Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

AGROTEKNOLOGI / BUDIDAYA
TANAMAN HORTIKULTURA
TOMAT

Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Fuad Hasan (2320403002)
2. Muchamad Zulfikar Arbain (2320403040)
3. Muhammad Paradigma Adillah (2340403080)
4. Marisa Dwi Arti (2320403011)
5. Khoiru Nisa (2320403013)
6. Zahra Nurussyifa (2320403042)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas rahmat dan karunianya. Penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Agroteknologi/Budidaya Tanaman Hortikultura
Tomat”dengan tepat waktu. Ucapan terima kasih tidak lupa penulis ucapkan kepada Ibu Siti
Nurul iftitah S.P.,M.P. sebagai dosen pengampu mata kuliah pengantar ilmu pertanian yang
telah memberikan tugas ini. Dengan diberikannya tugas ini diharapkan dapat mengajarkan
penulis untuk bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas dan memahami ilmu baru.
Penyusunan makalah ini bertujuan guna memenuhi penugasan mata kuliah Pengantar
Ilmu Pertanian. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini, semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang terkait.
Magelang, 10 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Tomat (Solanum lycopersicum L.) adalah salah satu jenis tanaman hortikultura
yang memiliki nilai ekonomi dan gizi yang tinggi. Tomat banyak dikonsumsi sebagai
sayuran segar maupun sebagai bahan olahan seperti saus, sari buah, pasta, ketchup, dan
lain-lain. Tomat juga mengandung berbagai senyawa bioaktif seperti likopen, vitamin C,
vitamin A, dan antioksidan yang bermanfaat untuk kesehatan manusia.
Tanaman tomat berasal dari Amerika Selatan, tepatnya dari daerah pegunungan
Andes. Tanaman ini kemudian menyebar ke berbagai belahan dunia melalui perdagangan
dan penjelajahan oleh bangsa Eropa. Tanaman tomat dapat beradaptasi dengan berbagai
kondisi iklim, mulai dari daerah subtropis hingga tropis basah. Tanaman tomat juga
memiliki keragaman genetik yang luas, sehingga dapat menghasilkan berbagai varietas
dengan bentuk, ukuran, warna, rasa, dan kualitas buah yang berbeda-beda.
Di Indonesia, tanaman tomat merupakan komoditas hortikultura yang penting dan
banyak dibudidayakan oleh petani. Menurut data Direktorat Jenderal Hortikultura
Kementerian Pertanian, luas areal tanam tomat di Indonesia pada tahun 2019 mencapai
97.867 hektar dengan produksi sebesar 1.433.713 ton. Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Nusa Tenggara Barat merupakan lima provinsi
penghasil tomat terbesar di Indonesia.
Meskipun demikian, produksi tomat nasional masih belum dapat memenuhi
permintaan pasar yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan
perubahan pola konsumsi masyarakat. Selain itu, produktivitas tomat nasional masih
rendah dibandingkan dengan negara-negara produsen tomat lainnya di dunia. Hal ini
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain ketersediaan benih yang bermutu,
pengelolaan tanaman yang kurang optimal, serangan hama dan penyakit, serta perubahan
iklim .
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan produksi dan
kualitas tomat nasional melalui pengembangan teknologi budidaya yang sesuai dengan
kondisi agroekologi setempat, pemilihan varietas unggul yang adaptif dan tahan terhadap
hama dan penyakit, serta penerapan praktik budidaya ramah lingkungan yang dapat
menjaga kesuburan tanah dan keanekaragaman hayati . Dengan demikian, tanaman tomat
dapat memberikan manfaat yang optimal bagi petani, konsumen, maupun lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan budidaya tanaman hortikutura berjenis tomat dan sejarah
Kelompok Tani Rukun Makmur 1?
2. Bagaimana perkembangan tanaman holtikutura tomat di Indonesia?
3. Bagaimana budidaya tanaman tomat?
4. Bagaimana penjualan tanaman tomat?
1.3 Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa arti budidaya tanaman hortikultura berjenis tomat dan sejarah
Kelompok Tani Rukun Makmur 1.
2. Mengetahui perkembangan tanaman holtikutura tomat di Indonesia..
3. Memahami proses budidaya tanaman tomat.
4. Mengetahui tata cara penjualan tanaman tomat..
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Budidaya Tanaman Hortikultura Tomat dan Sejarah


Kelompok Tani Rukun Makmur 1
1. Budidaya Tanaman Hortikultura Tomat

Budidaya tanaman hortikultura berasal dari dua istilah, yaitu kata hortikultura
(horticulture) ini berasal dari Bahasa latin yaitu hortus yang berarti tanaman kebun,
sedangkan cultura/colere disebut budidaya, dari gabungan kata tersebut menjadi budidaya
tanaman kebun . Istilah tersebut juga digunakan untuk jenis tanaman yang dibudidayakan.
Metode budidaya tanaman hortikultura difokuskan pada beberapa tanaman, seperti
budidaya tanaman buah (fruitkultur), tanaman bunga (florikultura), tanaman sayuran
(olerikultura), tanaman obat-obatan (biofarmaka), serta taman (lansekap).

Tanaman hortikultura yang dapat dibudidayakan di daerah Magelang, yaitu


tanaman buah-buahan dan sayuran. Salah satu tanaman yang dibudidayakan tersebut
adalah tanaman tomat. Tanaman tomat termasuk tanaman hortikulturan yang tergolong
kedalam kelompok sayuran buah. Tomat (Lycopercium escelentum mill), dalam taksonimi
tumbuhan termasuk kedalam family Solanaceae yang berasal dari daerah Amerika Latin.
Tomat terdiri dari berbagai jenis contohnya adalah tomat serfu atau tomat sayur. Tomat
ini umumnya sangat disukai oleh Masyarakat, baik dalam bentuk buah segar maupun
yang telah mengalami proses pengolahan lebih lanjut.

Gambar 1. Buah Tomat


Untuk budidaya tomat pun sangat mudah karena tidak terlalu sulit dalam
perawatannya dan juga masa panennya relatif cepat yaitu dalam kurun waktu antara 60-65
hari dari awal penanaman. Dalam setahun tanaman tomat ini bisa 20 kali dengan
pemanenan dalam dua hari sekali. Tomat ini memiliki masa rawan yaitu 30 hari setelah
penanaman serta masa pembentukan buahnya. Budidaya tomat ini memiliki beberapa tata
cara dari awal pemilihan lahannya, pembibitan, penyiraman pemupukan, hingga waktu
panen.

2. Sejarah Berdirinya Kelompok Tani Rukun Makmur 1

Kelompok Tani Rukun Makmur 1 terletak di Dusun Karanggeneng, Desa


Payaman, Kabupaten Magelang. Awal mula berdirinya Kelompok Tani Rukun Makmur
1 karena dilandasi adanya perasaan senasib yaitu ingin mensejahterakan Dusun
Karanggeneng melalui kelompok usaha tani secara sukarela oleh warga setempat.
Berdirinya Kelompok Tani Sumber Makmur 1 sudah lama, namun aktanya baru dibuat
tahun 2022. Kelompok Tani Rukun Makmur 1 diketuai oleh Bapak Abdul Basip S. P,
anggota pengurusnya berjumlah 40 orang dengan penyuluh pertanian Ibu Supartinah dari
BPP Kecamatan Secang.

2.2 Perkembangan Tanaman Holtikutura Tomat di Indonesia

Tomat (Solanum lycopersicum) adalah salah satu komoditas hortikultura yang


memiliki nilai ekonomi dan gizi yang tinggi. Tomat dapat dimanfaatkan sebagai bahan
baku berbagai produk olahan seperti saus, pasta, jus, selai, dan lain-lain. Tomat juga
mengandung berbagai vitamin, mineral, antioksidan, dan fitokimia yang bermanfaat bagi
kesehatan manusia. Tomat berasal dari Amerika Selatan dan dibawa ke Eropa oleh
penjelajah Spanyol dan Portugis pada abad ke-16. Sejak saat itu, tomat menyebar ke
berbagai belahan dunia dan menjadi salah satu tanaman hortikultura yang paling banyak
dibudidayakan.

Di Indonesia, tomat merupakan salah satu sayuran yang paling banyak


dikonsumsi oleh masyarakat. Menurut data Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian
Pertanian, produksi tomat nasional pada tahun 2020 mencapai 1.020.333 ton dengan luas
areal 54.780 hektar. Rata-rata produktivitas tomat nasional adalah 18,63 ton per hektar².
Provinsi-provinsi penghasil tomat terbesar di Indonesia adalah Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Nusa Tenggara Barat². Tomat dapat dibudidayakan di
berbagai jenis tanah dan iklim, namun lebih cocok di daerah dataran tinggi dengan suhu
15-25°C dan curah hujan 800-1.200 mm per tahun¹.

Perkembangan hortikultura tomat di Indonesia mengalami pasang surut seiring


dengan dinamika sosial, ekonomi, politik, dan lingkungan di dalam dan luar negeri.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan hortikultura tomat di Indonesia
antara lain adalah permintaan pasar domestik dan internasional, kebijakan pemerintah
terkait impor dan ekspor produk tomat, ketersediaan sumber daya alam dan manusia
untuk mengelola usaha hortikultura tomat, perkembangan teknologi dan inovasi dalam
bidang hortikultura tomat, serta tantangan lingkungan seperti perubahan iklim dan hama
penyakit.

Produksi hortikultura tomat di Indonesia mengalami fluktuasi dari tahun ke


tahun. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian,
produksi tomat nasional pada tahun 2016 adalah 1.057.000 ton dengan luas areal 55.000
hektar. Pada tahun 2017, produksi tomat nasional turun menjadi 1.011.000 ton dengan
luas areal 53.000 hektar. Pada tahun 2018, produksi tomat nasional kembali naik menjadi
1.033.000 ton dengan luas areal 54.000 hektar. Pada tahun 2019, produksi tomat nasional
sedikit menurun menjadi 1.020.000 ton dengan luas areal 54.000 hektar. Pada tahun
2020, produksi tomat nasional stabil di angka 1.020.000 ton dengan luas areal 54.000
hektar.

Rata-rata produktivitas tomat nasional pada periode 2016-2020 adalah 18,72 ton
per hektar². Produktivitas ini masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara
produsen tomat lainnya seperti China (50 ton per hektar), Turki (30 ton per hektar), India
(25 ton per hektar), Amerika Serikat (23 ton per hektar), dan Spanyol (22 ton per hektar).
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya produktivitas tomat di Indonesia adalah
penggunaan varietas tomat yang kurang unggul dan sesuai dengan kondisi lingkungan
setempat. Varietas tomat yang banyak digunakan oleh petani di Indonesia adalah varietas
lokal seperti Ratna, Intan, Permata, dan Tymoti. Varietas-varietas ini memiliki
keunggulan dalam hal ketahanan terhadap hama dan penyakit, namun memiliki
kelemahan dalam hal kualitas dan kuantitas hasil. Varietas-varietas ini juga kurang
mampu beradaptasi dengan perubahan iklim dan stres lingkungan.

Untuk meningkatkan produktivitas tomat di Indonesia, diperlukan pengembangan


dan penggunaan varietas tomat yang unggul dan sesuai dengan kondisi lingkungan
setempat. Varietas tomat unggul adalah varietas yang memiliki karakteristik seperti
produktivitas tinggi, kualitas hasil baik, ketahanan terhadap hama dan penyakit, adaptasi
terhadap iklim dan stres lingkungan, serta daya simpan lama.

Selain pengembangan dan penggunaan varietas tomat unggul, faktor lain yang
dapat meningkatkan produktivitas tomat di Indonesia adalah penerapan teknologi
budidaya yang tepat. Teknologi budidaya tomat meliputi berbagai aspek seperti
pemilihan lahan, persiapan lahan, pemilihan benih, penanaman benih, pemeliharaan
tanaman. Teknologi budidaya tomat yang tepat dapat meningkatkan efisiensi penggunaan
sumber daya alam dan manusia serta mengurangi risiko kerugian akibat hama dan
penyakit.

2.3 Proses Budidaya Tanaman Hortikultura Tomat

1. Pengolahan lahan

Tanaman tomat adalah tanaman yang dapat tumbuh diberbagai tempat, mulai
dari daerah dataran rendah hingga dataran tinggi seperti lereng pegunungan. Agar
tumbuh dengan baik, tanaman tomat sangat membutuhkan jenis tanah gembur tetapi
masih mengandung sedikit pasir serta banyak mengandung humus, dengan ph
keasaman diantara 5-6, dan dengan pengairan yang baik tetapi tidak terlalu basah.
Apabila tanaman tomat ditanam dilahan yang memiliki jenis tanah lempung maka saat
musim hujan tomat akan mati karena tanah lempung mampu menyimpan air di pori-
porinya. Dalam tanah yang memiliki kadar air yang tinggi bisa menyebabkan tanaman
tomat mati akibat akarnya busuk.

Gambar 2. Bendengan
Langkah-langkah untuk pengolahan tanah yang akan digunakan penanaman tomat
meliputi:
- pembersihan lahan, lahan dibersihkan dari gulma agar tidak ada organisme
pengganggu yang akan menghambat pertumbuhan tanaman tomat,
- pembajakan atau pencangkulan, hal ini bertujuan agar tanah menjadi gembur
sehingga mudah untuk ditanami
- pembuatan parit dengan tujuan supaya lahan menjadi kering
- pemberian kapur pertanian pada lahan untuk membantu menyesuaikan
keasaman tanah
- pembuatan bedengan sebagai tempat tumbuh tanaman
- pemberian pupuk organik dan kimia pada bedengan
- menutup bedengan dengan plasik lalu dilubangi untuk tempat tumbuh tanaman
tomat.

Tujuan pembuatan bedengan yaitu menjaga kelembapan tanah agar lebih stabil,
sehingga sirkulasi udara di tanah menjadi baik serta membuat jarak tanaman menjadi
rapi dan tertata.

2. Penyemaian Biji Tanaman Tomat

Untuk biji yang digunakan dalam penanaman tomat yaitu berasal dari benih
hibrida. Sebelum tanaman tomat di bibit yang akan ditanam, maka harus dilakukan
dulu penyemaian biji yang bertujuan untuk membantu biji menyesuaikan suhu biji
tomat dari dalam kemasan bibitnya dan lingkungan tanamnnya. media yang digunkan
dalam proses penyemaian berupa kombinasi dari tanah, arang sekam, dan kompos.
Ketiga bahan tersebut dalam perbandingan 2:1:1. Media tanam ini harus disiapkan
beberapa hari sebelum digunakan supaya mineral dalam kompos tersebut dapat
menyatu dengan baik.

Hal yang berpengaruh dalam pemilihan dan penyemaian biji yaitu:

- tanah,
- suhu,
- harga jualnya kelak, dan juga
- tergantung ciri fisik tomatnya.
Gambar 3. Penyemaian biji tomat

Dalam penyemaian biji tomat ada beberapa tata caranya. Berikut ini tata cara
penyemaian biji tomat sebelum ditanam:

- Biji dikeluarkan dari kemasannya


- Diletakan di dalam wadah plastic kecil untuk dikeringkan
- Setelah kering benih ditaburkan berlaring pada bedengan
- Tutup dengan media semai.
- Benih ini disemai dakam waktu 30 hari.
3. Penanaman Tanaman Tomat

Dalam penanaman tanaman tomat perlu diperhatikan juga terkait waktu tanam
dan jarak tanamnya. Untuk waktu tanam yang baik adalah saat musim hujan, karena
hasil panennya bagus tetapi harga jualnya akan kurang. Jika tanaman tomat ditanam di
musim yang kemarau selain sedikit susah dalam perawatannya dan resiko layu tinggi,
tetapi harga jualnya tinggi karena rerata petani tomat menanam tomat pada musim
hujan.

Bibit tanaman tomat yang sudah berumus 30 hari dipindahkan ke bedengan


yang sudah diplastik dan diberi jarak tertentu agar tanaman tomat bisa tumbuh dengan
optimal. Jarak antar tanaman ini bertujuan agar tanaman tidak berebut nutisi tanah dan
air. Jarak ini bisa juga digunkan untuk menjaga agar tanaman tidak rentan tertular
penyakit apabila terjadi serangan penyakit. Jarak atar tanaman ini kira-kira berukuran
50X50 cm. Diusahakan dalam penanaman bibit tanaman tomat ini bagian tanaman
jangan sampai terkena tanah agar tidak terkontaminasi tanah sehingga tanaman tidak
busuk.
Gambar 4. Benih Tomat 1

Setelah beberapa hari ditanam atau minimal sebelum 10 setelah penanama di


bagian cabang tanaman tomat diberikan cagak pada cabang pertama yang bertujuan
untuk membantu tanaman tomat bisa tumbuh dengan tegak keatas. Setiap
pertambahan tinggi 10cm ditali ke cagak sehingga tanaman tidak roboh. Untuk musim
kemarau cagak yang digunakan hanya ditali dengan satu cagak. Tetapi saat musim
hujan jagak yang digunakan harus 3 dengan menyilang di bagian bawah dan satu
mengarah ke atas agar saat hujan tanaman tidak rubuh.

Anda mungkin juga menyukai