Anda di halaman 1dari 16

KARYA TULIS

“Perbanyakan Bibit Durian


Melalaui Biji, Penyambungan (Grafting), Dan Okulasi”

Oleh
Irwanto, SST
(Widyaiswara Pertama)

I. PENDAHULUAN

Durian (Durio zibethinus Murray) adalah buah yang memiliki nilai ekonomi
tinggi di Indonesia dengan kisaran pasaran yang luas dan beragam mulai dari
pasar tradisional hingga pasar modern, restoran dan hotel. Hal ini menunjukkan
bahwa komoditas durian sangat potensial untuk diusahakan karena memiliki nilai
ekonomi dan daya saing yang tinggi dibandingkan komoditas buah lainnya.
Durian merupakan jenis buah asli nusantara yang berasal dari pulau
Kalimantan sehingga keragaman genetik durian di Indonesia sangat besar. Hal ini
menjadikan Indonesia sebagai negara dengan potensi durian unggul paling tinggi di
dunia.
Dalam pembibitan durian dikenal dua macam
perkembangbiakan/perbanyakan bibit yaitu: perkembangbiakan secara generatif
(menggunakan biji) dan perkembangbiakan secara vegetatif (Penyambungan,
okulasi dan penyusuan). Perkembangbiakan secara generatif yaitu
perkembangbiakan tanaman menggunakan bagian generatif tanaman seperti biji.
Perkembangbiakan dari biji mempunyai kekurangan, yaitu: varietas baru yang
muncul belum tentu baik, tidak bisa dipastikan mempunyai sifat baik seperti
induknya, dan berbuahnya lama. Kelebihan perkembangbiakan secara generatif
yaitu: umurnya lebih panjang dan perakarannya kuat, biaya untuk perbanyakan
lebih murah, dan pelaksanaan lebih mudah.
Perkembangbiakan secara vegetatif yaitu perkembangbiakan yang
menggunakan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti, batang, cabang, daun, dan
akar. Perkembangbiakan ini mempunyai kekurangan, yaitu: perakarannya tidak
dalam sehingga mudah roboh bila ada angin kencang dan susah mendapatkan air
bila tempat tumbuhnya mempunyai air yang dalam dan memerlukan keterampilan
khusus dalam perbanyakannya serta biaya pengadaan bibit lebih mahal.
Kelebihan perkembangbiakan secara vegetatif yaitu: mempunyai sifat-sifat
baik seperti pohon induknya dan umur berbuahnya lebih cepat.
Perbanyakan bibit secara vegetatif (sambung, okulasi, dan penyusuan) akan
berhasil dengan baik apabila memenuhi persyaratan diantaranya:
a. Batang atas dan batang bawah kompatibel/sesuai
b. Irisan/pembuatan keratan harus rata dan halus (diperlukan pisau yang
tajam)
c. Kambium batang atas dan kambium batang bawah harus bersentuhan rata.
d. Khusus untuk okulasi, kulit kayunya harus mudah dikelupas (mata tempel
harus mudah dilepas dari bagian kayunya)
e. Kondisi lingkungan (kelembaban dan suhu) memenuhi persyaratan.

Karya Tulis Perbanyakan bibit durian 1


Setelah dilakukan perbanyakan tanaman maka akan dihasil bibit durian yang
baik. Adapun ciri-ciri bibit yang baik, yaitu: (1) umur bibit minimal 6 bulan, (2)
ketinggian penempelan sekitar 10 cm dari leher akar, (3) tinggi batang atas lebih
dari 50 cm, sesuai dengan umurnya, (4) diameter batang mencapai 1 – 1,5 cm, (5)
jumlah daun minimal 8 helai, (6) pertumbuhan batang, cabang, dan daun optimal;
ditandai dengan adanya kuncup daun dipucuk tanaman dan ujung ranting, (7)
batang dan cabang terlihat mulus dan kokoh. Batang utama tampak lurus dan
tumbuh tegak, tidak melengkung. Sementara cabang tumbuh kesegala arah secara
merata, (8) Bebas dari serangan penyakit, terutama phytopthora

II. PERBANYAKAN BIBIT DURIAN DENGAN BIJI

2.1 Seleksi Biji


Biji yang baik adalah biji yang diperoleh dari durian yang telah benar-benar
tua (telah matang), biji durian yang telah siap dipisahkan dari dagingnya. Yang
dipergunakan sebagai bibit hanya biji yang sempurna. Biji yang sempurna adalah
biji yang bentuknya seragam, tidak terlalu kecil, tidak kempes, tidak rusak oleh
hama, dan tidak luka/lecet. Selanjutnya biji disimpan sekitar satu minggu untuk
mengistirahatkan biji dari pertumbuhan. Biji yang sudah disimpan kemudian
diseleksi lagi dengan cara memasukkannya kedalam air. Hanya biji yang
tenggelam yang ditanam untuk bibit.

2.2 Penyiapan Media Tanam/semai


Penanaman biji durian dapat dilakukan langsung dikebun atau didalam
plastik. Untuk penanaman dikebun, sebelumnya disiapkan terlebih dahulu tempat
penanaman berupa gundukan memanjang (bedengan) dengan lebar 1 m dan tinggi
30 cm. Tanahnya dicangkul dan dicampur dengan pupuk kandang yang bersih dari
kotoran dan bibit penyakit. Untuk menghindarkan jamur dan hama yang dapat
merusak biji durian dan calon tanaman, media tempat penanaman tadi disemprot
dahulu dengan fungisida dan insektisida. Bisa juga ditaburi dengan Furadan 3 G.
Tempat penanaman sebaiknya diberi naungan dari paranet atau daun kelapa untuk
melindungi bibit yang masih muda dari hujan dan sinar matahari.
Untuk penanaman biji durian yang langsung dilakukan dalam plastik,
sebaiknya gunakan plastik hitam khusus (polibag) yang berukuran 20 x 25 cm.
Plastik diisi dengan tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Plastik
(polibag) disusun pada tempat yang telah disiapkan dan diberi naungan.

2.3 Penyemaian/Penanaman Biji


Setelah media siap, biji yang telah disiapkan terlebih dahulu direndam dalam
larutan Atonik 0,1 % dan larutan Saromyl/Benomil 0,1 %. Fungsinya adalah untuk
merangsang pertumbuhan dan mencegah serangan jamur. Selanjutnya dengan
cara dibenamkan, biji ditanam/disemaikan dalam bedengan dengan jarak 1 x 0,5
cm. Umur sekitar 2 - 4 minggu Bibit dapat dipindahkan ke polibag.
Untuk penanaman diplastik (polibag), biji dimasukkan kedalam media, satu
biji kedalam satu polibag, kemudian disiram.

Karya Tulis Perbanyakan bibit durian 2


Gambar 1. Penanaman biji durian dalam bedengan

Gambar 2. Bibit Durian asal biji di polibag

2.4 Perawatan
Setelah biji durian ditanam, beberapa langkah perawatan terhadap biji yang
disemai harus dilakukan, antara lain penyiraman, pemupukan, dan pengendalian
hama penyakit. Setelah berumur dua bulan bibit sudah bisa disambung pucuk.
Untuk okulasi, harus digunakan batang bawah dengan ukuran 40 – 50 cm.

III. PERBANYAKAN BIBIT DURIAN DENGAN PENYAMBUNGAN


(GRAFTING)

Penyambungan/sambung yang sebenarnya merupakan sambung pucuk


atau enten adalah menggabungkan batang bawah (understam/stock)) dengan
batang atas (entres/scion) sehingga terbentuk tanaman yang mempunyai sifat
perpaduan antara sifat batang bawah dengan sifat batang atas.
Perbanyakan bibit durian dengan penyambungan, baik mata tunas
(okulasi/budding) maupun tunas (sambung pucuk/grafting), dilakukan dengan
menggunakan batang bawah (stock) yang berasal dari biji (generatif) dan batang
atas (scion) yang memiliki sifat-sifat baik atau unggul.

Karya Tulis Perbanyakan bibit durian 3


3.1 Persiapan Batang Bawah
Batang bawah berfungsi untuk mengambil makanan dari dalam tanah untuk
batang atas atau tajuknya. Bibit yang akan digunakan sebagai batang bawah
sebaiknya dipilih yang mampu beradaptasi dengan batang atasnya sehingga
mampu menyatu (kompatibel) dan menopang pertumbuhan batang atasnya,
tanaman dalam kondisi sehat, sistem perakarannya baik dan dalam, tahan
terhadap perubahan kondisi yang ekstrem (kekeringan dan genangan air), serta
tidak mengurangi kualitas dan kuantitas buah pada tanaman yang
disambungkan/diokulasi.
Pengaruh batang bawah terhadap batang atas dapat menimbulkan
beberapa kemungkinan (inkompatibel), yaitu:
a. Tanaman menjadi tumbuh lambat dan kerdil
b. Umur tanaman pendek (tanaman cepat mati)
c. Menyebabkan terjadinya kaki gajah, yakni batang bawah tumbuhnya lebih
cepat sedangkan batang atasnya lebih lambat. Atau sebaliknya kaki
bangau, yakni batang bawah tumbuh lambat sedangkan batang atasnya
cepat sekali.
d. Menyebabkan tanaman cepat berbunga, lambat berbunga, atau tidak
berbunga
e. Tanaman tidak mau berbuah
f. Menyebabkan tanaman berbunga lebat, tetapi bunga berguguran sebelum
membentuk buah kecil
g. Menyebabkan rasa buah berubah (agak masam)
h. Menyebabkan buah berukuran kecil
i. Menyebabkan biji menjadi kecil (kempes) atau menjadi besar
j. Menyebabkan buah berubah bentuk menjadi bulat
k. Produksi buah rendah.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada tanaman batang atas tersebut


disebabkan adanya sifat batang bawah yang tidak sesuai dengan sifat batang
atasnya disebut inkompatibel.
Langkah-langkah untuk mempersiapkan batang bawah yang akan
digunakan untuk penyambungan sama seperti perbanyakan bibit dengan biji yaitu:
seleksi biji, perendaman biji dalam larutan Atonik 0,1 %, menyiapkan media untuk
menanam, dapat dibedengan atau dipolibag. Media berupa campuran tanah dan
pupuk kandang 1 : 1. Setelah media disiapkan maka dilakukan penanaman biji
dengan cara membenamkan biji kedalam media. Perawatan mencakup
pemupukan, penyiraman, serta pengendalian hama dan penyakit. Setelah tinggi
bibit berumur 2 – 4 bulan (tinggi 40 – 50 cm), bibit siap untuk disambung.

3.2 Persiapan Batang Atas


Batang atas (entres/scion) adalah bagian atas atau tajuk tanaman yang akan
menghasilkan buah berkualitas unggul. Tanaman yang akan digunakan sebagai
batang atas dipilih yang mampu tumbuh kompak dengan batang bawahnya
sehingga batang atas ini mampu menyatu dan dapat berproduksi dengan optimal
(kompatibel) dan tidak menimbulkan pengaruh negatif (inkompatibel); cabang
berasal dari pohon yang sehat, pertumbuhannya normal, memiliki daya tahan
terhadap hama dan penyakit, dan berasal dari pohon induk yang sifatnya benar-
benar unggul.
Syarat pucuk yang akan dijadikan entres untuk penyambungan yaitu:
Karya Tulis Perbanyakan bibit durian 4
a. Tidak sedang berdaun muda (tumbuh aktif)
b. Tidak bercabang
c. Sehat
d. Telah dilakukan perompesan daun

3.3 Sambung Pucuk


Sambung pucuk adalah penyatuan pucuk (batang atas) dengan batang
bawah sehingga terbentuk tanaman baru yang cocok secara kompleks.
Teknik sambung pucuk membutuhkan peralatan sebagai berikut:
1. Alat pemotong berupa silet, cutter, atau pisau khusus okulasi. Yang perlu
diperhatikan adalah pisau yang digunakan harus benar-benar tajam dan
steril atau bersih.
2. Plastik untuk kerudung/sungkup pucuk sambungan
3. Tali rafia atau tali plastik.

Tahapan/langkah-langkah untuk melakukan sambung pucuk sebagai berikut:


1. Batang bawah yang sudah siap untuk disambung dipotong 10 – 20 cm dari
permukaan tanah polibag. Untuk lebih jelasnya mengenai pemotongan
batang bawah seperti gambar berikut.

Gambar 3. Batang Bawah dan Pemotongan Batang Bawah

Dalam pemotongan harus menggunakan gunting atau pisau yang tajam


sehingga permukaan potongan tidak pecah. Apabila permukaan potongan
pecah, maka sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penyambungan.
Apabila menggunakan gunting, sebaiknya, permukaan potongan dirapikan
lagi menggunakan pisau atau cutter.
2. Permukaan batang yang telah dipotong kemudian dibelah vertikal kebawah
sepanjang 1 – 2 cm sehingga menjadi dua bagian yang sama besar (gambar
4).

Karya Tulis Perbanyakan bibit durian 5


Gambar 4. Proses Pembelahan Batang Bawah

3. Batang atas yang akan disambungkan berupa pucuk, ukurannya sama


besar dengan batang bawah. Pangkal pucuk calon batang atas disayat
sebelah kiri dan kanan sepanjang 1 – 2 cm sehingga membentuk baji. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Penyayatan Entres/Pembuatan Baji

Pada proses penyayatan dan pembuatan baji ini, kebersihan juga harus
dijaga, permukaan sayatan jangan sampai tersentuh tangan. Apabila dalam
penyayatan/pembuatan baji, ujung sayatan pecah atau belah, maka ujung
sayatan harus dirapikan dan panjang sayatan juga harus disesuaikan
kembali dengan sayatan pada batang bawah.

Karya Tulis Perbanyakan bibit durian 6


4. Pangkal pucuk yang telah disayat dimasukkan pada celah ujung pangkal
batang bawah sampai semua bekas sayatan tertutup. Posisi sambungan
harus kulit bertemu kulit.

Gambar 6. Memasukkan Entres Pada Batang Bawah

Dalam proses pemasukkan batang atas (entres) ke batang bawah, dilakukan


secara hati-hati dan diusahakan jangan sampai adanya gesekan yang kuat
antara sayatan batang atas dan batang bawah, karena dapat menyebabkan
kerusakan, terutama pada ujung sayatan entres. Jika batang bawah lebih
besar daripada entres, maka salah satu sisi kulit antara batang atas dan
batang bawah harus bertemu.
5. Setelah pucuk dimasukkan pada batang bawah, lakukan pengikatan dengan
menggunakan tali. Arah pengikatan dari bawah ke atas. Dalam pengikatan
tidak boleh terlalu kencang atau terlalu lemah.

Gambar 7. Pengikatan Dilakukan Dari Bawah Ke atas

Karya Tulis Perbanyakan bibit durian 7


Gambar 8. Hasil Pengikatan Sambungan

6. Kemudian lakukan penyungkupan dengan menggunakan plastik


transparan/bening (sungkup individu). Untuk pembibitan dengan
penyambungan skala besar, model sungkup dibuat secara komunal yaitu
hasil penyambungan disungkup secara bersama-sama dalam sungkup yang
besar (sungkup permanen).

Gambar 9. Penyungkupan Sambungan

Setelah dilakukan penyungkupan, maka hasil sambungan disimpan ditempat


yang teduh atau terlindung dari sinar matahari langsung. Untuk skala besar

Karya Tulis Perbanyakan bibit durian 8


dapat dibuat naungan. Jika tidak ada hujan, maka dilakukan penyiraman
satu hari sekali untuk menjaga kelembaban tanah polibag.
7. Sambungan jadi/hidup ditandai masih hijaunya entres atau umur 3 - 4
minggu, sungkup dapat dibuka. Jika entres kering/ daun kering dan rontok
berarti penyambungan gagal.

Gambar 10. Pemeriksaan sambungan

Gambar di atas menunjukkan penyambungan yang gagal dan berhasil,


penyambungan gagal ditandai dengan gugurnya daun serta entres menjadi
kering. Sedangkan penyambungan yang berhasil, entres tetap segar.

IV. PERBANYAKAN BIBIT DURIAN DENGAN OKULASI (BUDDING)

Okulasi sering disebut juga menempel, oculate (Belanda), atau Budding


(inggris) merupakan perpaduan antara dua sifat yaitu dari induk batang atas dan
induk batang bawah.
Okulasi (budding) adalah perbanyakan tanaman dengan penggabungan dua
bagian tanaman yang berlainan sedemikian rupa. Dengan demikian tanaman
menjadi satu kesatuan yang utuh dan akan tumbuh setelah terjadi regenerasi
jaringan pada bekas luka sambungan atau tautannya.

4.1 Persiapan Batang Bawah


Untuk memperoleh hasil okulasi yang optimal, batang bawah yang akan
digunakan harus dipilih yang bagus. Adapun persyaratan dan penyiapan batang
bawah untuk okulasi sebagai berikut.
1. Memiliki sistem perakaran yang baik dan tahan terhadap busuk akar
2. Berumur 3 – 12 bulan.
3. Pilih dari tanaman yang masih dalam fase pertumbuhan optimum (tingkat
kesuburannya baik). Kambium pada tanaman ini aktif sehingga
memudahkan dalam pengupasan dan proses merekatnya mata tempel ke
batang bawah.

Karya Tulis Perbanyakan bibit durian 9


4. Batang bawah dipupuk dengan urea 1 – 2 minggu sebelum penempelan.
Dosis pupuk sesuai dengan anjuran.

4.2 Persiapan batang atas


Bagian tanaman yang ditempelkan atau yang disebut batang atas bisa
berupa potongan satu mata tunas (entres). Batang atas yang akan digunakan
sebagai bahan okulasi, sebaiknya dipilih dengan kriteria sebagai berikut.
1. Pilih entres yang berasal dari cabang yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu
muda (setengah berkayu). Warna kulitnya coklat muda kehijauan atau abu-
abu muda. Entres yang diambil dari cabang yang terlalu tua akan memiliki
pertumbuhan yang lambat dan persentase keberhasilannya rendah.
2. Entres bermata udang
3. Cabang yang akan diambil entresnya harus berasal dari tanaman yang
subur dan sehat.
4. Entres diambil setelah kulit kayu cabang dengan cara mengupas kulit dari
kayu. Bagian dalam dari kulit kayu ini (kambium) akan tampak berair yang
menandakan bahwa kambiumnya aktif. Dengan demikian, bila mata
tunasnya segera diokulasi, akan memepercepat pertautan dengan batang
bawah.

4.3 Tahap Okulasi


Adapun langkah-langkah membuat bibit durian dengan cara okulasi sebagai
berikut.
1. Pilih batang bawah yang sesuai untuk diokulasi
Batang bawah yang dipilih disesuaikan dengan persyaratan yang telah
ditentukan. Batang bawah yang siap diokulasi seperti pada gambar 11.

Gambar 11. Batang Bawah Yang Siap di Okulasi

2. Pembuatan sayatan (jendela). Pada batang bawah berjarak 10 - 20 cm dari


permukaan tanah, Buat dua sayatan vertikal sepanjang 2-3 cm, jarak antar
sayatan disesuaikan dengan diameter batang ( 0,3 – 0,5 cm), pada ujung
sayatan vertikal buat sayatan horizontal, kemudian dengan menggunakan
pisau, tarik kulit kebawah dari sayatan horizontal sehingga membentuk lidah
sepanjang 2 – 3 cm. Potong ½ dari panjang lidah sayatan.

Karya Tulis Perbanyakan bibit durian 10


Gambar 12. Pembuatan Sayatan Vertikal

Gambar 13. Pembuatan Sayatan Horizontal

Gambar 14. Pengupasan/Penarikan Kulit

Karya Tulis Perbanyakan bibit durian 11


Gambar 15. Pemotongan kulit Setengah dari panjang sayatan

3. Pengambilan mata tunas (pembuatan perisai) dari entres dengan ukuran


sesuai dengan sayatan pada batang bawah atau lebih kecil sehingga dapat
menutup sayatan batang bawah, mata tunas diambil/disayat perlahan-
lahan membentuk perisai, Pengambilan mata tunas dengan
mengikutsertakan kambiumnya/kayunya, kemudian dengan menggunakan
pisau/ujung pisau, kayu yang ada pada mata tunas dibuang, yang perlu
diperhatikan jangan sampai mata tunas/jiwa lepas dari entres, karena bila
demikian okulasi akan gagal.

Gambar 16. Pengambilan Mata Tunas

Karya Tulis Perbanyakan bibit durian 12


Gambar 17. Mata Tunas Yang siap disisipkan/ditempelkan

4. Mata tunas yang telah diperoleh dimasukkan/disisipkan kedalam sayatan


batang bawah. Dalam penyisipan ini, mata tunas bagian dalam jangan
sampai tersentuh tangan atau kotor, karena dapat menyebabkan kegagalan
okulasi. Selain itu dalam penyisipan jangan sampai terjadi gesekan yang
kuat antara batang bawah dan mata tunas, karena hal ini dapat
menyebabkan mata tunas menjadi lecet atau rusak.

Gambar 18. Penyisipan mata tunas

5. Setelah selesai penyisipan/penempelan, batang bawah diikat dengan


menggunakan tali plastik. Pengikatan dilakukan dari bawah ke atas untuk
menghindari masuknya air hujan. Dalam proses pengikatan, pada bagian
mata tunas jangan diikat terlalu kencang, karena dapat menyebabkan mata
tunas menjadi rusak.

Karya Tulis Perbanyakan bibit durian 13


Gambar 19. Pengikatan okulasi

6. Pada umur 2-3 minggu setelah pelaksanaan okulasi, dilakukan


pengecekan keberhasilan okulasi. Jika warna entres masih hijau berarati
okulasi berhasil, tetapi jika entres berwarna kecoklatan dan mengering
berarti okulasi gagal. Untuk okulasi yang gagal, batang bawahnya dapat
kembali diokulasi pada bagian sebelahnya, atau dibawah jendela okulasi
pertama. Untuk okulasi yang berhasil, maka sekitar seminggu setelah
pengecekan/pembuangan plastik, batang bawahnya dapat dipotong
dengan jarak 2 - 5 cm dari sayatan.

Hal-hal yang harus diperhatikan untuk keberhasilan okulasi yaitu:


a. pisau yang digunakan harus tajam dan steril,
b. mata tempel tidak boleh menindih kulit batang bawah,
c. lingkungan okulasi harus sejuk, tidak terlalu panas dan tidak terlalu
basah.

V. KESIMPULAN

1. Perbanyakan bibit durian dapat dilakukan dengan biji, penyambungan, dan


okulasi.
2. Perbanyakan bibit durian dengan biji mempunyai kekurangan dan kelebihan.
Kekurangannya yaitu: varietas baru yang muncul belum tentu baik, tidak bisa
dipastikan mempunyai sifat baik seperti induknya, dan berbuahnya lama.
Kelebihan perbanyakan dengan biji yaitu: umurnya lebih panjang dan
perakarannya kuat, biaya untuk perbanyakan lebih murah, dan pelaksanaan
lebih mudah.
3. Perbanyakan bibit durian secara vegetatif (penyembungan, okulasi )
mempunyai kekurangan dan kelebihan. Kekurangannya yaitu: perakarannya
tidak dalam sehingga mudah roboh bila ada angin kencang dan susah
mendapatkan air bila tempat tumbuhnya mempunyai air yang dalam dan biaya
pengadaan bibit lebih mahal. Kelebihan perbanyakan secara vegetatif yaitu:
mempunyai sifat-sifat baik seperti pohon induknya dan umur berbuahnya lebih
cepat.

Karya Tulis Perbanyakan bibit durian 14


DAFTAR PUSTAKA

Dradjat, MS, Dkk, (2004). Dasar-Dasar Budidaya Tanaman. Universitas terbuka.


Jakarta.

Setiadi (2006). Bertanam Durian. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sobir, dan Rodame M. Napitupulu (2010). Bertanam Durian Unggul. PT. Penebar
Swadaya. Jakarta.

Wiryanta, Bernardinus T.Wahyu. (2005). Bertanam Durian. Agromedia Pustaka.


Tangerang.

Karya Tulis Perbanyakan bibit durian 15


BIODATA PENULIS

Irwanto, SST, Lahir di Sembawa, 8 Juni 1982.


Pendidikan SD (1996), SLTP (1999), SPP N Sembawa -
Palembang (2002), mengikuti program Diploma 4 (D4)
STPP Bogor, Jurusan Penyuluhan pertanian (2006)

Pelatihan Yang pernah diikuti:


1. Pelatihan pengembangan karakter (character building training)di Ciawi tahun
2006
2. Pelatihan Kewirausahaan bagi widyaiswara di Ciawi tahun 2012
3. Training Of Trainer (TOT) widyaiswara di Ciawi tahun 2012
4. Diklat Kewirausahaan bagi widyaiswara di Ciawi tahun 2012
5. Diklat pembiayaan bagi widyaiswara di Ciawi tahun 2012
6. Diklat multi media bagi widyaiswara di Ciawi tahun 2012
7. Diklat menejemen penyelenggaraan diklat di Cipanas tahun 2012
8. Inhouse training diklat statistik bagi widyaiswara di BPP Jambi tahun 2013
9. Magang budidaya kelapa sawit di PPKS Medan tahun 2013
10. Diklat Capasity building di Filipina Tahun 2013

Karya Tulis Perbanyakan bibit durian 16

Anda mungkin juga menyukai