Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki aneka tanaman buah yang
sangat beragam. Akan tetapi keragaman tanaman buah di Indonesia tidak
didukung dengan produksi buah yang baik. Hal ini terutama untuk tanaman buah
yang berumur panjang atau tahunan, seperti durian, mangga, rambutan,
kedondong, dan sebagainya.
Rendahnya produksi buah di Indonesia mengakibatkan kekurangan
pasokan buah. Untuk mengatasi hal tersebut, maka Indonesia harus mengimpor
beberapa jenis buah dari luar negeri, seperti anggur, apel, durian, jeruk, dll. Jika
dilihat dari posisi strategis Indonesia yang berada di daerah tropis, sebetulnya
kekurangan kebutuhan buah dalam negeri tersebut bisa diatasi dengan
meningkatkan produksi buah nasional. Tentu saja para petani harus mengetahui
tatalaksana pemeliharaan yang benar sehingga bisa meningkatkan produksi
tanaman buah.
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan
perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus
dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan
fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan.
Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan
adalah lebih luas daripada pengertian buah di atas dan biasanya disebut sebagai
buah-buahan. Buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal
buah, melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain, karena
ituuntuk membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian botani biasa
disebut buah sejati.
Buah seringkali memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun
bahan baku industri karena di dalamnya disimpan berbagai macam produk
metabolisme tumbuhan, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral,

1
alkaloid, hingga terpena dan terpenoid. Ilmu yang mempelajari segala hal tentang
buah dinamakan pomologi.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini, adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan buah-buahan?
2. Apakah fungsi tanaman buah-buahan?
3. Bagaimana potensi tanaman ekonomi buah-buahan?
4. Bagaimana fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman buah?
5. Apa saja faktor yang menyebabkan kegagalan tanaman berbuah?
6. Bagaimana penanggulangan terhadap kegagalan tanaman berbuah?
7. Bagaimana cara perbanyakan (pembibitan) tanaman buah?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini dibuat adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari buah-buahan.
2. Untuk mempelajari fungsi dari tanaman buah-buahan.
3. Untuk mengetahui potensi ekonomi buah-buahan.
4. Untuk memahami fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman buah.
5. Untuk mempelajari faktor yang menyebabkan kegagalan tanaman berbuah.
6. Untuk mengetahui penanggulangan terhadap kegagalan tanaman berbuah.
7. Untuk mempelajari cara perbanyakan tanaman buah-buahan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Buah-buahan


Buah-buahan merupakan salah satu sumber bahan pangan yang potensial
dan banyak mengandung zat gizi terutama vitamin. Selain sebagai sumber
vitamin, buah-buahan juga mengandung mineral dan pada jenis buah-buahan
tertentu juga menghasilkan cukup banyak energi.
Buah adalah jenis makanan yang memeiliki kandungan gizi, vitamin dan
mineral yang pada umumnya sangat baik untuk dikonsumsi setiap hari.
Dibandingkan dengan suplemen obat-obatan kimia yang dijual di toko-toko, buah
jauh lebih aman tanpa efek samping yang berbahaya, serat dari sisi harga
umumnya jauh lebih murah dibanding suplemen yang memiliki fungsi yang sama.
Buah-buahan diartikan sebagai buah-buahan dari pohon atau berri. Buah-
buahan pohon digolongkan ke dalam buah yang berasal dari pohon buah-buahan
yang menggugurkan daun-daunnya pada musim gugur dan pohon-pohon yang
menggugurkan daunnya pada musim semi.

2.2 Budidaya Tanaman Buah-Buahan


Beberapa jenis tanaman buah-buahan diantaranya, adalah :
1. Buah Tomat
Tanaman tomat berasal dari daerah
Peru dan Ekuador, kemudian menyebar ke
seluruh Amerika, terutama ke wilayah yang
beriklim tropik. Tanaman tomat di
tanam di Indonesia sesudah kedatangan
orang Belanda, hal ini menandakan bahwa
tanaman tomat sudah tersebar di seluruh
dunia, baik di daerah tropik maupun
subtropik (Cahyono, 1998)

3
A.Manfaat Budidaya Tanaman Buah Tomat
Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting. Tomat sangat
bermanfaat bagi tubuh karena mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan kesehatan. Buah tomat juga mengandung karbohidrat,
protein, lemak dan kalori. Dalam buah tomat juga terdapat zatpembangun jaringan
tubuh dan zat yang dapat meningkatkan energi. Tanaman tomat sangat dikenal
masyarakat dan digemari karena rasanya yang manis-manis asam dapat
memberikan kesegaran pada tubuh dan cita rasanya yang berbeda dengan buah-
buahan lainnya. Bahkan kelezatan rasa buah tomat ini juga dapat menambah cita
rasa dan kelezatan berbagai macam masakan. Buah tomat juga adalah komoditas
yang multiguna berfungsi sebagai sayuran, bumbu masak, buah meja, penambah
nafsu makan, minuman, bahan pewarna makanan, sampai kepada bahan kosmetik,
obat-obatan dan bahan baku industri saus. Buah tomat sangat baik untuk
mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit, seperti sariawan karena
mengandung vitamin C. Selain sebagai buah segar yang langsung dapat konsumsi.
Berbagai macam kegunaan tersebut dapat memberikan keuntungan, baik bagi
konsumen, produsen, maupun masyarakat pada umumnya.

B. Potensi Ekonomi Budidaya Tanaman Buah Tomat


Gambaran peluang agribisnis buah tomat sebagai salah satu komoditas
yang mempunyai prospek pemasaran yang cerah. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya buah tomat yang dapat dimanfaatkan masyarakat. Potensi pasa buah
tomat juga dapat dilihat dari harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat, sehingga membuka peluang lebih besar terhadap serapan pasar.
Peningkatan jumlah penduduk, berpendidikan, kesadaran gizi dan meningkatnya
pendapatan masyarakat juga akan meningkatkan kebutuhan buah tomat. Selain itu,
meningkatnya kemajuan di bidang industri pengolahan akan berperan terhadap
besarnya serapan pasar buah tomat dan meningkatnya kemajuan di bidang
transportasi akan lebih menunjang pemasarannya.

4
C. Kendala Budidaya Tanaman Buah Tomat
Selama proses budidaya buah tomat ini banyak kendala yang dihadapi,
salah satunya harga komoditi tomat pada musim penghujan umumnya lebih
tinggi dari musim kemarau. Hal ini disebabkan rendahnya produksi akibat dari
serangan hama dan penyakit, sedangkan permintaan tetap tinggi. Oleh karena itu
biaya produksi tanaman tomat yang ditanam pada musim penghujan lebih tinggi
dari tanamam tomat yang ditanam pada musim kemarau. Jenis - jenis hama dan
penyakit pada tanaman tomat sangat banyak. dan ini biasanya disebabkan oleh
kerusakan akibat faktor biotis, seperti sebangsa jamur, bakteri, insekta (hama),
virus, bakteri (penyakit) dan gulma. Jenis hama pada budidaya buah biasanya ulat
buah tomat, kutu daun apish hijau, lalat putih, kutu daun thrips, dll. Sedangkan
penyakit yang biasa muncul adalah penyakit layu fusarium, kapang daun, bercak
coklat, dll.

D. Tekhnik Budidaya Tanaman Buah Tomat


* Keadaan Iklim
Tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik pada musim kemarau dengan
pengairan yang cukup. Kekeringan banyak mengakibatkan banyak bunga yang
gugur, lebih-lebih bila disertai dengan angin kering. Sebaliknya pada musim hujan
pertumbuhannya kurang baik karena kelembaban dan suhu yang tinggi akan
menyebabkan timbulnya banyak penyakit.
1. Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 750 mm-
1.250 mm/tahun. Keadaan ini berhubungan erat dengan ketersediaan air tanah
bagi tanaman, terutama di daerah yang tidak terdapat irigasi teknis. Curah
hujan yang tinggi (banyak hujan) juga dapat menghambat persarian.
2. Kekurangan sinar matahari menyebabkan tanaman tomat mudah terserang
penyakit, baik parasit maupun non parasit. Sinar matahari berintensitas tinggi
akan menghasilkan vitamin C dan karoten (provitamin A) yang lebih tinggi.
Penyerapan unsur hara yang maksimal oleh tanaman tomat akan dicapai
apabila pencahayaan selama 12-14 jam/hari, sedangkan intensitas cahaya yang
dikehendaki adalah 0,25 mj/m2 per jam.

5
3. Suhu udara rata-rata harian yang optimal untuk pertumbuhan tanaman tomat
adalah suhu siang hari 18-29 derajat C dan pada malam hari 10-20 derajat C.
Untuk negara yang mempunyai empat musim digunakan heater (pemanas)
untuk mengatur udara ketika musim dingin (Gambar samping), udara panas
dari heater disalurkan ke dalam green house melalui saluran fleksibel warna
putih.
4. Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan
untuk tanaman tomat yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih
baik melalui stomata yang membuka lebih banyak. Tetapi, kelembaban relatif
yang tinggi juga merangsang mikro organisme pengganggu tanaman.

* Media Tanam
1. Tanaman tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai tanah pasir sampai
tanah lempung berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung bahan
organik serta unsur hara dan mudah merembeskan air. Selain itu akar tanaman
tomat rentan terhadap kekurangan oksigen, oleh karena itu air tidak boleh
tergenang.
2. Tanah dengan derajat keasaman (pH) berkisar 5,5-7,0 sangat cocok untuk
budidaya tomat.Bila pH tanah kurang dari 5,5 sebaiknya tanah ditaburi kapur.
Misalnya, kapur bangunan Ca (OH)2 atau dolomit (kapur pertanian) yang
mengandung CaCO3 dan MgCO3. Pemberian kapur jangan keliru dengan
kliserit yang mengandung MgSO4, H2O karena hanya akan menurunkan pH.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah ber-pH 4,8 yang diberi kapur
dolomit sekitar 7,413 ton/ha akan menaikkan hasil tomat sekitar 10 ton.
3. Dalam pembudidayaan tanaman tomat, sebaiknya dipilih lokasi yang topografi
tanahnya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan tanggul.

* Ketinggian Tempat& Penggunaan Varietas Unggul


Tanaman tomat dapat tumbuh di berbagai ketinggian tempat, baik di
dataran tinggi maupun di dataran rendah, tergantung varietasnya. Tanaman tomat
yang sesuai untuk ditanam di dataran tinggi misalnya varietas berlian, varietas

6
mutiara, varietas kada. Sedangkan varietas yang sesuai ditanam di dataran rendah
misalnya varietas intan, varietas ratna, varietas berlian, varietas LV, varietas CLN.
Selain itu, ada varietas tanaman tomat yang cocok ditanam di dataran rendah
maupun di dataran tinggi antara lain varietas tomat GH 2, varietas tomat GH 4,
varietas berlian, varietas mutiara.
Adapun cara-cara budidaya tanaman tomat yang dilakukan sebagai
berikut:
-Pembibitan
Di dalam pembibitan dilakukan adanya persyaratan benih dan penyiapan
benih.
- Penyapihan
Sebelum ditanam di lahan permanen, bibit yang telah berumur 2 minggu
atau telah mempunyai 2-3 helai daun sebaiknya dipindahkan ke tempat
penyapihan terlebih dahulu. Penyapihan berperan penting dalam proses adaptasi
bibit. Peluang bibit dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dapat terlihat dari
penyapihan. Wadah yang digunakan untuk penyapihan dapat berupa bumbunan
yang terbuat dari daun pisang atau polybag berukuran 5 cm x 8cm.
- Pemindahan Bibit
Bibit tomat dapat dipindahkan ke kebun setelah berumur 30-35 hari di
persemaian. Bibit yang dipilihsebaiknya yang berpenampilan menarik dan baik,
yaitu penampakannya segar dan daun-daunnya tidak rusak. Pilihlah bibit yang
kuat, yaitu tegak pertumbuhannya, dan pilihlah bibit yang sehat, artinya bibit tidak
terserang hama dan penyakit.
Waktu yang baik untuk menanam bibit tomat di kebun adalah pagi atau
sore hari.Ketika memindah bibit di kebun, hendaknya memperhatikan cara-cara
yang baik dan benar. Pemindahan bibit yang ceroboh dapat merusak perakaran
tanaman, sehingga pada saat bibit telah ditanam maka akan mengalami hambatan
dalam pertumbuhan bahkan mati. Ada beberapa cara pemindahan bibit dari
persemaian yaitu sistem cabut dan sistem putar.

7
- Pengolahan Media Tanam
Pengolahan media tanam meliputi persiapan, pengolahan
tanah,pembentukan bedengan, pemupukan
-Teknik Penanaman
Adapun teknik penanaman meliputi penentuan pola tanam, pembuatan
lubang tanam, dan cara penanaman.
- Pemeliharaan Tanaman
Adapun pemeliharaan tanaman tomat melalui penyulaman, penyiangan,
pembubunan, perempelan, pemupukan, penyiraman, pemasangan ajir,
pemangkasan cabang

* Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Tomat


Kerusakan pada suatu tanaman biasa disebabkan oleh faktor biotis, seperti
sbangsa jamur, bakteri, insekta, virus dan gulma. Untuk memberantas jamur
digunakan fungisida, memberantas bakteri digunakan bakterisida dan
memberantas insekta digunakan insektisida. Untuk memberantas virus umumnya
masih dilakukan dengan pencabutan kemudian dimusnahkan, sedangkan untuk
memberantas gulma digunakan herbisida.

E.Ciri dan Umur Panen Tanaman Buah Tomat


Pemetikan buah tomat dapat dilakukan pada tanaman yang telah berumur
60-100 hari setelah tanam tergantung pada varietasnya. Kriteria masak petik yang
optimal dapat dilihat dari warna kulit buah, ukuran buah, keadaan daun tanaman
dan batang tanaman, yakni sebagai berikut:
a) Kulit buah berubah, dari warna hijau menjadi kekuning-kekuningan.
b) Bagian tepi daun tua telah mengering.
c) Batang tanaman menguning/mengering.
Waktu pemetikan (pagi, siang, sore) juga berpengaruh pada kualitas yang
dipanen. Saat pemetikan buah tomat yang baik adalah pada pagi atau sore hari dan
keadaan cuaca cerah. Pemetikan yang dilakukan pada siang hari dari segi teknis
kurang.

8
F.Panen &Pasca Panen Tanaman Buah Tomat
Tomat bisa mulai dipanen setelah berumur 70-90 hari setelah pindah
tanam. Umur panen tergantung pada varietas, tingkat kesuburan tanah, lokasi serta
tingkat kematangan yang diinginkan. Tingkat kematangan tomat yang diinginkan
harus memperhatikan jarak tempuh sumber produksi dengan lokasi pemasaran
atau lama waktu penyimpanan maksimal yang diinginkan.
Panen tomat dilakukan secara satu persatu pada buah yang sudah
memenuhi kriteria panen. Buah yang matang tidak selalu berwarna merah, bisa
orange kemerahan tergantung pada varietas. Buah tomat yang masih berwarna
hijau dan kecil ditinggalkan di tanaman untuk dipanen beberapa hari kemudian
ketika sudah memenuhi kriteria panen. Panen tomat tidak dilakukan secara
sekaligus melainkan secara bertahap 3-5 hari sekali.
Umur petik tergantung varietas tomat yang ditanam dan kondisi tanaman.
Umumnya buah tomat dapat dipanen pertama pada waktu berumur 2 atau 3 bulan
setelah tanam. Pemetikan dapat dilakukan pagi atau sore hariuntuk mengurangi
respirasi buah tomat.Letakkan buah tomat yang dipanen di bawah bayang-bayang
pohon jangan sampai terkena sinar matahari secara langsung. Diusahakan buah
yang dipetik tidak jatuh atau terluka. Karena hal ini dapat menurunkan kualitas
dan dapat menjadi sumber masuknya bibit penyakit. Jika mulai dari panen sampai
penyimpanan bagus, buah tomat bisa bertahan selama 7-8 hari di rantai
pemasaran. Jika penanganan panen dan pascapanen tidak bagus, dalam waktu
beberapa hari saja buah tomat akan kehilangan vigornya, terlihat mengkerut atau
berair membusuk. Hindari menutup buah tomat menggunakan plastik saat
dikumpulkan di wadah, karena respirasi tomat cukup tinggi bisa menyebabkan
cepat tumbuh jamur dan membusuk.
Kapasitas wadah kemasan untuk mengangkut hasil panen harus
diperhatikan. Jika terlalu berat, orang cenderung membanting kemasan transport
serta buah yang terdapat di bagian bawah tertekan oeh tumpukan buah diatasnya.
Kondisi tersebut bisa menyebabkan buah mengalami kerusakan mekanik sehingga
meningkatkan kehilangan pascapanen.

9
Beberapa dasar yang dipakai untuk membedakan varietas tomat di
antaranya adalah bentuk, tandan, ketebalan daging dan kandungan airnya.
Berdasarkan bentuk atau penampilannya, buah tomat digolongkan sebagai berikut:
1. Tomat Biasa (Lycopersicum commune). Bentuk buahnya bulat pipih, lunak,
tidak beraturan, dan sedikit beralur di dekat tangkainya.
2. Tomat Apel (Lycopersicum pyriforme). Bentuk buah bulat, kompak, sedikit
keras menyerupai buah apel.
3. Tomat Kentang (Lycopersicum grandifolium). Buah berbentuk bulat, besar,
kompak, dengan ukuran lebih kecil dari tomat apel.
4. Tomat Keriting (Lycopersicum validum). Buah berbentuk agak lonjong, keras.
Daunnya rimbun keriting dan berwarna hijau kelam.
Buah yang baru dipanen biasanya dipisah-pisahkan berdasarkan ukuran
dan mutunya (grading). Penentuan mutu buah didasarkan kepada kesehatan,
ketegaran, kebersihan ukuran, bobot, warna, bentuk, kemasakan, kebebasan dari
bahan asing dan penyakit, serta kerusakan oleh serangga dan luka-luka mekanik.
Kategori mutu yang umum digunakan adalah kelas ekstra, kelas 1 dan kelas 2.
Setelah disortir, tomat harus segera dibersihkan dan dicuci untuk
membuang kotoran yang menempel pada buah. Kotoran umumnya berupa
percikan tanah, debu dan zat-zat kimia (obat-obatan dan pupuk semprot). Selain
memberi kesan kotor, percikan tanah juga dapat membawa penyakit dan sejumlah
mikroba berbahaya. Zat-zat kimia yang menempel pada buah, khususnya
pestisida, jika terdapat dalam jumlah berlebih dapat menyebabkan keracunan.
Penyimpanan buah tomat harus dilakukan pada suhu yang tidak terlalu
tinggi, biasanya dilakukan pada suhu kamar. Namun, alangkah lebih baiknya jika
tomat disimpan pada suhu yang lebih rendah, yaitu pada lemari pendingin. Suhu
tinggi bisa merusak mutu simpan buah tomat. Proses penyimpanan dingin dapat
memperlambat kematangan, memperkecil kerentanan terhadap serangan mikroba,
mengurangi kehilangan air dan mempertahankan kadar vitamin C.

G. Pemasaran Tanaman Buah Tomat

10
Panen tomat dilakukan sesuai dengan tujuan pemasarannya sehingga perlu
diperhitungkan lama perjalanan sampai ditujuan. Sebaiknya tomat berada di
pasaran pada saat masak penuh, tetapi tidak terlalu masak atau busuk. Pada saat
masak penuh itulah tomat memperlihatkan penampilannya yang terbaik. Jika
tujuan pemasaran adalah pasar lokal yang jaraknya tidak begitu jauh, dapat
ditempuh dalam beberapa jam, panen sebaiknya dilakukan sewaktu buah masih
berwarna kekuning-kuningan. Sedangkan untuk pemasaran ke tempat yang jauh
atau untuk di ekspor, buah sebaiknya dipetik sewaktu masih berwarna hijau, tetapi
sudah tua benar. Atau 8-10 hari sebelum menjadi masak (berwarna merah).
Berikut penjualan hasil produksi tomat oleh petani yang seringdilakukan
secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
- Kiloan. Penjualan secara kiloan umumnya dilakukan apabila panen telahselesai.
Penentuan harga jual dilakukan berdasarkan harga kiloan yangberlaku. Pada umumnya
penentuan harga ditentukan di lokasi panena n t a r a p e t a n i d a n b a n d a r .
Hal yang mempengaruhi harga a d a l a h permintaan pasar dan
jumlah tomat dipasaran. Pembayaran sesuai dengan produksi yag dihasilkan
pada saat panen.
- Tebasan. Tebasan merupakan cara penjulan yang dilakukan
berdasarkantaksiran hasil produksi. Umumnya penjualan secara tebasan
dilakukansaat akan dipanen, sedangkan pemeliharaan selanjutnya
menjaditanggung jawab pembeli. Sistem tebasan biasanya baru dilakukan olehpetani
apabila harga cukup bagus. Pada sistem t e b a s a n , p e t a n i d a n b a n d a r
melakukan tawar menawar d a l a m menentukan harga. Hal ini
dilakukan karena jumlah hasil panen tomat belum dapat dipastikan. Biasanya
harga sudah menjadi resiko bandar karena setelah terjadi kesekatan harga bandar yang
bertanggung jawabterhadap pemeliharaan tanaman tomat.
- Grading (penggolongan). Buah-buah tomat tersebut kemudian
dilakukan grading s e s u a i dengan warna dan ukurannya untuk
tujuan pasar tertentu atau untuk p e m i l a h a n konsumen yang
berbeda. Grading menurut warna l e b i h bertujuan untuk lama
pendistribusian tomat ke konsumen. Semakin hijaubuah tomat maka semakin

11
jauh jarak transportasi yang dapat ditempuh.Sedangkan grading ukuran lebih
berdasarkan permintaan pasar.

2. Buah Naga

Buah Naga adalah salah satu buah yang tidak asing lagi bagi pertanian di
Indonesia. Budidaya buah naga secara organik, dapat menghasilkan buah
berkualitas lebih baik. Keuntungan dari teknik budidaya buah naga secara organik
adalah buah yang dihasilkan sehat tanpa adanya residu bahan kimia yang
berbahaya bagi tubuh manusia dan lingkungan sekitar. Dengan demikian
pencemaran lingkungan baik air, udara, maupun tanah oleh paparan pestisida bisa
dikurangi.
A. Manfaat Budidaya Tanaman Buah Naga
Kandungan manfaat dan kahsiat buah naga merah sangat dibutuhkan
dipasaran, dengan kandungan serat pada buah naga merah yang tinggi dan kaya
fiber, tubuh dapat melawan dan mencegah beberapa jenis penyakit seperti
serangan jantung, stroke, serta penyakit kardiovaskular lainnya. Kandungan
betakarotennya yang tinggi juga mampu mengaktifkan kinerja Vitamin A
sehingga dapat memperbaiki kualitas penglihatan, reproduksi serta metabolisme
tubuh.Pembudidayaan tanaman Buah Naga bisa dibilang relatif mudah, bahkan
bagi pemula sekalipun karena tanaman ini sangat kuat dalam berbagai kondisi
lahan dan cuaca. Juga bisa dibilang tahan serangan hama dan penyakit.

B. Potensi Ekonomi Tanaman Buah Naga

12
Buah naga merupakan salah satu komoditas yang dikenal memiliki nilai
ekonomis tinggi. Popularitas tanaman yang awalnya dibudidayakan sebagai
tanaman hias ini mulai melambung saat diketahui bahwa buah naga memiliki
khasiat dan manfaat yang luar biasa besar bagi kesehatan manusia. Proses
budidaya buah naga yang tidak begitu sulit, dan hasil yang diperoleh dari
penjualan buah naga sangat menguntungkan. Popularitas buah naga tersebut tentu
saja berimbas pada meningkatnya permintaan konsumen terhadap buah naga.
Permintaan yang besar tersebut belum sepenuhnya terpenuhi oleh produksi buah
naga. Sehingga tidak mengherankan jika buah berkulit seperti sisik naga tersebut
dijual di pasaran dengan harga yang relatif mahal. Fenomena tersebut tentu sangat
menarik minat para petani untuk mencoba membidik usaha bisnis budidaya buah
naga. Disamping harganya yang relatif tinggi, produktivitas tanaman buah naga
juga tergolong sangat tinggi sebagai komoditas pertanian. Oleh karena itu, banyak
elemen masyarakat yang berbondong-bodong membudidayakan buah naga, baik
di pekarangan rumah maupun dalam skala yang lebih luas.

C. Kendala Budidaya Tanaman Buah Naga


Kendala budidaya tanaman buah naga lagi-lagi disebabkan oleh hama
seperti hama tungau, kutu kebul, kutu sisik, kutu bacok, bekicot, semut, dan
burung. Sedangkan penyakit yang biasa muncul pada saat budidaya seperti busuk
pangkal batang, busuk bakteri, dan fusarium (jamur).

D. Tekhnik Budidaya Tanaman Buah Naga


Pesyaratan untuk penanaman buah naga meliputi unsur-unsur iklim, yaitu
ketinggian tempat, temperatur, curah hujan, intensitas cahaya, kelembapan udara,
dan kecepatan angina. Sifat tanah yang perlu diperhatikan antara lain: struktur
tanah, tekstur tanah, kemasaman tanah (pH), salinitas, dan bahan organik.
Syarat tumbuh tanaman buah naga tidak berbeda jauh dengan tanaman
kaktus atau tanaman gurun pasir lainnya. Karena berasal dari daerah gurun pasir
yang panas dan kering maka buah naga umumnya tumbuh baik di dataran rendah
hingga menengah.Tanaman buah naga juga membutuhkan penyinaran cahaya
matahari penuh. Oleh karena itu lokasi penanaman buah naga sebaiknya dilakukan

13
di lahan terbuka tanpa naungan. Lahan terbuka juga memberikan sirkulasi udara
yang cukup bagi pertumbuhan tanaman. Susu udara ideal untuk pertumbuhan
buah naga antara 26-36 derajat C.
Meskipun tahan terhadap kekeringan, bukan berarti tanaman buah naga
tidak memerlukan air. Air merupakan kebutuhan vital bagi tanaman. Oleh karena
itu, air harus tersedia dengan baik. Hindari lokasi yang mudah tergenang saat
musim hujan, karena tanaman buah naga merupakan tanaman yang sensitif
terhadap kelebihan air.
Adapun cara-cara budidaya buah nagaadalah sebagai berikut:
* Persiapan Lahan Budidaya Buah Naga
Persiapan tersebut mencakup pemasangan tiang panjatan, pembersihan
lahan, serta pengolahan lahan.Buah naga merupakan tanaman merambat sehingga
dibuthkan tiang panjatan untuk menopang pertumbuhan batang dan cabangnya.
Bentuk atau model tiang panjatan dalam budidaya buah naga ada macam, yaitu
bentuk tunggal dan bentuk kelompok atau pagar. Tiang panjatan harus kuat dan
mampu bertahan selama beberapa tahun karena umur tanaman buah naga yang
panjang.
* Pembersihan Lahan
Lahan yang akan digunakan untuk budidaya buah naga perlu dibersihkan
dari semak, gulma, dan sampah. Semak atau pohon kecil yang tampak di lahan
dipotong sampai pangkal batan atau dicabut agar tidak tumbuh kembali.
Sementara untuk cabang dan ranting pohon yang sudah besar dipotong sampai
pangkal cabang atau ranting. Gulma yang tumbuh di lahan juga harus dibersihkan
dengan cara dicangkul tipis-tipis.
* Pengolahan lahan Dan Pemupukan Dasar
Lahan yang sudah bersih kemudian dicangkul di sekitar daerah penanaman
buah naga. Pecangkulan bertujuan agar lapisan tanah bawah bisa tercampur
dengan lapisan tanah atas sehingga penyebaran humus atau bahan organik bisa
merata ke seluruh lapisan tanah. Dengan demikian, tanah menjadi gembur dan
subur sehingga akar tanaman buah naga dapat menyerap unsur hara dengan
baik.Lahan dengan pH tanah < 6 harus dilakukan pengapuran dengan dosis 1,2

14
ton/ha ditabur merata keseluruh lahan. Selanjutnya pembuatan lubang tanam
sesuai dengan model tiang panjatan yang digunakan.
* Persiapan Pembibitan Tanaman Buah Naga
Keberhasilan budidaya buah naga tidak terlepas dari usaha penyiapan bibit
yang berkualitas. Bibit yang bagus , sehat, serta bebas hama penyakit merupakan
beberapa ciri bibit yang berkualitas. Bibit yang telah dipersiapkan dengan baik
akan menghasilkan tanaman yang sehat dan mampu berproduksi optimal. Jumlah
kebutuhan bibit tergantung dengan sistem budidaya yang digunakan. Perbanyakan
bibit dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :Perbanyakan generatif adalah
perbanyakan menggunakan biji buah naga.
Perbanyakan vegetatif yang digunakan dan terbukti berhasil pada budidaya
buah naga adalah dengan stek batang. Perbanyakan dengan stek memiliki tingkat
keberhasilan bibit bertahan hidup lebih tinggi, pertumbuhannya lebih cepat, dan
bibit yang dihasilkan berkualitas tinggi dengan genetik yang serupa dengan
induknya. Selain itu teknik stek batang juga mudah dilakukan.
* Penanaman buah Naga
Setelah tanah dan tiang panjatan dibuat, bibit yang telah siap harus segera
ditanam di lahan. Penanaman harus dilakukan dengan hati-hati.Penanaman yang
tidak benar akan mengakibatkan bibit stress dan pertumbuhannya terhambat.
Perhatikan pada saat penanaman media dalam polybag jangan sampai
pecah karena akan membuat bibit kesuliatan beradaptasi akibat mengalami
kerusakan akar.Selain itu, kedalaman penanaman idealnya 20% dari panjang bibit.
Penanaman yang terlalu dalam akan membuat bibit mudah terserang penyakit
busuk batang.
* Pemeliharaan Tanaman Buah Naga
Dalam budidaya buah naga, pemeliharaan harus tetap dilakukan secara
teratur. Pemeliharaan tanaman merupakan faktor penting yang mendukung
keberhasilan budidaya. Upaya pemeliharaan pada budidaya buah naga secara
intensif meliputi pengairan, penyulaman, pengikatan batang atau cabang,
pemupukan susulan, pemangkasan, seleksi buah, sanitasi kebun, serta
pengendalian hama penyakit tanaman.

15
* Pengairan
Pada dasarnya tanaman buah naga tidak membutuhkan irigasi khusus.
Umumnya pengairan dilakukan dengan sistem tadah hujan. Oleh karena akarnya
yang sangat lebat, sehingga buah naga tahan terhadap kekeringan. Namun buah
naga tetap memerlukan air yang cukup selama pertumbuhannya.
Kekurangan air selama fase vegetatif dapat membuat tanaman layu dan
sulit bertunas. Oleh karena itu penyiraman tetap dilakukan seminggu sekali
hingga tanaman berumur 6 bulan. Bila kondisi tanah terlalu kering, maka
penyiraman dilakukan 2-4 hari sekali, tergantung pada kondisi di lahan.
Pada fase generatif, yang ditandai dengan munculnya bunga dan buah,
maka penyiraman dilakukan setiap 10-14 hari sekali atau menyesuaikan kondisi
bila tanah terlalu kering. Kekurangan air pada fase ini bisa mengakibatkan bunga
rontok dan buah yang terbentuk tidak sempurna. Penyiraman dilakukan pada pagi
hari.
* Penyulaman Tanaman
Penyulaman merupakan kegiatan mengganti tanaman yang mati
disebabkan karena serangan hama, penyakit, atau sebab lain.
Tujuan dari penyulaman yaitu agar tanaman bisa berproduksi optimal dan
efisiensi lahan tetap tinggi. Penyulaman dilakukan pada umur 7 hari setelah tanam
hingga tanaman berumur 2 bulan.
* Pengikatan Batang Atau Cabang
Letak batang atau cabang perlu diatur agar pertumbuhan tanaman normal
dan tidak salah bentuk. Pengaturan letak turut berpengaruh terhadap kecepatan
pertumbuhan tanaman.Pengaturan dilakukan dengan pengikatan batang atau
cabang ke tiang panjatan.Pengikatan yang terlambat membuat pertumbuhan
batang atau cabang melengkung dan tidak teratur. Akibatnya cabang produktif
tidak tumbuh ke atas.Pengikatan dilakukan setiap 20-25 cm ke tiang panjatan.Tali
pengikat bisa menggunakan tali rafia atau tali lunak lainnya dengan membentuk
angaka 8.Pengikatan jangan terlalu kencang agar batang atau cabang tidak terjepit
yang dapat mengakibatkan luka atau bahkan patah.Selain itu tujuan pengikatan

16
juga untuk mempermudah akar udara menempel pada tiang panjatan sehingga
memperkokoh posisi tanaman.
* Pemupukan
Meskipun tanah telah menyediakan hara, akan tetapi ketersediaan haranya
tidak mencukupi untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman
selanjutnya. Oleh karena itu, perlu diberi pupuk susulan atau pupuk
tambahan.Frekuensi pemberian pupuk dilakukan sedikitnya dua bulan sekali.
* Pemangkasan Tanaman Buah Naga
Pemangkasan tanaman bertujuan untuk memperoleh bentuk yang baik
sehingga menunjang pertumbuhan yang baik.Selain itu, pemangkasan juga
bertujuan untuk membuang bagian tanaman yang tidak produktif seperti cabang
yang kerdil atau kurus.
* Seleksi bunga dan buah
Tanaman yang sudah mulai berbungan ditandai dengan munculnya bunga
pada cabang produktif.Biasanya akan muncul lebih dari satu bunga.Seleksi bunga
dilakukan saat bunga masih kecil, sehingga nutrisi tidak digunakan untuk
perkembangan bunga yang dibuang.
* Sanitasi Kebun
Sanitasi kebun merupakan kegiatan membersihkan kebun dari gulma atau
tumbuhan pengganggu, batang atau cabang bekas pangkasan, serta perawatan
saluran irigasi agar tidak menimbulkan genangan air saat musim hujan.Tujuan
dari Snitasi tersebut adalah untuk mencegah penyebaran hama penyakit, menjaga
kelembaban areal pertanaman, dan pengurangi perebutan unsur hara antara
tanaman buah naga dengan gulma.

E.Ciri dan UmurPanen


Berikut ciri-Ciri buah naga
siap panen adalah sebagai berikut:
 Umur buah mencapai 50-55 hari
sejak setelah muncul bunga.

17
 Warna kulit buah mengkilat dengan sisik berubah dari hijau menjadi
kemerahan.
 Mahkota buah telah mengecil.
 Kedua pangkal buah keriput dan kering.
 Bentuk buah bulat sempurna dan besar dengan bobot diperkirakan 400-600 g.
Waktu panen dilakukan pada pagi hari antara pukul 06.00-09.00 atau sore
hari antara pukul 15.00-17.00. Pemanenan buah naga dilakukan saat cuaca cerah
dan tidak hujan. Hindari panen pada kondisi lembab karena dapat memicu
serangan patogen pada saat penyimpanan.

F. Panen &Pasca Panen Tanaman Buah Naga


Pemanenan tanaman buah naga dilakukan apabila sudah menunjukkan ciri
khasnya yaitu warna kulit merah mengkilap, jumbai atau sisik berubah warna dari
hijau menjadi kemerahan. Saat yang tepat untuk memanen buahnya sebaiknya
ditunggu sampai buah benar-benar matang dan menimbulkan bau wangi dan di
anginkan beberapa waktu sebelum siap dikonsumsi. Buah yang mengalami
conditioning ini akan menambah rasa manis buahnya pada saat dikonsumsi.
Pemanenan dapat dilakukan dengan cara menggunting tangkai buahnya dengan
hati-hati. Pada suhu kamar buah naga dapat bertahan hingga 14 hari penyimpanan,
walau kulitnya mulai mengering tetapi isi buah naga tetap segar. Kesegaran buah
naga disebabkan antara lain karena pada bagian kulit terdapat lapisan lilin yang
menyelimuti kulit buah secara alami. Pada kondisi penyimpanan dengan suhu
ruang lebih dari 20° C, buah naga dapat bertahan hingga 2 (dua) bulan lebih.
Buah naga yang sudah dipanen akan mengalami kehilangan air yang tidak
dapat digantikan, karena produk tidak dapat mengambil air dari lingkungannya.
Demikian juga kehilangan substrat juga tidak dapat digantikan, sehingga
menyebabkan perubahan kualitas dari produk yang telah dipanen atau dikenal
sebagai kemunduran kualitas dari produk, tetapi pada suatu keadaan perubahan
tersebut justru meningkatkan kualitas produk tersebut.
Buah naga setelah melalui proses panen, kemudian buah naga dipilih atau
disortir berdasarkan ukuran buahnya. Sortasi atau seleksi merupakan salah satu

18
rangkaian dari kegiatan setelah panen yang umumnya dikerjakan di bangsal
pengemasan atau di kebun dengan tujuan memisahkan buah yang layak dan tidak
layak untuk dipasarkan (busuk, terserang penyakit, cacat, terlalu muda/tua dan
lain-lain). Sortasi juga dilakukan untuk memenuhi persyaratan mutu yang
ditetapkan oleh pemerintah atau pasar. Untuk mengemas buah naga dilakukan
dengan menggunakan kardus yang kokoh dengan kapasitas berisi sekitar 20 kg
buah naga. Buah naga yang telah dikemas tadi, dapat di distribusikan berdasarkan
lokasi tujuan pasarnya, apakah untuk dipasok ke Supermarket atau toko buah.
Untuk harga buah naga biasa dijual dengan kisaran Rp 20.000,. - Rp 30.000,. /kg
nya. Bahkan untuk yang lebih eksotik seperti buah merah hitam, kuning, merah
bias melampaui harga jual tersebut.Harga buah naga tergantung pula dari mutu
yang ditampilkan oleh buah naga tersebut, semakin baik kualitasnya maka harga
yang ditawarkan juga akan semakin tinggi.

G. Pemasaran Tanaman Buah Naga


Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan pada usaha
memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran.Pemasaran buah
naga mempunyai jalur yang sangat sederhana, salah satu diantaranya yaitu
produksi dari petani buah naga dikumpulkan oleh pedagang untuk dijual ke toko
buah segar, supermarket atau langsung di pasarkan ke konsumen. Bagi petani
yang baru memulai bisnis buah naga, biasanya pemasarannya melalui cara dengan
mendatangi dan menawarkan kepada toko-toko buah, supermarket, pedagang-
pedagang di pasar tradisional, atau dapat juga bergabung di asosiasi atau
paguyuban-paguyuban petani buah naga. Promosi dapat dilakukan dengan
berbagai media antara lain melalui koran, majalah pertanian atau melalui internet,
survey di beberapa supermarket dan pasar tradisional. Sebaiknya kelompok tani
sudah memiliki populasi tanaman buah naga yang cukup besar, dengan sendirinya
para pedagang akan datang dan bersaing harga dengan pedagang lainnya.
Pemasaran buah naga semakin sukses apabila buah naga yang akan
dipasarkan mempunyai kualitas prima, yang diperoleh melalui pola budidaya yang
baik dan benar. Dengan adanya saluran dan lembaga pemasaran maka produksi

19
buah naga yang dihasilkan dapat didistribusikan kepada para konsumen. Melalui
lembaga pemasaran produsen dapat menjual buah naga dan konsumen akan dapat
memenuhi kebutuhan akan buah.
Mengingat aspek permintaan buah naga semakin hari semakin meningkat
karena selain untuk kebutuhan konsumsi, buah naga juga dibutuhkan untuk
dijadikan bahan baku makanan olahan, kosmetik, serta bahan baku kesehatan.
Sehingga tujuan pasar buah naga tidak hanya di dalam negeri tetapi juga untuk
pemenuhan permintaan ekspor, adapun negara tujuan ekspor buah naga antara lain
seperti Belanda, USA, Israel, Swiss, bahkan Jepang, China dan Taiwan masih
kekurangan untuk substitusi musim panen di negaranya.

3. Buah Manggis

A.Manfaat Budidaya Tanaman Buah


Manggis
Manfaat buah manggis dapat
disajikan dalam bentuk segar, sebagai
buah kaleng, dibuat sirop/sari buah.
Secara tradisional buah manggis adalah
obat sariawan, wasir dan luka. Kulit
buah dimanfaatkan sebagai pewarna termasuk untuk tekstil dan air rebusannya
dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Batang pohon dipakai sebagai bahan
bangunan, kayu bakar/ kerajinan.
B. Potensi Ekonomi Budidaya Tanaman Buah Manggis
Perkiraan analisis budidaya manggis seluas 1 hektar pada populasi 100-
125 tanaman untuk inventasi selama 20 tahun. Analisis dilakukan pada tahun
1999 di Jawa Barat.
1. Biaya produksi tahun ke-0
1. Bibit stek sambung 125 batang Rp. 1.875.000,-
2. Pupuk
 Pupuk kandang 3 ton @ Rp 150.000,- Rp. 450.000,-
 Urea 50 kg @ Rp 1.500,- Rp. 75.000,-

20
 SP-36 25 kg @ Rp. 1.800,- Rp. 45.000,-
 KCl 20 kg @ Rp. 1.650,- Rp. 33.000,-
3. Tanam
 Pembuatan lubang tanam 10 HKP @ Rp. 7000,- Rp. 70.000,-
 Penanaman 5 HKP @ Rp. 7000,- Rp. 35.000,-
2. Biaya produksi tahun ke-1 s.d. ke-6
1. Sewa lahan 6 tahun Rp. 12.000.000,-
2. Pupuk
 Urea 375 kg @ Rp 1.500,- Rp. 562.500,-
 SP-36 300 kg @ Rp 1.800,- Rp. 540.000,-
 KCl 240 kg @ Rp. 1 650,- Rp. 396.000,-
3. Pestisida
 Insektisida 120 kg @ Rp. 50.000,- Rp. 6.000.000,-
 Fungisida 120 liter @ Rp. 65.000,- Rp. 7.800.000,-
4. Alat
 Keranjang 50 buah Rp. 150.000,-
 Cangkul 10 buah Rp. 100.000,-
 Hand sprayer 2 buah @ Rp 350.000,- Rp. 700.000,-
5. Tenaga kerja
 Penyiangan 60 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 420.000,-
 Pemupukan 90 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 630.000,-
 Penyemprotan 480 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 3.360.000,-
 Panen/pasca panen pertama 50 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 350.000,-
6. Biaya tak terduga 10% Rp. 3.559.150,-
3. Biaya produksi tahun ke-7 s.d. ke-20
1. Sewa lahan selama 14 tahun Rp. 28.000.000,-
2. Pupuk
 Urea 875 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 1.312.500,-
 TSP 700 kg @ Rp. 3.500,- Rp. 2.450.000,-
 KCl 560 kg @ Rp. 1.650,- Rp. 924.000,-
 NPK 350 kg @ Rp 2.400,- Rp. 840.000,-

21
 Pupuk kandang 42 ton @ Rp. 150.000,- Rp. 6.300.000,-
3. Pestisida
 Insektisida 140 kg @ Rp. 50.000,- Rp 7.000.000,-
 Fungisida 140 liter @ Rp. 65.000,- Rp. 9.100.000,-
4. Alat
 Keranjang 200 buah Rp. 600.000,-
5. Tenaga kerja
 Penyiangan 140 HKP @ Rp 7.000,- Rp. 980.000,-
 Pemupukan 210 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 1.470.000,-
 Penyemprotan 1.120 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 7.840.000,-
 Panen dan pasca panen 10.000 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 70.000.000,-
6. Biaya tak terduga 10% Rp. 13.436.650,-
o Jumlah biaya produksi 20 tahun Rp. 186.953.800,-Rata-rata biaya
produksi/tahun Rp. 9.347.690,-
Pendapatan:
1. Panen perdana tahun ke 6, Hasil rata-rata 30 buah/pohon Rp.
562.500,-
2. Panen tahun ke 7 Hasil rata-rata 200 buah/pohon Rp. 3.750.000,-
3. Panen tahun ke 8 Hasil rata-rata 800 buah/pohon Rp. 15.000.000,-
4. Panen tahun ke 9 Hasil rata-rata 900 buah/pohon Rp. 16.875.000,-
5. Panen tahun ke 10 Hasil rata-rata 1.500 buah/pohon Rp. 28.125.000,-
6. Panen tahun ke 11 Hasil rata-rata1.750 buah/pohon Rp 32.812.000,-
7. Panen tahun ke 12 – 18 Hasil rata-rata 2.000 buah/pohon Rp. 37.500.000
8. Panen tahun ke 19 Hasil rata-rata 1.750 buah/pohon Rp. 10.500.000 -
9. Panen tahun ke 20 Hasil rata-rata 1.500 buah/pohon Rp. 32.812.000,-
10. Produksi selama 20 th hasil dari 100 ph 2.243.000 buah Rp.
336.450.000

Keuntungan
1. Keuntungan selama 20 tahun Rp. 149.496.200 -

22
2. Keuntungan per tahun Rp. 7.474.810,-
Parameter kelayakan usaha 1. Output/Input rasio = 1,8
Keterangan: HKP hari kerja pria, Keuntungan baru diraih tahun ke 11.
Perkiraan tanaman produktif adalah 100 pohon/tahun, Harga jual rata-rata Rp.
60/buah. (tingkat petani, tahun 1999).

C. Kendala Ekonomi Budidaya Tanaman Buah Manggis


Perkembangan buah manggis menghadapi beberapa kendala, diantaranya,
pertumbuhan tanaman yang lambat, rambut akar yang sedikit, buah yang bersifat
musiman, dan biji yang dihasilkan per buah sedikit. Perbanyakan secara In Vitro
dianggap menjadi salah satu alternatif untuk menghasilkan bahan tanam manggis.
Perbanyakan In Vitro adalah perbanyakan bakal biji di dalam gelas.

D. Tekhnik Budidaya Tanaman Buah Manggis


Teknik Penanaman
1) Pembuatan Lubang Tanam
Buat lubang tanam ukuran 50 x 50 cm sedalam 25 cm dan tempatkan
tanah galian tanah di satu sisi. Perdalam lubang tanam sampai 50 cm dan
tempatkan tanah galian di sisi lain. Keringanginkan lubang tanam 15-30 hari
sebelum tanam. Kemudian masukkan tanah bagian dalam (galian ke dua) dan
masukkan kembali lapisan tanah atas yang telah dicampur 20-30 kg pupuk
kandang. Jarak antar lubang 8 x 10 m atau 10 x 10 m dihitung dari titik tengah
lubang. Untuk lahan berlereng perlu dibuat teras, tanggul dan saluran drainase
untuk mencegah erosi.
2) Cara Penanaman
Dengan jarak tanam 10x 10 m atau 8 x 10 m diperlukan 100-125 bibit per
hektar. Cara menanam bibit yang benar adalah sebagai berikut:
1. Siram bibit di dalam polybag dengan air sampai polibag dapat dilepaskan
dengan mudah.
2. Buang sebagian akar yang terlalu panjang dengan pisau/gunting tajam.

23
3. Masukkan bibit ke tengah-tengah lubang tanam, timbun dengan tanah
sampai batas akar dan padatkan tanah perlahan-lahan.
4. Siram sampai tanah cukup lembab.
5. Beri naungan yang terbuat dari tiang-tiang bambu beratap jerami. Jika
sudah ada pepohonan di sekitarnya, pohon-pohon ini bisa berfungsi
sebagai pelindung alami. Pohon pelindung harus bersifat alami dan
mengubah iklim mikro, misalnya tanaman Albisia dan Lamtoro.
E. Ciri & Umur Panen Tanaman Buah Manggis
Tingkat kematangan sangat berpengaruh terhadap mutu dan daya simpan
manggis. Buah dipanen setelah berumur 104 hari sejak bunga mekar (SBM).
Umur panen dan ciri fisik manggis siap panen dapat dilihat berikut ini :
1. Panen 104 hari: warna kulit hijau bintik ungu; berat 80-130 gram;
diameter 55-60 mm.
2. Panen 106 hari: warna kulit ungu merah 10-25%; berat 80-130 gram;
diameter 55- 60 mm.
3. Panen 108 hari: warna kulit ungu merah 25-50%; berat 80-130 gram;
diameter 55- 60 mm.
4. Panen 110 hari: warna kulit ungu merah 50-75%; berat 80-130 gram;
diameter 55- 60 mm.
5. Panen 114 hari: warna kulit ungu merah; berat 80-130 gram; diameter 55-
65 mm.
Untuk konsumsi lokal, buah dipetik pada umur 114 SBM sedangkan untuk
ekspor pada umur 104-108 SBM.
F. Panen & Pasca Panen Tanaman Buah Manggis
 Panen
Pemanenan dilakukan dengan cara memetik/memotong pangkal tangkai
buah dengan alat bantu pisau tajam. Untuk mencapai buah di tempat yang tinggi
dapat digunakan tangga bertingkat dari kayu/galah yang dilengkapi pisau dan
keranjang di ujungnya. Pemanjatan seringkali diperlukan karena manggis adalah
pohon hutan yang umurnya dapat lebih dari 25 tahun.
 Periode Panen

24
Pohon manggis di Indonesia dipanen pada bulan November sampai Maret
tahun berikutnya.
 Perkiraan Produksi
Produksi panen pertama hanya 5-10 buah/pohon, kedua rata-rata 30
buah/pohon selanjutnya 600-1.000 buah/pohon sesuai dengan umur pohon. Pada
puncak produksi, tanaman yang dipelihara intensif dapat menghasilkan 3.000
buah/pohon dengan rata-rata 2.000 buah/pohon. Produksi satu hektar (100
tanaman) dapat mencapai 200.000 butir atau sekitar 20 ton buah.
 Pascapanen
1. Pengumpulan : Buah dikumpulkan di dalam wadah dan ditempatkan di lokasi
yang teduh dan nyaman.
2. Penyortiran dan Penggolongan : Tempatkan buah yang baik dengan yang rusak
dan yang busuk dalam wadah yang berbeda. Lakukan penyortiran berdasarkan
ukuran buah hasil pengelompokan dari Balai Penelitian Pohon Buah-buahan
Solok yaitu besar, sedang dan kecil.
3. Penyimpanan : Pada ruangan dengan temperatur 4-6 derajat C buah dapat tetap
segar selama 40 hari sedangkan pada 9-12 derajat C tahan sampai 33 hari.
G. Pemasaran Tanaman Buah Manggis

2.2 Fungsi Tanaman Buah-buahan


Fungsi utama tanaman buah adalah untuk menghasilkan buah, sebagai
tanaman pelindung, untuk merehabilitasi lahan-lahan kritis, serta untuk mencegah
erosi. Selain itu, tanaman buah yang ditanam di pekarangan rumah juga memiliki
fungsi lain, yaitu sebagai tanaman hias, tanaman pelindung atau peneduh, dan
tanaman penahan angin.

2.3 Potensi Ekonomi Buah-buahan


Sebagai negara agraris, Indonesia kaya akan ragam jenis buah
Keanekaragaman jenis ini tampak dari rasanya yang manis, asam, sepat, maupun
pahit, dari bentuknya yang bulat mapun lonjong, dari ukurannya yang kecil
maupun besar, dari tekstur kulit luarnya yang mulus, berlekuk, maupun berduri,

25
bahkan dari warnanya yang hijau, kuning, jingga, maupun merah. Walaupun
Indonesia kaya akan jenis buah, namun banyak penduduknya tidak peduli akan
kekayaan itu.
Suatu jenis buah yang disebut unggul karena biasanya memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Produktivitas buah per pohon dalam suatu musim panen melebihi produktivitas
tanaman buah lain yang sejenis
b. Dibandingkan dengan jenis lainnya, tanaman sudah mampu berproduksi
walaupun umurnya relatif lebih muda.
c. Tanaman harus tahan hama penyakit, karena tanaman yang tumbuh sehat dan
normal akan mengahasilkan buah yang sehat dengan penampilan yang menarik
d. Kelezatan aroma buah di atas rata-rata varietas lainnya.
e. Bentuk, ukuran, dan warna buah seragam sehingga berpotensi ekspor.
Hampir semua orang pernah mengalami kesukaran memperoleh buah-
buahan terbaik. Sering terjadi buah-buahan yang dipasarkan telah mengalami
kerusakan selama pemrosesan atau selama perjalanan mulai dari kerusakan kecil,
memar, atau bahkan hancur sama sekali. Yang terpenting adalah bagaimana
memilih buah-buahan serta mengerti cara merawat dan menyimpan agar buah
dapat disajikan dalam kondisi terbaik.
Buah yang dipetik sebelum masak, perkembangannya belum penuh. Buah
seperti ini tidak mampu mengembangkan rasa manis atau lezatnya dan aromanya
dengan penuh. Oleh karena itu, petani yang baik akan memetik buah-buahannya
pada waktu yang paling tepat dan baik untuk dimakan. Meskipun buah sama-sama
berasal dari satu pohon, waktu masaknya berbeda-beda. Petani yang baik hanya
akan memetik buah yang sudah masak di pohon dan membiarkan yang masih
belum cukup umur.
Masaknya buah disebabkan oleh terjadinya perubahan kimiawi yang
sangat kompleks. Selama proses, warna, rasa, tekstur, dan aroma buah mengalami
perubahan. Pisang misalnya, mula-mula kuning keemasan, lambat-laun berubah
kecoklatan, kemudian layu, melunak, terlalu masak dan akhirnya busuk. Buah
yang masih muda berwarna hijau karena mengandung klorofil. Pada waktu buah

26
menjadi tua, klorofil berubah menjadi pigmen alamiah yang berwarna kuning,
merah, atau lainnya sesuai dengan jenis buah.
Warna merupakan petunjuk tingkat kemasakan buah. Warna hijau
menandakan buah yang masih muda, kecuali apel hijau, melon, anggur, gosberi,
sejenis mangga, plum hijau, dan pisang. Warna yang menyala kekuning-kuningan,
merah muda, atau merah tua meruapakn tanda bahwa kualitas buah bagus.
Melihat perkembangan konsumsi masyarakat dewasa ini,nampak jelas
bahwa komoditas buah-buahan mempunyai peluang yang besar dan sangat
potensial bila dijadikan usaha utama bagi petani atau masyarakat. Semakin
meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan dan keseimbangan pangan
dalam tubuh, membuat permintaan akan buah-buahan semakin meningkat.
Peningkatan permintaan berdampak kepada terbukanya peluang usaha
buah-buahan, sehingga memicu motivasi masyarakat untuk mengusahakan
tanaman buah-buahan secara intensif. Tarikan sisi hilir ini dengan dorongan sisi
hulu perkembangan dan ketersediaan teknologi serta komitmen aparat, akan
mempercepatproses tercapainya tujuan pembangunan yang direncanakan.Satu hal
lagi yang perlu ditingkatkan adalah peningkatan kualitassumberdaya manusia
terkait, baik sebagai pelaku budidaya buahbuahanmaupun sumberdaya manusia
penyalur atau pedagangbuah-buahan serta sumberdaya aparat yang membina
usaha dankelembagaan petani. Program yang efektif dan gerakan terobosanyang
tepat sangat dibutuhkan untuk menggapai itu semua.

2.4 Fase Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Buah


Fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman buah seperti tanaman pada
umumnya. Fase tersebut dibedakan menjadi dua fase, yaitu fase vegetatif dan fase
generatif. Sekalipun kedua fase tersebut berbeda, akan tetapi kedua fase tersebut
berjalan bersama tetapi lebih dominan pada salah satu fase.
Fase generatif merupakan fase pertumbuhan dimana tanaman menimbun
karbohidrat untuk pembentukan bunga, buah, biji, serta pemasakan buah.
Sedangkan fase vegetatif adalah fase dimana tanaman menggunakan sebagian

27
besar karbohidrat untuk membentuk akar, batang, daun, pucuk tanaman, dan
pembesaran tanaman.

Syarat Agar Tanaman Buah Lebih Produktif


Agar tanaman mampu berbuah dengan baik dan sesuai dengan waktu yang
ditentukan, maka dibutuhkan beberapa syarat yang mendukung kondisi tanaman
untuk berbuah. Berikut ini syarat-syarat tanaman untuk berbuah :
1. Lingkungan tempat tumbuh tanaman harus memenuhi syarat-syarat pertum-
buhan tanaman bersangkutan, baik suhu, kelembaban, cuaca, ketinggian
tempat, curah hujan, maupun intensitas sinar matahari yang masuk. Suatu
tanaman tidak akan tumbuh dengan baik apabila kondidi lingkungan yang
cocok untuk tanaman tersebut tidak terpenuhi. Sebagai contoh, tanaman yang
cocok ditanam di dataran tinggi tidak akan tumbuh dengan baik jika ditanam di
dataran rendah. Begitu pula tanaman yang cenderung berbuah pada musim
kemarau maka tidak akan menghasilkan buah pada musim hujan. Kondisi
lingkungan tersebut dikenal dengan istilah kondisi makroklimat
2. Selain kondisi makroklimat, pertumbuhan dan perkembangan tanaman juga
dipengaruhi oleh kondisi mikroklimat, yaitu lingkungan tanah tempat tumbuh
tanaman tersebut. Kondisi mikroklimat juga harus memenuhi syarat masing-
masing jenis tanaman, sehingga tanaman tersebut bisa tumbuh optimal dan
berbuah sesuai dengan target kita. Kondisi mikroklimat diantaranya adalah pH
tanah, kelembaban tanah, struktur tanah, keadaan air tanah, kandungan unsur
hara dalam tanah, kandungan bahan organik dalam tanah, dan banyaknya
mikroorganisme dalam tanah.
3. Faktor lain yang mempengaruhi tanaman untuk berbuah adalah sifat tanaman.
Sifat tanaman sangat terkait dengan genetika tanaman. Sifat tanaman tersebut
harus betul-betul merupakan tanaman unggul. Sekalipun semua kondisi atau
persyaratan sudah terpenuhi, tetapi jika tanaman buah yang kita tanaman
ternyata memiliki sifat mandul, maka jangan berharap banyak tanaman kita
mampu berbuah sesuai dengan harapan. Bahkan bisa jadi tidak berbuah sama
sekali.

28
4. Syarat lain yang mempengaruhi kecepatan tanaman berbuah adalah kesehatan
tanaman. Pastikan bahwa tanaman buah tersebut tidak terserang hama atau
penyakit. Selain itu juga harus dihindari penyakit fisiolongis akibat
ketidakseimbangan unsur hara yang diberikan
Jika persyaratan atau kondisi di atas bisa dipenuhi, maka langkah
selanjutnya adalah mempercepat tanaman untuk memasuki fase generatif atau fase
pembuahan. Manipulasi tersebut bisa dilakukan dengan cara pemangkasan,
pelukaan batang, pemupukan, pengaturan pemberian air, atau dengan pemberian
Hormon Tumbuhan.

2.5Faktor Yang Menyebabkan Kegagalan Tanaman Berbuah


Jika semua faktor tersebut di atas sudah bisa dipenuhi dan tanaman kita
belum juga berbuah, kemungkinan ada beberapa faktor yang menyebabkan
tanaman tersebut gagal membentuk buah. Faktor-faktor yang menyebabkan
tanaman gagal membentuk buah antara lain:
1. Tanaman tersebut merupakan jenis pohon yang membutuhkan tanaman jantan
untuk berbuah. Jika tanaman buah kita termasuk jenis tanaman seperti ini,
maka harus ada tanaman jantan yang berada disekitar tanaman buah tersebut.
Salah satu contoh tanaman yang membutuhkan tanaman jantan untuk
membentuk buah adalah kelengkeng.
2. Bisa juga tanaman mengalami mutasi gen yang mengakibatkan tanaman
tersebut mandul.
3. Munculnya bunga jantan dan bunga betina tidak bersamaan dan sebelum
penyerbukan terjadi, salah satu bunga tersebut sudah gugur terlebih dahulu.
4. Pemupukan nitrogen (N) yang berlebihan sehingga tanaman cenderung
melakukan pertumbuhan vegetatif. Tanaman tersebut terlau subur sehingga
karbohidrat yang dihasilkan dari proses fotosintesis hanya digunakan untuk
pertumbuhan, akibatnya tanaman bisa tidak membentuk buah sama sekali.
5. Tanaman belum mencapai batas umur untuk berbuah. Batas umur tanaman
untuk berbuah tergantung pada jenis dan varietas tanaman tersebut. Selain itu,
bibit tanaman juga akan mempengaruhi batas umur untuk berbuah.

29
Menggunakan bibit yang dihasilkan dari perbanyakan generatif (menggunakan
biji) pasti akan memiliki batas umur yang lebih panjang dibanding dengan
menggunakan bibit tanaman yang dihasilkan dari berbanyakan vegetatif
(misalnya, stek, cangkok, dll.). Bibit tanaman yang dihasilkan dari
perbanyakan generatif harus memulai pertumbuhan dari awal. Biji yang
tumbuh menjadi tanaman baru harus membentuk akar, batang, tajuk, daun,
sehingga awal produksi bunga atau buah lebih lembat.
6. Jika tanaman tersebut berbunga lebat, tetapi bunga tersebut akhirnya gugur
atau rontok sebelum membentuk buah, penyebabnya adalah sebagai berikut:
- Tanaman kekurangan nitrogen (N) dan pemberian kalsium (Ca) yang
berlebihan.
- Ketersediaan air yang kurang mencukupi, biasanya terjadi pada musim
kemarau.
- Jika bibit yang digunakan merupakan bibit dari perbanyakan dengan cara
okulasi, atau menyambung (grafting) kemungkinan kualitas batang bawah
yang digunakan kurang bagus.
- Serangan hama dan penyakit yang mengakibatkan tanaman tidak mampu
membentuk buah. Bunga yang terserang biasanya membusuk sebelum
menjadi buah atau saat buah masih kecil.
- Hujan yang terlalu deras, angin yang terlalu kencang, dan kemarau yang
terlalu panjang.
- Penyemprotan menggunakan bahan kimia yang berlebihan pada saat
tanaman sedang membentuk bunga. Pada saat tanaman sedang membentuk
bunga, sebaiknya penyemprotan menggunakan bahan kimi harus dilakukan
dengan dosis yang terukur, bahkan kalau tidak memaksa, sebaiknya
penyemprotan harus dihindari saat tanaman sedang berbunga. Bunga
tersebut bisa rontok karena terkena paparan bahan kimia yang berlebihan.

2.6 Penanggulangan Terhadap Kegagalan Tanaman Berbuah


Setelah mengetahui faktor-faktor pendukung atau syarat-syarat tanaman
untuk berbuah dan faktor-faktor yang menyebabkan tanaman gagal membentuk

30
buah, sebaiknya kita melakukan hal sebagai berikut sebagai langkah untuk
membuat tanaman buah kita lebih produktif:
1. Pastikan bahwa tanaman buah yang kita tanaman sesuai dengan kondisi
lingkungan, iklim, curah hujan, dan persyaratan-persyaratan lain yang
dibutuhkan. Cabut dan ganti dengan tanaman lain jika tanaman tersebut tidak
sesuai dengan syarat tumbuhnya.
2. Untuk tanaman-tanaman yang tidak membutuhkan air dalam jumlah banyak,
sebaiknya dibuat saluran drainase atau pembuangan air agar tidak terjadi
kelebihan air di lahan. Pengaturan terhadap kelebihan air terutama dilakukan
saat musim hujan. Sebaliknya, untuk tanaman yang membutuhkan air dalam
jumlah banyak, terutama pada musim kemarau, harus dilakukan penyiraman
atau penggenangan yang cukup.
3. Lakukan pemangkasan secara rutin agar tanaman buah tidak terlalu rimbun.
Pemangkasan juga bertujuan untuk merangsang tanaman memasuki fase
generatif. Pemangkasan dilakukan dengan memotong ranting yang tumbuh
kearah batang utama, ranting yang bersilangan, dan ranting yang tumbuh ke
atas atau vertikal.
4. Untuk mengurangi kerimbunan daun, juga bisa dilakukan dengan membuang
kulit batang sekitar 1 cm di sekeliling batang. Selain itu, bisa juga dengan
memangkas sebagian akar. Ujung-ujung akar dipotong menggunakan singkup
atau cangkul seperlunya. Pemotongan akar jangan terlalu banyak, agar tanaman
tidak mati.
5. Jika batang bawah yang digunakan untuk okulasi atau grafting kurang bagus
maka harus segera diganti. Batang bawah yang kurang bagus akan
menghasilkan tanaman yang tidak berkualitas, sehingga perlu dilakukan
penggantian tanaman atau melakukan okulasi, atau grafting ulang. Kombinasi
adalah perpaduan antara bibit generatif (asal biji) sebagai batang bawah dengan
bibit vegetatif (asal pucuk, mata tunas cabang atau ranting) dari tanaman yang
memiliki kualitas buah yang bagus.

31
6. Dengan demikian, untuk memperoleh hasil yang lebih baik, maka bibit
tanaman kombinasi tetap harus dibongkar atau diganti bagian atas bibit
kombinasi tersebut dengan tanaman yang pengarus kombinasinya lebih sesuai.
7. Sebagai contoh, jika kita melakukan penanaman pohon durian dengan bibit
kombinasi dan ternyata hasil produksinya kurang baik, maka batang atas
tanaman sambungan tersebut sebaiknya dipotong. Setelah batang atas
mengeluarkan tunas baru, maka segera disambung dengan tunas tanaman
durian dari varietas lain. Hal ini akan menjadikan tanaman tersebut sebagai
tanaman sambungan rangkap dua. Dengan perlakuan ini, pengaruh kombinasi
akan lebih baik bahkan bisa menghasilkan tanaman dengan kualitas atau mutu
buah yang tinggi. Sosok tanaman lebih pendek, dan cepat berbuah.
8. Tanaman yang terserang hama dan penyakit biasanya gagal membentuk buah.
Kalaupun terbentuk buah, maka buah yang dihasilkan akan kecil-kecil atau
bahkan busuk. Pengendalian hama dan penyakit tanaman bisa dilakukan
dengan aplikasi pestisida, baik pestisida organik maupun kimia. Cara aplikasi
pestisida bisa dilakukan dengan penyemprotan atau bisa juga melalui
penyuntikan pada pangkal batang menggunakan pestisida sistemik.
2.7 Perbanyakan (Pembibitan) Tanaman Buah
Perbanyakan tanaman buah-buahan terdiri dari dua cara, yakni perbanya-
kan generatif dan vegetatif. Perbanyakan tanaman menggunakan biji (bagian
tanaman yang dibuahi) disebut pembibitan secara generatif atau 5eksual. Disebut
demikian, karena biji berasal dari pertumbuhan embrio basil penyerbukan
(perkawinan, pembuahan) antara putik dengan serbuk sari. Perbanyakan tanaman
yang tidak menggunakan biji disebut perbanyakan vegetatif atau a5eksual. Bagian
tanaman buah yang dapat digunakan untuk perbanyakan ini adalah akar dan
batang atau tunas. Perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan teknologi kultur
jaringan termasuk perbanyakan tanaman secara vegetatif, karena bibit itu
ditumbuhkan dari bagian sel tanaman yang tidak dibuahi.

32
a. Bibit Tanaman Buah Generatif
Bibit tanaman buah yang dihasilkan secara generatif bisa berasal dari biji
yang sengaja dibenihkan atau yang tumbuh secara alamiah di alam. Perbanyakan
pohon buah-buahan secara genaratif sudah sejak dahulu kala dilakukan orang, dan
sampai sekarang masih digunakan.
Kelemahan perbanyakan tanaman buah dengan cara generatif:
memerlukan waktu yang lama untuk berbuah; kualitas buah baru bisa diketahui
setelah tanaman berbuah; sifat-sifat baik yang dimiliki pohon induknya sulit
diperoleh, kemungkinan bisa muncul sifat-sifat jelek pada bibit yang dihasilkan
bahakan tanaman bisa tidak menghasilkan buah selama hidupnya, karena hanya
berbunga jantan.
Kelebihan perbanyakan tanaman buah dengan cara generatif: pembibitan
dapat dilakukan dengan mudah dan murah; kemungkinan menghasilkan varietas
baru yang lebih baik; tanaman tumbuh sehat, kekar, kuat dan berumur panjang;
kalau kebetulan biji bersifat poliembrional, sifat-sifat tanaman baru bisa persis
sama dengan pohon induknya.

b. Bibit tanaman buah Vegetatif


Keistimewaan bibit tanaman buah yang diperoleh secara vegetatif adalah
sifat-sifat unggul dari pohon induk dapat diwarisi oleh keturunan berikutnya.
Tanaman cepat berbunga dan berbuah karena masa pertumbuhan vegetatifnya
lebih pendek jika dibanding dengan tanaman yang dihaslikan dari perbanyakan
generatif. Tanaman ini dapat tumbuh baik di lahan yang permukaan air tanahnya
dangkal.
Kelemahan bibit yang dihasilkan secara vegetatif diantaranya yaitu jumlah
bibit yang dapat diperoleh dari satu pohon induk sedikit. Perakarannya yang
dangkal mengakibatkan tanaman dari hasil perbanyakan vegetatif ini mudah
tumbang atau roboh dan tidak tahan kekeringan pada musim kemarau. Selain itu,
sifat-sifat jelek dari pohon induk tetap diwariskan pada keturunannya.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman secara
vegetatif yaitu stek, cangkok, merunduk, dan pemisahan anakan.

33
c. Bibit Kombinasi Vegetatif-Generatif
Bibit kombinasi ini merupakan gabungan antara bibt vegetatif dan bibit
generatif. Bibit vegetatif memanfaatkan tanaman bagian atas, diambil dari
tanaman berkualitas super yang memiliki banyak keunggulan (sifat-sifat unggul),
sedangkan bibit generatif memanfaatkan tanaman bagian bawah, diambil dari
tanaman dengan perakaran kuat dan tahan terhadap serangan hama penyakit akar,
serta memiliki perakaran yang dalam. Kombinasi keduanya diharapkan mempu
menghasilkan bibit unggul yang tahan serangan hama penyakit. Cara
penggabungan bibit kombinasi vegetatif-generatif ini diantaranya dengan okulasi,
sambungan, dan susuan.

34
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini, adalah Dengan keberenaka ragaman
jenis buah di indonesia kita dapat menyimpulkan bahwa perlu adanya pelestarian,
pengembangan, pemasaran untuk menjadikan buah Indonesia terkenal secara
menyeluruh dan dapat bersaing di dunia global. Sehingga dapat membawa nama
baik Indonesia. Hal tersebut dapat dicapai dengan cara perencanaan system
produksi, pengendalian produksi, management pemasaran, dan teknik budidaya.

3.2 Saran
Kami mengharapkan agar bisnis tanaman buah-buahan di Indonesia agar
lebih maju, sehingga kita tidak perlu lagi men-impor buah-buahan dari luar negeri
dan ekspor Indonesia akan meluas ke berbagai Negara. Serta Kami juga
mengharapkan para masyarakat di Indonesia untuk membeli buah-buahan lokal
daripada buah-buahan impor.

35
DAFTAR PUSTAKA

Apandi, M. 1984. Teknologi Buah dan Sayur. Alumni. Bandung

Direk-torat PerlindunLyan Tanaman Pangan. 1988. Pestisida untuk Pertanian dan


Kehutanan. Jakarta

Martin, G. 1997. PengendalianPertumbuhanTanaman. PT. Gramedia. Jakarta

Moenandir, J. 1993. PengantarIlmudanPengendalianGulma. Rajawali Press.

Najiyati, S danDanarti. 1999. MemilihdanMerawatTanamanBuah di


PekaranganSempit. PenebarSawadaya, Jakarta

Nuswamaehaeni,S.,D. PrihatinidanE.P.Pohan. 1999. mengenalBuahUnggul


Indonesia. PenebarSwadaya, Jakarta
Untung, O. 2004. Agar Tanaman Berbuah di Luar Musim. PenebarSwadaya,
Jakarta

36

Anda mungkin juga menyukai