Anda di halaman 1dari 17

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Buah durian memiliki keunikan tersendiri yang relatif tidak sama dengan buah-buah yang
lainnya. Ia memiliki bentuk yang beranekaragam, duri dan warna buah yang berbeda-beda, dan
memiliki bagian-bagian buah yang juga tidak sama dengan bagian-bagian buah lainnya.
Sesuai degan namanya, durian adalah buah yang dipenuhi oleh duri. Permukaan kulit
luarnya penuh dengan duri-duri tajam membahayakan. Tetapi di balik itu, di dalamnya terdapat
buah atau daging yang tiada tara lezatnya, meskipun relatif. Sampai-sampai oleh bayak kalangan
digelari sebagai king of the fruit (raja segala buah).

Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Dilleniidae
Ordo: Malvales
Famili: Bombaceae
Genus: Durio
Spesies: Durio zibethinus Murr

Lalu bagaimana agar budidaya durian khususnya durian montong dapat memberikan hasil
yang maksimal? Insya Allah akan dibahas pada bab pembahasan
.
B. Identifikasi Masalah
Pembahasan makalah ini akan diuraikan sebagai berikut:
A. Karakteristik Tanaman Durian
B. Teknik berkebun Durian
C. Peluang Budidaya Durian
D. Hambatan Budidaya Durian
E. Pertanyaan

1
BAB II
Pembahasan

A. KARAKTERISTIK TANAMAN DURIAN


a. Syarat Tumbuh
1) Iklim
1) Curah hujan untuk tanaman durian maksimum 3000-3500 mm/tahun dan minimal
1500-3000 mm/tahun. Curah hujan merata sepanjang tahun, dengan kemarau 1-2
bulan sebelum berbunga lebih baik daripada hujan terus menerus.
2) Intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan durian adalah 60-80%. Sewaktu masih
kecil (baru ditanam di kebun), tanaman durian tidak tahan terik sinar matahari di
musim kemarau, sehingga bibit harus dilindungi/dinaungi.
3) 3) Tanaman durian cocok pada suhu rata-rata 20-30 derajat C. Pada suhu 15o C
durian dapat tumbuh tetapi pertumbuhan tidak optimal. Bila suhu mencapai 35 derajat
C daun akan terbakar.
2) Media Tanam
1) Tanaman durian menghendaki tanah yang subur (tanah yang kaya bahan organik).
Partikel penyusunan tanah seimbang antara pasir liat dan debu sehingga mudah
membentuk remah.
2) Tanah yang cocok untuk durian adalah jenis tanah grumosol dan ondosol. Tanah yang
memiliki ciri-ciri warna hitam keabu-abuan kelam, struktur tanah lapisan atas bebutir-
butir, sedangkan bagian bawah bergumpal, dan kemampuan mengikat air tinggi.
3) Derajat keasaman tanah yang dikehendaki tanaman durian adalah (pH) 5-7, dengan
pH optimum 6-6,5.
4) Tanaman durian termasuk tanaman tahunan dengan perakaran dalam, maka
membutuhkan kandungan air tanah dengan kedalam cukup, (50-150 cm) dan (150-
200 cm). Jika kedalaman air tanah terlalu dangkal/ dalam, rasa buah tidak
manis/tanaman akan kekeringan/akarnya busuk akibat selalu tergenang.
3) Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat untuk bertanam durian tidak boleh lebih dari 800 m dpl. Tetapi ada
juga tanaman durian yang cocok ditanam diberbagai ketinggian. Tanah yang
berbukit/yang kemiringannya kurang dari 15 kurang praktis daripada lahan yang datar
rata.

B. TEKNIK BERKEBUN DURIAN


a. Pembibitan
1. Persyaratan Benih
1) Asli dari induknya.
2
2) Segar dan sudah tua.
3) Tidak kisut.
4) Tidak terserang hama dan penyakit.
2. Penyiapan Benih dan Bibit
Perbanyakatan tanaman durian dapat dilakukan melalui cara generatif (dengan biji) atau
vegetatif (okulasi, penyusuan atau cangkokan).
1) Pengadaan benih dengan cara generatif.
Memilih biji-biji yang tulen/murni dilakukan dengan mencuci biji-biji dahulu agar
daging buah yang menempel terlepas. Biji yang dipilih dikeringkan pada tempat
terbuka, tidak terkena sinar matahari langsung. Penyimpanan diusahakan agar tidak
berkecambah/rusak dan merosot daya tumbuhnya. Proses pemasakan biji dilakukan
dengan baik (dengan cara diistirahatkan beberapa saat), dalam kurun waktu 2-3
minggu sesudah diambil dari buahnya. Setelah itu biji ditanam.
2) Pengadaan bibit dengan cara okulasi Persyaratan biji durian yang akan diokulasi
berasal dari biji yang sehat dan tua, dari tanaman induk yang sehat dan subur, sistem
perakaran bagus dan produktif. Biji yang ditumbuhkan, dipilih yang pertumbuhannya
sempurna. Setelah umur 8- 10 bulan, dapat diokulasi, dengan cara :
a) Kulit batang bawah disayat, tepat di atas matanya (± 1 cm). Dipilih mata tunas
yang berjarak 20 cm dari permukaan tanah.
b) Sayatan dibuat melintang, kulit dikupas ke bawah sepanjang 2-3 cm sehingga
mirip lidah.
c) Kulit yang mirip lidah dipotong menjadi 2/3-nya.
d) Sisipan “mata” yang diambil dari pohon induk untuk batang atas (disayat
dibentuk perisai) diantara kulit. Setelah selesai dilakukan okulasi, 2 minggu
kemudian di periksa apakah perisai mata tunas berwarna hijau atau tidak. Bila
berwarna hijau, berarti okulasi berhasil, jika coklat, berarti okulasi gagal.
3) Penyusuan
a) Model tusuk/susuk
- Tanaman calon batang atas dibelah setengah bagian menuju kearah pucuk.
Panjang belahan antara 1-1,5 cm diukur dari pucuk. Tanaman calon batang bawah
sebaiknya memiliki diameter sama dengan batang atasnya. Tajuk calon batang
bawah dipotong dan dibuang, kemudian disayat sampai runcing. Bagian yang
runcing disisipkan kebelahan calon batang atas yang telah dipersiapkan. Supaya
calon batang bawah tidak mudah lepas, sambungannya harus diikat kuat-kuat
dengan tali rafia.
- Selama masa penyusuan batang yang disatukan tidak boleh bergeser. Sehingga,
tanaman batang bawah harus disangga atau diikat pada tanaman induk (batang
tanaman yang besar) supaya tidak goyah setelah dilakukan penyambungan.
Susuan tersebut harus disiram agar tetap hidup. Biasanya, setelah 3-6 bulan
tanaman tersebut bisa dipisahkan dari tanaman induknya, tergantung dari usia

3
batang tanaman yang disusukan. Tanaman muda yang kayunya belum keras sudah
bisa dipisahkan setelah 3 bulan. Penyambungan model tusuk atau susuk ini dapat
lebih berhasil kalau diterapkan pada batang tanaman yang masih muda atau belum
berkayu keras.
b) Model Sayatan
- Pilih calon batang bawah (bibit) dan calon batang atas dari pohon induk yang
sudah berbuah dan besarnya sama.
- Kedua batang tersebut disayat sedikit sampai bagian kayunya. Sayatan pada
kedua batang tersebut diupayakan agar bentuk dan besarnya sama.
- Setelah kedua batang tersebut disayat, kemudian kedua batang itu ditempel tepat
pada sayatannya dan diikat sehingga keduanya akan tumbuh bersamasama.
- Setelah 2-3 minggu, sambungan tadi dapat dilihat hasilnya kalau batang atas dan
batang bawah ternyata bisa tumbuh bersama-sama berarti penyusuan tersebut
berhasil.
- Kalau sambungan berhasil, pucuk batang bawah dipotong/dibuang, pucuk
batang atas dibiarkan tumbuh subur. Kalau pertumbuhan pucuk batang atas sudah
sempurna, pangkal batang atas juga dipotong.
- Maka akan terjadi bibit durian yang batang bawahnya adalah tanaman biji,
sedangkan batang atas dari ranting/cabang pohon durian dewasa.
4) Cangkokan
Batang durian yang dicangkok harus dipilih dari cabang tanaman yang sehat, subur,
cukup usia, pernah berbuah, memiliki susunan percabangan yang rimbun, besar
cabang tidak lebih besar daripada ibu jari (diameter=2–2,5 cm), kulit masih hijau
kecoklatan. Waktu mencangkok adalah awal musim hujan sehingga terhindar dari
kekeringan, atau pada musim kering, tetapi harus disiram secara rutin (2 kali sehari),
pagi dan sore hari. Adapun tata cara mencangkok adalah sebagai berikut :
a) Pilih cabang durian sebesar ibu jari dan yang warna kulitnya masih hijau
kecoklatan.
b) Sayap kulit cabang tersebut mengelilingi cabang sehingga kulitnya terlepas.
c) Bersihkan lendir dengan cara dikerok kemudian biarkan kering angin sampai dua
hari.
d) Bagian bekas sayatan dibungkus dengan media cangkok (tanah, serabut gambut,
mos). Jika menggunakan tanah tambahkan pupuk kandang/kompos perbandingan
1:1. Media cangkok dibungkus dengan plastik/sabut kelapa/bahan lain, kedua
ujungnya diikat agar media tidak jatuh. 5. Sekitar 2-5 bulan, akar cangkokan akan
keluar menembus pembungkus cangkokan. Jika akar sudah cukup banyak,
cangkokan bisa dipotong dan ditanam di keranjang persemaian berisi media tanah
yang subur.
3. Teknik Penyemaian dan Pemeliharaan

4
Bibit durian sebaiknya tidak ditanam langsung di lapangan, tetapi disemaikan terlebih
dahulu ditempat persemaian. Biji durian yang sudah dibersihkan dari daging buah
dikering-anginkan sampai kering tidak ada air yang menempel. Biji dikecambahkan
dahulu sebelum ditanam di persemaian atau langsung ditanam di polibag. Caranya biji
dideder di plastik/anyaman bambu/kotak, dengan media tanah dan pasir perbandingan 1:1
yang diaduk merata. Ketebalan lapisan tanah sekitar 2 kali besar biji (6-8 cm), kemudian
media tanam tadi disiram tetapi (tidak boleh terlalu basah), suhu media diupayakan cukup
lembab (20-23 derajat C). Biji ditanam dengan posisi miring tertelungkup (bagian calon
akar tunggang menempel ke tanah), dan sebagian masih kelihatan di atas permukaan
tanah (3/4 bagian masih harus kelihatan). Jarak antara biji satu dengan lainnya adalah 2
cm membujur dan 4-5 cm melintang. Setelah biji dibenamkan, kemudian disemprot
dengan larutan fungisida, kemudian kotak sebelah atas ditutup plastik supaya
kelembabannya stabil. Setelah 2-3 minggu biji akan mengeluarkan akar dengan tudung
akar langsung masuk ke dalam media yang panjangnya ± 3-5 cm. Saat itu tutup plastik
sudah bisa dibuka. Selanjutnya, biji-biji yang sudah besar siap dibesarkan di persemaian
pembesar atau polibag.

4. Pemindahan Bibit
Bibit yang akan ditanam di lapangan sebaiknya sudah tumbuh setinggi 75-150 cm atau
berumur 7 - 9 bulan setelah diokulasi, kondisinya sehat dan pertumbuhannya bagus. Hal
ini tercermin dari pertumbuhan batang yang kokoh, perakarannya banyak dan kuat, juga
adanya helaian daun dekat pucuk tanaman yang telah menebal dan warnanya hijau tua.

b. Pengolahan Media Tanam


1. Penanaman durian, perlu perencanaan yang cermat. Hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah pengukuran pH tanah, analisis tanah, penetapan waktu/jadwal tanam, pengairan,
penetapan luas areal penanaman, pengaturan volume produksi.
2. Pembukaan Lahan Pembersihan dan pengolahan lahan dilakukan beberapa minggu
sebelum penanaman bibit berlangsung. Batu-batu besar, alang-alang, pokok-pokok
batang pohon sisa penebangan disingkirkan. Perlu dibersihkan dari tanaman liar yang
akan menganggu pertumbuhan.
3. Pembentukan Bedengan Tanah untuk bedengan pembesaran harus dicangkul dulu
sedalam 30 cm hingga menjadi gembur, kemudian dicampur dengan pasir dan kompos
yang sudah jadi. Untuk ukuran bedengan lebar 1 m panjang 2 m, diberi 5 kg pasir dan 5
kg pupuk kompos. Setelah tanah, pasir dan kompos tercampur merata dan dibiarkan
selama 1 minggu. Pada saat itu juga tanah disemprot Vapan/Basamid untuk mencegah
serangan jamur/bakteri pembusuk jamur. Di sekeliling bedengan, perlu dibuatkan saluran
untuk penampung air. Jika bedengan sudah siap, biji yang telah tumbuh akarnya tadi
segera ditanam dengan jarak tanam 20 x 30 cm. Penanaman biji durian dilakukan dengan
cara dibuatkan lubang tanam sebesar biji dan kedalamannya sesuai dengan panjang akar

5
masing-masing. Setelah biji tertanam semua, bagian permukaan bedengan ditaburi pasir
yang dicampur dengan tanah halus (hasil ayakan) setebal 5 cm.
4. Pengapuran Keadaan tanah yang kurang subur, misalnya tanah podzolik (merah kuning)
dan latosol (merah-coklat-kuning), yang cenderung memiliki pH 5 - 6 dan
penyusunannya kurang seimbang antara kandungan pasir, liat dan debu, dapat diatasi
dengan pengapuran. Sebaiknya dilakukan menjelang musim kemarau, dengan kapur
pertanian yang memiliki kadar CaCO3 sampai 90%. Dua sampai 4 minggu sebelum
pengapuran, sebaiknya tanah dipupuk dulu dan dilsiram 4-5 kali. Untuk mencegah
kekurangan unsur Mg dalam tanah, sebaiknya dua minggu setelah pengapuran, segera
ditambah dolomit.

c. Teknik Penanaman
1. Penentuan Pola Tanaman Jarak tanam sangat tergantung pada jenis dan kesuburan tanah,
kultivar durian, serta sistem budidaya yang diterapkan. Untuk kultivar durian berumur
genjah, jarak tanam: 10 m x 10 m. Sedangkan kultivar durian berumur sedang dan dalam
jarak tanam 12 m x 12 m. Intensifikasi kebun durian, terutama waktu bibit durian masih
kecil (berumur kurang dari 6 tahun), dapat diupayakan dengan budidaya tumpangsari.
Berbagai budidaya tumpangsari yang biasa dilakukan yakni dengan tanaman horti
(lombok, tomat, terong dan tanaman pangan : padi gogo, kedelai, kacang tanah dan ubi
jalar.
2. Pembuatan Lubang Tanam Pengolahan tanah terutama dilakukan di lubang yang akan
digunakan untuk menanam bibit durian. Lubang tanam dipersiapkan 1 m x 1 m x 1 m.
Saat menggali lubang, tanah galian dibagi menjadi dua. Sebelah atas dikumpulkan di kiri
lubang, tanah galian sebelah bawah dikumpulkan di kanan lubang. Lubang tanam
dibiarkan kering terangin-angin selama ± 1 minggu, lalu lubang tanam ditutup kembali.
Tanah galian bagian atas lebih dahulu dimasukkan setelah dicampur pupuk kompos 35
kg/lubang, diikuti oleh tanah bagian bawah yang telah dicampur 35 kg pupuk kandang
dan 1 kg fospat. Untuk menghindari gangguan rayap, semut dan hama lainnya dapat
dicampurkan insektisida butiran seperti Furadan 3 G. Selanjutnya lubang tanam diisi
penuh sampai tampak membukit setinggi 20-30 cm dari permukaan tanah. Tanah tidak
perlu dipadatkan. Penutupan lubang sebaiknya dilakukan 7-15 hari sebelum penanaman
bibit.
3. Cara Penanaman Bibit yang akan ditanam di lapangan sebaiknya tumbuh 75-150 cm,
kondisinya sehat, pertumbuhan bagus, yang tercermin dari batang yang kokoh dan
perakaran yang banyak serta kuat. Lubang tanam yang tertutup tanah digali kembali
dengan ukuran yang lebih kecil, sebesar gumpalan tanah yang membungkus akar bibit
durian. Setelah lubang tersedia, dilakukan penanaman dengan cara sebagai berikut :
1) Polybag/pembungkus bibit dilepas (sisinya digunting/diiris hati-hati)
2) Bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam sampai batas leher

6
3) Lubang ditutup dengan tanah galian. Pada sisi tanaman diberi ajir agar pertumbuhan
tanaman tegak ke atas sesuai arah ajir.
4) Pangkal bibit ditutup rumput/jerami kering sebagai mulsa, lalu disiram air.
5) Di atas bibit dapat dibangun naungan dari rumbia atau bahan lain. Naungan ini
sebagai pelindung agar tanaman tidak layu atau kering tersengat sinar matahari secara
langsung.

d. Pemeliharaan Tanaman
1. Penjarangan dan Penyulaman Penjarangan buah bertujuan untuk mencegah kematian
durian agar tidak menghabiskan energinya untuk proses pembuahan. Penjarangan
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup, rasa buah, ukuran buah dan frekuensi
pembuahan setiap tahunnya. Penjarangan dilakukan bersamaan dengan proses
pengguguran bunga, begitu gugur bunga selesai, besoknya harus dilakukan
penjarangan (tidak boleh ditundatunda). Penjarangan dapat dilakukan dengan
menyemprotkan hormon tertentu (Auxin A), pada saat bunga atau bakal buah baru
berumur sebulan. Pada saat itu sebagian bunga sudah terbuka dan sudah dibuahi.
Ketika hormon disemprotkan, bunga yang telah dibuahi akan tetap meneruskan
pembuahannya sedangkan bunga yang belum sempat dibuahi akan mati dengan
sendirinya. Jumlah buah durian yang dijarangkan ± 50-60% dari seluruh buah yang
ada.
2. Penyiangan Untuk menghindari persaingan antara tanaman dan rumput disekeliling
selama pertumbuhan, perlu dilakukan penyiangan (± diameter 1 m dari pohon
durian).
3. Pemangkasan/perempelan
1) Akar Durian
Pemotongan akar akan menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman sampai 40%
selama ± 1 musim. Selama itu pula tanaman tidak dipangkas. Pemangkasan akar
selain membuat tanaman menjadi cepat berbuah juga meningkatkan kualitas buah,
menarik, buah lebih keras dan lebih tahan lama. Waktu pemotongan akar paling
baik pada saat tanaman mulai berbunga, paling lambat 2 minggu setelah
berbunga. Jika dilakukan melewati batas, hasil panen berkurang dan pertumbuhan
terhambat. Cara pemotongan: kedua sisi barisan tanaman durian diiris sedalam
60-90 cm dan sejauh 1,5-2 meter dari pangkal batang.
2) Peremajaan
Tanaman yang sudah tua dan kurang produktif perlu diremajakan. Tanaman
durian tidak harus dibongkar sampai ke akar-akarnya, tetapi cukup dilakukan
pemangkasan. Luka pangkasan dibuat miring supaya air hujan tidak
tertahan.Untuk mencegah terjadinya infeksi batang, bekas luka tersebut dapat
diolesi meni atau ditempeli lilin parafin. Setelah 2-3 minggu dilakukan
pemangkasan (di musim hujan) maka pada batang tersebut akan tumbuh

7
tunastunas baru. Setelah tunas baru mencapai 2 bulan, tunas tersebut dapat
diokulasi. Cara okulasi cabang sama dengan cara okulasi tanaman muda (bibit).
Tinggi okulasi dari tanah ± 1 - 1,5 m atau 2 - 2,5 m tergantung pada pemotongan
batang pokok. Pemotongan batang pokok tidak boleh terlalu dekat dengan tanah
3) Pembentukan tanaman yang terlanjur tua
Dahan-dahan yang akan dibentuk tidak usah dililiti kawat, tetapi cukup dibanduli
atau ditarik dan dipaksa ke bawah agar pertumbuhan tanaman tidak mengarah ke
atas. Cabang yang akan dibentuk dibalut dengan kalep agar dahan tersebut tidak
terluka. Balutan kalep tadi diberi tali, kemudian ditarik dan diikat dengan pasak.
Dengan demikian, dahan yang tadinya tumbuh tegak ke atas akan tumbuh ke
bawah mengarah horizontal.
4. Pemupukan
Sebelum melakukan pemupukan kita harus melihat keadaan tanah, kebutuhan
tanaman akan pupuk dan unsur hara yang terkandung dalam tanah.
1) Cara memupuk
Pada tahap awal buatlah selokan melingkari tanaman. Garis tengah selokan
disesuaikan dengan lebarnya tajuk pohon. Kedalaman selokan dibuat 20-30 cm.
Tanah cangkulan disisihkan di pinggirnya. Sesudah pupuk disebarkan secara
merata ke dalam selokan, tanah tadi dikembalikan untuk menutup selokan.
Setelah itu tanah diratakan kembali, bila tanah dalam keadaan kering segera
lakukan penyiraman.
2) Jenis dan dosis pemupukan
Jenis pupuk yang digunakan untuk memupuk durian adalah pupuk kandang,
kompos, pupuk hijau serta pupuk buatan. Pemupukan yang tepat dapat membuat
tanaman tumbuh subur. Setelah tiga bulan ditanam, durian membutuhkan
pemupukan susulan NPK (15:15:15) 200 gr perpohon. Selanjutnya, pemupukan
susulan dengan NPK itu dilakukan rutin setiap empat bulan sekali sampai
tanaman berumur tiga tahun. Setahun sekali tanaman dipupuk dengan pupuk
organik kompos/pupuk kandang 60-100 kg per pohon pada musim kemarau.
Pemupukan dilakukan dengan cara menggali lubang mengelilingi batang bawah
di bawah mahkota tajuk paling luar dari tanaman. Tanaman durian yang telah
berumur = 3 tahun biasanya mulai membentuk batang dan tajuk. Setelah itu,
setiap tahun durian membutuhkan tambahan 20–25% pupuk NPK dari dosis
sebelumnya. Apabila pada tahun ke-3, durian diberi pupuk 500 gram NPK per
pohon maka pada tahun ke-4 dosisnya menjadi 600-625 gram NPK per pohon.
Kebutuhan pupuk kandang juga meningkat, berkisar antara 120-200 kg/pohon
menjelang berbunga durian membutuhkan NPK 10:30:10. Pupuk ini ditebarkan
pada saat tanaman selesai membentuk tunas baru (menjelang tanaman akan
berbunga).

8
5. Pengairan dan penyiraman
Durian membutuhkan banyak air pada pertumbuhannya, tapi tanah tidak boleh
tergenang terlalu lama atau sampai terlalu basah. Bibit durian yang baru ditanam
membutuhkan penyiraman satu kali sehari, terutama kalau bibit ditanam pada musim
kemarau. Setelah tanaman berumur satu bulan, air tanaman dapat dikurangi sekitar
tiga kali seminggu. Durian yang dikebunkan dengan skala luas mutlak membutuhkan
tersedianya sumber air yang cukup. Dalam pengairan perlu dibuatkan saluran air
drainase untuk menghindari air menggenangi bedengan tanaman.

6. Waktu penyemprotan pestisida


Untuk mendapatkan pertumbuhan bibit tanaman yang baik, setiap 2 minggu sekali
bibit disemprot zat pengatur tumbuh Atonik dengan dosis 1 cc/liter air dan ditambah
dengan Metalik dengan dosis 0,5 cc/liter air. Hal ini dilakukan untuk merangsang
pertumbuhan tanaman agar lebih sempurna. Jenis insektisida yang digunakan adalah
Basudin yang disemprot sesuai aturan yang ditetapkan dan berguna untuk pencegahan
serangga. Untuk cendawan cukup melaburi batang dengan fungisida (contohnya
Dithane atau Antracol) agar sehat. Lebih baik bila pada saat melakukan penanaman,
batang durian dilaburi oleh fungisida tersebut.

7. Pemeliharaan lain
Pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) berfungsi mempengaruhi jaringanjaringan
pada berbagai organ tanaman. Zat ini sama sekali tidak memberikan unsur tambahan
hara pada tanaman. ZPT dapat membuat tanaman menjadi lemah sehingga
penggunannya harus disesuaikan dengan petunjuk pemakaian yang tertera pada label
yang ada dalam kemasan, sebab pemakaian ZPT ini hanya dicampurkan saja.
C. PELUANG BUDIDAYA DURIAN
1. Banyaknya Penggemar Buah Durian
Banyak kalangan menganggap bahwa buah durian adalah raja segala buah (king of the fruit).
Ini menunjukkan bahwa buah durian bukanlah sembarang buah, melainkan buah terlezat dan
terbanyak penggemarnya. Banyaknya penggemar buah durian itu, dalam skala mikro dapat
dibuktikan dari larisnya peagang eceran setiap musim buah durian. Sebagai contoh kecil,
para pedagang yang membuat kios musiman di pinggiran jalan raya, yang biasanya terdapat
lebih dari satu kios bahkan bisa puluhan kios setiap harinya tidak pernah sepi dari konsumen.
Padahal biasanya pedagang eceran biasa menjual 50-300 buah, selalu habis setiap
menjualnya menurut M. Nipan AH. penulis buku Prospek Agrobisnis Berkebun Buah
Durian.

2. Terbukanya Konsumen Sektor Industri


Pada bab terdahulu telah kita pelajari bersama bahwa buah durian memiliki sisi kemanfaatan
yang lain, tidak hanya memberikan kepuasan jasmani setelah menyantapnya. Dari sisi

9
kandungannya yang sarat protein, vitamin A dan D, berkadar lemak dan gula yang tinggi,
serta menimbulkan sifat yang panas dalam tubuh setelah menyantap buah durian sehingga
dapat menaikan libido. Maka sisi kemanfaatan ini membuka peluang kepada industry farmasi
(obat-obatan) untuk mengolah buah durian menjadi obat perangsang seksual atau penarik
libido.
Kemudian dari kekhasan aromanya, buah durian juga bisa dimanfaatkan untuk dijadikan
pengharum khas durian pada industri minuman, kue, dan sejenisnya. Di sisi lain lagi, daging
buah durian juga bisa dijadikan sebagai makanan kaleng. Dan biji buahnya (ponggenya)
dapat diolah menjadi makanan ringan yang gurih dan lezat, misalnya diolah menjadi kripik.
Melihat sisi manfaatnya itu, tentu akan menggugah perhatian sektor industri untuk membuka
usaha baru dengan mengolah daging durian menjadi produk makanan, obat-obatan, dan
sejenisnya. Sehingga akan menjadikan daging buah durian sebagai bahan campuran seperti
pada minuman, makanan, dan sejenisnya.
Kemungkinan tersebut tentu akan menambah besarnya jumlah calon konsumen buah durian.
Karena buah durian tidak lagi hanya akan dikonsumsi oleh konsumen langsung untuk
disantap daging buahnya saja, melainkan akan dikonsumsi juga oleh konsumen sektor
industri.
Padahal jumlah produk yang dikonsumsi oleh sektor industri, niscaraa tidak dalam hitungan
satuan buah atau satuan kilogram daging buah atau satuan kilogram daging buah durian.
Tetapi selalu dalam partaibesar. Hitungnya bisa mencapai ratusan atau bahkan ribuan buah,
atau puluhan bahkan ratusan ton daging buah.
Hal itu jelas menambah besarnya jumlah permintaan pasar durian dan menuntut pula
besarnya jumlah penawaran. Para peminat usaha pekebun durian tidak perlu khawatir dalam
memasarkan hasil produksi buahnya, karena permintaan pasar justru yang menuntut untuk
diberi penawaran.
3. Terbukanya Pasar Bebas Internasional
Rasanya terlalu sulit untuk memungkiri terbukanya pasar bebas internasional. Kelak seluruh
negara-negara di dunia ini praktis mengglobal ibarat menjadi sebuah kota yang tidak lagi
dibatasi ole sekat atau pembatas negara.
Pada gilirannya nanti, seluruh negara di dunia ini bisa diibaratkan sebagai pasar raksasa,
sehingga penawaran sebuah produk di sebuah negara akan menjadi permintaan pasar negara
lain. Diproduksinya suatu produk di suatu negara akan senantiasa terdeteksi oleh informasi
pasar internasional. Demikian halnya dengan diproduksinya buah durian oleh para pekebun
durian dalam negeri. Praktis akan menjadi barang kebutuhan pula bagi negara-negara lain,
atau setidak-tidaknya dengan mudah bisa dipasarkan ke negara asing.
4. Belum Terimbanginya Permintaan Pasar
Satu kemungkinan pendukung prospektif bisnis berkebun durian ialah belum terimbanginya
permintaan pasar. Apalagi jika kita baca kemungkinan tentang minimnya jumlah produk
yang kini telah berjalan sampai pada masa 10 atau 20 tahun mendatang, dan besarnya
permintaan pasar pada waktu yang bersamaan.

10
5. Cocoknya Alam Indonesia Bagi Kebun Durian
Prospektif sebuah usaha, mutlak harus didukung oleh tersedianya tempat yang strategis untuk
areal usaha perkebunan durian. Ia tidak boleh tidak harus disediakan sebidang lahan untuk
menanam pohon-pohon durian.
Adapun tempat strategis bagi usaha perkebunan durian tiada lain ialah sebidang lahan yang
ideal sebagaimana yang telah kita pahami bersama pada bab yang terdahulu. Dan lahan-lahan
ideal dimaksud, banyak dijumpai di daratan Nusantara ini. Alam indonesia sangat cocok bagi
pengebunan durian, baik pengebunan tradisional, sekedar hobi, maupun komersial
profesional.
Banyaknya kultivar durian yang dirilis pemerintah semenjak 80-an, merupakan bukti yang
palingny nyata akan cocoknya alam indonesia bagi pengebunan durian. Mulai dari daratan
Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, sampai ke daratan pulau-pulau di wilayah
Nusa Tenggara Barat, telah banyak hidup pohon-pohon durian yang dikebunkan secara
tradisional dan memberikan durian-durian unggulan. Bahkan dari hasil perkebunan
tradisional itulah kita mewarisi aneka jenis durian beserta sekian kultivar unggulannya.

D. HAMBATAN BUDIDAYA DURIAN


1. Curah hujan yang berkepanjangan dapat membuat produksi buah durian menurun karena
buah durian adalah buah yang termasuk membutuhkan banyaknya sinar matahari dan
lingkungan yang tidak lembab.
2. Karena Durian termasuk tanaman tahunan sehingga untuk budidaya yang obsession atau
panen secara terus menerus masih terus diupayakan dengan berbagai macam penelitian.

E. PERTANYAAN
1. Bagaimana menjadikan buah yang saya budidayakan (durian) memiliki kualitas yang
baik?
Jawab:
1) Seleksi Pentil Buah
Ketika pentil-pentil buah tumbuh membesar mencapai diameter kira-kira 3 cm, perlu
diadakan seleksi. Pentil-pentil buah yang bentuknya kurang bagus dibuang dan
ditinggalkan 2 buah saja yang bentuknya terbaik dari masing-masing pangkal tangkai,
agar nutrisi makanan lebih terkonsentrasi oleh keduanya. Setelah seleksi pertama, pentil
buah yang lolos seleksi akan tumbuh lebih cepat. Dan ketika besarnya mencapai diameter
sekitar 5 cm, pentil buah perlu diseleksi lagi. Seleksi kedua atau terakhir ini, cukup
memilih satu pentil yang terbagus dan membuang satunya lagi yang kurang bagus.
Sehingga nutrisi makanan hanya akanterserap oleh satu pentil saja, dan kelak akan
menghasilkan buah yang bagus bentuk dan ukurannya.
2) Merawat pertumbuhan buah

11
Seleksi pentil buah durian memang akan menghasilkan buah yang relatif sempurna dalam
bentuk dan ukuran. Buah yang prima seperti ini akan dipenuhi dengan juring-juring yang
sempurna sesuai dengan kultivarnya masing-masing.
Namun demikian, akan sangat mengecewakan konsumen jika bentuk dan ukuran buah
durian yang sempurna dan prima itu ternyata isi buahnya terserang penyakit atau tidak
sehat. Karenanya, selain seleksi (penjarangan) pentil buah dilakukan, juga harus
dibarengi dengan perawatan buah secara intensif.
Adapun perawatan dimaksud, perkebun harus melakukan dua tindakan sekaligus, yakni
tindakan preventif dan kuratif.
Tindakan preventif dilakukan dengan cara menyemprotkan insektisida secara rutin
semenjak pentil buah berumur 3 minggu sampai 3 minggu sebelum buah dipanen. Selain
itu, sanitasi lingkungan sekitar pohon durian mutlak harus dilakukan. Sehingga
diharapkan buah durian akan tumbuh membesar dalam keadaan sehat terjauh dari
serangan hama dan penyakit.
Pengontrolan atau pemeriksaan buah harus dilakukan secara intensif, agar sewaktu-waktu
dapat diketahui adanya buah yang diserang hama. Tindakan kuratif dilakukan dengan
memberikan obat pemberantasan yang tepat.

2. Apakah saya suka makan buah-buahan impor? Mengapa?


Jawab:
Saya jarang makan buah-buahan impor. Karena saya karang menemukan buah-buahan
impor sebab buah-buahan lokal masih mencukupi pasar dalam negeri, selain itu impor
megakibatkan berkurangnya cadangan devisa negara.

3. Apakah saya suka makan buah-buahan lokal? Mengapa?


Jawab:
Ya, saya suka memakan buah-buahan lokal. Karena buah-buahan yang ada di pasaran
notabene buah-buahan lokal dan jarang ada buah impor kecuali di pasar modern dan
hanya ada beberapa komoditas buah-buahan impor.

4. Bagaimana cara budidaya buah yang akan saya kembangkan?


Jawab:
Pertanyaan ini telah dibahas pada Bab Pembahasan bagian B.

5. Umur berapa pertamakali panen dan bagaimana tingkat kematangan ketika


dipanen untuk orientasi pasar ekspor dan lokal?
Jawab:
Ketika pohon telah mencapai 8 tahun buah durian sudah dapat dipanen untuk
pertamakali. Untuk orientasi pasar lokal kematangan buah dalam satu pohon telah
mencapai 50% (pemanenan masal) - 100% (pemanenan satu persatu) tergantung jarak

12
lokasi permintaan pasarnya. Untuk orientasi pasar ekspor buah durian dipanen dengan
tingkat kematangan 20% dari jumlah buah dari masing-masing pohonnya, maka
dilakukan pemanenan secara masal.

6. Bagaimana caranya agar buah durian dapat terus menerus panen atau panen di luar
musim?
Jawab:

Pemilihan Teknologi Pembuatan Durian Di Luar Musim

Berbagai Teknologi pembuahan Durian diluar musim yang ada sejak jaman nenek
moyang kia dulu hingga kini dilakukan dengan cara mekanis dan dengan cara kimia
pertanian anara lain :

a. Cara Mekanis

1) Kerat

Mengerat pembuluh floem (kulit pohon) melingkar sepanjang lingkaran pohon


dengan lebar kurang lebih 1 cm sampai kelihatan pembuluh xylem (kayu pohon)
kemudian dibalut menggunakan sholatib atau bahan lainnya untuk menutupi
keratin agar tidak kering dan tidak mati.

2) Pruning

Memangkas daun, cabang dan ranting, hingga pohon gundul atau tersisa sedikit
daun. Pelukaan Melukai pembuluh floem dengan benda tajam. Bentuknya bisa
dengan mengerok, mencacah, memaku dan mengiris kulit kayu.

3) Pengikatan

Mengikat erat pohon dengan kawat hingga transport hasil fotosintesa pembuluh
floem terhambat. Stressing air tidak menyiram tanaman hingga mencapai titik
layu permanen, kemudian dengan tiba-tiba melakukan penggenangan perakaran
dan pangkal batang hingga jenuh air dalam waktu tertentu.

Cara mekanik tersebut pada prinsipnya adalam merubah perbandingan unsure carbon
(C) dan nitrogen (N) dalam tubuh tanaman. Cara ini memunyai kelemahan yaitu tak
terukur. Kalau aplikasinya kebetulan pas berhasil, tapi kalau tidak pas bias gagal.

b. Cara Kimia

Cara membuahkan buah diluar musim yang terukur dan yang paling banyak dipilih
adalah dengan menggunakan agro-chemical (kimia Pertanian), berupa bahan aktif zat
pengatur tumbuh (ZPT). Teknologi agro-chemical ini merubah fisiologis tanaman

13
dengan cara menghambat fase pertumbuhan vegetative dengan peran hormone atau
senyawa kimia tertentu, agar muncul fase generative (bunga dan buah). Bahan aktif
ZPT yang dapat dibeli dan dipergunakan untuk membuahkan durian diluar musim
diantaranya; kimia pertanian (NA, Auxin, dan Paklobutrazol). ZPT tersbut bias dibeli
ditoko pertanian/took bahan kimia.

Cara kerja ZPT kimia pertanian antara lain:

Natrium NAA (Naphthyl Acetic Acid / Asam Naftali Asetat), merupakan jenis ZPT
yang mempunyai kegunaan mendorong pembungaan serempak pada tanaman.
Dengan konsentrasi 5-10 ppm yang disemprotkan pada waktu pagi hari (jam 06.00 –
10.00) ke seluruh bagian tanaman batang ranting dan erutama stomata daun terbukti
dapat memunculkan bunga).

Auxin secara khusus jarang diperdagangkan dengan merk dagang tertentu, karena
harganya per milligram yang sangat mahal. Auxin digunakan dalam dosis kecil, part
per million (ppm), berfungsi untuk merangsang perpanjangan sel, pembentukan
bunga dan buah, pertumbuhan akar pada stek atang, memperpanjang ttik tumbuh serta
mencegah gugur daun dan buah.

Paclobutrazol dipasaran memiliki nama dagang diantaranya Patrol, Cutar, Goldstar.


ZPT ini berfungsi menghentikan fase vegetative dan memacu fase generative.
Penggunaan secara berlebihan dapat mengakibatkan, batang dan dahan getas/kropos,
daun mengeriting dan pertumbuhan vegetative dapat terhenti (stagnan) hingga kurun
waktu 3 tahun. ZPT ini efektif digunakan pada tanaman keras seperti mangga, apel,
jambu air, jeruk dan durian.

Pada dasarnya penggunaan ZPT ini dilakukan pada saat tanaman dibuahkan diluar
musim dengan memastikan kondisi tanaman tidak akan kekurangan nutrisi yang
dibutuhkan. Sebagai contoh aplikasi pembuahan durian diluar musim adalah
penggunaan ZPT Natrium NAA (Naphthyl Acetic Acid/Asam Naftali Asetat), yang
mempunyai kegunaan mendorong pembungaan serempak pada tanaman. Sebelum
ZPT disemprotkan, kira-kira 3 bulan sebelumnya tanah areal penanaman harus
dikeringkan. Jika pada waktu pengeringan turun hujan, tanah disekeliling tanaman
pada radius 5-7 meter diberi mulsa dan dibuatkan saluran pembuangan air.

Tanaman buah durian yang sehat, ditandai percabangan merata, daun berwarna hijau
tua mengkilat dan tidak terserang hama atau penyakit. Tanaman sudah cukup umur
atau sudah berbunga. Tanaman utama tidak dalam fase pertumbuhan tunas tanaman
dan daun baru (pupus).

Cara kerja zat perangsang Tumbuh Natrium NAA (Naphthyl Acetic Acid / Asam
Naftali Asetat) dengan menagtur pembungaandi setiap pohon durian perblok. Jika

14
menginginkan panen durian bulan Agustus – November, maka sekitar bulan Maret
Tanaman pada blok disemprotkan Natrium NAA (Naphthyl Acetic Acid / Asam
Naftali Asetat) dengan konsantrasi 5-10 ppm per pohon pada waktu pagi hari (jam
06.00 – 10.00) dengan cara disemprotkan ke seluruh bagian tanaman batang ranting
dan terutama stomata daun. Disemprotkan secara merata pada tanaman sehat, ditandai
dengan munculnya tunas bunga pada percabangan, dibagian bawah daun yang
berwarna hijau tua mengkilat dan tidak sedang terserang hama atau penyakit.
Disemprotkan secara merata pada tanaman dan pada bunga di percabangan.
Disemprotkan keseluruh bagian cabang dan daun yang tersisa.

15
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
1. Tanaman durian memiliki kecocokan karakteristiknya dengan letak geografis atau keadaan
alam di Indonesia sehingga dapat dibudidayakan dengan baik.
2. Teknik berkebun Durian meliputi sebagai berikut:
 Persiapan Benih
 Pengolahan Media Tanam
 Penanaman
 Pemeliharaan
 Pemanenan
3. Peluang Budidaya Durian, diantaranya:
 Banyaknya penggemar buah durian.
 Terbukanya konsumen sektor industri.
 Terbukanya pasar bebas internasional.
 Belum terimbanginya permintaan pasar.
 Cocoknya kondisi alam Indonesia untuk berbudidaya Durian.

B. Saran
Mari membudidayakan buah-buahan dengan baik secara intensif.

16
Daftar Pustaka

AH., M. Nipan. 2002. Prospek Agrobisnis Berkebun Durian. Effhar: Semarang.


http://nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/modul/21-Budidaya%20Durian.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai