A. PENDAHULUAN
Tanaman kayu manis adalah tanaman kebun tahunan
yang termasuk dalam famili Lauraceae. Kayu manis
yang dikenal dengan nama ilmiah Cinnamomum sp.,
merupakan salah satu komoditas ekspor penting
Indonesia. Kulit, batang, dahan dan rantingnya dapat
digunakan untuk bahan minyak dan obat, juga dapat
megnhasilkan minyak atsiri yang banyak digunakan
dalam industri kosmetika, farmasi dan industri makanan.
Akhir-akhir ini kayu manis digunakan sebagai bahan
pelengkap yang dapat menimbulkan aroma harum alami
pada produk handicraft dan furniture. Sejauh ini
tanaman kayu manis diusahakan dalam bentuk
perkebunan rakyat yang ditanam petani sebagai usaha
sampingan dan belum ada pengusaha swasta yang
bergerak dalam pengembangan pertanaman kayu manis
di Indonesia.
Di dunia tercatat 54 jenis tanaman kayumanis
(Cinnamomum sp.) dan 12 jenis diantaranya ada di
Indonesia (Denium, 1949 dalam Daswir, 2000). Jenis
kayu manis yang banyak ditanam di Indonesia adalah C.
burmanii, C. zeylanikum dan C. cassia. Disamping itu
juga banyak tumbuh liar dihutan-hutan jenis C. massoi
dan C. culilawan. Kelima jenis kayu manis ini dapat
menghasilkan minyak atsiri, terutama dari kulit dan
daunnya.
Minyak kayu manis banyak digunakan dalam industri
makanan, minuman, farmasi, rokok dan kos-metika
sebagai pemberi rasa dan aroma (Smith, 1986 dalam
Daswir, 2000). Disamping itu minyak ini bersifat anti
cendawan sehingga dapat digunakan sebagai bahan
pengawet.
Tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai tanaman
penghijauan karena mempunyai kriteria sebagai tanaman
penghijauan yaitu pertumbuhannya cepat, berakar
tunjang, berumur panjang dan mempunyai nilai
ekonomis.
Indonesia masih menjadi produsen dan eksportir
utama kayu manis dengan pangsa pasar 25 persen senilai
B. SYARAT TUMBUH
Tanaman kayu manis (Cinnamom sp) termasuk famili
Lauraceae, genus Cinnamomum burmanii, C.
zeylanikum dan C. Cassia. Pada saat ini yang sudah
D. PERSEBARAN
INDONESIA
KEBUN
KAYU
MANIS
DI
Provinsi Jambi
Provinsi
Bengkulu
Provinsi
Sumatera
Utara
Provinsi
Sumatera
Barat
Provinsi Lampung
Provinsi
2008
2009
2010
2011
2012
Lampung
517
369
419
583
Sumatera Barat
Sumatera
Selatan
Sumatera Utara
36648
24304
23511
23542
23557
1343
3686
3712
3722
4627
Jambi
57526
924971
57604
Bengkulu
828
648
2695
1038
516
Lampung
1328
Sumatera Barat
38838
Sumatera Selatan
1309
Sumatera Utara
5408
Jambi
47192
Bengkulu
1180
E. KESIMPULAN
Kayu manis dapat tumbuh di wilayah yang sesuai
dengan syarat tumbuh kayu manis. Hal-hal yang
mempengaruhi kesesuaian lahan untuk pertumbuhan
kayu manis antara lain adalah topografi wilayah, jenis
tanah dan iklim. Pada umumnya kayu manis berada pada
wilayah dataran tinggi. Namun ada juga tanaman kayu
manis yang tumbuh di dataran rendah. Semakin sesuai
kondisi wilayah dengan syarat tumbuh kayu manis maka
akan semakin baik kualitas dan kuantitas produksi kayu
manis. Dengan demikian, persebaran kayu manis akan
berkaitan dengan kondisi fisik wilayahnya.
REFERENSI
[1] Abdulah A., Kemungkinan Pengembangan Tiga Jenis KayuManis di Indonesia. Prosiding Simposium I Hasil penelitian dan
pengembangan tanaman industri. Buku VIII Tanaman industri
lainnya. Puslitbangtri, Bogor. 1990.
[2] Badan Koordinasi Penanaman Modal, Komoditi Kayu Manis,
2011.
[3] Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pertanian, Kementerian Pertanian, Penanaman Kayu Manis.
[4] Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian,
Kementerian Pertanian, Kriteria Kesesuaian Lahan Kayu
Manis.
[5] Daswir, Profil Tanaman Kayu Manis di Indonesia, Balai
Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, 2000.
[6] Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Indonesia
Eksportir Utama Kayu Manis.
[7] Rasdi, dkk,. Status dan Potensi Pasar Kayu Manis Organik
Nasionaldan Internasional, Aliansi Organis Indonesia, 2003.
[8] Rismunandar, Farry B.Paimin. Kayu Manis-Budi Daya dan
Pengolahan, Swadaya, 2001.