I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Nanas (Ananas comosus L. Merr.) merupakan salah satu buah tropik yang
mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi. Tanaman nanas di tanam di seluruh
wilayah Indonesia dari Sumatera sampai Irian Jaya. Tanaman nenas dapat tumbuh
Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang Memiliki nama daerah
danas (Sunda) dan neneh (Sumatera). Dalam bahasa Inggris disebut pineapple dan
Selatan) yang telah di domestikasi disana sebelum masa Colombus. Pada abad ke-
masuk ke Indonesia pada abad ke-15, (1599). Di Indonesia pada mulanya hanya
seluruh wilayah nusantara. Tanaman ini kini dipelihara di daerah tropik dan sub
tropik.
Selatan, Jawa Barat dan Jawa Timur (Mulyati, 2008). Menurut Badan Pusat
tahun 2009 sampai 2013 yaitu 1.558.196 ton, menjadi 1.781.899 ton. Kabupaten
Kampar merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi besar untuk
kualitas nanas lokal Kampar rimbo panjang dapat dijadikan sebagai program
Kesuburan tanah di daerah Riau daratan adalah yang sangat sesuai untuk
rimbo panjang merupakan salah satu daerah pertanian yang memiliki potensi
besar untuk pengembangan perkebunan Nenas. Hingga saat ini, pertanian Nanas
hanya dilakukan oleh masyarakat tempatan dengan metode yang masih traditional
di atas lahan gambut. Agar mampu berkompetisi di pasar lokal dan internasional,
kualitas Nanas Kabupaten Kampar harus berada pada level Standar mutu tinggi.
Di samping itu, komoditi ini juga perlu mendapatkan perhatian ekstra untuk
Asap”. Selama ini lahan gambut tersebut lebih merupakan lahan tidur yang tidak
tergarap dan sering dituding sebagai salah satu penyebab terjadinya kabut asap di
akibat pembakaran lahan gambut, yang utama dapat menjadi salah satu upaya
rimbo panjang.
3
B. Tujuan Pratikum
Pratikum ini bertujuan untuk mengetahui budidaya tanaman nanas pada lahan
gambut yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kualu Nenas Kecamatan Tambang
Kabupaten Kampar.
4
Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah
lokal nanas. Nanas ditemukan pada tahun 1519 di Brasilia (Amerika Selatan).
Pada abad ke-16 orang Spanyol membawa nanas ini ke Filipina dan Semenanjung
kering di seluruh wilayah nusantara. Tanaman ini kini dipelihara di daerah tropik
merupakan tanaman semak yang dapat hidup dalam berbagai musim. Tanaman ini
rangkaian bunga dan buah di ujung batang. Batang nanas berbentuk gada, beruas-
ruas pendek dan tertutup oleh daun-daun dan akarnya. Panjang batang umumnya
berkisar antara 20-30 cm. Akar nanas dapat dibedakan menjadi akar tanah dan
akar samping dengan sistem perakaran dangkal dan terbatas. Akar pada Tanaman
Nanas memiliki dua jenis akar yang dapat kita bedakan, yaitu akar tanah dan akar
samping. Akar Tanaman Nanas termasuk kedalam akar serabut. Akar Tanaman
Nanas tumbuh dari batang yang kemudian masuk lebih dalam di ruang antara
5
batang dan daun. Sehingga, akar Tanaman Nanas akan menjadi pipih dan
Menurut Hadiati & Indriyani (2008), tanaman nanas dapat tumbuh dan
beradaptasi baik di daerah tropis dengan ketinggian tempat 100 mdpl– 800 mdpl
dan temperatur antara 21°C – 27°C. Tanaman akan berhenti tumbuh bila
banyak mengandung bahan organik, drainase baik, dan sebaiknya pH di antara 4,5
– 6,5. Sinar matahari merupakan faktor iklim yang menentukan pertumbuhan dan
kualitas buah nanas. Apabila persentase sinar matahari sangat rendah, maka
pertumbuhan akan terhambat, buah kecil, kadar asam tinggi, dan kadar gula buah
rendah. Sebaliknya, apabila terlalu banyak sinar matahari akan menyebabkan luka
baik untuk tanaman kebun, hutan, ataupun pangan. Tetapi secara alami
kesuburanan tanah marginal ini tergolong rendah yang ditunjukkan oleh tingkat
keasaman yang tinggi, ketersediaan hara yang rendah, kejenuhan, dan basa-basa
dijumpai baik pada lahan basah maupun lahan kering. Lahan basah berupa lahan
gambut, lahan sulfat masam dan rawa pasang surut seluas 24 juta ha, sementara
lahan kering berupa tanah Ultisol 47,5 juta ha dan Oxisol 18 juta ha (Suprapto,
2002).
6
Tanah gambut merupakan tanah yang terbentuk dari penumpukan sisa dari
sempurna. Tanah gambut memiliki kandungan bahan organik yang tinggi karena
bahan bakunya tersebut adalah sisa- sisa dari tumbuhan, seperti lumut dan
Ciri- ciri tanah gambut antara lain memiliki warna gelap, memiliki sifat asam
yang tinggi, kurang subur, embek atau lunak dan nanyak terbentuk di
wilayah rawa. Tanah gambut merupakan tanah yang terbentuk dari sisa- sisa
binatang atau tumbuhan baik yang tengah dalam keadaan layu maupun tidak layu
dekomposisi yang tidak sempurna ini dikarenakan jumlah bakteri yang kurang dan
dalam kondisi yang terbatas oksigen atau anaerob. Tanah gambut sangat sering
kita jumpai di daerah yang basah dan lembab. Bahkan tanah gambut juga
air, yakni tanaman air yang tumbuh pada danau yang dangkal akan mati.
Kemudian tanaman itu akan tenggelam ke dasar laut dan mengalami pelapukan
disana, sehingga terbentuklah lapisan- lapisan organik. Perlu diketahui tanah yang
telah menupuk di dasar laut ini kaya akan lapisan organik namun sifatnya tidak
terlalu subur.
Tanah gambut merupakan tanah yang kaya akan bahan- bahan organik,
bahkan sangat kaya. Hal ini karena tanah gambut sendiri terbentuk karena sisa-
sisa dari makhluk hidup baik tumbuhan maupun binatang, seperti sisa pepohonan,
lumut, rerumputan dan binatang-binatang yang telah mata. Sisa- sisa makhluk
7
hidup tersebut telah diuraikan oleh dekomposer atau pengurai. Kendati dalam
Karena proses penguraian yang tidak sempurna inilah yang membentuk suatu
tanah gambut. Jika mengetahui dan memahami proses pembentukan tanah gambut
maka kita dapat mengatakan bahwa tanah gambut ini bukan merupakan tanah
yang subur.
Tanah gambut merupakan jenis tanah yang mampu menyimpan banyak sekali
karbon. Sehingga tidak jarang kita temukan di hutan- hutan gambut mengandung
banyak karbon. Selain karbon, tanah gambut juga dapat menyimpan air dalam
jumlah yang besar atau berkali- kali lipat dibandingkan dengan jenis tanah
lainnya. Karena kemampuannya menyimpan banyak air berkali- kali lipat, maka
tanah atau hutan gambut ini sangat efektif dalam mencegah terjadinya bencana
banjir.
8
kunjungan ini di laksanakan pada hari selasa 6 November 2018, kunjungan ini
dilakukan sekitar pukul 09.00 yang bertempat di lahan milik petani perkebunan
Kampar.
Bahan yang digunakan dalam kunjungan ini adalah buku tulis untuk mencatat
hal hal penting selama kunjungan. Alat yang digunakan adalah kendaraan, pena,
Berdasarkan habitat tanaman, terutama bentuk daun dan buah dikenal 4 jenis
golongan nanas, yaitu : Cayenne (daun halus, tidak berduri, buah besar), Queen
(daun pendek berduri tajam, buah lonjong mirip kerucut), Spanyol/Spanish (daun
panjang kecil, berduri halus sampai kasar, buah bulat dengan mata datar) dan
Abacaxi (daun panjang berduri kasar, buah silindris atau seperti piramida).
D. Syarat Tumbuh
Daerah penyebaran nanas ialah 300 LU dan 300 LS dari khatulistiwa. Tanaman
nanas memerlukan beberapa persyaratan iklim yang harus dipenuhi agar dapat
tumbuh baik. Faktor iklim ini mencakup curah hujan, ketinggian, kelembapan,
suhu dan cahaya matahari. Pada umumnya tanaman nanas ini toleran terhadap
kekeringan serta memiliki kisaran curah hujan yang luas sekitar 1000-1500
mm/tahun. Akan tetapi tanaman nanas tidak toleran terhadap hujan salju karena
rendahnya suhu. 0C. Nanas tumbuh pada daerah dataran rendah dengan ketinggian
100-200 m di atas permukaan laut. Di daerah dataran tinggi, tanaman ini masih
nanas antara 100-700 m dpl. Kelembapan tanah yang berlebihan pada awal
menurunkan mutu. Suhu yang sesuai untuk budidaya tanaman nanas adalah 29-32
0
C, tetapi juga dapat hidup di lahan bersuhu rendah sampai 10.Tanaman nanas
dapat tumbuh dengan baik dengan cahaya matahari rata-rata 33-71% dari
E. Teknik Budidaya
1. Jenis tanaman
Budidaya nanas yang dilakukan oleh petani pada umumnya masih bersifat
yaitu antara 10.000 – 20.000 rumpun sehingga hasil per hektarnya hanya 7–15
permukaan air yang baik melalui pembuatan jaringan drainase. Dilapangan baru
berfluktuasi sesuai dengan musim. Hal ini berakibat pada musim panen raya
pasokan nanas melimpah namun pada waktu yang lain buah sedikit.
2. Perbenihan
yang sebagian kecil berasal dari tunas anakan, sedangkan sebagian besar
menggunakan benih yang berasal dari tunas batang, tunas tangkai, tunas buah
bahkan tunas mahkota. Tunas pangkal anakan menghasilkan buah pada umur 8–9
bulan dari saat penanaman, sedangkan bila dari tunas mahkota menghasilkan buah
pada umur 10–12 bulan setelah tanam. Sehingga bila menggunakan benih yang
berasal dari tunas batang, tunas tangkai, tunas buah atau mahkota memerlukan
waktu panen yang lebih lama dibandingkan bila menggunakan tunas pangkal
menjadi mahal karena harus memilih sehingga untuk memanen satu areal
Penyiapan media tanam yang di lakukan petani di Desa Rimbo Panjang tidak
pembuatan lubang tanam, pada lubang tanam di beri Abu hasil pembakaran
11
yang dilakukan :
Mengambil bibit nanas sehat dan baik dan menanam bibit pada lubang tanam
mudah roboh dan akar tanaman dapat kontak langsung dengan air tanah,
bagian pangkal batang tertimbun tanah agar bibit tidak mudah busuk.
Pola tanam merupakan pengaturan tata letak tanaman dan urutan jenis
tanaman dengan waktu tertentu, dalam kurun waktu setahun. Dalam teknik
tunggal dengan jarak tanam 100 x 40 cm. ada juga yang masih tidak
5. Pemupukan
menggunakan pupuk urea dan abu hasil bakaran dengan cara pemberian
tanaman nenas, sedangkan pemberian abu hasil pembakaran sifatnya sangat basa
ph sekiar 12 sangat bangus untuk ph gambut dibawah 4,5 dan abu tersebut juga
tanaman dengan harga hasil produksi yang sangat murah dan hanya
mengharapkan konsumsi masyarakat di sekitar kota pontianak, dan belum ada nya
6. Pemeliharaan
penyiangan gulma yang dilakukan dua kali selama masa pertumbuhan nanas,
Dalam satu areal pemanenan dilakuan berulang kali karena pertanaman yang tidak
seragam
7. Pemanenan
lakukan secara bertahap dan di pilih buah yang telah memenuhi syarat untuk di
panen seperti Mahkota buah terbuka, Tangkai ubah mengkerut, Mata buah lebih
mendatar, besar dan bentuknya bulat, Warna bagian dasar buah kuning, Timbul
aroma nanas yang harum dan khas. pemanenan di lakukan dengan cara memotong
tangkai buah sekitar 3-4 cm dari buah, akan tetapi masih ada petani yang
daya tahan dan daya simpan buah menjadi rendah, disamping itu perlakuan buah
a) Hama
Hama yang paling utama menyerang tanaman nanas di Desa Rimbo panjang
Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. adalah tikus dan musang, hama ini
menyerang bonggol batang dan merusak pada buah dengan cara melubangi buah,
baik buah yang masih muda maupun buah yang telah masak, kerusakan akibat
hama ini menyebabkan hasil tanaman tidak dapat di panen lagi, pengendalian
yang di lakukan oleh petani adalah dengan menggunakan jebakan maupun racun
tikus dengan cara mengoleskan racun pada buah yang telah di lubangi oleh hama
ini.
b) Penyakit
pada tanaman, angin, hujan dan tanah. Gejala penyakit ini adalah pada bagian
pangkal batang, daun, buah dan bibit menampakkan gejala busuk lunak berwarna
melakukan penyimpanan bibit sementara sebelum tanam agar luka cepat sembuh,
menanam bibit pada cuaca kering, dan menghindari luka-luka mekanis, kimiawi
1. Panen
Panen buah nanas dilakukan setelah nanas berumur 12-24 bulan, tergantung
dari jenis bibit yang digunakan. Bibit yang berasal dari mahkota bunga berbuah
pada umur 24 bulan, hingga panen buah setelah berumur 24 bulan. Tanaman yang
berasal dari tunas batang dipanen setelah umur 18 bulan, sedangkan tunas akar
setelah berumur 12 bulan. Ciri-ciri buah nanas yang siap dipanen seperti mahkota
buah terbuka, tangkai buah mengkerut, mata buah lebih mendatar, besar dan
bentuknya bulat,warna bagian dasar buah kuning, dan timbul aroma nanas yang
2) Cara panen
Tata cara panen buah nanas adalah dengan memilih buah nanas yang
mendatar/miring dengan pisau tajam dan steril. Pemanenan dilakukan secara hati-
2. Pasca panen
Buah nanas termasuk komoditi buah yang mudah rusak, susut dan cepat
busuk. Oleh karena itu, setelah panen memerlukan penanganan pascapanen yang
memadai.
1) Pengumpulan
gudang sortasi.
Kegiatan sortasi dimulai dengan memisahkan buah yang rusak, memar, busuk,
atau mentah secara tersendiri dari buah yang bagus dan normal. Klasifikasi buah
kematangannya
3) Penyimpanan
naik maka dilakukan penyimpanan. Buah nanas biasanya disimpan dalam peti
Budidaya tumpang sari antara karet atau elapa sawit sawit dengan nenas,
budidaya ini dilakukan dengan baik dan meluas dilahan gambut, diharapkan dapat
Nanas yang ditanam secara monokultur setelah umur 15-18 bulan dapat
menghasilkan produksi 30-40 ton/ha dengan kerapatan tanam sekitar 40-50 ribu
pohon/ha. Apabila ditanam tumpang sari dengan kelapa atau karet, maka
produksi dapat separuhnya sekitar 15 ton pada tahun pertama panen dengan
(dua) hektar dan harga nenas sekarang Rp. 1.500/kg, maka diperoleh penerimaan
sebesar 30.000 kg x Rp. 1.500 = Rp. 45.000.000. Apabila dikurangi dengan biaya
bibit, pupuk dan lainnya sekitar Rp 15 juta maka keuntungan bersih didapat
Hasil nanas ini merupakan sampingan bagi petani kelapa sawit atau karet
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah dalam pemamfaatan buah nanas ini
Nanas merupakan tanaman yang berbuah semak dan bersifat tahunan, terdiri
dari akar, batang, daun, bunga, buah dan tunas-tunas, memiliki beberapa jenis
nanas, serta memiliki sifat toleran terhadap kekeringan dan tidak toleran terhadap
musim salju, lebih cocok pada jenis tanah yang mengandung pasir, subur, gembur
dan banyak mengandung bahan organik serta kandungan kapur rendah dengan pH
4,5-6,5.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Awaludin, Z. 2009. Mengapa Buah Nenas Dapat Membuat Mulut Kita Luka?
http://www.thenakedscienntist.com.
hal.
DOKUMENTASI
Gambar 1.3 buah nanas setengah Gambar 1.4 Buah nanas muda
matang
20
perbanyakan