AGROTEKNOLOGI / BUDIDAYA
TANAMAN HORTIKULTURA
TOMAT
Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Fuad Hasan (2320403002)
2. Muchamad Zulfikar Arbain (2320403040)
3. Muhammad Paradigma Adillah (2340403080)
4. Marisa Dwi Arti (2320403011)
5. Khoiru Nisa (2320403013)
6. Zahra Nurussyifa (2320403042)
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tomat (Solanum lycopersicum L.) adalah salah satu jenis tanaman hortikultura
yang memiliki nilai ekonomi dan gizi yang tinggi. Tomat banyak dikonsumsi sebagai
sayuran segar maupun sebagai bahan olahan seperti saus, sari buah, pasta, ketchup, dan
lain-lain. Tomat juga mengandung berbagai senyawa bioaktif seperti likopen, vitamin C,
vitamin A, dan antioksidan yang bermanfaat untuk kesehatan manusia.
Tanaman tomat berasal dari Amerika Selatan, tepatnya dari daerah pegunungan
Andes. Tanaman ini kemudian menyebar ke berbagai belahan dunia melalui perdagangan
dan penjelajahan oleh bangsa Eropa. Tanaman tomat dapat beradaptasi dengan berbagai
kondisi iklim, mulai dari daerah subtropis hingga tropis basah. Tanaman tomat juga
memiliki keragaman genetik yang luas, sehingga dapat menghasilkan berbagai varietas
dengan bentuk, ukuran, warna, rasa, dan kualitas buah yang berbeda-beda.
Di Indonesia, tanaman tomat merupakan komoditas hortikultura yang penting dan
banyak dibudidayakan oleh petani. Menurut data Direktorat Jenderal Hortikultura
Kementerian Pertanian, luas areal tanam tomat di Indonesia pada tahun 2019 mencapai
97.867 hektar dengan produksi sebesar 1.433.713 ton. Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Nusa Tenggara Barat merupakan lima provinsi
penghasil tomat terbesar di Indonesia.
Meskipun demikian, produksi tomat nasional masih belum dapat memenuhi
permintaan pasar yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan
perubahan pola konsumsi masyarakat. Selain itu, produktivitas tomat nasional masih
rendah dibandingkan dengan negara-negara produsen tomat lainnya di dunia. Hal ini
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain ketersediaan benih yang bermutu,
pengelolaan tanaman yang kurang optimal, serangan hama dan penyakit, serta perubahan
iklim .
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan produksi dan
kualitas tomat nasional melalui pengembangan teknologi budidaya yang sesuai dengan
kondisi agroekologi setempat, pemilihan varietas unggul yang adaptif dan tahan terhadap
hama dan penyakit, serta penerapan praktik budidaya ramah lingkungan yang dapat
menjaga kesuburan tanah dan keanekaragaman hayati . Dengan demikian, tanaman tomat
dapat memberikan manfaat yang optimal bagi petani, konsumen, maupun lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan budidaya tanaman hortikutura berjenis tomat dan sejarah
Kelompok Tani Rukun Makmur 1?
2. Bagaimana perkembangan tanaman holtikutura tomat di Indonesia?
3. Bagaimana budidaya tanaman tomat?
4. Bagaimana penjualan tanaman tomat?
1.3 Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa arti budidaya tanaman hortikultura berjenis tomat dan sejarah
Kelompok Tani Rukun Makmur 1.
2. Mengetahui perkembangan tanaman holtikutura tomat di Indonesia..
3. Memahami proses budidaya tanaman tomat.
4. Mengetahui tata cara penjualan tanaman tomat..
BAB II
ISI
Budidaya tanaman hortikultura berasal dari dua istilah, yaitu kata hortikultura
(horticulture) ini berasal dari Bahasa latin yaitu hortus yang berarti tanaman kebun,
sedangkan cultura/colere disebut budidaya, dari gabungan kata tersebut menjadi budidaya
tanaman kebun . Istilah tersebut juga digunakan untuk jenis tanaman yang dibudidayakan.
Metode budidaya tanaman hortikultura difokuskan pada beberapa tanaman, seperti
budidaya tanaman buah (fruitkultur), tanaman bunga (florikultura), tanaman sayuran
(olerikultura), tanaman obat-obatan (biofarmaka), serta taman (lansekap).
Rata-rata produktivitas tomat nasional pada periode 2016-2020 adalah 18,72 ton
per hektar². Produktivitas ini masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara
produsen tomat lainnya seperti China (50 ton per hektar), Turki (30 ton per hektar), India
(25 ton per hektar), Amerika Serikat (23 ton per hektar), dan Spanyol (22 ton per hektar).
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya produktivitas tomat di Indonesia adalah
penggunaan varietas tomat yang kurang unggul dan sesuai dengan kondisi lingkungan
setempat. Varietas tomat yang banyak digunakan oleh petani di Indonesia adalah varietas
lokal seperti Ratna, Intan, Permata, dan Tymoti. Varietas-varietas ini memiliki
keunggulan dalam hal ketahanan terhadap hama dan penyakit, namun memiliki
kelemahan dalam hal kualitas dan kuantitas hasil. Varietas-varietas ini juga kurang
mampu beradaptasi dengan perubahan iklim dan stres lingkungan.
Selain pengembangan dan penggunaan varietas tomat unggul, faktor lain yang
dapat meningkatkan produktivitas tomat di Indonesia adalah penerapan teknologi
budidaya yang tepat. Teknologi budidaya tomat meliputi berbagai aspek seperti
pemilihan lahan, persiapan lahan, pemilihan benih, penanaman benih, pemeliharaan
tanaman. Teknologi budidaya tomat yang tepat dapat meningkatkan efisiensi penggunaan
sumber daya alam dan manusia serta mengurangi risiko kerugian akibat hama dan
penyakit.
1. Pengolahan lahan
Tanaman tomat adalah tanaman yang dapat tumbuh diberbagai tempat, mulai
dari daerah dataran rendah hingga dataran tinggi seperti lereng pegunungan. Agar
tumbuh dengan baik, tanaman tomat sangat membutuhkan jenis tanah gembur tetapi
masih mengandung sedikit pasir serta banyak mengandung humus, dengan ph
keasaman diantara 5-6, dan dengan pengairan yang baik tetapi tidak terlalu basah.
Apabila tanaman tomat ditanam dilahan yang memiliki jenis tanah lempung maka saat
musim hujan tomat akan mati karena tanah lempung mampu menyimpan air di pori-
porinya. Dalam tanah yang memiliki kadar air yang tinggi bisa menyebabkan tanaman
tomat mati akibat akarnya busuk.
Gambar 2. Bendengan
Langkah-langkah untuk pengolahan tanah yang akan digunakan penanaman tomat
meliputi:
- pembersihan lahan, lahan dibersihkan dari gulma agar tidak ada organisme
pengganggu yang akan menghambat pertumbuhan tanaman tomat,
- pembajakan atau pencangkulan, hal ini bertujuan agar tanah menjadi gembur
sehingga mudah untuk ditanami
- pembuatan parit dengan tujuan supaya lahan menjadi kering
- pemberian kapur pertanian pada lahan untuk membantu menyesuaikan
keasaman tanah
- pembuatan bedengan sebagai tempat tumbuh tanaman
- pemberian pupuk organik dan kimia pada bedengan
- menutup bedengan dengan plasik lalu dilubangi untuk tempat tumbuh tanaman
tomat.
Tujuan pembuatan bedengan yaitu menjaga kelembapan tanah agar lebih stabil,
sehingga sirkulasi udara di tanah menjadi baik serta membuat jarak tanaman menjadi
rapi dan tertata.
Untuk biji yang digunakan dalam penanaman tomat yaitu berasal dari benih
hibrida. Sebelum tanaman tomat di bibit yang akan ditanam, maka harus dilakukan
dulu penyemaian biji yang bertujuan untuk membantu biji menyesuaikan suhu biji
tomat dari dalam kemasan bibitnya dan lingkungan tanamnnya. media yang digunkan
dalam proses penyemaian berupa kombinasi dari tanah, arang sekam, dan kompos.
Ketiga bahan tersebut dalam perbandingan 2:1:1. Media tanam ini harus disiapkan
beberapa hari sebelum digunakan supaya mineral dalam kompos tersebut dapat
menyatu dengan baik.
- tanah,
- suhu,
- harga jualnya kelak, dan juga
- tergantung ciri fisik tomatnya.
Gambar 3. Penyemaian biji tomat
Dalam penyemaian biji tomat ada beberapa tata caranya. Berikut ini tata cara
penyemaian biji tomat sebelum ditanam:
Dalam penanaman tanaman tomat perlu diperhatikan juga terkait waktu tanam
dan jarak tanamnya. Untuk waktu tanam yang baik adalah saat musim hujan, karena
hasil panennya bagus tetapi harga jualnya akan kurang. Jika tanaman tomat ditanam di
musim yang kemarau selain sedikit susah dalam perawatannya dan resiko layu tinggi,
tetapi harga jualnya tinggi karena rerata petani tomat menanam tomat pada musim
hujan.