Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Masyarakat Indonesia yang bertempat tinggal di daerah pedesaan maupun pinggiran kota
sebagian besar masih hidup dengan cara bertani dan berkebun, tentunya masyarakat yang
bertempat tinggal di pedesaan maupun pinggiran kota sekalipun kurang mengetahui sektor
perindustrian, sehingga bahan seperti terong yang ada disekitar kita kurang dimanfaatkan.
Tanaman yang tumbuh disekitar kita seperti terong, jika diamati secara langsung biasanya hanya
dimanfaatkan sebagai sayur saja, dengan demikian pemanfaatan terong tersebut masih terbatas
dan relatife sedikit. Terong yang dapat kita peroleh dengan sangat mudah sebenarnya dapat
dimanfaatkan dan diolah menjadi manisan terong yang ternyata mempunyai nilai jual yang
relatife tinggi bahkan menjadi peluang usaha yang sangat menarik dan dapat menyerap tenaga
kerja serta memiliki prospek yang cerah. Sejauh ini terong lebih banyak dikonsumsi dalam
bentuk sayur, namun melihat potensi dan peluang pengembangan terong yang demikian besar
serta manfaat yang dapat diperoleh dari terong, maka sudah saatnya dicanangkan gerakan
pemanfaatan buah terong salah satu upaya yang dapat kita lakukan adalah Pembuatan Manisan
Berbahan Dasar Terong sebagai peluang usaha dan dapat jadi konsumsi sehari hari.

Kalisifikasi dan Morfologi Tanaman Terong

Tanaman terong (Solanum melongena L), termasuk dalam family solanceae yang menghasilkan
biji, (Spermatophyta) dan biji yang dihasilkan berkeping dua. Beberapa jenis terung yang sangat
di kenal oleh masyarakat indonesia yaitu terung kopek yang mempunyai buah besar dan
berbentuk bulat agak memanjang dengan ujung buah tumpul, terung craigi dan yang mempunyai
buah berukuran sedang dan berbentuk bulatan memanjang sehingga tampak lebih
langsungdengan ujung buah meruncing, terung yang berbentuk bulat yang memiliki bentuk buah
yang bulat seperti terung pendek.
Klasifikasi dan Morfologi Terong (Solanum melongena L)

Morfologi Tanaman Terong

1. Akar

Akar tanaman terong adalah akar tunggang yang dangkal, banyak cabang, dan memiliki buluh
yang kasar.

2. Batang

Batang tanaman terong di bedakal menjadi dua macam, yaitu batang utama (batang primer) dan
percabang (batang sekunder). Dalam perkemban perkembangan batang sekunder ini akan
mempunyai percabangan baru. Batang utama merupakan penyangga berdirinya tanaman, sedang
percabangan adalah bagian tanaman yang mengeluarkan bunga. Batang utama bentuknya persegi
(angularis), sewaktu muda berwarna ungu kehijauan, setelah dewasa menjadi ungu kehitaman
(Imdad, 2001).

3. Daun

Daun terong terdiri atas tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Daun seperti ini lazim
disebut daun bertangkai. Tangkai daun berbentuk slindris dengan sisi agak pipih dan menebal
dibagian pangkal, panjang berkisar antara 5-8 cm. Helaian daun terdiri dari ibu tulang daun,
terdiri atas ibu tulang daun, tulang cabang dan urat-urat daun. Ibu tulang daun merupakan
perpanjangan dari tangkai daun yang makin mengecil kearah pucuk. Lebar helaian daun 7-9 cm
atau lebih sesuai varietasnya. Panjang daun antara 12-20 cm. Bangun daun berupa belah
ketupathingga oval, bagian ujung daun tumpul, pangkal daun mruncing, dan sisi bertoreh.

4. Bunga

Bunga terong merupakan bunga banci atau bunga berkelamin dua, dalam satu bunga terdapat alat
kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin wanita (putik). Bunga seperti ini dinamakan bunga
lengkap. Perhiasan bunga yang dimiliki adalah kelopak bunga, mahkota bunga, dan tangkai
bunga.
5. Buah

Buah terong merupakan buah sejati tuggal dan berdaging tebal, lunak, serta tidak akanpecah bila
buah telah masak. Daging buah lunak dan berair. Daging buah ini merupakan bagian yang enak
dimakan.

6. Biji

Biji-biji terdapat bebas dalam daging buah. Biji terong sangat mengkilap, berlendir, berbentuk
bulat lonjong dan juga berwrna coklat hingga kehitaman.

Syarat Tumbuh

a. Iklim

Tanaman terong dapat tumbuh dan berproduksi baik di dataran rendah sampai dataran tinggi
±1000 m dpl. Selama pertumbuhannya, terong menghendaki suhu antara 22 derajat-23 derajat
Celcius. Cuaca panas, dan iklimnya kering sehingga sangat cocok ditanam pada musim kemarau
pada keadaan cuaca panas akan merangsang dan mempercepat proses pembungaan ataupun
pembuahan. Untuk mendapat produksi yang tinggi, tempat penanaman terung harus terbuka
(mendapat sinar matahari) yang cukup. Di tempat yang terlindung pertumbuhan tanaman terung
akan kurus dan kurang produktif (Rukmana, 1994).

b. Tanah

Kondisi tanah yang ideal untuk penanaman terug yaitu tanah yang remah, lempung berpasir, dan
cukup bahan organik. Dengan kondisi tersebut, biasanya aerasi dan drainasenya baik, tidak
mudah tergenang air. Sebenarnya terung dapat di tanam di segala jenis tanah, asal cukup bahan
organik. Keasaman (pH) tanah yang sesuai untuk tanaman terung sekitar 6,0-6,5 (Pracaya, 2002).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah yang di munculkan adalah
sebagai berikut

1. Bagaimana penambahan kosentrasi gula sebanyak 20% terhadap manisan terong?


2. Bagaimana penambahan kosentrasi gula sebanyak 30% terhadap manisan terong?
3. Bagaimana penambahan kosentrasi gula sebanyak 40% terhadap manisan terong

1.3 Tujuan

1. Tujuan umum
Setelah mengetahui proses penambahan kosentrasi gula terhadap manisan terong
masyarakat di harapkan mampu memahami dengan benar.
2. Tujuan khusus
Setelah penilitian masyarakat di harapkan dapat memahami :
a.Proses pengolahan manisan terong dengan penambahan kosentrasi gula 20%
b. Proses pengolahan manisan terong dengan penambahan kosentrasi gula 30%
c. Proses pengolahan manisan terong dengan penambahan kosentrasi gula 40%
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.Landasan Teori

1. Pengertian Manisan

Manisan merupakan salah satu bentuk pangan olahan yang banyak disukai oleh
masyarakat. Manisan buah adalah buah yang diawetkan dengan gula. Tujuan pemberian
gula dengan kadar yang tinggi pada manisan buah, selain untuk memberikan rasa manis,
juga untuk mencegah tumbuhnya mikrobia. Ada 2 macam bentuk olahan manisan, yaitu
manisan basah dan manisan kering. Manisan basah diperoleh setelah penirisan buah dari
larutan gula, sedangkan manisan kering diperoleh bila manisan yang pertama kali
dihasilkan (manisan basah) dilanjutkan dengan prosespengeringan.

Manisan kering dibuat dari bahan yang direndam dalam larutan gula dengan kadar
tertentu, kemudian dikeringkan hingga kadar airnya maksimal 31 % (Anonim, 1995).
Manisan kering dalam keadaan tersebut memiliki daya simpan yang lama karena kadar
air rendah sehingga pertumbuhan mikrobia terhambat.

Selain gula, dalam larutan perendam juga digunakan asam sitrat. Asam ini
mempunyai sifat mudah larut dalam air, berbentuk kristal putih. Asam yang digunakan
dalam pembuatan manisan kering buah adalah asam sitrat karena dapat bercampur
dengan hampir semua aroma buah. Asam sitrat merupakan salah satu jenis acidulant yang
banyak digunakan sebagai bahan tambahan dalam proses pembuatan makanan. Asam
ditambahkan dalam pembuatan manisan kering buah bertujuan untuk memberikan rasa
masam, memperbaiki flavor, memodifikasi manisnya gula, dan berperan sebagai
pengawet (Somogyi, 1996).
2. Pengertian terong

A.Sejarah terung

Terung ialah tumbuhan pangan yang ditanam untuk buahnya. Asal-usul budidayanya
berada di bagian selatan dan timur Asia sejak zaman prasejarah, tetapi baru dikenal di dunia
Barat tidak lebih awal dari sekitar tahun 1500. Buahnya mempunyai berbagai warna, terutama
ungu, hijau, dan putih. Catatan tertulis yang pertama tentang terung dijumpai dalam Qí mín yào
shù, sebuah karya pertanian Tiongkok kuno yang ditulis pada tahun 544[4]. Banyaknya nama
bahasa Arab dan Afrika Utara untuk terong serta kurangnya nama Yunani dan Romawi
menunjukkan bahwa pohon ini dibawa masuk ke dunia Barat melewati kawasan Laut Tengah
oleh bangsa Arab pada awal Abad Pertengahan. Nama ilmiahnya, Solanum melongena, berasal
dari istilah Arab abad ke-16 untuk sejenis tanaman terung.

Terung merupakan tanaman asli daerah tropis yang diduga berasal dari Asia, terutama
India dan Birma. Terung dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian hingga 1.200 meter di atas
permukaan laut. Dari kawasan tersebut, terung kemudian disebarkan ke Cina pada abad ke-5,
selanjutnya disebarluaskan ke Karibia, Afrika Tengah, Afrika Timur, Afrika Barat, Amerika
Selatan, dan daerah tropis lainnya. Terung disebarkan pula ke negara-negara subtropis, seperti
Spanyol dan negara lain di kawasan Eropa. Daerah penyebaran terung yang sangat luas, sehingga
sebutan untuk terung sangat beraneka ragam, yaitu eggplant, gardenegg, aubergine, melongene,
eierplant, atau eirefruch. Dalam tata nama (sistematika) tumbuhan, tanaman terung
diklasifikasikan sebagai berikut: Diviso : Spermatophyta Sub divisio : Angiospermae Kelas :
Dycotyledonae Ordo : Tubiflorae 10 Famili : Solanaceae Genus : Solanum Spesies : Solanum
melongena L. (Rukmana, 1994).

Karena terung merupakan anggota Solanaceae, buah terung pernah dianggap beracun,
sebagaimana buah beberapa varietas leunca dan kentang. Sementara buah terung dapat dimakan
tanpa dampak buruk apa pun bagi kebanyakan orang, sebagian orang yang lain, memakan buah
terung (serupa dengan memakan buah terkait seperti tomat, kentang, dan merica hijau atau lada)
bisa berpengaruh pada kesehatan. Sebagian buah terung agak pahit dan mengiritasi perut serta
mengakibatkan gastritis. Karena itulah, sebagian sumber, khususnya dari kalangan kesehatan
alami, mengatakan bahwa terung dan genus terkait dapat mengakibatkan atau memperburuk
artritis dengan kentara dan justru itu, harus dijauhi oleh mereka yang peka terhadapnya.[5]

Terung (Solanum melongena, di Pulau Jawa lebih dikenal sebagai terong) adalah
tumbuhan penghasil buah yang dijadikan sayur-sayuran. Asalnya adalah India dan Sri Lanka[2]
[3]. Terung berkerabat dekat dengan kentang dan leunca, dan agak jauh dari tomat.

Terung ialah terna yang sering ditanam secara tahunan. Tanaman ini tumbuh hingga 40–
150 cm (16-57 inci) tingginya. Daunnya besar, dengan lobus yang kasar. Ukurannya 10–20 cm
(4-8 inci) panjangnya dan 5–10 cm (2-4 inci) lebarnya. Jenis-jenis setengah liar lebih besar dan
tumbuh hingga setinggi 225 cm (7 kaki), dengan daun yang melebihi 30 cm (12 inci) dan 15 cm
(6 inci) panjangnya. Batangnya biasanya berduri. Warna bunganya antara putih hingga ungu,
dengan mahkota yang memiliki lima lobus. Benang sarinya berwarna kuning. Buah tepung
berisi, dengan diameter yang kurang dari 3 cm untuk yang liar, dan lebih besar lagi untuk jenis
yang ditanam.

Dari segi botani, buah yang dikelaskan sebagai beri memiliki banyak biji yang kecil dan
lembut. Biji itu dapat dimakan tetapi rasanya pahit karena mengandung nikotin, sejenis alkaloid
yang banyak dikandung tembakau.

B. Morfologi Tanaman Terung Terung (Solanum melongena L.)

Merupakan tanaman setahun berjenis perdu yang dapat tumbuh hingga mencapai tinggi
60-90 cm. Daun tanaman ini lebar dan berbentuk telinga. Bunganya berwarna ungu dan
merupakan bunga yang sempurna, biasanya terpisah dan terbentuk dalam tandan bunga
(Nazaruddin, 1993). Tinggi pohon terung 40-150 cm, memiliki daun berukuran panjang 10-20
cm dan lebar 5-10 cm, bunga berwarna putih hingga ungu memiliki lima mahkota bunga.

Berbagai varietas terung tersebar luas di dunia, perbedaannya terletak pada bentuk,
ukuran, dan warna tergantung dari varietas terungnya, terung memiliki sedikit perbedaan
konsistensi dan rasa. Secara umum terung memiliki rasa pahit dan daging buahnya menyerupai
spons. Varietas awal terung memiliki rasa pahit, tetapi terung yang telah mengalami proses
penyilangan memiliki perbaikan rasa. Terung merupakan jenis tanaman yang memiliki
kedekatan dengan tanaman kentang, tomat, dan paprika (Foodreference, 2010).

Menurut Soetasad dan Muryanti (1999), buah terung merupakan buah sejati tunggal dan
berdaging tebal, lunak dan tidak akan pecah meskipun buah telah 11 masak. Daging buahnya
tebal, lunak dan berair, daging buah ini merupakan bagian yang enak dimakan. Biji-biji terdapat
bebas di dalam selubung lunak yang terlindung oleh daging buah. Pangkal buah menempel pada
kelopak bunga yang telah menjelma menjadi karangan bunga. Morfologi terung ungu memiliki
bentuk yang beragam yaitu silindris, lonjong, oval atau bulat. Letak buah terung tergantung dari
tangkai buah.

Dalam satu tangkai umumnya terdapat satu buah terung, tetapi ada juga yang memiliki
lebih dari satu buah. Biji terung terdapat dalam jumlah banyak yang tersebar di dalam daging
buah. Daun kelopak melekat pada dasar buah, berwarna hijau atau keunguan. Bunga terung ungu
sering disebut sebagai bunga banci, karena memiliki dua kelamin. Dalam satu bunga terdapat
alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina (putik). Bunga terung bentuknya mirip
bintang, berwarna biru atau lembayung, cerah sampai gelap. Penyerbukan bunga dapat
berlangsung secara silang maupun menyerbuk sendiri (Rukmana, 1994).

C. Manfaat dan kandungan terong (Solanum melongena L )

Terong yang didesas desuskan dapat menimbulkan impotensi ternyata berpotensi sebagai
penyembuh berbagai penyakit yang saat ini hangat dibicarakan. Di Nigeria, buah terong
mendapat tempat yang cukup baik di masyarakat. Khasiat buah terong yang sering dilalap ini
adalah sebagai zat anti rematik. Pengobatan tradisional di Nigeria percaya khasiat lain dari buah
terong dapat menyembuhkan atau setidaknya mengurangi serangan rematik tertentu.

Bahkan tidak hanya di Nigeria, di Korea pun terong dikenal punya keajaiban untuk
mengobati beberapa gangguan kesehatan. Fungsi lain dari terong adalah sebagai obat anti-kejang
yang relatife sulit diketahui dengan pasti kapan terjadi serangannya. Selain itu di Nigeria, terong
juga dipercaya sebagai obat untuk meredam penyakit gugup. Manfat pengusir kepanikan ini telah
dibuktikan secara ilmiah terhadap marmot dengan menggunakan sari terong mentah. Terong
yang mengandung striknin dan skopolamin, juga skopoletin dan skoparon yang berfungsi sebagai
penghambat serangan sawan dan gugup. Jadi jelaslah sudah bahwa terong dapat mengobati
penyakit epilepsi. Fungsi lain dari buah terong adalah dapat menekan kerusakan yang timbul
pada sel-sel dengan penyimpangan kromoson sebagai petunjuk adanya kanker.

Penguji terakhir yang dilakukan di Jepang menunjukan jus terong, yang dapat menekan
kerusakan pada sel-sel tersebut. Kandungan protease (tripsin) pada terong dipercaya dapat
menolong malawan serangan zat penyebab kanker. Pada penelitian yang lebih spesifik, terong
dikatakan bagus untuk mengurangi risiko penyakit kanker perut. Dr. GHA Mitschek, seorang
ilmuwan dari Universitas Graz telah melakuakn pemeriksaan berseri terhadap hewan sampai
beberapa kali, ternyata menemukan hasil yang sama baiknya akan menfaat terong.

Peneliti ini telah memberikan diet tinggi kolestrol pada beberapa beberapa kelinci dan
juga memberikan terong dalam jumlah bervariasi. Meskipun dosis yang diberikan tidak terlalu
besar ternyata terong mampu menghambat pembentukan plak-plak lemak, mencegah dan
mengobati ateroklerosis. Selain itu ditemikan juga bahwa terong dapat menghambat atau
membatasi asupan kolesterol dalam saluran cerna, bahkan mampu mengangkat kolesterol yang
terdapat dalam alirang darah. (saftarina / berbagai sumber). Kandungan gizi terong (dalam 100
gram)

Kandungan Zat Gizi

1. Kalori 24 kal

2. Lemak 1,1 g

3. Karbohidrat 5,5 g

4. Kalsium 15 mg

5. Fosfor 37 mg

6. Zat Besi 0,4 mg

7. Vitamin A 30 SI

8. Vitamin B1 0,04 mg
9. Vitamin C 5 mg

10. Air 92,7 g

3. Pengertian Gula Pasir

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi
perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat.
Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis pada makanan atau minuman. Gula
sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam),
menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel. Gula sebagai sukrosa diperoleh dari nira tebu,
bit gula, atau aren. Meskipun demikian, terdapat sumber-sumber gula minor lainnya, seperti
kelapa. Sumber-sumber pemanis lain, seperti umbi dahlia, anggir, atau jagung, juga
menghasilkan semacam gula/pemanis namun bukan tersusun dari sukrosa. Proses untuk
menghasilkan gula mencakup tahap ekstrasi (pemerasan) diikuti dengan pemurnian melalui
distilasi (penyulingan).Jenis – Jenis Gula Gula mempunyai bentuk, aroma dan fungsi yang
berbeda. Berikut ini beberapa jenis gula untuk memudahkan dalam pengolahan dan penggunaan
yg tepat (Dewi, 2012).

1. Gula Pasir (Granulated Sugar)

Gula jenis ini terbuat dari sari tebu yang mengalami proses kristalisasi. Warnanya ada
yang putih dan kecoklatan (raw sugar). Karena ukuran butiranya seperti pasir, gula jenis ini
sering disebut gula pasir. Biasanya digunakan sebagai pemanis untuk masakan, minuman, kue
atau penganan lain.

2. Manfaat gula pasir

Gula merupakan sembilan bahan pokok kebutuhan rumah tangga yang tidak pernah lepas
dari sorotan masyarakat. Tak kalah heboh dari kelangkaan minyak goreng, kelangkaan gula di
pasaran juga kerap bikin pejabat negara pusing tujuh keliling untuk memutuskan apakah sudah
waktunya membuka keran impor atau tidak.

Butiran manis itu memang sudah lekat dalam keseharian kita. Pagi hari, kita biasa
menyeruput segelas teh atau kopi yang diseduh dengan gula. Saat makan siang, lauk atau sayur
yang kita santap juga biasanya dibubuhi gula sebagai penyedap. Hingga malam hari, jika lembur,
kita akan kembali menyeruput seduhan kopi dan gula. Apa jadinya kalau sehari saja kita tak bisa
mengkonsumsi gula? Cuma, sadarkah Anda kalau gula bukan sebatas pemanis di mulut saja?
Gula memiliki banyak manfaat bagi tubuh.Tapi, jika konsumsinya berlebihan, dia akan berbalik
jadi sumber penyakit.

Para ahli gizi menggolongkan gula yang biasa kita konsumsi sebagai gula sederhana
(simple sugar). Gula sederhana ini tidak mengandung zat gizi lainnya, seperti vitamin atau
mineral. Ada lagi kelompok gula lain, yakni gula kompleks (complex sugar) yang memiliki
beberapa zat gizi lain seperti vitamuin dan mineral. Ada pun yang masuk golongan complex
sugar adalah makanan yang mengandung zat pati seperti nasi, jagung, gandum, dan singkong.

Baik gula sederhana ataupun gula kompleks, semuanya adalah sumber karbohidrat yang
oleh tubuh akan diolah menjadi glukosa. Glukosa inilah yang yang akan menjadi makanan bagi
sel-sel tubuh manusia. Bahkan, “Otak kita itu makanannya glukosa dan oksigen. Seseorang tidak
mempunyai kemampuan beraktivitas kalau tidak memiliki glukosa,” jelas Ali Khomsan, dosen
Fakultas Ekologi Manusia Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB).

Gula sederhana termasuk golongan monosakarida, sehingga waktu yang dibutuhkan


untuk berproses menjadi glukosa menjadi lebih singkat. Hal ini karena gula hanya memiliki satu
molekul saja. Biarpun ada banyak jenis gula, seperti gula pasir, gula merah, atau gula jagung,
kandungan gizinya tetap serupa. Bila sudah dicerna tubuh, semua ragam gula itu akan berubah
jadi glukosa dan fruktosa. “Meskipun bentuk dan warnanya berbeda-beda, tapi kandungannya
tetap sama,” kata Sidartawan Soegondo, Ketua Persatuan Diabetes Indonesia. Yang harus kita
ingat, selain gula sederhana dengan berbagai bentuk tersebut, banyak pula jenis makanan lain
yang juga mengandung glukosa. Misalnya, es krim, minuman soda, nasi padang, donat, mi ayam
atau bakso, semuanya mengandung zat gula, juga pastilah mengandung gula.
4. Standart resep

Standart resep yang di gunakan adalah sebagai berikut :

Bahan :

 1 kg terung unggu panjang


 2 gelas air bersih
 1 kg gula pasir
 2 liter kapur sirih
 1 sdm sitrunzuur

Cara membuat :

 Pilih terung yang utuh dan sehat,tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda, dan potong
potong sesuai selera
 Cuci terung hingga bersih dan tusuk dengan garpu
 Rendam terung dalam larutan air kapur sirih yang telah di jernihkan
 Buat larutan gula, 2 gelas air = 1kg gula
 Masukan terung hingga kering
 Jemur hingga kering lalu masukan dalam kemasan
BAB III

KERANGKA PENILITIAN

TERUNG

GULA PASIR

MANISAN TERUNG

Terong (solanum melongena) merupakan jenis buah sayuran berbentuk bulat lonjong
dengan daging buahnya yang tebal dan lunak. Ada banyak jenis terong yang sudah banyak
dieknal, dari jenis terong ungu, terong hijau, terong kopek, dan sebagainya. Selain harganya yang
relative murah, kandungan nutrisi buah sayuran ini ternyata cukup tinggi dan manfaatnya untuk
kesehatan juga terbilang luar biasa.

Dalam 100 gram buah terong, kandungan energinya cukup besar yaitu 24 kkal,
karbohidrat 5,5 gr, kalsium 15 mg, protein 1,1 gr, fosfor 37 mg, dan kandungan lemaknya cukup
rendah yaitu 0,2 gram. Sedangkan kandungan vitaminnya meliputi vitamin A 30 IU, B1 0,04
miligram dan vitamin C sebesar 5 miligram. Terong juga diketahu mengandung sejumlah zat
penting, seperti asam folat, molibdenum, mangan, kalium, triptofan, magnesium, serta vitamin K
(Tajafar,2011)
Gula merupakan sembilan bahan pokok kebutuhan rumah tangga yang tidak pernah lepas
dari sorotan masyarakat. Tak kalah heboh dari kelangkaan minyak goreng, kelangkaan gula di
pasaran juga kerap bikin pejabat negara pusing tujuh keliling untuk memutuskan apakah sudah
waktunya membuka keran impor atau tidak. (Asikin 2008)
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimental untuk melihat pengaruh penambahan
kosentrasi gula terhadap pembutan manisan terong.
B. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan agustus 2017 di Labotarium Teknologi
pangan Jurusan Gizi Poltekkes Kemengkes Aceh.
C. Bahan dan Alat penelitian
1. Bahan untuk penelitian
 Terung 600 gram
 Gula pasir 1 kg
2. Alat untuk penelitian
 Panci
 Pisau
 Telenan
 Blender
 Baskom
 Kompor
 Pisau
 Panci
 Piring
 mangkuk
D. Metode penelitian

Penilitian ini terdiri dari satu tahap, yaitu tahap pembuatan manisan, dalam terung di buat
mengikuti formulasi sebagai berikut :

Bahan Jumlah

Terung unggu panjang 500gr 600gr 800gr

Kapur sirih 800ml 900ml 1000ml

Air bersih 500ml 600ml 800ml

Gula pasir 100gr 180gr 320gr

Sitrunzuur 2sdt 4sdt 1sdm

Adapun cara pembuatan manisan terung adalah sebagai berikut :

a. Pilih terung yang utuh dan sehat,tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda, dan
potong potong sesuai selera
b. Cuci terung hingga bersih dan tusuk dengan garpu
c. Rendam terung dalam larutan air kapur sirih yang telah di jernihkan
d. Buat larutan gula, 2 gelas air
e. Masukan terung hingga kering
f. Jemur hingga kering lalu masukan dalam kemasan

E. Keterbatasan Peniliti

Dalam mengembangkan produk yang bersubstitusi dapat di lakukan dengan berbagai


aspek dari produk dari produk manisan terung dan mengingat keterbatasan dana,waktu, dan alat
panelis hanya melakukan penilitian tentang “Pengaruh penambahan kosentrasi gula terhadap
manisan terung”
F. Keaslian Peniliti

1. Pembuatan Manisan Berbahan Dasar Terong Sebagai Makanan Khas Prodi IPA
(Koko Triantoro,2008)
2. .Pembuatan manisan terung (Arbaiyah,2012)

Buah terung

Di belah-belah

Di potong-potong

Di cuci

Di rebus

Di jemur

Gula Di open/di panaskan

Bagan prosuder pembuatan manisan terung dengan berbagai kosentrasi gula


E. Pengujian Orgonoleptik

A. Pemilihan panelis berdasarkan beberapa kriteri yaitu :

 Sehat dan beringatan baik


 Berminat
 Mempunyai waktu untuk melakukan orgonoleptik

B. Selanjutnya panelis memberikan tanggapan terhadap manisan terung dengan penambahan


berbagai kosentrsi gula dengan skala hedonic 1 s/d 6 yaitu:

 Sangat tidak suka (1)


 Tidak suka (2)
 Agak suka (3)
 Suka (4)
 Sangat suka (5)

C. Organisasi pengujian organoleptik adalah :

 Manisan terung di sajikan dalam piring plastic


 Manisan terung untuk keperluan uji orgonoleptik sebanyak lima bagian. Bagian yang di
sajikan dari manisan terung yang telat di buat
 Sebagai penetralisir setelah melakukan uji orgonoleptik di gunakan air minum dalam
kemasan.

Peniliti ini mengunakan uji orgonoleptik yang dilakukan dengan metode hendonic scala
scoring yaitu pengukuran sejauh mana tingkat kesukaan panelis terhadap pengaruh
penambahan kosentrasi gula terhadap manisan terung, panelis yang di gunakan dalam peniliti
ini yaitu panelis mahasiswa –mahasiswi (semi terlatih) Jurusan Gizi Kemenkes Aceh
sebanyak 30 orang dengan criteria telah mengambil mata kuliah Ilmu Teknologi Pangan dan
telah mempelajari tentang uji orgonoleptik.
F. Rancangan Percobaan

Rancangan yang di gunakan adalah rancangan acak lengkap nonfaktorial dengan tiga kali
perulangan. Rancangan acak lengkap (RAL) merupakan rancangan yang paling sederhana.
Dalam rancangan ini tidak terdapat local control, sehingga sumber keragaman yang di amati
hanya perlakuan galat.

H. Pengolahan dan Analis Data

Untuk mengetahui uji Pengaruh Penambahan Kosentrasi Gula di lakukan dengan


mengunakan analisis sidik ragam. Bila hasil menunjukan perbedaan yang nyata di antara
perlakuan maka di lanjutkan dengan uji Duncan.

I.Penyajian Data

Untuk memudahkan peniliti dalam melakukan pengambilan kesimpulan maka hasil


penilitian tentang pengaruh penambahan kosentrasi gula terhadap manisan terung di sajikan
dalam bentuk tekstular dan tabular.
Daftar pustaka

http://materipengetahuanumum.blogspot.co.id/2016/10/klasifikasi-dan-morfologi-terong.htm

http://gangganglaut.blogspot.co.id/2010/12/apa-itu-manisan.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Terung

http://digilib.unila.ac.id/7019/9/BAB%20II%20TINJAUAN%20PUSTAKA.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/39633/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=117450F93BF5B2764B50164025E9F71F?sequence=3

http://www.kajianpustaka.com/2016/10/pengertian-fungsi-tujuan-dan-jenis-kemasan.html

Anda mungkin juga menyukai