TINJAUAN PUSTAKA
Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai
kedelai yang kita kenal sekarang (Glycine max (L) Merril). Berasal dari daerah
berikut:
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Glycine
Spesies :Glycine max (L.) Merrill
sistem perakaran akar tunggang yang membentuk akar-akar cabang yang tumbuh
10
berkambium dengan tinggi 30–100 cm. Cabang pada batang dapat terdiri dari 2–
12 cabang, tetapi bila jarak antar tanaman rapat, cabang menjadi berkurang atau
bahkan tidak bercabang sama sekali. Kedelai dapat berubah penampilan menjadi
Daun kedelai merupakan daun majemuk yang terdiri dari tiga helai anak daun
yang umumnya berwarna hijau muda atau hijau kekuning-kuningan. Bentuk daun
bermacam-macam yaitu oval dan segitiga. Warna dan bentuk daun tergantung
Bunga kedelai berbentuk seperti kupu-kupu dan terdiri atas kelopak, tajuk, benang
sari (anteredium) dan kepala putik (stigma). Warna mahkota bunga kedelai yaitu
putih atau ungu tergantung varietasnya. Bunga jantan pada kedelai terdiri dari
sembilan benang sari yang membentuk tabung benang sari. Bunga yang masih
kuncup, kedudukan kepala sari berada di bawah kepala putik, tetapi pada saat
kepala sari menjelang pecah tangkai sari memanjang sehingga kepala sari
menyentuh kepala putik yang menyebabkan terjadi pada saat bunga masih tertutup
Pertumbuhan kedelai baik pada daerah yang berhawa panas dan bercurah hujan
100 sampai 400 mm per bulan, oleh karena itu kedelai banyak ditanam di daerah
dengan ketinggian kurang dari 400 meter dari permukaan laut dengan suhu di
dalam dan di permukaan tanah selama 30—40 hari sekitar 35o—40o C (AAK,
sangat ditentukan ketinggian tempat dan biasanya akan tumbuh baik pada
ketinggian tidak lebih dari 500 m di atas permukaan laut. Antara suhu dan
kelembaban harus selaras atau seimbang. Apabila tanah cukup lembab dan
suhunya di atas 21oC maka biji kedelai berkecambah lebih cepat. Biasanya pada
suhu ini biji kedelai akan tumbuh sekitar 5 hari setelah waktu tanam.
Kedelai menghendaki kondisi tanah yang lembab, tetapi tidak becek. Kondisi ini
dibutuhkan sejak benih ditanam hingga pengisian polong. Saat menjelang panen
sebaiknya tanah dalam keadaan kering. Kekurangan air pada masa pertumbuhan
merupakan hasil seleksi keturunan persilangan Orba x No. 1682, dan hasil rata-
rata sebesar 1,6 ton ha-1, warna hipokotil ungu, warna batang hijau, dan warna
daun hijau, warna bulu pada batang coklat tua, warna bunga ungu, warna kulit biji
kuning, warna polong matang coklat tua. Varietas ini tahan rebah, agak tahan
karat daun dan virus, benih penjenis nya dipertahankan di Balittan Bogor dan
Varietas Wilis memiliki daya hasil tinggi, tetapi rentan terhadap penyakit virus
kerdil tanaman. Kedelai varietas B3570 tahan terhadap penyakit virus kerdil
tanaman, tetapi galur kedelai tersebut mempunyai daya hasil dan kualitas yang
Hasil biji setiap tanaman selain dipengaruhi oleh genotipe, juga dipengaruhi oleh
budidaya dan keadaan lingkungan tumbuh yang lain seperti adanya perbedaan-
fiksasi dari sifat-sifat keturunan atau dilain pihak terjadi pula proses-proses
Parameter genetik terdiri atas keragaman, nilai duga heritabilitas dan kemajuan
genetik yang berbeda. Keragaman genetik tanaman dapat terlihat apabila tanaman
keragaman yang terjadi apabila tanaman dengan kondisi genetik yang sama
ditanam pada lingkungan yang berbeda. Seleksi akan efektif jika keragamannya
luas dan sebaliknya tidak akan efektif bila keragamannya sempit (Rachmadi,
2000).
variasi bisa disebabkan oleh adanya pengaruh lingkungan atau faktor keturunan
selanjutnya. Pada tanaman yang diperbanyak melalui biji, segregasi gen terjadi
2.2.2 Heritabilitas
genetik yang perlu diketahui dalam hubungannya dengan proses seleksi dan
14
2004). Secara mutlak tidak dapat diketahui apakah suatu sifat ditentukan oleh
faktor genotipe atau faktor lingkungan. Faktor genotipe tidak akan menampakkan
Keragaman yang ada pada populasi suatu tanaman disebabkan oleh faktor
genotipe atau lingkungan. Penentuan faktor mana yang lebih berperan terhadap
Seleksi untuk suatu karakter yang diinginkan akan lebih berarti bila karakter
diketahui dari besarnya nilai heritabilitas (Hakim, 2010). Nilai duga heritabilitas
dalam arti luas merupakan perbandingan antara ragam genetik dan ragam fenotipe
yang menunjukkan besarnya proporsi faktor genetik dalam fenotipe suatu karakter
tanaman (Fehr, 1987). Apabila nilai heritabilitas sama dengan 1 berarti keturunan
memilikii nilai fenotipik yang sama dengan rata-rata tetua, nilai heritabilitas 0,5
berarti untuk setiap penambahan satu unit fenotipik dari nilai tengah tetua hanya
1991).
Seleksi akan lebih efektif apabila karakter yang menjadi target seleksi memiliki
seleksi serta pada generasi mana sebaiknya karakter yang diinginkan yang akan
dimiliki. Menurut Mc.Whirter (1979) terdapat tiga kelas nilai heritabilitas dalam
genetik dan lingkungan terhadap pewarisan suatu karakter tanaman. Oleh karena
itu, pendugaan heritabilitas suatu karakter akan sangat terkait dengan faktor
apabila faktor lingkungan yang diperlukan tidak mendukung ekspresi gen dari
karakter tersebut. Hal ini ini berbanding terbalik dengan manipulasi terhadap
faktor lingkungan yang tidak akan mampu menjelaskan pewarisan suatu karakter
apabila gen pengendali karakter tersebut tidak terdapat pada populasi tersebut.
1. Karakteristik Populasi
Jumlah segregasi yang mungkin timbul dalam suatu populasi tergantung pada
3. Metode Perhitungan
16
5. Ketidakseimbangan Pautan
Dua alel pada suatu lokus dapat terpaut (Linked) secara coupling (AB/ab) atau
tidak seimbang.
6. Pelaksanaan Percobaan