan dijual langsung ke tengkulak dengan harga murah. Saat panen buah harga
rambutan anjlok dan sebagian petani enggan memanen buah rambutan mereka dan membiarkan
saja buah rambutan membusuk di pohon.

Dapat dijelaskan dari foto di atas bahwa ketika musim panen buah rambutan datang
sekitar bulan Desember-Februari, petani langsung menjual buah rambutan kepada pengepul
atau pembeli yang datang ke desa dengan harga murah. Para pengepul biasanya membawa buah
tersebut ke pasar-pasar di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi untuk dijual kembali dengan
harga tinggi. Minimnya kelompok tani membuat petani tidak punya pilihan selain menaikkan
harga buah rambutan.

Rambutan (Nephelium lappaceum L) merupakan salah satu buah yang mereka memiliki
kulit buah seperti rambut. Berbagai jenis varietas buah rambutan memiliki varian warna yang
berbeda (Kusumayanti, 2019). Dikirim oleh Anas (2019), rambutan tidak hanya dikonsumsi
oleh daging sebagai makanan itu juga mengandung sejumlah properti lain, terutama yang
terkait dengan kesehatan manusia. Sebagai alternatif, daun Rambutan dapat digunakan
merawat rambut beruban. Ekstrak daun digunakan untuk rambut abu-abu gelap. Nuni Widiarti,
Sri Wahyuni, F.Widhi Mahatman (2013) menyoroti harga jual rambutan dalam penelitiannya
yang sangat murah bila rambutan tidak diolah sehingga diperlukan pengolahan menaikkan
harga jual buah rambutan.

Alat Pemanen Buah Rambutan

Alat pemanen buah rambutan digunakan untuk membantu proses pemanenan buah
rambutan secara mekanis atau otomatis.

Jenis Tanaman Rambutan

Hasil penelitian melaporkan bahwa sekitar 22 spesies tanaman rambutan ditemukan di


Indonesia, keragaman rambutan jenis ini karena perbedaan iklim dan kondisi meningkatnya
pertumbuhan dan adanya penyerbukan silang.

1. Buah rambutan rapia tidak terlalu lebat, tetapi kualitas buahnya tinggi, kulit tidak
rata merah kuning-hijau dengan rambut agak jarang, daging buah manis dan agak
kering, keras, lembut dan Daging tebal, dengan umur simpan hingga 6 hari setelah
panen.
2. Rambutan lebak bulus pohonnya tinggi dan lebat buahnya dengan hasil ratarata
160-170 ikat per pohon, kulit buah berwarna merah kuning, halus, rasanya segar
manis-asam banyak air dan ngelotok daya simpan 4 hari setelah dipetik, buah ini
tahan dalam pengangkutan.
3. Rambutan simacan kurang lebat buahnya dengan rata-rata hasil 90-170 ikat per
pohon, kulit berwarna merah kekuningan sampai merah tua, rambut kasar dan agak
jarang, rasa manis, sedikit berair tetapi kurang tahan dalam pengangkutan.
4. Rambutan binjai yang merupakan salah satu rambutan yang terbaik di Indonesia
dengan buah cukup besar, dengan kulit berwarna merah darah sampai merah tua
rambut buah agak kasar dan jarang, rasanya manis dengan asam sedikit, hasil buah
tidak selebat aceh Lebak Bulus tetapi daging buahnya ngelotok.
5. Rambutan sinyonya, jenis rambutan ini lebat buahnya dan banyak disukai terutama
orang Tionghoa, dengan batang yang kuat cocok untuk diokulasi, warna kulit buah
merah tua sampai merah anggur, dengan rambut halus dan rapat, rasa buah manisa
asam, banyak berair, lembek dan tidak ngelotok.

Pembibitan Rambutan

a. Teknik Pembibitan Okulasi


1. Teknik tempelan model huruf U
Untuk model okulasi ini dilakukan dengan menorehkan ujung pisau dari bawah
keatas, kemudian melengkung ke kanan dan turun ke bawah sehingga membentuk
huruf U terbalik. Kulit yang dikelupas bentuknya mirip lidah, sedangkan lebar
irisan kira-kira sepertiga bagian lingkaran batang. Pengelupasan kulit ini harus
dilakukan dengan hati-hati jangan sampai lapisan Kambium terkerok habis. Untuk
pengambilan mata tempel dari batang atas dibuat ukuranya lebih kecil tujuannya
diberi kelonggaran untuk tumbuhnya kulit baru.
2. Teknik tempelan model jendela
Pada tempelen model ini mata tunas yang ditempel tidak tertutup, masih ada
bagian yang terbuka, yaitu dibagian tengah persis ditempat calon tunas akan keluar
atau tumbuh, seolah-olah ada jendelanya. Pembuatan irisan batang pokok dilakukan
dengan cara mengangkat kulit irisan dengan menggunakan pisau, diusahakan
jangan sampai mengenai atau merusak kambium. Setelah kulit diangkat kemudian
ditarik ke bawah, ditengah-tengah kulit yang ditarik tadi kemudian dibuat lubang
dengan ukuran panjang kirakira 9 mm, lubang inilah yang disebut sebagai jendela.
b. Pengadaan bibit dengan Mencangkok
Mencangkok merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang
bertujuan untuk mendapatkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan induknya
dan cepat menghasilkan. Pencangkokan dilakukan dengan menyayat dan mengupas
kulit sekeliling batang, lebar sayatan tergantung pada jenis tanaman yang dicangkok.
Penyayatan dilakukan sedemikian rupa sehingga lapisan kambiumnya dapat
dihilangkan (dengan cara dikikis). Setelah luka yang dibuat cukup kering, Rootone-F
diberikan sebagai perlakuan agar bahan cangkokan cepat berakar. Media tumbuh yang
digunakan terdiri dari tanah dan kompos dan dibalut dengan sabut kelapa atau plastik.
Bila batang diatas sayatan telah menghasilkan sistem perakaran yang bagus, batang
dapat segera dipotong dan ditanam di lapang.
c. Pengadaan bibit dengan penyusuaan
Istilah penyusuan (approach grafting) merupakan cara penyambungan di mana
batang bawah dan batang atas masing-masing tanaman masih berhubungan dengan
perakarannya. Keuntungan dari tehnik ini adalah tingkat keberhasilan tinggi, tetapi
pengerjaannya agak merepotkan, karena batang bawah harus selalu didekatkan kepada
cabang pohon induk yang kebanyakan berbatang tinggi. Kerugian lainnya bahwa
penyusuan hanya dapat dilakukan dalam jumlah sedikit atau terbatas, tidak sebanyak
sambungan atau menempel dan akibat dari penyusuan bisa merusak tajuk pohon induk.
Oleh karena itu penyusuan hanya dianjurkan terutama untuk perbanyakan tanaman
yang sulit dengan cara sambungan dan okulasi.

Penyiapan Lahan

Pilih tanah yang subur, hindari daerah yang tanahnya terlalu liat dan sirkulasinya tidak
baik, meskipun di daerah pegunungan tanahnya subur dengan menggali parit (teras) pada
bagian yang curam untuk kemudian menutupi tanah gembur perlu dibajak atau dicangkul
cukup, dengan kedalaman sekitar 30 cm, semua lahan yang akan digunakan untuk kebun
rambutan dibuat, tanaman pengganggu seperti semak dan rumput disingkirkan, dan benda keras
kemudian disingkirkan dan tanah dibajak / dicangkul (Kalie, 1994). Bila bibit berasal dari
cangkokan pengolahan tanah tidak perlu terlalu terlalu dalam tetapi kalau hasil dari okulasi
perlu pengolahan yang cukup dalam. Kemudian dibuatkan saluran air selebar 1 meter dan
kedalaman disesuaikan dengan kedalaman air tanah, guna mengatasi sistem pembuangan air
yang kurang lancar. Tanah yang kurang humus dan kurus atau cukup liat diberikan pupuk hijau
yang dibuat dengan cara mengubur ranting-ranting dan dedaunan, kemudian kondisi ini
dibiarkan salama kurang lebih 1 tahun sebelumnya

Penanaman Tanaman Rambutan

Pembuatan lubang dalam bedeng-bedeng yg sudah siap buat tempat penanaman bibit
rambutan yg telah jadi dilakukan selesainya tanah diolah secara matang lalu dibentuk lobang-
lobang menggunakan berukuran 1 x 1 x 0,5 m yg usahakan sudah dipersiapkan 3-4 pekan
sebelumnya & dalam saat penggalian tanah yg diatas & yg dibawah dipisahkan yg nantinya
digunakan buat epilog balik lubang yg sudah diberi tanaman, sedangkan jeda antar lubang
kurang lebih 12-14 m. Setelah berlangsung selama dua pekan lubang ditutup menggunakan
susunan tanah misalnya sedia kala & tanah yg permukaan dikembalikan selesainya dicampur
menggunakan tiga blek (1 blek sekitar 20 liter) pupuk sangkar yg telah matang, & kira-kira 4
pekan & tanah yg berada pada lubang bekas galian tadi telah mulai menurun baru rambutan
ditanam & nir perlu terlalu pada secukupnya, maksudnya batas antara akar & btg rambutan
diusahakan dengan tinggi bagian atas tanah yg terdapat disekelilingnya (Mahisworo, 1998 ).

Bibit yang akan ditanam di lapangan sebaiknya sudah tumbuh setinggi 75- 150 cm atau
berumur 7-9 bulan setelah diokulasi, kondisinya sehat dan pertumbuhannya bagus. Hal ini
tercermin dari pertumbuhan batang yang kokoh, perakarannya banyak dan kuat, juga adanya
helaian daun dekat pucuk tanaman yang telah menebal dan warnanya hijau tua.

Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan mencakup pemupukan & pemangkasan. Pemupukan dibutuhkan buat


menyuburkan flora sedangkan pemangkasan bertujuan pada pembentukan tajuk flora dan
penjarangan, supaya flora tidak terlalu rimbun lantaran jika terlalu rimbun, daun-daun akan
saling menaungi pertumbuhan tunas kurus & kurang sehat. Kerimbunan akan mengundang
kelembapan, & akhirnya mengundang jamur. Akibat selanjutnya tentu mampu kita duga, yaitu
flora sebagai sakit, ranting tidak sehat, sebagai akibatnya flora mati (Setiadi, 1985). Pemberian
pupuk hijau dilakukan dengan tujuan menyuburkan tanah dan menjaga kelembapan tanah.
Pemupukan dilakukan dua kali, yaitu pada awal musim hujan dan pada saat menjelang musim
kemarau. Dosisnya meningkat sesuai umur tanaman.Waktu pemupukan dibagi menjadi pupuk
dasar dan pemupukan susulan. Pemupukan dasar dilakukan pada saat pengolahan tanah atau
pembuatan bedegan tanaman. Adapun pemupukan susulan dilakukan setelah rambutan ditanam
dikebun atau tegalan (Arief Prahasta, 2009).

Panen

Tumbuhan rambutan membuat bunga sehabis 7 tahun apabila ditanam menurut biji,
tetapi dalam usia dua tahun telah bisa berbunga apabila diperbanyak secara vegetatif.
Rambutan umumnya berumah 2, namun bersifat androdioecious, terdapat tanaman jantan &
tanaman banci. Tumbuhan jantan tidak pernah mampu membuat butir. Pembungaan rambutan
ditentukan musim atau ketersediaan air. Masa kemarau 3 bulan menghentikan pertumbuhan
vegetatif & merangsang pembentukan bunga. Di wilayah Sumatera bagian utara, yg tidak
mengenal musim kering rambutan bisa membuat butir 2 kali pada setahun. Di loka lain, bunga
ada umumnya sehabis masa kemarau tiga bulan (pada Jawa & Kalimantan umumnya dalam
bulan Oktober & November)

Buah rambutan yang telah matang dengan ciri-ciri melihat warna yang disesuaikan
dengan jenis rambutan yang ada juga dengan mencium baunya serta yang terakhir dengan
merasakan rambutan yang telah masak dibandingkan dengan rambutan yang belum masak,
dapat dipastikan bahwa pemanenan dilakukan sekitar bulan November sampai Februari, juga
dapat dipengaruhi musim kemarau atau musim penghujan. Cara pemanenan yang terbaik
adalah dipetik bersama tungkalnya yang sudah matang (hanya yang sudah masak) sekaligus
melakukan pemangkasan pohon agar tidak menjadi rusak. Pemangkasan dilakukan sekaligus
panen agar dapat bertunas kembali cepat berbuah, apabila pemetikan tidak terjangkau dapat
dilakukan dengan menggunakan galah untuk mengkait tangkai buah rambutan secara benar.
DAFTAR PUSTAKA

Adhan, A. E., Buchori, A. S., Suhartono, R., Nugraha, A., Abadi, A. H., & Ardin, M. B. (2020).
Pelatihan Dan Penguatan Manajemen Pengolahan Buah Rambutan Di Kabupaten
Subang. JURPIKAT (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat), 1(3), 315-325.

Saputro, H. A. (2010). Budidaya rambutan di kebun benih hortikultura Ranukitri Pendem


Mojogedang Karanganyar.

Anda mungkin juga menyukai