PENDAHULUAN
melon yang dihadirkan pada periode tahun 1980 1990 dikategorikan buah
mewah (eksklusif)
Daya tarik melon mempunyai kharisma tersendiri di kalangan konsumen maupun
produsen (petani). Permintaan pasar (konsumen
2 cenderung terus meningkat dari
waktu ke waktu, karena makin digemari oleh berbagai kalangan masyarakat. Celah
dan peluang pasar ini dimanfaatkan oleh para petani dan pengusaha tani untuk
membudidayakan melon di berbagai wilayah atau daerah.
Mulai tahun 1990-an. melon berkembang pesat di propinsi Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Dewasa ini melon sudah lebih memasyarakat di Indonesia, sehingga
pembudidayaannya makin meluas ke luar pula Jawa.
2.2 Syarat Tumbuh
Tanaman melon membutuhkan lokasi yang mendapat sinar matahari penuh.
Sekitar 10 sampai 12 jam per hari. Sedangkan suhu udara ideal adalah 28 sampai 30 0
C per hari. Namun kisaran suhu dan kelembaban wilayah tanam harus cukup longgar.
Yaitu 30 sampai 37 0 C untuk suhunya. Sedangkan kelembaban antara 45 sampai 65
%. Ketinggian lokasi tanam paling ideal adalah 1. 000 m dpl. dengan derajat
keasaman 5,8 sampai 7,2. Tetapi yang paling ideal adalah 6,0 sampai 6,8. Bila
keasaman lebih rendah dari angka ini, lahan tanam perlu diberi kapur dolomit 1
sampai 2 ton per hektar.
2.3 Taksonomi
Secara taksonomi tanaman melon dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Divisio
: Spermatophyta
Sub-divisio
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Cucurbitales
Famili
: Cucurbitaceae
Genus
: Cucumis
Spesies
: Cucumis melo L.
2.4 Morfologi
1.
Bentuk Tanaman
Tanaman melon tumbuh menjalar di atas permukaan tanah atau sering kali
dirambatkan pada turus bambu. Tanaman melon dapat mencapai ketinggian lebih dari
2 meter.
2.
Akar
Sistem perakaran pada tanaman melon menyebar tetapi tidak dalam.
Perkembangan akar ke arah horizontal lebih cepat dari pada yang vertikal. Cabang
akar dan rambut-rambut akar menyebar ke segala arah sampai dengan kedalaman 15
30 cm.Umumnya tumbuh dekat dengan permukaan tanah.
3.
Batang
Batang tanaman melon berbentuk segilima dengan sudut-sudut yang sedikit
membulat. Pertumbuhan batang tida lurus. Batang lunak, berbulu, dan berwarna hijau
muda. Pada batang utama muncul cabang-cabang baru yang berkembang ke arah
samping.
4.
Daun
Daun melon memiliki bentuk agak bulat, bersudut lima, dengan tepi daun
bergerigi (tidak rata) dan permukaan yang berbulu. Daun memiliki diameter 10 16
cm. Susunan daun berselang-seling antara daun yang di bawah dengan daun yang
tumbuh di atasnya. Panjang tangkai daun berkisar antara 10 17 cm.
5.
Bunga
Bunga melon berbentuk lonceng, berwarna kuning cerah. Memiliki kelopak daun
6.
Buah
Buah melon sangat beragam dalam hal ukuran, bentuk buah, rasa, dan aroma serta
kenampakan kulit luar buahnya. Hal ini sangat tergantung pada varietasnya. Tanaman
melon dapat dipanen buahnya pada umur 65 75 setelah pindah tanam, tergantung
pada varietas dan ketinggian tempat tumbuhnya. Melon yang ditanam di dataran
tinggi berumur lebih panjang dari pada yang ditanam di dataran rendah. Adapun ciri
utama buah siap panen adalah bila telah terjadi keretakan menyerupai brntuk cincin
pada pangkal tangkai buahnya dan mulai mengeluarkan aroma harum.
7.
sisanya terdiri atas karbohidrat, protein, vitamin, dan beberapa unsur yang lain.
Protein dan karbohidrat yang terkandung sangat penting bagi pembentukan sel tubuh
seperti pada otot, daging, kulit, dan tulang, serta regenerasi sel yaitu mengganti selsel yang telah rusak dengan sel-sel yang baru. Karbohidrat juga berfungsi sebagai
sumber energi. Kandunga vitaminnya bermanfaat bagi tubuh untuk mencegah
berbagai macam penyakit. Sementara mineralnya sangat bermanfaat bagi
pembentukan tulang, gigi, sel-sel darah merah. Serat yang terkandung dalam daging
buah melon juga membantu melancarkan pencernaan.
2.5 Hama dan Penyakit
Hama Tanaman Melon :
Jenis hama yang umum menyerang tanaman melon, berikut gejala serta cara
penanganannya adalah sebagai berikut :
a.
Ciri: Hama ini mempunyai getah cairan yang mengandung madu dan di lihat dari
kejauhan mengkilap. Hama ini menyerang tanaman melon yang ada di lahan
penanaman. Aphids muda yang menyerang melon berwarna kuning, sedangkan yang
dewasa mempunyai sayap dan berwarna agak kehitaman.
Gejala: daun tanaman menggulung dan pucuk tanaman menjadi kering akibat cairan
daun yang dihisap hama.
Pengendalian:
Gulma harus selalu dibersihkan agar tidak menjadi inang hama
Tanaman yang terserang parah harus disemprot secara serempak dengan insektisida
Perfekthion 400 EC (dimethoate) dengan konsentrasi 1,02,0 ml/liter
Tanaman yang telah terjangkit virus harus dicabut dan dibakar (dimusnahkan).
b.
Ciri: Hama ini menyerang saat fase pembibitan sampai tanaman dewasa. Nimfa thirps
berwarna kekuning-kuningan dan thirps dewasa berwarna coklat kehitaman. Thirps
berkembang biak sangat cepat secara partenogenesis (mampu melahirkan keturunan
meskipun tidak kawin). Serangan dilakukan di musim kemarau.
Gejala: daun-daun muda atau tunas-tunas baru menjadi keriting, dan bercaknya
kekuningan; tanaman keriting dan kerdil serta tidak dapat membentuk buah secara
normal. Kalau gejala ini timbul harus diwaspadai karena telah tertular virus yang
dibawa hama thirps.
Pengendalian: menyemprot dengan racun kontak, 34 hari sekali.
Penyakit Tanaman Melon :
Macam penyakit dalam budidaya melon, gejala serta bagaimana cara
pengendaliannya antara lain :
a.
Layu bakteri
Penyebab: bakteri Erwina tracheiphila E.F.Sm. Penyakit ini dapat disebarkan dengan
perantara kumbang daun oteng-oteng (Aulacophora femoralis Motschulsky).
Gejala: daun dan cabang layu dan terjadi pengerutan pada daun, warna daun
menguning, mengering dan akhirnya mati; daun tanaman layu satu per satu, meskipun
warnanya tetap hijau, kemudian tanaman layu secara keseluruhan. Apabila batang
tanaman yang dipotong melintang akan mengeluarkan lendir putih kental dan lengket
bahkan dapat ditarik seperti benang.
7
Pengendalian:
Sebelum ditanami, lahan disterilisasi dengan Basamid G dengan dosis 40 g/m2
Benih di rendam dalam bakterisida Agrimyciin (oxytetracycline dan streptomycin
sulfate) atau Agrept (streptomycin sulfate) dengan konsentrasi 1,2 gram/liter
Penyemprotan bakterisida ini pada umur 20 HST.
b.
dan
floris.
Perbandingan
yang
digunakan
1:3.
Kemudian
10
11
Rerata Tinggi
Rerata Jumlah
Rerata Jumlah
Rerata
Setelah
Tanaman (cm)
Daun
Buah per
Diameter
Tanam
tanaman
Buah (cm)
7 HST
3,72
4,25
14 HST
11,16
8,5
21 HST
14,65
12,7
3
0,5
28 HST
21,55
21,1
2
5
35 HST
28,15
24,2
2
10
42 HST
50,25
25,55
2
30
Dari pengamatan yang dilakukan dari hari ke hari rerata tinggi tanaman yang
diambil dari beberapa tanaman mengalami peningkatan. Begitu juga dengan jumlah
daun, jumlah buah dan diameter buah. Pada salah satu tanaman juga terdapat salah
satu buah yang pecah sebelum tumbuh besar hal ini kemungkinan bisa disebabkan
karena serangan hama dan kurangnya kandungan K pada buah. Jumlah tanaman
mulai 21 HST hanya 10 tanaman yang hidup.
4.2 Pembahasan
Pada penelitian yang dilakukan Untung Sudjianto (2009) pemakaian plastik hitam
perak sebagai mulsa memberikan dampak yang paling baik pada semua parameter
yang diamati karena warna perak mulsa jenis ini dapat memantulkan cahaya yang
dapat bermanfaat dalam proses fotosintesis sehingga karbohidrat yang terbentuk lebih
banyak. Mulsa jenis ini juga dapat menekan gulma hamper 100% sehingga kompetisi
tanaman dengan gulma bisa dihindari, perbedaan suhu tanah siang dan malam juga
tidak tinggi sehingga kelembaban tanah lebih stabil seperti yang dikatakan Prajnanta
(1999) bahwa pemulsaan dilakukan untuk memperoleh satu atau beberapa
keuntungan yang dapat memperbaiki sifat-sifat tanah yang nantinya akan
mempengaruhi produktivitas tanah.
memungkinkan hasil per tanaman akan meningkat baik mutu maupun jumlahnya.
12
13
Menurut pendapat Setyati (1993) bahwa pupuk NPK mempunyai peranan untuk
memacu dan meningkatkan pertumbuhuan maupun hasil tanaman dalam aplikasinya
tidak boleh berlebihan, karena hanya pada dosis tertentu saja penggunaan pupuk
tersebut akan dapat memberikan hasil yang optimal. Pupuk NPK dapat meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan memberi suplai pada pertumbuhan. Dengan peningkatan
dosis pupuk NPK maka akan meningkatkan panjang sulur dan jumlah daun tanaman
melon. Sobir dan Siregar (2010) menyatakan bahwa pupuk utama yang harus
disediakan pada tanaman melon adalah pupuk NPK. Pemberian pupuk susulan
dilakukan secara berkala untuk memberikan nutrisi yang cukup bagi tanaman agar
berproduksi optimal.
Verheij dan Coronel (1992) menyatakan pemangkasan merupakan cara
membentuk tanaman untuk meningkatkan produksi dengan pemanfaatan energi
matahari pada fotosintesis dan membantu pertumbuhan dan perkembangan beberapa
tanaman buah- buahan dan perkebunan. Dan didukung Santoso dan Purwoko (1995)
menambahkan faktor- faktor yang mempengaruhi kualitas komoditi hortikultura
segar adalah faktor genetik, faktor lingkungan prapanen, pemanenan, perlakuan
pasca panen dan interaksi.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Budidaya melon yang benar harus melalui beberapa tahap yaitu penyiapan bibit
melon yang berkualitas untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan serta
produktivitas melon. Pengolahan lahan juga diperlukan untuk membuat tanah gebur
sehingga membuat tanaman subur. Selanjutnya, perlu dilakukan perawatan dan
pemeliharaan berupa penyiraman, pelilitan, pewiwilan, toping, pemupukan,
pengendalian hama penyakit agar pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak
terhambat.
5.2 Saran
Dalam melakukan budidaya perlu adanya sikap ulet dan rajin agar budidaya yang
dilakukan bisa berhasil dan membuahkan hasil sesuai dengan yang diharapkan.
14
Daftar Pustaka
Dzarmiraza.
2013.
Pertanian
Indonesia
Makalah
melon.
Dewi.
2013.
Praktek
Budidaya
Melon.
http://rozalyadewi.blogspot.co.id/2013/01/laporan-praktikum-melon.html
[6
Juni 2016]
Simanungkalit, P dkk. 2012. RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
TANAMAN MELON (Cucumis Melo L.) TERHADAP PEMBERIAN
PUPUK
NPK
DAN
PEMANGKASAN
BUAH.
http://jurnal.usu.ac.id/index.php/agroekoteknologi/article/view/1542/1242[13
Juni 2016]
Untung,S dan Veronica, K. 2009. STUDI PEMULSAAN DAN DOSIS NPK PADA
HASIL
BUAH
MELON
(Cucumis
melo
eprints.umk.ac.id/102/1/STUDI_PEMULSAAN_DAN_DOSIS_NPK.pdf[13
Juni 2016]
15
L).